Laporan Praktikum Kimia: Titik Didih Dan Titik Beku [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Titik Didih Dan Titik Beku



Disusun Oleh: Rangga Reyfasya F



(19/XII IPA 10)



SMA Negeri 1 Klaten 2018/2019



A. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku. 2. Mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik didih. 3. Mengetahui titik beku dan titik didih beberapa larutan.



B. Landasan Teori Titik didih adalah suhu (temperatur) ketika tekanan uap sebuah zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Sebuah cairan di dalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah dibandingkan jika cairan itu berada di dalam tekanan atmosfer. Cairan yang berada di dalam tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi jika dibandingkan dari titik didihnya di dalam tekanan atmosfer. Titik didih normal (juga disebut titik didih atmospheris) dari sebuah cairan merupakan kasus istimewa ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer di permukaan laut, satu atmosphere. Pada suhu ini, tekanan uap cairan bisa mengatasi tekanan atmosfer dan membentuk gelembung di dalam massa cair. Pada saat ini (per 1982) Standar Titik Didih yang ditetapkan oleh IUPAC adalah suhu ketika pendidihan terjadi pada tekanan 1 bar. Pada tekanan dan temperatur udara standar (76 cmHg, 25 °C) titik didih air sebesar 100 °C. Bila dalam larutan biner, komponen suatu mudah menguap (volatile) dan komponen lain sukar menguap (non volatile), makin rendah. Dengan adanya zat terlarut tekanan uap pelarut akan berkurang dan ini mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan uap osmose. Keempat sifat ini hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut dan tidak ditentukan oleh jenis zat terlarut. Seperti telah disebutkan, sifat-sifat ini disebut sifat koligatif larutan. Adanya zat terlarut (solute) yang sukar menguap (non volatile), tekanan uap dari larutan turun dan ini akan menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik didih pelarutnya. Ini disebabkan karena untuk mendidih, tekanan uap larutan sama dengan tekanan udara dan untuk temperatur harus lebih tinggi (Sukardjo, 1990 : 152). DTb = kb . m



DTb = kenaikan titik didih larutan Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam 1000 gram pelarut) m = molal larutan (mol/100 gram pelarut) Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didih harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi ΔTb = kb x m [1+(n-1) α] Dimana, n = jumlah ion-ion dalam larutan α = derajat ionisasi Sedangkan titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif. Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).



Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel zat terlarut. Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak. DTf = kf . m DTf = penurunan titik beku larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut m = molal larutan (mol/100 gram pelarut) Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik beku harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi: ΔTf = kf . m [1+(n-1) α] Dimana, n = jumlah ion-ion dalam larutan α = derajat ionisasi



C. Alat dan Bahan 1. Termometer 2. Gelas ukur 3. Gelas kimia 4. Pipet tetes 5. Spiritus 6. Korek api 7. NaCl padat 8. Es batu 9. Air 10. Larutan NaCl 1 M



11. Larutan urea 1 M 12. Larutan urea 2 M 13. Larutan gula 2 M 14. Larutan NaCl 2 M



D. Langkah Kerja a. Titik Didih 1. Menyiapkan alat dan bahan, 2. Mengambil air sebanyak 50 ml lalu memasukkannya ke dalam gelas kimia, 3. Menyalakan bunsen dengan korek api lalu memanaskan larutan tersebut sampai mendidih, 4. Mengukur suhunya menggunakan termometer saat sudah mulai mendidih, 5. Mencatat hasil tersebut ke dalam tabel, 6. Melakukan langkah yang sama terhadap larutan urea 1M, larutan gula 2M, larutan NaCl 1M, dan larutan NaCl 2M. b. Titik Beku 1. Menyiapkan alat dan bahan, 2. Mengambil air sebanyak 3 ml lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi, 3. Memasukkan es batu dan garam ke dalam gelas ukur, 4. Memasukkan tabung reaksi ke dalam gelas ukur yang sudah terisi es batu dan garam, 5. Mengaduk air tersebut hingga adukan terasa berat, 6. Mengukur suhu air tersebut dengan menggunakan termometer, 7. Mencatat hasil tersebut ke dalam tabel, 8. Melakukan langkah yang sama terhadap larutan urea 1M, larutan urea 2M, larutan NaCl 1M, dan larutan NaCl 2M.



E. Hasil Pengamatan NO



Bahan



Titik Didih



Titik Beku



1.



Air



91oC



-1 oC



2.



Larutan urea 1M



93 oC



-4 oC



3.



Larutan urea 2M



-



-6 oC



4.



Larutan NaCl 1M



91oC



-5 oC



5.



Larutan NaCl 2M



93 oC



-4 oC



6.



Larutan gula 2M



90 oC



-



F. Analisis 1.



Pada percobaan titik didih, larutan NaCl 1M dan larutan NaCl 2M memiliki titik didih yang berbeda. Titik didih larutan NaCl 2M lebih tinggi daripada titik didih larutan NaCl 1M.



2.



Pada percobaan titik beku, larutan urea 1M dan larutan urea 2M memiliki titik beku yang berbeda. Titik beku larutan urea 2M lebih rendah daripada titik beku larutan urea 1M.



G. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan berupa: 1.



Titik beku larutan dan titik didih setiap larutan berbeda-beda.



2.



Konsentrasi suatu larutan mempengaruhi titik didih, dimana semakin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin besar pula kenaikan titik didihnya.



3.



Konsentrasi larutan berpengaruh terhadap penurunan titik beku. Semakin besar konsentrasinya, semakin besar penurunan titik beku larutan dibanding pelarut murni.



4.



Jenis zat terlarut mempengaruhi kenaikan titik didih suatu larutan, dimana larutan elektrolit memiliki kenaikan titik didih lebih tinggi daripada larutan non-elektrolit.