13 0 4 MB
Hal|1
LAPORAN PRAKTIK LAPANG Mata Kuliah (MK) Kode MK SKS Semester Dosen Pengasuh
: : : : :
Pengantar Oseanografi GLKK301 2 Ganjil Baharuddin, S.Kel. M.Si Hamdani, S.Pi. M.Si Nursalam, S.Kel. MS Dafiuddin Salim, S.Kel. M.Si Ira Puspita Dewi, S.Kel, M.Si Ulil Amri, S.Pi. M.Si
NAMA PRAKTIKAN : AUFA NUR FAJRINA N I M
: 1910716320012
PROGAM STUDI
: ILMU KELAUTAN
PROGAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2021
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Hal|2
Tujuan Praktikum - Mahasiwa dapat mengetahui cara pengukuran dan pengamatan gelombang, arus, pasang surut, kualitas perairan dan sedimen - Mahasiswa dapat mengenal dan menggambarkan jenis-jenis biota dan ekosistem pesisir dan laut - Mahasiswa dapat menganalisis data-data oseanografi dan bioekologi A. Oseanografi Fisika Alat dan Bahan:
1.
-
Tiang Pasut dan Gelombang
-
Layang-Layang Arus (Drague Drafter)
-
Kompas
-
Senter
-
Stopwatch
-
Alat tulis menulis
-
Kertas grafik
Gelombang Prosedur Kerja Pengukuran tinggi, periode dan arah gelombang dilakukan dengan menggunakan tiang skala, stopwatch, kompas dan alat tulis menulis. Pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara membaca pergerakan naik (puncak) dan turun (lembah) permukaan air laut pada tiang berskala yang ditancapkan di mintakat sebelum gelombang pecah sebanyak 31 pengulangan. Dari perbedaan pembacaan puncak dan lembah gelombang yang terukur, maka serangkaian tinggi gelombang dapat dihitung. Pengukuran perioda gelombang dilakukan dengan menggunakan stopwatch dengan cara menghitung banyaknya waktu yang diperlukan pada posisi puncak dan lembah gelombang bagi sejumlah gelombang datang. Arah datang gelombang di ukur dengan menggunakan kompas. Analisis Data Untuk menghitung tinggi dan periode gelombang dengan menggunakan persamaan :
Tinggi Gelombang (H) = puncak – lembah
Tinggi gelombang signifikan
H s = N3
N /3
∑ Hi i=1
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
:
Hal|3
Tinggi gelombang rata-rata H=
:
H 1 + H 2 +. . .. . H N N
Periode gelombang signifikan
:
N /3
T s = N3 ∑ Ti i=1
Atau Ts=t/n Panjang gelombang
:
L = 1,56 x T 2
:
α H =θ o −α P
Sudut datang gelombang
θ=arah
datang
(dimana gelombang
αp=sudut pantai)
Energi gelombang
:
E=
ρ gH 2s 8
2. Pasang Surut Prosedur Kerja
Dalam pengambilan data pasang surut di lakukan beberapa hal yakni : ☺ Menempatkan (pemasangan) rambu pasut pada tempat yang aman, mudah dibaca dan tidak bergerak-gerak akibat arus atau gelombang. Pemasangan nol rambu terletak di bawah permukaan laut pada saat air rendah saat surut besar dan bacaan skala masih terbaca pada saat terjadi air tinggi saat pasang besar. ☺ Metode pengamatannya dilakukan dengan pembacaan secara langsung dan dicatat secara kontinyu setiap 30 menit selama 3 x 24 jam. 3. Arus Prosedur Kerja Kecepatan arus diukur dengan menggunakan drague drifter pada daerah gelombang pecah, dengan terlebih dahulu menentukan arah arus dengan menggunakan kompas, yakni menentukan posisi titik awal drague drifter ketika dilepas sampai jarak terakhirnya. Analisis Data Untuk menghitung kecepatan arus dengan menggunakan persamaan :
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Hal|4
v=
s t
Dimana : v = Kecepatan arus (meter/detik) s = jarak (meter) t= waktu tempuh (detik)
B. Oseanografi Kimia Alat : -
Thermometer
-
Handrefractometer
-
DO meter
-
GPS
-
Botol Sampel
-
Kantung Sampel
-
Water checker sampel
Prosedur Kerja a. Menentukan lokasi pengambilan sampel berdasarkan karakteristik wilayah dan catat posisi sampel dengan GPS. b. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer batang dengan cara mencelupkan termometer batang tersebut kedalam air selama beberapa menit/detik. c. Kecerahan dengan menggunakan sechi disk dengan cara memasukkan kedalam kolom perairan, amati berapa jarak batas sampai alat tidak terlihat lagi. d. Kekeruhan/turbidity menggunakan water quality checker. e. Pengukuran salinitas di permukaan dilakukan dengan handrefractometer. Sebelum melakukan pembacaan terlebih dahulu alat tersebut dikalibrasi dengan aquades. f.
pH dan DO menggunakan water quality checker.
g. Ambil sampel air dan masukkan ke dalam botol sampel selanjutnya akan dianalisis di laboratorium. C. Oseanografi Biologi Alat dan Bahan: -
Sekop
-
Kantung sampel
-
Transek kuadran
-
Plankton net
-
Kamera
-
Botol Sampel
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Hal|5
-
Kantung Sampel
-
Water checker sampel
Prosedur Kerja a. Menentukan lokasi pengambilan sampel berdasarkan karakteristik wilayah dan catat posisi sampel dengan GPS. b. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan termometer batang dengan cara mencelupkan termometer batang tersebut kedalam air selama beberapa menit/detik. c. Kecerahan dengan menggunakan sechi disk dengan cara memasukkan kedalam kolom perairan, amati berapa jarak batas sampai alat tidak terlihat lagi. d. Kekeruhan/turbidity menggunakan water quality checker. e. Pengukuran salinitas di permukaan dilakukan dengan handrefractometer. Sebelum melakukan pembacaan terlebih dahulu alat tersebut dikalibrasi dengan aquades. f.
pH dan DO menggunakan water quality checker.
