Laporan Praktikum Ilmu Pertanian Dan Biosistem Praktikum Lapang Stasiun Klimatologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG ILMU PERTANIAN DAN BIOSISTEM “Praktikum Lapang Stasiun Klimatologi”



Disusun oleh: NAMA NIM KELOMPOK



: TEGUH MUJI WIJAKSONO : 195100207111012 : U-5



LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuaca da iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian kkhususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada lokasi dan suatu waktu. Sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu. Oleh sebab itu, informasi berupa data atau keterangan tentang cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Data yang benar dan lengkap, melalui analisis meterologi dan klimatologi akan membuka kejelasan tentang gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat manusia melakukan usaha optimasi bidang kegiatannya. Sehingga pada praktikum ini praktikan dapat mengetahui jenis-jenis alat dan prinsip kerja alat untuk mendapatkan data prakiraan cuaca maupun iklim yang sedang berlangsung. 1.2 Tujuan Praktikum A) Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat stasium klimatologi yang umum digunakan B) Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja dan fungsi masing-masing alat di stasiun klimatologi C) Mahasiswa mampu mengetahui aplikasi dari alat-alat di stasiun klimatologi dalam bidang teknik pertanian



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lysimeter



(Astuti, 2017) Lysimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah di sekitarnya. Alat ini biasanya digunakan bersama dengan penakar curah hujan (pluviometer).



Dengan



mengetahui



besar



presipitasi



dan



perkolasi,



evapotranspirasi



dapat



diketahui(Vandri, 2015). Cara kerja lysimeter adalah melakukan penyiraman pada kotak yang ditumbuhi tumbuhan, membuka keran atau saluran air dan menghitung air yang keluar dari pipa yang telah terhubung dengan saluran pembungan air dan mencatat data. Sedangkan lysimeter bisa juga didefinisikan sebagai kontainer tanah dengan volume dan kedalaman tertentu, yang diisi dengan tanah terganggu atau tidak terganggu, yang dilengkapi dengan perangkat yang terhubung dan digunakan untuk mengumpulkan air rembesan (drainase) yang terkumpul di bagian bawah lysimeter(Neneng, 2016). 2.2 Panci Penguapan (Open Pan Evaporimeter)



(Fiyka, 2016)



Open pan evaporimeter adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mencatat jumlah penguapan yang tejadi selama 24 jam. Evaporimeter termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat saat tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri. Evaporimeter merekam penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam panci. Satuan dasar untuk alat Evaporimeter adalah millimeter (mm)(Hasniah, 2016). Cara kerja alat ini Panci penguapan diisi air setinggi 20 cm sehingga di atas rongga 5 cm pengukuran dilaksanakan pada permukaan air dalam keadaan tenang di dalam tabung peredam riak. Untuk mengukur dan membaca skalanya, maka tabung pengaman didekaatkan ke panci dengan maksud agar permukaan air tetap tenang dan tidak terlalu bergelombang. Sesudah itu sekrup patrol diputar sambil melihat ujung panci dari hungging di dalam tabung pengaman. Skrup pengontrol yaitu berada di atas penyangga hugging berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan skala. Jika sikrup itu diputar kembali ke kanan maka tiang skala turun angka yang dibaca adalah angka yang terdapat tegak lurus demngan sekrup pengontrol. Adapun skala yang tertera pada skala adalah angka (1) sampai (100). Sedangkan thermometer yang berada di atas permukaan air adalah termometer maksimum dan termometer minimum. Termometer ini terletak di atas pelampung sehingga mempunyai perahu, pada kedua termometer ini baik maksimum maupun minimum berada di tengah atau anntara kedua sisi pengukuran thermometer(Zulhendri, 2017). 2.3 Penakar Hujan Otomatis (Hellman)



(Sugeng, 2017) Penakar hujan otomatis (Hellman) merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang



terkumpul dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakankerusakan yang sering terjadi pada alat ini(Agusta, 2020). Pemasangan alat ini sama seperti penakar hujan lainnya, bertujuan mendapatkan data jumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-tempat tertentu. Jenis penakar hujan ini berbentuk silinder dengan tingi 115 cm serta luas permukaan corong 200 cm² serta berat alat ini ± 14 Kg. Seluruh bagian luar alat ini dicat warna hijau muda atau abu-abu. Pada bagian depan alat ini terdapat sebuah pintu dalam keadaan tertutup(Indrawati, 2015). Cara kerja alat jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik keatas. Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat dilihat pada lengkungan selang gelas), pena akan mencapai tempat teratas pada pias. Setelah air mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphon otomatis (sistem selang air), air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan keluarnya air, tangkai pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada pias merupakan garis lurus vertikal. Jika hujan masih terus-menerus turun, maka pelampung akan naik kembali seperti diatas. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung



atau



ditentukan



dengan



menghitung



garis-garis



vertical(Rahmi,



2015).



2.4 Penakar Hujan (Observasi)



(Neneng, 2016) Penakar hujan tipe observasi adalah penakar hujan tipe kolektor yang menggunakan gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini adalah merupakan penakar hujan yang paling banyak digunakan di Indonesia dan merupakan "standar" di negara kita(Agusta, 2020).



Alat ini merupakan produk lokal, ketinggian alatnya 120 cm, kegunaannya untuk mengukur curah hujan saja dalam satuan mm, system kerjanya sederhana, bila terjadi hujan, maka hujan akan masuk kedalam gelas ukur yang ukuran maksimalnya 25 mm, jadi setiap selesai hujan petugas langsung mengukur curah hujan pada gelas ukur tersebut, 1 mm air pada gelas ukur, sama dengan 1 liter air pada luasan 1 m2 bidang dengan catatan tanpa infiltrasi dan runoff. Jadibila gelas ukur penuh terisi air 25 mm maka akan dipastikan akan banjir besar dan itu hamper tidak mungkin bila keadaan yang biasa. Pengkalibrasian alat ini dilakukan setahun sekali yang dilakukan oleh petugas bmkg pusat(Fiyka, 2016). Cara kerja alat ini Pada prinsipnya jika hujan turun, air masuk melalui corong besar dan corong kecil, kemudian terkumpul dalam ember (bucket) bagian atas. Jika air yang tertampung cukup banyak menyebabkan ember bertambah berat, sehingga dapat menggulingkan ember kekanan atau kekiri, tergantung dari letak ember tersebut. Pada waktu ember terguling, penahan ember ikut bergerak turun naik. Penahan ember mempunyai dua buah tangkai yang berhubungan dengan roda bergigi. Gerakan turun naik penahan ember menyebabkan kedua tangkainya bergerak pula dan bentuknya yang khusus dapat memutar roda bergigi berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Perputaran roda bergigi diteruskan ke roda berbentuk jantung. Roda yang berbentuk jantung mempunyai sebuah per yang menghubungkan kedua pengatur kedudukan pena yang letak ujungnya selalu bersinggungan dengan tepi roda. Perputaran roda berbentuk jantung akan menyebabkan kedudukan pena bergerak sepanjang tepi roda(Sugeng, 2017). 2.5 Psycrometer Standar



(Neneng, 2016) Psychrometer adalah perangkat untuk mengukur kelembaban relatif udara. Pada psikrometer menggunakan dua buah termometer sebagai komponen utamanya. Termometer pertama merupakan termometer bola kering yang digunakan untuk mengukur suhu udara biasa, sedangkan termometer yang kedua merupakan termometer bola basah yang digunakan untuk mengukur suhu udara jenuh atau lembab(Agusta, 2020). Cara kerja psycrometer standar prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua termometer. Termometer pertama digunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua digunakan untuk mengukur suhu



udara jenuh atau lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Pada Thermometer Bola Kering tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya(Zulhendri, 2017). 2.6 Thermometer Apung Maksimum dan Minimum



