Laporan Praktikum Anatomi Morfologi Ayam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS “Anatomi dan Morfologi Eksterior Ayam”



Disusun oleh : Kelompok 1 Kelas A



Ikhwan Maulana Gina Sania Muhammad Fajar A. Rismayanti Rohandi January Dhea Lestari P.



200110170006 200110170008 200110170020 200110170135 200110170150 200110170181



LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas rahmat hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan judul “Anatomi dan Morfologi Eksterior Ayam” dimana dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Produksi Ternak Unggas” penyusunan laporan ini kami mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi dengan baik karena bantuan dari semua pihak yang membantu kami dalam penyusunan laporan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Hj. Tuti Widjastuti, MS. Selaku dosen mata kuliah Produksi Ternak Unggas dan seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini. Kami yakin laporan ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan laporan kami berikutnya.



Sumedang, 25 Maret 2019



Penyusun



ii



DAFTAR ISI



Bab



Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................



ii



DAFTAR ISI.....................................................................................



iii



DAFTAR TABEL ............................................................................



v



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................



6



1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................



6



1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................



7



1.4 Manfaat Praktikum.....................................................................



7



1.5 Waktu dan Tempat .....................................................................



8



II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Morfologi Ayam Broiler ..............................................



9



I.



2.2 Anatomi Morfologi Ayam Layer ................................................



10



2.3 Anatomi Morfologi Ayam Kampung..........................................



11



III. ALAT BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 3.1 Alat ..............................................................................................



13



3.2 Bahan ..........................................................................................



13



3.3 Prosedur Kerja ............................................................................



13



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...........................................................................................



15



4.1.1 Anatomi Morfologi Ayam Broiler dan Pengukuran ....... 4.1.2 Anatomi Morfologi Ayam Layer dan Pengukuran ......... 4.1.3 Anatomi Morfologi Ayam Kampung dan Pengukuran ...



15 17 19



4.2 Pembahasan................................................................................



22



4.2.1 4.2.2 4.2.3 4.2.4



Anatomi Morfologi Ayam Broiler .................................. Anatomi Morfologi Ayam Layer .................................... Anatomi Morfologi Ayam Kampung .............................. Sistem Kerangka ............................................................. iii



22 24 27 29



Bab



Halaman



V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan .................................................................................



31



5.2 Saran ...........................................................................................



32



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................



33



iv



DAFTAR TABEL Nomor



Halaman



1.



Prosedur Kerja ...............................................................................



13



2.



Anatomi dan Morfologi Ayam Broiler .........................................



15



3.



Hasil Pengukuran Ayam Broiler ...................................................



16



4.



Anatomi dan Morfologi Ayam Layer ...........................................



17



5.



Hasil Pengukuran Ayam Layer .....................................................



19



6.



Anatomi dan Morfologi Ayam Kampung .....................................



19



7.



Hasil Pengukuran Ayam Kampung ...............................................



21



v



6



I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Morfologi merupakan cabang biologi yang mempelajari struktur luar tubuh



suatu organisme sedangkan anatomi merupakan cabang biologi yang mempelajari organ-organ suatu organisme. Ayam merupakan salah satu ternak perairan utama pada kehidupan manusia. Ayam (Gallus sp) termasuk kelas aves. Tubuh ayam bagian luar terdiri dari daerah kepala, badan, ekor dan kaki, yang ditutupi oleh bulu dan kulit serta derivat-derivatnya. Terdapat perbedaan anatomi dan morfolofi tubuh ayam dewasa antara jantan dan betina, perbedaan tersebut pada ayam jantan terapat taji (spur), bulu ekor utama (main fail feather), jengger relatif lebih besar dibandingkan dengan ayam betina. Perbedaan anatomi dan morfologi tubuh ayam broiler (pedaging) dengan ayam petelur terletak pada panjang atau pendeknya kaki (leg) serta bentuk tubuh, ayam broiler mempunyai kaki yang lebih pendek dibandingkan dengan ayam petelur, karena digunakan untuk menopang tubuhnya. Dari uraian diatas, antara jenis ayam yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan yang cukup spesifik. Untuk mengetahui karakteristik perbedaan antara masing-masing jenis ayam perlu dilakukan pengamatan eksterior (bagian luar) yang dilakukan melalui kegiatan praktikum. 1.2



Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan beberapa



permasalahan yang akan dibahas dalam laporan praktikum ini antara lain: (1)



Bagaimana anatomi dan morfologi ayam broiler



7 (2)



Bagaimana anatomi dan morfologi ayam layer



(3)



