Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Pertamina [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN



Di PT PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region IV Dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyusun Skripsi Program Studi D-IV Manajemen Pemasaran di Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang



Sonia Ghina Izzati NIM. 1142620032



JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014



Lembar Pengesahan LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Di PT PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region IV



Penyusun: Sonia Ghina Izzati NIM. 1142620032



Menyetujui, Pembimbing Lapangan



Menyetujui, Dosen Pembimbing



Budi Setiawan NIK. 749001



RR.Tri I W, Dra., MIB.,MBA NIP. 19650507 199003 2 003



Mengetahui, Ketua Jurusan Administrasi Niaga



Mengetahui, Ketua Program Studi



Heru Utomo, SE, MelecComm NIP. 1964 1208 19900 313003



Dra. Asih Widajati, MM NIP. 19610907 198811 2001



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan 1.1.1



Sejarah Perkembangan Kepemilikan A. Sejarah Perkembangan Kepemilikan PT. PERTAMINA (Persero) PT. PERTAMINA (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. PT. PERTAMINA (Persero) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20, tanggal 17 September 2003 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Awalnya Perusahaan ini bernama Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia (PTMRI) yang didirikan pada bulan Januari 1951 di Sumatera Utara. Dahulu PTMRI merupakan bekas perusahaan SHELL dan merupakan perusahaan minyak nasional pertama di Indonesia sesudah penyerahaan kedaulatan. Pada tanggal 15 Oktober 1957, untuk menyelamatkan PTMRI dari berbagai kemungkinan yang merugikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menyerahkan pengelolaan perusahaan sepenuhnya kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) dengan membentuk usaha baru yaitu PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatra (PT. ETMASU). Dan pada tanggal 10 Desember 1957 PT.ETMASU merubah namanya menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PT. PERMINA).



Sebagai tindak lanjut kebijakan Pemerintah Republik Indonesia bahwa yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia adalah negara, maka pada tahun 1960 PT. PERMINA direstrukturisasi menjadi PN. PERMINA yang bertugas mengelola bidang produksi perusahaan. Seiring dengan perbaikan manajemen, Pemerintahan Nasional mendirikan pula Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN. PERTAMIN), guna mengelola bidang pemasaran perusahaan. Dahulu perusahaan ini bernama NIAM (Nederlandhesach Indisch Ardoline Maatsehappy) dan merupakan gabungan antara perusahaan SHELL dengan pemerintahan India Belanda. Pada tanggal 20 Agustus 1968 Presiden Republik Indonesia mengeluarkan satu dekrit yang isinya berupa perintah untuk menggabungkan PN. PERMINA yang bergerak di bidang produksi dengan PN. PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan itu dinamakan PN. Pertambangan Minyak dan Gas Bumi (PN. PERTAMINA). Untuk memberi dukungan kepada perusahaan ini, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1971, yang menempatkan PN. PERTAMINA sebagai satu-satunya perusahaan milik negara, yang bertugas melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Di samping itu, perusahaan juga ditugaskan untuk mengelola dan mengolah ladang-ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia melalui berbagai mekanisme kerjasama. Pada perkembangan selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 2003 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN. PERTAMINA) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Maka



Pemerintah Republik Indonesia merubah nama PN. PERTAMINA menjadi PT. PERTAMINA (Persero). Sesuai dengan akta pendiriannya, PT. PERTAMINA (Persero) dibangun adalah untuk melakukan penyelenggaraan usaha di bidang pengolahan minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri. Hasil yang diperoleh dari usaha tersebut akan diperuntukkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dan Negara. Dalam kegiatan pertambangan, PT. PERTAMINA (Persero) dapat melakukan perluasan di bidang-bidang usaha selama ada kaitannya dengan pengolahan minyak dan gas bumi serta berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan. Kuasa pertambangan tersebut diberikan pada batas dan wilayah serta syarat-syarat yang ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Pertambangan dan Energi. B. Profil PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Di Indonesia, PT. PERTAMINA (Persero) memiliki delapan wilayah pemasaran atau disebut dengan Marketing Operation Region (MOR), yaitu: a. Region Pemasaran I Pertamina MOR I – Medan Sumatra Utara b. Sales Area Sumatra Bagian Selatan Pertamina MOR II - Plaju – Palembang c. Region Pemasaran III Pertamina MOR III – Jakarta Pusat d. Sales Area Jawa Bagian Tengah Pertamina MOR IV – Semarang e. Region Pemasaran V Pertamina MOR V – Surabaya



f. Region Pemasaran VI Pertamina MOR VI – Balikpapan g. Region Pemasaran VII Pertamina MOR VII – Makassar h. Sales Area Maluku Papua Pertamina MOR VIII – Ambon – Maluku PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV merupakan salah satu wilayah pemasaran PT. PERTAMINA (Persero) yang berada di Area Jawa Bagian Tengah (JBT). Di Area ini PT. PERTAINA (Persero) memiliki satu Unit Kantor Region yang berada di Kota Semarang dan satu Unit Kantor Cabang yang berada di Kota DI Yogyakarta. Saat ini Kantor Region dipimpin oleh General Manager, Bapak Subagio H. Moeljanto. Sedangkan Kantor Cabang dipimpin oleh Marketing Branch Manager, Bapak Freddy Anwar. Marketing Branch Manager ini secara struktur organisasi, berada dibawah General Manager dan sejajar dengan Fungsi yang dibawahi Bapak Subagio H. Moeljanto. PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV memiliki sembilan Fungsi Operasi dan lima Fungsi Supporting. Sebutan untuk Manajer yang mengelola usaha di wilayah Provinsi Jawa Tengah adalah Area Manager Fungsi. Sedangkan sebutan untuk Manajer yang mengelola usaha di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta adalah Manager Area Fungsi. Berikut uraiannya: 1. Fungsi Operasi a. Fungsi HSSE (Health, Security, Safety & Environment) Area Manager: Agus Triyono b. Fungsi Business Support Area Manager: Triokta Hendarmanto c. Fungsi Supply dan Distribution (S&D)



Region Manager: Syamsu Kahar d. Fungsi Aviation Area Manager: CH. Latunieten e. Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager: Alexander Susilo f. Fungsi Gas Domestic (GASDOM) Region Manager: C.D. Sasongko g. Fungsi Technical Service Area Manager: Hari N. Heru h. Fungsi Retail Fuel Marketing (RFM) Region Manager: Widodo Budi S. i. Marketing Branch Manager DIY & Surakarta: Freddy Anwar 2. Fungsi Supporting a. Fungsi Finance Area Manager: Ali Masykur b. Fungsi IT Marketing & Tradding (IT M&T) Area Manager: Yusuf Gunawan c. Fungsi Human Resource (HR) Unit Manager: Tri Waluyo d. Fungsi Medical Area Manager: Dhian Handriawan M e. Fungsi Small Medium Enterprise & Social Responsibility (SME & SR) Area Manager: Sri Marjurias Mulya D C. Profil Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM)PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Industrial Fueal Marketing (IFM) merupakan salah satu Fungsi yang ada di PT. PERTAMINA (Persero), Marketing Operation Region (MOR) IV. Secara struktur organisasi, Fungsi ini



bertanggung jawab kepada General Manager PT. PERTAMINA (Persero), Marketing Operation Region (MOR) IV dan berada dibawah naungan Direktorat Marketing & Tradding. Tugas pokok Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) adalah melakukan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada industri dan nelayan serta memperluas lokasi layanan Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa pelabuhan penting di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DI Yogyakarta. Saat ini konsumen PT. PERTAMINA (Persero) di sektor Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, yang tersebar diseluruh Indonesia. Sedangkan di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) Marketing Operation Region (MOR) IV mencapai 131 konsumen per-Agustus 2014. Beberapa pelanggan utama Fungsi ini adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Kaca, Industri Makanan dan Industri Semen. D. Visi dan Misi PT. PERTAMINA (Persero) Visi



: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.



Misi



: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.



1.1.2



Lokasi Perusahaan Alamat



: Jl. Pemuda No. 114 Semarang, Jawa Tengah 50132



Telp



: (024) 3545341



Fax



: (024) 3517095



1.1.3 Bentuk Badan Usaha Bentuk Badan Usaha PT. PERTAMINA (Persero) ini adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)



1.2 Struktur Organisasi General Manager, Marketing Operation Region (MOR) IV



03



Area Manager, Industrial Fuel Marketing JBT



05



Sales Executive Industry &



Sales Executive Industry &



1



04 1



4



Ast. Marketing Support



08 1



Ast. Administratio n



Bagan 1.1 Struktur Organisasi Industri Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV



Keterangan Wilayah: Industri & Marine I



: Eks Karasidenan Semarang, Pati, Pekalongan



Industri & Marine II : DIY, Solo, Kedu, Banyumas Keterangan Bagan: Golongan Jabatan Jumlah Formasi 1.3 Personalia PT. PERTAMINA (Persero) memiliki pegawai yang terdiri atas pekerja dan mitra kerja. Pekerja adalah pegawai yang bekerja di perusahaan hingga usia pensiun (Usia 55 Tahun). Sedangkan Mitra Kerja, adalah pegawai yang bekerja di Perusahaan dalam jangka waktu tertentu sesuai kontrak kerja. Pegawai ini sering disebut dengan Pegawai Out Sourcing. Fungsi Industrial



09 1



Fuel Marketing (IFM) PT.PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV memiliki empat pekerja dan dua mitra kerja. Berikut adalah uraian jabatan dan job description pekerja. 1.3.1



Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT) Pemangku Jabatan : Alexander Susilo Fungsi



: Industrial Fuel Marketing Area Jawa Bagian Tengah (JBT)



Direktorat



: Marketing & Trading



Melapor Kepada



: General Manager, Marketing Operation Region (MOR) IV



Fungsi Jabatan



: Merencanakan, mengkoordinir dan melaporkan



kegiatan pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) sektor perindustrian dan perkapalan (marine) berdasarkan strategi pemasaran yang disusun, serta melakukan pembinaan kepada Lembaga Penyalur / Agen Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta untuk meningkatkan pangsa pasar, revenue perusahaan dan kepuasan pelanggan. Tugas Pokok



:



1. Mengkoordinir kegiatan pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk sektor perindustrian dan perkapalan (marine) di wilayah kerjanya sesuai target yang ditetapkan berdasarkan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk periode bulanan, triwulan dan tahunan. 2. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine di wilayah kerjanya. 3. Menyusun dan mengusulkan strategi pemasaran untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar (market share) Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine.



