Laporan Praktik Minggu 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Willi Ade Larasati 071202040 Profesi Ners



Laporan Praktik Minggu 1



Buku : 1. Buku Ajar Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan 2. Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan 3. Manajamen Keperawatan



PERENCANAAN/PLANNING



A. Batasan Perencanaan Menurut Newman (1937), planning is deciding in advance what is to be done, yaitu perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan (Newman WH,1937). Sedangkan, menurut A. Allen (1958), planning is the determination of a course of action to achieve a desired result, yaitu perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Allen LA, 1958). Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how). Jadi, perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan (Handoko, 2003). Menurut Sutarno NS (2004), perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang hal yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan sebagaimana tata cara mencapai itu. Cropper (1992) berpendapat bahwa planning is the basis from which other function are spawned. Without a congruent plan, organizations usually lack a central focus. Artinya, perencanaan adalah unsur dasar yang akan dikembangkan menjadi seluruh fungsi berikutnya. Tanpa rencana yang tepat dan pada



sebuah organisasi akan kehilangan fokus sentral berpijak bukan sekedar daftar kegiatan yang harus dilakukan (Cropper, 1992). Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada (Sutarno NS, 2004). Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, bahwa perencanaan adalah sebagai suatu proses atau suatu tindakan pemilihan yang terbaik atau menguntungkan dari berbagai alternatif dalam usaha pencapaian tujuan (Ekowati, 2005). B. HAKEKAT PERENCANAAN Aspek utama dalam manajemen adalah pengaturan dan penggerakan karyawan melalui proses kepemimpinan (Gitosudarmo, 2001). Untuk dapat melakukan pengaturan yang baik maka perlu perencanaan, pembagian tugas dan koordinasi tugas-tugas, oleh karena itu perencanaan merupakan aspek utama dan pertama kali harus dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan organisasi. Hasil dari perencanaan adalah sebuah rencana/rencana kerja yang harus berisi alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Rencana kerja yang baik mengarahkan pencapaian tujuan yang efektif danefisien, sehingga factor faktor produksi (resources) yang ada digunakan sebaik-baiknya. Perencanaan adalah upaya manusia secara sadar memilih alternatif masa depan yang Dikehendaki dan kemudian mengarahkan sumber daya untuk mewujudkan tujuan (Gito Sudarmo, 2001). Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan,



memperkirakan



efektifitas



tindakan



dan



menyiapkan



karyawan



untuk



melaksanakannya. Maksudnya fungsi-fungsi yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Hal ini sesuai dengan definisi perencanaan dari Swansburg dan Swansburg (1999), bahwa perencanaan adalah proses berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih lanjut Swansburg dan Swansburg (1999) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses berfikir atau proses mental dalam membuat keputusan dan peramalan yang berorientasi pada masa yang akan datang. Perencanaan merupakan langkah utama yang



penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan harus mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who dan How . Secara lengkap pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah : 1. Tindakan apa yang harus dikerjakan? Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan 2. Apa sebabnya tindakan itu harus dilansanakan? Penjelasan mengapa rencana itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan tertentu harus dicapai 3. Dimana tindakan itu harus dikerjakan? Penjelasan tentang tempat/lokasi secara fisik dimana rencana kegiatan harus dikerjakan sehingga tersedia sumber daya yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu 4. Kapan rencana itu harus dikerjakan? Penjelasan kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya di setiap unit organisasidengan penggunaan standar waktu yang telah ditentukan 5. Siapa yang mengerjakan tindakan itu? Petugas yang akan melakukan kegiatan atau tindakan baik jumlah maupun kualifikasi keahlian, pengalaman maupun pendidikan 6. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan itu? Penjelasan secara rinci teknik-teknik melakukan kegiatan yang ditetapkan sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar C. TUJUAN PERENCANAAN Tahukah apa tujuan kita menyusun perencanaan dalam manajemen keperawatan? Berikut ini adalah tujuan perencanaan dalam manajemen : 1. Meningkatkan peluang untuk sukses 2. Menstimulasi berfikir analisis 3. Mencegah terjadinya krisis manajemen 4. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel. 5. Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi 6. Menjamin biaya yang efektif