Bagaimana anatomi dan morfologi ayam kampung



(4)



Bagaimana sistem kerangka pada ayam



1.3



Maksud dan Tujuan Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat disimpulkan bahwa maksud



dan tujuan dari praktikum ini adalah : (1)



Mengetahui dan menjelaskan bagian-bagian anatomi dan morfologi eksterior ayam



(2)



Mengerti mengenai kegunaan mempelajari bagian-bagian anatomi dan morfologi eksterior ayam untuk tujuan produksi



1.4



Manfaat Praktikum Adapun manfaat praktikum anatomi dan morfologi unggas adalah untuk



mengetahui jenis/bangsa ayam (unggas) dan varietasnya, mengetahui tingkat produktivitas ayam, mengetahui kondisi kesehatan ayam, mengetahui perbedaan tingkah laku ayam, memudahkan dalam membedakan jenis kelamin ayam, memudahkan penanganan (handling) dalam tatalaksana pemeliharaan seperti pemotongan paruh (debeaking), pemotongan jengger dan pemotongan kuku atau taji dan memudahkan penanganan pasca panen pemotongan ayam seperti boneless, cutting, retail cut dan lain-lain.



8 1.5



Waktu dan Tanggal Hari/ Tanggal



: Selasa, 19 Maret 2019



Jam



: 10.00 – 12.00 WIB



Tempat



: Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.



9 II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Anatomi dan Morfologi Ayam Broiler Ayam pedaging atau yang disebut ayam broiler adalah ayam jenis ras



unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam pedaging atau lebih dikenal dengan sebutan ayam broiler ini telah banyak dikonsumsi dan dikembangkan karena bernilai ekonomis dalam bentuk daging (Yuwanta, 2004). Pengelompokan ayam pedaging ini di dalam dunia hewan adalah sebagai berikut: Kerajaan



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Aves



Ordo



: Galliformes



Famili



: Phasianidae



Genus



: Gallus



Spesies



: Gallus domesticus



(Suprijatna, 2005). Ayam pedaging memiliki ciri fisik warna bulu dominan putih, pertumbuhannya cepat, mempunyai karakteristik daging yang baik, seperti pada bagian dada yang lebar, memiliki karakteristik daging banyak dan bentuk badan yang lebih besar dari ayam kampung (Scott, 1982). Ayam broiler memiliki daging empuk, ukuran badannya besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar 14



10 pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat. Kelemahan dari ayam ini adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap serangan penyakit dan sulit beradaptasi (Hardjosworo, 2000). 2.2



Anatomi dan Morfologi Ayam Layer Ayam petelur merupakan ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk



diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah dari ayam hutan yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan dikenal dengan ayam petelur unggul (Yuwanta, 2004). Ayam petelur yang berkembang sekarang ini termasuk ke dalam spesies Gallus domesticus. Galur atau strain yang ada sekarang ini dapat berasal dari satu bangsa. Umumnya tipe ringan berasal dari bangsa White Leghorn, tipe medium dan Rhode Island Red, Australorp dan Barred Plymouth Rock sedangkan tipe berat dari bangsa New Hampshire, White Plymooth Rock dan Cornis (Amrullah, 2003). Klasifikasi biologi ayam (Gallus gallus) adalah sebagai berikut Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Kelas



: Aves



Ordo



: Galliformes



11 Famili



: Phasianidae



Genus



: Gallus



Spesies



: Gallus gallus



(Rasyaf, 2003) 2.3



Anatomi dan Morfologi Ayam Kampung Ayam kampung adalah termasuk kedalam unggas karena memiliki satu



lambung, ayam pada umumnya berasal dari hutan dengan habitat yang sangat liar. Ayam kampung ini berasal dari sebuah spesies ayam hutan, oleh karena itu sebagian para pendapat mengatakan bahwa ayam kampung ini masih dalam famili ayam hutan atau liar. Ayam hutan ini memiliki 4 macam yaitu Gallus gallus, gallus sonnerati, gallus lafayetti dan gallus varius (Prasetyo, 1989). Klasifikasi Ayam Kampung Kingdom



: Animalia



Filum



: Chordata



Subfilum



: Vertebrata



Kelas



: Aves



Subkelas



: Neonithes



Superordo



: Superordo



Ordo



: Galiformes



Famili



: Phasianidae



Genus



: Gallus



Spesies



: Gallus Domesticus Ayam kampung ini memiliki bentuk dan ukuran yang jauh relatif lebih kecil



dibandingkan dengan ayam lainnya, memiliki berat sekitar 1,4 kg selama 4 bulan dan produksi telurnya sekitar 135 butir/tahunnya. Ayam kampung ini memiliki



