Laporan Praktikum Koloid [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KOLOID



SMA NEGERI 02 BATU (STATE SENIOR HIGH SCHOOL)



Jl. Hasanudin Junrejo Batu Telp./Fax. (0341) 465454 email : [email protected] – website : www.sman2batu.sch.id



OLEH



:



Apriliya Ayu S. Mada Karipura Yuliana Mauluddyah XI MIA 2 Koloid Es Krim A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya. Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid.



Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid. Melalui penjelasan di atas menyampaikan bahwa betapa pentingnya memepelajari koloid, baik dalam sifat-sifat koloid serta mengetahui cara pembuatan-pembuatan koloid. misalnya saja dalam industri cat, keramik, plastik, lem, tinta, mentega, keju, pelumas, sabun, detergen, gel,dan sejumlah besar produk lainnya. Maka dari pada itu, inilah yang mendasari mengapa perlu mempelajari sistem koloid. dan memang untuk mempelajari cukup mudah namun, dibutuhkan ketelitian untuk mencapai hasil yang baik dan dibutuhkan kinerja yang baik pula. Oleh karena itu sangat penting dilakukannya praktikum mengenai sistem koloid ini mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu erat dengan hidup dan kehidupan sehari-hari dan amat berguna terutama dalam pengaplikasilainnya. Dalam mempelajari dan melakukan percobaan ini, diharapkan praktikan dapat memahami arti penting dari kegunaan koloid yang amat sering dijumpai terutama dalam bentuk produkproduk industri yang telah ada.



B. Dasar Teori a.



Sistem Koloid Adalah campuran homogen dan campuran heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada partikel larutan sejati tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi kasar. Partikel koloid mempunyai diameter lebih besar daripada 10-7 cm dan lebih kecil 10-5 cm atau antara 1 – 100 nm (1 nm = 10-9 m = 10-7 cm). Partikel koloid dapat menembus pori – pori kertas saring tetapi tidak dapat menembus selaput semipermeabel. Perbedaan larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi : No 1 2 3 4 5 6 7 8



Larutan Sejati Diameter < 10-7 cm Satu fase Jernih Homogen Tidak dapat disaring Tidak mengendap Stabil Amikron



Sistem Koloid 10-7 – 10-5 cm Dua fase Agak Keruh Antara Homogen dan Heterogen Tidak dapat disaring Sukar mengendap Relatif stabil Submikron



Suspensi >10-5 cm Dua fase Keruh Heterogen Dapat disaring Mudah mengendap Tidak stabil Mikron



Macam – macam sistem koloid : Fase Terdispersi Gas Gas Cair Cair Cair Padat Padat Padat



Medium Pendispersi Cair Padat Gas Cair Padat Gas Cair Padat



Nama Koloid Busa , Buih Busa padat Aerosol cair Emulsi Emulsi Padat Aerosol Padat Sol Sol Padat



Contoh Krim, Busa Sabun Batu Apung, Karet Busa Kabut, Awan Susu, Scot Emulsion Keju, Mentega Asap, Debu Cat, Kanji, Tinta Intan, Kaca berwarna paduan logam (Alloy)



Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung darifase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid: 1. Aerosol



Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).



2. Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta). 3. Emulsi Emulsi adalah sistem koloid di mana zat terdispersi dan pendispersi adalah zat cair yang tidak dapat bercampur. Misalnya: Emulsi minyak dalam air: santan, susu, lateks, minyak ikan. Emulsi air dalam minyak: mentega, minyak rambut, minyak bumi. Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat tertarik oleh kedua zat cair tersebut. Contoh : sabun untuk mengemulsikan minyak dan air;kasein sebagai emulgator pada susu. 4. Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya). Sifat-sifat Koloid 1. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 2. Gerak Brown Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikelpartikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat. 3. Adsorpsi Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. (Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Sifat adsorbsi digunakan dalam proses: 1. Pemutihan gula tebu. 2. Norit. 3. Penjernihan air. Contoh: - Koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.



- Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol. - Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan - dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka koloid As2S3 tidak akan menggerombol. 4. Muatan Koloid dan Elektroforesis Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi). Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk menggumpalkan debunya. 5. Koagulasi koloid Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Koagulasi koloid merupakan penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih. Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi: § Perubahan suhu. § Pengadukan. § Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas). § Pencampuran koloid positif dan koloid negatif. Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara: 1. Mekanik Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau pengadukan cepat. 2. Kimia Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam). Contoh: § susu + sirup masam —> menggumpal § lumpur + tawas —> menggumpal Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan yang berlawanan. Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif. 6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob - Koloid Liofil Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar. - Koloid Liofob Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit. 7. Emulasi Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar koloid stabil. Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan kasein sebagai emulsifier. 8. Kestabilan Koloid a. Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.



b. Untuk koloid yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik pada kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh: sabun deterjen sebagai emulgator dari emulsi minyak dan air. 9. Pemurnian Koloid Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat dilewati molekul koloid.Contoh: kertas perkamen, selopan atau kolodion. Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro dialisis. Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal, orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra. 10. Koloid Pelindung Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. 11. Dialisis Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah. 12. Koloid liofol dan liofob Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya, kita mengenal dua macam koloid : Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar. Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam. C.



Alat dan Bahan



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Pengocok telur/mixer Pemanas/kompor Lemari es Bongkahan Es Termos Es Susu 1 liter Telur 6 butir Gula pasir ½ kg Vanili 1 sdm



Panci alumunium/stainless



11. Garam 12. Pasta Cokelat



-



D. Cara kerja Susu dan vanili yang dituang diatas panci alumunium dipanaskan diatas kompor (api) Telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa atau sampai dibalik tidak tumpah lalu tambahkan satu gelas air susu panas terus diaduk sampai homogen (menyatu merata). Campuran adonan dimasukan dalam sisa susu yang masih panas, lalu diletakan diatas api sambil diaduk- aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan tunggu sampai mendidih. Adonan yang sudah diangkat biarkan sampai dingin sambil diaduk. Adonan dibagi menjadi 2 untuk diberi rasa masing - masing Adonan yang sudah dingin lalu masukan ke dalam freezer, kemudian lemari es ditutup. Tiap setengah jam sekali adonan eskrim harus diaduk merat menggunakan mixe supaya esnya tidak kasar kemudian masukan lagi dalam freezer, minimal 4 kali pengocokan. Setelah semuanya selesai, eskrim siap disimpan di wadah stainless, dan disimpan kembali didalam termos. Es krim pun siap dijual



Praktikum Pembuatan Koloid @ Pembuatan Koloid – Buatlah koloid-koloid berikut ini bersama teman-teman dalam kelompok Anda. 1. Pembuatan Emulsi – Alat dan bahan: a. tabung reaksi dan rak tabung reaksi b. minyak c. air sabun d. akuades – Cara kerja: 1.



Dalam tabung reaksi yang bersih masukkan 1 mL minyak tanah, tambahkan 10 mL akuades, lalu kocok keras-keras. Perhatikan hasilnya! 2. Ke dalam campuran zat tersebut, kemudian tambahkan 15 tetes larutan sabun lemak dan kocok dengan kuat. 3. Diamkan selama 10 – 15 menit. Amati perubahan yang terjadi! Bandingkan dengan hasil perc obaan 1! 2. Pembuatan Koloid Secara Dispersi – Alat dan bahan: a. gelas beker 100 mL f. larutan iodin b. pengaduk g. corong gelas c. akuades h. lumpang dan alu mortir d. kertas saring i. pipet tetes e. amilum f. larutan iodin g. corong gelas – Cara kerja: 1. 2. 3.



Ambil satu sendok amilum, kemudian masukkan ke dalam gelas beker 50 mL yang telah berisi 10 mL akuades. Aduk campuran kemudian saring. Amati filtratnya (cairan hasil penyaringan)! Ambil satu sendok amilum, kemudian gerus sampai halus dengan mortir. Tambahkan 10 mL akuades sambil diaduk, kemudian saringlah. Amati filtratnya! Bandingkan filtrat 1 dan filtrat 2, kemudian ke dalam masing-masing filtrat tambahkan beberapa tetes larutan I2 (iodin) dan amati perubahan yang terjadi.



3. Pembuatan Es Krim



– Alat dan bahan: a. air susu 1 liter b. telur ayam 6 butir c. gula pasir 225 gram h. pemanas d. vanili 2 batang i. pendingin e. zat warna kuning f. panci aluminium g. pengocok telur – Cara kerja: 1. 2.



Air susu dan vanili dipanaskan di atas api sampai mendidih. Sementara itu, telur ayam dikocok dengan gula sampai putih berbusa, lalu tuangi satu cangkir air susu panas terus diaduk sampai homogen. 3. Campuran pada 2 kemudian dituangkan dalam sisa susu yang masih panas, terus diletakkan di atas api sambil diaduk-aduk sampai menjadi adonan yang kental, lalu lekas diangkat dari api, jangan ditunggu hingga mendidih. 4. Adonan yang telah diangkat dari api, kalau perlu ditambah zat warna kuning, lalu biarkan dingin sambil kadangkadang diaduk. 5. Adonan es yang telah dingin dimasukkan dalam tempat yang terbuat dari aluminium, lalu dimasukkan dalam freezer (pendingin), kemudian lemari es ditutup. 6. Tiap setengah jam adonan es harus diaduk merata supaya esnya tidak kasar, (kalau ada mixer, adonan yang mulai mengental diaduk dengan mixer sampai merata), kemudian dimasukkan lagi dalam freezer. 4. Pembuatan Jeli (Selai) (Jambu Biji, Sirsak, Nanas, dan lain-lain) – Alat dan bahan: 1.



buah-buahan yang telah masak e. botol bermulut lebar (untuk tempat selai) dan cukup lunak f. kain bersih sebagai penyaring (boleh pilih salah satu buah) 2. pisau 3. gula pasir 4. panci berlapis email 5. asam sitrat 6. pemanas 7. asam benzoat 8. pengaduk gelas – Cara kerja: 1. 2. 3.



Buah-buahan dicuci lalu dipotong-potong kecil. Setiap satu kilogram buah ditambah 50 mL air dan 2 gram asam sitrat. Campuran tersebut lalu direbus dalam panci berlapis email dan biarkan mendidih ± 1 jam, lalu dinginkan hingga hari berikutnya. Selanjutnya disaring dengan kain yang bersih.



4.



5.



Pada pembuatan selai tiap 1 liter sari buah ditambah 1 kg gula, lalu dipanaskan sampai mencapai kekentalan tertentu. Untuk mengetahui bahwa pemanasan telah cukup, diambil jeli satu sendok lalu ditaruh di atas piring, lalu biarkan jeli dingin kemudian miringkan. Kalau jeli berjalan lambat berarti pemanasan sudah cukup. Sebelum dimasukkan ke dalam botol yang steril, pada setiap liter jeli ditambah 0,5 – 1 gram asam benzoat sebagai bahan pengawet (masukkan jeli ke dalam botol pada waktu jeli masih panas).



6.



RAKTIKUM KOLOID 7. 8.



9.



=> MENGAMATI EFEK TYNDALL ALAT kaca dengan tinggi • Lampu karton 30cm2 dengan lubang



10.







Stoples







Kotak



BAHAN



11.







Larutan Susu



• • Campuran



• 12.



air



: 15cm senter pengamatan



±



: Gula Cair(encer) Agar-agar(encer) dan tanah



CARA KERJA : 1. Isilah stoples dengan 100 ml larutan gula, 2. Tempatkan stoples yang berisi larutan gula ke dalam kotak karton dan senterlah larutan gula tersebut, melalui lubang karton. Amati apa yang terlihat melalui lubang pengamatan. 3. Ulangi langkah 1 & 2 untuk susu cair, agar-agar dan campuran air dan tanah sebagai pengganti larutan gula.



13.



=> Mengetahui Sifat Koloid 14.



Percobaan



1 ALAT •



& Botol



bening Putih Minyak



• • • 15.



BAHAN: bertutup Telur sayur Air



CARA KERJA : • Tuangkan minyak sayur dan air ke dalam botol, pasang penutup botol kemudian kocok. Amati yang terjadi dalam botol. • Pisahkan putih telur dalam gelas. • Tambahkan putih telur ke dalam botol kemudian kocok kembali.



