Laporan Praktikum Biologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Biologi "Pengaruh Jenis Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam"



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan sehingga laporan praktikum,“ Pengaruh Jenis Air Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman Bayam” dapat terselesaikan. Laporan praktikum ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Tugas ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam mengetahui Pengaruh Air Terhadap Pertubuhan dan Perkembangan pada tanaman bayam. Dalam penyusunan laporan praktikum ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi. Namunkelancaran dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingannya sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi, Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Ibu guru bidang studi BIOLOGI, Ibu HASNI YUSUF S.Pd yang telah memberikan petunjuk sehingga laporan praktikum biologi tentang Pengaruh Air Terhadap Pertubuhan dan Perkembangan pada tumbuhan bayam dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam hasil praktikum ini. Wassalamualaikum Wr.Wb.



Bireuen, 15 Agustus 2019



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL....................................................................................................i KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................................ iii BAB I



: PENDAHULUAN....................................................................... 1



1.1



Latar Belakang ..................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ................................................................ 1



1.3



Tujuan Penelitian ................................................................. 1



1.4



Hipotesis................................................................................1



BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1



Kajian Teoritik ........................................................................ 2



BAB III



: METODE PENELITIAN......................................................... 3



3.1



Objek, Populasi, dan Sampel Penelitian.............................. 3



3.2



Lokasi Penelitian .................................................................. 3



3.3



Waktu Penelitian ................................................................. 3



3.4 Variabel Penelitian ................................................................ 3 3.5



Unit Perlakuan ...................................................................... 3



3.6



Alat dan Bahan ..................................................................... 3



3.7



Cara Kerja..............................................................................



BAB IV 4.1



: HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN..................



Tabel hasil pengamatan... ........................................



4.2 Pembahasan ......................................................................... 4 BAB V



: PENUTUP................................................................................... 5



5.1



Kesimpulan .......................................................................... 5



5.2



Saran .................................................................................... 5



DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................6 LAMPIRAN.................................................................................................................. 7



BAB 1: PENDAHULUAN



A.Latar Belakang Indonesia adalah negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Indonesia juga di kenal sebagai negara agraris dimana sektor pertanian menjadi ujung tombak perekonomian. Pada musim penghujan para petani relatif mudah untuk melakukan perawatan bagi tanamannya, missal padi. Tapi pada musim kemarau dimana air sulit di dapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber pengairan baru atau mananam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah air terbatas, misal tanaman palawija. Bayam termasuk dalam tanaman yang lebih mudah perawatannya dimana tidak terlalu membutuhkan air banyak. Pada penelitian kali ini kami memilih tanaman bayam karena tanaman ini banyak tersebar di Indonesia dan masyarakat pun sering mengolah bayam menjadi aneka makanan. Tentunya bayam yang memiliki kualitas lebih baik yang akan menghasilkan berbagai makanan yang baik pula. Dengan keadaan alam Indonesia yang sudah dijelaskan di atas mungkin banyak membuat tanaman kurang mendapat perlakuan yang baik sesuai dengan keadaannya. Dan dengan penelitian terhadap tanaman bayam ini kami ingin memaparkan sedikit pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan biji bayam.



B.Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas,maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.



Bagaimana pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji bayam?



C.Batasan Masalah Kami mengamati pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji tumbuhan bayam.



D.Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji tumbuhan bayam akan berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan dan perkembangan bayam.



E.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perbedaan jenis air terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji bayam



F.Variabel · Variabel kontrol yaitu variabel yang dibuat sama oleh peneliti. Dalam hal ini yang menjadi variabel kontrol yaitu jumlah biji bayam,jenis tanah dan penyiraman. · Variabel bebas/variabel manipulatif yaitu variabel yang sengaja dibuat tidak sama oleh peneliti. Yang menjadi variabel bebas adalah jenis air yang diberikan pada kecambah bayam. · Variabel terikat/variabel respon adalah variabel yang terjadi akibat perlakuan variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat adalah kecepatan tumbuh kecambah bayam.



BAB II : KAJIAN PUSTAKA



A. Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan yang mampu mengikat gas CO2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi yang tinggi pada beragam ekosistem.