12 warna bulu putih, hitam, kemerahan, kekuningan dan juga warna kombinasi lainnya. Ayam kampung pada jantan memiliki jengger berwarna merah, bergerigi dan berdiri tegak, sedangkan pada betina memiliki jengger kecil dan juga tebal serta memiliki warna merah cerah. Pada bagian kulit ayam tersebut memiliki warna kuning pucat, memiliki kaki panjang dan juga kuat. Selain itu, ayam kampung ini tidak dapat dibedakan kedalam penghasil daging dan juga telur sebagaimana layaknya ayam ras umur empat bulan. Oleh karena itu, ayam kampung ini tidak dapat di patokan untuk menghasilkan produktivitas telur dan daging dengan maksimal (Rahayu, 2002).



13 III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA



3.1



Alat Baki atau nampan



3.2



Bahan



(1)



Ayam Ras Pedaging/Broiler



(2)



Ayam Ras Petelur/Layer



(3)



Ayam Kampung Jantan



3.3



Prosedur Kerja



(1)



Setiap kelompok mendapat satu jenis ayam.



(2)



Agar setiap kelompok dapat mengamati ketiga jenis ayam, pada saat praktikum objek akan ditukar.



Tabel 1. Prosedur Kerja No. 1



Pengamatan Seluruh tubuh ayam



Prosedur 1. Tempatkan ayam di atas baki dan usahakan dalam keadaan tenang. 2. Gambar dan sebutkan anatominya.



2



Kepala



3. Kemudian gambar kepala dan bagiannya. 4. Amati bagian-bagian dari kepala seperti jengger dan sebutkan jenis jenggernya. 5. Amati juga bagian-bagian lainnya seperti paruh, pial, cuping telinga, mata.



14 3



Bulu



6. Amati seluruh tubuh ayam yang berbulu, bedakan di bagian mana terdapat bulu kontur, plumulae, dan filoplumulae. 7. Pada bulu sayap perhatikan mana bulu sekunder, primer dan bulu axial kemudian gambar. 8. Cabut salah satu bagian bulu sayap kemudian gambar dan tulis bagian-bagiannya.



4



Kaki



9. Gambar bagian kaki dan sebutkan bagiannya. 10. Amati pigmentasi pada kaki. 11. Ukur panjang shank, kemudia bedakan dari ketiga jenis ayam yang saudara amati.



15 IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1



Hasil



4.1.1



Anatomi Morfologi Ayam Broiler dan Pengukuran



Tabel 2. Anatomi dan Morfologi Ayam Broiler No



Pengamatan



1



Seluruh Tubuh



Gambar



Keterangan (1) Jengger (2) Paruh (3) Pial (4) Bulu leher (5) Punggung (6) Bulu ekor (7) Bulu halus (8) Sendi lutut (9) Betis (Shank)



2



Kepala



(10)



Cakar



(11)



Jari kaki



1. Points 2. Serration 3. Blade 4. Ear 5. Ear lobe 6. Wattle 7. Beak



16 8. Eye ring 3



Bulu



1. Plumulae 2. Kontur 3. Filoplumulae 4. Primer 5. Sekunder 6. Axial 7. Web 8. Rachis 9. Calamus 10. Fluff 11. Vane



4



Kaki



1. Hock joint 2. Shank 3. Claw 4. Toes



Tabel 3. Hasil Pengukuran Ayam Broiler No



Ukuran Tubuh Kuantitatif



Ayam Broiler (cm)



1



Panjang kepala



10



2



Lingkar leher



10



3



Panjang leher



15



4



Lingkar dada



38



5



Panjang sayap



16



6



Lingkar shank



7



17 7



Panjang shank



8



8



Panjang dada



15



9



Panjang punggung



18



10



Panjang paha bawah



14



11



Panjang kaki



21



12



Lingkar paha bawah



12



13



Panjang kaki



24



4.1.2



Anatomi Morfologi Ayam Layer dan Pengukuran



Tabel 4. Anatomi dan Morfologi Ayam Layer No 1



Pengamatan



Gambar



Keterangan



Seluruh



1. Jengger



Tubuh



2. Paruh 3. Pial 4. Bulu leher 5. Punggung 6. Bulu ekor 7. Bulu halus 8. Sendi lutut 9. Betis (Shank) 10. Cakar 11. Jari kaki



