Laporan Popt [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGU TANAMAN ACARA I MORFOLOGI HAMA



Nama



:



Gally Ramadhan



NPM



:



E1J018093



Shift



:



B- 1 (Senin, 08.00-10.00)



Dosen



:



Dr. Ir. Bilman Wilman S, MP



Co-ass



:



Zulia Monika



LABORATORIUM AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar belakang Peningkatan produksi pertanian seringkali dihadapkan pada permasalahan gangguan serangan hama tanaman. Penyebab hama tanaman dapat berupa serangga seperti belalang, wereng, walang sangit, tungau, dan moluska. Kerugian yang ditimbulkannya beragam, tergantung beberapa faktor, seperti faktor makanan, iklim, musuh alami dan manusia sendiri. Sehubungan Indonesia terletak di daerah tropis, maka masalah gangguan serangan hama tanaman hampir selalu ada sepanjang tahun, hal ini disebabkan faktor lingkungan yang sesuai bagi perkembangan populasi hama. Selain itu juga karena tanaman inangnya hampir selalu ada sepanjang waktu. Gangguan serangan hama pada tanaman sangat merugikan, sehingga upaya pengendaliannya harus senantiasa diupayakan(Surachman,2014) Oleh karena itu kegiatan pengendalian hama sangat penting dilakukan untuk mendukung keberhasilan pembangunan (Asmaliyah dan Darwiati, 2012). Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari golongan serangga, namun demikian serangga yang berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja, sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah merupakan serangga berguna yang dapat berperan sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator), pengurai (decomposer), dan serangga industry. Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30 ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui karena untuk menentukan binatang penyebabnya umumnya lebih mudah diketahui dari gejala serangannya(Marwoto & suharsono, 2008)



1.2 Tujuan Mempelajari ciri morfologi hama tanaman dan mempelajari tipe alat mulut serta mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing serangannya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Organisme yang paling sering dijumpai mengganggu tanaman adalah hama, seperti yang di jumpai pada daerah Sumbawa yang sebagian besar tanaman padinya terserang oleh hama walang sangit (Leptocorixa acuta) yang mengakibatkan menurunnya hasil pendapatan padi petani, juga menurunkan kualitas padi para petani, para petani sudah berusaha menghentikan serangan hama ini, akan tetapi jumlah hama malah bertambah dari sebelumnya, hal ini diakibatkan oleh ulah para petani yang memberikan pestisida secara berlebihan dalam penanganan hama. Sejauh ini dinas pertanian daerah sumbawa sudah mulai turun tangan dalam penanganan hama walang sangit (Leptocorixa acuta) yang meresahkan para petani. ( Herman, 2013). Hama pengganggu tanaman dibedakan berdasarkan ordonya, serangga memiliki enam ordo yaitu 1. Ordo Lepidoptera Lepidoptera berasal dari kata lepidos yang berarti sisik dan ptera yang berarti sayap, jadi Lepidoptera adalah hama atau serangga yang memiliki sayap yang bersisik, contohnya kupukupu (Erionata trax). 2. Ordo Ortoptera Ortoptera berasal dari kata ortos yang berarti lurus dan ptera yang berarti sayap, jadi ortoptera adalah serangga yang yang memiliki sayap yang lurus, contohnya belalang (Valanga migricornis). 3. Ordo Coleoptera Coleoptera berasal dari kata coleos yang berarti keras dan ptera yang berarti sayap, jadi coleopteran adalah serangga yang memiliki sayap yang keras, contohnya kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). 4. Ordo Homoptera Homoptera berasal dari kata homo yang berarti sama dan ptera yang berarti sayap, jadi homoptera adalah serangga yang memiliki sayap yang sama, contohnya tengkerek (Diceroprocta apachae) 5. Ordo Hemiptera



