Laporan Praktikum 1-5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITAS LINGKNGAN



Kelompok : I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Allensha meza reriscie Zulva suwatri zara valentine Pardoyo Jeni Ardianti Siska Mirda Surina Reffky Achmad Allfaress Egydiya



( 2013201014 ) ( 2013201004 ) ( 2013201036 ) ( 2013201009 ) ( 2013201008 ) ( 2013201012 )



Dosen Penempuh : Nopia Wati, SKM.,MKM



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU



1



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 3



A. B.



TUJUAN.................................................................................................................. 3



C.



MANFAAT PRAKTIKUM ..................................................................................... 3



BAB II DASAR TEORI........................................................................................................... 4 A.



Pengertian Air Limbah ................................................................................................ 4



BAB III METODE PRAKTIKUM ............................................................................................. 5 A.



Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 5 



Alat dan Bahan ....................................................................................................... 5







Bahan ..................................................................................................................... 5



A.



Hasil Penelitian........................................................................................................... 5



B.



Pembahasan .............................................................................................................. 5



BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 6



2



A.



Kesimpulan ................................................................................................................ 6



B.



Saran ......................................................................................................................... 6



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkatdan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin turun. Kegiatan industri,domestik, dan kegiatan yang lain berdampak negatif terhadap sumber daya air,menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini menimbulkan gangguan,kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumberdaya air. Oleh karena itu, pengolahan sumber daya air sangat penting agardimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salahsatu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interprestasidata kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. B. TUJUAN Untuk mengamati bakteri yang ada pada selokan ( Air Got ) Mampu menjelaskan bakteri atau cacing yang ada pada selokan ( Air Got ) C. MANFAAT PRAKTIKUM



Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui tingkat kualitas air selokan di daerah sekitar tempat wisata pantai panjang Bengkulu. Kita juga dapat memahamilangkahlangah untuk mengukur kualitas air di suatu perairan sehingga juga dapatdilakukan pada area lainnya.



3



BAB II DASAR TEORI A. Pengertian Air Limbah Air limbah menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan pasti akan membutuhkan tempat pembuangan air limbah. Sebagian besar rumah tangga membuang air limbah di sungai, got, selokan, atau badan air lainnya. Air limbah mengandung senyawa-senyawa polutan yang dapat merusak ekosistem air. Air limbah bila tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. (Sugiarto, 2008)



Scundaria (2000) menyebutkan bahwa limbah merupakan sumber daya alam yang telah kehilangan fungsinya, yang keberadaannya mengganggu kenyamanan dan keindahan lingkungan. Limbah dihasilkan dari sisa proses produksi baik industri maupun domestik/rumah tangga. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja, air seni, limbah kamar mandi dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga.



Air limbah yang bersumber dari rumah tangga, menurut Notoatmodjo (2003) dalam Angreni 2009, yaitu buangan yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. Air dikatakan tercemar jika adanya penambahan makhluk hidup, energi atau komponen lainnya baik sengaja maupun tidak, kedalam air baik oleh manusia ataupun proses alam yang menyebabkan kualitas air turun sampai tingkat yang menyebabkan air tidak sesuai peruntukannya. Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, dari berbagai skala rumah tangga layaknya industri pertambangan, dan hasil produksi lainnya. Limbah dianggap lebih banyak menghasilkan hal negatif dibandingkan positif sehingga menjadi limbah yang mengganggu.



4



BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2021 puku 09:12-10:53 WIB. Bertempatan di Labolatorium Kesmas Universitas Muhammadiyah Bengkulu.  Alat dan Bahan







Mikroskop



 Bahan



 Air Selokan ( Air Got )



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ditemukan Bakteri E. Coli pada air selokan



B. Pembahasan Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah infeksi yang dapat terjadi akibat air atau makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut, terutama sayuran mentah dan daging yang tidak matang. Bakteri E. coli sebenarnya adalah bakteri yang biasanya hidup di dalam usus manusia dan hewan. Walau kebanyakan jenis Escherichia coli tidak berbahaya atau hanya menyebabkan diare ringan, beberapa jenis tertentu yang dapat menyebabkan infeksi usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam. jenis-jenis penyakit yang paling umum disebabkan oleh bakteri Escherichia coli:



5







infeksi saluran kemih,







infeksi enterik, dan







infeksi invasif.



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan pengolahan sumber daya air sangat penting untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salahsatu langkah pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interprestasidata kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Dari hasil penelitian dimana sampel yang diambil dari air got ditemukan lah bakteri jenis E.coli. Infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) adalah infeksi yang dapat terjadi akibat air atau makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut, terutama sayuran mentah dan daging yang tidak matang. Bakteri E. coli sebenarnya adalah bakteri yang biasanya hidup di dalam usus manusia dan hewan. Walau kebanyakan jenis Escherichia coli tidak berbahaya atau hanya menyebabkan diare ringan, beberapa jenis tertentu yang dapat menyebabkan infeksi usus serius yang mengakibatkan diare, sakit perut, dan demam. jenis-jenis penyakit yang paling umum disebabkan oleh bakteri Escherichia coli: • infeksi saluran kemih, • infeksi enterik, dan • nfeksi invasif.



