Laporan Praktikum Food Recall 24 Jam Dan FFQ [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FOOD RECALL 1 X 24 JAM DAN QUALITATIVE FOOD FREQUENCY QUESTIONAIRE (FFQ) 1 BULAN TERAKHIR



Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penilaian Status Gizi dengan Dosen Pengajar Linda Riski Sefrina, SKM., M.Si Oleh:



1. 2. 3. 4.



Kelompok 6/ Kelas B Al-Khonsa Ulya Hafidz Muhammad Rafi Abdurrahman Lani Lutfiana Putri Vina Nur Azizah



NPM. 1810631220037 NPM. 1810631220039 NPM. 1810631220051 NPM. 1810631220053



PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2018



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gizi merupakan salah satu faktor penentu sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier, 2005). Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk kedalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk kedalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak, dan zat gizi lainnya (Nix, 2005). Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan semua orang (Apriadji, 2007). Status gizi kurang atau lebih sering disebut under nutrient merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007). Status gizi lebih (over nutrient) merupakan keadan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk kedalam tubuh lebih besar dari jumlah yang dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk. Jadi, status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi. Untuk menilai status gizi seseorang atau masyarakat dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Sistem penilaian status gizi dapat berupa tiga bentuk, yaitu survey, surveylance, atau screening. B. TUJUAN Tujuan dari wawancara survey konsumsi makanan Recall 1x24 jam dan FFQ (Food Frequency Questionaire) pada usia dewasa awal adalah untuk mengetahui tingkat kecukupan gizi pada mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang. C. METODE Metode survey konsumsi menggunakan 2 metode, yaitu metode kualitatif dengan frekuensi makan (FFQ). Dan metode kuantitatif yaitu dengan metode recall selama 24 jam. 1. Bahan dan Alat  Kertas wawancara  Alat tulis  DKMB  Nutrisurvey  Tabel FFQ



3



2. Cara Kerja Survey Konsumsi



Food Recall 24 jam



FFQ



Wawancara Responden Pengumpulan Data Pengolahan Data Pembahasan Data Pembuatan laporan dan hasil praktikum 3. Prosedur pelaksanaan a. Penjelasan prosedur pelaksanaan Food Recall 24 jam  







 



Responden diminta untuk mengingat makanan dan minuman yang dikonsumsi pada 24 jam sebelum wawancara. Uraikan secara detail masing-masing bahan pangan yang dikonsumsi misalnya makanan jadi (biskuit, roti, dll), tuliskan beserta merknya. Apabila itu berupa menu suatu makanan, uraikan semua komposisi bahan pangan dari menu tersebut. Tanyakan berapa porsi yang dimakan kepada responden, sesuai dengan URT yang biasa digunakan di keluarga atau kelompok masyarakat tersebut. Pada tahap ini sebaiknya menggunakan alat bantuan seperti food model, foto bahan makanan, bahan makanan asli, dan alat-alat makanan. Pewawancara dan responden mengecek atau mengulangi kembali apa yang dimakan dengan cara mengingat kembali Pewawancara mengubah ukuran porsi menjadi setara ukuran gram.



 



Membuat deskripsi detail tentang jenis makanan dan makanan yang dikonsumsi, termasuk cara memasak dan merknya. Pewawancara kembali untuk meyakinkan bahwa semua bahan makanan, termasuk penggunaan suplemen dan mineral.



b. Penjelasan prosedur pelaksanaan FFQ     



Lihat formulir FFQ. Formulir ini terdiri dari 3 kolom utama: nomor, jenis makanan, dan frekuensi makan. Sebelum wawancara, lakukan prosedur baku seperti perkenalan, penyampaian tujuan, dan minta kesediaan responden untuk berpartisipasi. Pada saat wawancara, tanyakan setiap makanan dalam daftar FFQ, lalu tanyakan frekuensi konsumsi seeara tepat. Penambahan daftar makanan atau bahan makanan yang ada dalam FFQ diluar daftar yang tertulis harus dilakukan secara hati – hati. Jika semua formulir sudah terisi, ucapkan terimakasih.



Setelah melakukan wawancara selanjutnya mengumpulkan data. Setelah data terkumpul data kemudian diolah, untuk food recall 24 jam data diolah dengan bantuan Nutrisurvey2007. Sedangkan FFQ data diolah secara manual dengan cara satu per satu direkap menurut jenis makanan. Langkah selanjutnya pembahasan terhadap data yang sudah diolah. Langkah terakhir membuat laporan hasil praktikum.