4. Melakukan kunjungan ke pelanggan tertentu dalam jangka penetrasi pasar atau mendapatkan umpan balik dari konsumen. 5. Melakukan koordinasi dengan fungsi terkait, guna kelancaran pendistribusian penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke pelanggan Industri dan Marine 6. Menyusun laporan kegiatan pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine di wilayah kerjanya kepada Manager Region. 7. Melakukan pembinaan, serta mengevaluasi keberadaan dan kinerja dari lembaga penyalur/agen Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine di wilayah kerjanya. 8. Menjalin hubungan baik dengan Pelanggan, Mitra Kerja, Instansi Pemerintah, Media Massa, dan Institusi lain di wilayah kerjanya. 9. Mengevaluasi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine yang berada di wilayah kerjanya. Kompleksitas Pekerjaan: a. Memerlukan keahlian yang memahami tentang product knowledge Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA (Persero). b. Memerlukan kemampuan dan keahlian untuk meyakinkan pelanggan terhadap manfaat dan keunggulan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA (Persero). c. Memerlukan kemampuan untuk menganalisa secara komprehensif terhadap persoalan teknis yang dihadapi pelanggan. d. Memerlukan kemampuan dan keahlian untuk memberikan solusi terhadap persoalan teknis yang dihadapi pelanggan. e. Memerlukan keahlian dan kemampuan bernegosiasi, membina hubungan dengan orang lain dan berjiwa melayani f. Memerlukan Interpersonal Skiil dan kemampuan koordinasi / kerjasama yang efektif g. Memerlukan kedisiplinan dan kemampuan untuk mengatur pekerjaan dalam mengejar dead line penyelesaian tugas.



Wewenang dalam Pembuatan Keputusan: 1) Mengusulkan strategi pemasaran yang akan diterapkan 2) Membuat usulan, masukan dan justifikasi kepada General Manager Marketing Operation Region (MOR) IV untuk mengambil keputusan tentang pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) 3) Menentukan solusi yang diambil untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang terjadi dalam melayani pelanggan 4) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal, guna tercapainya kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke pihak pelanggan. 1.3.2



Junior Sales Executive (Jr. SE) Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT) a. Junior Sales Executive Wilayah I (Jawa Tengah) Pemangku Jabatan: Budi Setiawan b. Junior Sales Executive Wilayah II (DI Yogyakarta) Pemangku Jabatan: Willy Bahari Fungsi



: Industrial Fuel Marketing Area Jawa Bagian Tengah (JBT)



Direktorat



: Marketing & Trading



Melapor Kepada



: Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT)



Fungsi Jabatan



: Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi



penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sektor perindustrian dan perkapalan (marine) dengan cara memelihara pelanggan lama dan melakukan penetrasi ke pelanggan baru dan pelanggan yang hilang, serta melakukan pembinaan kepada Lembaga Penyalur / Agen Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak terkait, baik internal maupun eksternal di wilayah: a. Karasidenan Semarang, meliputi:



Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak b. Karasidenan Pati, meliputi: Kabupaten Pati, Kebupaten Kudus, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan c. Karasidenan Pekalongan, meliputi: Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang. untuk meningkatkan pangsa pasar dan revenue perusahaan. Tugas Pokok



:



1. Melaksanakan penjualan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) sesuai target di wilayah kerjanya berdasarkan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk periode bulanan, triwulan dan tahunan 2. Merencanakan dan mengevaluasi penjualan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah kerjanya 3. Mencari dan melakukan penetrasi terhadap pelanggan baru dan pelanggan yang hilang dalam upaya meningkatkan pangsa pasaran (market share) 4. Menjaga dan memelihara pelanggan lama dengan berbagai program pemasaran untuk mempertahankan pengsa pasar (market share) 5. Melakukan komunikasi (call) dan atau kunjungan (visit) ke pelanggan dalam rangka memberikan pelayanan purna jual, serta mendapatkan umpan balik (feedback) dari konsumen. 6. Membuat analisa dan rencana tindak lanjut terhadap umpan balik (feedback) yang disampaikan oleh konsumen 7. Membuat laporan kunjungan (visit report) dan laporan khusus tentang kondisi pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah kerjanya kepada Area Manager.



8. Turut serta memonitor kelancaran pendistribusian penjualan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) / lokasi kepada pelanggan di wilayah kerjanya. 9. Melakukan pembinaan kepada Lembaga Penyalur / Agen Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah kerjanya 10. Turut serta melakukan kegiatan market intelligence terhadap keberadaan pesaing, baik dari segi produk, kualitas, harga, pelayanan dan lain – lain untuk disampaikan kepada Area Manager. 11. Membina hubungan baik dengan Mitra Kerja, Instansi Pemerintah, Media Massa, dan Institusi lain di wilayah kerjanya 12. Menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan di lingkungan perusahaan pelanggan. Kompleksitas Pekerjaan: a. Memerlukan keahlian yang memahami tentang product knowledge Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA (Persero). b. Memerlukan kemampuan dan keahlian untuk meyakinkan pelanggan terhadap manfaat dan keunggulan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA (Persero). c. Memerlukan kemampuan untuk menganalisa secara komprehensif terhadap persoalan teknis yang dihadapi pelanggan. d. Memerlukan kemampuan dan keahlian untuk memberikan solusi terhadap persoalan teknis yang dihadapi pelanggan. e. Memerlukan keahlian dan kemampuan bernegosiasi, membina hubungan dengan orang lain dan berjiwa melayani f. Memerlukan Interpersonal Skiil dan kemampuan koordinasi / kerjasama yang efektif g. Memerlukan kedisiplinan dan kemampuan untuk mengatur pekerjaan dalam mengejar dead line penyelesaian tugas. Wewenang dalam Pembuatan Keputusan :



1) Membuat usulan, masukan dan justifikasi kepada General Manager Marketing Operation Region (MOR) IV untuk mengambil keputusan tentang pemasaran Bahan Bakar Minyak (BBM) 2) Membuat beberapa alternatif solusi terhadap permasalahan – permasalahan dalam melayani pelanggan 3) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal, guna tercapainya kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) ke pihak pelanggan. 1.3.3



Assistant Marketing Support Pemangku Jabatan : Endang Prihatin Fungsi



: Industrial Fuel Marketing Area Jawa Bagian Tengah (JBT)



Direktorat



: Marketing & Trading



Melapor Kepada



: Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT)



Fungsi Jabatan



: Merencanakan, mengkoordinasi, memantau dan



melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran, promosi, pengelolaan anggaran, penanganan pelanggan, di Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT) untuk mengingkatkan kepuasan dan loyalitas Pelanggan, dengan sasaran mencapai target Key Performance Indicator (KPI). Tugas Pokok



:



1. Berkoordinasi dengan Junior Sales Executive dan Manager merencanakan, melaksanakan dan memonitor program-program promosi 2. Mengusulkan rencana kerja dan anggaran di wilayah kerjanya, serta monitoring realisasi anggaran 3. Mengusulkan kegiatan pengadaan barang dan jasa di wilayah kerjanya



4. Melaksanakan koordinasi dan komunikasi kegiatan di wilayah kerjanya dengan stakeholder terkait. 5. Memonitor penanganan keluhan Pelanggan dan lembaga penyalur / Agen serta berkoordinasi dengan Fungsi terkait dan melaporkan ke Manager Area Jawa Bagian Tengah (JBT) tentang keluhan tersebut. 6. Memonitor laporan rutin dan khusus mengenai keluhan Pelanggan 7. Membantu pelaksanaan survey kepuasan Pelanggan 8. Mengkoordinasikan kegiatan promosi, gathering, workshop / pelatihan / seminar untuk Pelanggan / Agen di wilayah kerjanya. 9. Mengumpulkan dan mengelola dokumen Sumber Daya Manusia (SDM) di wilayah kerjanya Kompleksitas Pekerjaan: a. Memerlukan kemampuan dan keahlian untuk meyakinkan Pelanggan terhadap manfaat dan keunggulan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA (Persero). b. Memerlukan kemampuan untuk menganalisa secara komprehensif dan memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi Pelanggan. c. Memerlukan keahlian dan kemampuan negosiasi, serta membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal d. Memerlukan Interpersonal Skiil dan kemampuan koordinasi / kerjasama yang efektif e. Memerlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap ketentuan, prosedur, tata kerja, kewenangan yang berlaku di Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT) f. Memerlukan kemampuan untuk memahami, menguasai, dan menganalisis secara komprehensif kegiatan yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa g. Memerlukan kemampuan untuk mengelola anggaran di wilayah kerjanya Wewenang dalam Pembuatan Keputusan: 1) Mengusulkan media, program, anggaran dan kegiatan promosi



2) Mengusulkan pemindahan anggaran 3) Memiliki akses untuk memproses kegiatan pengadaan barang dan jasa terkait promosi



1.3.4



Junior Assistant Administration Pemangku Jabatan : Sudarsono Fungsi



: Industrial Fuel Marketing Area Jawa Bagian Tengah (JBT)



Direktorat



: Marketing & Trading



Melapor Kepada



: Industrial Fuel Marketing (IFM) Area Manager Jawa Bagian Tengah (JBT)



Fungsi Jabatan



: Melaksanakan kegiatan administrasi di wilayah



Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang meliputi pengumpulan, penyusunan dan penyajian data administrasi penjualan, proses administrasi data pelanggan Bahan Bakar Minyak (BBM) industri serta mencatat dan merekap data pembukuan realisasi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM), pembuatan surat persetujuan pelayanan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen industri, pembuatan kontrak penjualan dengan konsumen kapal dan nelayan, pembuatan kontrak kerjasama / kemitraan dengan Lembaga Penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Public Service Oil (PSO), Agen Bunker dan Agen Industri sebagai Sales Forcast Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine. Tugas Pokok



:



1. Mengumpulkan, menyusun dan menyajikan data administrasi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine 2. Membuat kontrak penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan pihak – pihak konsumen, kapal- kapal dan nelayan.



