14 0 910 KB
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL Infus Ammonium Chloride
Dosen Pengampu : Apt. Umul Angga Brahmono S. Farm., M. Farm Apt. Mega Efrilia S. Farm,. M. Farm
Tim penyusun : 1. Cindy safitri
(332198420005)
2. Fahra Nabila Camelia
(332198420199)
3. Eka Dosma Siagian
(332198420026)
4. Mochamad Genta Wibowo
(332198420140)
STIKES IKIFA 2021
BAB 3 LEMBAR KERJA
R/ Infus Amm klorida 500ml Mf Infus no. 1
R/ Infus Amm.Klorida Mf infus 500ml no.1
Kelarutan Ammonium Klorida larut bebas dalam air, dan terlebih lagi dalam air mendidih;
pH
Cara Sterilisasi
Literatur Martindel 36th hal 1551-1552
1. PENDAHULUAN Pengobatan secara parenteral adalah cara pemberian obat langsung ke dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh. Pengontrolan sediaan parenteral memerlukan persyaratan yanglebih dari sediaan farmasi yang sudah lazim. Sediaan parenteral yang diberikan secara penyuntikan intravena, subkutan, dan intramuskular merupakan rute pemberian obat yangkritis jika dibandingkan dengan pemberian obat secara oral. Salah satu keuntungan pemberian obat secara parenteral adalah respon fisiologi segera dapat dicapai jika diperlukan ( Goeswin, 2013). Sediaan parental (menurut British Pharmacopoea 2009 Volume III dalam Parental Preparation, hal. 1) merupakan sediaan steril yang dimaksudkan untuk pemberian secara injeksi, infus atau implan pada tubuh manusia atau hewan. Infus adalah suatu piranti kesehatan yang dalam kondisi tertentu digunakan untuk menggantikan cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit tubuh .Pada kondisi emergency misalnya pada pasien dehidrasi, stres metabolik berat yangmenyebabkan syok hipovolemik, asidosis, gastroenteritis akut, demam berdarah , luka bakar, syok hemoragik serta trauma, infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang .nfus juga digunakan sebagai larutana bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, dll. Sediaan infus ammonium klorida ini dibuat untuk mempermudah pasien mendapatkan respon fisiologi yang segera atau onset yang cepat ketika menggunakansediaan ini. Pemberian amonium klorida menghasilkan diuresis sementara dan asidosis.Pemberian sediaan injeksi ammonium klorida ini dapat digunakan dalam pengobatanalkalosis metabolik yang parah dan bekerja dengan cepat karena pemberiannya secara intravena. dengan demikian sediaan infus ammonium klorida ini dibuat. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril yang haru terbebas dari kontaminan viable, sediaan yang bebas dari mikroorganisme hidup, baik bentuk vegetative maupun spora. Bentuk sediaan parenteral yang berada dipasaran terbagi menjadi 3, yaitu (Goeswin,2013) 1. Parenteral volume kecil ( SVL) 2. Sediaan parenteral volume besar (LVP) 3. Sediaan parenteral bentuk serbuk untuk di rekonstitusi. Sediaan parenteral volume besar berisi larutan injeksi 100 ml atau lebih. Larutan volume besar yang sekarang sering terlihat dipasaran termaksut dalam 2 kategori yaitu, elektrolit dan non elektrolit. Contoh larutan dengan volume besar adala infus
2. FUNGSI DAN KEGUNAAN INFUS
Terapi Pemeliharaan Larutan parenteral volume besar digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk pasien yang akan memasuki atau pulih dari operasi dan untuk pasien yang tidak sadar dan juga pasien yang tidak mampu diberikan cairan, elektrolit, dan nutrisi secara oral.
Terapi Pengganti Larutan parenteral volume besar juga dapat digunakan dalam terapi pengganti bagi pasien yang menderita kekurangan cairan dan elektrolit seperti diare berat/muntah, mula- mula dapat diberikan larutan parenteral dalam jumlah yang lebih besar dari yang lazim, kemudian diberikan terapi pengganti.
Kebutuhan Air Air hilang setiap harinya dalam urin dan feses dan dari kulit serta pernapasan.4erapi pengganti air untuk orang de"asa, dibutuhkan 70 ml air per kg/hari disamping kebutuhan air untuk pemeliharaan. Karena pemberian air secara intravena dapat menyebabkan hemolisis osmotik sel darah merah, dan karena penderita yang menerima air umumnya memerlukan nutrisi atau elektrolit, maka pemberian air secara parenteralumumnya sebagai larutan yang mengandung dekstrosa atau elektrolit sehingga larutanmempunyai tonisitas yang cukup untuk mencegah sel darah merah pecah.
