Laporan Praktikum Anatomi Dan Fisiologi Sisten Indera Dan Reproduksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Anatomi dan Fisiologi Sistem Indera dan Reproduksi pada Manusia Anatomy and Physiology of the Sensory and Reproductive Systems in Humans Rismayani Miftahul Ilmi [email protected] Pancaindra mencakup penciuman, penglihatan, pendengaran, pengecap, dan peraba. Sistem reproduksi termasuk sistem utama dalam tubuh yang merupakan sistem yang sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satu-satunya sistem yang belum bekerja sampai pubertas tiba. Praktikum yang berjudul Anatomi dan Fisiologi Sistem Indera dan Reproduksi pada Manusia dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020 secara daring di rumah masing-masing. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari anatomi indera penglihatan, pendengaran, keseimbangan, peraba, pengecap, pembau, pada manusia, mempelajari struktur dan fungsi sistem reproduksi pada pria dan wanita, dan mempelajari siklus seksual wanita melalui gambar. Praktikum ini dilakukan dengan metode deskriptif. Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum antara lain adalah torso atau gambar sistem indera manusia, torso atau gambar organ reproduksi manusia, dan gambar siklus ovarium dan endometrium wanita. Kata Kunci: Mata, Hidung, Lidah, Telinga, Kulit, Reproduksi. Abstract The five senses include smell, sight, hearing, taste, and touch. The reproductive system is the main system in the body which is a very different system in the two sexes and the only system that doesn't work until puberty arrives. The practicum entitled Anatomy and Physiology of the Sensory and Reproductive Systems in Humans was held online on December 3, 2020 in their respective homes. This practicum aims to study the anatomy of the senses of sight, hearing, balance, touch, taste, smell, in humans, studying the structure and function of the reproductive system in men and women, and studying the female sexual cycle through pictures. This practicum was conducted using a descriptive method. The tools and materials used for practicum include torso or images of the human sensory system, torso or images of human reproductive organs, and images of the ovarian and endometrial cycles of women. Keyword: , Eyes, Nose, Tongue, Ears, Skin, Reproductive.



Pendahuluan Sistem reproduksi termasuk sistem utama dalam tubuh yang merupakan sistem yang sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satu satunya sistem yang belum bekerja sampai pubertas tiba (Parker,2007; Safrida, 2018, p.325). Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anakanaknya. Sistem reproduksi manusia diperlukan untuk bereproduksi. Dalam sistem reproduksi terdapat organ-organ penyusunnya yaitu organ penyusun sistem reproduksi lakilaki maupun wanita, hormon-hormon kelamin, pembentukan sel kelamin, kehamilan dan persalinan (Safrida, 2018, p.325). Organ indera merupakan suatu organ tubuh yang mampu menerima rangsang tertentu Manusia memiliki lima macam indra, yaitu: (1) indra penglihatan (mata), (2) indra pendengaran (telinga), (3) indra peraba (kulit), (4) indra pengecap (lidah), dan (5) indra pembau (hidung) (Safrida, 2018, p.396).



Prosedur Praktikan memperhatikan torso atau gambar sistem indera manusia, dan menggambarkan pada tabel pengamatan disertai keterangan dan fungsinya. Selanjutnya praktikan memperhatikan torso atau gambar organ reproduksi pria dan wanita, dan menggambarkan pada tabel pengamatan disertai keterangan dan fungsinya. Terakhir, mahasiswa memperhatikan gambar siklus ovarium dan endometrium wanita, dan menggambarkan pada tabel pengamatan disertai keterangan.



Metode/Cara Kerja



Hasil dan Pembahasan Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari anatomi indera penglihatan, pendengaran, keseimbangan, peraba, pengecap, pembau, pada manusia, mempelajari struktur dan fungsi sistem reproduksi pada pria dan wanita, dan mempelajari siklus seksual wanita melalui gambar. Pancaindra adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indra menuju otak. (Pearce, 2014, p.375). Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energy elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti, sebagai sistem organ pendengaran, telinga dibagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan



Waktu dan Tempat Praktikum yang berjudul Anatomi dan Fisiologi Sistem Indera dan Reproduksi pada Manusia dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2020 secara daring di rumah masing-masing Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum antara lain adalah torso atau gambar sistem indera manusia, torso atau gambar organ reproduksi manusia, dan gambar siklus ovarium dan endometrium wanita Target atau Objek Praktikum ini dilakukan dengan metode deskriptif dan dengan menggambar organorgan indera dan reproduksi manusia



Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dari beberapa sumber jurnal, buku, maupun gambar. Data yang diambil adalah data terbaik. Teknik Analisis Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis menggunakan secara deskriptif.



sentral (Meyerhoff WL, 1984; Nugroho, 2009, p.76).