g. Ambil sampel air dan masukkan ke dalam botol sampel selanjutnya akan dianalisis di laboratorium. C. Oseanografi Biologi Alat dan Bahan: -
Sekop
-
Kantung sampel
-
Transek kuadran
-
Plankton net
-
Kamera
-
Alat selam dasar
-
Buku identifikasi
Prosedur Kerja a. Menentukan lokasi pengambilan sampel berdasarkan karakteristik wilayah dan catat posisi sampel dengan GPS. b. Transek 1 x 100 m dengan kisi-kisi tiap 25 cm diletakkan pada setiap stasiun, dengan arah keluar pantai (tegak lurus dengan pantai) dengan mengambil keterwakilan bagian dalam, tengah dan terluar dari pantai tersebut. Amati jenis dan biota yang anda dapatkan dalam setiap kisi-kisi. c. Ambil beberapa contoh sampel organisme bentik dan nekton yang anda temukan lalu masukkan ke dalam kantung sampel. Untuk organisme yang tidak dapat diambil, gambar dan identifikasi jenis dan tempat hidupnya (habitatnya). d. Identifikasi jenis, zonasi mangrove dan biota yang berasosiasi di lokasi praktik anda.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Hal|6
e. Identifikasi jenis dan terumbu karang, padang lamun dan biota yang berasosiasi di lokasi praktik anda. Analisis Data 1. Komposisi jenis Untuk menentukan komposisi jenis dilakukan dengan menghitung persentase dari setiap jenis yang didapatkan pada setiap stasiun yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P = (ni / N ) 100% Dimana : P = Persentase setiap jenis ni = Jumlah individu spesies i N = Jumlah individu seluruh spesies 2. Indeks Dominansi Menurut Simpson indeks dominansi dihitung dengan menggunakan rumus : C = ( ni / N)2 Dimana : C = Indeks Dominansi Simpson ni = Jumlah individu tiap spesies N = Jumlah individu seluruh spesies 3. Indeks Keanekaragaman H’ = - (ni / N) ln (ni / N) Dimana : H’ = Indeks Keanekaragaman ni = Jumlah individu setiap spesies N = Jumlah individu seluruh spesies B.
Oseanografi Geologi Alat : - Sekop - Kantung sampel - Alat tulis menulis - Meteran Prosedur Kerja 1. Galilah lubang di daerah batas air laut dan darat sebesar 1 x 1 meter dan gambar serta identifikasi jenis sedimennya, jika memungkinkan dokumentasikan lubang galian anda. 2. Perhatikan dan amatilah bentuk morfologi pantai di lokasi studi
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Hal|7
3. Pasang meteran rol (tiap 5 meter) sampai menegang (perhatikan dari meteran awal sampai akhir harus sejajar) dari batas tinggi air maksimum pada garis pantai ke arah 3. darat dan ukur beda tingginya dengan menggunakan tiang berskala. Lakukan hal yang sama ke arah laut.
HASIL
DAN
ANALISIS
DATA
PENGAMATAN
DAN
PENGUKURAN 1. GELOMBANG Data hasil pengukuran gelombang dalam tabel berikut : No.Gelomban g 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Hitunglah :
Puncak (cm) 105 110 107 112 115 108 118 120 116 123 113 105 122 119 116 121 118 114 109 124 125 122 117 115 120 123 114 121 123 127 119
Lembah (cm) 72 82 75 80 81 70 86 90 89 79 74 77 84 82 83 85 81 83 82 86 82 90 89 82 86 84 85 88 86 83 85
tinggi (m) 0,33 0,28 0,32 0,32 0,34 0,38 0,32 0,3 0,27 0,44 0,39 0,28 0,38 0,37 0,33 0,36 0,37 0,31 0,27 0,38 0,43 0,32 0,28 0,33 0,34 0,39 0,29 0,33 0,37 0,44 0,34
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Periode (d) 3,8 3 3,7 3,7 4 4,6 3,7 3,4 2,6 5,5 5 3 4,6 4,4 3,8 4,2 4,4 3,5 2,6 4,6 5,2 3,7 3 3,8 4 5 3,2 3,8 4,4 5,5 4
No. Urut 10 30 21 11 26 6 13 20 14 17 29 16 5 25 31 1 15 24 28 3 4 7 22 18 8 27 2 12 23 9 19
Tinggi (m) 0,44 0,44 0,43 0,39 0,39 0,38 0,38 0,38 0,37 0,37 0,37 0,36 0,34 0,34 0,34 0,33 0,33 0,33 0,33 0,32 0,32 0,32 0,32 0,31 0,3 0,29 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27
Periode (d) 5,5 5,5 5,2 5,0 5,0 4,6 4,6 4,6 4,4 4,4 4,4 4,2 4,0 4,0 4,0 3,8 3,8 3,8 3,8 3,7 3,7 3,7 3,7 3,5 3,4 3,2 3,0 3,0 3,0 2,6 2,6
Hal|8
-
Tinggi dan periode gelombang signifikan dan rata-ratanya
-
Panjang gelombang rata-rata
-
Sudut datang gelombang
-
Energi gelombang
-
Tinggi gelombang gelomang signifikan (Hs). 3
N /3
H s = N ∑ Hi i=1
3 31
=
∑ (0,44+ 0,44+0,43+ 0,39+0,39+0,38+0,38+ 0,38+0,37+ 0,37+0,37)
m =
3 (4, 34) m 31
= 0, 42 m - Tinggi Gelombang Rata-rata (H) H 1 + H 2 +. . .. . H N N
H=
=
0,33+0,28+0,32+0,32+ 0,34+0,38+0,32+ 0,30+ 0,27+0,44 +0,39+0,28+0,38+ 0,37+¿ 0,33+0,3 31 =
10,6 31
= 0, 34 m - Periode gelombang signifikan (TS) 3 T s= N
=
N /3
∑ Ti i=1
3 (5,5+5,5+5,2+5,0+5,0+4,6+4,6+4,6+4,4+4,4+4,4) 31
3 = (53,2 ) 31 = 5,15 detik L
Panjang gelombang rata-rata (L) = 1,56 x T 2 = 1,56 x (5,15)2
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Hal|9
= 1,56 x 26,52 = 41,37 m - Sudut datang gelombang (αH)
α H =θ o−α P = 125̊ - 45̊ = 80 ̊ - Energi gelombang (E)
E=
=
ρ gH 2s 8
( 1,025 )( 9,8 ) (0,42)2 8
= 0, 22 Joule b. Jelaskan Fenomena Gelombang di Pantai Pagatan Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan
laut
yang
membentuk
kurva
atau
grafik
sinusoidal. Gelombang laut disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang. Pada tabel diatas gelombang yang berada di pantai Pagatan yang dihasilkan yaitu tinggi gelombang signifikan adalah 0,42 meter, tinggi rata – rata gelombang yaitu 0,34 meter dengan periode gelombang signifikan sebesar 5,15 detik dan panjang gelombang rata – rata yaitu 41,37 meter, sudut databg gelombang sebesar 80o dengan energy gelombang sebesar 0, 22 joule. 2. Pasang Surut Tabel 2. Hasil Pengukuran Data Pasang Surut No. Jam
Tinggi (cm)
Muka
Air
No.
Jam
Tinggi (cm)
1
21:00 96
30
02:00 106
2 3 4
22:00 109 23:00 118 00:00 120
31 32 33
03:00 122 04:00 134 05:00 138
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Muka
Air
H a l | 10
No. Jam 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
a.
01:00 02:00 03:00 04:00 05:00 06:00 07:00 08:00 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 00:00 01:00
Tinggi
Muka
Air
(cm) 115 113 120 133 138 138 135 127 116 102 87 68 64 63 66 75 89 112 124 126 124 116 100 94 95
No.
