LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM ACARA 3.1 Imitasi Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid Dengan Uji Chi-Square [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM



ACARA 3.1 Imitasi Persilangan Monohibrid dan Dihibrid dengan Uji Chi-Square



Nama



: Jasminetha



NIM



: 21/474961/PT/08864



Gol(Hari)/Kel



: Jumat/4



Asisten



: Frista Rizki Nusangga Sribaningrum



LABORATORIUM BIOLOGI UMUM FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2021



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



ACARA 3.1 Imitasi Persilangan Monohibrid dan Dihibrid dengan Uji Chi-Square I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbandingan genetis adalah suatu cara untuk membedakan dua atau tiga hal berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya yang akan menghasilkan perbandingan yang signifikan (Cahyono, 2010). Informasi genetis diwariskan dari generasi ke generasi melalui gen, dimana di dalam gen terdapat alel. Interaksi antar alel dalam gen akan membentuk suatu genotipe yang nantinya akan diekspresikan menjadi fenotipe. Fenotipe merupakan karakteristik atau sifat individu yang dapat dilihat secara fisik. Keberadaan fenotip dan genotip membuat ilmuwan asal Austria bernama Gregor Mendel melakukan penelitian tentang keterkaitan fenotipe dan genotipe terhadap pewarisan sifat pada makhluk hidup (Starr et al. 2011 Mader, 2010., Reece et al. 2017) Pada penyilangan dengan kombinasi sifat yang berbeda, Mendel mendapatkan hasil yang secara tetap sama dan tidak berubah-ubah dengan rasio fenotipe F2 9:3:3:1. Pengamatan ini menghasilkan rumusan Hukum Mendel II (perpaduan bebas) yang menyatakan bahwa selama pembentukan gamet pasangan faktor keturunan yang bersegresi akan saling berpadu secara bebas dan akan terjadi pilihan secara acak pada keturunannya (Syukur. 2015). Untuk memahami lebih lanjut mengenai fenotipe pada pewarisan sifat maka dilakukanlah praktikum ini dengan melakukan proses imitasi perbandingan genetic dengan menggunakan kancing berbagai warna yang diibaratkan sebagai fenotipe pada individu. Hasil dari proses imitasi kemudian di uji dengan ChiSquare untuk mengetahui apakah sesuai dengan hukum Mendel atau tidak.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menemukan gambaran terkait gen yang dibawa oleh gamet secara acak. Selain itu, melakukan pengujian tes X² untuk mengetahui hasil baik atau tidak.



II.



TINJAUAN PUSTAKA Genetika disebut juga ilmu keturunan atau hereditas yang artinya asal usul. Genetika adalah cabang biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat pada organisme (Piliang et al. 2021). Prinsip genetika dasar yang ditemukan Mendel di rumuskan dalam 2 Hukum yaitu Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel. Pada Hukum I Mendel yaitu persilangan Monohibrid dan Hukum II Mendel yaitu persilangan Dihibrid. Pada Hukum Mendel I atau persilangan Monohibrid adalah persilangan antara 2 tanaman induk yang berbeda dalam satu karakteristik saja. Hasil persilangan dari keturunan pertama disebut generasi pertama atau F1. Pada persilangan 3 monohibrid pada dua individu akan menghasilkan tiga macam kombinasi alel dengan perbandingan 1:2:1 dan dua kelas fenotip dengan perbandingan 3:1. Tetua ini merupakan galur murni yang sudah diseleksi. (Arumingtyas 2016). Untuk memahami lebih lanjut mengenai fenotipe pada pewarisan sifat maka dilakukanlah praktikum ini dengan melakukan proses imitasi perbandingan genetic dengan menggunakan kancing berbagai wama yang diibaratkan sebagai fenotipe pada individu. Hasil dari proses imitasi kemudian di uji dengan Chi-Square Test untuk mengetahui apakah sesuai dengan hukum Mendel atau tidak.



III.