3. Membuat kontrak kerjasama / kemitraan dengan pihak pelanggan industri, Agen Bunker, Agen Industri dan agen pelayaran sebagai sales forcast Bahan Bakar Minyak (BBM) bunker. 4. Melakukan perpanjangan kontrak-kontrak keagenan sebelum tanggal jatuh tempo berakhir 5. Membuat penegasan alokasi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk penjualan kredit dan prepayment ke depot-depot terkait 6. Melayani proses administrasi data pelanggan Bahan Bakar Minyak (BBM) industri sesuai surat pelayanan pembelian Minyak Solar, Minyak Tanah, Premium, Minyak Diesel dan Minyak Bakar. 7. Mencatat dan merekap data pembukuan realisasi penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Industri pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine untuk keperluan laporan. 8. Membuat surat persetujuan pelayanan Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri kepada konsumen. 9. Mengevaluasi laporan realisasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri dan Marine secara tepat waktu dan akurat. 10. Menjaga dan memelihara database lembaga keagenan. 11. Memroses dan menyimpan semua dokumen keagenan secara baik dan rapi. Kompleksitas Pekerjaan: a. Memerlukan ketelitian dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan khususnya untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) Public Service Oil (PSO). b. Memerlukan Interpersonal Skiil dan kemampuan koordinasi / kerjasama yang efektif. c. Memerlukan kedisiplinan dan kemampuan mengatur pekerjaan untuk mengejar dead line penyelesaian tugas-tugas. Wewenang dalam Pembuatan Keputusan: Tidak ada



1.4 Produksi Sejak didirikan pada tanggal 10 Desember 1957, PT. PERTAMINA (Persero) menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Proses produksi di PT. PERTAMINA (Persero) sendiri termasuk kedalam sektor hulu yang dikelola oleh direktorat Hulu PT. PERTAMINA (Persero). Bisnis di sektor hulu dilaksanakan melalui operasi sendiri (own operation) dan lewat pola kemitraan. Disektor ini terdapat tujuh Daerah Operasi Hulu (DOH) yang terdiri atas: a. DOH Nangroe Aceh Darussalam (NAD) b. DOH Sumatra Bagian Utara berpusat di Rantau c. DOH Sumatra Bagian Tengah di Jambi d. DOH Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih e. DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon f. DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu g. DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan h. DOH Papua berpusat di Sorong. Saat ini, Direktorat Hulu mengelola enam anak perusahaan yang bergerak di bisnis hulu industri migas dan panas bumi, yaitu: -



PT Pertamina EP (PEP)



-



PT Pertamina Hulu Energi (PHE)



-



PT Pertamina Gas



-



PT Pertamina Geothermal Energy (PGE)



-



PT Pertamina EP Cepu (PEP Cepu)



-



PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)



-



Exploration & Production Technology Center (EPTC) Proses yang dilakukan di sektor hulu antara lain sebagai berikut:



A. Refinery Menurut Choerniadi (2013:4) proses pengolahan adalah kegiatan di pabrik yang merubah minyak mentah menjadi berbagai jenis produk yang berguna sesuai kebutuhan pasar dengan cara yang paling efisien dan paling



ekonomis. Proses pengolahan minyak mentah pada umumnya menggunakan kombinasi proses-proses yang berbeda. Proses-proses tersebut bisa berupa fraksionasi, konversi, treating dan blending. Kombinasi proses-proses yang dilakukan di kilang pengolahan bertujuan untuk memproduksi produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar Minyak (Non BBM) yang memenuhi kebutuhan pasar disesuaikan dengan kualitas minyak mentah yang diolah. Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini akan disajikan proses Fraksionasi (Hydroskimming) dalam pengolahan minyak mentah yang merupakan proses pengolahan paling sederhana di PT. PERTAMINA (Persero). Proses dapat diperhatikan pada gambar 1.1 berikut. Naptha (untuk bensin) Bahan Bakar Jet Minyak Mentah



Atmospheric Pipestill



Distilat untuk



Bahan Bakar Diesel Heating Oil



Distilat



Minyak Bakar (FO)



Produk Bawah



Sumber: Sejarah Minyak Bakar dan Pengenalan Mesin Kapal, dikutip dari Marine Fuels and International Standards, Marine Fuels, ASTM



Gambar 1.1 Proses Hydroskimming Pengolahan Minyak Mentah Keterangan: Minyak mentah yang telah diambil dari kilang akan dilakukan proses Atmospheric Pipestill, yakni proses pengolahan mentah menjadi minyak bakar. Minyak Mentah dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya, di masing-masing komponen. Crude Oil dipanaskan di dalam kolom distilasi dan akan menghasilkan berbagai macam



keluaran berdasarkan titik didihnya. Keluaran ini juga disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dalam memenuhi keinginan konsumen. Urutan dari kolom teratas antara lain naptha, avtur, Bahan Bakar Diesel, Heating Oil, dan Minyak Bakar. Naptha adalah bahan untuk pembuatan pertamax dan pertamax plus. Terkadang juga digunakan sebagai bahan campuran minyak Light Cycle Oil (LCO) untuk dijadikan sebagai produk premium. Selain minyak diatas, masih banyak produk minyak yang bisa dihasilkan, namun harus disesuaikan dengan proses pengolahan yang cocok agar produk yang dihasilkan berkualitas dan tetap efisien. Di Indonesia sendiri PT. PERTAMINA (Persero) memiliki kilang pengolahan antara lain sebagai berikut: a. Refinery Unit II (Dumai / Sei Pakning) b. Refinery Unit III (Plaju / Sungai Gerong) c. Refinery Unit IV (Cilacap) d. Refinery Unit V (Balikpapan) e. Refinery Unit VI (Balongan) f. Refinery Unit VII (Sorong / Kasim) B. Shipping Merupakan proses pengangkutan Minyak dari lokasi kilang menuju daratan, yakni tempat pendistribusian minyak seperti Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB). 1.4.1 Produk yang Dijual PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV a. Bahan Bakar Minyak (BBM) 



Premium







Minyak Tanah







Minyak Solar / Bio Solar







Minyak Diesel







Minyak Bakar



b. Bahan Bakar Khusus (BBK) 



Pertamax Plus







Pertamax







Pertamina Dex



c. Non Bahan Bakar Minyak (Non BBM) 



Pelumas







LPG







Aspal







Petrokimia



1.4.2 Produk yang Dijual di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT.PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV a. High Speed Diesel (HSD) Solar, Gas, Oil, Automotive Diesel Oil b. Industrial Diesel Oil (IDO) Minyak Diesel, Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) Minyak Bakar, Minyak Hitam, IFO d. Premium Gasoline 88 e. Minyak Tanah Kerosine f. Pertamina Dex 1.5 Pemasaran



Seperti yang telah disampaikan pada poin 1.4 tentang proses produksi, bahwa PT. PERTAMINA (Persero) menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir. Proses pemasaran sendiri, di PT. PERTAMINA (Persero) termasuk ke dalam sektor hilir yang dikelola oleh Marketing Operation Region (MOR) di seluruh Indonesia. Dalam pengusahaan migas (sektor hilir) baik di dalam maupun di luar negeri, PT. PERTAMINA (Persero) beroperasi baik secara independen maupun melalui beberapa pola kerja sama dengan mitra kerja yaitu Kerja Sama Operasi (KSO), Joint Operation Body (JOB), Technical Assistance Contract (TAC), Indonesia Participating / Pertamina Participating Interest (IP/PPI), dan Badan Operasi Bersama (BOB). 1.5.1



Usaha Hilir PT. PERTAMINA (Persero) di Marketing Operation Region (MOR) IV a. Supply Chain Infrastructure SPBU/SPDN/SPBN/ Terminal & Depot



Distribusi



Konsumen



Agen LPG/Agen BBM Industri/Agen Pelumas/Olimart



2



1



3



4



Gambar 1.3 Supply Chain Infrastructure PT. PERTAMIN (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV



Keterangan: 1. Terminal & Depot Merupakan proses penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Shipping ke Terminal & Depot. Fasilitasnya antara lain: -



Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU)



: 3 Unit



-



Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM)



: 7 Unit



-



Liquid Petroleum Gas Filling Plant (LPG FP)



: 1 Unit



-



Terminal Liquid Petroleum Gas (LPG)



: 1 Unit



-



Unit Pengolahan Pelumas (UP Pelumas)



: 1 Unit



2. Distribusi Merupakan proses pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Terminal & Depot ke SPBU/SPDN/SPBN/Agen LPG/Agen Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri/Agen dan Pelumas/Olimart. Fasilitasnya antara lain: -



Mobil Tanki (Untuk pengangkutan BBM)



: 325 Unit



-



Skidtank (Tanki LPG)



: 175 Unit



-



Mobil Pelumas



: 48 Unit



3. SPBU/SPDN/SPBN/Agen LPG/Agen BBM Industri/Agen Pelumas/Olimart Merupakan tempat penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke konsumen secara langsung. Fasilitasnya antara lain: -



Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU): Total 724 Unit



-



Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), Stasiun Pengisian Bahan Bakar bunker (SPBB), Premium Packaged Dealer Nelayan (PPDN), Solar Packaged Dealer Nelayan (SPDN), Premium Solar Packaged Dealer Nelayan (PSPDN): Total 34 Unit



-



Agen Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri total enam Unit Usaha antara lain:  PT. Tri Karya Wiguna  PT. Widya Waskita Wijaya  PT. Dharma Sentana Putra  PT. Sonto Putra  PT. Serayu Mitrajaya  PT. Katraco Putra Selaras



-



Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE): Total 64 Unit



-



Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE)



: 28 Unit



-



Agen LPG Public Service Oil (PSO)



: 380 Unit



-



Agen LPG Non Public Service Oil (NPSO)



: 83 Unit



-



Agen Pelumas



: 13 Unit



b. Area Kerja i.