Jam
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
06:00 07:00 08:00 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00 00:00 01:00 02:00 03:00 04:00 05:00 06:00
Gambar Grafik Pasang Surut
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Tinggi (cm) 137 131 116 93 56 45 42 42 46 56 72 93 121 134 142 147 149 149 144 131 116 112 115 131 133
Muka
Air
H a l | 11
160 140 Tinggi Muka Air (cm)
120 100 80 60 40 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 :0 0:0 3:0 6:0 9:0 2:0 5:0 8:0 1:0 0:0 3:0 6:0 9:0 2:0 5:0 8:0 1:0 0:0 3:0 6:0 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2
Waktu
Gambar 1. Grafik Pasang Surut b. Tipe Pasang Surut Pada Gambar 1. grafik pasang surut diatas dapat disimpulkan bahwa pada tipe pasang surut di lokasi studi yaitu pasang surut campuran condong harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) dimana mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dengan ketinggian dan waktu yang berbeda. c.
Pasang Tertinggi, Surut Terendah dan Tunggang Pasut Pasang Tertinggi, Surut Terendah dan Tunggang Pasut Pada Gambar 1.
Grafik pasang surut diatas dinyatakan pasang tertingginya yaitu 149 cm, dan surut terendahnya 42 cm. Tunggang pasut sendiri yaitu perbedaan antara pasang tertinggi dan surut terendah, yaitu 107 cm. d. Fenomena Pasang Surut Pasang-surut (pasut) merupakan salah satu gejala alam yang tampak nyata di laut, yakni suatu gerakan vertikal (naik turunnya air laut secara teratur dan berulang-ulang) dari seluruh partikel massa air laut dari permukaan sampai bagian terdalam dari dasar laut. Gerakan tersebut disebabkan oleh pengaruh gravitasi (gaya tarik menarik) antara bumi dan bulan, bumi dan matahari, atau bumi dengan bulan dan matahari (Surinati, 2007). Fenomena pasang surut pada lokasi studi pada hari pertama yaitu mengalami surut pada pukul 21.00 WITA dengan ketinggian muka air awal yaitu 96 cm, kemudian
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 12
mengalami pasang pada pukul 06.00 WITA dengan ketinggian muka air yang mencapai 138 cm. Surut kedua terjadi pada pukul 07.00-15.00 WITA dengan ketinggian muka air 135 cm – 66 cm kemudian mengalami pasang pada pukul 16.00-22.00 WITA dengan ketinggian muka air mencapai 126 cm. Hari kedua pada pukul 21.00 - 00.00 WITA mengalami surut dengan ketinggian muka air 124 cm hingga 94 cm, kemudian terjadi pasang dengan ketinggian muka air 138 cm pada pukul 05.00 WITA. Surut kedua terjadi pada pukul 06.00 – 13.00 WITA dengan ketinggian muka air mencapai 42 cm, kemudian terjadi pasang kedua pada pukul 14.00 – 22.00 WITA dengan ketinggian muka air …cm. Hari ketiga pasang terjadi pada pukul 21.00 – 23.00 WITA dengan ketinggian muka air 149 cm dan pada pukul 00.00 – 03.00 WITA terjadi surut serta terjadi pasang lagi hingga pukul 06.00 WITA dengan ketinggian muka air 133 cm. Arus Tabel 3.1. Hasil Data Pengukuran Arus di pantai Pagatan Posisi N o 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Bujur 115.993 7 115.993 5 115.995 1 115.997 6 115.994 5 115.989 4 115.993 7 115.993 5 115.995 1 115.997 6 115.994
Lintan g
Jam
-3.5422
08:0 0 08:0 0 08:0 0 08:0 0 08:0 0 08:0 0 13:0 0 13:0 0 13:0 0 13:0 0 13:0
-3.5483 -3.5539 -3.5663 -3.5722 -3.5796 -3.5422 -3.5483 -3.5539 -3.5663 -3.5722
Ara h (o)
Jara k (m)
163
5
Wakt u (detik ) 112
170
5
95
0,053
180
5
98
0,051
191
5
107
0,047
178
5
103
0,049
185
5
112
0,045
277
5
95
0,053
280
5
98
0,051
294
5
107
0,047
310
5
103
0,049
315
5
112
0,045
Kecepata n (m/detik)
Keterangan
0,045
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 13
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
5 115.989 4 115.993 7 115.993 5 115.995 1 115.997 6 115.994 5 115.989 4
-3.5796 -3.5422 -3.5483 -3.5539 -3.5663 -3.5722 -3.5796
0 13:0 0 17:3 0 17:3 0 17:3 0 17:3 0 17:3 0 17:3 0
291
5
95
0,053
268
5
98
0,051
250
5
107
0,047
240
5
103
0,049
232
5
112
0,045
220
5
95
0,053
210
5
98
0,051
Jelaskan dan gambarkan pola arus yang didapatkan 0,0525
-3,545
0,052 0,0515
-3,55
0,051 0,0505
-3,555
0,05 0,0495
-3,56
0,049 0,0485
-3,565
0,048 0,0475
-3,57
0,047 0,0465
-3,575
0,046 0,0455 115,99
115,991
115,992
115,993
115,994
115,995
115,996
115,997
Kecepatan Arus (m/s) 0,045000000000001
0,052927104776213
Gambar 2. Arus Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 14
yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang Arus air laut yang ada di pantai Pagatan menunjukkan bahwa arusnya didominasi oleh angin yang berhembus dari timur menuju arah selatan dan sebagian arus yang timbul oleh angin yang berhembus ke arah selatan sedikit hingga arus juga datang dari arah utara. Tabel 3.2. Hasil Data Pengukuran Arus di pantai Pagatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Tanggal
Jam
01 Januari 2021 01 Januari 2021 01 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021
21:00 22:00 23:00 00:00 01:00 02:00 03:00 04:00 05:00 06:00 07:00 08:00 09:00 10:00 11:00 12:00 13:00
Arah (°)
Jarak (m)
waktu (detik)
110
5
50
0,100
195
5
57,45
0,087
294
5
254
0,020
315
5
288
0,017
192
5
85
0,059
140
5
170
0,029
300
5
60
0,083
300
5
123
0,041
193
5
258
0,019
142
5
184
0,027
120
5
142
0,035
119
5
105
0,048
121
5
72
0,069
131
5
60
0,083
163
5
88
0,057
220
5
127
0,039
277
5
151
0,033
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Kecepatan (m/detik)
H a l | 15
No 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Tanggal 02 Januari
2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 02 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari
Jam 14:00
15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 124 116 100 94 95 106 122 134 138 137 131 116 93 56 45 42
Arah
Jarak
waktu
324
5
152
0,033
341
5
188
0,027
345
5
97
0,052
350
5
40
0,125
355
5
97
0,052
300
5
202
0,025
217
5
189
0,026
140
5
165
0,030
118
5
163
0,031
142
5
105
0,048
194
5
193
0,026
272
5
165
0,030
325
5
137
0,036
330
5
74
0,068
183
5
82
0,061
149
5
207
0,024
115
5
195
0,026
100
5
176
0,028
100
5
143
0,035
149
5
94
0,053
180
5
83
0,060
221
5
123
0,041
289
5
130
0,038
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Kecepatan
H a l | 16
No 41 42 43 44 45 46 47 48
Tanggal
2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021 03 Januari 2021
Jam
42 46 56 72 93 121 134 142
Arah
Jarak
waktu
326
5
166
0,030
341
5
107
0,047
350
5
47
0,106
358
5
59
0,085
315
5
84
0,060
268
5
133
0,038
221
5
265
0,019
178
5
33
0,152
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
Kecepatan
H a l | 17
3. ORGANISME BENTIK
Gambar dan Jenis Organisme Bentik Jenis organisme bentik yang ditemukan di pantai Pagatan sebagai berikut: - Anadara granosa
(bagian luar)
(bagian dalam)
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Umbo Hinge ligament Garis pertumbuhan Periostrakum Mulut Hati
7. Ginjal 8. Anus 9. Insang 10. Mante 11. Usus 12. Kaki
- Metograpsus thukuhar
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mata Dactylus Propundus Merus Kaki jalan Kaki renang Kerapas
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 18
- Terebra paycistri
Keterangan : 1. 2. 3. 4.