B. Saran Dari hasil pembahasan yang sudah di bahas sebelumnya, disini penelti akan memberikan saran sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai langkah awal untuk meningkatkan penanggulangan pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah agar dapat melaksanakan penanggulangan pencemaran yang lebih baik untuk kedepannya.



6



LAPORAN PRATIKUM ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN



Disusun Oleh: 1. Pardoyo (2013201036) 2. Egi Diya Sapitri (2013201028) 3. Siska Mirda Surina (2013201008) 4. Jeni Ardianti (2013201009) 5. Reffky Achmad Allfaress (20130201012) 6. Zulva Suwantri Zara Vanlentine (2013201004) 7. Allensha Meza Reriscie (2013201014) Dosen Pengampuh: Nopia wati,SKM,.MKM



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHETAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2021/2022



Kata Pengantar



Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan dan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kualitas Lingkungan yang diberikan oleh buk Nopia wati,SKM,.MKM dengan topik Isi Usus Ayam. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi terciptanya kesempurnaan dalam laporan ini. Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan manfaat terutama dalam menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pembuatan laporan pratikum kami. Demikian, semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat. Terima kasih.



Bengkulu, November 2021



Penulis



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam merupakan salah satu ternak unggas yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Daging ayam merupakan bahan makanan bergizi tinggi yang mudah untuk didapat, rasanya enak, teksturnya empuk, baunya tidak terlalu amis serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat sehingga disukai banyak orang dan sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan makanan. Daging ayam yang biasa di konsumsi di Indonesia adalah ayam pedaging (broiler) dan ayam kampung. Setiap orang punya pilihannya masing-masing dengan alasan yang berbeda misalnya karena ayam broiler lebih cepat empuk daripada ayam kampung atau karena ayam kampung memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit daripada ayam broiler. (Dewi Windiani & Diah Ari, 2014). Cacing secara alami sering ditemukan pada berbagai unggas liar maupun unggas peliharaan. Pada unggas terdapat dua golongan utama cacing yaitu Nematoda (cacing gilig) dan Cestoda (cacing pipih).



Nematoda termasuk kelompok parasit yang terpenting pada unggas



sehubungan dengan kerusakan yang ditimbulkan.Kelompok cacing ini memiliki siklus hidup langsung tanpa membutuhkan hospes intermediar. Nematoda disebut juga cacing gilig karena



bentuknya



bulat,



yang halus. Nematoda yang



tidak



bersegmen



dan



mempunyai siklus hidup



dilengkapi langsung



dengan



melewati



kutikula 4



tahap



perkembangan sebelum dewasa.Nematoda dewasa yang hidup dalam tubuh unggas yang terinfeksi akan menghasilkan telur yang dikeluarkan bersama feses. Didalam lingkungan, jika telur berembrio ditelan oleh ayam maka telur akan menetas didalam proven triculus hospes dan berkembang menjadi larva yang akan tumbuh menjadi cacing dewasa didalam tubuh hospes. Cacing A. galli tersebar secara meluas pada negara-negara di suluruh dunia.Penyebaran ascaridiosis dapat terjadi pada keadaan temperatur tropis dan sub-tropis.Ascaridiosis pada ayam pertama dilaporkan terjadi di Jerman, selanjutnya terjadi diBrazil, India, Zanzibar,



Pilipina,



Belgia,



China,



Kanada,



gallijugaditemukanpadajenisunggaslainnya



dan



Inggeris.Selainpadaayam, A.



seperti



angsa,



kalkun,



dan pada burung liar. Infeksi Ascaridiadisebabkan olehAscaridia galli , Ascaridiadissimilis, Ascaridia



numidae,



berparasit



pada



Ascaridia ayam



columbae



juga



pada



dan Ascaridia kalkun,



bonase. Ascaridia galliselain



burung



dara,



itik



dan



angsa.Ascaridia galli merupakan cacing yang sering ditemukan pada unggas danmenimbulka n kerugian ekonomik yang tinggi karena menimbulkan kerusakan yang parah selama bermigrasi padafasejaringandari stadium perkembangan larva.