Kebutuhan Elektrolit Kebutuhan kalium setiap harinya adalah kurang lebih 100 mEq dan kehilangankalium setiap harinya kurang lebih 40 mEq, sehingga pada terapi pengganti, harus paling sedikit dikandung 40 mEq ditambah sejumlah yang dibutuhkan untuk pengganti kehilangantambahan. Natrium merupakan kation utama ekstrasel. Kebutuhan Na rata-rata 135-170 mEq (8-10 gr Nacl ). Tubuh dapat menahan natrium bila ion ini hilang atau jumlahnyakurang dalam makanan. Bila terjadi
kehilangan natrium, pemberian 3-5 gr Nacl (51-58 mEq) setiap harinya akan mencegah imbangan negatif natrium.
Kebutuhan Kalori Umumnya penderita yang memerlukan cairan parenteral diberi dekstrosa 5% untuk memperkecil kekurangan kalori yang biasa terjadi pada penderita yang mengalami terapi penggantian atau pemeliharaan. Penggunaan dekstrosa juga mengurangi ketosis & kerusakan protein.
Hiperalimentasi parenteral Merupakan infus yang mengandung sejumlah besar nutrisi dasar yang cukup untuk sintesis jaringan aktif dan pertumbuhan. digunakan pada pemberian larutan protein jangka panjang lewat intravena yang mengandung dekstrosa kadar tinggi (kurang lebih 20 ) ,elektrolit, vitamin, dan pada beberapa keadaan mengandung insulin.
3. PREFORMULASI a. Amonium Klorida Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur halus atau kasar, berwarna putih; rasa asin dan dingin higroskopik.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air dan dalam gliserin dan lebih mudah larut dalam air mendidih; sedikit larut dalam etano
pH
: Antara 4,6 dan 6,0
kegunaan
: Zat aktif
Literatur
: FI V hal 121
b. Aqua Pro Injection Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Kegunaan
: Untuk pembuatan injeksi
Literatur
: Farmakope Indonesia III Hal-97
c. Norit Nama Resmi
: CARBO ADSORBENS
Nama Lain
: Norit, Arang Jerap
Pemerian
: serbuk halus, bebas dari butiran; hitam, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Literatur
: FI ED VI hal 151
4. FORMULASI R/ Infus Amm Klorida Mf infus 500ml no.1 KELENGKAPAN RESEP : Lengkap OTT :
Alat-alat yang digunakan harus bebas pyrogen dengan menggunakan asam birkabonat
Sedian infus harus isotonis
Sedian harus bebas pirogen digunakan arang aktif (Norit) sebanyak 0,1%
USUL : - Semua alat yang digunakan dianggap sudah bebas pyrogen menggunakan -
asam bikarbonat
Arang yang digunakan dianggap sudah aktif
TEORI PENDUKUNG
Martindel 36th hal 1551-1552 Setiap gram amonium klorida mengandung 18,69 mmol klorida. Biasanya diberikan sebagai 1% sampai 2% larutan dengan infus intravena lambat, dan dosis tergantung pada beratnya alkalosis
PERHITUNGHAN 1 x 500 ml = 5 gr 100 ml = 500 ml
-
Ammonium Chlorid =
-
Aqua PI
Perhitungan volume = 500 ml + 10% = 550 ml 550 ml Ammonium Clorid = ( x 5 ) = 5,5 gr + 5% = 5,7 g 500 ml Aqua PI bebas pirogen ad 550ml Norit = 0.1% x 550ml = 0,55g =550mg
-
ad
Perhitungan Isotonis V = (W x E ) 111,1 550 ml = ( 5 x 1,13 ) x 111,1 550 ml = 627,715 ml 550 ml vs 627,715 ml ( hipertonis ) 550ml - 627,715 ml = -77,715 ml
Penimbangan bahan - Ammonium klorida - Aqua p.i bebas pirogen - Norit
= 5,7g = ad 550ml = 0,55g
STERILISASI ALAT DAN BAHAN
NO Alat dan Bahan
Cara sterilisai
1
Kaca arloji, spatel, Flambir 20 detik penjepit, pengaduk, pinset
2
Beaker glass, erlemeyer, corong Ampul, vial, botol, tutup tube, kaleng Gelas ukur, pipet kaca, kertas saring, sudip, perkamen Mortir + stamper
3 4 5 6 7 8 9 10
Literatur
Wat I : 45
Oven 170oc Wat I : 139 30menit Oven 170oc 30 Wat I : 46 menit Autoclave 120oc F.I IV 15 menit
Bakar dengan Watt 1 : 63 alcohol 95% Karet pipet , karet Rebus 30 menit Watt 1 : 53 tutup Ayakan Autoklaf (plastik) Oven (logam) Aqua P.I Didihkan 30menit Watt 1 : 12 Aqua p.i bebas Didihkan 30 Watt 1: 52 pyrogen menit + 1 jam Bebas pirogen Rendam dlm Watt 1 : 44 K2Cr2O7 asam 24 jam, bilas dg
Waktu Mulai Acc