Apeks Garis – garis spiral Aperatur cangkang
- Pugilina cochlidium
Keterangan : 1. 2. 3. 4.
Apex Whorl Aperture Outer lip
5. Siphonal canal 6. Inner lip 7. Body whorl 8. spire
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 19
c.
Kondisi Bentik Zona bentik adalah wilayah ekologi pada bagian terendah atau dasar dari
suatu perairan seperti laut atau danau, termasuk permukaan sedimen dan lapisan dibawah permukaan. Zona bentik daerah laut sendiri di mulai dari garis pantai dan meluas ke perairan dalam, jauh dari daratan. Bentik sendiri memiliki organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur.
Biota yang biasa tinggal di zona bentik disebut dengan benthos.
Berdasarkan hasil pengamatan bentik di pantai Pagatan ditemukan berbagai jenis gastropoda (Pugilina cochlidium dan Terebra paycistri) , bivalvia (Anadara granosa) dan krustasea (Metograpsus thukuhar). Anadara granosa (kerang darah) sendiri berhabitat di perairan pantai yang bersubstrat pasir berlumpur dan dapat juga ditemukan di lumpur halus yang ditumbuhi tanaman hutan bakau dan mangrove dan ditemukan sebanyak 36 ekor. Metograpsus thukuhar (kepiting bakau) biasanya bersembunyi di dalam lubang kecil yang terbentuk dari potongan akar mangrove dan memasukkan akar tersebut kedalam lumpur dan dapat juga ditemukan pada saat air pasang bergerak kearah mangrove. Metograpsus thukuhar termasuk organisme benthos yang sulit ditemukan. Makanan yang dimakan oleh metograpsus thukuhar adalah makroalga dan ditemukan sebanyak 18 ekor. Terebra paycistri (kerang sumpil) biasanya berhabitat di kawasan hutan mangrove dan juga dapat ditemukan di area pantai. Faktor pasang surut air laut juga memungkinkan jenis ini terbawa sampai ke ekosistem pantai dan ditemukan sebanyak 25 ekor.
Pugilina
cochlidium (keong/siput) banyak ditemukan di atas dan di dalam substrat yang dekat dengan pantai serta habitatnya di daerah berlumpur, dekat muara dan di hutan mangrove dan ditemukan sebanyak 28 ekor. Parameter perairan di pantai Pagatan dapat disimpulkan dari kepadatan berbagai jenis biota zona bentik menunjukkan kondisi di perairan pantai Pagatan belum mengalami pencemaran dikarenakan kondisi oksigen yang ada di pantai Pagatan masih tergolong tinggi.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 20
4.
ORGANISME NEKTON a. Jenis organisme nekton yang ditemukan di pantai Pagatan antara lain seperti : Ikan Bandeng
-
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
-
Mata Linea literalis Sirip anal Sirip ekor Sirip anal
6. Sirip perut 7. Sirip dada 8 Tutup insang 9. Mulut
Ikan Baronang Angin
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Mulut Mata Linea literalis Sirip punggung Sirip ekor
6. Sirip anal 7. Sirip perut 8. Sirip dada 9. Tutup insang 10. Pipi
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 21
-
Ikan Kakap
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. -
Mulut Mata Linea literalis Sisik Sirip punggung Sirip ekor
7. Sirip anal 8. Sirip perut 9. Sirip dada 10. Tutup insang 11. Maxilla
Ikan Kerapu Tikus
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Hidung Mata Linea literalis Sisik Sirip punggung Sirip ekor
7. Sirip anal 8. Sirip dada 9. Sirip perut 10. Tutup insang 11. Mandible
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 22
b. Kondisi Nekton Nekton adalah organisme yang bergerak bebas dalam air dan tidak tergantung arus. Berdasarkan hasil data yang ada di perairan pantai Pagatan banyak ditemukan nekton jenis ikan bandeng (Chanos chanos), ikan baronang angina (Siganus javus), ikan kakap (Lutjanidae), dan ikan kerapu tikus (Chromileptes altivelis). Parameter perairan di pantai Pagatan dapat disimpulkan bahwa perairan pantai Pagatan bersih dan kaya akan oksigen dikarenkan belum tercemar limbah – limbah ataupu sampah – sampah masyarakat sekitar.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 23
5.EKOSISITEM PESISIR A. MANGROVE Jenis biota yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove di pantai Pagatan Jenis biota yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove biasanya dikatakan dengan biota penempel. Biota- biota ini biasanya menempel di akar mangrove, batang mangrove, bahkan daun mangrove. o Jenis biota yang berasosiasi di mangrove antara lain seperti : 1.
Cerithidea cingulata
2.
Anadara antiquata
3.
Telescopium telescopium
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 24
4. Ilyoplax sp
5.
Varanus salvator
5. Collocalio esculente
Berdasarkan data diatas biota yang berasosasi di pantai Pagatan antara lain seperti Cerithidea cingulate (ketuyung), Anadara antiquate (kerang bulu) Telescopium telescopium (kerang bakau), Ilyoplax sp (kepiting semaphore) Varanus salvator (biawak), Collocalio esculente (wallet).
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 25
a.
Jenis dan bentuk zonasi mangrove di pantai Pagatan Jenis dan bentuk zonasi mangrove yang ada di pantai Pagatan antara lain sebagai berikut : 1. Rhizophora mucronata
2. Avicennia marina
3.
Terminalia catappa L.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 26
4.
Excoecaria agallocha L
5.