16.



17.



Percobaan



2 ALAT&BAHAN • •



: Gelas Spatula



• •



Air



teh



Gelatin/agar-agar panas



CARA KERJA : 1. Siapkan air teh panas dalam gelas 2. Masukkan 1 spatula gelatin kedalamnya, kemudian aduk 3. Biarkan mendingin selama beberapa saat/jam 4. Setelah dingin balikkan gelas tersebut



18.



19. 20.



Percobaan



3 ALAT&BAHAN Botol •



: • kaca bening Corong • Air • Minyak tanah/minyak sayur • Deterjen CARA KERJA : 1. Masukkan air kedalam botol hingga seperempat tinggi botol 2. Tambahkan 50 mL minyak sayur, kocok kemudian amati yang terjadi 3. Tambahkan detergen bubuk ke dalam botol secukupnya lalu tutup 4. Kocok, amati yang terjadi, apakah minyak dan air sekarang dapat bersatu ? 21. 22. =>



MENGAMATI ALAT • • •



KOAGULASI PADA & BAHAN Mangkok • Susu Asam



CARA 1. Tuangkan 100 mL 2. Tambahkan 15 mL cuka



23.



KERJA susu cair ke kedalam mangkok



KOLOID : plastic Pengaduk cair cuka



: dalam mangkok yang berisi susu



Praktikum Kimia_Mengamati Perbedaan Koloid, Suspensi Dan Larutan_ meida olivia



Mengamati Perbedaan Koloid, Suspensi Dan Larutan A. Tujuan Mengelompokkan campuran ke dalam suspensi, koloid dan larutan.



B. Dasar Teori Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.Pada suhu tertentu sampai suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlalarutan adalah sistem yang homogen dan mengandung lebih dari satu komponen. . Bila suatu zat terlarut yang dengan jumlah yang kecil dan masih bisa larut maka disebut larutan tak jenuh dan ketika zat terlarut tidak bisa lagi terlarut dalam pelarutnya maka kondisi larutan tersebut disebut larutan jenuh yangdapat larut dalam sejumlah pelarut. Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh. c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. KOLOID Koloid adalah suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari suspensi(campuran kasar). Dalam sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi secara homogen dalam mediumnya. Oleh karena itu, partikel koloid disebut sebagai fase terdispersi dan mediumnya disebut sebagai mediumpendispersi. Perbandinga sifat larutan,koloid dan suspensi :



1. 2. 3. 4. 5.



LARUTAN Satu fase Stabil Ukuran partikel lebih kecil bari 1 nm Tidak dapat di saring Homogen : larutan gula, udara bersih , alkohol 70 %



1. 2. 3.



4.



5.



KOLOID SUSPENSI Dua fase 1. Dua fase Stabil 2. Tidak Stabil Ukuran partikel 3. Ukuran partikel lebih antara 1 sampai 100 besar dari 100 nm nm 4. Dapar disaring Dapat di saring 5. Heterogen dengan penyaring Contoh : air sungai yang ultra keruh Tampak homogen



(jika di lihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen) . Contoh : Air Susu, Santan. Sifat-Sifat Koloid Suatu larutan digolongkan ke dalam sistem koloid jika memiliki sifat - sifat yang berbeda dengan larutan sejati. Beberapa sifat fisika yang membedakan sistem koloid dari larutan sejati, di antaranya: a. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam system koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat. Sifat ini berguna untuk membedakan koloid dengan larutan. Jika cahaya mengenai partikel larutan, cahaya tersebut akan di teruskan sedangkan jika cahaya mengenai partikel koloid, cahaya tersebut akan dihamburkan. b. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerakan terpatah-patah (gerak zig-zag) yang terus menerus dalam system koloid. Sifat ini berguna untuk membedakan koloid dengan suspensi. Gerak brown terjadi karena tumbukan antara molekul partikel medium dengan partikel koloid. Tumbukan tersebut menyebabkan tidak adanya partikel yang diam sehinnga pengendapan tak terjadi (Stabil). c.