Hemiptera berasal dari kata hemi yang berarti separuh dan ptera yang berarti sayap, jadi hemiptera adalah serangga yang memiliki sayap yang sebagian dari sayapnya mengeras, contohnya kepik penghisap (Raharjo, B. T. 2013). larva yang masih muda merusak daun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas (transparan) dantulangdaun larva instar lanjut merusak tulang daun (Marwoto dan Suharsono,2008). Ulat kantong selain merusak daun tanaman juga dapat merusak kulit batang tanaman yang dipakai untuk membuat sarangnya. (Herman, 2013). Hidayat dkk. (2014) mengatakan belalang, yang masih muda maupun yang sudah dewasa menyerang dengan memakan daun-daun sehingga mengurangi luas permukaan daun. Daun yang diserang menunjukan gejala berlubang-lubang, sehingga proses fotosintesis tidak optimal (indriati dan khaerati 2013). Hasil survei penggunaan pestisida pada tanaman pangan yang dilaksanakan pada tahun 1990 menunjukkan bahwa sebagian besar petani di Sulawesi Utara menggunakan insektisida dengan jumlah perlakuan yang melebihi persyaratan (Sembel, 2010). Bahwa sayap serangga merupakan pertumbuhan keluar dan dinding tubuh yang terletak pada bagian dorsallateral antara nota dan pleura (borror 2009). Gejala lokal merupakan gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas, biasanya dalam bentuk bercak atau kanker. Gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman. Gejala sistemik merupakan kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas-batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mozaic, belang, maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman, yang berupa layu atau kerdil (Lena, 2009). Ordo ini memiliki metamorfosis sempurna. Ordo diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, penghisap darah, predator, dan parasitoid. Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet. Tipe mulut bervariasai, tergantung sub orodnya, tetapi pada umumnya memiliki tipe penjilat-penghisap. Biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging (Nonadita, 2007). Penyakit tanaman yang disebabkan karena faktor biotik adalah penyakit yang diakibatkan oleh organisme penganggu misalanya cendawan, bakteri dan lain sebagainya, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh faktor abiotik misalnya defisensi hara, kerusakan yag timbul akibat terlalu lembab, terlalu kering, dan sebagainya (Sulistyo, 2009).



BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 1. Arthropoda 1 (Insekta metamorphosis tidak sempurna) i. ordo Orthoptera (Belalang kayu dan nimfanya) ii. ordi Hemiptera (Walang sangit) iii. ordo Homoptera (Wereng) 2. Arthropoda 2 (Insekta metamorphosis sempurna) i. ordo Lepidoptera (kupu-kupu dan larvanya) ii.ordo Coleoptera (kumbang kelapa) 3. alat tulis dan kertas



3.2 Cara kerja 1. specimen belalang kayu. - menggambar tampak depan dan samping. - menunjukkan bagian-bagian belalang kayu. - menentukan tipe alat mulut dan kerusakan yang di buat. 2. specimen kepik - menggambar tampak depan dan samping. - menunjukkan bagian-bagian kepik. - menentukan tipe alat mulut dan kerusakan yang di buat. 3. specimen wereng - menggambar tampak depan dan samping. - menunjukkan bagian-bagian wereng. - menentukan tipe alat mulut dan kerusakan yang di buat. 4. specimen kupu-kupu - menggambar tampak depan dan samping. - menunjukkan bagian-bagian kupu- kupu. - menentukan tipe alat mulut dan kerusakan yang di buat. 5. specimen kumbang kelapa - menggambar tampak depan dan samping. - menunjukkan bagian-bagian kumbang kelapa. - menentukan tipe alat mulut dan kerusakan yang di buat.



`



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil  Belalang Kayu



Famili : crididae Ordo : orthoptera Filum : arthropoda Genus : Valanga Spesies: Valnga migricornis Tipe Mulut



:Menggigit mengunyah



Belalang kayu adalah hama yang menggangu tanaman Umumnya belalang bertelur pada musim kemarau. Untuk gejala serangan yang di timbulkan ialah memakan pinggiran daun sehingga mengurangi luas permukaan daun dan memakan tukang-tulang daun. Tapi kerusakan daun ini berpengaruh pada produktifitas tanaman yang di serang.