Provinsi Jawa Tengah (35 kota / kab)



ii.



 Kantor Region



: 1 Unit



 Terminal BBM



: 6 Unit



 Depot LPG



: 1 Unit



 Terminal LPG



: 1 Unit



 Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU)



: 2 Unit



 UP Pelumas



: 1 Unit



Provinsi DI Yogyakarta (5 kota / kab)  Kantor Cabang



: 1 Unit



 Terminal BBM



: 1 Unit



 Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU)



: 1 Unit



c. Unit Bisnis



1.5.2



-



Bahan Bakar Minyak (BBM) Retail



-



Bahan Bakar Minyak (BBM) Industri & Marine



-



Liquid Petroleum Gas (LPG) & Gas Product



-



Pelumas



-



Aviasi



Harga Keekonomian Harga Keekonomian merupakan harga yang berlaku untuk penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada konsumen. Proses penentuan harga di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) Marketing Operation Region (MOR) IV dilakukan sebanyak dua minggu sekali. Diawali dengan pembuatan harga oleh Junior Sales Executive Wilayah Karasidenan I & II (Daerah Jawa Tengah & DI Yogyakarta). Dasar penentuan harga tersebut adalah total margin yang hendak dicapai oleh



Fungsi itu sendiri selama 2 minggu kedepan. Setelah menemukan angka harga yang representatif, harga tersebut diajukan kepada Dewan Direksi Pemasaran dan Niaga Pusat. Jika harga yang diajukan dapat memenuhi target margin dan tidak beresiko besar mengurangi jumlah konsumen maka Dewan Direksi menyetujuinya. Berikut adalah tabel harga keekonomian bulan Mei dan Juni 2014 untuk produk High Speed Diesel (HSD), Marine Fuel Oil (MFO), Minyak Diesel, Premium, Pertamina Dex dan Minyak tanah untuk konsumen Industri dan Nelayan.



Tabel 1.1 Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Keekonomian Bulan Mei – Juni Tahun 2014 Di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV



BULAN



01 Mei 2014



15 Mei 2014



01 Juni 2014



15 Juni 2014



PRODUK MINYAK PREMIU DIESEL M



DEX



MINYAK TANAH



10.600.000



11.850.00 0



11.850.000



11.300.000



10.250.000



11.600.00 0



11.850.000



9.500.00 0



11.200.000



10.400.000



11.700.00 0



12.050.000



9.500.00 0



11.100.000



10.400.000



11.700.00 0



11.900.000



HSD



MFO



11.450.000



9.500.00 0



11.300.000



11.150.000



9.300.00 0



11.250.000



11.250.000



1.5.3 Promosi Alat Promosi yang digunakan oleh PT. PERTAMINA (Persero) antara lain media cetak dan media elektronk. Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) Marketing Operation Region (MOR) IV sendiri, memiliki alat promosi News Letter dan Yellow Pages. Faktanya,



penggunaan alat promosi untuk kalangan industri dan nelayan tidaklah berpengaruh positif terhadap penjualan. Hal ini dikarenakan fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) menggunakan B to B (Business to Business) System. Konsumen hanya akan berfokus pada trust dan price yang diberikan oleh PT. PERTAMINA (Persero). Lain halnya dengan konsep bisnis yang menggunakan B to C (Business to Consumer) System. Alat promosi setidaknya berpengaruh pada jumlah penjualan. Sistem B to C di PT. PERTAMINA (Persero) sendiri digunakan di Fungsi Retail Fuel Marketing (RFM) yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan di Fungsi Gas Domestic Product (GASDOM) yang menjual gas Liquid Petroleum Gas (LPG). Walaupun demikian, News Letter dan pemasangan iklan di Yellow Pages ini dapat menjadi jembatan komunikasi antara pelanggan dengan produsen. Dapat pula sebagai media penyampaian informasi tentang Agen penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Contact Person Sales Executive yang akan melayani penjualan dengan konsumen. News Letter di buat setiap satu bulan sekali. Sedangkan iklan di Yellow Pages dibuat hanya satu kali dalam satu tahun. Untuk contoh News Letter akan di lampirkan pada halaman akhir Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)



BAB II AKTIVITAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN



2.1 Pengenalan Perusahaan 2.1.1 Tempat Penugasan Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.1.2 Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui Struktur Organisasi di PT. PERTAMINA (Persero). b. Untuk mengetahui Struktur Organisasi dan Job Description Personalia di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV.



c. Untuk mengetahui lokasi kilang minyak mentah dan Depot Pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Area Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. d. Untuk mengetahui alur pemasaran produk di PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. e. Untuk mengetahui sistem Complete Staff Work yang ada di PT. PERTAMINA (Persero). 2.1.3 Uraian Proses Pengerjaan Melakukan briefing dengan Junior Assistant Administration Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketiong Operation Region (MOR) IV. Untuk struktur organisasi di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) sudah diuraikan pada BAB I, sub bab 1.2 Struktur Organisasi. Berikut adalah struktur organisasi PT. PERTAMINA (Persero) secara keseluruhan.



2.1.4 Sarana yang Dipergunakan a. Laptop b. LCD c. Proyektor 2.1.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Junior Assistant Administration Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.1.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Dari aktivitas diatas, ditemukan permasalahn pada sistem Complete Staff Work. Sistem ini merupakan sistem dimana bawahan harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Job Description sebelum dilaporkan kepada atasan. Namun saat ini, sistem Complete Staff Work tidak lagi berjalan maksimal di PT. PERTAMINA (Persero). Hal ini dikarenakan sikap dari atasan kepada bawahan yang ramah dan bersahaja, sehinggan membuat hubungan antara keduanya menjadi akrab. Pada akhirnya, pekerja menjadi menganggab remeh tugas yang diberikan



oleh atasan dan membuat atasan seringkali mengalami kebingungan dalam mengambil keputusan. Kondisi ini berbeda dengan PT. PERTAMINA (Persero) pada beberapa dekade lalu, dimana banyak atasan yang bersikap keras selayaknya militer dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, banyak pekerja yang merasa tertekan dan tidak nyaman dengan kondisi di kantor. Olehkarena pengalaman diatas, maka General Manager dan jajaran Manager mulai kembali meningkatkan sistem Complete Staff Work dengan tetap bersikap ramah serta bersahaja di waktu yang tepat. 2.2 Pengenalan Kegiatan Pemasaran 2.2.1 Tempat Penugasan Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.2.2 Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui sistem pemasaran de’marketing dan sistem marketing secara umum yang dijalankan di PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. b. Untuk mengetahui prinsip 4P (Product, Price, Place dan Promotion) dan prinsip STP (Segmenting, Targeting dan Postitioning) pada kegiatan pemasaran. c. Untuk mengetahui cara melakukan penjualan yang efektif. d. Untuk mengetahui Promotional Mix pada B to B Business Model di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. e. Untuk mengetahui proses produksi dan product knowledge yang dijual di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.2.3



Uraian Proses Pengerjaan



Melakukan diskusi dengan Area Manager dan Junior Sales Executive Wil. I Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. PT. PERTAMINA (Persero) menggunakan dua sistem, yaitu de’marketing untuk produk Public Service Oil (PSO) dan sistem marketing umum untuk Produk Non Public Service Oil (NPSO). De’ marketing hanya berlaku untuk produk Public Service Oil (PSO) atau sering disebut dengan produk bersubsidi. Sedangkan untuk produk Non Public Service Oil (NPSO) menggunkan sistem marketing secara umum yang menggunakan prinsip 4P (Product, Price, Place Promotion) serta prinsip STP (Segmenting, Targeting, Postitioning). Titik perbedaan dari kedua sistem diatas adalah pada jumlah margin (keuntungan) perusahaan. Pada sistem de’ marketing, perusahaan hanya mendapat keuntungan dalam jumlah kecil. Hal ini dikarenakan produk yang dijual adalah dalam rangka hendak meringankan beban rakyat Indonesia. Sedangkan untuk produk Non Public Service Oil (NPSO) sistem pemasaran yang digunakan, sudah sesuai dengan prinsip pemasaran yang dapat menguntungkan perusahaan. Prinsip 4P (Product, Price, Place dan Promotion) merupakan prinsip umum yang digunakan di PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. Product yang dihasilkan oleh perusahaan adalah produk kebutuhan masyarakat. Seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, Pertamina Dex, High Speed Diesel dan lain-lain. PT. PERTAMINA (Persero) menentukan price dengan menggunakan metode Mid Oil Platt Singapore (MOPS). Prinsip Place di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV dilakukan dengan cara menentukan lokasi potensial yang dapat mempengaruhi peningkatan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk industri dan marine. Seperti di pelabuhan Tanjungmas, dan pelabuhan di Pekalongan. Di kota ini banyak terdapat nelayan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melaut di Laut Utara Pulau Jawa.



