Laporan Praktikum 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU FAKTOR MUTU



Oleh: FAHRA CLAUDIA ASSRY RAMADHANI E1F114029



JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2016



PENDAHULUAN Landasan Teori Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Sebenarnya mutu adalah kepuasan pelanggan. Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi mutu. Oleh karena itu, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan dalam delapan dimensi mutu. Empat dimensi pertama menggambarkan atribut- atribut mutu penting, tetapi sulit mengukurnya. Delapan dimensi mutu adalah (Hansen dan Mowen, 1994). Tanaman kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang tanah, kedelai, kacang merah dll dikategorikan tanaman palawija di Indonesia. Tanaman ini umumnya ditanam di sawah tegalan pada lahan sawah. Kacang-kacangan ditanam sebagai tanaman serealia menjelang musim kemarau tiba. Pada musim kemarau padi tidak mungkin ditanam karena tidak cukup air. Kacang merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat yang sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia. Kandungan gizi per 100 g dari kacang tanah antara lain protein 25 gram, lemak 439 gram, dan karbohidrat 21 gram. Sedangkan kedelai mengandung protein 34,89 gram. Kacang-kacangan relatif lebih murah harganya dan mudah diperoleh jika dibandingkan dengan protein hewan lainnya. Pertimbangan ini yang menyebabkan kacang-kacangan tetap diminati oleh sebagian besar masyarakat (Aminah, 2012). Kacang-kacangan merupakan salah satu bahan makanan sumber protein dengan nilai gizi yang tinggi (20 – 25 g/100 g), vitamin B (thiamin, riboflavin, niacin, asam folat), mineral (Ca, Fe, P, K, Zn, Mg, dan lain-lain), dan serat. Nilai dan mutu gizi kacang kacangnya menjadi lebih baik setelah dikecambahkan. Selama pengecambahan komponen antigizi (tripsin inhibitor, asam pitat, pentosan, tannin) menurun dan setelah pengecambahan terbentuk komponen fitokimia (glokosinolates, antioksidan alami yang berperan untuk kesehatan (Winarno, 2004). Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti Tiongkok



dan Jepang selatan. zat yang terkandung dalam kedelai adalah genistein, daidzein, dan glycitein yang termasuk isoflavon yaitu senyawa fitoestrogen yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor (Silalahi, 2006). Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang berumur pendek dan dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati. Protein biji kacang hijau mengandung 8 asam amino esensial, yaitu Valine, Leucine, Isoleucine, Methionine, Venyl Alanine, Lycine dan Tryptophane. Selain itu juga terdapat lemak, karbohidrat serta mineral yang dibutuhkan tubuh. Keju juga dapat dibuat dari bahan protein, misalnya protein nabati yang dapat diperoleh dari kacang hijau. Kacang hijau mengandung minyak yang sangat rendah namun mengandung vitamin (terutama vitamin B1) dan protein yang cukup (Winarno, 2004). Secara umum dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kedelai dapat diklasifikan atas dasar : 1. Kadar air 2. Persentase biji keriput 3. Persentase kotoran Menurut SNI 01-3922-1995, syarat mutu kedelai secara umum adalah : 1. Bebas hama penyakit. 2. Bebas bau busuk, bau asam, bau apek, dan bau asing lainnya. 3. Bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida. 4. Memiliki suhu normal. Persyaratan mutu kedelai konsumsi secara spesifik ditunjukkan pada tabel. Tabel Spesifikasi persyaratan mutu kedelai (SNI 01-3922-1995) No.



Jenis Uji (komponen mutu)



1 2 3 4 5 6 No. 1 2



Kadar air Butir belah Butir rusak Butir warna lain Kotoran Butir keriput Panjang (mm) 6,05 6,05



Satuan % % % % % %



Persyaratan Mutu Mutu Mutu I Mutu II III IV maks 13 maks 14 maks 14 maks 16 maks 1 maks 2 maks 3 maks 5 maks 1 maks 2 maks 3 maks 5 maks 1 maks 3 maks 5 maks 10 maks 0 maks 1 maks 2 maks 3 maks 0 maks 1 maks 3 maks 5 Lebar (mm) Tebal (mm) 6,05 4,35 6,05 4,45



3 4 5 6 7 8 9 10  No.



