Laporan Praktikum Kadar Pati [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum Biokimia Tanaman Analisa Kadar Pati



Disusun oleh: Nama



: Ahmad Asyhar Amrullah



NIM



: 205040207111086



Kelas



:I



Asisten : Ismah nurul izzati



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur-struktur molekul yang berbeda–beda, meski terdapat kesamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Pati merupakan salah satu karbohidrat yang merupakan sumber kalori penting untuk makhluk hidup. Karbohidrat memainkan peranan penting pada proses dalam sel dan terdapat secara luas dalam alam. Pati di dapat kebanyakan dari bahan alam terutama bahan makanan. Pati selain di konsumsi sebagai sumber karbohidrat, digunakanjuga dalam pembuatan makanan sebagai zat pengental. Sedangkan penerapan pati di luar bidang pangan yaitu sebagai zat perekat untuk memperbaiki kekuatan tenunan dan mutu permukaan kertas. Dilihat dari kegunaan-kegunaan dari pati tersebut, maka sangat penting untuk kita semua mengetahui kandungan pati di dalam suatu bahan makanan maupun bahan industri. Maka dari itu percobaan ini dilakukan. Selain itu juga, agar mahasiswa yang belajar di teknik kimia bisa mengaplikasikan percobaan ini apabila dia sudah bekerja di industri manapun. 1.2 Tujuan 1.untuk mengetahui pengertian karbohidrat 2.untuk mengetahui fungsi karbohidrat 3. untuk mengetahui macam macam karbohidrat 4. untuk mengetahui definisi pati 5. untuk mengetahui metode spektrofotometri UV-VIS 1.3 Manfaat 1.dapat mengetahui pengertian karbohidrat 2. dapat mengetahui fungsi karbohidrat 3. dapat mengetahui macam macam karbohidrat 4. dapat mengetahui definisi pati 5. dapat mengetahui metode spektrofotometri UV-VIS



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Karbohidrat (2 indonesia+ 2 Inggris dan terjemahan) Karbohidrat secara sederhana dapat diartikan suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan karbo-hidrat (Legowo, 2007). Karbohidrat adalah senyawa polihridroksi aldehid atau polihidroksi keton yang mempunyai rumus empiris CnH2nOn. Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokan menjadi monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida(Erika, 2010). Carbohydrates is composition consifing of the ecement carbon, hydrogen and oxygen found in plant such of rice, corn, wheat, roat dieps, and farmed throught a process of asimilation in plant. Artinya karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian dan terbentuk melalui proses asimilasi pada tumbuhan (Pekik, 2007) Carbohydrate is a major category of food including of the fruits, vegetables, and strach. Artinya karbohidrat adalah kategori utama dari makanan termasuk dari buah sayuran, dan pati (Oxroby, 2007). 2.2 Fungsi Karbohidrat Menurut (Iskandar, 2000), karbohidrat memiliki beberapa manfaat, diantaranya yaitu: a. Menjadi sumber energi bagi tubuh. b. Membantu metabolisme protein. c. Pengatur metabolisme lemak. d. Membantu sistem ekskresi. e. Asupan gula darah bagi tubuh.



f. Membantu penyerapan kalsium. g. Membentuk struktur sel dan jaringan. h. Menjaga keseimbangan



2.3 Macam-macam Karbohidrat Menurut (Andriyani, 2006), macam-macam karbohidrat tebagi menjadi tiga yaitu:



a. Monosakarida Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Monosakarida hanya tersusun dari satu gugus gula. Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. b. Oligosakarida Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Biasanya terdiri dari 2-10 gula penyusun. Oligosakarida terbagi lagi menjadi disakarida yang tersusun dari 2 gugus gula, trisakarida yang tersusun dari 3 gugus gula dan seterusnya. Beberapa contoh dari oligosakarida adalah maltosa, sukrosa, dan laktosa. c. Polisakarida polisakarida merupakan polimer monosakarida yang mempunyai berat molekul tinggi. Polisakarida tersusun atas lebih dari 10 gugus gula. Polisakarida terbagi lagi menjadi dua, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisakarida yaitu polisakarida yang tersusun atas gula yang sama sedangkan heteropolisakarida yaitu polisakarida yang tersusun atas gula yang berbeda. Beberapa contoh polisakarida adalah glikogen, pati, dan selulosa.



2.4 Definisi Pati (2 indonesia+ 2 Inggris dan terjemahan) Pati adalah karbohidrat penyimpan energi pada tanaman. Padi merupakan komponen padipadian, kentang dan jagung. Dalam bentuk inilah glukosa disimpan oleh tanaman untuk keperluan mendatang(Palupi et al., 2007). Pati merupakan padatan tak berbentuk kristal yang larut sebagian dan yang terdapat dalam tumbuhan sebagai butir-butir kecil terdapat terutama pada akar. Pati yang khas terdiri atas 25% amilosa sebuah polisakarida linear, dan 75% amilopektin yang merupakan bahan bahan bercabang. Warna khas biru yang dibuat pati dengan adanya iodida diperkirakan disebabkan oleh kompleks yang terbentuk bila spesis I5 terdapat dalam spiral poliglukosida(Palupi et al., 2007). Strach is a polysacharide consisting of hexace nucleus surteus amylase, amylopectine, dextine, into maltose hydrolized through and glucose stored in plant in genulated foom a food. Artinya pati adalah polisakarida heterosa yang terdiri dari inti asimilase dikelilingi amilopektin, tetrahidrolisis, melalui dekstrin ke maltosa dan glukosa, dismpan di tumbuhan dalam bentuk lain sebagai cadangan makanan (Lehninger, 2008). Starch is a nutrient polysaccharide found in plant cells and some microorganisms. Pati adalah polisakarida nutrien yang ditemukan dalam sel tanaman dan beberapa mikroorganisme (Sunarya, 2002)



