Analisa Vegetasi, Laporan POPT Nimas Mardhotillah E1J019051 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN ACARA V “ANALISA VEGETASI”



Disusun oleh :



Nama NPM SIFT Dosen Pembimbing



: Nimas Mardhotillah : E1J019051 : Rabu, 08.00-10.00 : 1. Ir. Djamilah .,MP 2. Ir. Eko Suprijono.,MP



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2020



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis vegetasi gulma terkait dengan perhitungan SDR yang dapat menentukan jenis- jenis gulma yang dominan dan tidak dominan. Hasilnya bermanfaat untuk menentukan metode pengendalian yang tepat, dan mengetahui jenis- jenis gulma yang tahan dan yang peka terhadap suatu metode tindakan pengendalian. Pemilihan metode yang tepat dan efisien tergantung pada tujuan analisis vegetasi dan kondisi gulma. Misalnya untuk eveluasi hasil dari tindakan pengendalian gulma, maka metode yang tepat dan akurat adalah metode kuadrat. Pada areal dengan kondisi gulma yang saling menutup dapat dilakukan dengan metode titik. Pada areal dengan gulma yang menggerombol secara spot- spot dapat dilakukan dengan metode garis. Untuk pengamatan selintas meliputi kawasan yang luas dan tidak tersedia waktu yang cukup maka dapat dilakukan dengan metode estimasi visual. Metode ini sering digunakan oleh peneliti yang cukup berpengalaman. Analisis vegetasi gulma dilakukan pada petak- petak sampel yang luasnya telah ditetapkan secara proporsional, dan penentuannya secara acak maupun secara subyektif. Cara subyektif yaitu memilih sejumlah petak contoh yang menurut pengamatan dapat mewakili populasi seluruh areal dalam jarak yang sama sebagai letak petak contoh. Kemudian sejumlah petak contoh yang diperlukan dipilih secara acak (gambar 1). Sampling beraturan yaitu dengan meletakkan petak contoh secara beraturan dengan jarak yang sama dalam suatu areal. Sedangkan sampling bertingkat dilakukan apabila vegetasi terdiri atas beberapa blok atau struktur yang berbeda- beda fisionominya. Kemudian dilakukan sampling acak tidak langsung untuk setiap stratum (gambar 2). Pada metode kuadrat luas petak sampel minimal 0.5 cm x 0.5 cm bujur sangkar pada areal dengan kondisi gulma tidak terlalu rapat dan penyebarannya merata. Seluruh gulma dalam petak sampel di identifikasi, dihitung jumlah dan diukur bobot kering (destruktif) pada setiap jenis gulma. Metode garis adalah dengan meletakkan petak contoh yang memanjang di atas sebuah komunitas vegetasi. Gerombolan gulma yang terletak pada lintasan garis lurus dihitung jumlah gerombolan, luas gerombolan. Metode titik dilakukan dengan cara mengatur kawat berujung runcing pada lintasan lurus panjang 1 m, jarak antar kawat 10 cm. Jenis gulma yang tersentuh ujung runcing kawat didaftar sebagai individu gulma tersampling (10 individu gulma perlintasan lurus 1 m). Kemudian maju 10 cm dan dilakukan sampling seperti sebelumnya, demikian seterusnya sampai selesai pada petak sampel 1m x 1m kemudian pindah ke petak sampel berikutnya. B. Tujuan Mahasiswa mampu menghitung kerapatan mutlak dan relatif jenis- jenis gulma pada are tertentu, dapat menghitung Summed Dominance Ratio (SDR), dan dapat menentukan jenis gulma yang dominan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Vegetasi merupakan keseluruhan tumbuhan dari suatu area yang berfungsi sebagai penutup lahan. Tumbuhan tersebut bisa bersifat alami maupun hasil budidaya, homogen maupun heterogen.( Maryantika, 2018). vegetasi mangrove merupakan Salah satu peran penting dari pohon mangrove adalah luruhan daun yang gugur (serasah). Sedimen di sekitar vegetasi mangrove kemudian bercampur dengan serasah yang merupakan sumber bahan organik.(Indrawati,2013). Komunitas tumbuhan atau vegetasi mempunyai peranan penting dalam ekosotem. Kehadiran vegetasi pada suatu kawasan akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala lebih luas seperti halnya pengaturan keseimbangan karbondioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan tanah dan pengaturan tata air dalam tanah.( Ginying, 2018). Analisis vegetasi merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sebaran berbagai spesies dalam suatu area melalui pengamatan langsung. Dilakukan dengan membuat plot dan mengamati morfologi serta identifikasi vegetasi yang ada.( Sambodo, 2018). Analisa vegetasi dilakukan dalam unit contoh berupa jalur berpetak, dengan Intensitas sampling 10%, sehingga luas sampling areal adalah 5 ha dari luas total hutan mangrove seluas 50 ha. Penempatan jalur dibuat tegak lurus garis pantai agar seluruh zone vegetasi manrove terwakili, sistem penempatan jalur dilakukan dengan cara Sistematik Strip Sampling With Random Start.( Akar, 2020). Gulma Adalah Semua Jenis Vegetasi Tumbuhan Yang Menimbulkan Gangguan Pada Lokasi Tertentu Terhadap Tujuan Yang Diinginkan Manusia Dan Sejenis Tumbuhan Yang Individu-Individunya Seringkali Tumbuh Pada Tempat Tempat Dimana Mereka Menimbulkan Kerugian Pada Manusia ( Sri, 2020). Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilainya negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gulma berkaitan dengan proses produksi suatu tanaman pertanian.keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. ( Siswa, 2019).