6,1 5,4 5,45 6,05 6,4 5,5 6,2 5,35 7,27 % patah % kotoran



1. No. 1 2 3



1



32,91



64,425



Berlubang



-



Sampel



Warna



Aroma



Tekstur



coklat pekat coklat agak coklat



langu sedikit langu langu



lembut agak lembut keras



Warna



Aroma



Tekstur



Kuning



Langu



Keras



Sampel Air



% utuh



5 4,25 4,04 4,35 5 4,4 4,25 4,35 4,44 Tanda kerusakan



1,235



Ca (OH)2 NaHCO3 CaCI2



No.



6,1 5,4 5,45 6,05 6,4 5,5 6,1 3,35 5,845 % rusak



% pe + an berat 125 80 62,5 % pe + an berat 45



Sumber : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Indikator yang turut menentukan kualitas biji kacang hijau adalah ukuran dan warna biji. Ukuran biji dapat menentukan tingkat keras kandungannya. Kacang hijau yang berbiji kecil mengandung biji keras lebih tinggi daripada yang berbiji besar. Makin besar ukuran biji maka tingkat kandungan biji keras makin rendah. Sehingga para petani biasanya lebih menyukai kacang hijau yang berbiji besar dan biji berwarna hijau kusam karena rasanya lebih enak (pulen) dan memiliki nilai harga jual yang lebih tinggi daripada yang berbiji kecil. Selain itu, selera konsumen atau permintaan pasar terhadap kualitas tertentu, seperti warna biji dan ukuran, juga menentukan harga jualnya. Kriteria kualitas biji kacang hijau biji keras, kandungan protein tinggi (>30%), bentuk biji bundar, dan warna biji hijau kusam (Soedjono, 2008). Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai



sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012). Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa mampu menganalisis faktor mutu pada biji kopi robusta, kacang hijau dan kacang kedelai berupa faktor mutu kuantitatif, tersembunyi, dan cacat serta menentukan biji kopi, kacang hijau, dan kacang kedelai yang ditentukan faktor mutu masuk kriteria mutu apa yang disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).



TATA CARA PENELITIAN Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19 September 2016 pada pukul 16.20 WITA-selesai, bertempat



di Laboratorium Analisis Kimia



Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah biji kopi robusta, kacang hijau, dan kacang kedelai. Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah timbangan analitik, gelas ukur, dan jangka sorong.



Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah : 1. Penentuan Kotoran dan Cacat Ditimbang sebanyak 50 gr sampel



Dipisahkan kotoran dan cacat



Ditimbang bagian kotoran dan cacat



Dihitung persentase kotorannya



Hasil



2. Penentuan Panjang, Lebar, Diameter Ditentukan panjang, lebar, dan diameter biji kopi, kacang hajau, dan kedelai untuk masing-masing 10 biji



Hasil 3. Penentuan Berat Ditimbang sebanyak 5 gr masing-masing biji kopi, kacang hijau, dan kedelai



Hasil 4. Penentuan Volume Absolut Ditentukan volume sebanyak 5 gr sampel biji kopi, kacang hijau, dan kedelai



Dimasukkan air kedalam gelas ukur dan dicatat volumenya



Dimasukkan sampel dan dicatat perubahan volumenya



Ditentukan volume sampel dengan menghitung selisih antara volume akhir dengan volume awal



Hasil



5. Penentuan Kerapatan Mutlak Ditentukan kerapatan mutlak dengan menghitung perbandingan antara berat sampel dan volume sampel



Hasil 6. Penentuan Kadar Air Ditentukan kadar air sampel dengan menggunakan oven HASIL metode DAN PEMBAHASAN Hasil



HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil dari praktikum ini adalah : 1. Kopi Robusta a. Penentuan Kotoran dan Cacat 



Berat sampel : 50,05 gram







Berat kotoran dan cacat : 8,51 gram







Persentasi kotoran dan cacat =



𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙



X 100 %



8,51



= 50,05X 100 % = 17,003 % b. Penentuan Panjang, Lebar dan Diameter Kopi ke-



Panjang (mm)



Lebar (mm)



Diameter (mm)



1



1,08



0,56



0,78



2



0,65



0,33



0,65



3



1,05



0,49



0,65



4



0,96



0,35



0,66



5



0,92



0,35



0,61



6



0,89



0,36



0,63



7



0,93



0,39



0,67



8



0,91



0,39



0,77



9



0,94



0,38



0,63



10



0,86



0,35



0,58



c. Penentuan Berat Didapatkan hasil seberat 5,12 gram. d. Penentuan Volume Absolut 



