Laporan Praktikum Biologi Sistem [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SISTEM Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biologi sistem Dibimbing Oleh: Ibu: Wina Dyah Puspitasari, S.Si.M.Si,



Disusun oleh: Nama Anggota : Anjel Christi Damanik



NIM : 4173311008



Army Hiskia Lumbanraja



4173311011



Engly Shintya



4173311036



Jiovanca Sitorus



4173311054



Razid Ananda



4172111038



Yevin Kristina



4173111083



UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017



DAFTAR ISI DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1 1.2 TUJUAN PENULISAN ............................................................................ 1 1.3 MANFAAT PENULISAN ........................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2 2.1 TINJAUAN TEORITIS ............................................................................ 2 BAB III METODOLOGI .................................................................................. 7 3.1JENIS METODOLOGI .............................................................................. 7 3.2 1 LATAR TEMPAT DAN WAKTU ........................................................ 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 8 4.1 TUMBUHAN .......................................................................................... 8 4.2 HEWAN................................................................................................... 10 BAB V PENUTUP.............................................................................................. 12 5.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 12 5.2 SARAN .................................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adapun latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Ssistem. Makalah ini adalah hasil dari pengamatan atau pun observasi langsung ke Taman Burung Cemara Asri guna untuk mengidentifikasi tentang keanekaragaman hewan dan tumbuhan. Dengan adanya tugas ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai pembelajaran dengan topik keanekarangaman hewan dan tumbuhan dan mampu mengidentifikasi secara langsung tentang klasifikasi baik itu hewan maupun tumbuhan



1.2 TUJUAN







Mampu mengetahui jenis keanekaragaman







Mengetahui cara klasifikasi dan tata nama makhluk hidup







Mengetahui urutan takson



1.3 MANFAAT 



Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari hewan dan tumbuhan







Melatih mahasiswa untuk terjun kelapangan







melatih mental daripada mahasiswa



1



BAB II PEMBAHASAN



2.1 TINJAUAN TEORITIS Jenis makhluk hidup yang bervariasi disebut keanekaragaman. Keanekaragaman hayati (biodiversity) istilah yang digunakan untuk menunjukkan variasi dan veriabilitas semua hewan, tumbuhan



dan



mikroorganisme



yang



terdapat



dibumi.



Setiap



lingkungan



memiliki



keanekaragaman variasi berbeda yang meliputi berbagai bentuk, ukuran, jumlah, earna dan sifat lainnya. Di dalam tubuh hewan dan tumbuhan tersimpan sifat-sifat unggul yang mungkin dapat dimanfaatkan diwaktu yang akan datang. Sifat unggul itu misalnya adatumbuhan yang tahan penyakit, tahan kekeringan, tahan terhadap kadar garam,yang tinggi. Sifat sifat unggul yang terdapat pada tumbuhan dan hewan disebut sebagao plasma nuftah dan diwariskan turun temurun. 1. Keanekaragaman Gen Keanekaragman gen menyebabkan variasi antar individu yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama misalnya kita melihat sekelompok makhluk hidup sejenis atau satu spesies. Contoh pohon kelapa gading, kelapa hijau, dan kelapa kopyal. Yang sekilas terlihat sama namun sekilas tidak sama persis. Penampilan luar mereka dialam sering disebut fenotip tenyata berbeda satu sama lain misalnya ukuran daun, ukuran buah, warna kulit buah, bentuk buah, rasa buah, ketebalam buah dan jumlah air didalam buah Keanekaragaman dapat dijumpai pada makhlik hidup lain misalnya: antara sesama tanaman padi (sedani, wuluh, kapuas,IR,rojolele) dan sesama tanaman mangga (gadung, lalijiwa, arummanis, golek, santok). Gen adalah suatu materi yang terdapat dalam kromosom tubuh makhluk hidup yang dapat mengendalikan ciri suatu organisme. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai kromosom tertentu misalnyya, manusia mempunyai 46 kromosom. Sifat-sifat dapat diturunkan oleh induk kepada keturunannya melalui gen yang terdapat di dalam kromosom. Perbedaan gen pada setiap makhluk hidup membawa konsekuensi perbedaan pada sifat yang ditampilkan yaitu berupa fenotip dan genotip. Fenotip merupakan sifat yang tampak, sedangkan