BAB III BAHAN DAN METODE



A. Bahan 1. 2. 3. 4.



Petak kuadrat ukuran 0.5 x 0.5 m (bisa dibuat sendiri dari kayu a bambu) Buku identifikasi (cari diinternet) Seperangkat alat tulis Metode



B. Metode 1. Mencari areal perkebunan kelapa sawit petani untuk di analisa, kemudian menentukan hari/tanggal pelaksanan . 2. Melakukan analisa vegetasi bisa berdua atau lebih dengan protokol kesehatan 3. Memparkan petak kuadrat dari tepi areal dengan cara obyektif, dimana si pelempar menutup mata pada saat melemparkan petak- kuadrat. 4. Mencatat dan hitunglah semua jenis/spesies gulma yang ada pada petak contoh (petak- kuadrat lemparan pertama). Kalau tidak kenal ambil bawa pulang identifikasi dirumah. 5. Setelah selesai menghitung gulma pada petak pertama, carilah petak contoh kedua dengan melemparkan petak- kuadrat dari posisi petak pertama. 6. Mengulangi sebanyak 10 kali dengan cara yang sama dengan sebelumnya (lihat contoh tabel pengamatan) 7. Setelah selesai mengumpulkan data dari lapangan, hitunglah kerapatan nisbi, frekuensi nisbi, dan Summed Dominance Ratio (SDR) untuk setiap jenis gulma sebagai berikut: 8. Menghitung masing-masing parameter :



BAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil



No



1



Jenis Gulma



Borreria



Petak Contoh



1



2



3



4



5



-



34



45



30



36



KM



KN



FM



FN



IN P



SDR



145



45,9



4



26,6



72,5



36,2 5



2



Rumput



-



-



-



-



4



4



1,5



1



6,6



8,1



4,05



Belulang 3



Asystasia



-



-



-



48



2



50



18,9



2



13,3



32,2



16,1



4



Rumput



7



8



5



5



7



27



10,2



5



33,3



43,5



21,7



putian 5



Rumput



5 27



1



-



-



10



38



14,3



3



20



17,3



8,65



gajah



C. Pembahasan Dari praktikum ya g telah di laksanakan, di dapatkan hasil di antaranya yakni jenis gulma yang di amati adalah 5 jenis yakni Borreria, rumput belulang, asystasia, rumput putian, rumput gajah . dengan jumlah masing-masing yaitu145,4,50,27, dan 38. Kerapatan mutlak di hitung dengan cara menjumlahkan satu jenis gulma dalam area tersebut, sehingga di dapatkan hasil yakni borreria sebanyal 145, rumput belulang sebnyak 4, asystasia sebanyak 50, rumput putian sebnanyak 27 dan rumput gajah sebanyak 38. Selanjutnya dari hasil kerapatan mutlakjenis selanjutnya dibagi dengan jumlah keseluruhan kerapatan mutlak di kalikan 100 %, maka didapatkan nilai kerapatan nisbi dari rumput belulang, asystasia, rumput putian, rumput gajah yakni 45.9, 1,5. 18,9. 10,2. Dan 14,3. Frekuensi mutlak yakni banyaknya jenis gulma di setiap jumlah petakan yakni masing-masing 4,1,2,5 dan 3,



Frekuensi nisbi dihitung dengan frekuensi mutlak setiap jenis dibagi dengan jumlah keseluruhan frekuensi mutlak dikalikan 100%, sehingga dari rumput belulang, asystasia, rumput putian, rumput gajah ,dapatkan hasil yaitu 2 6,6 . 6,6 . 13, 3. 33,3 dan 20. Nilai penting didapatkan dari penjumlahan nilai nisbi jenis gulma pada setiap petakan dari rumput belulang, asystasia, rumput putian, rumput gajah didapatkan hasil yaitu 72,5. 8,1. 32,2. 43,5 dan 17,3. yang terakhir yaitu SDR yang didapatkan dengan cara membagi dua hasil dari nilai penting dari didapatkan hasil yaitu 36, 25. 4,05. 16,1. 21, 75 dan 8,65



BAB V KESIMPULAN Dari praktikum yang telah di laksanakan, dapat di simpulkan bahwa kerapatan mutlak dapat di tentukan dengan kerapatan mutlak jenis gulma itu dibagi jumlah kerapatan mutlak. jumlah individu jenis gulma tertentu dalam petak contoh. Jenis gulma yang berada dalam petakan itu di antarananya Borreria, rumput belulang, asystasia, rumput putian, rumput gajah . SDR didapatkan dengan cara membagi dua hasil dari nilai penting. Dari semua jenis gulma yang ada dalam petakan, dapat di lihat bahwa gulma yang paling dominan adalah Rumput Borreria



DAFTAR PUSTAKA Akar, J. (2020). ANALISA VEGETASI PAKAN GAJAH DI AEK NAULI ELEPHANT CONSERVATION CAMP (ANECC): Rizky Ayu Alponita, Triastuti, Sarintan E. Damanik. Jurnal Akar, 9(2), 103-114. Ginting, J. A., & Jadera, A. M. (2018). Analisa Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Satelit Lansat 7 dan Lansat 8 Menggunakan Metode K-Means di Kawasan Gunung Sinabung. Indonesian Journal of Computing and Modeling, 1(1), 42-48. Indrawati, A., Hartoko, A., & Soedarsono, P. (2013). Analisa klorofil-α, nitrat dan fosfat pada vegetasi mangrove berdasarkan data lapangan dan data satelit Geoeye di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Journal of Management of Aquatic Resources, 2(2), 28-37. Maryantika, N., Jaelani, L. M., & Setiyoko, A. (2018). Analisa Perubahan Vegetasi Ditinjau Dari Tingkat Ketinggian Dan Kemiringan Lahan Menggunakan Citra Satelit Landsat Dan SPOT 4 (Studi Kasus Kabupaten Pasuruan). Geoid, 7(1), 94-100. Sambodo, G. H. (2018). Analisis Vegetasi Kawasan Hutan Cemoro Sewu Pada Petak 73 Bkph Lawu Selatan (Studi Di Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang). Siswa-siswi SMAN 8 Jakarta, 2019. Bunga rampai karya ilmiah siswa: pustaka kaji. Jakarta Sri Setyawati,2019.Dasar-d-Dasar Agronomi.Gramedia pustaka utama, Jakarta



LAMPIRAN



Lahan ukuran 10 m x 10 m



Kotak 2



Kotak 1



Kotak 3



Kotak 4



Kotak 5



Pencatatan Hasil