2.5 Metode Spektrofotometri UV-VIS pati yang telah terhidrolisis dengan asam ini kemudian ditambahkan dengan reagen arsenomolibdat. Penggunaan reagen arsenomolibdat ini dimaksudkan agar terbentuk senyawa kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi larutan melalui instrumen spektrofotometer UV. Dari perlakukan ini terjadi perubahan pada larutan dimana larutan yang semulanya bening berubah menjadi warna biru muda Warna biru muda yang dihasilkan merupakan reaksi antara reagen dan panjang rantai pati hidrolisat. Molekul reagen tersebut akan dikurung oleh 6 satuan glukosa pada rantai heliks pada pati hidrolisat. Semakin panjang rantai pati hidrolisat maka akan semakin biru warna larutan(Honestin, 2007)



BAB III METODOLOGI



3.1 Alat dan Bahan Bahan: 1. Singkong (25g) 2. Kentang (25g) 3. Tepung beras 4. Aquades 5. Larutan KI Alat: 1. Pisau 2. Timbangan 3. Parutan 4. Saringan 5. Gelas beker 6. Tabung reaksi 7. Pipet 8. Gelas ukur 9. Cuvet 10. Spektrofotometer



3.2 Langkah Kerja



1.Siapkan alat dan bahan 2. Kupas serta timimbang bahan (kentang dan singkong) masing-masing sebanyak 25g dan tepung beras 10gr (pembanding) 3. Parut bahan (kentang dan singkong), lalu campurkan masing-masing bahan dengan 100ml aquades dan aduk hingga homogen 4. Saring larutan kentang dan singkong 5. Masukkan larutan yang sudah di saring sebanyak 1, 2, 3, 5, 7, 10 ml ke dalam setiap tabung reaksi 6. Tambahkan aquades pada masing-masing tabung reaksi hingga volume 10 ml 7. Teteskan larutan KI pada masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 tetes 8. Pindahkan masing-masing larutan ke dalam cuvet dan memasukan ke dalam spektrofotomter dengan panjang gelombang 610 nm 9. Amati dan Catat hasil 3.3 Analisa Perlakuan Pertama-tama siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan. Kemudian kupas singkong dan timbang seberat 10 gram. Lalu parut singkong dantambahkan 100 ml aquades. Selanjutnya saring larutan singkong dan ambil masing-masing larutan sebanyak 1,2,3,5,7,10 ml ke setiap tabung reaksi. Setelah itu tambahkan aquades hingga volume 10 ml (0,3,5,7,8,9 ml). Kemudian tambahkan 1 tetes KI pada setiap tabung reaksi, lalu pindahkan masing-masing larutan ke dalam cuvet sebanyak batas garis pada cuvet. Selanjutnya masukkan ke dalam spektofotometer dengan panjang gelombang (λ ) 610 nm.. Hal ini pula tentunya di sertai dengan dokumentasi sebagai bukti dan juga untuk menyimpan hasil dari pengamatan di saat praktikum



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Hasil Pengamatan dan Perhitungan Konsentrasi larutan (g/ml) C 0 0,01 0,02 0,03 0,05 0,07 0,10



Nilai Absorbansi Pati Ri 0,00 0,226 0,573 0,705 1,495 1,647 2,042



Singkong Ri-Ro 0,226 0,573 0,705 1,495 1,647 2,042



Si 0,00 0,867 1,286 2,163 3,081 3,883 4,000



Kentang Si-So 0,867 1,286 2,163 3,081 3,883 4,000



Rumus : %Kp = (Si-S0)/(Ri-R0) × C × 100 × (100/W) ×P Keterangan: So = nilai absorbansi bahan pada volume 0 Si = nilai absorbansi bahan pada volume … Ro = nilai larutan pati pada volume 0 Ri = nilai larutan pati pada volume … C = konsentrasi pati W = berat basah P = 0,85



a. Perhitungan %Kp Singkong %Kp(0,001) = 0,867/0,226 × 0,001 × 100 × (100/10) × 0,85 = 3,23