(Agusta, 2020) Thermomeer apung maksimum dan minimum adalah Mengukur suhu maksimum dan minimum dari permukaan air. Biasa diletakkan terapung di dalam panci penguapan (Open Pan Evaporimeter). Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum; sebagai alat ukur suhu udara maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola dan pada ujungnya berisi air raksa(Zulhendri, 2017). Thermometer minimum sebagai alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas berbentuk garpu dan pada ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh alkohol manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang), maka benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan(Hasniah, 2016). Cara kerja alat ini Untuk pengembalian thermometer maksimum / minimum air ke posisi normal, dapat digunakan magnet yang ditempelkan pada batang indeks dan menariknya kebawah hingga berada tepat dipermukaan air raksa. Kedua permukaan air raksa menunjukkan nilai yang sama, yaitu suhu permukaan air pada saat itu(Fiyka, 2016). 2.7 Theodolite



(Astuti, 2017) Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yangd igunakan untuk menentukan tinggi tanahdengan sudut mendatar dan sudut tegak.Berbeda dengan waterpas yang hanya memilikisudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudutyang dapat di baca bisa sampai pada satuansekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yangdigunakan dalam survei. Pada dasarnya alat iniberupa sebuah teleskop yang ditempatkan padasuatu dasar berbentuk membulat (piringan)yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca(Agusta, 2020). Cara kerja alat theodolite biasanya terdiri dari teleskop kecil yang terhubung ke dua mekanisme pengukur sudut, satu untuk mengukur sudut horizontal dan satu untuk mengukur sudut vertikal. Itu duduk di atas dasar yang dapat diputar dengan mekanisme leveling pada tripod. Setelah theodolite diatur, teleskop diarahkan untuk menemukan titik yang diinginkan dan kemudian sudut dari titik dimana theodolite ditempatkan ke titik yang terlihat di teleskopnya dapat dibaca melalui lensa mata dari ruang lingkup(Neneng, 2016). 2.8 Campbell Stokes



(Vandri, 2015) Campbell Stokes adalah alat yang berfungsi untuk merekam lamanya penyinaran matahari. Alat ini ditemukan oleh John Francis Campbell pada tahun 1853 dan dimodifikasi pada tahun 1879 oleh Sir



George Gabriel Stokes. Bola Kaca yang berada pada Campbell Stokes berdiameter 15 cm, dan berada pada ketinggian 120 cm diatas permukaan tanah, dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang dipasang dibelakang bola kaca, fungsinya adalah untuk memungkinkan merekam lamanya penyinaran matahari dengan cara membakar kertas pias saat matahari menyinari bola kaca tersebut, jadi dapat diketahui lamanya penyinaran matahari dalam satu hari(Agusta, 2020). Cara kerja Campbell stokes cara kerjanya ialah sinar radiasi yang dating akan ditembakkan oleh bola Kristal kea rah pias dibawahnya. Posisi pias ini ada 3 arah, yaitu di equator, di lintang utara dan dilintang selatan. Bila pias berada ditengah berarti posisi matahari ada di equator bumi, bila posisi bumi bergerak keutara matahari maka pias akan dipasang di selatan, dan sebaliknya. Sebelum pemasangan alat ini, harus diukur dahulu letak dan posisi alat ini, agar terjadi pembakaran kertas pias yang sempurna, kertas spesifik ini berasal dari Jerman. Proses pengukurannya adalah dengan cara mengukur terbakarnya kertas pias, didalam kertas spesifik terdapat garis – garis yang fungsinya untuk mengukur lamanya pembakaran. Pengambilan data diambil setiap jam 06.00 sore dan kertas pias akan kembali dipasang pada jam 06.00 pagi(Fiyka 2016). 2.9 Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah



(Sugeng, 2017) Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer air raksa yaitu Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah. Thermometer bola basah adalah thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada kain basah tersebut mengakibatkan turunnya suhu. Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer bola kering dan basah dengan bantuan table diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik embun(Agusta, 2020). Cara kerjanya adalah kedudukan termometer bola basah dan bola kering di dalam sangkar meteorologi. Thermometer bola kering bekerja seperti thermometer biasa menggunakan alkohol, sedangkan thermometer bola basah menggunakan benang yang dicelupkan kedalam air sehingga thermometer akan terlihat basah terus-menerus dan menggunakan rak(Neneng, 2016).