2



genotip merupakan sifat yang tidak tampak. Contoh keanekaragaman tingkat genetik slaain varietas padi dan mangga antara lain adalah orang utan kalimantan (pongo pigmaeus pigmaeus) dan orang utan sumatera ( pongo pigmaeus abeli). Keanekaragaman gen juga dapat terjadi akibat persilangan antarspesies baik yang terjadi secara alami maupun buatan manusia, misalnya variasi morfologi pada gandum akibat persilangan. Selain karena keturunan dan persilangan, variasi pada makhlik hidup sejenis dapat terjadi karena interaksi antara gen dengan lingkungan. Informasi genetik ini merupakan salah satu faktor penentu sifat ataupun ciri fisik yang tampak pada organisme yg diwujudkan dalam bentuk rumus F = G + L 2. Keanekaragaman jenis Selain keanekaragaman hayati pada tingkat genetik, terdapat juga keanekaragaman hayati tingkat jenis dan tingkat jenis (antarspesies) lebih mudah diamati dibandingkan keanekaragaman hayati tingkat genetik, karena perbedaanya jenis menyolok. Misalnya variasi jenis-jenis makhluk hidup yang terdapat dalam satu famili, namun masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup ditempat yang berbeda. Perbedaan jenis di atas tingkat famili lebih mudah diamati, misalnya antara ayam dan anjing yang masing-masing termasuk chordata. 3. Keanekaragaman Ekosistem Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputu berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan. Keanekaragaman tingkat ekosistem dapat kita lihat : Ekosistem lumut, ekosistem hutan berdaun jarum, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem padang rumput, ekosistem padang pasir, ekosistem pantai.



Keanekaragaman hayati



yang menyangut unsur flora dan fauna secara berlebihan aan



memberian pengaruh buruk bagi keanekaragaman hayati tersebut. Penurunan keanekaragaman hayati yang meliputi flora dan fauna hutan mengakibatkan satwa liar yang berada di hutan kehilangn tempat hidup dan sumber makanannya. Akibat lebih lanjut dapat menyebabkan kematian dan kepunahan. 3



PERSEBARAN GEOGRAFIS KEANEKARAGAMAN BIOLOGIS Para ahli biologi telah lama mengakui keberadaan cline pada keanekaragaman spesies dalam bentu gradien geografis utama. Jumlah spesies burung terestrial dalam bentukgradien geografis utama. Faktor-faktor yang mengatur semua pola keanekaragaman dalam komunitas alamiah. a. Ketersediaan energi. Peningakatan radiasi matahari didaerah tropis meningkatkan fotosintesis tumbuhan yang menyediakan peningkatan dasar sumberdaya untuk organisme lain dan dengan demikian kemampuannya lebih besar untuk mendukung spesies. b. Heterogenitas habitas. Daerah tropis sering kali mengalami gangguan yang bersifat lokal seperti pohon tumbang , banjir dan memiliki ketidaksadaran lingkungan yang lebih besar, memungkinkan keanekaragaman lebih besar pada spesies tumbuhan untuk membentu dasar sumber daya bagi komunitas hewan yang beranekaragam. c. Spesialisasi relum. Iklim tropis memungkinkan banyak organisme mengalami spesialifikasi pada kisaran sumber daya yang lebih sempit. Sehingga mengurangi persaingan dan kemungkinan tingkat pembagian sumberdaya yang lebih baik diantara spesies, yang menggalang keanekaragaman spesies yang lebih besar. d. Interaksi populasi. Keanekaragaman adalah memperbanyak diri sendiri karena interaksi populasi yang kompleks mengalami koevolusi dan interaksi pemangsa dan interaksi simbiotik yang dihasilkan suatu komunitas yang beranekaragam.



Spesies Yang Berimigrasi Menimbulkan Permasalahan Khusus Dalam Konservasi Pemasalahan kelestarian spesies sangat rumit bagi spesies yang berimigrasi yang berkembangbiak dinegara dan menghabiskan beberapa bulan dalam satu tahun di daerah lain. Upaya konservasi yang berhasil bagi spesies umumnya memerlukan kerjasama internasional dan pelestarian habitat yang cermat dikedua bagian daerah tinggal spesies tersebut.