Volume awal : 40 ml







Volume akhir : 45 ml







Volume absolut kopi = volume akhir – volume awal = 45 ml – 40 ml = 5 ml



e. Penentuan Kerapatan Mutlak 



Berat sampel : volume sampel 5,12 gram



: 5 ml



f. Penentuan Kadar Air 



Berat cawan (w1) = 6,03 gram







Berat sampel (w2) = 5,07 gram







Berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (w3) = 11,1 gram







Berat cawan dan sampel sesudah dikeringkan (w4) = 10,56 gram







Kadar air =



𝑤3−𝑤4



= =



𝑤2



X 100%



11,1−10,56 5,07



X 100 %



0,54



X100 %



5,07



= 10,65 % g. Penentuan Warna 



Warna hijau







Warna hijau kekuningan







Warna hitam



1. Kopi Robusta 1) Penentuan Kotoran dan Cacat 



Berat sampel : 50,01 gram







Berat kotoran dan cacat : 6,45 gram







Persentasi kotoran dan cacat =



𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙



X 100 %



6,45



= 50,01X 100 % = 12,897 % 2) Penentuan Panjang, Lebar dan Diameter Kopi ke-



Panjang (mm)



Lebar (mm)



1



0,97



0,38



2



0,97



0,45



3



0,84



0,43



4



0,96



0,5



5



0,96



0,48



6



0,83



0,47



7



1



0,48



8



0,97



0,41



9



0,97



0,46



10



0,92



0,47



3) Penentuan Berat Didapatkan hasil seberat 5,02 gram. 4) Penentuan Volume Absolut 



Volume awal : 40 ml







Volume akhir : 44 ml







Volume absolut kopi = volume akhir – volume awal = 44 ml – 40 ml = 4 ml



5) Penentuan Kerapatan Mutlak 



Berat sampel : volume sampel 5,02 gram



: 4 ml



6) Penentuan Kadar Air 



Berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (w1) = 10,96 gram







Berat cawan dan sampel sesudah dikeringkan (w2) = 10,48 gram







Kadar air =



𝑤1−𝑤2



=



𝑤1



X 100%



10,96−10,48 10,48



X 100 %



= 4,37 % 2. Kacang Kedelai 1) Penentuan Kotoran dan Cacat 



Berat sampel : 50,35 gram







Berat kotoran dan cacat : 8,24 gram







Persentasi kotoran dan cacat =



𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙



X 100 %



8,24



= 50,35X 100 % = 16,37 %



2) Penentuan Panjang, Lebar dan Diameter Kedelai ke-



Panjang (mm)



Lebar (mm)



1



0,71



0,79



2



0,69



0,75



3



0,62



0,7



4



0,63



0,7



5



0,6



0,81



6



0,59



0,71



7



0,68



0,71



8



0,61



0,85



9



0,48



0,82



10



0,6



0,79



3) Penentuan Berat Didapatkan hasil seberat 5,14 gram. 4) Penentuan Volume Absolut 



Volume awal : 19 ml







Volume akhir : 23 ml







Volume absolut kopi = volume akhir – volume awal = 23 ml – 19 ml = 4 ml



5) Penentuan Kerapatan Mutlak 



Berat sampel : volume sampel 5,14 gram



: 4 ml



6) Penentuan Kadar Air 



Berat cawan (w1) = 5,88 gram







Berat sampel (w2) = 5,01 gram







Berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (w3) = 10,89 gram







Berat cawan dan sampel sesudah dikeringkan (w4) = 10,92 gram







Kadar air =



𝑤3−𝑤4



=



𝑤2



X 100%



10,89−10,92 5,01



X 100 %



=



−0,03 5,01



X100 %



= -0,59 % 2. Kacang Kedelai 1) Penentuan Kotoran dan Cacat 



Berat sampel : 50,33 gram







Berat kotoran dan cacat : 9,55 gram







Persentasi kotoran dan cacat =



𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙



X 100 %



9,55



= 50,33X 100 % = 18,97 % 2) Penentuan Panjang, Lebar dan Diameter Kedelai ke-



Diameter (cm)



1



0,60



2



0,50



3



0,58



4



0,60



5



0,57



6



0,55



7



0,63



8



0,67



9



0,58



10



0,57



3) Penentuan Berat Didapatkan hasil seberat 5,09 gram. 4) Penentuan Volume Absolut 