1.2 Tujuan Pratikum



untuk mengetahui cirri-ciri cacingan serta dampak negative akibat cacingan terhadap kesehatan manusia sehingga kita biasa mencegah terjadinya cacingan terhadap diri sendiri dan bias menjaga pola kebersihan 1.3 Manfaat Pratikum



supaya kita bias mengetahui cirri-ciri pada seseorang jika terkena cacingan dan kita juga bias menghindari makanan yang terkontaminasi olah bakteri seperti cacing karena mencegah lebih baik dari pada mengobati



BAB II METODE PRATIKUM



2.1 WaktudanTempat 



Pratikumujibakteripada air mineral ini kami lakukanpada :







Hari : selasa, 26 Oktober 2021







Tempat :LaboratoriumKesmas, GedungFikes. Kampus 4



2.2 AlatdanBahan  Alat 



Mikroskop







Pipettetes







Kacapreparat



 Bahan 



UsusAyam



lampiran dokumentasi:



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Morfologi Ascaridiagalli merupakan parasit besar yang umum terdapat di dalam usus kecil berbagai unggas peliharaan maupun unggas liar.Penyebarannya luas diseluruh dunia. Cacing Agalli merupakan cacing terbesar dalam kelas nematoda pada unggas.Tampilan cacing dewasa adalah semitransparan, berukuran besar, dan berwarna putih kekuning-kuningan.Pada bagian anterior terdapat sebuah mulut yang dilengkapi dengan tiga buah bibir, satu bibir terdapat pada dorsal dan dua lainnyapada lateroventral. Pada kedua sisi terdapat sayap yang sempit dan membentang sepanjang tubuh.Cacing jantan dewasa berukuran panjang 51 – 76 mm dan cacing betina dewasa 72 – 116 mm. Cacing jantan memiliki preanal sucker dan dua specula berukuran panjang 1 – 2,4 mm, sedangkan cacing betina memiliki vulva dipertengahan tubuh. Telur Agalliber bentuk oval. 3.2 SiklusHidup Siklushidup A. galliber sifat langsung yaitu; pematangan seksual berlangsung di dalam traktus gastrointestinal inang definitive dan stadium infektif Telur dikeluarkan bersama fesesinang definitive danakan mencapai stadium infektif dalamwaktu 10 – 20hari tergantung kepada temperature serta kelembaban lingkungan. Daur hidup disempurnakan ketika telur infektif A. galli teringesti oleh inang definitive melalui makanan atau air terkontaminasi. Telur mengandung larva secara mekanik terbawa keduodenum atau jejunum hingga menetas setelah 24 jam pasca ingesti. Selama penetasangelungan larva muncul dari ujung anterior telur melewati celah terbuka keluar kedalam lumen intestinal untukmenjadi. A.galli melanjutkan fase histotropik dengan cara menanamkan dirinya pada lapisan mukosa duodenum (fasejaringan) menjadi. Durasi fase histotropik berlangsung selama 3 – 54 hari pasca infeksi.Setelah mengalami empat kali molting, (cacing muda) akan tumbuh dan mencapai dewasa di dalam lumen duodenum. Periode prepaten cacing A. galli berlangsung dalam waktu 5 – 8 minggu, dan 11 – 15 minggu.



BAB IV PENUTUP Kesimpulan Morfologi Ascaridiagalli merupakan parasit besar yang umum terdapat di dalam usus kecil berbagai unggas peliharaan maupun unggas liar.Penyebarannya luas diseluruh dunia. Cacing Agalli merupakan cacing terbesar dalam kelas nematoda pada unggas. Uji paparan telur cacing pada sampel usus ayam yang telah dilakukan pada tanggal 16 oktober 2021 telah berhasil dan juga telah mendapatkan bukti jika pada usus ayam itu terdapat cacing seperti cacing gilig yang dapat hidup di dalam usus ayam.



DAFTAR PUSTAKA 



AscariasispadaUnggas.



http://www.vet-klinik.com/Perunggasan/ascariasis-pada-



unggas.html. [16 Juni 2009] 



[Anonim]. 2009.Ascaridiagalli.http://www.damandiri.or.id/file/darmawiipbpbab2.pdf . [16 Juni 2009]







[Anonim]. 2009. Coprologia Aus.www.veterinariavirtual.uab.es/.../coproaus.htm. [16 Juni 2009]







Nobel, Gland A dan Elmer R Nobel. 1989. ParasitologiBiologiParasitHewan, Edisike-5. Yogjakarta: GadjahMada University Press8







https://www.scribd.com/document/27094011/Laporan-Praktikum-Mata-Kuliah



LAPORAN PRATIKUM MENGAMATI JENIS BAKTERI PADA AIR MINERAL



Disusun Oleh : Allensha Meza Reriscie (2013201014) Zulva Suwatri Zara Valentine (2013201004) Pardoyo (2013201036) Jeni Ardianti (2013201009) Siska Mirda Surina (2013201008) Reffky Achmad Allfaress (2013201012) Egidiya (2013201028)



KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2020/2021



KATA PENGANTAR



Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan Hidayahnya dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan “MENGAMATI JENIS BAKTERI PADA AIR MINERAL” tepat pada waktunya. Penyusunan Laporan pratikum sudah kami lakukan semaksimal mungkin dengan dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terimaksih dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan modul ini. Tetapi tidak lepas dari semua ini, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam modul ini masih terdapat banyak kegunaan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada kami membuka seluasluasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi meyempurnakan modul ini. Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dariLaporan pratikum ini bisa bermanfaat dan juga besar keinganan kami bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat sebagai permasalahan lainnya yang masih berhubungan pada laporan pratikum berikutnya.