5



BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut adalah gambaran umum dan perhitungan tingkat kecukupan energi, protein, dan lemak dari setiap responden. Responden 1 Responden bernama Thasa Kania Hayuningtyas, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden sebesar 924,8 kkal. Berdasarkan Angkat Kecukupan Gizi 2013, perempuan berusia 19 tahun memiliki kecukupan energi sebesar 924,8 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKE = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 𝑥 100% =



924,8 2250



𝑥100%



= 41,1% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



31,6 56



𝑥100%



= 56,4 % AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 18,6 75



𝑥 100%



𝑥100%



= 24,8% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka SangatKurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Thasa Kania Hayuningtyas termasuk kategori sangat kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 41,1%.



Responden 2 Responden bernama Muhammad Dwi Taruna, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energy responden dalam sehari sebesar 1820,6 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energy sebesar 1820,6 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 1820,6 2725



𝑥 100%



𝑋100%



= 66,8% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



61,9 62



𝑥100%



= 99,8% AKP (AngkaKecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 57,1 91



𝑥 100%



𝑥100%



= 62,7% AKL (AngkaKecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Muhammad Dwi Taruna termasuk kategori Sangat Kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 66,8%.



Responden 3 Responden bernama Muhammad Hanif Aulia, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energy responden dalam sehari sebesar 1735,2 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energy sebesar 1735,2 kkal.



7



Tingkat KecukupanEnergi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 1735,2 2725



𝑥 100%



𝑋100%



= 63,6% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



35,5 62



𝑥100%



= 57,2% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 54,1 91



𝑥 100%



𝑥100%



= 59,4% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka SangatKurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energy, Muhammad Hanif Aulia termasuk kategori Sangat Kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 63,6 %.



Responden 4 Responden bernama Dimas Cahyadi, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden sebesar 1265 kkal. Berdasarkan Angkat Kecukupan Gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki kecukupan energi sebesar 2725 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE)responden tak terkoreksi berat badan: TKE =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖)



𝑥 100%



1265



= 2725 𝑥100% = 46,4% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



23,5 62



𝑥100%



= 37,9% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 84,8 91



𝑥 100%



𝑥100%



= 93,2% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Dimas Cahyadi termasuk kategori Sangat Kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 46,4%.



Responden 5 Responden bernama Arya Erlangga, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden dalam sehari sebesar 983,2 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energi sebesar 2725 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 983,2 2725



𝑥 100%



𝑋100%



= 36,1% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100%



9



38



= 62 𝑥100% = 61,3% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 46,6 91



𝑥 100%



𝑥100%



= 51,2% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Arya Erlangga termasuk kategori Sangat Kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 36,1%.



Responden 6 Responden bernama Intan Permatasari, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden dalam sehari sebesar 1469,6 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energi sebesar 2250 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 1469,6 2250



𝑥 100%



𝑋100%



= 65,3% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



32,5 56



𝑥100%



= 58% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘)



𝑥 100%



=



69,7 75



𝑥100%



= 92,9% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Intan Permatasari termasuk kategori Sangat Kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 65,3 %.



Responden 7 Responden bernama Reza Aprilliansyah, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden sebesar 5660,5 kkal. Berdasarkan Angkat Kecukupan Gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki kecukupan energi sebesar 2725 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKE = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 𝑥 100% =



5660,5 2725



𝑥100%



= 207,7% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



40,3 62



𝑥100%



= 65% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 318,7 91



𝑥 100%



𝑥100%



= 350,2% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



11



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Reza Aprilliansyah termasuk kategori lebih karena angka kecukupan energynya mencapai 207,7%.



Responden 8 Responden bernama Hardi Mahendra, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energy responden dalam sehari sebesar 333,9 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energy sebesar 2725 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 333,9 2725



𝑥 100%



𝑋100%



= 12.2% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



8.9 62



𝑥100%



= 14.3% AKP (AngkaKecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘)



𝑥 100%



32



= 91 𝑥100% = 35,1% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi



Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Hardi Mahendra termasuk kategori Sangat Kurang karena angka kecukupan energinya hanya mencapai 12,2%. Responden 9 Responden bernama Rofifah Rohadatul Arsy, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden dalam sehari sebesar 3084,2 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, laki-laki berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energi sebesar 2250 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 3084,2 2250



𝑥 100%



𝑋100%



= 137% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



26.6 56



𝑥100%



= 47.5% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 163,9 75



𝑥 100%



𝑥100%



= 218.5% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Rofifah Rohadatul Arsy termasuk kategori lebih karena angka kecukupan energinya mencapai 137 %.



Responden 10 Responden bernama Nila Khaerani, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden dalam sehari sebesar 1397,1



13



kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, perempuan berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energi sebesar 2250 kkal.



Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 1397,1 2250



𝑥 100%



𝑋100%



= 62,1% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



14,4 56



𝑥100%



= 79,2% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 81,1 75



𝑥 100%



𝑥100%



= 108% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi,Nila Khaerani termasuk kategori sangat kurang karena angka kecukupan energinya hanya 62,1 %.



Responden 11 Responden bernama Tia Novita, mahasiswa berusia 21 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden dalam sehari sebesar 1141,6 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, perempuan berusia 21 tahun memiliki angka kecukupan energi sebesar 2250 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖)



𝑥 100%



=



1141,6 2250



𝑋100%



= 50,7% AKE (Angka Kecukupan Energi)



Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan: 𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



45,5 56



𝑥100%



= 81,2 % AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘)



𝑥 100%



24



= 75 𝑥100% = 4,2 % AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Tia Novita termasuk kategori sangat kurang karena angka kecukupan energinya hanya 50,7 %.



Responden 12 Responden bernama Misyella Nurmanah, mahasiswa berusia 19 tahun. Berdasarkan survey food recall 24-h, asupan energi responden dalam sehari sebesar 1167,8 kkal. Berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, perempuan berusia 19 tahun memiliki angka kecukupan energi sebesar 2250 kkal. Tingkat Kecukupan Energi (TKE) responden tak terkoreksi berat badan: TKE = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖) 1167,8 2250



𝑥 100%



𝑋100%



= 51,9% AKE (Angka Kecukupan Energi) Tingkat Kecukupan Protein (TKP) responden tak terkoreksi berat badan:



15



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖



TKP = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛) 𝑥 100% =



36,7 56



𝑥100%



= 65,5% AKP (Angka Kecukupan Protein) Tingkat Kecukupan Lemak (TKL) responden tak terkoreksi berat badan; TKL = =



𝑎𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐𝑢𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖 (𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘) 17,5 75



𝑥 100%



𝑥100%



= 23,3% AKL (Angka Kecukupan Lemak)



Kategori Angka Sangat Kurang ≤ 70% AKE Kurang 70 - ≤ 100% AKE Normal 100 - 130% AKE Lebih ≥ 130% AKE Tabel 1. Tabel Kategori tingkat kecukupan energi Berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi, Misyella Nurmanah termasuk kategori sangat kurang karena angka kecukupan energinya hanya 51,9 %. Berikut adalah rekap hasil food recall 1x24 jam dari responden. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Nama E (kal) P (g) L (g) KH (g) Thasa Kania H. 924,9 31,6 18,6 151,4 M. Dwi Taruna 1820,6 61,9 57,1 266,4 M. Hanif Aulia 1735,2 35,5 54,1 275,9 Dimas Cahyadi 1264,6 23,5 84,8 110,2 Arya Erlangga 983,2 38 46,6 103,1 Intan 1469,6 32,5 69,7 186,6 Permatasari Reza 5660,5 40,3 318,7 648,4 Apriliansyah Hardi Mahendra 333,9 8,9 3,2 67,2 Rofifah 3084,2 26,6 163,9 369,9 Rohadatul Arsy Tia Rovita 50,7 81,2 4,2 58,2 Nila Haerani 62,1 79,2 108 39,3 Misyella 51,9 65,5 23,3 69,3 Nurmanah Tabel 1. Rekap Hasil Food Recall 1x24 jam



PUFA (g) 3,4 13,1 22,2 14,2 8,6 13,5 183,2 1,1 93,9 4,2 32,3 5,1



Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai energi, protein, lemak, karbohidrat, dan PUFA dari masing-masing responden sangat beragam. Hal tersebut dipengaruhi dengan jumlah makanan dan variasi makanan yang mereka konsumsi.



Berikut adalah persentase AKG masing-masing responden. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Nama Thasa Kania H. M. Dwi Taruna M. Hanif Aulia Dimas Cahyadi Arya Erlangga Intan Permatasari Reza Apriliansyah Hardi Mahendra Rofifah Rohadatul Arsy Tia Novita Nila Khaerani Misyella Nurmanah



Energi 41,1 66,8 63,6 46,4 36,1 65,3 207,7 12,2 137



%AKG Protein Lemak 56,4 24,8 99,8 62,7 57,2 59,4 37,9 93,2 61,3 51,2 58 92,9 65 305,2 14,3 32,1 47,5 218,5



Karbohidrat 48,9 71 73,5 29,4 27,5 61,3 172,9 17,9 119,7



50,7 62,1 51,9



81,2 79,2 65,5



58,2 39,3 69,3



4,2 108 23,3



FFQ (Food Frequency Questionaire) Berikut adalah hasil rekap Food Frequency Questionaire dari tiap responden. No Nama Responden 1 Thasa Kania H.