Si 0,00 0,225 0,258 0,307 0,430 0,430 0,896



Si-So 0,225 0,258 0,307 0,430 0,430 0,896



%Kp(0,002) = 1,286/0,573 × 0,002 × 100 × (100/10) × 0,85 = 3,74 %Kp(0,003) = 2,163/0,705 × 0,003 × 100 × (100/10) × 0,85 = 7,80 %Kp(0,005) = 3,081/1,495 × 0,005 × 100 × (100/10) × 0,85 = 8,75 %Kp(0,007) = 3,883/1,647 × 0,007 × 100 × (100/10) × 0,85 = 13,98 %Kp(0,01) = 4,000/2,042 × 0,01 × 100 × (100/10) × 0,85 = 16, 57 b. Perhitungan %Kp Kentang %Kp(0,001) = 0,225/0,226 × 0,001 × 100 × (100/25) × 0,85 = 0,33 %Kp(0,002) = 0,256/0,573 × 0,002 × 100 × (100/25) × 0,85 = 0,29 %Kp(0,003) = 0,307/0,705 × 0,003 × 100 × (100/25) × 0,85 = 0,43 %Kp(0,005) = 0,430/1,495 × 0,005 × 100 × (100/25) × 0,85 = 0,47 %Kp(0,007) = 0,430/1,647 × 0,007 × 100 × (100/25) × 0,85 = 0,47 %Kp(0,01) = 0,896/2,042 × 0,01 × 100 × (100/25) × 0,85 = 1,46



Konsentrasi Larutan (g/ml) 0,001 0,002 0,003 0,005 0,007 0,01



4.2 Grafik dan Analisa Grafik



% Kp Singkong 3,23 3,74 7,80 8,75 13,98 16,57



%Kp Kentang 0,33 0,29 0,43 0,47 0,47 1,46



Grafik Absorbansi Kentang Nilai Absorbansi



60 50 40 30 20 10 0



1



2



3



5



7



10



Volume Larutan (g/ml)



Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa perbandingan kadar pati yang dihasilkan antara singkong dan kentang terlihat sangat signifikan perbedaannya yaitu kadar pati yang dihasilkan oleh singkong lebih tinggi dibandingkan kadar pati yang dihasilkan oleh kentang. Pada percobaan dengan menggunakan spesimen kentang grafik terlihat lebih datar antara kadar pati yang dihasilkan dengan konsentrasi yang digunakan. Kadar pati tertinggi diperoleh pada konsentrasi 10 ml yaitu sebesar 1,46% dan kadar pati terendah diperoleh pada konsentrasi 2 ml sebesar 0,29%. Sedangkan pada percobaan menggunakan kentang menunjukan jika grafik terlihat lebih menanjak antara kadar pati yang dihasilkan dengan konsentrasi yang digunakan. Kadar pati tertinggi pada larutan 10 ml yaitu sebesar 16,57% dan kadar pati terendah pada larutan 1 ml yaitu sebesar 3,23%.



4.3 Pembahasan Umum Pada praktikum kali ini dilakukan 6 perlakuan yang berbeda pada konsentrasi larutan pati . yaitu 1 ml, 2 ml, 3 ml, 5 ml, 7 ml, dan 10 ml. Dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan maka kadar patinya juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Dirpan, 2018) semakin tinggi konsentrasi larutan pati maka kadar pati juga akan semakin besar. Menurut (Lemmens, 2003), yang menyatakan bahwa semakin besar rasio larutan pati maka semakin besar pula kadar pati yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan linier antara rasio larutan dan kadar pati. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil dari percobaan yang telah dilakukan dimana pada konsentrasi 1 ml mengandung kadar pati terrendah dan pada konsentrasi 10 ml mengandung kadar pati tertinggi. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat juga disimpulkan bahwa kadar pati yang terdapat pada singkong lebih tingg daripada kadar pati yang terdapat pada kentang.



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pati merupakan karbohidrat jenis polisakarida yang berfungsi sebagai penyimpan energi pada tumbuhan. Semakin besar rasio larutan pati maka semakin besar pula kadar pati yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan linier antara rasio larutan dan kadar pati. Dari data hasil praktikum terlihat bahwa kadar pati yang terkandung pada singkong lebih tinggi dibandingkan dengan kadar pati yang terkandung pada kentang.



5.2 Saran semoga materi kadar pati di pahami oleh praktikan meskipun praktikum dilakukan dengan membuat laporan.



DAFTAR PUSTAKA



Rohman, Abdul. 2013. Analisis Komponen Makanan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Legowo, A. M., Nuwantoro, N., & Sutaryo, S. 2007. Analisis Pangan. Fakultas Perternakan. Semarang. Universitas Diponegoro. Palupi, N. S., Zakaria, F. R., & Prangdimurti, E. 2007. Pengaruh pengolahan terhadap nilai gizi pangan. Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta-IPB. Erika, C. 2010. Produksi pati termodifikasi dari beberapa jenis pati. Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan, 7(3). Honestin, T. 2007. Karakterisasi sifat fisikokimia tepung ubi jalar (Ipomoea batatas). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Iskandar. (2000). Manfaat karbohidrat. Jakarta. UI Press. Lehninger, G. (2008). Biochemistry. New York. NY Press. Sunarya, Y. (2002). Kimia. Bandung: Setia Purna Inves. Pekik. (2007). Biokimia. Jakarta: Airlangga. Oxroby. (2007). Lecture of biochemistry. London. Maclehose Press. Andriyani. (2006). Karbohidrat. Jakarta. UI Press.



LAMPIRAN