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR………………………………….………………………………………….i DAFTAR ISI………………………………………..…………………………………………….ii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………4 1.1 Latar belakang……… ………………………………………………………………………...4 1.2 Pembahasan Masalah….……..………………………………………………..........................4 1.3 Rumusan Masalah…….. …………………………………………………..............................4 1.4 Tujuan Pratikum……… ……………………………………………………….......................5 BAB II DASAR TEORI………………………………………………………………………………......6 2.1 Pengertian Air Mineral………....………...………………………………………………......6 2.2 Pengertian Bakteri…………………………………………………………………………….6 BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………………………...….....................7 3.1 Waktu dan Tempat…………………………………………………………………………….7 3.2 Alat dan Bahan….. ……………………………………………………………........................7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………………...…8 4.1 Hasil Penelitian Air mineral…………...………………………………………………………8 BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………………….…10 4.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………..……….…10 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………11



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang esensial bagi manusia, membentuk tidak kurang dari 70% komponen tubuh manusia, yang menunjukan signifikannya peran air bagi manusia. Kekurangan cairan bisa berdampak buruk bagi manusia, mulai dari kehilangan fungsi kognitif secara sementara hingga secara permanen, bahkan kematian.Manusia memiliki sebuah mekanisme untuk melepaskan cairan dalam tubuhnya melalui fungsi ekskresi. Untuk mengimbanginya, dibutuhkan intake cairan yang memadai untuk menyeimbangkan cairan yang dikeluarkan tubuh.Mengingat betapa esensialnya air bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki standar yang ditentukan. Sehingga air minum yang dikonsumsi tidak menjadi sarana penyebaran penyakit infeksi. Air minum yang sehat memiliki beberapa kriteria, secara makroskopis antara lain tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa. Serta dalam aspek yang lebih rinci, kriteria air minum dinilai dari aspek fisika, kimiawi ,radioaktif, dan mikrobiologis.Untuk mendapatkan air yang bisa untuk diminum adalah hal yang berbeda. Di Indonesia, air yang didapat lewat air sumur atau PAM masih harus diproses terlebih dahulu sebelum bisa diminum, seperti direbus terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan juga dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.Hubungan antara kandungan mikrobiologi dalam air minum terhadap insidensi diare akut akibat infeksi cukup tinggi, karena, air minum yang dikonsumsi akan melewati sistem pencernaan yang bisa menyebabkan seseorang terjangkit diare akut maupun kronis. Merujuk pada Liebelt, 5% kunjungan pasien ke bagian pediatri diakibatkan oleh diare akut akibat infeksi.Tidak semua diare selalu berhubungan dengan infeksi, namun kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan adanya bakteri patogen yang masuk melalui saluran pencernaan yang diakibatkan dari air minum yang terkontaminasi bakteri. Air yang diminum dapat tercemar oleh bakteri patogen bagi manusia Data dari UNICEF menyatakan bahwa pada pada tahun 2012, dari 130.000 kematian BALITA di Indonesia, 25% dari jumlah tersebut disebabkan oleh diare yang tidak ditangani dengan baik. Menghindari minuman yang kurang higienis bisa menjadi sebuah langkah preventif yang efektif untuk menghindari penyakit diare. Bakteri yang diutamakan dalam setiap guideline dan KEMENKES sendiri adalah bakteri Eschericia coli dan coliform, karena bakteri ini mampu menginvasi usus manusia dan menyebabkan malabsorpsi, diare dan disentri. Sesuai dengan standar yang diterapkan oleh WHO dan KEMENKES, setiap 100 ml sampel air minum yang diperiksa, kadar maksimal bakteri total coliform dan Eschericia coli dalam sampel tersebut adalah nol.



1.2 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam laporan praktikum uji air kemasan adalah : Agar pembatasan masalah dalam praktikum ini memiliki ruang lingkup yang jelas maka pembatasan masalahnya adalah



1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah : 1. Bagaimana ciri-ciri air yang mengandung bakteri? 2. Bagaimana cara mengidentifisasi sampel air yang mengandung bakteri atau tidak?



1.4 Tujuan Praktikum Tujuan praktikum ini adalah : 1. Mengetahui ciri-ciri air yang mengandung bakteri. 2. Mengetahui cara mengidentifisasi sampel air kemasan dan air got yang mengandung bakteri atau tidak.



BAB II DASAR TEORI



2.1 Pengertian Air Mineral  Air Mineral Air mineral adalah air yang mengandung mineral atau bahan-bahan larut lain yang mengubah rasa atau memberi nilai-nilai terapi. Banyak kandungan Garam, sulfur, dan gas-gas yang larut di dalam air ini. Air mineral biasanya masih memiliki buih. Air mineral bersumber dari mata air yang berada di alam.