METODE A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kancing baju yang berukuran sama dengan warna yang berbeda. Kancing baju berfungsi sebagai representasi gamet yang terlibat dalam persilangan. Setiap gamet akan membawa 1 jenis alel berupa alel dominan maupun resesif. Bahan yang satunya yaitu 2 buah kantong kain yang digunakan sebagai wadah kancing tersebut di mana kantong kain merepresentasikan suatu



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



individu penghasil gamet dengan berbagai alel. 2 kantong tadi di ibaratkan 2 individu jantan dan betina atau indukannya.



B. Cara Kerja 1. Monohibrid Dominansi Penuh Disiapkan 2 kantong masing masing berisi 12 kancing ada kancing rona merah 6 serta rona putih 6. Kancing di umpamakan menjadi gamet, kancing merah menjadi gamet dengan gen dominan R kancing putih gamet alel resesif r. Dari masing masing kantong diambil satu kancing, dilakukan tanpa melihat isi kantong jadi dilakukan secara random. Gabungkan kancing yang diambil di mana penggabungan kancing yang sudah diambil di umpamakan sebagai zigot dan di tentukan genotipnya. Hasilnya di catat dan kancing di masukkan ke dalam kantong asalnya. Kemudian percobaan di ulang sampai sepuluh kali pengambilan. Setelah itu dibuat tabel lalu di masukkan dalam tabel dan dilakukan tes X2. 2. Monohibrid Dominansi tak penuh Hasil percobaan imitasi persilangan Monohibrid dominansi penuh digunakan untuk percobaan imitasi Monohibrid dominansi tidak penuh Untuk dominansi tidak penuh akan menghasilkan sifat intermedier diambangkan dengan genotip Rr atau fenotip warna merah muda. Kemudian membuat tabel percobaan dan dites X2. 3. Dihibrid Dominansi Penuh Siapkan 2 kantong kain masing masing berisi 16 kancing. Di ambil masing masing kancing dari kantong kiri dan kanan secara random kemudian di gabungkan ditentukan genotipnya kemudian dicatat, kancingnya di kembalikan dan di ulangi sampai 16 kali pengambilan, dibuat tabel dan dilakukan tes X2. 4. Dihibrid Dominansi Tidak Penuh Data di ambil dari hasil percobaan dari dihibrid dominansi penuh data hasilnya di ambil dari hasil percobaan dihibrid dominansi penuh karena disini ada sifat intermedier kemudian dibuat tabel dan dilakukan tes X2.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



Tes Chi Square X2 = ∑ 𝑑2 𝑒 Keterangan : e = hasil yang diramal / diharapkan (expected) d = penyimpangan (deviation), yaitu selisih antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diramal) IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil data pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Tes Chi- Square pada Persilangan Monohibrid Dominasi Penuh



X2 hitung = 3,47 X2 tabel = 3,84 Pada dk = 1 dan 𝛼 = 0,05 nilai x2 hitung 3,47 lebih kecil dari nilai x2 tabel 3,84. jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan Monohibrid Dominansi Penuh sesuai Hukum Mendel.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



Tabel 2. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Monohibrid Dominasi Tidak Penuh



X2 hitung = 3,06 X2 tabel = 5,99 Pada dk = 1 dan 𝛼 = 0,05 nilai x2 hitung 3,06 lebih kecil dari nilai x2 tabel 5,99. jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan Monohibrid Dominansi Tidak Penuh sesuai Hukum Mendel.



Tabel 3. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Dihibrid Dominasi Penuh



X2 hitung = 2,8 X2 tabel = 7,82 Pada dk = 1 dan 𝛼 = 0,05 nilai x 2 hitung 2,8 lebih kecil dari nilai x 2 tabel 7,82. jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan Dihibrid Dominansi Penuh sesuai Hukum Mendel.



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



Tabel 4. Hasil Tes Chi-Square pada Persilangan Dihibrid Dominasi Tidak Penuh



X2 hitung = 5,47 X2 tabel = 15,51 Pada dk = 1 dan 𝛼 = 0,05 nilai x2 hitung 5,47 lebih kecil dari nilai x2 tabel 15,51. jadi dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan Dihibrid Dominansi Tidak Penuh sesuai Hukum Mendel. B. Pembahasan Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan gambaran terkait gen yang dibawa oleh gamet secara acak. Selain itu, melakukan pengujian tes X² untuk mengetahui hasil baik atau tidak. Monohibrid artinya persilangan antara dua tumbuhan induk yg berbeda pada satu ciri saja, Dihibrid adalah perkawinan antara tetua dan heterozigot untuk dua karakter. Persilangan ini terdapat dominan penuh dan tidak penuh. Dominansi penuh yaitu persilangan 2 individu homogen yang memiliki sifat lebih mayoritas berasal yang lain yang bersifat resesif (Wahyuningsih 2019). Setelah itu dilakukan tes chi square dengan tujuan untuk mencocokkan hasil yang didapat dengan hasil yang diharapkan. Hasil dari percobaan ini ternyata semua percobaan yang dilakukan sesuai dengan Hukum Mendel. Pengambilan dilakukan secara random karena banyak kemungkinan yang bisa didapat. V.



KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan perbandingan fenotip poda Persilangan Monohibrid Dominasi Penub yaitu 3:1, perbandingan fenotip pada Persilangan Monohibrid Dominasi Tidak penuh yaitu 1:2:1, perbandingan fenotip pada Persilangan Dihibrid Dominasi Penuh yaitu 9:3:3:2 dan perbandingan fenotip poda Persilangan Dihibrid Dominasi



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



DAFTAR PUSTAKA Fanzi, A., Corebima, A. D. 2016. Pemanfaatan dropsophila melanogaster sebagai organisme model dalam mempelajari hukum pewarisan mendel. Prosiding Seminal Nasional Biology, ISBN: 978-602-0951-11-9 Mader, S. S. 2010. Biology, 10 ed. Mc-Graw-Higher Education, New York. pp 194 Raven, P. H.. Johnson, G. B. Mason, K. A., Losos, J. B., Singer, S. R. 2010. Biology. 9th ed. McGraw-Hill Education. New York, pp 222. Starr, C. Taggart, R.. Evers, C., Starr, L. 2015, Biology: The Unity and Diversity of Life, 14 ed Cengage Learning. Boston, pp 202. Urry, L. A., Cain. M. L., Wasserman. S. A., Minorsky. P. V. & Recce, J. B 2016 Campbell biology, 11th ed. Pearson Higher Education, Hoboken, pp 274 J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky, 2017 Campbell biology, 11th ed. Pearson Higher Education, New York Sadava, D., Barenbaum, M., Heller, C., and Hillis, D. 2011. Life: the science of biology. 9th ed. Massachussets Sinaver Associates Inc. Massachussets Solomon, E., Berg, L., and Martin, D. 2010. Biology. 9th ed. Brooks/Cole, Belmont. Starr, C., Evers, C., and Starr, L. 2010. Biology: concepts and applications. 8th ed. Cengage Learning. Belmont. Cahyono, F. 2010. Kombinatorial dalam hukum pewarisan Mendel. Institut Teknologi Bandung, Bandung



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM



Commented [WU1]: Nilai = 4



ACARA 3.1 Imitasi Persilangan Monohibrid dan Dihibrid dengan Uji Chi-Square



Nama



: Jasminetha



NIM



: 21/474961/PT/08864



Gol(Hari)/Kel



: Fapet Regular 2 (Jumat)/4



Asisten



: Frista Rizki Nusangga Sribaningrum



LABORATORIUM BIOLOGI UMUM FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2021



Commented [WU2]: Ukuran font = 16



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



ACARA 3.1 Imitasi Persilangan Monohibrid dan Dihibrid dengan Uji Chi-Square



I.



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbandingan genetis adalah suatu cara untuk membedakan dua atau tiga hal berbeda dalam pewarisan sifat dari orang tua kepada keturunannya yang akan menghasilkan perbandingan yang signifikan (Cahyono, 2010). Informasi genetis diwariskan dari generasi ke generasi melalui gen, dimana di dalam gen terdapat alel. Interaksi antar alel dalam gen akan membentuk suatu genotipe yang nantinya akan diekspresikan menjadi fenotipe. Fenotipe merupakan karakteristik atau sifat individu yang dapat dilihat secara fisik. Keberadaan fenotip dan genotip membuat ilmuwan asal Austria bernama Gregor Mendel melakukan penelitian tentang keterkaitan fenotipe dan genotipe terhadap pewarisan sifat pada makhluk hidup (Starr et al. 2011 Mader, 2010., Reece et al. 2017) Pada penyilangan dengan kombinasi sifat yang berbeda, Mendel mendapatkan hasil yang secara tetap sama dan tidak berubah-ubah dengan rasio fenotipe F2 9:3:3:1. Pengamatan ini menghasilkan rumusan Hukum Mendel II (perpaduan bebas) yang menyatakan bahwa selama pembentukan gamet pasangan faktor keturunan yang bersegresi akan saling berpadu secara bebas dan akan terjadi pilihan secara acak pada keturunannya (Syukur. 2015). Untuk memahami lebih lanjut mengenai fenotipe pada pewarisan sifat maka dilakukanlah praktikum ini dengan melakukan proses imitasi perbandingan genetic dengan menggunakan kancing berbagai warna yang diibaratkan sebagai fenotipe pada individu. Hasil dari proses imitasi kemudian di uji dengan Chi-Square untuk mengetahui apakah sesuai dengan hukum Mendel atau tidak. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menemukan gambaran terkait gen yang dibawa oleh gamet secara acak. Selain itu, melakukan pengujian tes X² untuk mengetahui hasil baik atau tidak.



Commented [WU3]: 1 paragraf minimal 3 kalimat



Commented [WU4]: Spasi = 1,5



BORANG LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM LABORATORIUM BIOLOGI UMUM



No. Dokumen Berlaku sejak



FO-UGM-BI-07-13 03 Maret 2008



Revisi



00



Halaman



1 dari



DAFTAR PUSTAKA Fanzi, A., Corebima, A. D. 2016. Pemanfaatan dropsophila melanogaster sebagai organisme model dalam mempelajari hukum pewarisan mendel. Prosiding Seminal Nasional Biology, ISBN: 978-602-0951-11-9 Mader, S. S. 2010. Biology, 10 ed. Mc-Graw-Higher Education, New York. pp 194 Raven, P. H.. Johnson, G. B. Mason, K. A., Losos, J. B., Singer, S. R. 2010. Biology. 9th ed. McGraw-Hill Education. New York, pp 222. Starr, C. Taggart, R.. Evers, C., Starr, L. 2015, Biology: The Unity and Diversity of Life, 14 ed Cengage Learning. Boston, pp 202. Urry, L. A., Cain. M. L., Wasserman. S. A., Minorsky. P. V. & Recce, J. B 2016 Campbell biology, 11th ed. Pearson Higher Education, Hoboken, pp 274 J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky, 2017 Campbell biology, 11th ed. Pearson Higher Education, New York Sadava, D., Barenbaum, M., Heller, C., and Hillis, D. 2011. Life: the science of biology. 9th ed. Massachussets Sinaver Associates Inc. Massachussets Solomon, E., Berg, L., and Martin, D. 2010. Biology. 9th ed. Brooks/Cole, Belmont. Starr, C., Evers, C., and Starr, L. 2010. Biology: concepts and applications. 8th ed. Cengage Learning. Belmont. Cahyono, F. 2010. Kombinatorial dalam hukum pewarisan Mendel. Institut Teknologi Bandung, Bandung



Commented [WU5]: -Justify -Penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan format -diperhatikan titik koma dan spasi