Bruguiera gymnorrhiza
6. Acanthus ilicifolius L
Berdasarkan data diatas jenis mangrove yang berada di lokasi pantai Pagatan cukup beragam yaitu Rhizophora mucronata (bakau laki), Avicennia marina (api – api putih), Terminalia catappa L. (ketapang), Excoecaria agallocha L (buta – buta), Bruguiera gymnorrhiza (tanjang), dan Acanthus ilicifolius L
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 27
(jeruju). Zonasi mangrove di pantai Pagatan zona mangrove terbuka, zona tengah, zona hulu. b. Kondisi mangrove di pantai Pagatan Kondisi mangrove di pantai Pagatan terbilang cukup tumbuh subur alami tanpa adanya kerusakan karena ulah manusia. Spesies yang mendominasi yaitu Rhizophora mucronata, Avicennia marina, dan Bruguiera gymnorrhiza. Rhizophora mucronata
merupakan spesies yang berasal dari famili
Rhizoporaceae dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah. Merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove yang paling penting dan paling tersebar luas. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Anakan seringkali dimakan oleh kepiting, sehingga menghambat pertumbuhan mereka. Anakan yang telah dikeringkan dibawah naungan untuk beberapa hari akan lebih tahan terhadap gangguan kepiting. Hal tersebut mungkin dikarenakan adanya akumulasi tanin dalam jaringan yang kemudian melindungi mereka. Avicennia marina merupakan belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik-burik hijau-abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu. Merupakan tumbuhan pionir pada lahan pantai yang terlindung, memiliki kemampuan menempati dan tumbuh pada berbagai habitat pasang-surut, bahkan di tempat asin sekalipun. Jenis ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang paling umum ditemukan di habitat pasang-surut. Akarnya sering dilaporkan membantu pengikatan sedimen dan mempercepat proses pembentukan tanah timbul. Jenis ini dapat juga bergerombol membentuk suatu kelompok pada habitat tertentu. Berbuah sepanjang tahun, kadang-kadang bersifat vivipar. Buah membuka pada saat telah matang, melalui lapisan dorsal. Buah dapat juga terbuka karena dimakan semut atau setelah terjadi penyerapan air.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 28
Bruguiera gymnorrhiza merupakan Pohon yang selalu hijau dengan ketinggian kadang-kadang mencapai 30 m. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai coklat (warna berubah-ubah). Akarnya seperti papan melebar ke samping di bagian pangkal pohon, juga memiliki sejumlah akar lutut. Merupakan jenis yang dominan pada hutan mangrove yang tinggi dan merupakan ciri dari perkembangan tahap akhir dari hutan pantai, serta tahap awal dalam transisi menjadi tipe vegetasi daratan. Tumbuh di areal dengan salinitas rendah dan kering, serta tanah yang memiliki aerasi yang baik. Jenis ini toleran terhadap daerah terlindung maupun yang mendapat sinar matahari langsung. Mereka juga tumbuh pada tepi daratan dari mangrove, sepanjang tambak serta sungai pasang surut dan payau. Ditemukan di tepi pantai hanya jika terjadi erosi pada lahan di hadapannya. Substrat-nya terdiri dari lumpur, pasir dan kadang-kadang tanah gambut hitam. Kadangkadang juga ditemukan di pinggir sungai yang kurang terpengaruh air laut, hal tersebut dimungkinkan karena buahnya terbawa arus air atau gelombang pasang. Regenerasinya seringkali hanya dalam jumlah terbatas. Bunga dan buah terdapat sepanjang tahun. Bunga relatif besar, memiliki kelopak bunga berwarna kemerahan, tergantung, dan mengundang burung untuk melakukan penyerbukan.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 29
6.
KUALITAS AIR
Data hasil pengukuran kualitas air di pantai Pagatan pada tabel berikut : Posisi N Lint o Bujur ang 115,9 1 3,54 935 83 116,0 2 3,58 119 18 116,0 3 3,58 008 04 116,0 4 3,55 160 86 116,0 5 3,54 158 13 115,9 6 3,54 937 22 116,0 7 3,57 032 22 116,0 8 3,56 052 58 116,0 9 3,55 050 96 1 115,9 3,55 0 951 39 1 115,9 3,57 1 894 96 1 116,0 3,55 2 043 29 1 116,0 3,54 3 040 72 1 116,0 4 034 3,54
B O D
pH
Nit rat
Nit rit
Fos fat
B es i
26
6, 0,9 7
7,6 6
1,7
0,0 04
1,3 2
0, 57
32, 1
28
5, 0,1 6
8,2 5
1,1
0,0 11
0,3
0, 64
45
32, 7
27
7, 2,2 4
7,3 3
1,7
0,0 08
0,4 3
0, 13
0,1 02
10 0
32, 7
31
6, 8
7,4
1,6
0,0 05
0,1
0, 09
0,1 79
14 4
32, 7
32
6, 0,3 5
7,3 9
1,3
0,0 11
0,2 5
0, 22
0,0 81
58
35, 3
26
6, 0,8 4
7,1 9
1,2
0,0 01
0,1 6
0, 04
0,2 17
11 0
35, 5
27
6, 1,1 6
6
1,5
0,0 02
0,3 2
0, 13
0,1 28
34 0
35, 5
28
6, 0,6 2
7,3 2
3,5
0,0 05
0,1 7
0, 04
0,2 00
24 6
35, 5
27
6, 5
7,3 3
1,6
0,0 05
2,0 4
0, 34
0,2 27
14 6
29, 7
26
6, 0,2 2
7,7 3
2,3
0,0 05
1,4 2
0, 02
0,1 67
14 0
30, 7
26
6, 0,6 2
7,5 9
1,3
0,0 08
0,5 1
0, 23
0,2 50
64
31, 7
28
6, 0,9 3
8,7 3
1,2
0,0 04
0,2 8
0, 12
0,1 52
30 2
32
28
6, 0,7 7
9,7 6
1,6
0,0 1
0,4 7
0, 06
0,1 28
15 0
32, 1
28
6, 0,9 5
9,9
2,2
0,0 17
0,8 4
0, 14
Ar us
Ar ah
Su hu
Salin itas
0,1 26
12 0
33, 5
0,2 10
14 0
0,2 05
D O
1
1
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 30