2.2 Pengertian Bakteri  Bakteri Bakteri adalah kelompok mikroorganisme bersel satu yang diklasifikasikan pada tingkat domain. Bersama dengan domain Archaea, bakteri digolongkan sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki bentuk tertentu, misalnya menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran beberapa mikrometer dan juga Bakteri ialah mikroorganisme bersel satu yang dapat hidup di berbagai tempat dan keadaan. Beberapa bakteri bahkan bisa bertahan hidup di cuaca yang sangat dingin atau panas ekstrem sekalipun. Tidak hanya itu, di dalam tubuh manusia juga terdapat banyak bakteri.



BAB III METODE PRATIKUM



3.1 Waktu dan Tempat   



Pratikum uji bakteri pada air mineral ini kami lakukan pada : Hari : selasa, 26 Oktober 2021 Tempat : Laboratorium Kesmas, Gedung Fikes. Kampus 4



3.2 Alat dan Bahan  Alat 1. Mikroskop 2. Pipet tetes 3. Kaca preparat



 Bahan 1. Air mineral



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



 Dari hasil penelitian pada air mineral ditemukan bakteri Spirosera



Spirosera adalah bakteri yang bentuknya berupa spiral dengan tekstur halus dan lentur. Contoh bakteri dengan bentuk ini adalah tremponema pallidum alias bakteri penyebab penyakit sifilis. Leptospirosis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri siproseta. Bakteri tersebut dapat masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan berbagai keluhan melalui urin hewan yang terinfeksi, terutama tikus.



BAB IV PENUTUP



Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat bakteri cilliate, ballitidium coli, pada air mineral yang walaupun terlihat bersih, dan juga terdapat bakteri siproseta, leptospirosi terhadap air limbah dan dari bakteri itupun dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia jadi, ada baiknya kita berhati – hati dalam mengkonsumsi air



walaupun air itu terlihat bersih karena kita tidak tahu ada bakteri jahat yang terkandung dalam air tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



Hadioetomo.1998.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek.Jakarta.PT Gramedia Dwidjoseputro,D.1998.Dasar-dasar mikrobiologi.Malang.Djambata Lay, Bibiana, W.1994, Analisis Mikrobiologi di Laboratorium.Jakarta:Rajawali



LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITAS LINGKNGAN



Kelompok : I 1. Allensha meza reriscie ( 2013201014 ) 2. Zulva suwatri zara valentine ( 2013201004 ) 3. Pardoyo ( 2013201036 ) 4. Jeni Ardianti ( 2013201009 ) 5. Siska Mirda Surina ( 2013201008 ) 6. Reffky Achmad Allfaress ( 2013201012 ) 7. Egydiya (2013201028) Dosen Penempuh : Nopia Wati, SKM.,MKM



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU



DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3 A. LATAR BELAKANG................................................................................................... 3 B. TUJUAN.................................................................................................................. 3 C. MANFAAT PRAKTIKUM ..................................................................................... 3 BAB II DASAR TEORI........................................................................................................... 4 A. Pengertian Air Limbah................................................................................................ 4 BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................................................. 5 A. Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 5 Alat dan Bahan ....................................................................................................... 5 Bahan ..................................................................................................................... 5 A. Hasil Penelitian........................................................................................................... 5 B. Pembahasan .............................................................................................................. 5 BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 6



A. Kesimpulan ................................................................................................................ 6 B. Saran .........................................................................................................................6



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan salah satu sumber protein terbesar yang akan mengalami proses pengolahan sebelum dikonsumsi. Disamping meningkatkan nilai tambah, pengolahan terhadap daging juga dapat memperpanjang masa simpan, meningkatkan penerimaan terhadap produk dan menganekaragamkan produk olahan komoditi daging. Daging ayam merupakan salah satu jenis daging yang dapat diolah menjadi bakso, sosis, abon, dendeng maupun daging panggang. Pengolahan daging ayam yang melibatkan kenaikan suhu dapat meningkatklan atau bahkan menurunkan nilai gizi yang dikandungnya. Di Indonesia, bakso merupakan makanan populer. Hal ini dikarenakan, harga dan macam bakso bervariasi dan mampu memenuhi selera dan daya beli berbagai lapisan masyarakat (Hermanianto dan Andayani, 2002). Bakso daging ayam merupakan produk makanan berbentuk bulat yang diperoleh dari campuran daging ayam (kadar daging minimal 50%) dan tapioka, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang diizinkan seperti garam, merica, dan STPP. Melalui uraian di atas, dapat diketahui bahwa pelatihan dan pembelajaran mengenai pembuatan produk olahan bakso dari daging ayam dengan bahan pengisi tapioka dan bahan tambahan STPP perlu untuk dilakukan. Hal ini bertujuan agar kita mengetahui pengaruh penambahan bahan terhadap karakteristik fisik produk bakso ayam.



1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk mempelajari pengaruh perbedaan kadar bahan terhadap karakteristik fisik (warna, tekstur, dan penampang irisan) pada bakso.



1.3 Manfaat Manfaat dari pratikum ini adalah kita dapat mengetahui ada apa tidaknya bahan kimia yang terkandung dalam bakso atau makanan yang kita teliti tersebut, contohnya bahan kimia seperti boraks yang biasanya ada di dalam bakso sebagai bahan pengenyal, maka dari kita itu bisa memahami cara untuk mengetahui ada apa tidaknya bahan kimia yang terdapat pada makanan yang sering kita konsumsi sehari-hari.