18 2



Kepala



1. Points 2. Serration 3. Blade 4. Ear 5. Ear lobe 6. Wattle 7. Beak 8. Eye ring



3



Bulu



1. Plumulae 2. Kontur 3. Filoplumulae 4. Primer 5. Sekunder 6. Axial 7. Web 8. Rachis 9. Calamus 10. Fluff 11. Vane



4



Kaki



1. Hock joint 2. Shank 3. Claw 4. Toes



19



Tabel 5. Hasil Pengukuran Ayam Layer No



Ukuran Tubuh Kuantitatif



Ayam Petelur (cm)



1



Panjang kepala



8



2



Lingkar leher



11



3



Panjang leher



13



4



Lingkar dada



44



5



Panjang sayap



14



6



Lingkar shank



5



7



Panjang shank



9



8



Panjang dada



20



9



Panjang punggung



19



10



Panjang paha bawah



12



11



Panjang kaki



20



12



Lingkar paha bawah



7



13



Panjang kaki



20



4.1.3



Anatomi Morfologi Ayam Kampung dan Pengukuran



Tabel 6. Anatomi dan Morfologi Ayam Kampung No



Pengamatan



1



Seluruh Tubuh



Gambar



Keterangan 1. Jengger 2. Paruh 3. Pial 4. Bulu leher 5. Punggung



20 6. Bulu ekor 7. Bulu halus 8. Sendi lutut 9. Betis (Shank) 10. Cakar 11. Jari kaki 12. Spur 2



Kepala



1. Points 2. Serration 3. Blade 4. Ear 5. Ear lobe 6. Wattle 7. Beak 8. Eye ring



3



Bulu



1. Plumulae 2. Kontur 3. Filoplumulae 4. Primer 5. Sekunder 6. Axial 7. Web 8. Rachis 9. Calamus 10. Fluff



21 11. Vane 4



Kaki



1. Hock joint 2. Shank 3. Claw 4. Toes 5. Spur



Tabel 7. Hasil Pengukuran Ayam Kampung Ayam Kampung (cm) No



Ukuran Tubuh Kuantitatif Jantan



Betina



1



Panjang kepala



10



9



2



Lingkar leher



14



11



3



Panjang leher



13



13



4



Lingkar dada



41



36



5



Panjang sayap



20



14



6



Lingkar shank



5



5



7



Panjang shank



9



10



8



Panjang dada



15



14



9



Panjang punggung



24



16



10



Panjang paha bawah



15



13



11



Panjang kaki



21



24



12



Lingkar paha bawah



12



9



13



Panjang kaki



21



24



22



4.1



Pembahasan



4.2.1 Anatomi Morfologi Ayam Broiler A.



Anatomi dan Morfologi Ayam Broiler disebut juga ayam pedaging. Ayam pedaging adalah ayam



jantan maupun betina muda yang berumur sekitar 4-5 minggu ketika dijual dan memiliki bobot tubuh tertentu, pertumbuhannya cepat dan memiliki timbunan daging yang banyak (Rasyaf, 2006), pertumbuhannya cepat dan memiliki timbunan daging yang banyak. Arga Kusuma (2010) menyatakan ayam broiler mampu memproduksi daging secara optimal dengan hanya mengkonsumsi pakan dalam jumlah relatif sedikit. Ciri-ciri ayam broiler antara lain: ukuran badan relatif besar, padat, kompak, berdaging penuh, produksi telur rendah, bergerak lamban, dan tenang serta lambat dewasa kelamin. Hal tersebut sesuai dengan ayam broiler yang diamati saat praktikum yaitu memiliki ciri kuantitatif panjang kepala 10 cm, lingkar leher 10 cm, panjang leher 15 cm, lingkar dada 38 cm, panjang sayap 16 cm, lingkar shank 7 cm, panjang shank 8 cm, panjang dada 15 cm, panjang punggung 18 cm, panjang paha bawah 14 cm, panjang kaki 21 cm, lingkar paha bawah 12 cm, panjang kaki 24 cm. Data tersebut jika dibandingkan dengan data kuantitatif ayam layer dapat diambil pernyataan bahwa ukuran tubuh ayam broiler lebih besar dari ayam layer khususnya bagian kakinya yang lebih pendek. Ayam broiler memiliki kaki yang lebih pendek untuk menopang berat tubuhnya. Tillman (1986) menyatakan bahwa pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan pengukuran kenaikan bobot badan yang dengan mudah dilakukan dengan penimbangan berulang-ulang dan diketengahkan dengan pertumbuhan badan tiap hari, tiap minggu, atau tiap waktu lainya.