Posisi N Lint o Bujur ang 26 1 115,9 3,56 5 970 00 1 116,0 3,56 6 145 58 1 115,9 3,56 7 886 00 1 115,9 3,56 8 923 05 1 115,9 3,57 9 945 22 2 115,9 3,56 0 976 63 2 116,0 3,57 1 133 23 2 116,0 3,55 2 157 18 2 116,0 3,54 3 154 66 2 115,9 3,57 4 961 98 2 115,9 3,54 5 998 27 2 116,0 3,55 6 102 20 2 116,0 3,56 7 099 48 2 116,0 3,58 8 068 09 2 116,0 -
B O D
pH
Nit rat
Nit rit
Fos fat
B es i
25
4, 0,9 6
5,9
1,3
0,0 06
0,2 7
0, 64
31, 7
27
5, 1
6,1
1,6
0,0 01
0,2
1, 03
15
31, 7
24
4, 0,9 7
6,3 5
1,1
0,0 03
5,8 4
0, 28
0,1 3
45
31, 7
24
4, 0,8 8
6,3 2
3,2
0,0 02
1,6 1
0, 43
0,3 75
20
33
26
6, 0,6 6
7,6 8
1,2
0,0 12
0,2 8
0, 1
0,0 70
22
33, 1
26
6, 0,9 8
7,6 6
1,1
0,0 02
0,4 4
0, 06
0,0 92
86
33, 4
27
6, 8
7,5 3
1,4
0,0 03
0,2 9
0, 19
0,0 95
70
33, 3
26
6, 0,6 6
7,8 6
3,4
0,0 06
2,1 6
0, 01
0,1 03
80
33, 4
26
6, 7
7,6 7
1,5
0,0 06
1,5 4
0, 1
0,1 16
18 0
33, 4
26
6, 0,8 6
7,7
2,2
0,0 06
0,6 3
0, 01
0,1 56
12 0
32, 5
27
6, 0,3 6
7,9 1
1,2
0,0 09
0,4
0, 31
0,3 33
14 0
35, 1
26
6, 0,7 9
7,8 5
1,1
0,0 05
0,5 9
0, 03
0,1 47
13 0
33, 7
27
6, 0,3 6
7,8 6
1,5
0,0 11
0,9 6
0, 2
0,1 26
13 8
31, 9
28
6, 1
1
7, 11
1, 1
0,0 08
1,6 1
0, 57
0,1
46
31,
28
6,
0,
7,
1,
0,0
0,2
0,
Ar us
Ar ah
Su hu
Salin itas
0,2 7
31 5
31, 7
0,2 7
10
0,2 7
D O
1
1
1
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 31
Posisi N Lint o Bujur ang 3,57 9 087 22 3 116,0 3,55 0 105 90 3 116,0 3,54 1 100 68 3 116,0 3,54 2 097 21 3 115,9 3,54 3 996 79 3 115,9 3,57 4 996 21 3 116,0 3,56 5 017 62 3 116,0 3,55 6 016 97 3 116,0 3,55 7 003 37 3 116,0 3,57 8 052 61 3 116,0 3,57 9 009 54 4 116,0 3,57 0 103 65 4 116,0 3,54 1 020 48 4 116,0 3,54 2 072 46 4 116,0 3,54 3 130 40
Ar us
Ar ah
27
Su hu
Salin itas
4
D O
B O D
pH
Nit rat
Nit rit
Fos fat
B es i
2
3
12
2
05
8
64
0,0 64
31 4
31, 4
28
6, 2
0, 9
7, 13
1, 3
0,0 11
0,4 4
0, 13
0,1 56
40
31, 7
28
6, 1
0. 8
7, 14
1,4
0,0 01
0,2 9
0, 09
0,0 92
13 2
31, 7
28
6, 1
2, 1
7, 15
2
0,0 02
2,1 6
0, 22
0,1 14
38
31, 8
28
6, 3
2, 2
7, 20
1, 5
0,0 05
1,5 4
0, 04
2,7 78
45
31
28
6, 2
0, 9
7, 25
2, 1
0,0 04
0,6 3
0, 13
3,5 21
13 8
31
30
6, 2
0, 8
8
2, 2
0,0 11
0,4
0, 04
0,0 89
10 4
30
31
6, 5
2, 3
8, 11
2, 3
0,0 08
0,5 9
0, 34
0,0 85
11 0
31
33
6, 2
0, 4
8, 12
2, 4
0,0 05
0,9 6
0, 02
0,3 80
10
34
28
6, 2
0, 7
8
2, 5
0,0 11
1,3 2
0, 23
0,6 30
33 4
33, 7
28
5, 8
0, 8
9
2, 6
0,0 01
0,3
0, 12
0,2 30
28
33, 6
28
6, 4
0, 9
7, 21
2, 5
0,0 02
0,4 3
0, 06
0,0 49
74
33, 1
28
6, 5
2
7, 24
3
0,0 05
0,1
0, 14
0,1 47
20
33
28
6, 3
1
7, 23
1
0,0 05
0,2 5
0, 64
0,1 85
35 0
32, 8
27
6
1, 2
7, 25
2
0,0 05
0,1 6
1, 03
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 32
Posisi N Lint o Bujur ang 4 116,0 3,55 4 025 03 4 116,0 3,55 5 032 69 4 116,0 3,56 6 034 28 4 116,0 3,56 7 027 86 4 116,0 3,54 8 128 93 4 116,0 3,55 9 131 58 5 116,0 3,56 0 127 26 5 116,0 3,56 1 117 84 5 116,0 3,55 2 089 58 a.
Ar us
Ar ah
Su hu
Salin itas
D O
B O D
pH
Nit rat
Nit rit
Fos fat
B es i
0,1 67
32 0
32, 5
27
5, 9
1, 2
7, 35
3, 1
0,0 08
0,3 2
0, 28
0,1 04
28 0
32, 4
28
5, 9
1, 3
6
1, 1
0,0 04
0,1 7
0, 43
0,0 91
18 0
30, 9
29
6
2
6
1, 2
0,0 04
0,4 4
0, 1
0,1 92
13 4
30, 5
29
6
0, 9
6
1, 3
0,0 1
0,2 9
0, 2
0,1 35
11 8
30, 6
26
6, 1
0, 8
6
1, 5
0,0 17
2,1 6
0, 57
0,2 38
14 4
30, 7
28
6, 1
0, 4
6, 12
2, 9
0,0 06
1,5 4
0, 64
0,0 56
13 0
30, 7
28
6, 1
0, 5
6, 22
2, 8
0,0 01
0,6 3
0, 13
0,1 35
17 6
31, 1
29
6
0, 8
6, 25
1
0,0 03
0,5 9
0, 02
0,1 09
19 4
31, 1
29
6
0, 9
7
2
0,0 02
0,9 6
0, 23
Jelaskan bagaimana kondisi kualitas perairan yang anda dapatkan Kondisi kualitas air di pantai Pagatan yang diukur yaitu suhu, salinitas,
DO, BOD, pH, Nitrat, Nitrit, fosfat, dan besi. Suhu merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan organisme di perairan. Pada data diatas suhu tertinggi di pantai pagatan yaitu 35,5o Celcius sedangkan suhu terendahnya 29,6o Celcius. Umumnya suhu pada permukan air berkisar antara 28-31oCelcius sedangkan suhu di perairan pantai pagatan sendiri berkisar antara 29,6oCelcius – 35,5oCelcius sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu perairan di pantai pagatan termasuk suhu normal perairan. Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam perairan. Salinitas di pantai pagatan sendiri beragam. Keragaman salinitas ini berpengaruh
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 33
pada kehidupan suatu organisme yang hidup di perairan pantai Pagatan. Hasil data diatas menunjukkan salinitas tertinggi di pantai Pagatan yaitu 33 ppm sedangkan salinitas terendahnya yaitu 24 ppm. Salinitas normal pada perairan laut agar biota dapat bertahan hidup yaitu berkisar 33-34 ppm. Perbedaan salinitas sendiri terjadi dikarenakan adanya perbedaan penguapan dan dan presipitasi. DO atau dissolved oxygen adalah okigen terlarut yang merupakan salah satu parameter penting dalam suatu analisis kualitas perairan. semakin besar nilai DO menunjukkan bahwa kuakitas di suatu perairan itu baik. Sebaliknya jika nilai DO yang ditunjukkan rendah maka kualitas di suatu perairan sedang tercemar. Hasil pengukuran DO yang ada di pantai Pagatan menunjukkan berkisar antara 4,6-7,4 mg/L sedangkan DO yang ideal untuk suatu organisme bertahan hidup yaitu 3-7 mg/L.