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Tambahan Pangan Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami, bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk bahan pangan dan untuk memperbaiki karakter pangan agar memiliki kualitas yang meningkat. Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk pangan. Zat adiktif makanan adalah bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu atau bahan yang ditambahkan pada makanan ataupun minuman pada waktu proses atau pembuatannya dan terdapat pada hasil akhirnya Pemakaian BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang aman merupakan pertimbangan yag penting. Jumlah BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan harus merupakan kebutuhan minimum untuk mendapatan pegaruh yang dikehendaki. Pada prinsipnya konsumen harus diberi informasi adanya bahan tambahan pangan (BTP) dalam bahan baku makanan. Pernyataan yang tertera atau etiket harus diberikan informasi adanya BT (Bahan Tambahan Pangan) kepada konsumen. Hal ini merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan tersebut.



2.2 Boraks Boraks (Na2B4O7.10 H2O) adalah kristal putih yang dapat larut dalam air dingin membentuk natrium hidroksida dan asam borat. Boraks mudah larut dalam air dan tidak berbau serta memiliki pH 9,5. Boraks maupun asam borat sebenarnya digunakan dalam industri non pangan karena memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan dalam industri farmasi sebagai ramuan obat seperti salep, bedak, obat pencuci mata, obat oles mulut, solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik, dan pengontrol kecoa. Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan, boraks dalam air berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat. Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut : jarak lebur sekitar 171o C. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tidak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tartrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah menjad asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa, mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis . Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh, boraks merupakan racun bagi semua sel. Kadar tertinggi tercapai pada waktu diekstraksi maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak.



2.3 Penyalahgunaan Boraks pada Makanan Boraks meskipun bukan pengawet makanan sering pula digunakan sebagai pengawet makanan, selain sebagai pengawet, bahan ini berfungsi pula mengenyalkan makanan. Makanan yang sering ditambahakan boraks diantaranya adalah bakso, sosis, nugget, mie, kerupuk dan lontong. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan-kekenyalan bakso khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan banyak daging. Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, tekstur bagus dan renyah. Ikan basah yang tidak rusak selama 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin. Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin. Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar 25°C, berbau menyengat, kenyal, tidak lengket, dan agak mengkilap .



BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Praktikum uji boraks pada sampel bahan pangan ini kami lakukan pada : Hari : selasa, 26 oktober 2021 Tempat : laboratorium kesmas, gedung fikes, kampus 4 bengkulu B. Alat dan Bahan Alat 



gelas ukur







cawan penguap







alu







kawat kasa







kaki tiga







pipet tetes







mortar







sendok besi







sendok pengaduk



Bahan 



Bakso sapi







etanol







aquades







Kunyit



C. Prosedur Kerja atau Cara Kerja a. Uji boraks dengan kunyit



1. Lakukan uji pada kunyit sebagai pembanding sebelum menguji sampel. 2. Tetesi bakso yang sudah di haluskan dengan kunyit, bakso yang mengandung boraks akan berwarna merah kecoklatan atau merah bata 3. Lumatkan masing-masing sampel bakso dengan mortar, kemudian letakkan pada plat tetes. 4. Tetesi masing-masing sampel dengan air kunyit, diamkan selama 3 menit. 5. Amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing sampel dan catat hasil. b. Uji boraks dengan bahan kimia 1. Lumatkan sampel, tambahkan aquades secukupnya. 2. Arangkan diatas nyala api bunsen 3. Setelah kering teteskan etanol secukupnya 4. Lalu bakar dengan korek kayu 5. Perhatikan warna api, jika api berwarna merah maka bakso tidak mengandung boraks dan apabila api berwarna biru maka terdapat kandungan boraks di dalam bakso



Lampiran dokumentasi praktek :



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun pembahasan dalam laporan praktikum uji boraks pada sampel bahan pangan ini adalah sebagai berikut : Pada praktikum uji boraks pada sampel bahan pangan kali uji dilakukan dua uji. Uji yang pertama dilakukan dengan penguji alami yaitu kunyiit, uji yang kedua dilakukan dengan penguji bahan kimia. Percobaan ini menggunakan sampel antara lain adalah bakso sapi. Pada percobaan pertama, sampel dilumatkan terlebih dahula dengan mortar agar memudahkan pengujian, sertas dan terindikasi dengan baik. Bahan yang digunakan sebagai indikator pada uji ini adalah kunyit. Kunyit yang digunakan terlebih dahulu sudah digerus dan diambil ekstraknya. Sebelum menguji boraks pada sampel, terlebih dahulu lakukan standarisasi indikator dengan menambahkan larutan boraks dengan indikator yang berasal dari kunyit. Hasil standarisasi ini menghasilkan warna merah kecoklatan. Selanjutkan dilakukan uji boraks pada sampel bahan makanan. Hasil yang didapat dari uji ini adalah negatif. Karena tidak ada satupun dari sampel yang memberikan warna merah kecoklatan. Pada percobaan kedua, sampel bahan makanan sebanyak 20 gr dilumatkan lalu diberi perlakuan sesuai dengan prosedur. Setelah diuapkan dengan penangas ketiga sampel dinyatakan negatif karen tidak ada yang memberikan warna merah ceri. Sisa pengendapan masing-masing sampelpun tidak ada yang memberikan warna hijau kehitaman setelah ditambahkan NH4OH 2N.



BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Bahan makanan yang mengandung boraks akan lebih kenyal dari biasanya, selain itu makanan tidak mudah rusak dan busuk. 2. Apabila sampel yang mengandung boraks diuji dengan menggunakan kunyit maka akan menghasilkan warna merah kecoklatan. 3. Sampel bahan pangan (bakso sapi) yang diuji dinyatakn negatif mengandung boraks.



LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN PENYARINGAN AIR “PASIR SILIKA”



Kelompok I 1. Allensha meza reriscie ( 2013201014 ) 2. Zulva suwatri zara valentine ( 2013201004 ) 3. Pardoyo ( 2013201036 ) 4. Jeni Ardianti ( 2013201009 ) 5. Siska Mirda Surina ( 2013201008 ) 6. Reffky Achmad Allfaress ( 2013201012 ) 7. Egydiya (2013201028) Dosen Penempuh : Nopia Wati, SKM.,MKM



PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Nopia Wati, SKM., MKM pada pelajaran AKL. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penyaringan air sederhana bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Nopia Wati, SKM., MKM



selaku guru bidang AKL yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat



menambah pengetahuan dan wawasan saya terhadap Penyaringan air ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1



A. Latar Belakang.....................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................ 2 C. Tujuan ............................................................................................ 3 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4 A. Definisi Penjernihan Air.. ................................................................ 5 B. Konsep Pembuatan...............................................................................6 C. Teknik Penyaringan ......................................................................... 9 BAB III PENUTUP ....................................................................................... 1o A. Kesimpulan ..................................................................................... 10 B. Saran .............................................................................................. 10



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun



berbau,



selama



kuantitasnya



masih



banyak



kita



masih



dapat



berupaya



merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Penelitian di sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, Asia Barat dan negara lainnya saat ini tidak mensyaratkan nilai batasan minimum dan optimum terhadap tingkat kekeruhan air, jumlah kalsium maupun magnesium. Dengan kata lain tidak membatasi negara-negara anggotanya dalam mengimplementasikan sebuah persyaratan kedalam peraturan nasional mereka. Terlepas dari semua perbedaan tersebut, semua meyakini bahwa kandungan mineral atau zat padat terlarut lainnya yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Dengan kata lain air yang tidak bersih sebaiknya tidak melebihi ambang batas tertentu terhadap kandungan zat-zat yang merugikan kesehatan atau bahkan dibuat seminimum mungkin. Tingkat kekeruhan air akan sangat bervariasi sesuai sengan struktur atau kandungan mineral dalam tanah dan pada masing-masing lokasi. Diperlukan penelitian khusus untuk dapat mengetahui kandungan mineral sumber air pada suatu lokasi. Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan daerah tanpa sumber mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih



dahulu. Penanggulangan secara cepat dapat dilakukan dengan cara melakukan penyaringan air dengan menggunakan beberapa teknik penyaringan air bersih secara alami/buatan maupun modern/tradisional.



1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian penjernihan air? 2. Bagaimana proses penjernihan air?



1.3. Manfaat dan Tujuan Makalah 1. Agar masyarakat mengetahui apa itu penjernihan air. 2. Agar masyarakat mengetahui proses penjerniahan air. 3. Agar masyarakat mengetahui macam macam teknik penjernihan air.