Untuk prinsip promotion, Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV menggunakan News Letter dan Yellow Pages seperti yang telah diuraikan pada BAB I, sub bab 1.5.3 Promosi. Prinsip STP (Segmenting, Targeting dan Postitioning) juga merupakan hal penting yang digunakan di PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. Proses segmentasi pasar bisa ditentukan melalui analysis dan profiling. Pengelompokan pasar bisa di bedakan atas dasar letak geografis, kondisi demografis, dan psychographic konsumen. Contohnya segmentasi berdasarkan kemampuan ekonomi masyarakat, untuk produk Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Premium, Minyak Tanah, Minyak Solar / Bio Solar, Minyak Diesel dan Minyak Bakar adalah masyarakat umum menengah kebawah serta nelayan. Sedangkan untuk Bahan Bakar Khusus (BBK) seperti Pertamax Plus, Pertamax dan Pertamina Dex adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Untuk produk Non Bahan Bakar Minyak (Non BBM) seperti Pelumas, Liquid Petroleum Gas (LPG), Aspal dan Petrokimia mayoritas segmentasi pasar adalah untuk industri dan rumah tangga. Targeting dilakukan dengan cara memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. Misalnya dari sekian banyak segmen pasar untuk produk Bahan Bakar Minyak (BBM), dipilihlah PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai target utama perusahaan. Sebab PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) harus memenuhi kebutuhan listrik di seluruh wilayah Indonesia dan akan membuthkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam jumlah banyak untuk menunjang kegiatan pembangkitan listrik. Postitioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen dari sebuah nama perusahaan atau produk. Posititioning di PT. PERTAMINA (Persero) dilakukan dengan cara membentuk citra baik perusahaan secara keseluruhan, baik dari segi



pengelolaan usaha maupun dari segi pekerja dan mitra kerja yang ikut berperan penting didalamnya. Contohnya, untuk membangun trust (kepercayaan) konsumen, Jr. Sales Executive Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV, memberikan diskon kepada PT. Tossa Shakti untuk jumlah pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 1000 kl per bulan di bulan Juli 2014. Menurut PT. PERTAMINA (Persero), penjualan yang efektif harus memperhatikan hal-hal seperti: a. Melihat kondisi calon konsumen b. Menggali kebutuhan konsumen c. Mampu memberikan solusi kepada konsumen d. Tetap memperhatikan pesaing Sedangkan penjualan yang efeketif, dipengaruhi oleh : a. Kemampuan salesmanship: 39% b. Kemampuan memberikan solusi: 22% c. Tinggi rendahnya harga: 18% Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV merupakan Fungsi yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada industri dan nelayan. Sehingga Fungsi tersebut menggunkan B to B Business Model dalam kegiatan bisnisnya. Prosentase penggunaan Promotional Mix pada B to B Business Model di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) antara lain sebagai berikut: a. Sales Person



: 40%



b. Personal Selling : 30% c. Direct Marketing : 15% d. Publicity



: 10%



e. Advertising



: 5%



Sales person memiliki prosentase tertinggi, dikarenakan ketika menjual produk kepada industri dan nelayan, kemampuan sales person



dalam peningkatan penjualan sangat berpengaruh. Konsumen tidak akan memperhatikan advertising atau publicity yang diberikan perusahaan. Key buying factor untuk produk Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah trust konsumen kepada seorang sales person, harga produk per liter, serta diskon yang diberikan oleh PT. PERTAMINA (Persero). 2.2.4 Sarana yang Dipergunakan a. Laptop b. LCD c. Proyektor 2.2.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Area Manager dan Jr. Sales Executive Wil. I Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.2.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Dari aktivitas diatas, ditemukan permasalahn pada sistem pemasaran. Sistem yang dianggab belum menguntungkan bagi PT. PERTAMINA (Persero) adalah sistem de’marketing. Sistem ini merupakan sistem dimana penjualan suatu produk tidak dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Seperti yang telah diururaikan pada sub bab De’ marketing hanya berlaku untuk produk Public Service Oil (PSO) atau sering disebut dengan produk bersubsidi. Melalui kebijakan Pemerintah Republik Indonesia, PT. PERTAMINA (Persero) diharuskan menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan margin yang sangat kecil dengan jumlah keuntungan. Oleh karena itu PT. PERTAMINA (Persero) tidak mendapatkan keuntungan yang banyak dengan adanya sistem de’ marketing pada penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. 2.3 Resume Buku 2.3.1 Tempat Penugasan



Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV 2.3.2 Tujuan Aktivitas Untuk mengetahui isi buku, antara lain: a. DNA SuksesMulia – Karya Farid Poniman, Indrawan Nugroho dan Jamil Azzaini b. The 5 Creative Marketing – Karya Arrbey c. Great Spirit Grand Strategy – Karya Arief Yahya 2.3.3



Uraian Proses Pengerjaan Melakukan resume bertahap, hasilnya adalah sebagai berikut: a. DNA SuksesMulia Buku ini berisi tentang cara menghadapi hidup dengan bekerja kerjas diiringi sifat mulia yang terus ditanamkan pada individu seseorang. Buku ini juga menuntun pembaca untuk memaksimalkan kecondongan jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan DNA / mesin kecerdasan pada manusia tersebut. Ada lima jenis mesin kecerdasan yang disampaikan, yakni: -



Instinc Merupakan jenis mesin kecerdasan yang berbasis naluri atau indera ketujuh. Memiliki kemampuan berkorban bagi kepentingan yang lebih besar melebih empat jenis kepribadian yang lain.



-



Intuiting Merupakan jenis mesin kecerdasan yang berbasis kecerdasan indera keenam (intuisi). Kepribadian ini memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan kreativitas dan intuisi yang melebihi jenis kepribadian yang lain. Kepribadian ini dapat disepadankan dengan kecerdasan kreatif atau disebut CQ (Creativity Quotient).



-



Feeling Merupakan jenis mesin kecerdasan yang berbasis kecerdasan emosi atau perasaan. Kepribadian ini memiliki kekhasan karena



memiliki kemampuan emosi yang melebihi jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan emosi atau disebut EQ (Emotional Quotient). -



Sensing Merupakan jenis mesin kecerdasan yang berbasis kecerdasan lima indera. Kepribadian ini memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan mengingat yang melebihi jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan mengingat atau disebut MQ (Memory Quotient).



-



Thinking Merupakan jenis mesin kecerdasan yang berbasis kecerdasan logika. Kepribadian ini memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan menalar yang melebihi jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan teknik atau disebut TQ (Technical Quotient).



b. The 5 Creative Marketing Buku ini berisi tentang perspektif marketing yang sama sekali berbeda dengan kegiatan penjualan. Menurut penulis, kegiatan marketing lebih dari sekedar menjadi sales. Definisi pemasaran menurut penulis antara lain: -



Proses sosial dan manajerial yang dilalui seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya dengan cara menghasilkan atau bertukar produk dan nilai dengan pihak lain.



-



Filosofi bisnis untuk membuat apa yang bisa kita jual



-



Proses perencanaan, dan melaksanakan proses harga, promosi dan distribusi terhadap barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen serta mencapai tujuan perusahaan. Pemasar tidaklah sama dengan penjual. Penjual perlu



mempunyai kegigihan untuk mencapai niatnya membuat konsumen



mau merogoh kocek dan membeli. Sedangkan pemasar harus memiliki kompetensi sebegai berikut: 1. Kemampuan melakukan riset pasar dan menganalisa temuan riset 2. Kemampuan memahami pasar dan memetakan konsumen 3. Kemampuan memahami competitor dan memetakan kompetisi 4. Kemampuan memahami proses distribusi dan merancang program distribusi 5. Kemampuan berkomunikasi dan memanfaatkan media komunikasi pemasaran 6. Kemampuan merancang strategi kompetisi 7. Sikap proaktif beretika dan percaya diri 8. Daya lentur Yang disebut sebagai great marketer adalah seseorang yang lentur, tidak mudah patah, tidak kaku dan penuh energi. Situasi Perekonomian saat ini menuntut kelenturan pengelolaan fungsi bisnis. Dibutuhkan orang-orang pemasar yang bisa berinteraksi positif serta punya kompetensi teknis dan soft competence. Harus memiliki karakter lentur dan siap berkompetisi untuk memenangkan persaingan bisnis. Walupun mendapat banyak tekanan namun tetap kembali ke posisi awal. c. Great Spirit Grand Strategy Buku ini berisi tentang spirit dan strategi yang mendorong kesuksesan sebuah organisasi. Menurut Arief Yahya, kesuksesan organisasi bersumber pada dua elemen penting yakni spirit dan strategy. Spirit erat kaitannya dengan hati, soft aspect, karakter sebagai hasil olah ruh dan olah rasa, semangat tinggi yang terbentuk oleh keyakinan dasar (basic belief), nilai – nilai inti (core values), dan perilaku (common behavior) yang utama dan mulia, serta merupakan hasil dari leading people. Sedangkan Strategy, erat kaitannya dengan pikiran, hard aspect, kompetensi sebagai hasil dari olah rasio dan olah raga, eksekusi excellent yang terbangun dari



analisis dan daya pikir yang mumpuni, serta merupakan hasil dari managing business. Pemimpin yang mumpuni adalah pemimpin yang mampu berolah ruh, rasa, rasio dan raga. Pemimpin jenis Paripurna adalah pemimpin yang mampu berolah ruh, rasa, rasio, raga dan karsa (semangat yang tinggi). Pilar utama yang harus dibangun oleh setiap organisasi yang ingin mewujudkan pertumbuhan berkesinambungan (sustainable growth) adalah: 1. Corporate Philosophy a. Spiritual Organization b. Always the best -



sebuah spirit dasar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan.



-



sikap mental untuk selalu menjadi yang terbaik.



-



Memiliki esensi ihsan yang mengandung 3 makna, yaitu memperbaiki, lebih baik dan terbaik



-



Selalu memberikan hasil kerja yang lebih dari yang seharusnya



-



Dilandasi oleh hati yang ikhlas



-



Sebuah mindset bahwa pekerjaan adalah bentuk ibadah kita kepada Tuhan



-



Menuntut setiap insan untuk memiliki integritas, antusias, dan totalitas



2. Leadership Architecture Mengandung tiga unsur inti, antara lain: a. Leadership philosophy to be the best -



Merupakan keyakinan dasar yang berisi filosofi-filosofi dasar bagi setiap pemimpin untuk menjadi pemimpin terbaik.



-



Merupakan esensi budaya perusahaan yang melandasi nilainilai dan perilaku setiap pemimpin di semua level organisasi dalam mencapai yang terbaik.



-



Memiliki dua keyakinan yaitu harmony dan sinergi yang merupakan keyakinan dasar seorang pemimpin yang harus selalu menciptakan harmoni antara hati dan pikiran dan menciptakan sinergi antara spirit dan strategi.



b. Leadership principle to be the star Nilai-nilai inti yang berisi prinsip – prinsip dasar untuk menjadi pemimpin bintang. Nilai-nilai tersebut antara lain: 



Lead by heart (memimpin seseorang harus menggunakan hati, rasa atau otak kanan)







Managed by head (dalam mengelola pekerjaan harus menggunakan kepala, rasio atau otak kiri)



c. Leadership Practices to be the Winner Standar perilaku yang berisi praktik-praktik luhur untuk menjadi pemimpin pemenang. Standar perilaku tersebut mencakup:



 Mega Thinking 



Mega Thinking: Merupakan cara berpikir strategis (berpikir untuk kebutuhan masyarakat) yang berorientasi memberikan hasil berupa manfaat atau nilai bagi seluruh masyarakat.