 Walang sangit



Famili : Alydidae Ordo : hemiptera Filum :Arthropoda Genus : Nezara Amyot Spesies: Nezara Viridula



Tipe mulut



: Menusuk menghisap



walang sangit adalah hewan atau hama penggangu tanaman hewan ini di kenali bentuknya memanjang dan berukuran 2 cm dan bewarna coklat kelabu. Walang sangit dapat merusak tanaman padi dengan cara menghisap cairan dalam tanaman dari tangkai bunga dan dari buah padi yang masih berada pada tahap masa susu. Hal ini dapat menyebabkan tanaman kekurangan unsur hara dan dapat menyebabkan kematian.  Wereng



Famili : Delphacidae Ordo : hemiptera Filum : Arthropoda Genus : Nilaparvata Spesies : Nilaparvata lugens



Tipe Mulut



: pencucuk penghisap



Untuk kerusakan yang di timbulkan, wereng dapat menyebabkan beberapa faktor penyakit antara nya, menghisap batang tanaman terutama fitoplasma yang hidup di floem dan di tularkan oleh wereng ketika menghisap nutrisi dari batang tumbuhan.  Kupu-kupu



Famili : Nymphalidae Ordo : Lepidoptera Filum : Arthopoda Genus : Erionata Spesies: Erionata Trax



Tipe Mulut



: Menusuk Menghisap



Untuk kerusakan yang di akibatkan kupu-kupu yaitu sebagai serangga penyerbuk



karena sering hinggap dibunga-bunga, memiliki probosies untuk mengambil atau menghisap nektar pada bunga.



 Kumbang kelapa



Famili : Scrabaecidae



Ordo : coleoptera Filum : Arthropoda Genus : Oryctes Spesies: Oryctes rhinoceros



Tipe Mulut



:menggigit mengunyah



Kumbang kelapa meninggalkan kokon pada malam hari dan terbang ke atas pohon kelapa, kemudian menyusup ke dalam pucuk dan membuat lubang hingga membuat pangkal pelepah bolong. Biasanya kumbang kelapa menyerang tanaman yang masih muda dan dewasa , kumbang kelapa memakan daun muda yang sedang berkembang.



4.2 Pembahasan Hama adalah organisme yang di anggap merugikan dan tak di inginkan dalam kegiatan manusia sehari-hari manusia. walaupun dapat di gunakan untuk semua organisme, dalam praktek istilah yang di gunakan ialah hewan. Pengelompokan hama yang sering di gunakan adalah membagi menurut kisaran bahaya yang di akibatkan nya antara lain : -Hama utama ialah hama yang kurun waktu lama selalu menyerang pada suatu daerah dengan intensitas serangan yang berat sehingga memerlukan pengendalian yang besar -Hama minor dimana kerusakan nya masih dapat di toleransi oleh tanaman -Hama potensial hama jenis serangga herbivore yang berkompetisi dalam memperoleh makanan. Pada saat praktikum kita mengamati beberapa jenis hama seperti belalang kayu, kepik, wereng, kupu-kupu dan kumbang kelapa. Ada lima spesies hama yang diamati terkait dengan morfologi, gejala serangan dan tipe mulut hama. Semua mempunyai tipe mulut menggigit mengunyah kecuali Nezara viridula yang tipe mulutnya menusuk menghisap. Kondisi tersebut menunjukan bahwa bagian – bagian tanaman tersebut telah dirusak dengan cara digigit dan dikunyah karena selain terdapat bekas gigitan, pada bahan simpan yang diamati juga terdapat semacam tepung bekas kunyahan. Gejala serangan seperti demikian, menunjukkan bahwa tipe mulut dari hama tersebut adalah menggigit – mengunyah. Untuk tipe mulut menusuk menghisap yaitu mengakibatkan bulir kosong.



