Laporan Praktikum Dihibrid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA



Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Genetika “DIHIBRID”



Nama



: Desti Febriani



NIM



: 17 507 043



UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BIOLOGI 2019



Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Genetika ini. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini. Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua. Tondano, 09 April 2019



Penyusun



I



DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................... i Daftar Isi .............................................................................................................. ii Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 1 Bab II. Dasar Teori ............................................................................................. 2 Bab III. Metode Praktikum ............................................................................... 5 Bab IV. Hasil Pengamatan ................................................................................. 7 Bab V. Penutup ................................................................................................... 11 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 12



II



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Genetika berasal dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti "melahirkan", genetika adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya . Genetika merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi pada organis maupun suborganisme. Terdapat sifat keturunan yang ditentukan oleh gen yang terdapat Dalam autosom. Seperti halnya pada saat mempelajari menurunnya warna bunga pada tanaman atau sifat albino pada manusia. Selain itu pada manusia, sifat-sifat yang menurun dikenal dengan istilah hereditas. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki jantan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu akan menampakkan diri dalam fenotipe. Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah orang berkebangsaan Australia bernama George Mendel (1822-1884) pada tahun 1866, Mendel melakukan eksperimen dengan menanam tanaman kacang ercis.



B. Tujuan Adapun tujuan penulis dalam penulisan laporan ini adalah: 1. Membuktikan Hukum Mendel II tentang Dihibrid



1



BAB II DASAR TEORI



A. Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika danEmbriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditasyang dinamakan gen terdapat dalam lokus, di dalam kromosom. Menurut W. Johansen, gen merupakan unit terkecil dari suatu makhluk hidup yang mengandung substansi hereditas, terdapat di dalam lokus gen. Gen terdiri dariprotein dan asam nukleat (DNA dan RNA), berukuran antara 4 – 8 m (mikron).



B. Fungsi Gen Fungsi gen antara lain: 1. Menyampaikan informasi kepada generasi berikutnya. 2. Sebagai penentu sifat yang diturunkan. 3. Mengatur perkembangan dan metabolisme.



C. Simbol-Simbol Gen 1. Gen dominan, yaitu gen yang menutupi ekspresi gen lain, sehingga sifat yang dibawanya terekspresikan pada turunannya (suatu individu) dan biasanya dinyatakan dalam huruf besar, misalnya M. 2. Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan (tertutupi) oleh gen lain (gen dominan) sehingga sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada keturunannya. 3. Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan perpaduan dari sel sperma (A) dan sel telur (a).



2



4. Gen homozigot, dominan, yaitu dua gen dominan yang merupakan perpaduan dari sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, misalnya genotipe AA. 5. Gen homozigot resesif, yaitu dua gen resesif yang merupakan hasil perpaduandua sel kelamin. Misalnya aa 6. Kromosom homolog, yaitu kromosom yang berasal dari induk betina berbentukserupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan. 7. Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1, F2, dan F3 yang dapat dilihat, seperti tinggi, rendah, warna, dan bentuk. 8. Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak dapat dilihat, misalnya AA, Aa, dan aa. Tiap sifat makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan dan yang lainnya dari induk betina. Gen yang satu pasang ini disebut sebagai gen yang satu alela. Menurut Mendel gen yang satu alela akan memisah pada waktu pembentukan gamet, yang selanjutnya dikenal dengan prinsip segregasi secara bebas dan gen akan berpasangan kembali pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu akan diploid.



D. Persilangan Dihibrid Berbeda dengan persilangan monohibrid yang hanya memperhatikan satu sifat beda, maka persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan dua sifat beda. Pada persilangan ini dinyatakan oleh Mendel bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengelompok secara bebas. Pernyataan ini disebut dengan Hukum Mendel II (Independent Assortment/asortasi bebas/berpasangan secara bebas). Mendel melakukan percobaan dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum) dengan memperhatikan dua sifat beda yaitu tanaman ercis berbiji bulat berwarna kuning dan tanaman ercis berbiji kerut berwarna hijau.