Elektroforesis Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.



d. Adsorbsi Adsorbs adalah penyerapan pada permukaan koloid sehinnga koloid tersebut memiliki muatan listrik. Sifat adsorbs koloid ini yang menstabilkan koloid. e.



Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Untuk melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan digunakan koloid pelindung (koloid yang ditambahkan pada koloid lain. Tujuannya : untuk melindungi koloid lain supaya tidak menggumpal).



f.



Dialisis Dialisis adalah prose penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran semipermeabel dengan tujuan menyaring ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid dalam pembuatan koloid. SUSPENSI Dalam ilmu kimia, suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan



terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Suspensi cairan atau padatan (dalam jumlah kecil) di dalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem aerosol dalam kehidupan manusia adalah debu di atmosfer. STABILITAS SUSPENSI 1.



Ukuran partikel



Semakin besar luas penampang partikel daya tekan ke atas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. 2.



Kekentalan (viskositas)



Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairantersebut, mskin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun. 3.



Jumlah partikel (Konsentrasi)



Apabila dalam ruangan berisi partikel yang ebsar maka akan terjadi benturtan. Karena adanya benturan ini, menyebabkan terjadinya endapan. Oleh karena itu semakin besar konsentrasi patikel semakin besar terjadinya pengendapan. 4.



Sifat atau muatan partikel



Sifat dari bahan yang diguankan sebagai suspensi bermacam-macam. Apabila merupakan sifat alami maka kita tidak dapat memengaruhinya. C. Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Gelas kimia Batang pengaduk Kertas saring Corong Gula Garam Susu Terigu



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Santan Pasir Teh Minyak goreng Larutan deterjen Air Kopi



D. Cara kerja 1. Memasukkan 50 ml air kedalam gelas kimia. 2. Menambahkan satu sendok makan gula ke dalam gelas kimia tersebut. 3. Mengaduk kira-kira selama 1 menit. 4. Mendiamkan larutan selama 10 menit dan mencatat apa yang terjadi. 5. Menyaring campuran yang terjadi menggunakan kertas saring dan mencatat apa yang terjadi.



6. Mengulangi prosedur kerja 1 sampai 5 dengan menggunakan garam, susu, terigu, santan, pasir, teh dan kopi. 7. Campuran minyak dan air. memasukkan 5 ml air dan 2 ml minyak goring kedalam tabung reaksi. Menguncangkan campuran itu beberapa saat dan mendiamkannya selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi ! 8. Campuran minyak, air dan larutan deterjen. Memasukkan 5 ml air, 2 ml minyak goring, dan 2 ml larutan deterjen ke dalam tabung reaksi. Mengguncangkan campuran itu beberapa saat, dan mendiamkannya selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi ! Catatan :



Pengaduk



dan



corong



harus



di



bilas



dan



dikeringkan



sebelum



digunakan



untuk mengaduk serta menyaring campuran yang berbeda. E. Hasil pengamatan Sifat Campuran



Campuran air dengan Gula



Garam



Susu



Terigu Santan



Larut / Tidak



















Bening / Keruh











Mengendap / Tidak Filtrat bening / Keruh Stabil / tidak



×



×



















Komponen Campuran Air + Minyak Air + Minyak + Larutan Detergen



×



 ×



 ×



×































×



Bercampur × ×







Teh



Kopi







×







ket :  = ya x = tidak F. Pembahasan



Pasir



×







 ×



 