D. MANFAAT PERENCANAAN Beberapa manfaat dari perencanaan adalah sebagai berikut (Wiludjeng S, 2007) : 1. Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan sehari-hari perusahaan. Perencanaan yang telah disusun dengan baik akan memudahkan para pelaksana untuk mengetahui bahwa tindakan tersebut menyimpang atau sesuai dengan rencana. 2. Perencanaan dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak. 3. Perencanaan dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya. E. MACAM-MACAM PERENCANAAN DALAM ORGANISASI Menurut Marwan Asri dan John Suprihanto (1986) bahwa perencanaan dapat dipecah menjadi beberapa macam (Marwan A, 1991): 1. Menurut jangka waktunya a. Perencanaan menengah : jangka waktu 1-2 tahun. b. Perencanaan jangka pendek : jangka waktu 1 tahun atau kurang. c. Perencanaan jangka panjang . jangka waktu 5 tahun atau lebih. 2. Menurut ruang lingkupnya a. Perencanaan fisik. b. Perencanaan fungsional. c. Perencanaan menyeluruh. Melihat tingkat hirarkis, ada tiga jenis perencanaan (perencanaan strategis, taktis, dan operasional) (Wiludjeng S, 2007) : 1. Perencanaan Strategis Perencanaan strategis dianggap oleh organisasi secara keseluruhan dan dihasilkan oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi dari sebuah organisasi. Berkaitan dengan tujuan jangka panjangdan strategi dan tindakan untuk mencapainya. Perencanaan ini merupakan proses dimana eksekutif/top manajer meramal arah jangka panjang dari suatu entitas



dengan menetapkan targets pesifik pada kinerja, dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal untuk melakukan tindakan perencanaan yang dipilih (Wiludjeng S, 2007). Hal ini biasanya dilakukan dalam organisasi pada tingkat manajerial, atau tingkat tertinggi perintah, yang dilakukan dengan cara taktik dan prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau diberikan perencanaan jangka panjang lebih dari 5 tahun. Perencanaan strategis juga merupakan suatu hal untuk merencanakan strategi dalam segala hal atau dalam kehidupan sehari-hari setiap orang (Wiludjeng S, 2007). 2. Perencanaan Taktis/Taktik Pada tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk



jangka



menengah



proyeksi.



Dalam



perusahaan



besar



dengan



mudah



mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala bagian. Bagian taktis merupakan proses yang berkelanjutan dan pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan (Wiludjeng S, 2007). Bagian ini dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik. Teknik ini memungkinkanpengukuran siklus dan evaluasi sebagai dijalankan yang secara dinamis dan interaktif dilakukan dengan orang lain dan merupakan teknik yang mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari efisiensi (Wiludjeng S, 2007). 3. Perencanaan Operasional Ketidakpastian yang disebabkan oleh tekanan dan pengaruh lingkungan harus berasimilasi pada pertengahan atau taktik yang harus mengkonversi dan menafsirkan keputusan strategis dan membuat rencana yang akan dilakukan, kemudian menjadi rencana operasional dan rincian yang akan dijalankan pada tingkat operasional. Langkah pada tingkat operasional sesuai dengan perencanaan taktis, yaitu mengidentifikasi prosedur spesifik dan proses yang diperlukan di tingkat bawah organisasi, menyajikan rencana aksi atau rencana operasional. Hal ini dihasilkan oleh tingkat organisasi yang lebih rendah, dengan fokus pada kegiatan rutin perusahaan. Oleh karena itu, rencana dikembangkan untuk waktu yang singkat. Perencanaan operasional ini dilakukan pada karyawan di tingkat terendah dari organisasi (Wiludjeng S, 2007).



4. Perencanaan Normatif Perencanaan normatif mengacu pada standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi, dan metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan. Standar-standar tentang pendirian aturan dan atau undangundang dan atau kebijakan dalam setiap kelompok atauorganisasi, terutama untuk menjaga pengendalian, pemantauan dan pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan (Wiludjeng S, 2007). F. UNSUR-UNSUR PERENCANAAN Perencanaan yang baik harus dapat menjawab 6 pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan, yaitu (Manullang M, 2001): 1. Tindakan apa yang harus dilakukan. 2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan. 3. Dimana tindakan tersebut dilakukan. 4. Kapan tindakan tersebut dilakukan. 5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut. 6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut. Pendapat lain mengatakan bahwa suatu rencana harus mengandung unsur-unsur (Manullang M, 2001) : 1. Tujuan : menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang dilakukan. Tujuan ini dapat bersifat material maupun bersifat moral. 2. Politik: merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-tindakan organisasi yang dihubugnkan dengan tujuan yang akan dicapai. 3. Prosedur : urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus diikuti oleh karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan atau tindakan dalam mencapai tujuan. 4. Budget: ikhtisar dari masukan yang diharapkan akan diperoleh yang dikaitkan dengan output yang dikeluarkan yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka. 5. Program: serangkaian tindakan yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang, terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur, dan budget.