4



Asal Mula Tumbuhan Tumbuhan kemungkinan berevolusi dari alga hijau yang disebut karavita, selama beberapa dekade telah diakui bahwa alaga hijau adalah protista protosintetik yang paling dekat dengan tumbuhan karena ada keanekaragaman yang sangat besar pada alga hijau. Penelitian terbaru memfokuskan pada kelompok organisme akuatik yang merupakan kerabat alga terdekat bagi tumbuhan tumbuhan. Sekarang banyak bukti yang mengarah pada karavita. Denga membandingkan ultrastruktur sel biokimia dan informasi hereditas.



Asal Mula Hewan Sebagian besar filum hewan muncul dalam suatu rentan waktu geologis yang relatif singkat. Sebagian besar kriteria anatomis dan embriologis hewan dikelompokkan sekitar 35 filum. Dalam masing-masing filum menunjukkan kombinasi ciri tubuh yang berbeda dengan bentuk tubuh yang unuk. Contohnya ciri dasar bangun tubuh artropoda meliputi kaki bersendi, kerangka eksternal atau pengulangan bagian tubuh. Genetika perkembangan memperjelas pemahaman mengenai diserfikasi dimasa kambrium genetika perkembangan menunjukkan bahwa nenek monyang bersama hewan bilateral bersifat kompplek dengan kepala detektor cahaya tali saraf dan segmentasi. Perubahan evosioner yang mengatur aktivitas gen selama perkembangan mungkin mendasari banyak keanekaragaman bilateria.



Cara Klasifikasi dan Tata Nama Makhluk Hidup Pada abad ke-18 semua naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa latin sebagai bahasa para ilmuan. Nama nama hewan dan tumbuhan menggunakan bahasa latin dan memakai nama yang panjang (polinomial). Contoh nama hewan seekor turtus kecil, berrwarna abu-abu keputihan ( turtus minor cenear coalbus non maculatus). Setelah Carolus memperkenalkan sistem penulisan baru, sistem polinomial di ubah menjadi binomial. Carolus Linneus membuat suatu sistem penulisan baru yang hingga kini masih dapat digunakan oleh para ahli taksonomi. Beberapa prinsiputama sistem penamaan oleh carolus yaitu: 5



1. Menggunakan bahasa latin 2. Menggunakan kategori 3. Menggunakan dua kata



Urutan dari kingdom ke spesies adalah menurut persamaaan ciri-ciri yang paling umum kemudian makin kebawah persamaan ciri-ciri makin khusus dan perbedaan ciri-ciri makin kecil. Urutan tersebut adalah



A. Kongdom (Kerajaan) Kingdom merupakan tingkat takson tertinggi yang membagi makhluk hidup menjadi 5 golongan pokok yaitu; kingdom tumbuhan (plantarium), kingdom hewan (animalium), Kingdom jamur ( fungi), kingdom protista dan kingdom monera. B. Filim atau devisi (keluarga besar) Kingdom dibagi menjadi filum filumuntuk hewan dan devisi-devisi untuk tumbuhan. Kingdom tumbuhan dibagi menjadi devisi-devisi menurut ciri-ciri yang umum. C. Kelas Devisi dibagi menjadi kelas-kelas menurut ciri-ciri yang masih umum. Seperti tumbuhan berbiji dan tidak berbiji. Kelas ini juga masih dibagi menjadi sub bab seperti tumbuhan berkeping satu dan tumbuha berkeping dua D. Ordo (Bangsa) Ordo membagi kelas atau sub kelss dalam ciri yang lebih khusus lagi. E. Famili (Suku) Dari orde ke famili, anggota-anggotanya makin memiliki ciri khusus yangsama dan perbedaannya semakin kecil. F. Genus (marga) Famili dibagi lagi menjadi genus-genus. G. Spesies (Jenis) Bagian terkecil dari semua bagian dan memiliki ciri yang paling khusus



6



BAB III METODOLOGI



3.1 JENIS METODOLOGI Metodologi yang digunakan saat penelitian adalah metodologi ekspolorasi. Yang dimaksud dengan metodologi ekspolari adalah penelitian yang dilakukan secara langsung dengan melakukan kontak fisik maupun kontak visul. 3.2 LATAR TEMPAT DAN WAKTU Tempat penelitian diadakan pada Taman Burung Cemaraasri, saat melakukan penelitian ialah pada hari kamis sekitar pada pukul 15.00 Saat penelitian alat-alat yang dipakai ialah kamera, notes kecil dan alat tulis. Kelompok 6 mengelilingi taman utuk mendapatkan apa saja keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang ada pada taman cemara asri.