Volume awal : 40 ml







Volume akhir : 45 ml







Volume absolut kopi = volume akhir – volume awal = 45 ml – 40 ml = 5 ml



5) Penentuan Kerapatan Mutlak Kerapatan mutlak =



5,09 𝑔𝑟 5 𝑚𝑙



X 100 %



= 1,01 % 6) Penentuan Kadar Air 



Berat cawan (w1) = 5,94 gram







Berat sampel (w2) = 5,07 gram







Berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (w3) = 11,01 gram







Berat cawan dan sampel sesudah dikeringkan (w4) = 10,38 gram







Kadar air =



𝑤3−𝑤4



=



𝑤2



X 100%



11,01−10,38 5,07



X 100 %



0,63



= 5,07X100 % = 12,43 % 7) Penentuan Warna 



Kuning langsat



3. Kacang Hijau a) Penentuan Kotoran dan Cacat 



Berat sampel : 50,00 gram







Berat kotoran dan cacat : 0,81 gram







Persentasi kotoran dan cacat =



𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑜𝑡𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 0,81



X 100 %



= 50,00X 100 % = 1,62 % b) Penentuan Panjang, Lebar dan Diameter Kacang hijau ke-



Diameter (cm)



1



0,40



2



0,41



3



0,42



4



0,43



5



0,42



6



0,41



7



0,43



8



0,48



9



0,48



10



0,49



c) Penentuan Berat Didapatkan hasil seberat 5,38 gram. d) Penentuan Volume Absolut 



Volume awal : 50 ml







Volume akhir : 54 ml







Volume absolut kopi = volume akhir – volume awal = 54 ml – 50 ml = 4 ml



e) Penentuan Kerapatan Mutlak 5 𝑔𝑟



Kerapatan mutlak = 4 𝑚𝑙X 100 % = 1,25 % f) Penentuan Kadar Air 



Berat cawan (w1) = 5,96 gram







Berat sampel (w2) = 5,38 gram







Berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan (w3) = 11,34 gram







Berat cawan dan sampel sesudah dikeringkan (w4) = 10,80 gram







Kadar air =



𝑤3−𝑤4



=



𝑤2



X 100%



11,34−10,80 5,38 0,54



X 100 %



= 5,38X100 % = 10,04 % g) Penentuan Warna 



Hijau tua







Hijau gelap







Hijau muda



Pembahasan Pada praktikum kali ini yaitu Faktor Mutu bertujuan agar mahasiswa mampu menganalisis faktor mutu pada biji kopi robusta, kacang hijau dan kacang kedelai berupa faktor mutu kuantitatif, tersembunyi, dan cacat serta menentukan biji kopi, kacang hijau, dan kacang kedelai yang ditentukan faktor mutu masuk kriteria mutu apa yang disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pada praktikum kali ini bahan yang digunakan adalah biji kopi robusta, kacang hijau, dan kacang kedelai. Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional. Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan. Sebenarnya mutu adalah kepuasan pelanggan. Ekspektasi pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau hal-hal yang sering disebut sebagai dimensi mutu. Oleh karena itu, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan dalam delapan dimensi mutu. Empat dimensi pertama menggambarkan atribut- atribut mutu penting, tetapi sulit mengukurnya. Delapan dimensi mutu adalah (Hansen dan Mowen, 1994). Kacang-kacangan merupakan sejenis tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di sawah atau ladang dengan bentuk polong-polongan sedangkan serealia merupakan sejenis tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di sawah atau ladang dengan bentuk rumput-rumputan. Menurut Najiyati (1997), golongan Robusta berasal dari Kongo dan masuk ke Indonesia pada tahun 1900. Karena mempunyai sifat yang lebih unggul, kopi ini sangat cepat berkembang. Bahkan kopi ini merupakan jenis kopi yang mendominasi perkebunan Indonesia saat ini. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengamatan pada kopi robusta 1 adalah untuk kotoran dan cacat sebesar 17,003 %, diameter rata-rata sebesar 0.73 mm, berat sebesar 5.12 gram, volume absolut kopi sebesar 5 ml, kadar air sebesar 10,65 %, berwarna hijau, hijau kekuningan dan hitam. Sedangkan pada kopi robusta 2 setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil untuk presentasi kotoran dan cacat sebesar 12,897 %, berat sebesar 5.02 gram, volume absolut kopi sebesar 4 ml, kadar