Dalam berfikir seorang pemimpin harus memulai berfikir dari level mega, kemudian makro dan terakhir mikro.







Dalam bertindak harus memulai dari level company, customer, dan community



 Leader as Father 



Leader as father merupakan prinsip kepimpinan yang menempatkan seorang pemimpin layaknya seorang ayah dalam mendidik dan membersarkan anak-anaknya.



 Energize People







Prinsip kepemimpinan yang mengharuskan seorang pemimpin untuk menjadi penggerak dan penyemangat seluruh anak buahnya untuk mencapai hasil-hasil yang luar biasa.



3. The Telkom Way Mengandung 3 unsur inti, antara lain: 1. Philosophy Always The Best Keyakinan dasar yang berisi filosofi-filosofi dasar bagi setiap karyawan untuk menjadi insan terbaik. 2. Principles to be the star Nilai-nilai inti yang berisi prinsip-prinsip dasar untuk menjadi insan bintang. Nilai inti dalam prinsip ini antara lain: -



Solid 



Terwujudnya 1 hati, 1 pikiran dan 1 tindakan.







Memiliki tujuan yang sama







Mengacu pada nilai sebagai panduan dalam pengambilan keputusan







Mempercepat proses pengambilan keputusan dan kemudahan untuk segeran beradaptasi terhadap perubahan



-



Speed 



Bertindak secara cepat dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan Contohnya:  Kecepatan dalam merespon peluang bisnis  Kecepatan dalam menghasilkan layanan  Kecepatan dalam menciptakan inovasi-inovasi



2.3.4



Sarana yang Dipergunakan a. Buku b. Laptop



2.3.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Pelaksana Praktek Kerja Lapangan (PKL) 2.3.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.4 Menggantikan Tugas Sekretaris 2.4.1 Tempat Penugasan Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.4.2



Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui tugas-tugas sekretaris Area Manager Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV.



2.4.3



Uraian Proses Pengerjaan a. Melakukan pendataan nama dan alamat pelanggan. b. Mempelajari pembuatan surat pemberitahuan Harga Keekonomian Bahan Bakar Minyak (BBM) per tanggal 14 Juli 2014. c. Menerima pesan via telepon dari Fungsi Finance untuk menyampaikan surat ganti rugi kepada Manager Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV karena kesalahan pelanggan. d. Menerima pesan via telepon dari Fungsi Human Resource untuk menyampaikan kepada seluruh pekerja Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV tentang perubahan Job Description per bulan Agustus 2014 dan kegiatan KOMET (Knowledge Management).



2.4.4



Sarana yang Dipergunakan a. Telepon b. Komputer c. Mesin Printer, Fotokopi dan Fax



2.4.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan



Sekretaris Area Manager Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.4.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.5 Menganalisa Data Pelanggan 2.5.1 Tempat Penugasan Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.5.2



Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui data pelanggan Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV b. Untuk mengetahui Consumer Lost, Consumer New, dan Consumer Win Back di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV c. Untuk mengetahui cara melakukan input master data pelanggan



2.5.3



Uraian Proses Pengerjaan Melakukan analisis data konsumen berdasarkan data Tahun 2013 dan data Tahun 2014.



2.5.4



Sarana yang Dipergunakan a. Laptop



2.5.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Manager, Jr. Sales Executive Wil I, dan Administrator Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV 2.5.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.6 Menentukan Harga Jual Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Menganalisa Data Pemberian Diskon untuk Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) 2.6.1



Tempat Penugasan



Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.6.2



Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui cara menentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. b. Untuk mengetahui data pemberian diskon pada penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV bulan Januari-Juli 2014.



2.6.3



Uraian Proses Pengerjaan Briefing bersama Jr. Sales Executive Wil I mengenai metode Mid Oil Platt Singapore (MOPS) sebagai cara yang digunakan untuk menentukan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM). Metode ini dipakai di beberapa negara, utamanya Singapura dan Indonesia. Berikut adalah tabel Pengajuan Diskon Khusus Tahun 2014 di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. Tabel 2.1 Pengajuan Diskon Khusus Konsumen Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Tahun 2014 NO. 1 2 3 4 5 6 7



NAMA KONSUMEN



DISKO N



PRODUK



BULAN



WILAYAH SE



6,0%



HSD & MFO



JANUARI



SE WILAYAH II



PT SAMUDERA ANUGRAH MANDIRI PT MUTU GADING TEXTILE PT SAMUDERA ANUGRAH MANDIRI



4,0%



HSD



6% & 6,5%



HSD & MFO



PT ASPAL MITRA



7,0%



HSD



5,0%



HSD



6,0%



HSD



7,0%



HSD



PT PANORAMA SEMESTA PT INDO JAVA RUBBER COMPANY PT D & C ENGGINEERING



FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I



SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II



8



PT NORTHEAST POWER



7,0%



HSD



9



PT INDO PANSHI BUMI



7,0%



HSD



10



PT AGUNG DARMA INTRA



7,0%



HSD



11



PT OPTIMA TRISTAR



5,0%



HSD



12



PT CHINA HARBOUR INDONESIA



7,0%



HSD



13



PT MCC 17



5,0%



HSD



5,0%



HSD



5,5%



HSD



5,5%



HSD



5,0%



HSD



5,5%



HSD



7,0%



HSD



5,0%



HSD



5,5%



HSD



5,0%



HSD



14 15 16 17 18 19 20 21 22



PT ISTANA PUTRA AGUNG PT KARYA BETON SUDIRA CV KARYA HIDUP SENTOSA PT ADHI KARYA PERUSAHAAN AIR MANCUR PT ARMADA HADA GRAHA PT JAYA SEMPURNA SAKTI PT TRIPILAR BETONMAS PT CENTRAL JAWA WODD



FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I



SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II



23



PT ANWID GRAHA



5,0%



HSD



24



PT SUKSES JAYA ABADI



5,5%



HSD



25



PT JAYA READY MIX



5,0%



HSD



26



PT NESIA PAN PACIFIC



5,0%



HSD



27



MORO SWALAYAN / BAMAS SATRIA PERKASA



7,0%



HSD



FEBRUAR I



SE WILAYAH II



28



PT RITA RATELINDO



7,0%



HSD



FEBRUAR I



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



29 30 31 32 33 34 35 36



PT CENTRAL JAYA DAYA WIGUNA PT CAPUNG INDAH ABADI PT DONG YOUNG TREES INDONESIA PT DUTA SUMPIT INDONESIA PT GRAHA FAJAR PHARMACEUTICAL LABORATORIES PT IDE STUDIO INDONESIA PT JONATAN BINTANG UTAMA (HOTEL ASTON) PT JUWARA WARGA



SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II SE WILAYAH II



41



HOTEL CORPORATION (HOTEL JAYAKARTA) PT KUSUMA SAHID PRINCE HOTEL PT LOTTE SHOPPING INDONESIA PT PERUSAHAAN JAMU AIR MANCUR PT TATA LESTARI RIMBA BUANA PT TONGGAK AMPUH



42



FAVE HOTEL



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



43



HARTONO MALL



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



44



PIONER BETON



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



45



VARIA BETON



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



46



MALL PARAGON



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



47



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



6,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



6,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



6,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



6,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II SE WILAYAH II



6% & 6,5% 7,0%



HSD & MFO HSD & MFO HSD



MARET MARET



SE WILAYAH II



62



HERITEGE HOTEL BUT GS ENGINEERING & CONTRUCTION CORPORATION PT DHARMAPALA USAHA SUKSES PT PANORAMA SEMESTA PT INDO PANSHI BUMI PT SUNG CHANG INDONESIA PT HARTONO ISTANA TEKNOLOGI PT KOIN PRATAMA PT INDO JAVA RUBBER PLANTING. CO PT RITA RITELINDO PT BAMAS SATRIA PERKASA PT KARYA BAKTI MANUNGGAL PT TERUS JAYA SENTOSA PT PRIMAYUDHA MANDIRI PT SAMUDERA ANUGRAH MANDIRI PT ASPAL MITRA



MARET



SE WILAYAH II



63



IR.VF.SISWANTARA



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



64



PT PERUM JASA TIRTA PT BENGAWAN SOLO GARMEN PT PANGANMAS INTI PERSADA PT MITRA LESTARI ABADI CV PURBAYASA



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



37 38 39 40



48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61



65 66 67 68



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,5%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



6,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



5,0%



69 70 71 72 73 74 75 76 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99



PT KUSUMA PUTRA SANTOSA PT AANDHIKA LINES PT HOLCIM INDONESIA TBK PT MUTU GADING TEKSTIL PT HOLCIM INDONESIA TBK PT SAMUDERA ANUGRAH MANDIRI PRM. JASA TIRTA



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH II



8,5%



MFO



APRIL



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH II



4,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



MEI



SE WILAYAH II



6% & 6,5% 5,0%



HSD & MFO HSD



MEI



SE WILAYAH II



MEI



SE WILAYAH II



PT. KYK LINE PT MUTU GADING TEKSTIL PT SAMUDERA ANUGRAH MANDIRI PT HOLCIM INDONESIA TBK PT IND.JAMU & FARMASI SIDO MUNCUL PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA PT INDO PERKASA USAHATAMA PT CARGILL INDONESIA PT BUMI REJO TIRTA KENCANA CV MUFIDA UTAMA PT QIMPULS BARA INTERNASIONAL PT IND.JAMU & FARMASI SIDO MUNCUL PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA PT INDO PERKASA USAHATAMA



8,50%



MFO



JUNI



SE WILAYAH II



5,0%



HSD



JUNI



SE WILAYAH II



6% & 6,5%



HSD & MFO



JUNI



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



JULI



SE WILAYAH II



7,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



3,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



3,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



3,0%



HSD



JANUARI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



FEBRUAR I



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



7,0%



HSD



CV JATI KENCANA



7,0%



HSD



7,0%



HSD



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MARET



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH I



PT BUMI REJO TIRTA KENCANA PT IND.JAMU & FARMASI SIDO MUNCUL PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA PT INDO PERKASA USAHATAMA CV JATI KENCANA PT BUMI REJO TIRTA KENCANA PT GLOBALINDO PERKASA PT IND.JAMU & FARMASI SIDO



FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I FEBRUAR I



SE WILAYAH I SE WILAYAH I SE WILAYAH I SE WILAYAH I



100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124



2.6.4



MUNCUL PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA PT INDO PERKASA USAHATAMA CV JATI KENCANA



7,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH I



PT TOSSA SHAKTI PT GLOBALINDO PERKASA PT IND.JAMU & FARMASI SIDO MUNCUL PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA PT INDO PERKASA USAHATAMA CV JATI KENCANA PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK PT. INDO PERKASA USAHATAMA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA CV. JATI KENCANA PT. IND.JAMU & FARMASI SIDO MUNCUL PT. GLOBALINDO PERKASA PT. BUMI REJO TIRTA KENCANA PT. APROMAS SEJAHTERA MANDIRI PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK PT. BANGUN RAPI JALI PT INDO PERKASA USAHATAMA PT CHAROEN PHOKPHAN INDONESIA PT JAPFA COMFEED INDONESIA TBK CV JATI KENCANA



9,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



APRIL



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MEI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MEI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MEI



SE WILAYAH I



7,0%



HSD



MEI



SE WILAYAH I



8,0%



HSD



MEI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JUNI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JULI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JULI



SE WILAYAH I



8%



HSD



JULI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JULI



SE WILAYAH I



PT SIDO MUNCUL CV APROMAS SEJAHTERA MANDIRI



7%



HSD



JULI



SE WILAYAH I



7%



HSD



JULI



SE WILAYAH I



Sarana yang Dipergunakan a. Laptop b. LCD c. Proyektor



2.6.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Manager, Jr. Sales Executive Wil I, dan Administrator Industrial Fuel Mraketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.6.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.7 Melakukan Perpanjangan Kontrak Kerjasama dengan Pelanggan 2.7.1 Tempat Penugasan Guest Meeting Room PT. Asia Pacific Fibers Tbk. Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. 2.7.2



Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui cara melakukan perpanjangan kontrak kerjasama dengan konsumen Industrial Fuel Marketing (IFM) PT.PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. b. Untuk mengetahui key buying factor konsumen Industrial Fuel Marketing (IFM) ketika hendak membeli produk di PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV.



2.7.3



Uraian Proses Pengerjaan Melakukan kunjungan ke kantor PT. Asia Pacific Fibers Tbk. Dalam kunjungan tersebut, saya bersama Jr. Sales Executive Wil. I bertemu dengan Pak Ari, Manajer Purchasing perusahaan. Berikut uraian selama melakukan meeting: 1. PT. Asia Pacific Fibers Tbk. telah menjalani kontrak kerjasama selama satu tahun (Agustus 2013 – Juli 2014) dengan Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. Kontrak ini berkenaan dengan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) Jenis Industrial Diesel Oil (HDO) dan High Speed Diesel (HSD) yang kemudian kembali diperpanjang selama satu tahun kedepan (Juli 2014 – Juni



2015) mengingat kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) masih besar. 2. PT. Asia Pacific Fibers Tbk. membutuhkan 300 liter Industrial Diesel Oil (HDO) dan High Speed Diesel (HSD) per hari untuk proses heating saja, hal ini dikarenakan Perusahaan telah membeli mesin steam. 3. Pembelian Industrial Diesel Oil (HDO) dan High Speed Diesel (HSD) pada bulan Juli 2014 melewati proses berikut: a. Tanggal 21 : Pemesanan b. Tanggal 22 : Loading c. Tanggal 23 : Barang sampai ke gudang Pemerintah Daerah Semarang, memberikan aturan bahwa pada tanggal 24-28 Juli 2014, tanki pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis apapun, tidak diperbolehkan beroperasi. Terkecuali tangki pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pengisian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan tangki tersebut harus memakai stiker Satuan Tugas (Satgas) dari PT. PERTAMINA (Persero). 4. Dalam perkembangan selanjutnya, PT. Asia Pacific Fibers Tbk. akan mengganti Industrial Diesel Oil (HDO) dan High Speed Diesel (HSD) dengan gas. 2.7.4 Sarana yang Dipergunakan a. Map dan surat kerjasama. b. Voucher berbelanja gratis di Hypermart sebagai barang promosi. 2.7.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Jr. Sales Executive Wil I Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.7.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.8 Melakukan Negosiasi Harga Pembelian



2.8.1 Tempat Penugasan Ruang tamu kantor PT. Tossa Shakti, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. 2.8.2 Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui proses negosiasi harga antara PT. PERTAMINA (Persero) dengan salah satu konsumen di Provinsi Jawa Tengah. 2.8.3 Uraian Proses Pengerjaan Melakukan kunjungan ke kantor PT. Tossa Shakti. Dalam kunjungan tersebut, saya bersama Jr. Sales Executive Wil. I bertemu dengan Ibu Huong, Kepala Purchasing perusahaan. Berikut uraian selama melakukan meeting: 1. Produk yang dibeli oleh PT. Tossa Shakti adalah Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Marine Fuel Oil (MFO) dengan harga pada transaksi terakhir berkisar Rp 9.886 / kl 2. Pada pertemuan tersebut PT. PERTAMINA (Persero) belum menentukan harga jual Marine Fuel Oil (MFO) per 15 Juli 2014, hal ini dikarenakan informasi Mid Oil Platt Singapore (MOPS) dan Surat Keputusan (SK) diskon belum dikeluarkan oleh Direktorat Marketing & Tradding PT. PERTAMINA (Persero). 3. Naik turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di PT. PERTAMINA (Persero) dipengaruhi oleh kurs dollar AS, Quick Count Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden 2014 dan penentuan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) oleh Komisi Pemilihan (KPU) Tanggal 22 Agustus 2014. 4. Selain membeli Marine Fuel Oil (MFO) di PT. PERTAMINA (Persero), PT. Tossa Shakti juga pernah membeli produk serupa di PT. Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk. Semarang. Harga jual Marine Fuel Oil (MFO) di PT. Anek Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk. lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ditentukan oleh PT. PERTAMINA (Persero). Proses birokrasi



pembelian produk juga tidak rumit. Tidak perlu Pre Order (PO), barang yang dipesan dapat langsung dikirim. Sedangkan di PT. PERTAMINA (Persero), proses pembelian cukup birokratis. Untuk melakukan pembelian harus melakukan lobbying terlebih dahulu minimal satu hari sebelum perjanjian kontrak. PT. PERTAMINA (Persero) juga belum memberikan pelayanan kredit kepada PT. Tossa Shakti dan berapa besarpun jumlah minyak yang dibeli, harus membayar kontan di depan. Namun di sisi lain, kelebihan dari PT. PERTAMINA (Persero) yakni, selalu menjual produk yang memenuhi spek PT. Tossa Shakti. Kandungan sulfur sudah sesuai dengan bahan pembuatan kaca sehingga tidak mudah mengalami pengeroposan. Selain itu Jr. Sales Executive juga melayani konsumen selama 24 jam dan bersikap flexible, sehingga kapanpun pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), harga bisa dinegosiasikan.



2.8.4



Sarana yang Dipergunakan a. Voucher berbelanja gratis di Hypermart dan Tas Ransel sebagai barang promosi.



2.8.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Jr. Sales Executive Wil I Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.8.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.9 Mempelajari Sales Forecasting 2.9.1 Tempat Penugasan Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.9.2 Tujuan Aktivitas



c. Untuk mengetahui kondisi pasar dan mengetahui konsumen prospektif yang akan dibidik. d. Untuk mengetahui cara membuat perkiraan penjualan setiap dua bulan kedepan. 2.9.3



Uraian Proses Pengerjaan Mempelajari metode dan Proses Sales Forecasting di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. Contoh proses Sales Forecasting diuraikan sebagai berikut: a. Perusahaan akan melakukan Sales Forcast pada bulan Juli 2014, maka Administrator harus melihat history data penjualan pada dua tahun yang lalu (data penjualan pada bulan Juli 2012 dan data penjualan pada bulan Juli 2013). b. Produk yang diramalkan penjualannya adalah minyak yang akan disalurkan ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, yakni Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pengapon, Boyolali, Cilacap, Plaos dan Rewudu. Produk yang bersangkutan antara lain solar, premium, Minyak Tanah, Pertamax, Minyak Bakar dan Minyak Diesel. c. Administrator juga membutuhkan informasi dari Jr. Sales Executive untuk penentuan plus atau minus demand ramalan penjualan. d. Setiap bulan ada rapat untuk sales forecast. Misalnya untuk bulan Juli 2014, rapat sales forecast dilakuakn pada tanggal 7-8 dengan melakukan 3 agenda yakni: -



Revisi data Sales Forecast Bulan Agustus



-



Sales Forecast yang sudah direvisi dan fix, tidak boleh dirubah walaupun terjadi peristiwa tidak terduga yang membuat PT. PERTAMINA (Persero) harus memberikan stock lebih.



-



Membuat rencana Sales Forecast bulan September.



-



Membuat rencana Tentative Sales Forecast bulan Oktober.



e. Setelah Sales Forecast selesai dilakukan, maka data diberikan kepada Fungsi Integrated Supply Chain (ISC) yaitu fungsi yang membawahi depot – depot di Provinsi Jawa Tengah. 2.9.4



Sarana yang Dipergunakan a. Laptop b. Papan Tulis



2.9.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Administrator Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.9.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.10 Membuat Alat Promosi Produk 2.10.1 Tempat Penugasan Kantor Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.10.2 Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui alat promosi yang digunakan di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. b. Untuk mengetahui pengaruh alat promosi terhadap penjualan produk di Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.10.3 Uraian Proses Pengerjaan a. Membuat News Letter dengan media corel draw dan materi yang telah ditentukan oleh Fungsi Health, Security, Safety & Environment (HSSE). 2.10.4 Sarana yang Dipergunakan a. Laptop 2.10.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan



Assistant Marketing Support Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV. 2.10.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada 2.11 Melakukan Sosialisasi Pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi untuk Konsumen Nelayan di Provinsi Jawa Tengah. 2.11.1 Tempat Penugasan Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. 2.11.2 Tujuan Aktivitas a. Untuk memberikan informasi kepada nelayan di Provinsi Jawa Tengah mengenai pengawasan dan pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi.