Ciri morfologi yang merupakan pembeda seperti metamorfosis, tipe alatmulut, bentuk kepala, sifat antena, sifat kaki (letak koksa, rumus tarsi, kuku,bantalan), venasi sayap, sifat abdomen, dan sebagainya. Gejala serangan hamapada tanaman sangat ditentukan oleh tipe alat mulutnya.. Pada umumnya metodeidentifikasi dilakukan yaitu dengan menggunakan kunci determinasi,mencocokkan



dengan



gambar,



mencocokkan



dengan



spesimen



yang



sudahdiketahui namanya dan menanyakan kepada ahlinya (taksonom).(Agus, 2008) Identifikasi berdasarkan gejala serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut menggigit dan mengunyah maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau atau digorok, sedangkan kalau tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap maka pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian tanaman yang diserangnya. (Agus, 2008)



BAB VI PENUTUP



6.1. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan melalui identifikasi terhadap morfologi 5 spesimen yang telah diamati dan diperoleh hasil bahwa gejala serangan dikaitkan dengan tipe mulut serangga tersebut. Menunjukan bahwa spesimen belalang itu mempunyai tipe mulut penggigit pengunyah, spesimen kepik mempunyai tipe mulut menusuk penghisap, spesimen wereng dengan tipe mulut pencucuk penghisap, spesimen kupu- kupu dengan tipe mulut penghisap, dan kumbang kelapa dengan tipe mulut menusuk meraut. Diketahui bahwa beda tipe mulut dari serangga inilah yang menyebabkan berbeda juga jenis kerusakan yang ditimbulkan.



6.2. Saran Diharapkan kalau bisa untuk menyediakan bahan praktikum yang utuh dari laboratorium agronomi dan tidak menyuruh para praktikan. Agar praktikan dapat mengenal bagian-bagian serangga terutama kupu-kupu sayapnya hilang sebagian ataupun bagian dari spesimen yang tidak lengkap lagi akibat ditangkap dengan cara yang tidak baik oleh praktikan.



DAFTAR PUSTAKA



Agus, Nurariaty. 2008. Identifikasi Hama Tanaman. Jurusan hama dan penyakit tanaman Fakultas Pertanian-Universitas Hasanuddin. Makassar Asmaliyah A. I. dan Darwiati W. 2012. Identifikasi dan Potensi Kerusakan Rayap Pada Tanaman Tembesu di Kebun Percobaanway Hanakau, Lampung Utara. Jurnal Penelitian hutan Tanaman, Vol. 9.:187-194. Borror, Donald,Triplehorn, Charles., & Johnson, Norman. 2009. Study Of Insect. Ed-7. Thomsom Rook/Cole. Herman. 20013. Rugi Akibat Hama Walang Sangit. Sumbawa: Gaung Post Hidayat dkk. (2014) mengatakan belalang, yang masih muda maupun yang sudah dewasa menyerang dengan memakan daun-daun sehingga mengurangi luas permukaan daun. Indriati G. dan Khaerati. 2013. Ulat Kantung (Lepidoptera: Psychidae) Sebagai Hama Potensial Jambu Mente dan UpayaPengendaliannya. Warta penelitian dan pengembangan tanaman industri . Vol. 19: 43 - 51. Lena, 2009. Pengantar Perlindungan Tanaman Marwoto dan Suharsono . 2008. Strategi dan Komponen Teknologi Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabricius) Pada Tanaman Kedelai.Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 27: 131 - 136. Nonadita. 2007. Ordo-ordo Serangga. Jakarta; PT. Aksara Raharjo, B. T. 2013. Ilmu Hama Tanaman. Kuliah Ilmu Hama Tanaman. FP-UB. Malang Sembel. D.T. 2010. Pengendalian Hayati. Andi Offset Yogyakarta. Suharsono, 2008. Identifikasi dan Potensi Kerusakan Rayap Pada Tanaman Tembesu di Kebun Percobaanway Hanakau, Lampung Utara. Jurnal Penelitian hutan Tanaman, Vol. 9.:187194. Sulistyo, 2009.Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta Surachman I. F., Indriyanto, dan Hariri A. M. 2014.Inventarisasi Hama Persemaian di Hutan Tanaman Rakyat Desa Ngambur Kecamatan Bengkunat Belimbing Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Sylva Lestari, Vol. 2: 7 - 16.