BAB II PEMBAHASAN



2.1. Definisi Penjernihan Air Kondisi fisik air dapat dilihat secara kasat mata, seperti jernih, keruh, atau kotor, banyaksampah. Dalam kenyataan air seperti itu diproses agar menjadi air yang dapat digunakan olehmasyarakat.Air baku yang bersih itu tidak saja bening, tetapi tidak bau, tidak berasa ataupun tidak beracun,dan PH netral.Sumber air baku yang baik biasanya dari mata air di pegunungan.Pada kenyataannya air banyak tercemar bahan organik dan anorganik yang larut didalamnyasehingga air tidak layak untuk digunakan memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali airmengandung lumpur, kapur, zat besi, bakteri dan banyak bahan lainnya yang tidak baik untukkesehatan, maka air seperti itu jangan digunakan untuk keperluan mencuci, memasak atauminum.Air keruh biasanya disebabkan karena mengadung lumpur dan dapat dijernihkan melaluiproses kimia dengan menggunakan PAC (Poli alumunium clorida), Bekerjanya bahan kimiatersebut yaitu mengikat molekul lumpur dalam air, kemudian lumpur akan mengendap di dasarbak atau kolam.Air yang baanyak kandungan lumpur atau kapur bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama,akan menyebabkan batu ginjal karena lumpur atau zat kapur akan mengendap dalam tubuhkita.Selain pencemaran oleh lumpur , air dapat juga tercemar karena pembusukan bahan organik,seperti daun , batang kayu, rumput dan yang lainya.Sebagai contoh , air rawa mempunyai tingkat keasaman yang tinggi akibat pembusukan daun-daunan yang terendam di air sehingga tidak dapat dikonsumsi .Air dapat juga tercemar bakteri yang merugikan karena bakteri (microorganism) dapat hidup dilingkungan air dan tidak dapat dilihat secara kasat mata. Bila air tersebut dikonsumsi secaralangsung akan menyebakan sakit perut, muntaber dan lain-lain.Semua bentuk pencemaran air baik akibat lumpur, sampah, maupun mikroorganisma adalahmasalah yang harus dicarikan solusinya.Secara alami air tawar yang ada di daratan adalah hasil dari proses siklus yang cukuppanjang dengan beberapa tahapan antara lain penguapan, pengembunan , hujan/ es,peresapan, pengaliran dan seterusnya. Sumber air yang utama untuk siklus tersebut adalah airlaut.Seperti kita ketahui bahwa bumi kita sebagian besar (70%) terdiri atas permukaan laut. Air lautyang berjumlah besar tersebut tidak dapat dikonsumsi langsung oleh manusia. karena air laut banyak mengandung unsur garam, Oleh karena itu



manusia dengan teknologinya berusahamemanfaatkan air laut dengan meniru proses alam yang dikenal dengan desalinasi. Proses desalinasi adalah cara yang dilakukan manusia untuk menghilangkan kadar garam dalam air laut sehingga menghasilkan air tawar. Proses tersebut membutuhkan biaya yang mahal.



2.2 Konsep Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana Media Pasir Silika Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui proses pembuatan alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara menjernihkan/ menyaring untuk mendapatkan air yang layak digunakan manusia. Cara tersebut bersifat mekanik ataupun kimiawi tergantung kondisi air kita disini akan membahas tentang Sistem penjernihan dan penyaringan denganmemperlambat aliran.Sistem ini menggunakan bahan penyaring, seperti sabut , batu-batu, arang aktif, busa . Air yang melewati penyaring tersebut akan tersaring sehingga menghasilkan air yang jernih. Adapun kegunaan dari bahan-bahan tersebut ialah Serabut, karena tersebut dapat menyerapendapan-endapan air yang membuat warna air jadi keruh.dan kita bisa meliha tendapan-endapan tersebut yang menempel pada kapas berupa warna endapan atau airkotor tersebut. Lalu batu-batu atau kerikil,krikil disini berfungsi untuk menyaring material-material yangberukuran besar contoh : daun-daun yang berada di sungai,lumut,ganggang dll. Dan yang terakhir Pasir Silika berfungsi untuk Menyaring/menghilangkan bau, warna,zat pencemar dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin dalam alat/penyulingan air.



2.3 Teknik Penyaringan Cara pembuatannya adalah dengan menyiapkan alat berupa pisau, gunting, krikil, serabut, Pasir Silika, botol bekas, . Tahap pembuatannya adalah sebagai berikut potong atau gunting botol bekas sehingga menjadi dua. Lubangi bagian tutup botol untuk di bawah. Susun bahan bahan – bahan, pada bagian satu kapas, serabut, kapas, lalu pasir silika, kapas, batu kerikil dan kapas lagi. Setelah selesai menyusun dan membuat alat tersebut cobalah masukan air kotor yang keruh ke dalam botol yang telah siap pakai,lihat dan amati hasilnya.



*Kertas Lakmus = Sebagai media apakah air mengandung Asam yang tinggi, jika kertas berubah warna merah bata berarti air tersebut asamnya tinggi dan jika tidak berubah warna berarti Ph air tersebut normal. Dan ada juga yang menggunakan alat TDS scan,dan PH meter.



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Penyaringan atau filtrasi terhadap air dapat dilakukan melalui proses alami maupun buatan. Tujuannya adalah untuk memurnikannya. Meskipun tidak ada cara yang benar-benar mampu menyaring karena kuman lebih kecil dari pori-pori pada sistem filtrasi/penyaringan terbaik sekali pun, setidaknya teknik atau cara yang di bahas dalam makalah ini dapat menjadi cara alternatif yang digunakan untuk menghasilkan air yang lebih memenuhi syarat untuk diminum maupun digunakan dalam kehidupan sehari – hari.



3.2. Saran Adapun saran yang bisa disampaikan di karya ilmiah ini, yaitu hendaknya masyarakat peduli terhadap lingkungan supaya tidak terjadinya banjir. Oleh karena itu, kesulitan untuk memperoleh air bersih tidak pernah dialami. Apabila ada yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih, maka penjernihan air dapat dilakukan melalui teknologi sederhana.