23 Pengamatan sifat kualitatif pada ayam broiler yang dilakukan saat praktikum memperoleh data yaitu warna kaki kuning, warna kulit putih, bentuk jengger single dan kecil berbeda dengan ayam buras yang memiliki jengger yang besar. Warna bulu juga berbeda dengan ayam buras, warna bulu broiler berwarna putih. Dinyatakan dalam praktikum bahwa ayam broiler merupakan hasil rekayasa genetik. B.



Perbedaan Anatomi dan Morfologi Ayam Broiler dengan Ayam Lain Yuwanta (2004) mengemukakan bahwa secara keseluruhan anatomi dan



morfologi dari ayam broiler hampir sama dengan ayam-ayam lainnya. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut. 1)



Seluruh tubuh ayam Ayam broiler memiliki postur tubuh yang gemuk dan agak pendek hal tersebut sesuai dengan tujuan ayam ini dikembangkan yaitu untuk dikonsumsi dagingnya. Ayam broiler ini adalah final stock yang tidak dapat dikembangkan kembali. Namun, dalam hasil praktikum, berat ayam broiler lebih ringan dari ayam layer. Hal tersebut disebabkan karena umur dari ayam broiler itu sendiri masih lebih muda dari ayam layer, sehingga umur mempengaruhi bobot badan ayam itu sendiri. Hal tersebut juga disebabkan karena pemberian nutrisi kepada ayam layer yang lebih baik daripada ayam broiler sehingga pertambahan bobot badan (PBB) dari ayam layer lebih besar dari ayam broiler.



2)



Kepala Bagian kepala adanya jengger pada ayam. Ayam jantan memiliki jengger yang lebih besar daripada betina. Jengger pada jantan lebih besar karena jengger dipengaruhi oleh hormon sex, yaitu hormon testosteron yang



24 dihasilkan oleh testis.



Dalam hasil praktikum, ayam broiler betina



mempunyai jengger berjenis singel, namun pertumbuhan jenggernya masih kecil. 3)



Bulu Ayam broiler yang digunakan pada praktikum yang masih berumur 2 minggu, sehingga masih terdapat bulu filoplumulae disekitar leher ayam. Bulu kontur yang terdapat pada ayam broiler masih sedikit karena ayam tersebut umurnya masih muda. Dan terdapat bulu plumulae, yaitu bulu yang ada di bawah bulu kontur. Bulu pada ayam broiler berwarna putih.



4)



Kaki Kaki pada ayam broiler lebih pendek dan lebih besar dari pada ayam-ayam lainnya. Hal tersebut dikarenakan untuk menopang tubuhnya yang besar dan untuk menjaga keseimbangan. Pada kaki ayam jantan tumbuh taji, sedangkan pada ayam broiler betina tidak tumbuh.



4.2.2 Anatomi dan Morfologi Ayam Layer A.



Anatomi dan Morfologi Ayam Layer disebut juga dengan ayam petelur. Ayam petelur adalah ayam



yang khusus dibudidayakan untuk menghasilkan telur secara komersil. Ayam petelur yang diamati saat praktikum bulunya yang berwarna coklat. Selain warna bulu, sifat kualitatif yang diamati dalam praktikum yaitu warna kulit yang berwarna putih, jengger yang berbentuk single dan warna kaki atau shank yang berwarna kuning. Menurut Sudarmono (2003), ayam layer memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1)



Ukuran badan lebih besar dan lebih kokoh daripada ayam tipe ringan, serta berperilaku tenang;



25 2)



Timbangan badan lebih berat daripada ayam tipe ringan karena jumlah daging dan lemaknya lebih banyak;



3)



Otot-otot kaki dan dada lebih tebal;



4)



Produksi telur cukup tinggi dengan kulit telur tebal dan berwarna cokelat. Hal tersebut sesuai dengan sifat kuantitatif yang diamati pada praktikum



yaitu panjang kepala 8 cm, lingkar leher 11 cm, panjang leher 13 cm, lingkar dada 44 cm, panjang sayap 14 cm, lingkar shank 5 cm, panjang shank 9 cm, panjang dada 20 cm, panjang punggung 19 cm, panjang paha bawah 12 cm, panjang kaki 20 cm, lingkar paha bawah 7 cm, panjang kaki 20 cm. Sudarmono (2008) menyatakan, memasuki umur 18 minggu ayam petelur mempunyai pertumbuhan yang baik, organ reproduksinya sudah dewasa ditandai dengan berkembangnya kelamin sekunder ayam betina yaitu jengger dan pial mulai memerah, mata bersinar, dan postur tubuh sebagai ayam petelur mulai terbentuk. Ayam dewasa kelamin pada umur 19 minggu dan ditandai dengan telur pertama.Prinsipnya produksi akan meningkat dengan cepat pada bulan-bulan pertama dan mencapai puncak produksi pada umur 7 sampai 8 bulan. B.