Bayam memiliki siklus hidup yang relatif singkat, umur panen tanaman ini 3-4 minggu. Sistem perakarannya adalah akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang menyebar ke semua arah. Umumnya perbanyakan tanaman bayam dilakukan secara generatif yaitu melalui biji (Hadisoeganda, 1996). Selanjutnya, tanaman bayam secara sistematika di klasifikasikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Class : Angiospermae SubClass : Dicotyledoneae Ordo : Amaranthales Family : Amaranthaceae Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus sp. Pada umumnya organ-organ yang penting pada tanaman bayam adalah sebagai berikut : a. Akar Bentuk tanaman bayam adalah terma (perdu), tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang.



b. Batang Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air, tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang keras berkayu dan bercabang banyak. Bayam kadangkadang berkayu dan bercabang banyak.



c. Daun Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-



putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap (kasar) dan kadang berduri.



d. Bunga Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya bersifat uniseksual, yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin dan serangga.



e. Biji Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya merah. Secara umum bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Tanaman bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan kondisi tanah subur, penyiraman teratur, dan saluran drainase lancar. Bayam juga sangat toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun serta tidak memiliki jenis tanah tertentu. Akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur serta banyak mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah (pH) yang baik untuk tumbuhnya adalah antara 67. Apabila tanaman berada di bawah pH 6, bayam akan merana. Sedangkan di atas pH 7, tanaman akan menjadi klorosis (warnanya putih kekuning-kuningan, terutama pada daun-daun yang masih muda).



B. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam Tanaman bayam biasanya tumbuh di daerah tropis dan menjadi tanaman sayur yang penting bagi masyarakat di dataran rendah. Bayam merupakan tanaman yang berumur tahunan, cepat tumbuh serta mudah ditanam pada kebun ataupun ladang (Palada dan Chang, 2003). Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan tumbuh, sehingga dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil panen yang optimal ditentukan oleh pemilihan lokasi penanaman. Lokasi



penanaman harus memperhatikan persyaratan tumbuh bayam, yaitu: keadaan lahan harus terbuka dan mendapat sinar matahari serta memiliki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, memiliki pH 6-7 dan tidak tergenang air (Rukmana, 1995). Bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain: ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam dapat tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimum untuk pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400 m dpl. Kondisi iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebih dari 1500 mm/tahun, cahaya matahari penuh, suhu udara berkisar 17-28°C, serta kelembaban udara 50-60% (Lestari, 2009). C. Peranan Air Bagi Tanaman Setiap tanaman membutuhkan persyaratan tertentu terhadap curah hujan yang diperlukan. Apabila kebutuhan air cukup terpenuhi, maka pertumbuhan akan baik. Jumlah air yang bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman mempunyai batas-batas tertentu. Jumlah kebutuhan air tanaman atau lahan selain ditentukan oleh jenis tanaman juga ditentukan oleh faktor lingkungan, terutama kondisi iklim, sifat fisik tanah dan pengolahan tanah. Peran yang penting di atas menimbulkan konsekuensi langsung atau tidak langsung kekurangan atau kelebihan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses metabolisme dalam tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan selanjutnya sehingga menurunkan hasil tanaman. Kelebihan dan kekurangan air pada waktu perkecambahan biji. Biji-biji akan mengalami pertumbuhan yang lambat (Fither dan Hay, 1991). Air yang berlebihan dalam tanah dapat merugikan tanaman sama halnya dengan kekurangan air. Aspek yang banyak merugikan akibat terlalu banyak suplai oksigen. Tanaman basah akan menghambat nitrifikasi yang menyebabkan tanaman menjadi kuning dan tampak kurang sehat (Jumin, 1992). Meningkatnya tekanan kelebihan air akibat genangan, menyebabkan laju fotosintesis menurun. Oleh karena kelebihan air tersebut menyebabkan terjadinya perubahan warna daun mudah menjadi kuning, terjadi klorosis daun, dan akhirnya akan mengering sehingga daun tidak aktif lagi sebagaimana mestinya, pemanjangan batang berkurang, tanaman tumbuhnya tidak normal dan akhirnya menyebabkan kegagalan (Prawirantara dkk, 1982 ). Seperti kelebihan air, kekurangan air dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangan vegetatif menurun akibat perkecambahan berkurang dan dan penurunan hasil fotosintesis daun. Menurunnya laju fotosintesis mengakibatkanpertumbuhan tanaman juga menurun, tanaman akan tumbuh kerdil dan bahkan dapat menimbulkan kegagalan (Jumin, 1992). Hakim (1986) mengemukakan bahwa, selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi jumlah air yang dapat diabsorbsi tumbuhan dari tanah. Sifat tanah misalnya, tanah liat dan tanah berpasir. Ketersediaan air dalam tanah ditentukan oleh pF (kemampuan partikel tanah memegang air) dan kemampuan akar untuk menyerapnya. Besarnya kemampuan partikel tanah memegang air ditentukan oleh air yang tersedia (air kapiler) dalam tanah.



Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel. Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi. Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil. Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) dalam Cahyo Artho Nugroho (2012), menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa. Disamping itu, penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Salah satu stress yang paling sering dialami tanaman adalah kekeringan. Telah diketahui bahwa kekurangan air untuk jangka waktu pendek atau panjang umumnya menjadi penyebab utama menurunnya produksi pertanian. Air yang diserap akar tanaman berasal dari dalam tanah. Air ini mutlak dibutuhkan tanaman untuk mempertahankan hidupnya dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Namun demikian, kurang dari satu persen air yang diabsorsi tanaman dipergunakan dalam reaksi-reaksi metabolisme. Sebagian besar dari air tanah yang diserap akar tanaman ini ditranspirasikan melalui permukaan daun. Bila penyerapan air oleh akar tanaman tidak seimbang dengan tingginya laju transpirasi dapat menyebabkan rendahnya kandungan air daun serta tekanan turgorsel penjaga yang berakibat pada rendahnya laju fotosintesis. Kartika, Evita, dan Yusmeiridal (1997) dalam (Evita, 2010)



BAB 3 : METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Biji bayam 3.2 Lokasi Penelitian Sekolah 3.3 Waktu Penelitian Dimulai tanggal sampai 3.4 Variabel Penelitian 3.5 Unit perlakuan 3.6 Alat dan Bahan Alat : - Aqua gelas (4 buah) - Pisau silet - Kertas label Bahan: - Tanah - Biji bayam (40 biji) - Air biasa - Air beras - Air garam - Air detergen 3.7 Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Lubangi bagian bawah aqua gelas dengan silet sebagai ventilasi air 3. Masukkan tanah kedalam gelas



4. Taburkan biji bayam di atas tanah, kemudian tabur tanah yang telah digemburkan keatasnya 5. Siram biji bayam yang telah ditanam menggunakan jenis air yang telah ditentukan. Siram sedikit demi sedikit agar biji tidak mengambang 6. Letakkan di tempat yang terkena cahaya matahari.



BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel hasil pengamatan HARI KE / TANGGAL



JENIS AIR AIR BERAS



AIR BIASA



AIR GARAM



AIR DETERGEN



4.2 Analisa dan Pembahasan A. Analisa Setelah dilakukan penelitian didapatkan data sebagai berikut : 1. Biji bayam yang disiram dengan air biasa lebih cepat tumbuh daripada biji bayam yang disiram dengan air jenis lain.



2. Biji bayam yang disiram dengan air beras pertumbuhannya hampir sama cepat dengan pertumbuhan biji yang disiram dengan air biasa 3. Biji bayam yang disiram dengan air garam tidak mau tumbuh sama sekali 4. Biji bayam yang disiram dengan air detergen sangat terhambat pertumbuhannya. Setelah plumula muncul, kemudian plumula akan mati.



B. Pembahasan 1. AIR BIASA Air adalah komponen utama dalam tanaman hijau, dimana air merupakan salah satu unsur alamiah utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Karena air berfungsi sebagai penyusun utama jaringan tanaman, pereaksi dalam proses fotosintesis dan berbagai proses hidrolisis, serta untuk menjaga turgiditas tanaman di antaranya dalam pembesaran sel, pembukaan stomata, penyangga bentuk morfologi daun-daun muda atau struktur lainnya. Dengan ketersediaan air yang cukup bagi tanaman dapat membantu akar dalam penyerapan unsur hara, karena unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman adalah unsur hara yang larut dalam larutan tanah yaitu dalam bentuk organik, molekul kecil, dan ion-ion (kation maupun anion). Dengan penyerapan unsur hara yang cukup tentunya pasokan bahan baku dalam proses fotosintesis akan tersedia bagi tanaman, sehingga asimilat yang dihasilkan dapat digunakan dalam pengembangan batang, daun dan sistem perakaran tanaman. (Harjadi, 1996)



2. AIR BERAS Air beras mengandung 80%-90% kandungan karbohidrat berbentuk Pati yang dapat merangsang pertumbuhan pucuk daun dan membawa makanan keseluruhsel pada daun dan batang, dan mengandung vitamin B1, vitamin K, protein, besi, kalsium, fosfor, boron, dan juga nitrogen. Bakteri Pseudomonas Fluorescens menghambat pertumbuhan patogen dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama.