Laporan Praktikum 4 Persilangan Dihibrid Kodominan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA



PERSILANGAN DIHIBRID KODOMINAN



Nama : MUHAMMAD ALFARIZI NPM: 198700014 Program Studi: BIOLOGI



FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI PROGRAM STUDI BIOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kita telah mengetahui bahwa perbandingan yang dapat diperoleh dan diduga pada percobaan genetika adalah hasil dari persatuan gamet – gamet yang berlangsung secara random pada waktu terjadi pembuahan. Suatu percobaan dapat memperlihatkan, bahwa walaupun fenotip dan genotip dari suatu zigot tertentu tidak dapat diduga secara pasti, tetapi bagian dari suatu genotip atau fenotip dari sekumpulan zigot – zigot dapat diduga. Untuk itu kita dapat mengadakan percobaan perbandingan – perbandingan genetik dengan menggunakan benda dengan warna yang berbeda, akan tampak bagaimanan kejadian secara random dapat memperlihatkan perbandingan seperti pada hukum Mendel. Aspek penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang berkembangbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetis yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genes atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan Dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda. Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1 kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan. Masalah penurunan sifathereitas mendapat perhatian banyak peneliti. Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Dari penelitiannya, menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain sehingga alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling



memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman tidak saling mempengauhi. Induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Mendel melakukan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F 2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya. Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F 2 , yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas. Dengan percobaan Mendel, maka secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membuktikan suatu percobaan persilangan dihibrid kodominan.



BAB II BAHAN DAN METODE



2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum 1. Waktu : Selasa, 27 April 2021 Pukul 14.30 – 16.30 WIB 2. Tempat : Daring 2.2. Detail Metode Serta Analisis Yang Digunakan 2.2.1. Alat dan Bahan Perkawinan antara dua individu dengan dua karakter pada dihibrid kodominan, Misalnya persilangan antara mawar merah ukuran besar (MMBB) disilangkan dengan mawar putih ukuran kecil (mmbb), Sifat merah kodominan terhadap putih. Sifat besar kodominan terhadap kecil sehingga warnaya menjadi pink ukuran sedang (MmBb) , maka hasil persilangan F1 akan dihasilkan 100% pink sedang (MmBb). Jika F 1 ini dilakukan persilangan sendiri maka secara teori akan diperoleh F 2 dengan genotip: MMBB (merah besar), MMBb (merah sedang), MMbb (merah kecil), , MmBB (pink besar), MmBb (pink sedang), Mmbb (pink kecil), mmBB (putih besar), mmBb (putih sedang), mmbb (putih kecil). Total genotip yang perbandingannya tidak lagi 9:3:3:1. Pada praktikum ini akan dilakukan pengujian tersebut. Diumpamakan gamet-gamet: Persilangan antara MMBB (mawar merah besar) X mmbb (mawar putih kecil) F1



MmBb



(Mawar pink sedang) F2



Silakan tentukan perbandingan genotip dan fenotip jika mawar pink besar ini dikawinkan satu sama lain



2.2.2. Cara Kerja 1. Masing-masing kertas dengan kode gamet Jantan (MB, Mb, mB, dan mb) dan gamet betina (MB, Mb, mB, mb) dimasukkan ke dalam satu kantung, dikocok dan diambil sepasang (dua buah) setiap kali pengambilan dengan tangan dalam waktu yang bersamaan tanpa melihat ke dalam kantung. Kantung – kantung tadi dianggap sebagai individu gamet jantan dan gamet betina dalam perkawinan.



2. Setiap selesai mengambil sepasang kancing tadi, dicatat dan kembalikan lagi ke dalam kantung masing – masing. Kocoklah kantung tersebut, lalu ambil lagi sepasang. Ulangi percobaan ini sampai 16 kali (didapatkan 16 zigot).



BAB III HASIL PENGAMATAN Pengmbilan ke



Genotip



Fenotip



1 2



MMbb mmbb



merah kecil putih kecil



3



MMBb



merah sedang



4



MmBB



pink besar



MmBB MMBb Mmbb MMBb mmBb MmBB MMBb Mmbb mmbb mmBb mmBb MMBb



pink besar merah sedang pink kecil merah sedang putih sedang pink besar merah sedang pink kecil putih kecil putih sedang putih sedang merah sedang



5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Catatan : MMBB (merah besar) MMBb (merah sedang) MMbb (merah kecil) MmBB (pink besar) MmBb (pink sedang) Mmbb (pink kecil) mmBB (putih besar) mmBb (putih sedang) mmbb (putih kecil)



Setelah dilakukan pengamatan secara random dan berurutan, sehingga berdasarkan dari



pengamatan



ini



terlihat



bahwa



hasil



pengamatan



yang



didapatkan



yaitu



(0:5:1:3:0:2:0:3:2) atau MMBB (merah besar) 0, MMBb (merah sedang) 5, MMbb (merah kecil) 1, MmBB (pink besar) 3, MmBb (pink sedang) 0, Mmbb (pink kecil) 2, mmBB (putih besar) 0, mmBb (putih sedang) 3 dan mmbb (putih kecil) 2.



BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 1. Zigot dengan fenotip merah sedang lebih dominan dari pada zigot dengan fenotip lainnya sedangkan zigot dengan fenotif merah besar, pink sedang dan putih besar sama sekali tidak terlihat atau sama dengan nol. 2. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain sehingga alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman tidak saling mempengauhi. Induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).



DAFTAR PUSTAKA Grafindo Persada. Jakata. Crowder, L.V. 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L. Kusdiarti. Johnson, L.G. 1983. Biology. Wm. C. Brown Company Publishers. Iowa. Kimball, J.W. 1983. Biologi. Jilid I Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh S.S. Tjitrosomo dan N. Sugiri. Erlangga. Jakarta.