Perbedaan Anatomi dan Morfologi Ayam Layer dengan Ayam Lain Atmomarsono (2005) menyatakan bahwa secara keseluruhan anatomi dan



morfologi dari ayam petelur hampir sama dengan ayam-ayam lainnya. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut. 1)



Seluruh tubuh Ayam layer memiliki postur tubuh yang tinggi dan tidak gemuk hal tersebut berbeda dengan ayam broiler yang memiliki postur tubuh yang pendek dan gemuk. Produksi telur ditandai dengan kloaka yang merah dan berlendir. Namun, dalam hasil praktikum, berat ayam layer lebih berat dari ayam



26 broiler. Hal tersebut disebabkan karena umur dari ayam broiler itu sendiri masih lebih muda dari ayam layer, sehingga umur mempengaruhi bobot badan ayam itu sendiri. Hal tersebut juga disebabkan karena pemberian nutrisi kepada ayam layer yang lebih baik daripada ayam broiler sehingga pertambahan bobot badan (PBB) dari ayam layer lebih besar dari ayam broiler. 2)



Kepala Ayam petelur ini memiliki jengger pada kepalanya. Jengger ini merupakan salah satu indikator bagi untuk produktivitas telur. Dalam hasil praktikum, terdapat jengger pada ayam layer berwarna merah dan besar.



Jika



jenggernya berwarna merah maka produksi telurnya sedang tinggi, begitupun sebaliknya.



Hal tersebut, disebabkan karena ketika terjadi



pembentukan telur di dalam ovarium, ayam layer tersebut akan menghasilkan duam macam hormon sex yaitu jantan (androgen) dan betina (estrogen) yang cukup tinggi. Hormon sex jantan (androgen) inilah yang menyebabkan pertumbuhan jengger menjadi lebih besar dan berwarna merah. 3)



Bulu Warna bulu pada ayam layer yaitu coklat dan bulunya penuh menutupi seluruh tubuhnya. Sedangkan bagian-bagiannya sama seperti pada ayam broiler yaitu ada filoplumulae, kontur, dan plumulae. Ayam layer ini selalu melakukan moulting yaitu perontokan bulu pada saat produktivitasnya tinggi.



4)



Kaki



27 Kaki ayam layer terdapat adanya pigmen lipokrom, yaitu yang memberikan warna kuning pada shank. Warna kuning tersebut dimanfaatkan pada saat pembentukan telur untuk memberi warna kuning pada kuning telur. Sehingga pada saat produksi telur tinggi maka warna kaki ayam layer akan pucat seperti ayam layer yang ada pada saat praktikum. C.



Indikator Produktivitas pada Anatomi dan Morfologi Ayam Layer Ciri ayam petelur produktif yang dijelaskan dalam praktikum adalah warna



shank kuning pucat. Warna kuning pada shank karena adanya lemak atau pigmen (lypocrome) pada lapisan epidermis (Austic, 1990). Perubahan warna shank kuning pada ayam betina dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat produksi telur yang akan dihasilkan. Pigmen lipokrom yang terdapat pada shank sama dengan pigmen kuning yang terdapat pada telur, sehingga warna shank dapat dijadikan indikasi tingkat produksi telur. Jengger yang berwarna merah cerah tidak kecil dan tidak kering juga menunjukan produktifitas yang baik. Selain dilihat dari shank dan jengger, ciri layer yang produktif juga dapat dilihat dati jarak antara tulang pubis. Pada praktikum dijelaskan bahwa jarak sebesar 3 jari orang dewasa dan tulang dadanya lebar yang akan memberi ruang untuk organ reproduksi berkembang secara maksimal yang menjadikan dasar pertimbangan untuk membeli pullet atau ayam layer dara yang siap produksi. 4.2.3 Anatomi Morfologi Ayam Kampung A.



Anatomi dan Morfologi Berdasarkan hasil praktikum, ayam kampung atau ayam yang memiliki



strain “Ayam Sentul” memiliki warna bulu kombinasi coklat, hitam, merah dan putih. Warna bulu ayam kampung pada saat praktikum berwarna putih. Hasil



28 pengukuran tubuh ayam jantan dan betina pada saat praktikum adalah ayam jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibanding betina. Pernyataan diatas sudah sesuai dengan literatur. Menurut Rasyaf (1998) ayam kampung mempunyai kelebihan pada daya adaptasi tinggi karena mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, kondisi lingkungan, dan perubahan iklim serta cuaca setempat. Ayam kampung memiliki bentuk badan yang kompak dan susunan otot yang baik. Badan ayam kampung kecil baik itu ayam petelur ataupun pedaging . Menurut Sarwono (1991) Kepala ayam kampung betina berukuran lebih kecil dibandingkan dengan kepala ayam kampung jantan. B.