Dapat disimpulkan bahwa oksigen terlarut (DO) di pantai
Pagatan termasuk dalam kategori ideal untuk organisme bertahan hidup. BOD (Biological Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengurai bahan organik didalam air. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin buruk kualitas di dalam suatu perairan dan akan menurunkan nilai DO dikarenakan banyaknya kandungan organisme yang hdiup pada perairan tersebut. Pada data hasil pengukuran diatas, menunjukkan bahwa nilai tertinggi BOD di pantai Pagatan yaitu sebesar 2,4 mg/L sedangkan nilai BOD terendah di pantai Pagatan yaitu 0,1 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi BOD di pantai Pagatan dikategorikan sebagai perairan yang baik dengan tingkat pencemaran yang rendah. pH yaitu derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Hasil pengukuran pH di pantai Pagatan berkisar antara 6 – 9,9, kisaran ini termasuk batas aman untuk organisme bertahan hidup. Kandungan nitrat di pantai Pagatan tergolong tinggi yaitu berkisar antara 1,1- 2,9 mg/L sedangkan kandungan nitritnya yaitu berkisar diantara 0,001 – 0,017 mg/L. Jika kandungan nitratnya tinggi melebihi 0,2 mg/L maka mengakibatkan terjadinya bloomings sedangkan jika kandungan nitritnya yang tinggi melebihi 0,05 mg/L maka dapat mengakibatkan racun bagi organisme laut.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 34
Fosfat yaitu unsur secara alamiah berasal dari perairan itu sendiri yaitu melalui proses – proses penguraian, pelapukan ataupun dekomposisi tumbuhtumbuhan dan sisa-sisa organisme mati. Fosfat dibutuhkan untuk mendukung organisme
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan
hidupnya
terutama
fitooplankton. Hasil data diatas menunjukkan bahwa fosfat di perairan pantai Pagatan berkisar 0,01 – 0,017 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan fosfat di pantai Pagatan telah melebihi standar baku mutu air laut untuk kehidupan organisme laut sehingga dapat mengakibatkan blooming fitooplankton. Dalam air besi merupakan tersuspensi dan berwarna kecoklatan. Suspensi yang terbentuk akan segera menggumpal dan mengendap di dasar badan air (Suciastuti dan Sutrisno, 2002). Hasil data diatas menunjukkan besi pada perairan di pantai Pagatan berkisar 0,1 – 1,03 mg/L sedangkan kadar besi pada air laut umumnya hanya sekitar 0,01 mg/L. Kandungan Besi yang tinggi berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. b.
Gambarkan masing-masing sebaran kualitas perairan -
Sebaran suhu
-3,545
35,2 34,8
-3,55
34,4 34
-3,555
33,6 33,2
-3,56
32,8 32,4
-3,565
32 31,6
-3,57
31,2 30,8
-3,575
30,4 30
-3,58 115,99
115,995
116
116,005
116,01
116,015
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
29,6
H a l | 35
-
Sebaran salinitas -3,545
-3,55
-3,555
-3,56
-3,565
-3,57
-3,575
-3,58 115,99
-
115,995
116
116,005
116,01
116,015
33 32,5 32 31,5 31 30,5 30 29,5 29 28,5 28 27,5 27 26,5 26 25,5 25 24,5 24 23,5
Sebaran DO 7,4
-3,545
7,2 7
-3,55
6,8 -3,555
6,6 6,4
-3,56
6,2 6
-3,565
5,8 5,6
-3,57
5,4 5,2
-3,575
5 4,8
-3,58 115,99
-
115,995
116
116,005
116,01
Sebaran BOD
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
116,015
4,6
H a l | 36
-3,545
-3,55
-3,555
-3,56
-3,565
-3,57
-3,575
-3,58 115,99
-
115,995
116
116,005
116,01
116,015
Sebaran pH -3,545
-3,55
-3,555
-3,56
-3,565
-3,57
-3,575
-3,58 115,99
-
2,3 2,2 2,1 2 1,9 1,8 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1
115,995
116
116,005
116,01
116,015
Sebaran Nitrat
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
10 9,8 9,6 9,4 9,2 9 8,8 8,6 8,4 8,2 8 7,8 7,6 7,4 7,2 7 6,8 6,6 6,4 6,2 6 5,8
H a l | 37
-3,545
-3,55
-3,555
-3,56
-3,565
-3,57
-3,575
-3,58 115,99
-
115,995
116
116,005
116,01
116,015
3,4 3,3 3,2 3,1 3 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 2,2 2,1 2 1,9 1,8 1,7 1,6 1,5 1,4 1,3 1,2 1,1 1
Sebaran Nitrit
-3,545
0,017 0,016
-3,55
0,015 0,014 0,013
-3,555
0,012 0,011
-3,56
0,01 0,009 -3,565
0,008 0,007 0,006
-3,57
0,005 0,004
-3,575
0,003 0,002 -3,58
0,001 115,99
-
115,995
116
116,005
116,01
Sebaran Fosfat
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
116,015
0
H a l | 38
-3,545
5,6 5,2
-3,55
4,8 4,4
-3,555
4 3,6
-3,56
3,2 2,8
-3,565
2,4 2
-3,57
1,6 1,2
-3,575
0,8 0,4
-3,58 115,99
-
115,995
116
116,005
116,01
116,015
0
116,015
1 0,95 0,9 0,85 0,8 0,75 0,7 0,65 0,6 0,55 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0
Sebaran Besi -3,545
-3,55
-3,555
-3,56
-3,565
-3,57
-3,575
-3,58 115,99
115,995
116
116,005
116,01
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 39
c.
Bagaimanakah pengaruh adanya masukkan air tawar (hujan) maupun sungai terhadap salinitas air laut? Masuknya air tawar (hujan) maupun sungai terhadap salinitas air laut
dapat berpengaruh pada penyebaran salinitas (kegaraman). Selain itu, adanya faktor pendorong seperti pasang surut yang mempengaruhi maka dapat menyebabkan terjadinya intrusi air laut. Salinitas bervariasi dalam arah memanjang dan vertikal. Dalam arah memanjang salinitas berkurang dari mulut sungai kearah hulu menyebabkan peningkatan kadar konsentrasi sedimen suspensi (SSC) sedangkan dalam arah vertikal berkurang dari dasar kepermukaan. Pada kondisi spring tide dimana muka air lebih tinggi dari pada muka air normal ratarata berdampak pada makin majunya salinitas dengan kadar tinggi didasar perairan kearah hulu sungai. d.