Gambar 1. Anatomi Telinga Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam dan saraf kokhlearis sedangkan organ pendengaran sentral adalah struktur yang berada di dalam batang otak dan otak yaitu nukleus koklearis, nukleus olivatorius superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan kortek serebri lobus temporalis area Wernicke (Rappaport JM, 2002; Nugroho, 2009, p.76). Telinga luar merupakan bagian telinga yang terdapat di lateral dari membrane timpani, terdiri dari aurikulum, meatus akustikus eksternus (MAE) dan membrane timpani (MT) (Mills JH, 2006; Nugroho, 2009, p.77). Telinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran, susunan dari luar ke dalam yaitu maleus, incus dan stapes yang saling berikatan dan berhubungan membentuk artikulasi. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak tingkap lonjong atau foramen ovale yang berhubungan dengan koklea. Telinga dalam (TD) terletak di dalam tulang temporal bagian petrosa, di dalamnya dijumpai labirin periotik yang mengelilingi struktur TD yaitu labirin, merupakan suatu rangkaian berkesinambungan antara tuba dan rongga TD yang dilapisi epitel (Ballenger JJ, 1997; Nugroho, 2009, p.79). Mata adalah suatu organ yang rumit dan sangat berkembang yang peka terhadap cahaya. Mata dapat melewatkan cahaya



dengan bentuk dan intensitas cahaya serta warna dalam keadaan yang sempurna. Dengan kandungan yang kuat dan kenyal untuk mempertahankan bentuknya, mata juga dilindungi oleh struktur tulang yang bersifat protektif dan letaknya disebut dengan orbit. Selain itu, mata juga memiliki lensa yang merupakan suatu lapisan berisi sel peka cahaya yang dapat memfokuskan bayangan. Pada mata juga terdapat sel dan saraf yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan meneruskan informasi visual ke otak. Terdapat 3 lapisan yang melengkung pada mata yaitu lapisan terluar yang terdiri dari kornea dan sklera, lapisan tengah yang terdiri dari koroid, badan silier dan iris yang disebut juga lapisan vaskuler, dan lapisan dalam yang terdiri dari jaringan saraf, retina. (Junqueira, 2007)



Gambar 2. Anatomi Mata Hidung merupakan organ yang penting dengan beberapa fungsi, antara lain: sebagai indra penghidu, menyiapkan udara inhalasi agar dapat digunakan paru-paru, memengaruhi refleks tertentu pada paru-paru, dan memodifikasi bicara (Hilger PA, 1997; Tangkelangi et al., 2016)



Gambar 3. Anatomi Hidung Struktur hidung luar berbentuk piramida tersusun oleh sepasang tulang hidung pada bagian superior lateral dan kartilago pada bagian inferior lateral. Struktur tersebut membentuk piramid sehingga memungkinkan terjadinya aliran udara di dalam kavum nasi (Krouse dan Stachler, 2006). Dinding lateral kavum nasi tersusun atas konka inferior, media, superior dan meatus. Meatus merupakan ruang di antara konka (Ballenger, 2004). Meatus media terletak di antara konka media dan inferior yang mempunyai peran penting dalam patofisiologi rinosinusitis karena melalui meatus ini kelompok sinus anterior (sinus frontal, sinus maksila dan sinus etmoid anterior) berhubungan dengan hidung (Ballenger, 2004; Krouse dan Stachler, 2006). Meatus inferior berada di antara konka inferior dan dasar rongga hidung. Pada permukaan lateral meatus lateral terdapat muara duktus nasolakrimalis (Ballenger, 2004). Lidah merupakan organ muskular yang menonjol ke dalam kavum oris dari permukaan inferior. Otot-otot lidah merupakan otot bercorak seperti otot skelet, dan terdiri dari otot ekstrinsik (mempunyai origo di luar lidah) dan intrinsik (mempunyai origo di dalam lidah). Otot bercorak lidah tersusun dalam berkas-berkas yang berjalan dalam tiga bidang; masingmasing bidang membentuk sudut tegak lurus satu dengan yang lain. Hal ini memungkinkan pergerakan lidah dengan fleksibilitas dan ketepatan tinggi, yang berperan baik dalam proses bicara maupun digesti dan menelan. Pada permukaan dorsal dari bagian anterior sampai ke sulkus terminalis terdapat corak mukosa yang iregular dan tonjolan yang disebut papila lidah. Papila lidah dan kuncup kecap menyusun organ indera pengecap dalam kavum oris. Terdapat 4 jenis papila lidah, yaitu: papilla filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata, dan papila foliate (Wangko, S., 2013, p.S40).



Simpulan dan Saran Gambar 4. Anatomi Lidah Lidah memiliki empat fungsi pengecapan primer yaitu asam, asin, manis, dan pahit. Indera pengecap juga dapat mengalami penurunan fungsi pengecap. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas lidah seperti usia, suhu makanan, penyakit, merokok dan menginang (Ganong WF, 2002; Tunggala, 2016, p.170). Kulit adalah pembatas antara manusia dan lingkungannya. Kulit mempunyai berat ratarata 4 kg dan meliputi area seluas 2m². Kulit berperan sebagai pembatas, melindungi tubuh dari lingkungan luar dan mencegah hilangnya zat-zat tubuh yang penting, terutama air (Weller, et al., 2015).



Gambar 5. Struktur Kulit Sistem reproduksi termasuk sistem utama dalam tubuh yang merupakan sistem yang sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satusatunya sistem yang belum bekerja sampai pubertas tiba (Parker, 2007; Safrida, 2018, p.325). Manusia bereproduksi untuk melestarikan jenisnya melalui kelahiran anak-



anaknya. Sistem reproduksi manusia diperlukan untuk bereproduksi. Dalam sistem reproduksi terdapat organ-organ penyusunnya yaitu organ penyusun sistem reproduksi lakilaki maupun wanita, hormon-hormon kelamin pembentukan sel kelamin, kehamilan dan persalinan (Safrida, 2018, p.325). Ovum adalah sel benih dalam ovarium, dan spermatozoon adalah sel buah pada laki-laki (Pearce, 2014, p.309).



Gambar 6. Struktur Organ Reproduksi Pria



Gambar 7. Struktur Organ Reproduksi Wanita Sistem reproduksi laki-laki tersusun dari organ-organ yang terletak di luar tubuh dan di dalam tubuh. Organ yang terletak di luar tubuh berupa penis dan skrotum, sedangkan



organ reproduksi dalam pada laki-laki terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan kelenjar asesoris, dapat dilihat pada Gambar 6 (Safrida, 2018, p.325). Sistem



reproduksi pada wanita meliputi organ reproduksi dan proses oogenesis, fertilisasi, kehamilan dan persalinan. Organ reproduksi atau kelamin pada wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar (Safrida, 2018, p.333). Organ reproduksi dalam pada wanita terdiri atas ovarium, oviduk, uterus, dan vagina, bisa dilihat pada Gambar 7 (Safrida, 2018, p.334). Organ reproduksi luar wanita terdiri dari vulva, labium mayor, dan labium minor (Safrida, 2018, p.336). Simpulan Organ indera merupakan suatu organ tubuh yang mampu menerima rangsang tertentu Manusia memiliki lima macam indra, yaitu: (1) indra penglihatan (mata), (2) indra pendengaran (telinga), (3) indra peraba (kulit), (4) indra pengecap (lidah), dan (5) indra pembau (hidung). Sistem reproduksi termasuk sistem utama dalam tubuh yang merupakan sistem yang sangat berbeda di dua jenis kelamin dan satu satunya sistem yang belum bekerja sampai pubertas tiba. Sistem reproduksi laki-laki tersusun dari organ-organ yang terletak di luar tubuh dan di dalam tubuh. Organ yang terletak di luar tubuh berupa penis dan skrotum, sedangkan organ reproduksi dalam pada



laki-laki terdiri dari testis, saluran pengeluaran, dan kelenjar asesoris. Organ reproduksi atau kelamin pada wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar. Organ reproduksi dalam pada wanita terdiri atas ovarium, oviduk, uterus, dan vagina. Organ reproduksi luar wanita terdiri dari vulva, labium mayor, dan labium minor. Daftar Pustaka.



Ballenger JJ. 2004. Infeksi sinus paranasal. Dalam: Penyakit telinga, hidung, Ganong WF. .2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran, p.200. Junqueira LC, Carneiro J. 2007. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta : EGC. Meyerhoff WL, Carter JB. 1984. Anatomy and physiology of hearing. In: Meyerhoff WL eds. Diagnosis and management of hearing loss. Philadelphia: WB Saunders. 1 - 12. Mills JH, Khariwala SS, Weber PC. 2006. Anatomy and physiology of hearing. In: Bailey JB, Johnson JT. Head and neck surgery otolaryngology. 4 ed, Vol 2. Philadelphia: Lippincott W, Wilkins : 1883-1902. Nugroho, PS., dan HMS, Wiyadi. 2009. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran Perifer. Jurnal THT-KL 2(2): 76-85.



Parker, S. 2007. Ensiklopedia Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga. Pearce, Evelyn C. 2014. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.USA : Graphic World Inc. Rappaport JM, Provensan C. 2002. Neurootology for audiologist. In: Jack Katz eds. Handbook of audiology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: 9-13. Safrida. 2018. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press. Tangkelangi, Anita R., Tumbel, Ronaldi E.C., dan Mengko, S.T. 2016. Kesehatan hidung masyarakat di komplek perumahan TNI LANUDAL Manado. Jurnal e-Clinic (eCl) 4(2). Tunggala, S., Nurdiana, D., dan Asnawati. 2016. Perbandingan Sensitivitas Lidah Terhadap Rasa Manis dan Pahit Pada Orang Menginang dan Tidak Menginang di Kecamatan Lokpaikat Kabupaten



tenggorok, kepala dan leher. Jilid satu. Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara. Tapin. DENTINO Jurnal Kedokteran Gigi 1(2): 169-172.



ORGAN INDERA MANUSIA



SIKLUS ENDOMETRIUM