Perbedaan Anatomi dan Morfologi dengan Ayam Lain Berdasarkan hasil praktikum, perbedaan morfologi ayam kampung dengan



ayam lain adalah warna bulu ayam kampung bervariasi mulai dari coklat, merah, hitam, hingga putih, telur berwarna putih, serta tubuhnya yang kecil. Pernyataan diatas sudah sesuai dengan literatur. Menurut Yaman (2010), warna bulu pada ayam kampung kombinasi coklat, merah, putih, dan hitam, tubuh relatif kecil dan jantan lebih besar dari betina, paruh dan kaki berwarna kekuningan, dan telur berwarna putih. C.



Pigmentasi dan Bulu Pada Ayam Berdasarkan hasil praktikum, ayam kampung yang diamati pada saat



praktikum memiliki warna bulu berwarna putih. Pernyataan diatas sudah sesuai dengan literatur. Menurut Crawford (1990) warna kulit hitam merupakan hasil pewarnaan oleh pigmen melanin, sedangkan warna kulit kuning disebabkan oleh penyebaran pigmen karotenoid. Warna kulit dapat menunjukkan kemampuan ayam dalam beradaptasi dengan lingkungan. Menurut Hutt (1949) karakteristik warna shank kuning atau putih disebabkan oleh kurangnya kandungan melanin pada



29 jaringan kulit luar (epidermis). Somes (1978) juga menjelaskan bahwa warna shank merupakan penampilan dari adanya beberapa pigmen tertentu pada epidermis dan dermis. Warna kuning pada shank dikarenakan adanya lemak atau pigmen lipokrom pada lapisan epidermis. Menurut Srigandono (1999) berdasarkan strukturnya, bentuk bulu unggas ada 3 macam yaitu : 1)



Tipe Plumae (cover feather) : bulu penutup bagian luar yang membentuk vigor unggas.



2)



Tipe Plumulae : bulu plumae terdapat pada ayam dewasa yang letaknya di bagian bawah bulu plumae.



3)



Tipe Filoplume : bulu halus yang terletak diseluruh permukaan tubuh Sedangkan, berdasarkan letaknya bulu burung dibedakan atas :



1)



Remiges, adalah bulu-bulu besar yang terdapat pada sayap, berbentuk simetris dan digunakan untuk terbang. Tipe bulu remiges ada dua macam yaitu membulat (rounded) dan runcing (pointed).



2)



Rectrices adalah bulu-bulu ekor, berbentuk simetris, digunakan sebagai kemudi pada saat terbang. Tipe bulu-bulu rectrices ada 6 macam, yaitu: rata (square), bulat (rounded), berlapis (graduated), terbelah (emarginated), runcing (pointed/ acute), dan bercagak (forked).



3)



Tectrices, adalah bulu-bulu yang lebih kecil yang menutupi badan.



4)



Parapterum, adalah bulu-bulu yang melekat di daerah bahu diantara sayap dan dada.



5)



Alaspuria, adalah bulu yang terletak pada jari ke-2 di sayap



30 4.2.4 Sistem Kerangka A.



Axial Axial skeleton adalah kerangka yang berfungsi sebagai penunjang utama



kerangka poros tubuh. Tulang-tulang axial (axial skeleton) terdiri dari tulang-tulang kepala (termasuk apparatus hyoideus) B.



Ekstremitas Extremitas pectoralis terdiri dari 3 pasang tulang-tulang penyangga sayap,



yaitu fusi dari ossa claviculares (disebut dengan os furcula), ossa coracoidea dan ossa scapulae, dan tulang-tulang kaki muka (sayap). Sedangkan extremitas pelvicis, terdiri atas tulang-tulang pelvis dan tulang-tulang kaki belakang. C.