Apakah ada pengaruh kegiatan masyarakat terhadap kualitas perairan di pantai Pagatan? Laut dianggap sebagai tempat pembuangan terakhir bagi kehidupan
manusia dikarenakan air laut memiliki volume air yang sangat besar memiliki kemampuan untuk mengencerkan segala jenis zat yang dirasa tidak akan menimbulkan dampak sama sekali. Padahal itu adalah pernyataan yang sangat salah dikarenakan limbah masyarakat yang walaupun dibuang di susur sungai tapi limbah tersebut dapat terbawa hingga bermuara ke laut. Kegiatan
masyarakat
yang
terkadang
masih
membuang
limbah
sembarangan sangat mempengaruhi kualitas di perairan. Limbah – limbah rumah tangga yang sering ditemui di perairan seperti limbah plastik, deterjen, potongan kayu hingga kaleng. Tingginya nilai kandungan Fosfat pada deterjen yang merupakan salah satu indikator penyebab dari adanya pencemaran perairan. Pencemaran laut karena sampah yang menyebabkan kerusakan ekosistem dan biota laut. Bahkan limbah yang dibuang manusia dapat termakan oleh biota laut seperti penyu, lumba – lumba, dan biota laut lainnya. Hal itu dapat menyebabkan kematian pada biota – biota laut tersebut dikarenakan limbah yang mereka anggap makanan tidak akan bisa terurai, bahkan dapat menyebabkan kematian pada biota –biota tersebut.
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 40
6.
SEDIMEN DAN GEOLOGI a. Gambarkan dan jelaskan stratifikasi sedimen yang anda dapatkan : Pasir Kasar 10 cm Pasir Halus 12 cm Pasir Lanauan 8 cm Kerikil 5 cm Lanau Pasiran 6 cm Lumpur 9 cm
Pasir Kasar 10 cm
Pasir Halus 12 cm
Pasir Lanauan 8 cm
Kerikil 5 cm
Lanau Pasiran 6 cm
Lumpur 9 cm
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 41
b. Jelaskan jenis batuan dan bentuk morfologi penyusun pantai Pagatan
Pasir Lumpur
Gambar 8. Pantai Pagatan Pantai pagatan sendiri memiliki hamparan pasir putih yang terbentang dengan panjang 1,5 km dengan luas area mencapai 1,5 hektare (Utami dkk, 2016). Pantai pagatan memiliki kawasan lahan basah berupa pantai yang berlumpur. Timbunan lumpur ini terdapat di sepanjang garis pantai dan di dasar laut yang jaraknya beberapa ratus meter dari garis atau bibir pantai. Hal ini dikarenakan tidak ada yang mampu menahan hantaran gelombang dari laut (Azmi, 2013). c. Kemiringan Pantai pada Tiap Profil yang Diukur Jarak (m)
Profil I
0
0
5
Kemiringan (%)
-0,049
0 -0,0098
10
-0,138
15
Profil II
0
Kemiringan (%)
Profil III
-0,142
0 -0,0284
-0,082
0 -0,0164
-0,0138
-0,334
-0,0334
-0,164
-0,0164
-0,213
-0,0142
-0,525
-0,035
-0,245
-0,01633
20
-0,289
-0,01445
-0,697
-0,03485
-0,328
-0,0164
25
-0,381
-0,01524
-0,837
-0,03348
-0,438
-0,01752
30
-0,481
-0,01603
-0,952
-0,03173
-0,551
-0,01837
35
-0,594
-0,01697
-1,038
-0,02966
-0,666
-0,01903
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
0
Kemiringan (%)
H a l | 42
Jarak (m)
Profil I
Kemiringan (%)
Profil II
Kemiringan (%)
Profil III
Kemiringan (%)
40
-0,706
-0,01765
-1,137
-0,02843
-0,792
-0,0198
45
-0,808
-0,01796
-1,241
-0,02758
-0,924
-0,02053
50
-0,908
-0,01816
-1,337
-0,02674
-1,06
-0,0212
55
-1,022
-0,01858
-1,437
-0,02613
-1,193
-0,02169
60
-1,145
-0,01908
-1,533
-0,02555
-1,324
-0,02207
65
-1,266
-0,01948
-1,615
-0,02485
-1,442
-0,02218
70
-1,385
-0,01979
-1,702
-0,02431
-1,552
-0,02217
75
-1,505
-0,02007
-1,808
-0,02411
-1,685
-0,02247
80
-1,622
-0,02028
-1,926
-0,02408
-1,829
-0,02286
85
-1,734
-0,0204
-2,041
-0,02401
-1,966
-0,02313
90
-1,844
-0,02049
-2,158
-0,02398
-2,082
-0,02313
95
-1,951
-0,02054
-2,256
-0,02375
-2,192
-0,02307
100
-2,053
-0,02053
-2,344
-0,02344
-2,271
-0,02271
105
-2,137
-0,02035
-2,466
-0,02349
-2,321
-0,02210
110
-2,198
-0,01998
-2,595
-0,02359
-2,374
-0,02158
115
-2,237
-0,01945
-2,743
-0,02385
-2,46
-0,02139
120
-2,291
-0,01909
-2,899
-0,02416
-2,557
-0,02131
125
-2,365
-0,01892
-3,054
-0,02443
-2,657
-0,02126
130
-2,444
-0,0188
-3,203
-0,02464
-2,76
-0,02123
135
-2,527
-0,01872
-3,358
-0,02487
-2,868
-0,02124
140
-2,617
-0,01869
-3,53
-0,02521
-2,995
-0,02139
145
-2,708
-0,01868
-3,702
-0,02553
-3,141
-0,02166
150
-2,82
-0,0188
-3,849
-0,02566
-3,29
-0,02193
155
-2,932
-0,01892
-3,995
-0,02577
-3,417
-0,02205
160
-3,034
-0,01896
-4,144
-0,0259
-3,539
-0,02212
165
-3,129
-0,01896
-4,298
-0,02605
-3,69
-0,02236
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 43
Jarak (m)
Profil I
Kemiringan (%)
Profil II
Kemiringan (%)
Profil III
Kemiringan (%)
170
-3,223
-0,01896
-4,428
-0,02605
-3,842
-0,0226
175
-3,318
-0,01896
-4,523
-0,02585
-3,978
-0,02273
180
-3,412
-0,01896
-4,621
-0,02567
-4,093
-0,02274
185
-3,505
-0,01895
-4,739
-0,02562
-4,204
-0,02272
190
-3,597
-0,01893
-4,858
-0,02557
-4,312
-0,02269
195
-3,688
-0,01891
-4,982
-0,02555
-4,415
-0,02264
200
-3,779
-0,0189
-5,111
-0,02556
-4,513
-0,02257
Grafik Kemiringan Pada Tiap Profil 0
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Profil (I,II,III)
-1 -2
Profil I Profil II Profil III
-3 -4 -5 -6 Jarak (m)
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 44
LAMPIRAN KONSUL
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi
H a l | 45
Modul Praktek Lapang Pengantar Oseanografi