×



Tidak Bercampur  



  ×



Pada percobaan ini dilakukan pengujian untuk mengamati perbedaan antara larutan, koloid dan supensi. Setelah bahan-bahan di campurka dengan air dan diamkan selama 10 menit membuktikan bahwa larutan, koloid dan suspensi meiliki perbedaan dalam kestabilan. Gula yang dicampur kedalam air, gula tersebut larut dan jika didiamkan tidak terjadi pengendapan membuktikan bahwa gula termasuk kedalam kelompok larutan. Yang mempunyai sifat stabil dan homogen serta tidak dapat di saring karena partikelnya sangat kecil. Begitu juga dengan garam dan teh yang termasuk kedalam kelompok larutan. Tepung yang dicampur kedalam air akan berwana keruh. Jika di diamkan akan mengalami pengendapan dan bersifat tidak stabil serta heterogen. Percobaan ini membuktikan bahwa tepung termasuk kedalam suspensi. Pengendapan yang terjadi dapat dilihat secara kasat mata dan dapat di saring karena partikelnya berukuran besar. Begitu juga dengan kopi dan pasir, mereka termasuk kedalam suspensi. Susu yang dicampur kedalam air akan berwarna keruh. Jika di diamkan tidak mengalami pengendapan dan bersifat stabil. Percobaan ini membuktikan bahwa susu bersifat koloid dan partikelnya berukuran diantara larutan dan suspensi. Koloid bersifat heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra, namun homogeny jika dilihat dengan kasat mata. Begitu juga dengan santan. G. Pertanyaan 1. Jelaskan perbedaan antara suspensi, koloid, dan larutan ! 2. Kelompokkan campuran di atas ke dalam suspensi, kolid, dan larutan ! 3. Apa kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan ! 4. Kelompokkan campuran berikut kedalam suspensi, koloid, dan larutan ! a.



Air + cuka



b. Air + sirup c.



Air + kopi



d. Air panas + agar-agar e.



Air + tanah



f.



Cat



g. Asap h. Tinta i.



Gel



j.



Mentega Jawab



1. Perbedaan Suspensi, Larutan Dan Koloid. LARUTAN KOLOID 1. Satu fase 1. Dua fase 2. Stabil 2. Stabil 3. Ukuran partikel 3. Ukuran partikel lebih kecil bari 1 nm antara 1 sampai 100 4. Tidak dapat di saring nm 5. Homogen 4. Dapat di saring dengan penyaring ultra 5. Tampak homogen (jika di lihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen)



1. 2. 3. 4. 5.



SUSPENSI Dua fase Tidak stabil Ukuran partikel lebih besar dari 100 nm Dapar disaring Heterogen



2. LARUTAN 1. Gula 2. Garam 3. Teh



1. 2. 3. 4. 5.



KOLOID Susu Santan Deterjen Minyak Deterjen



SUSPENSI 1. Terigu 2. Pasir 3. Kopi



3. Kesimpulan Jika Larutan, zat terlarutnya larut tetapi zat terlarut tersebut tersebar dalam bentuk partikel yang sangat kecil dan dalam bentuk sistem satu fase (homogen). Bersifat stabil / tidak memisah dan tidak dapat di saring. Contohnya larutan gula. Jika suspensi, zat terlarutnya tidak larut dan akan memisah atau mengalami sedimentasi. Bersifat heterogen dan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Contohnya : campuran tepung terigu dengan air. Jika koloid, zat terlarutnya larut tetapi larutannya tidak bening melainkan keruh. Jika di diamkan campuran itu tidak memisah dan tidak dapat di pisahkan dengan penyaringan / hasil penyaringan keruh. Pada umumnya bersifat stabil, misalnya campuran susu dengan air. 4. LARUTAN KOLOID SUSPENSI 1. Air + cuka 1. Air panas + agar- agar 1. Air + tanah 2. Air + sirup 2. Cat 3. Asap 4. Tinta 5. Gel 6. Mentega



H. Kesimpulan 1. Koloid mempunyai sifat diantara larutan dan suspensi. Koloid memiliki sifat stabil, berwarna keruh dan homogen jika tidak dilihat secara kasat mata namun sebenarnya bersifat heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra serta tidak dapat disaring karena partikelnya berukuran antara 1 sampai 100 nm. Koloid, jika didiamkan tidak akan mengalami pengendapan seperti



suspensi karena koloid mempunyai partikel-partikel yang selalu bertumbukan satu sama lain sehingga tidak ada waktu untuk mengendap (Teori Gerak Brown). Contohnya susu, santan, agar-agar dan lain-lain. 2. Larutan mempunyai sifat stabil dan homogen. Partikelnya tak dapat disaring / dipisahkan karena ukuran partikelnya yang sangat kecil. Oleh karena itu, larutan tidak mengendap. Contohnya larutan gula, larutan garam, larutan the dan lain-lain. 3. Suspensi mempunyai sifat tidak stabil dan heterogen. Warnanya keruh dan terjadi pengendapan karena ukuran partikelnya yang besar. Contohnya campuran tepung terigu dan air. Nama : Meida Olivia Kelas : XI IPA 3