3



Ciri-ciri persilangan Dihibrid: 1. Persilangan dengan memperhatikan dua sifat beda 2. Jumlah Gamet yang terbentuk pada setiap individu adalah 4 (2n) 3. Fenotip individu ditentukan oleh 2 macan sifat genetik 4. Dijumpai maksimal 16 variasi genotip pada F2



7 sifat kontras yang dimiliki ercis (Pisum sativum)



E. Penyimpangan Semu Hukum Mendel Dalam beberapa kasus, persilangan dengan sifat beda lebih dari satu kadang menghasilkan keturunan dengan perbandingan yang berbeda dengan Hukum Mendel. Misalnya, dalam suatu persilangan monohibrida (dominanresesif), secara teori, akan didapatkan perbandingan 3 : 1, sedangakan pada dihibrida didapatkan perbandingan, 9 : 3 : 3 : 1. Namun pada kasus tertentu, hasilnya bisa lain, misal untuk monohibrida bukan 3 : 1 tapi 1 : 2 : 1. Dan pada dihibrida, mungkin kombinasi yang mucul adalah, 9 : 6 : 1 atau 15 : 1. Munculnya 4



perbandingan yang tidak sesuai dengan hukum Mendel ini disebut ‘Penyimpangan Semu Hukum Mendel’, mengapa disebut ‘Semu’,karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu.



5



BAB III METODE PRAKTIKUM



A. Waktu dan Tempat Hari/tanggal



: Kamis, 28 Maret 2019



Waktu



: 14: 00 - 15:40 WITA



Tempat



: Laboratorium Zoologi Vertebrata Jurusan Biologi FMIPA UNIMA



B. Alat & Bahan Praktikum a) Alat 



Alat Tulis







Buku Tulis



b) Bahan 



48 Kancing Genetika masing-masing Warna Merah, putih, hitam, dan kuning.



C. Langkah Kerja 1. Masukkan ke dalam wadah A dan B, masing-masing 48 butir model gen warna merah (M). 48 butir model gen warna putih (m), 48 butir model gen warna hitam (B), dan 48 butir model gen warna kuning (b). Model gen warna merah (M) untuk sifat bungan warna merah. Model gen warna putih 6



(m) untuk sifat bunga warna putih. Model gen warna hitam (B) untuk sifat nuah besar. Model gen warna kuning (b) untuk sifat buah kecil. 2. Tandai wadah A sebagai induk jantan, dan wadah B sebagai induk betina. 3. Dalam masing-masing wadah A dan B, gabung-gabungkanlah model gen M dan B, sehingga menjadi model gamet MB sebanyak 24 buah, gen M dan b, sehingga menjadi gamet Mb sebanyak 24 buah, gen m dan B, sehingga menjadi mB sebanyak 24 buah, dan akhirnya gen m dan b, sehingga menjadi gamet mb sebanyak 24 buah. 4. Kocoklah wadah A dan B itu hingga isinya tercampur aduk benar. 5. Dengan mata tertutup, ambillah secara serentak model gamet dari wadah A dan wadah B masing-masing sebuah berulangkali sampai habis. 6. Isilah tabel di bawah ini sebagai hasil kegiatan.



7



BAB IV HASIL PENGAMATAN



I.



Persilangan Dihibrid



Data Kelompok 2 No



MACAM PASANGAN



GENOTIP FENOTIP



TABULASI



JUMLAH



1



Merah-merah, Hitam-hitam



MMBB



Merah Besar



III



3



2



Merah-merah, Hitam kuning



MMBb



Merah Besar



IIIII IIII



9



3



Merah-merah, Kuning-kuning



MMbb



Merah Kecil



IIII



4



4



Merah-putih, Hitam-hitam



MmBB



Merah Besar



II



2



5



Merah-putih, Hitam-kuning



MmBb



Merah Besar



IIIII IIIII



10



6



Merah-putih, Kuning-kuning



Mmbb



Merah Kecil



IIII



4



7



Putih-putih, Hitam-hitam



mmBB



Putih Besar IIII



4



8



Putih-putih. Hitam-kuning



mmBb



Putih Besar IIIII IIIII I



11



9



Putih-putih, Kuning-kuning



mmbb



Putih Kecil I



1



Rasio Fenotipe : Merah Besar : Merah Kecil : Putih Besar : Putih Kecil



= 24 : 8 : 15 : 1



Rasio Genotipe : MMBB : MMBb : MMbb : MmBB : MmBb : Mmbb : mmBB : mmBb : mmbb = 3 : 9 : 4 : 2 : 10 : 4 : 4 : 11 : 1