7



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TUMBUHAN



JENIS Bunga Kertas



Pohon Pinang



Belulang



Kamboja Jepang



GAMBAR



HABITAT HABITUS Di Tanah Semak dan Perdu kecil



Di Tanah



Perdu



KLASIFIKASI Kingdom Plantae Divisi Magnoliophy ta Kelas Magnoliopsi da Ordo Caryophyllal es Famili Nyctaginace ae Genus Bougainville a Kingdom Plantae Divisi



Di Tanah



Di Tanah



Herba



Semak



Kelas Ordo



Magnoliophy ta Liliopsida Arecates



Famili Genus



Arecaceae Areca



Kingdom



Plantae



Divisi Kelas



Magnoliophy ta Liliopsida



Ordo



Poales



Famili



Poaceae



Genus



Eleusine



Kingdom



Plantae



Divisi



Ordo



Magnoliophy ta Magnoliopsi da Gentianales



Famili



Apocynaceae



Kelas



Lidah Buaya



Di Tanah



Semak



Genus



Adenium



Kingdom



Plantae



Divisi Kelas



Angiosperma e Monocots



Ordo



Asparagales



Famili



Xanthoirhoe aceae Aloe



Genus Pisang



Di Tanah



Herba



Kingdom Divisi



Sedges/ Teki Ladang



Di Tanah



Herba



Plantae



Kelas



Magnoliophy ta Liliopsida



Ordo



Musales



Famili



Musaceae



Genus



Musa



Kingdom



Plantae



Divisi Kelas



Angiosperma e Commelinids



Ordo



Poales



Famili



Cyperaceae



Genus



Cyperus



9



4.3 Hewan JENIS



KLASIFIKASI



1. Ikan Lele (Platycephaloides )



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus



Animalia Chordata Actinopterygii Siluriformes Clariidae Clarias



2. Kucing ( Felis catus )



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus



Animalia Chordata Mammalia Carnivora Felidae Felis



3. Burung bangau ( Ciconiidae )



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus



Animalia Chordata Aves Ciconiiformes Ciconiidae Mycteria



4. Merpati ( Columba livia )



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus



Animalia Chordata Aves Columba Colombidae Columbia



10



5. Ular ( Serpentes )



Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus



Animalia Chordata Reptilia Squamata Elaphidae Ptyas



11



BAB V PENUTUP



5.1 KESIMPULAN Jenis keanekaragaman 1. Keanekaragaman Gen Keanekaragman gen menyebabkan variasi antar individu yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama misalnya kita melihat sekelompok makhluk hidup sejenis atau satu spesies. Contoh pohon kelapa gading, kelapa hijau, dan kelapa kopyal. 2. Keanekaragaman jenis Selain keanekaragaman hayati pada tingkat genetik, terdapat juga keanekaragaman hayati tingkat jenis dan tingkat jenis (antarspesies) lebih mudah diamati dibandingkan keanekaragaman hayati tingkat genetik, karena perbedaanya jenis menyolok. 3. Keanekaragaman Ekosistem Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputu berbagai jenis makhluk hidup lain, sedangkan yang termasuk faktor abiotik adalah iklim, cahaya, suhu, air, tanah, kelembapan.



cara klasifikasi dan tata nama makhluk hidup 1. Menggunakan bahasa latin 2. Menggunakan kategori 3. Menggunakan dua kata



urutan takson A. Kongdom (Kerajaan) B. Filim atau devisi (keluarga besar) C. Kelas D. Ordo (Bangsa) E. Famili (Suku) F. Genus (marga) G. Spesies (Jenis)



12



DAFTAR PUSTAKA 1. Campbell dkk.2004.Biologi Edisi 5 Jilid 3.Jakarta: Erlangga 2. Sinambela,Masdiana.2017.Biologi Sistem.medan:UNIMED PRESS 3. Campbell dkk.2003.Biologi Edisi 5 Jilid 2.Jakarta: Erlangga 4. Pratiwi,dkk. 1997.Biologi.Jakarta:Erlangga 5. https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_eksploratif. Diakses pada Senin 2 Oktober 2017 pukul 17.25 WIB



13