Laporan Praktikum Besi 2A [PDF]

  • Author / Uploaded
  • leona
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



BAB I. PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Seperti yang kita tahu bahwa dalam membangun sebuah bangunan diperlukan perencanaan dan perancangan yang matang agar kedepannya diharapkan konstruksi bangunan yang kokoh dan dapat bertahan dalam kondisi tertentu . Oleh karena itu dalam perencanaan dan perancangan sebuah bangunan perlu memperhatikan setiap komponen-komponen dan susunan-susunan bangunan secara detail dan terperinci. Perencanaan dan Perancangan yang kurang matang dapat menyebabkan bangunan runtuh suatu hari nanti. Jika bangunan runtuh maka semua yang telah dilakukan akan sia-sia dan tak berarti. Dalam pembangunan bangunan semua bagianbagian harus diperhatikan mulai dari pondasi, sloof, kolom, ring balk, kudakuda atap, hingga penutup bangunan . Semua bagian-bagian ini memiliki peran masing-masing yang sangat berguna dalam bangunan, jika salah satu bagian itu mempunyai masalah atau memiliki kekurangan maka akan berdampak buruk dalam bangunan tersebut. Salah satu bagian penting dalam konstruksi bangunan adalah sloof . Meskipun secara fisik sloof ini kurang diperhatikan tetapi Sloof memiliki peranan yang cukup penting dalam suatu bangunan. Sloof memiliki fungsi yang sangat besar yaitu sebagai pengantara beban antara dinding dan pondasi bangunan. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian sloof, fungsi sloof dan jenis-jenis sloof . dan di bagian penutup akan terdapat kesimpulan dan juga saran. Sloof berfungsi untuk mendistribusikan beban bagian atas ke pondasi, sehingga beban tersalurkan ke titik pondasi secara merata. Selain itu sloof juga berfungi untuk mengunci dinding dan kolom agar tidak mudah roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sloof ini juga berfungsi untuk memikul Beban dinding, sehingga dinding tersebut “BERDIRI” pada beton yang



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 1



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi Retak atau Pecah.



1.2



Rumusan Masalah 1. Berapa Kebutuhan bahan pembuatan sloof ? 2. Bagaiamana cara pembuatan sloof ?



1.3



Tujuan 1. Mengetahui kebutuhan bahan pembuatan sloof 2. Mengetahui cara pembuatan sloof



1.4



Manfaat 1. Untuk mengetahui kebutuhan bahan pembuatan sloof 2. Untuk mengetahui cara pembuatan sloof



1.5



Ruang lingkup pekerjaan Pelaksanaan prakter kerja besi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Proses pemotongan 2. Proses pembengkokan 3. Proses pengikatan



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 2



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Tinjuan Umum Proses desain suatu sruktur secara garis besar dilakukan melalui dua tahapan: (1) menentukan gaya-gaya dalam bekerja pada struktur tersebut dengan menggunakan metode-metode analisis struktur yang tepat dan (2) menentukan dimensi atau ukuran dari tiap elemen struktur secara ekonomis dengan mempertimbangkan faktor keamanan, stabilitas, kemampuan layan, serta fungsi dari struktur tersebut. Beton adalah salah satu jenis material yang paling sering digunakan dalam pembuatan berbagai jenis struktur Beton sendiri adalah material konstruksi yang diperoleh dari pencampuran pasir, kerikil/batu pecah, semen serta air. Terkadang beberapa macam bahan tambahan dicampurkan ke dalam campuran tersebut dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat dari beton, yakni antara lain untuk meningkatkan workability, durability, serta waktu pengerasan beton. Campuran beton tersebut seiring dengan bertambahnya waktu akan menjadi keras seperti batuan, dan memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tariknya rendah. Beton bertulang adalah kombinasi dari beton serta tulangan baja, yang bekerja secara bersama-sama untuk memikul beban yang ada. Tulangan baj akan memberikan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton. Selain itu tulangan baja juga mampu memikul beban tekan, seperti digunakan pada elemen kolom beton.



2.2 Elemen Struktur Beton Bertulang Setiap struktur bangunan direncanakan dan didesain oleh arsitek maupun ahli teknik sipil, sedemikian rupa sehingga da[at memenuhi tuntutan fungsi bangunan dan dapat beroprasi dengan baik pada saat bangunan digunakan. Tuntutan dari suatu bangun makin lama makiberkembang, pada saat ini suatu bangunan selain dituntut untuk memenuhi fungsi layannya, bangunan juga dituntut memiliki bentuk yang atraktif serta efisien dan ekonomis dari segi konstruksi maupun operasionalmya. Agar suatu bangunan struktur LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 3



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



beton bertulang dapay berfungsi dengan baik, maka seorang perencan struktur wajib mendesain elemen-eleneb strukturnya dengan benar dan tepat. Pada suatu struktur beton bertulang dikenal beberapa jenis elemen yang sering digunakan yaitu elemn pelat lantai, balok,kolom, dinding dan pondasi. 



Pelat Lantai adalah suatu elemen horizontal utama yang berfungsi untuk menyalurkan beban hidup, baik yang bergerak maupun statis ke elemen pemikul beban vertikal, yaitu balok, kolom maupun dinding. Pelat lantai dapat direncanakan sehingga dapat berfungsi menyalurkan beban dalam satu arah (pelat satu arah, one-way slab) atau dapat pula direncanakan untuk meyalurkan beban dalam dua arah (pelat dua arah, two-way slab). Tebal pelat umumnya jaau lebih kecil daripada ukuran panjang maupun lebarnya.







Balok adalah elemen horisontal atupun miring yang panjang dengan ukuran lebar serta tinggi yang terbatas. Balok berfungsi untuk menyalurkan beban dari pelat. Pada umumnya balok dicetak secara monolit dengan pelat lantai, sehingga akan membentuk balok penampang T pada balok interior dan balok penampang L pada balok-balok tepi.







Kolom merupakan elemen penting yang memikul beban dari baok dan pelat. Kolom dapat memikul beban aksial saja, namum lebi sering kolom direncanakan sebagai pemikul beban lateral yang berasal dari beban gempa atau beban angin.







Rangka adalah gabungan antara elemen balok dan rangka akan membentuk suatu sistem struktur rangka. Sistem struktur rangka dapat merupakan struktur statis tertentu maupu statis tak tentu.







Dinding merupakan elemen pelat vertikal yang dapat memikul beban gravitasi maupun beban lateral seperti dinding pada lantai basement, atau dapat pula direncanakan memikul beban ;ateral gempa bumi yang sering dikenal dengan sebutan dinding geser (shear wall)



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 4



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER







Pondasi adalah elemen pemikul beban dari kolom yang kemudian menyalurkan ke lapisan tanah keras. Pondasi beton bertulang dapat berupa pondasi pelat setempat atau pondasi lajur. Pada bangunan yang berada pada lapisan tanah dengan daya dukung jelek, terkadang digunakan pula sistem pondasi rakit (raft foundation) beton bertulang.



2.3 Sloof 2.3.1 Pengertian sloof Sloof



adalah



suatu



konstruksi



pengaku



yang



mengikat



atau



menghubungkan pondasi satu dengan yang lainnya. Fungsi dari dari sloof adalah menerima momen dan mengurangi penurunan akibat pembebanan padas struktur, khususnya beban lateral akibat gempa bumi atau angin. Oleh karena itu, sloof harus memenuhi syarat kekakuan yang cukup struktur portal sehingga membentuk satu kesatuan konstruksi dalam memikul beban.



2.3.2 Gambar-Gambar Adapun segala sesuatu yang terdapat di dalam sebuah gambar rencana sebuah proyek pembangunan gedung adalah sebagai berikut antara lain : 1. Gambar Denah Denah-denah seperti bangunan, termasuk lantai bawah dan mungkin denah dalam ruang atau suatu denah atap. Denah lantai digambarkan dengan melihat kebawah pada lantai yang digambarkan atau seperti bangunan yang diiris mendatar pada ketinggian lantai tersebut. Gambar denah bisanya mengunakan skala 1:100 atau 1:250. 2. Gambar Tampak Gambar tampak digunakan untuk menjelaskan perataan luar bangunan, oleh karena itu gambar sketsa diperlukan untuk semua tampak-tampak bangunan. Biasanya menggunakan potongan dengan skala besar yaitu pada skala 1:50 atau 1:100 atau 1:150. LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 5



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



3. Gambar Potongan Gambar potongan diperlukan untuk menjelaskan bagian-bagian yang merupakan pekerjaan yang baru atau perlu penjelasan pekerjaan secara detail. Skala yang sering dipakai adalah skala 1:250 atau 1:50 atau 1:20 atau detail dengan skala besar pada 1:5 atau 1:10. Gambar-gambar potongan tersebut dipakai untuk menghitung kuantitas setiap jenis pekerjaan untuk biaya konstruksi dan juga sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapanagan. 4. Gambar Detail Gambar detail sebuah bangunan gedung digunakan untuk memperjelas bagian-bagian pekerjaan yang baru atau perlu penjelasan pekerjaan secara detail. Skala yang digunakan biasanya 1:50 atau 1:20



2.3.3 Volume Pekerjaan Volume pekerjaan adalah jumlah keseluruhan dari banyaknya (kapasitas) suatu pekerjaan yang ada di dalam sebuah proyek pembangunan gedung bertingkat. Volume pekerjaan berguna untuk menunjukkan banyaknya suatu kuantitas dari suatu pekerjaan agar didapat harga satuan dari pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam suatu proyek



2.3.4 Analisa Harga Satuan Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan biaya-biaya per satuan volume yang berhubungan dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam suatu proyek pembangunan gedung bertingkat. Analisa harga satuan ini berguna sebagai penunjuk harga-harga satuan dari tiap-tiap pekerjaan yang ada. Harga-harga yang terdapat dalam harga analisa satuan ini nantinya akan didapatkan harga keseluruhan dari hasil perkalian dengan volume pekerjaan. Analisa harga satuan ini yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan rencana anggaran biaya.



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 6



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



2.3.5 Rencana Anggaran dan Biaya Rencana anggaran biaya adalah perhitungan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk semua bahan yang digunakan dan upah pekerja yang terlibat, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda di masingmasing daerah karena perbedaan harga bahan upah dan tenaga kerja. Tujuan dari pembuatan RAB adalah untuk memberikan gambaran yang pasti tentang besaran biaya yang dibutuhkan.



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 7



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



BAB III. METODE PELAKSANAAN



3.1 Waktu dan Lokasi Praktik Waktu dan lokasi praktik bengkel kerja besi dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2017. Waktu praktikum dimulai dari jam yang telah ditentukan oleh pihak teknisi yaitu jam 09.00 – 16.00 WIB di Laboratorium Bengkel Kerja Besi Fakultas Teknik Universitas Jember



3.2 Prosedur Pelaksanaan 3.1.1



Alat dan Bahan



1. Alat yang digunakan a. Besi F Terbuat dari besi yang di rangkai membentuk huruf F yang berfungsi



untuk



menjepit



besi



untuk



mempermudah



membengkokan besi sesuai dengan ukuran yang di inginkan. b. Bar Bender Manual Terbuat dari rangkaian besi yang di fungsikan untuk menahan besi agar dapat di bengkokan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.



c. Bar Cutter Manual Bar cutter sejenis dengan bar bender akan tetapi alat ini berfungsi untuk memotong besi yang sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 8



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



d. Meteran Meteran ini berfungsi untuk mempermudah pengukur besi yang telah di rencakan



e. Palu Palu juga berfungi untuk merapikan sengkang yang tidak lurus setelah pengikatan, karena setelah sengkang di ikat sulit untuk di rapikan.



f. Pemotong Besi Alat ini di gunakan untuk memotong besi yang ukuran diameter >1cm.



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 9



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



g. Tang potong Tang ini berfungsi untuk memotong bendrat dan merapikan bendrat yang berlebihan di sengkang



2. Bahan yang diperlukan a. Besi ukuran 10mm Besi ukuran 10mm yang digunakan untuk tulangan pondasi pada sloof.



b. Besi ukuran 8mm Besi ukuran 8mm yang digunakan untuk sengkang pada sloof



c. Bendrat Bendrat ini berfungi untuk pengikat antara besi tulangan dan sloof agar bisa di atur jarak antar sengkang yang telah di tentukan LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 10



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



3.1.2 Langkah Kerja a. Langkah – Langkah Kerja 1. Menyiapkan besi ukuran 8mm (sengkang) 2. Besi ukuran d8mm di potong menjadi 54cm 3. Setiap besi 54cm di tekuk menjadi 15x10cm (persegi panjang) 4. Setelah selesai menyiapkan sengkang lalu menyiapkan besi dengan ukuran d10mm (tulangan utama) 5. Setiap besi ukuran 10mm di potong menjadi 315cm (panjang sloof) sebanyak 4 buah 6. Setiap ujung tulangan di tekuk dengan arah yang sama dari ujung keujung 7. Menandai besi tulangan utama dengan 15cm ( Jarak antar sengkang) Mengikat sengkang dengan bendrat di ke-4 sisi sengkang.



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 11



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



BAB IV PEMBAHASAN



4.1 Perhitungan Kebutuhan Bahan A. KEBUTUHAN TULANGAN -



Panjangan Pengait



= 0.1 m



-



Panjang masing masing Sloff



= 3,15



Panjang tulangan pokok + Pengait



= 3,25 m



-



Diamter Tulangan



=  10 mm



-



Jumlah Tulangan



= 4 buah



a. PERHITUNGAN 1. Tulangan pokok 2A



= 3,25 m x 4 buah = 13 m



2. Tulangan pokok 2B



= 3,25 m x 4 buah =13 m



 Total kesuluruhan panjang tulangan utama adalah = (P tulangan pokok 2A + P tulangan pokok 2B) = (13 m + 13 m) = 26 m -



Kebutuhan Tulangan



= Tot keseluruhan panjang tulangan Besi/Lonjor = 26 m 12 m = 2,16 lonjor ~ 3 lonjor