8



P1



F1



Fenotipe



Merah,Besar



x



Putih,Kecil



Genotipe



MMBB



x



mmbb



Gamet



M dan B



x



m dan b



Genotipe



MmBb



Fenotipe



Merah, Besar F1



F2



x



F1



Genotipe



MmBb



x



MmBb



Gamet



MB, Mb, mB, mb



x



MB, Mb, mB,mb



Gamet



MB



Mb



mB



mb



MB



MMBB



MMBb



MmBB



MmBb



Mb



MMBb



MMbb



MmBb



Mmbb



mB



MmBB



MmBb



mmBB



mmBb



mb



MmBb



Mmbb



mmBb



mmbb



Dengan demikian perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid tersebut adalah merah besar : merah kecil : putih besar : putih kecil = 9 : 3 : 3 : 1. Data Kelas I



II



III



IV



V



VI



JUMLAH



Merah Besar



27



24



24



29



25



25



154



Merah Kecil



7



8



10



8



11



12



56



Putih Besar



10



15



10



9



8



10



62



Putih Kecil



4



1



3



2



5



1



16



9



Perbandingan Fenotipenya Merah Besar : 9,62 Merah Kecil : 3,5 Putih Besar



: 3,8



Putih Kecil



:1



Jadi, perbandingannya adalah 9:3:3:1



II.



Analisis Data



Menurut Crowder (1990: 43). Hukum Mendel II yaitu pengelompokan gen secara bebas berlaku ketika pembuatan gamet. Dimana gen sealel secara bebas pergi ke masing – masing kutub meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari dua individu yang memiliki dua atau lebih karakter yang berdeba. Hukum ini juga disebut hukum Asortasi. Hibrid adalah turunan dari suatu persilangan antara dua individu yang secara genetik berbeda. Persilangan dihibrid yaitu persilangan dengan dua sifat beda sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi “Independent assortment of genes”. Atau pengelompokan gen secara bebas. Arti hibrid semacam itu juga dikemukakan oleh Gardner Ratio. Fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan dihibrida adalah 9 : 3 : 3 : 1, ratio ini diperoleh oleh alel – alel pada kedua lokus memperlihatkan hubungan dominan dan resesif. Dari



praktikum



persilangan



dihibrid



yang



kami



lakukan,



kami



mendapatkan hasil yang berkitan dengan Crowder (1990) yaitu persilangan dua sifat berbeda dari induk yang beda pula. Menghasilkan keturunan yang memiliki dua sifat beda dari induknya. Pada Crowder, secara umum fenotipe yang didapat adalah 9 : 3 : 3 : 1. Namun, yang kami lakukan menggunakan 4 kancing warna yang berbeda, dan kami mendapatkan perbandingan fenotipe 24 : 8 : 15 : 1. Yang 24 adalah Merah Besar, 8 adalah Merah Kecil, 15 adalah Putih Besar , dan 1 adalah Putih Kecil. Jumlah seluruh keturunan dari 4 kancing warna tersebut adalah 48. 10



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Berbeda dengan persilangan monohibrid yang hanya memperhatikan satu sifat beda, maka persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis dengan dua sifat beda. Pada persilangan ini dinyatakan oleh Mendel bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengelompok secara bebas. Pernyataan ini disebut dengan Hukum Mendel II (Independent Assortment/asortasi bebas/berpasangan secara bebas). Mendel melakukan percobaan dengan menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum) dengan memperhatikan dua sifat beda yaitu tanaman ercis berbiji bulat berwarna kuning dan tanaman ercis berbiji kerut berwarna hijau. Persilangan dihibrid adalah persilangan antara individu untuk 2 gen yang berbeda. Persilangan Dihibrid yaitu menyilangkan dua sifat beda yang menghasilkan 4 macam gamet dan menghasilkan 16 keturunan. Namun yang kami lakukan dengan 4 macam warna kancing masing – masing 28 pasang menghasilkan



48



keturunan.



Hukum



Mendel



memang



nyata



dan penyimpangan yang terjadi bukanlah penyimpangan yang nyata melainkan penyimpangan yang semu karena masih mengikuti hukum Mendel.



11



Daftar Pustaka -



Kurniawati,



Ade.2014.



Laporan



Praktikum



Genetika.



https://www.academia.edu diakses pada 09 April 2019 -



Faadinyah, Rahillah Hauraa.2012. Laporan Praktikum I Persilangan Monohibrid



dan



Dihibrid.



http://marygold248.blogspot.com/2012/03/laporan-praktikum-ipersilangan.html diakses pada 09 April 2019 -



Ginting,



Jefrianta.



2017.



Laporan



Praktikum



Dihibrid.



http://rezaandryprabowo11.blogspot.com/2017/10/genetika-laporanpraktikum-dihibrid.html diakses pada 09 April 2019



12