2.11.3 Uraian Proses Pengerjaan Melakukan Sosialisasi bersama di kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Uraian acara sosialisasi antara lain sebagai beriku: a. Narasumber: -



Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.



-



Kepala BPH Migas Provinsi Jawa Tengah.



-



Perwakilan dari PT. Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk., Bpk Iswantoro.



-



Area Manager Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV, Bpk. Alexander Susilo.



-



Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Sub 4.



-



Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Bpk. Febriawan.



b. Perserta: -



Seluruh Perwakilan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB), Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN), Solar Packed Dealer untuk Nelayan (SPDN) dan Agen Premium Minyak tanah dan Solar (APMS) di Provinsi Jawa Tengah.



-



Stakeholder Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah.



c. Dasar Sosialisai: -



Surat edaran BPH Migas Nomor 97 / 07/ KBPH/ 2014, Tanggal 24 Juli 2014, yang berisi mandat kepada PT. PERTAMINA (Persero) dan PT Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk. Suryaparna Niaga agar menyesuaikan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada produk tertentu pada lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) diantaranya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB), Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN), Solar Packed Dealer untuk Nelayan (SPDN) dan Agen Premium Minyak tanah dan Solar (APMS) dengan menekan sebesar 20% sejak 4 Agustus 2014.



d. Isi Sosialisasi -



Pihak yang diutamakan untuk menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi adalah kapal nelayan dibawah 30 Gross Ton (GT).



-



Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2014, Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang harus dipotong 20% adalah Minyak Tanah (Kerosine) Bensin, dan Solar. Pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut antara lain Usaha Mikro, Usaha Makro dan Nelayan.



-



Kuota dari BPH Migas sampai bulan juli 2014 adalah 8.699.687 liter (17,72 %)



-



Menurut PT. PERTAMINA (Persero), Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat melakukan pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada lembaga penyalur resmi PT. PERTAMINA (Persero).



-



Alokasi Bahan Bakar Minyak (BBM) PT. PERTAMINA (Persero) untuk Nelayan bulan Januari – Juli adalah kurang lebih 61.000 kl. Sisa Penyaluran (Agustus-Desmber) adalah 54.000,8 kl dan dipotong 20% sehingga menjadi 43.000,8 kl.



-



Alokasi pemotongan untuk 5 bulan kedepan (AgustusDesember) adalah untuk setiap lembaga penyalur dan basis pemotongannya adalah harian.



-



Selama ini kendala Kepolisian Polda Jateng dalam Menangani kecurangan penggunaan kouta Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi adalah kurangnya verifikasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat melakukan verify ke perusahaan pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM).



-



Dalam kegiatan Pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memerlukan ijin antara lain : 1) Pengolahan Bahan Bakar Minyak (BBM) 2) Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) 3) Penyimpanan Bahan Bakar Minyak (BBM) 4) Perniagaan Bahan Bakar Minyak (BBM)



-



Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), di Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, terdapat 18.000 kapal nelayan, 180 Nelayan di Pantura dan Pantai Selatan, 25.000 alat bantu motor nelayan, 96 Tempat Pendaratan.



Saat ini, kendala yang dialami Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) adalah ketidak seimbangan persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan jumlah kapal yang dilayani. Ada 2 metode pelayanan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk nekayan, yakni menyediakan Kartu Pembelian BBM (untuk mengisi BBM) dan Kartu Nelayan (untuk dimilki nelayan sebagai syarat membeli BBM). Kendala Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini masih didominasi oleh infrastruktur yang belum memadai. Selain itu juga akan dilakukan pengadaan server di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 2.11.4 Sarana yang Dipergunakan a. Buku b. Alat Tulis 2.11.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan 100 Orang peserta yang terdiri atas Perwakilan dari PT. Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo Tbk., PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Perwakilan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB), Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN), Solar Packed Dealer untuk Nelayan (SPDN), Agen Premium Minyak tanah dan Solar (APMS) di Provinsi Jawa Tengah dan Stakeholder Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. 2.11.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Banyak asosiasi nelayan dan dinas perikanan daerah yang mengeluhkan pemotongan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi sebesar 20% dari kuota. Menanggapi hal tersebut, pihak PT. PERTAMINA (Persero) hanya mampu menerima masukan dan keluhan tersebut. Sebab PT. PERTAMINA (Persero) tidak memiliki wewenang untuk menjawab keluhan tersebut. Yang berhak



menentukan banyaknya kuota adalah BPH Migas dan perusahaan hanya mengeksekusi kebijakan dan melakukan controlling. 2.12 Mengunjungi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) 2.12.1 Tempat Penugasan a. Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tegal b. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) Tegal c. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) Pekalongan 2.12.2 Tujuan Aktivitas a. Untuk mengetahui kondisi TBBM Tegal b. Untuk mengetahui kondisi SPBB Tegal c. Untuk mengetahui kondisi SPBB Pekalongan 2.12.3 Uraian Proses Pengerjaan Melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) bersama Jr. Sales Executive Wil. I ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tegal, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) Tegal dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker (SPBB) Pekalongan dengan menemui manajer setempat serta melakukan tanya jawab tentang kondisi terkini. 2.12.4 Sarana yang Dipergunakan a. Mobil Kantor 2.12.5 Personalia Pelaksana Aktivitas Lapangan Jr. Sales Executive Wil. I 2.12.6 Permasalahan yang Dihadapi dan Cara Penyelesaian Tidak ada



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. PERTAMINA (Persero), dimulai pada tanggal 30 Juni 2014 sampai dengan 29 Agustus 2014. Dalam menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa ditempatkan di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM). Berdasarkan kegiatan yang berlangsung selama delapan minggu, hal dapat diambil kesimpulan yaitu: a. Pengalaman Kerja dan Pengaplikasian Teori



Dalam pelaksanaannya, tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini cukup tercapai yaitu agar mahasiswa lebih mengenal lingkungan kerja terutama di tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga mahasiswa dapat mempraktekkan teori-teori yang didapat di bangku perkuliahan meskipun tidak semua teori-teori tersebut sesuai dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL). Oleh karena itu, hal tersebut menjadi tanggung jawab kita untuk dapat menentukan penyesuaian teoritis dan praktisnya, serta dijadikan bahan pertimbangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi lingkungan kerja nyata beserta perkembangan-perkembangan yang ada. b. Profesionalitas Kerja Suasana kerja yang dirasakan mahasiswa selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat mendukung dalam menjalankan pekerjaan yang diberikan. Mahasiswa tidak merasakan tekanan dalam bekerja, walaupun terdapat beberapa kesalahan dalam melakukan tugas, selalu ada pengarahan yang mudah diterima oleh mahasiswa. Sikap kerja yang tercermin pada pekerja dan mitra kerja di Industrial Fuel Marketing (IFM) yang dapat dijadikan panutan mahasiswa yaitu penerapan ketepatan waktu, ketelitian kerja, kedisiplinan kerja, inisiatif dan kreatifitas, tanggung jawab serta kerja sama yang baik antar karyawan maupun antar fungsi. Dengan mempunyai sikap tersebut maka akan menghasilkan output kerja yang baik dan berkualitas. Selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tugas yang diberikan membuat mahasiswa terlatih untuk mempunyai sikap kerja diatas. Hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya pada perkuliahan dan dunia kerja kedepannya. 3.2 Saran 3.2.1 Bagi PT. PERTAMINA (Persero), Marketing Operation Region IV Dari hasil pengamatan dan pengalaman selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM), saya memberikan saran kepada pembimbing lapangan yang pertama, yakni jika pembimbing lapangan sedang sibuk atau pergi ke luar kota seharusnya mahasiswa Praktek Kerja Lapangan



(PKL) tetap diawasi perkembangan selama melakukan pekerjaan di kantor maupun di lapangan. 3.2.2 Bagi Jurusan Administrasi Politeknik Negeri Malang Dari pengalaman yang saya dapatkan selama menjalankan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), saran untuk jurusan Administrasi Niaga, Program Studi Manajemen Pemasaran yakni untuk bersedia memberikan pengarahan Praktek Kerja Lapangan (PKL) jauh sebelum jadwal penentuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga mahasiswa tidak akan kesulitan ketika hendak mencari perusahaan, mengingat untuk proses lobby ke Perusahan, utamanya perusahaan besar sekitar ktiga bulan.



Gambar 1 Pengarahan oleh General Manager PT. PERTAMINA (Persero)



Marketing Operation Region (MOR) IV Tentang Kewaspadaan Pemilu Presiden 2014



Gambar 2 Kegiatan menganalisa Data Penjualan BBM di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV



Gambar 3 Kegiatan mendampingi Junior Sales Executive Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV untuk melakukan perpanjangan kerjasama jual beli BBM dengan Pak Ari Manager Purchasing PT. Asia Pasifik Fibers



Gambar 4 Kegiatan Safari Ramadhan di Kantor PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Bersama Dewan Direksi Marketing & Tradding



Gambar 5 Pembuatan News Letter sebagai salah satu alat promosi produk di Fungsi Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero)



Marketing Operation Region (MOR) IV



Gambar 6 Kegiatan Sosialisasi Pengendalian BBM Bersubsidi Oleh PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV, PT. Aneka Kimia Raya (AKR), Kepolisian Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Kepala BPH Migas Provinsi Jawa Tengah untuk konsumen Industri & Marine di seluruh Jawa Tengah dan DI Yogyakarta



Gambar 7 Kegiatan Perlombaan Senam Poco-poco di Kantor PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV



dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-69



Gambar 8 Kegiatan Sidak bersama Junior Sales Executive Industrial Fuel Marketing (IFM) PT. PERTAMINA (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV Ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) dan ke Stasiun Pengisian Bahan bakar Bunker (SPBB) di daerah Pekalongan dan Tegal Jawa Tengah