air sebesar 4,37 %. Menurut SNI 01-2907-2008, kadar air maksimal 12,5 %, kadar kotoran maksimal 0,5%. Sehingga dapat dikatakan pada kopi robusta 1 dan 3 ini Menurut Thomas (1992), kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan. Meski bukan tanaman asli Indonesia, kedelai telah banyak dibudidayakan di Indonesia, Kedelai mengandung protein, zat besi, kalsium, vitamin A, B, B1 , B2, yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis kacang lainnya, juga B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Kandungan lesitin pada kedelai, yang mengandung lemak tak jenuh linoleat, oleat dan arakhidonat yang berfungsi sebagai lipotropikum yaitu zat yang mencegah penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh sedangkan kandungan serat kedelai yang sangat tinggi dapat membantu merangsang metabolisme dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Zat lain yang terkandung dalam kedelai adalah genistein, daidzein, dan glycitein yang termasuk isoflavon yaitu senyawa fitoestrogen yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengamatan pada kacang kedelai 1 adalah untuk kotoran dan cacat sebesar 16,37 %, berat kacang kedelai sebesar 5,14 gram, volume absolut sebesar 4 ml, kadar air sebesar -0,59 %. Sedangkan pada kacang kedelai 2, setelah pengamatan didapatkan hasil untuk kotoran dan cacat sebesar 18,97 %, diameter sebesar 0,585 mm, berat kacang kedelai sebesar 5,09 gram, volume absolut sebesar 5 ml, kadar air sebesar 12,43 %, berwarna kuning langsat. Menurut SNI 01-3922-1995, untuk kadar air dan kadar kotorannya diambil dengan persyaratan yang paling rendah yaitu mutu IV, pada mutu IV ini kadar air maksimal kacang kedelai sebesar 16 % dan kadar kotoran maksimal sebesar 3 %. Sehingga kacang kedelai 1 dan 2 yang telah di uji tersebut termasuk ke dalam mutu rendah karena kadar kotoran yang lebih dari standar yang telah ditetapkan sedangkan kadar airnya termasuk ke dalam mutu tinggi karena kurang dari batas yang telah ditetapkan. Menurut Soeprapto (1992), kacang hijau merupakan tanaman tropis yang berumur pendek dan dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati. Protein biji kacang hijau mengandung 8 asam amino esensial, yaitu Valine, Leucine, Isoleucine, Methionine, Venyl



Alanine, Lycine dan Tryptophane. Selain itu juga terdapat lemak, karbohidrat serta mineral yang dibutuhkan tubuh. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengamatan pada kacang hijau adalah untuk kotoran dan cacat sebesar 1,62 %, diameter sebesar 0,437 mm, berat sebesar 5,38 gram, volume absolut sebesar 4 ml, kadar air sebesar 10,04 % , berwarna hijau tua, hijau gelap, dan hijau muda. Menurut SNI 01-3923-1995, untuk kadar air dan kadar kotorannya diambil dengan persyaratan yang paling rendah yaitu mutu III, pada mutu III ini kadar air maksimal sebesar 14 % dan kotoran maksimal sebesar 2 %. Sehingga dapat dikatakan kacang hijau ini termasuk pada mutu III, sehingga kacang hijau tersebut telah sesuai dengan standar SNI yang telah ditetapkan.



SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah: 1. Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. 2. Mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan dalam delapan dimensi mutu. 3. Kacang-kacangan merupakan sejenis tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di sawah atau ladang dengan bentuk polong-polongan. 4. Robusta berasal dari Kongo dan masuk ke Indonesia pada tahun 1900. 5. Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat Indonesia. 6. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang berumur pendek dan dapat tumbuh di daerah yang curah hujannya rendah.



Saran Saran pada praktikum kali ini adalah alangkah baiknya apabila pada saat praktikum, terjalin kerjasama yang baik dalam kelompok, agar dapat dengan mudah dalam menyelesaikan atau memecahkan setiap materi dan masalah yang di bahas dan juga sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum, waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya oleh praktikan sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu kerjasama harus ditingkatkan agar ketelitian dalam melakukan percobaan bisa berjalan lancar dan baik.



DAFTAR PUSTAKA Aminah, S.; Hersoelistyorini, W., 2012. Karakteristik Kimia Tepung. Kecambah Serelia dan Kacang-Kacangan dengan Variasi Blanching. Semarang. Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI.01-3922-1995: Kedelai. Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI.01-3923-1995: Kacang Hijau. Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI.01-2907-2008: Biji Kopi. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 1994. Management Accounting, Third. Edition. Cincinnati. Ohio. Najiyati, S., dan Danarti, 1997. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen. Penebar Swadaya, Jakarta. Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan. Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta. Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Soedjono. 2008. Seri Industri Pertanian Kacang-Kacangan. CV Rusda. Bandung. Soeprapto, H.S., 1992. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. Thomas, A. N. S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius. Yogyakarta. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.