Paraf acc
Selesai Acc
Paraf Acc
07.30
acc
08.00
acc
07.30
acc
08.00
acc
08.55
acc
10.10
acc
-
-
-
-
08.30
acc
09.00
acc
-
--
-
-
08.30
-
acc acc acc
09.00 -
acc
-
acc
11 12
aqua. p.i Basis salep Oven 150o 1 jam Watt 1 : 28 o Larutan obat Autoclave 121 c F.I IV Berair (sediaan 15 menit akhir)
10.55
-
12.25
CARA PEMBUATAN Prinsip pembuatan : Na Steril (sterilisasi akhir) 1. Buat aqua p.i bebas pyrogen 2. Kalibrasi beker glass 550ml dan botol 500ml 3. Sterilkan semua alat dan bahan yang akan digunakan 4. Bilas semua alat dengan larutan asam bikromat, bila dengan aqua p.i 5. Timbang semua bahan 6. Larutkan amm klorida dengan Sebagian aqua p.i bebas pyrogen. Cek pH 7. Tambahkan aqua p.i ad 550ml 8. Tambahkan norit, panaskan pada suhu 600c selama 15 menit 9. Saring menggunakan kertas filtrat 10. Buang kertas filtrat yang pertama lalu lanjutkan saring Kembali menggunakan kertas filtrat yang baru 11. Masukan ke dalam botol infus ad 500ml 12. Tutup dengan penutup karet steril 13. Sterilkan menggunakan autoclave pada suhu 1210c selama 15 menit 14. Beri etiket dan label, masukan dalam kemasan
-
ETIKET DAN BAHAN
PT. BETA FARMA INDONESIA JAKARTA - INDONESIA
Batch No. KL6489643132425 EXP DATE 13 DES 2023
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Tiap 500ml mengandung : Ammonium Chlorida……………5.7 Norit..................………………….0.55 Aqua ProInjeksi ad……………….500 ml Pemberian : Di injeksikan langsung pada aliran darah ( intra vena )
AMM-KLOR PT. BETA FARMA INDONESIA JAKARTA - INDONESIA
AMM-KLOR
AMM-KLOR
Diproduksi oleh Beta FARMA JAKARTA - INDONESIA
Batch No. KL6489643132425 EXP DATE 13 DES 2023
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Brosur
Tiap 500ml mengandung : Ammonium Chlorida………………..5.7 Norit ............................................0.55 Aqua ProInjeksi ad……………….500 ml Pemberian : Di injeksikan langsung pada aliran darah ( intra vena )
Diproduksi oleh BETA FARMA JAKARTA - INDONESIA
AMM-KLOR
BROSUR
AMM-KLOR AMMONIUM CHLORIDE 5.7 Intravenous Infusion B.P.
KOMPOSISI Setiap 500 mL larutan mengandung: NH4CL Norit Air untuk Injeksi
FARMAKOLOGI Pemberian dari ammonium klorida menyebabkan diuresis dan asidosis.
Indikasi Mengatasi alkalosis metabolik berat.
Kontraindikasi Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan hati.
Efek samping Dapat mengiritasi mukosa lambung, menyebabkan mual dan muntah dalam dosis besar. Pemberian dosis besar dapat menyebabkan asidosis dan hipokalemia. Pemberian secara intravena dapat menyebabkan nyeri pada lokasi injeksi yang dapat menyebakan penurunan laju infus.
Aturan pakai Satu kali pakai satu botol selama 3 jam.
EVALUASI a. Uji kebocoran Sediaan yang telah tertutup rapih diletakkan secara terbalik didalam wadah beralaskan tissue, tunggu hingga 5 menit.tissue dalam wadah tidak boleh basah setelah 5 menit. b. Uji pH Pengukuran PH menggunakan PH meter. PH sediaan yang tertera sesuai dengan PH yang diinginkan yaitu 4,6-6,0
c. Uji kejernihan Uji kejernihan menggunakan latar belakang berwarna hitam dibawah lampu untuk melihat partikel viable. Sediaan disamakan dengan larutan aquadest. Sediaan harus Jernih bebas partikel viable jika dilihat secara visual.
d. Uji pirogenitas Bedasarkan peningkatan suhu badan kelinci setekah disuntikan dengan larutan < 10mm/kg bobot badan dalam vena auricularis, lakukan penyuntikan dalam waktu 10menit e. Uji sterilitas Menggunakan penyaringan membrane Dilakukan dengan Teknik penyaringan menggunakan filter membran, lalu filter dibilas dengan larutan pepton 0,1%, membran dipotong menjadi setengah bagian , lalu di masukan ke dalam media tionglikat cair, inkubasi 300-350c selama 7 hari
f. Uji keseragaman volume Di letakan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat keseragaman volume secara visual
Bedasarkan sumber :