Sering Nasi, ayam, telur ayam, bayam, sawi, wortel, tomat, minyak



2



M. Dwi Taruna



3



M. Hanif Aulia



Nasi, ayam, telur ayam, susu, wortel, tomat, bawangbawangan, minyak, teh Nasi, bawangbawangan



4



Dimas Cahyadi



Nasi



Jarang Jagung, umbi-umbian, daging&hati sapi, susu kental manis, pepaya Bihun, umbi-umbian, daging&hati sapi, yogurt, buncis, apel, sekoteng Jagung, bihun, umbiumbian, hati sapi, susu, apel, jeruk, sekoteng Jagung, bihun, daging, ikan, yogurt, jeruk, manga, jambu biji, sekoteng



17



5



Arya Erlangga



Nasi, biscuit, snack



6



Intan Permatasari



Nasi, bayam



7



Reza Apriliansyah



8



Hardi Mahendra



Nasi, roti, umbiumbian, kacangkacangan, daging ayam&sapi, bawangbawangan, pisang, minyak Mie instan, kedelai, hati ayam, ikan lele, susu, sawi



9



Rofifah Rohadatul Arsy



10



Tia Rovita



11



Nila Khaerani



Nasi, bawangbawangan, minyak



12



Misyella Nurmanah



Nasi, bawangbawangan, minyak



Nasi, roti, mie, tahu, telur ayam, susu, tomat, bawangbawangan, minyak, teh Nasi, roti, minyak, tomat



Bihun, mie, jagung, hati, susu, pisang, sayuran hijau, sekoteng Bihun, umbi-umbian, daging, susu, yogurt, kangkong, jambu, jeruk, sekoteng Jagung, hati, yogurt, sayuran hijau



Bihun, jagung, daging, telur, susu, sayuran hijau, buahbuahan Jagung, bihun, yogurt, sayuran hijau, pisang, apel, jambu biji



Jagung, umbi-umbian, daging, susu, telur, buah-buahan, sayuran hijau Gandum&HO, umbiumbian, kacangkacangan, jagung, daging, ikan, susu, sayuran hijau, buahbuahan Roti, bihun, jagung, umbi-umbian, sayuran hijau, buah



Berdasarkan hasil wawancara Food Frequency Questionaire dalam 1 bulan terakhir, diketahui bahwa asupan bahan pangan dari 12 responden yang paling sering dikonsumsi adalah nasi, roti, telur ayam, bawang-bawangan, dan minyak kelapa sawit. Dan asupan bahan pangan yang paling jarang dikonsumsi meliputi jagung, bihun, umbi-umbian, sekoteng, dan sayuran hijau. Hasil persentase kebutuhan sayur dan buah dari 12 responden menghasilkan 17% responden yang sering mengonsumsi sayur dan juga 17% responden yang sering mengonsumsi buah.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan wawancara survey konsumsi makanan Recall 1x24 jam dapat disimpulkan bahwa 10 dari 12 responden tidak mencukupi kebutuhan energi karena angka kecukupan energi pada AKG (Angka Kecukupan Gizi) kurang dari 70%. Sedangkan 2 responden lainnya mengalami kelebihan energi karena memiliki angka kecukupan gizi pada AKG lebih dari 130%. Adapun hasil wawancara FFQ (Food Frequency Questionaire), dapat disimpulkan bahwa dari 12 responden bahan pangan yang paling sering dikonsumsi meliputi nasi, roti, telur ayam, bawang-bawangan, dan minyak kelapa sawit. Sedangkan, bahan pangan yang paling jarang dikonsumsi adalah jagung, bihun, umbi-umbian, dan sekoteng. Menurut pendapat kami, kurangnya angka kecukupan energi pada 10 responden disebabkan rasa kemalasan yang tinggi karena teknologi yang semakin canggih membuat para responden lebih memilih makanan cepat saji, yaitu memesan makanan secara online, adapun faktor lainnya yaitu jarak antara kosan menuju tempat makan yang jauh, melewatkan jam makan karena padatnya kegiatan di kampus, mengonsumsi jajanan atau cemilan sehingga melupakan makanan pokok, dan juga faktor keuangan. Saran Sebaiknya mahasiswa lebih peduli terhadap kesehatan dirinya masingmasing dengan selalu memperhatikan apa-apa saja yang di konsumsi setiap harinya. Kurangi menkonsumsi makanan siap saji, pebanyak makan makanan yang bergizi seperti yang tertera pada pedoman gizi seimbang dan tidak lupa untuk berolah raga.



19



DAFTAR PUSTAKA I Dewa Nyoman Supariasa, B. B. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.