Menurut Louis A. Allen (1958) kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan yaitu (Allen LA, 1958) : 1. Forecasting, yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada saat yang akan datang yang akan dilakukan oleh manajer. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer ini atas dasar sistematis dan kontinuitas pekerjaan serta berdasarkan dimana ia bekerja. 2. Establising ojective, yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai dari apa yang telah direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun tujuan globalnya. 3. Programming, yaitu dibuat suatu progam yang terdiri dari serangkaian tindakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas pelaksanaan. 4. Sceduling, yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 5. Budgeting, yaitu penyusunan anggaran untuk mengaplikasikan sumber-sumber yang ada atas dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini dinyatkan dalam bentuk uang. 6. Develoving prosedur, yaitu menentukan cara yang tepat dalam penyelenggaraan pekerjaan di dlaam rangka adanya efisiensi, efktivitas, dan keseragaman pekerjaan. 7. Establising dan interpreting policy, yaitu manajer harus dapat menafsirkan kebijakan yang akan diambil agar terjamin keselarasan dan keseragaman kegiatan serta tindakan yang akan dilakukan. G. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PERENCANAAN Adapun langkah-langkah dalam menyusun perencanaan (planning) adalah sebagai berikut (Sutarno NS, 2004): 1. Menetapkan sasaran Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apa saja yang ingin dicapai oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan meluas menyebar dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi sasaran secara jelas maka organisasi dapat mengarahkan sumber daya yang lebih efektif dan efisien serta tepat guna dan tepat sasaran. 2. Merumuskan posisi organisasi



Posisi organisasi saat ini, pemimpin harus mengetahui posisi organisasinya saat ini, misalnya sumber daya yang dimiliki organisasinya saat ini. Kemudian, rencana baru dapat disusun setelah diketahui posisi organisasinya, kekuatan-kekuatan yang akan melaksanakan dari apa-apa yang telah direncanakan. 3. Mengidentifikasi berbagai factor Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat selanjutnya perlu diketahui faktor-faktor balik dari dalammaupun yang datang dari luar yang diperkirakan dapat membantu dan mendukung serta yang menghambat organisasi untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 4. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran Langkah terakhir dalam menyusun perencanaan adalah mengembangkan berbagai kemungkinan alternatif atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, mengevaluasi alternatif ini dengan memilih mana yang baik yang dianggap cocok dan memuaskan. H. ASPEK DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN Perencanaan manajemen Keperawatan diawali dengan perumusan tujuan institusi/ organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan sebagai arah kebijakan organisasi. Sebagai perawat, Anda harus memahami tujuan organisasi inisupaya dapat bersinergi untuk mencapai cita-cita/harapan organisasi. 1. Perumusan Visi Istilah lain dari visi adalah mimpi, cita-cita. Visi merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada batasan waktu untuk pencapaian. Visi merupakan pernyataan berisi tentang mengapa organisasi dibentuk. Contoh rumusan visi: “Menjadi ruang perawatan bedah yang melakukan perawatan profesional dan unggul dalam manajemen perawatan luka modern di tahun 2018” 2. Perumusan Misi Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang telah ditetapkan



Contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas: a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien bedah secara holistik bio-psikososiokulturaldan spiritual. b. Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen perawatan luka modern. c. Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka modern. d. Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan trend perawatan bedah. 3. Perumusan Filosofi Filosofi adalah nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan praktik keperawatan dalam suatu organisasi (Swanburg, 1999). Filosofi berasal dari tujuan atau pernyataan misi dan menggambarkan serangkaian nilai dan keyakinan yang menuntun seluruh tindakan organisasi. Merupakan fondasi dasar, pernyataan filosofi biasanya dapat ditemukan dalam manual kebijakan di institusi atau tersedia atas permintaan. Filosofi organisasi memberikan dasar untuk mengembangkan filosofi keperawatan ditingkat unit dan untuk pelayanan keperawatan secara keseluruhan. Dalam hubungannya dengan filosofi organisasi, filosofi pelayanan keperawatan harus membahas keyakinan mendasar tentang keperawatan dan asuhan keperawatan dan bagaimana keperawatan secara spesifik akan memenuhi tujuan organisasi (Marquis & Huston, 2012), seringkali, filosofi pelayanan keperawatan mengacu pada konsep keperawatan holistic, pendidikan, dan penelitian. Filosofi itu abstrak yang menggambarkan keadaan ideal dan bagaimana memberikan arahan dalam mencapai tujuan (Huber, 2018). Filosofi dapat dinyatakan dengan cara berikut : a. Kami percaya bahwa setiap orang memiliki hak atas perawatan dengan kualitas terbaik b. Kami yakin bahwa kami memiliki kewajiban untuk memberikan keperawatan klien yang berkualitas dengan biaya yang efektif c. Kami percaya bahwa siapapun yang datang ke pelayanan kesehatan untuk dirawat layak dan harus menerima keperawatan, terlepas dari kemampuannya untuk membayar Contoh :



a. Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-psiko-sosial-spiritual) b. Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat 4. Perumusan Tujuan Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi organisasi untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara mencapainya. Tujuan mutlak harus ada dalam organisasi pelayanan keperawatan. Tujuan dan sasaran merupakan arah akhir dari tujuan organisasi. Setiap filosofi harus tertuang dalam tujuan dan sasaran dengan spesifik agar dapat menghasilkan tindakan. Dengan demikian, tujuan dan sasaran yaitu, mengoperasionalkan, filosofi. Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasiil yang diinginkan. Sasaran, seperti filosofi, berubah seiring waktu dan membutuhkan evaluasi ulang dan prioritas secara berkala. Tujuan, bersifat global, harus mampu diukur dan realistis. Apabila tujuan yang dibuat tidak jelas, dapat menimbulkan kesalahpahaman sederhana serta terganggunya komunikasi (Marquis & Huston, 2012). Organisasi biasanya menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek Untuk merumuskan tujuan yang baik harus memenuhi syarat antara lain (Gillies, 1994) : a. Tujuan harus dapat menjelaskan arah b. Tujuan harus memungkinkan untuk dicapai c. Terukur artinya tujuan berisi ketentuan kwantitatif d. Teradapatbatasanwaktuuntuk pencapaian target e. Pencapaian akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota organisasi f. Kriteria dibuat untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai g. Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi Contoh Rumusan tujuan : Meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang handal dan kompeten dalam keperawatan bedah melalui pendidikan dan pelatihan.



PENGKAJIAN FUNGSI MANAJEMEN PERENCANAAN Pengkajian Dilakukan Dalam Bentuk Wawancara Dengan Menggunakan Instrument Kuesioner Dalam Tabel Dibawah Ini : No 1



Pertanyaan Visi Misi 1. Apakah ada visi misi untuk ruang perawat ? 2. Apa visi misi ruang perawat ? 3. Apakah visi misi ruang perawat masih berlaku ? 4. Apakah visi misi ruang perawat sudah dievaluasi ? 5. Apakah ada keterkaitan visi misi ruang perawat dengan rumah sakit ?



2



Filosofi 1. Apakah ada filosofi ruang rawat? 2. Apakah ada filosofi keperawatan ? 3. Bagaimana keterkaitan filosofi ruang rawat dengan rumah sakit?



3



Tujuan 1. Apa yang menjadi tujuan dan target ruang rawat? 2. Bagaimana keterkaitan tujuan dan target ruang rawat dengan rumah sakit?



KEGIATAN FUNGSI MANAJEMEN PERENCANAAN No 1



Kegiatan Visi Misi 1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien bedah secara holistik bio-psiko-



sosiokulturaldan spiritual. 2. Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan manajemen perawatan luka modern. 3. Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen perawatan luka modern. 4. Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan dan trend perawatan 2



bedah. Filosofi 1. siapapun yang datang ke pelayanan kesehatan untuk dirawat layak dan harus menerima keperawatan, terlepas dari kemampuannya untuk membayar



3



2. memberikan keperawatan klien yang berkualitas dengan biaya yang efektif Tujuan Meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang handal dan kompeten dalam keperawatan bedah melalui pendidikan dan pelatihan.



DAFTAR PUSTAKA



Arifin, S. (2019). Dasar-Dasar Manajemen Kesehatan. Banjarmasin: Pustaka Banua. Mugianti, S. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan. Sihombing, R. M. (2021). Manajemen Keperawatan. Medan: Yayasan Kita Menulis.