Laporan Praktikum Embrio Ayam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI HEWAN “PENGAMATAN TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM”



DISUSUN OLEH: VIVI YANA F1071141039 KELOMPOK 1



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2017



Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam A. Tujuan 1. Mengamati tahapan perkembangan embrio ayam pada berbagai umur 2. Menggambarkan dan memberi keterangan berdasarkan pengamatan B. Dasar Teori Telur merupakan suatu tempat penimbunan zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan suatu embrio hingga menetas. Embriologi dari ayam adalah perkembangan ayam di dalam telur. Dalam prosesperkembangannya terjadi di dalam alat tubuh embrio yang disebut organogenesis (Basri, 2012). Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan



kerabang



telur. Itulah



sebabnya



telur



unggas



selalu



relatif



besar. Dalam



perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio, menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen. ( Aspan, 2009 ). Organogenesis yang berperan dalam kopulasi pada ayam bentuknya rudimenter ( belum sempurna ). Ayam tidak mempunyai penis. Sperma diproduksi di dalam testis, disalurkan ke luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan ayam jantan dengan ayam betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma. Sistem reproduksi ayam betina terdiri atas ovarium dan oviduk (Subo, 2013). Pada perkembangan embrio ayam, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi (Adnan, 2010).



Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, merupakan tempat pertukaran antara emrio dan lingkungan disekitarnya adalah chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi (Adnan, 2012). Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya, disebut blastomer. Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sel-sel inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel.Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner sel massa tetap berkumpul di salah satu sisi ( Kimball, 1992). Gastrula ayam ditandai dengan adanya penebalan di daerah posterior blastoderm di area pellucida. Penebalan ini kemudian memanjang ke arah anterior sehingga membentuk parit dengan pematangan deisebut daerah primitif. Gastrula ayam memiliki epiblast, hioblast dan rongga erkhentreron. Tahap neurula ayam mirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keping neural, lipatan neural dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjutan setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Perkembangan embrio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogenesis (Adnan, 2012) Pada ayam betina, terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menujulur oviduk panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduk itu disebut ostium abdominalis. Dinding oviduk selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang bersifat glandular, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang



disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan melakukan kopulasi ( Jasin, 1992). Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan induk, merupakan tempat pertukaran antara embrio dan lingkungan diseitarnya adalah chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urin dan sebagai organ pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. C. Metodologi 1. Waktu dan Tempat Hari / tanggal



: Selasa, 22-25 April 2017



Waktu



: Pukul 11.30: WIB - selesai



Tempat



: Laboratorium Pendidikan FKIP UNTAN



2. Alat dan Bahan a. Alat : Inkubator, Cawan Petri, Gunting, Pinset, Gelas Objek, Mikroskop b. Bahan : Telur ayam kampung, NaCl fisiologis 0,9%, Kertas saring 3. Cara Kerja a. Dipilih telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 24 jam, 48 ja dan 72 jam b. Dipecahkan cangkang telur yang telah diinkubasi selama 24 jam dan tuangkan kedalam cawan petri yang telah diberi NaCl fisiologis 0,9% c. Dibuat lubang pada kertas saring dengan menggunakan gunting. Lubang pada kertas disesuaikan dengan besar embrio ayam yang akan diamati d. Diletakkan kertas saring diatas bakal embrio sehingga hanya bakal embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut e. Diangkat kertas saring dengan menggunakan pinset sehingga embrio yang telah dibersihkan ikut bersama kertas saring f. Dipindahkan embrio ke atas gelas objek dan letakkan dibawah mikroskop. Kemudia diamati dan gambar bagian bagiannya g. Dilakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil pengamatan



No



Lama Inkubasi



1



24 jam



2



48 Jam



3



72 jam



Gambar Pengamatan



Gambar literatur



Sumber literatur : http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/03/laporanperkembangan-embrio-ayam.html



2. Pembahasan



Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan yang berjudul “ Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam “. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk Mengamati tahapan perkembangan embrio ayam pada berbagai umur serta Menggambarkan dan memberi keterangan berdasarkan pengamatan. Bahan utama yang digunakan dalam percobaan ini yaitu telur ayam kampung yang masih baru dalam artian bukan telur yang sudah berumur 1 atau 2 minggu dari masa pengeramannya. Masing masing kelompok memiliki 3 butir telur. Ada 3 perlakuan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu telur pertama diinkubasi selama 24 jam, yang kedua 48 jam dan yang ketiga diinkubasi selama 72 jam. Lalu kemudian dilakukan pengamatan dari masing masing telur untuk melihat bentuk embrio dibawah mikroskop. Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa telur yang sudah diinkubasi dengan waktu selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam setelah dipecahkan dapat diamati pada tabel pengamatan diatas. Dari hasil pengamatan Pada hari pertama (24 jam), Bentuk awal embrio pada hari pertama belum jelas terlihat masih tertutup kuning telur (yolk), sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoder . Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio. Terbentuknya area ovaca dalam membran vetelin. Ada zona pelusida. Masih terlihat putih telur (albumen) dan khalaza Pada hari kedua (48 jam), Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Jantung telah terbentuk, masih terbentuknya area ovaca, masih terlihat kuning telur dan albumen. Sudah mulai terbentuk pembuluh darah yang berwarna kemerah merahan. Sudah adanya nokhta (bakal embrio). Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah. Pada jantung hari ke 3 (72 jam) embrio mengalami perlekukan servikal sehingga daerah rhombencephalon berada disebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Pada pengamatan ini mata sudah mulai kelihatan, tampak bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung, otak sudah mulai terbentuk dan dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sudah mulai terbentuk jantung dan



berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak . dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening , kantung amnion , dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak.Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas. Fasennco (1992), menyatakan bahwa lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold akan berkembang ke arah anterior, dan lateral body fold semakin manutup. Mata terletak lebih ke arah caudal dari pada otosis. Di daerah ventro lateral rhombencephalon berkembang derivat neural cest berupa pasangan ganglion saraf kranial. Terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud merupakan primordial sayap. Sedangkakn di daerah kauda dibentuk lower limb bud yaitu primordial kaki. Pada stadium embrio masa pengeraman 72 jam terbentuk lebih kurang 35 menit. Namun jika dilihat dari waktu proses pemecahan tanpa proses pengamatan mikroskop terlihat struktur dari embrio nya. Dapat dilihat sebagai berikut : Inkubasi 24 jam



Inkubasi 48 jam



Inkubasi 72 jam



Gambar pengamatan



Gambar Literatur



Sumber literatur : http://sultratimes.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikumembriologi-ayam.html



Menurut Peblees (1985), bahwa daerah ekstra embrional terdiri area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan terjadi lipatan kepala (haed fold), mula-mula ke ventral, setelah ke ventral daerah kepala terangkat dan melipat ke posterior. Kemudian terjadi penutupan neural fold



secara bertahap mulai daerah di atas AIP ke posterior, dengan demikian terbentuk tabung otak. Telur untuk menetas membutuhkan waktu. Menurut Sukra (Tullet, 1982) bahwa waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem pencernaan. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kuning telur (vitellus), amnion, alantois dan chorion. Amnion adalah selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal atau sebagai bagian pengaman pertama pada pembuahan agar vitellus tetap berada di tempatnya, selain itu chalaza juga membantu amnion agar kuning telur dapat tepat berada di tengah-tengah lapisan putih telur. Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Selain itu juga terdapat chorion yang merupakan selaput ekstra embrionik paling luar. Chorion bersama- sama dengan alantois berfungsi membantu di dalam pertukaran gas dan air. Sedangkan telur yang digunakan yaitu telur yang berumur 1 hari, 3 hari, 5 hari dan 7 hari E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN a. Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. b. Percobaan yang dilakukan terdiri dari 3 perlakuan yakni 24 jam , 48 jam dan 72 jam c. Pada hasil pengamatan 24 jam tidak terlalu terlihat struturnya karena ditutupi oleh yolk, namun detak jantung sudah terbentuk dan pembuluh darah berupa darah darah merah sudah terlihat. d. Pada pengamatan 48 jam sudah terlihat lekukan embrio, sudah terlihat denyut jantung embrio, masih terbentuknya area ovaca, sudah terlihat primitive streake. e. Pada pengamatan 72 jam, Sudah mulai terbentuk jantung dan berdenyut, embrio sudah mulai tampak, pembuluh darah terlihat jelas dan menyebar hampir diseluruh bagian.



f. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kuning telur (vitellus), amnion, alantois dan chorion. g. Amnion adalah selaput yang menyelubungi embrio, berfungsi sebagai bantal atau sebagai bagian pengaman pertama pada pembuahan agar vitellus tetap berada di tempatnya h. Alantois berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan ke embrio, organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. i. chalaza juga membantu amnion agar kuning telur dapat tepat berada di tengahtengah lapisan putih telur. 2. SARAN Lebih mengefisienkan waktu lagi, agar praktikum selanjutnya berjalan seseuai dengan waktu yang sudah disediakan.



DAFTAR PUSTAKA Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makasar : Biologi FMIPA URM. Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar. Aspan. 2009. Perkembangan Embrio Ayam. (Online). ( www.aspan-gabe.com/perkembanganembrio-ayam#more-280). Diakses tanggal 1 Mei 2017. Basri 2012, aspan 2009 subo 2013 adnan, 2010 jasin 92 sukra 2000 Fasennco, G.M., R.T. Hardin and F.E. Robinson. 1992. Relationship of hen age and egg squence position with fertility, hatchbility, viability, and pre uncubation embryonic development in broiler breeders. Journal of Poultry Science. Vol. 71:1374--1384. Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vetebrata. Surabaya : Sinar wijaya.



Kimball, J.W. 1992. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga Peebles, E.D. and J. Brake. 1985. Relalitionship of egg shell porosity of stage of embryonic development in broiler breed’s. Journal of Poultry Science. Vol. 64 (12):2388 Ratna, Dewi. (2015). Laporan Perkembangan Embrio Ayam. (Online). (http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/03/laporan-perkembanganembrio-ayam.html). Diakses pada tanggal 1 Mei 2017.



Sultratime. (2015). Laporan Praktikum Embriologi Ayam. (Online). (http://sultratimes.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-embriologiayam.html). Diakses pada tanggal 1 Mei 2017.



Tullet, S.G. and F.G. Burton. 1982. ―Factor affecting the weight and water status of chick and hatch. Journal of British Poultry Science. Vol. 32:361-369.