-



Besi lonjor ke 1 (12 m) 1 Tulangan pokok = 3,25 m 12m ; 3,25 m = 3,69 Tulangan ( 3 buah tulangan lebih 2,24 m) Jadi sisanya 2,24 m



-



Besi lonjor ke 2 (12 m)



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 12



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



1 Tulangan pokok = 3,25 m 12m ; 3,25 m = 3,69 Tulangan ( 3 tulangan lebih 2,24 m) Jadi sisanya 2,24 m -



Besi lonjor ke 3 (12 m) 1 Tulangan pokok = 3,25 m 12m ; 3,25 m = 3,69 Tulangan ( 2 tulangan lebih 5,49 m) Jadi sisanya 5,49 m  Jadi total besi sisa = (2,24+2,24+5,49) = 9,97m



B. PERHITUNGAN SENGKANG 1. Jumlah kesuluruhan sengkang yang dipakai: -



Panjang Sloff



=3m



-



Diameter Sengkang



=  8 mm



-



Jarak antar sengkang pada sloff



= 0,15 m



-



Jumlah sengkang yang dipakai (A)



= 3m



= 20 + 1 = 21



0,15 m -



Jumlah sengkang yang dipakai (B)



=3m



= 20 + 1 = 21



0,15 m -



Jadi jumlah sengkang = ( A + B ) = ( 20 + 20 ) = 42 buah



2. Panjang sengkang yang dibutuhkan : -



1 sengkang



= 15 cm x 10 cm



-



Panjang 1 sengkang



= 15 + 20 + 15 + 20 + 5 = 75 cm = 0,75 m



-



Jumlah sengkang



= 42 buah



-



Total P. Sengkang



= Jumlah sengkang ( P. 1 sengkang)



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 13



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



= 42 buah ( 0,75) = 31,5 m 3. Kebutuhan/lonjor dan keseluruhannya



Kebutuhan sengkang = 31,5 m 12 m = 2,5 lonjor ~ 3 lonjor



-



Besi lonjor ke 1 (12 m) Untuk 1 lonjor panjang 12 m 1



sengkang = 0.75 m,



12m ; 0.75m = 16 sengkang (tanpa sisa) -



Besi lonjor ke 2 (12 m) Untuk 1 lonjor panjang 12 m 1



sengkang = 0.75 m,



12m ; 0.75m = 16 sengkang (tanpa sisa) -



Besi lonjor ke 1 (12 m) Untuk 1 lonjor panjang 12 m 1



sengkang = 0.75 m,



12m ; 0.75m = 10 sengkang (sisa 4,5 m) -



total sisa besi 4,5 m  Jadi, untuk keperluan 42 sengkang dibutuhkan besi 3 lonjor dengan sisa 4,5m



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 14



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



4.2 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya a. Rab kebutuhan besi NO



BAHAN



JUMLAH



SATUAN



HARGA



JUMLAH HARGA



1



Besi (d 8mm)



3



Lonjor



Rp 38.000,-



Rp 114.000,-



2



Besi (D 10 mm)



3



Lonjor



Rp 61.000,-



Rp 183.000,-



Total



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Rp 297.000,-



Page 15



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada pengerjaan bengekel besi (pembuatansloof) harus di perhatikan dari segi ketelitian dan perhitngan yang benarbenarmatang. Terutama dalam segi pemotongan bahan yang sangat rentan terhadap kekeliruan yang di sebab kan oleh tidak telitinya pembuat. Kemudian peralatan juga berpengaruh dalam proses pembuatan sloof, tanpa alat kita tidak bias bekerja, dan penyimpanan alat juga tetap di jaga supaya bias di gunakan untuk praktikum yang akan datang. Dalam pembuatan sloof seluruh mahasiswa harus mengusai teknik pemotongan dan penekukanbesi sengkang, karena dalam proses tersebut banyak sekali factor kesalahan yang terjadi seperti : 1. Salah ukuran waktu pemotongan besi yang akan menyembabkan kurangnya bahan yang akan di gunakan untuk pembuatan sloof. 2. Salah pembekongkan waktu proses pembengkokan besi yang akan menyebabkan besi tersebut tidak bisa di gunakan karena ukuran yang tidak sama.



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 16



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



LAMPIRAN



1. Pengukuran sengkang dan tulangan



3. Pemotongan besi dengan alat gerinda



5. Pembengkokan dengan alat Bar Bender



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



2. Pemotongan besi dengan alat Bar Cutter Manual



4. Pembengkokan besi dengan alat Bar Bender Manual



6. Perakitan Sloof



Page 17



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI FAKULTAS TEKNIK – D3 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER



7. Pemasangan kawat bendrat



8. Hasil Sloof



LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL KERJA BESI KELOMPOK 2A



Page 18