Medulary Bones dan Pneumatic Bone Menurut Yuwanta (2004) Beberapa tulang antara lain tibia, femur, pubis,



sternum, iga, ulna, dan scapula dinamakan tulang meduler (medullary bone) karena mampu menyimpan kalsium saat telur atau belum terbentuk, tetapi kalsium tersebut dilepas kembali saat pembentukan kerabang telur. Proses pelepasan dan penyimpanan kalsium pada tulang diatur oleh hormon estrogen. Menurut Yuwanta (2004) tulang unggas bersifat pneumatic atau berongga yang berhubungan dengan kantong udara, terutama tulang skull, humerus, klavikel, keel, lumbar, dan saklar yang berhubungan langsung dengan sistem pernafasan. Tulang-tulang pinggang dan punggung saling berhubungan dengan erat, merupakan tempat melekatnya otot-otot yang digunakan untuk terbang dan untuk menahan tekanan. Pada saat ayam mengangkat sayap maka tracea akan menutup dan sebaliknya.



31 V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1



Kesimpulan Berikut ini kesimpulan dari pembahasan laporan praktikum ini, antara lain:



(1)



Berdasarkan pengamatan saat praktikum ayam broiler memiliki warna putih, bentuk tubuh besar dan memiliki kaki yang lebih pendek karena menopang berat dari badannya. Ayam broiler dipelihara untuk menghasilkan daging. Ayam broiler memiliki anatomi yang terdiri atas jengger, paruh, pial, bulu leher, punggung, bulu ekor, bulu halus, sendi lutut, betis (shank), cakar dan jari kaki.



(2)



Ayam layer atau ayam petelur memiliki jengger yang bertipe single comb untuk mendapatkan aneka fertilitas yang tinggi ketika dikawinkan. Ayam layer memiliki anatomi yang terdiri atas jengger, paruh, pial, bulu leher, punggung, bulu ekor, bulu halus, sendi lutut, betis (shank), cakar dan jari kaki.



(3)



Ayam kampung memiliki warna bulu kombinasi coklat, hitam, merah dan putih, kebetulan warna bulu ayam kampung pada saat praktikum berwarna putih. Ayam kampung memiliki anatomi yang terdiri atas jengger, paruh, pial, bulu leher, punggung, bulu ekor, bulu halus, sendi lutut, betis (shank), cakar, jari kak dan taji pada jantan.



(4)



Sistem kerangka terdiri atas axial skeleton yang berfungsi sebagai penunjang utama kerangka poros tubuh, ekstermitas yang terdapat pada



32 tulang penyangga sayap (Extremitas pectoralis) dan tulang kaki belakang (extremitas pelvicis), serta Medulary Bones dan Pneumatic Bone. 5.2



Saran Dalam melaksanakan praktikum, hendaknya Asisten laboratorium lebih



tegas, agar praktikum berjalan dengan tertib dan tidak berisik, praktikan juga harus mengamati dengan seksama agar tujuan praktikum dapat tercapai.



33 DAFTAR PUSTAKA



Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor. Atmomarsono. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Austic, R.E. 1990. Poultry Production. 13th Ed. Lea and Febiger, Philadelphia. Crawford, R.D. 1990. Origin and History of Poultry Species. In: Crawford. R.D., Ed., Poultry Breeding and Genetics. Elsevier, Amsterdam. Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. Penebar Swadaya, Depok. Hutt, F.B. 1949. Genetic of the Fowl, Mc – Grow – Hill Book Company Inc, New York, Taronto, London. Kusuma, Arga . 2005. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan FaktorFaktor Produksi Peternak Probiotik dan Non Probiotik Pada Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prasetyo, T. 1989. Keragaman Ayam Kampung yang Dipelihara dengan Sistem Pemisahan Anak di Pedesaan. Seminar Nasional Tentang Unggas. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang. Rasyaf, M. 1998. Seputar Ayam Kampung. Kanisius. Yogyakarta. Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Rahayu I, H.S. 2002. Ayam Merawang Ayam Kampung Pedaging dan Petelur. Penerbit Penebar swadaya, Jakarta. Sarwono, B. 1991. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya. Jakarta. Scott, M.L,Nesheim, M.C., Young, R.J. 1982. Nutrition of chicken. ML Scott and Associates publishers, Ithaca, New York. Somes, R.G.Jr. 1998. International Registry of Poultry Genetics Stocks. Storrs Agric. Exp. Sta. Bull. Srigandono, B. 1999. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.



34



Sudarmono, A.S. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta. Suprijatna, E. U, Atmomarsono. R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta. Tillman, A. D. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada, Gajah Mada University Press,Yogyakarta. Tri-Yuwanta. 2004. Dasar Kanisius.Yogyakarta.



Ternak



Unggas.



Fakultas



Peternakan.



Yaman, A. 2010. Ayam Kampung Unggul 6 Minggu Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. Yuwanta. 2004. Dasar Ternak Unggas. Fakultas Peternakan. Kanisius. Yogyakarta.