2.10 Cup counter anemometer



(Indrawati, 2015) Cup counter anemometer Alat ini untuk mengukur kecepatan angin rata - rata. Alat ini didesain untuk tahan terhadap perubahan kondisi cuaca dalam penggunakan kapanpun ataupun terus–menerus. Bentuknya yang aerodinamis memungkinkan pengukuran kecepatan angin(Hasniah, 2016). Cara kerja cup counter anemometer up Counter anemometer 2 meter terdiri dari 3 buah mangkok, dipasang simetris pada sumbu vertical, dengan ketinggian 2 meter diata permukaan tanah. Pembacaan alat ini dengan angka satuan 6 digit, bila cup berputar maka angka itu akan naik bertambah. Dalam mata kuliah rekayasa hidrologi, kecepatan angin pada jarak 2 meter diatas permukaan tanah disimbolkan dengan (U2) dengan satuan (m/d). namun, pada data yang sering dijumpai dinyatakan dalam (km/hari) maka kita harus mengkonversikannya kedalam (m/d). Data ini biasanya diperlukan untuk menghitung evaporasi(Zulhendri, 2017).



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Campbell Stokes



(Neneng, 2016) Campbell Stokes adalah alat yang berfungsi untuk merekam lamanya penyinaran matahari. Alat ini ditemukan oleh John Francis Campbell pada tahun 1853 dan dimodifikasi pada tahun 1879 oleh Sir George Gabriel Stokes. Bola Kaca yang berada pada Campbell Stokes berdiameter 15 cm, dan berada pada ketinggian 120 cm diatas permukaan tanah, dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas pias yang dipasang dibelakang bola kaca, fungsinya adalah untuk memungkinkan merekam lamanya penyinaran matahari dengan cara membakar kertas pias saat matahari menyinari bola kaca tersebut, jadi dapat diketahui lamanya penyinaran matahari dalam satu hari(Agusta, 2020). Campbell stokes merupakan alat yang difungsikan untuk menguku lama penyinaran. Campbell stokes sangat berguna pada bidang pertanian. Dimana pada saat penanaman atau penentuan musim pada saat menanam sebuah tanaman harus berdasarkan musim. Jika perhitungan musimnya cocok maka tanaman akan tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, alat ini sangat cocok digunakan untuk penentuan musim bercocok tanam(Hasniah, 2016). 3.2 Theodolit



(Indrawati, 2015) Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpas yang hanya memilikisudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudutyang dapat di baca bisa sampai pada satuansekon (detik). Theodolite merupakan alat yangpaling canggih diantara peralatan yangdigunakan dalam survei. Pada dasarnya alat iniberupa sebuah teleskop yang ditempatkan padasuatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horizontal untuk dibaca(Sugeng, 2017). Alat theodolite merupakan alat yang digunakan mengukur tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Alat ini sangat berfungsi di bidang pertanian. Salah satu kegunaan dari alat ini yaitu mengukur geografi sebuah lahan. Yang dimana perhitungan tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk penanaman suatu jenis tanaman(Fiyka, 2016). 3.3 Penakar Hujan Otomatis (Hellman)



(Sugeng, 2017) Penakar hujan otomatis (Hellman) merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakankerusakan yang sering terjadi pada alat ini(Neneng, 2016). Alat penakar hujan otomatis jenis hellman ini merupakan alat yang sangat efektif dalam mengukur curah hujan. Dimana alat ini sangat dibutuhkan di bidang pertanian. Karena alat ini dipergunakan untuk



penentuan musim. Jadi jika musim yang ditentukan sudah cocok, maka hasil panen akan melimpah. Karena menanam tanaman yang sesuai dengan musimnya(Hasniah, 2016).



3.4 Open Pan Evaporimeter



(Rahmi, 2015) Open pan evaporimeter adalah sebuah alat yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat mencatat jumlah penguapan yang tejadi selama 24 jam. Evaporimeter termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat saat tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tidak dapat mencatat sendiri. Evaporimeter merekam penguapan yang terjadi dengan cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam panci. Satuan dasar untuk alat Evaporimeter adalah millimeter (mm)(Fiyka, 2016). Open pan evaporimeter merupakan alat yang menjadi standar pengukuran penguapan di Indonesia. Alat ini digunakan untuk menentukan penguapan secara konvensional. Dalam bidang pertanian alat ini sangatlah berguna. Karena digunakan sebagai penentu iklim dan jumlah penguapan yang digunakan untuk kepentingan irigasi(Zulhendri, 2017). 3.5 Lysimeter



(Rahmi, 2015) Lysimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur evapotranspirasi aktual yang dilepaskan oleh tumbuhan dan tanah di sekitarnya. Alat ini biasanya digunakan bersama dengan penakar curah hujan (pluviometer). Dengan mengetahui besar presipitasi dan perkolasi, evapotranspirasi dapat diketahui(Fiyka, 2016). Lysimeter adalah alat yang digunaka untuk mengukur penguapan secara aktual. Alat ini dibutuhkan di bidang pertanian. Terutama di bidang irigasi, dimana saat melakukan irigasi harus dihitung atau diperkirakan terlebih dahulu penguapannya. Hal tersebut dilakukan agar irigasi dapat dilakukan dengan baik(Astuti, 2017).



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mempunyai fungsi memberikan informasi dari segala macam fenomena alam dan anomali cuaca yang tejadi di suatu wilayah. Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu, dalam waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkup yang sempit. Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang(Fiyka, 2016). Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu yang terbatas. Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah relatif luas. Dalam Meteorologi dan Klimatologi mengkaji aspek-aspek dan fenomena alam yang berkaitan dengan cuaca dan iklim. Namun semua dapat dilaksanakan dengan berbagai macam alat bantu sehingga semua dapat dikaji secara mudah tanpa mengeluarkan banyak tenaga dan pikiran(Zulhendri, 2017). Alat-alat klimatologi yang biasa digunakan untuk melakukan penelitian keadaan cuaca di permukaan bumi terdiri dari lysimeter, panci penguapan (open pan evaporimeter), penakar hujan otomatis (Hellman), penakar hujan (observasi), psycrometer standar, thermometer apung maksimum dan minimum, theodolite, Campbell stokes, thermometer bola kering dan thermometer bola basah, cup counter anemometer. 5.2 Saran Sebaiknya saat melakukan observasi harus di utamakan keselamatan. Dan pada saat dijelaskan oleh pematerinya harap diperhatikan dengan baik. Karena alat-alat seperti di atas kita harus paham betul fungsi dan kegunaannya. Karena alat-alat tersebut sangat berpengaruh dalam bidang pertanian terutama pada saat irigasi dan penentuan musim. Karena pada saat melakukan irigasi harus diketahui terlebih dahulu jumlah evaporasinya atau bisa disebut evapotransporation.



DAFTAR PUSTAKA Prayihita, F, Sugianti, N, Aliah, H. 2016. Analisis Taman Alat Cuaca Kota Bandung Dan Sumedang Menggunakan Satelit Terra Berbasis Phyton. Bandung. Alhazen Journal of Physics. FMIPA UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Vol II No. 2 Hal:28-50. Fachry, A, Kamus, Z, Nugroho, S. 2017. Studi Alat Dan Hasil Pengukuran Kecepatan Angin Menggunakan Instrumen Agroclimate Automatic Weather Station (AAWS) DI BMKG Sicincin. Padang. Pillar of Physics. FMIPA Universitas Negeri Padang. Vol 9 No. 3 Hal:1-8. Kurniawan, A. 2020. Evaluasi Pengukuran Curah Hujan Antara Hasil Pengukuran Permukaan (AWS, HELLMAN, OBS) dan Hasil Estimasi (Citra Satelit=GSMaP) Di Stasiun Klimatologi Mlati Tahun 2018. Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL). Vol. 4 No. 1 Hal:1-7. Isnaini, V, Wardhana, I, Wirman, R. Rancang Bangun Alat Ukur Pollutant Standard Index Yang Terintegrasi Dengan Pengukuran Faktor-Faktor Cuaca Secara Real Time. Jambi. Jurnal Ilmu Fisika. FTIK IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Vol. 7 No. 2 Hal:63-96.



Lampiran