Praktikum Kimia_Mengamati Perbedaan Koloid, Suspensi Dan Larutan_ meida olivia



Mengamati Perbedaan Koloid, Suspensi Dan Larutan A. Tujuan Mengelompokkan campuran ke dalam suspensi, koloid dan larutan. B. Dasar Teori Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.Pada suhu tertentu sampai suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlalarutan adalah sistem yang homogen dan mengandung lebih dari satu komponen. . Bila suatu zat terlarut yang dengan jumlah yang kecil dan masih bisa larut maka disebut larutan tak jenuh dan ketika zat terlarut tidak bisa lagi terlarut dalam pelarutnya maka kondisi larutan tersebut disebut larutan jenuh yangdapat larut dalam sejumlah pelarut. Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.



c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. KOLOID Koloid adalah suatu sistem dispersi yang ukuran partikelnya lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari suspensi(campuran kasar). Dalam sistem koloid, partikel-partikel koloid terdispersi secara homogen dalam mediumnya. Oleh karena itu, partikel koloid disebut sebagai fase terdispersi dan mediumnya disebut sebagai mediumpendispersi. Perbandinga sifat larutan,koloid dan suspensi :



1. 2. 3. 4. 5.



LARUTAN Satu fase Stabil Ukuran partikel lebih kecil bari 1 nm Tidak dapat di saring Homogen : larutan gula, udara bersih , alkohol 70 %



KOLOID SUSPENSI 1. Dua fase 1. Dua fase 2. Stabil 2. Tidak Stabil 3. Ukuran partikel 3. Ukuran partikel lebih antara 1 sampai 100 besar dari 100 nm nm 4. Dapar disaring 4. Dapat di saring 5. Heterogen dengan penyaring Contoh : air sungai yang ultra keruh 5. Tampak homogen (jika di lihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen) . Contoh : Air Susu, Santan.



Sifat-Sifat Koloid Suatu larutan digolongkan ke dalam sistem koloid jika memiliki sifat - sifat yang berbeda dengan larutan sejati. Beberapa sifat fisika yang membedakan sistem koloid dari larutan sejati, di antaranya: a. Efek Tyndall Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam system koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat. Sifat ini berguna untuk membedakan koloid dengan larutan. Jika cahaya mengenai partikel larutan, cahaya tersebut akan di teruskan sedangkan jika cahaya mengenai partikel koloid, cahaya tersebut akan dihamburkan. b. Gerak Brown Gerak Brown adalah gerakan terpatah-patah (gerak zig-zag) yang terus menerus dalam system koloid. Sifat ini berguna untuk membedakan koloid dengan suspensi. Gerak brown terjadi karena tumbukan antara molekul partikel medium dengan partikel koloid. Tumbukan tersebut menyebabkan tidak adanya partikel yang diam sehinnga pengendapan tak terjadi (Stabil).



c.



Elektroforesis Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.



d. Adsorbsi Adsorbs adalah penyerapan pada permukaan koloid sehinnga koloid tersebut memiliki muatan listrik. Sifat adsorbs koloid ini yang menstabilkan koloid. e.



Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. Untuk melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan digunakan koloid pelindung (koloid yang ditambahkan pada koloid lain. Tujuannya : untuk melindungi koloid lain supaya tidak menggumpal).



f.



Dialisis Dialisis adalah prose penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran semipermeabel dengan tujuan menyaring ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid dalam pembuatan koloid. SUSPENSI Dalam ilmu kimia, suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Suspensi cairan atau padatan (dalam jumlah kecil) di dalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem aerosol dalam kehidupan manusia adalah debu di atmosfer. STABILITAS SUSPENSI 1.



Ukuran partikel



Semakin besar luas penampang partikel daya tekan ke atas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. 2.



Kekentalan (viskositas)



Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairantersebut, mskin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun. 3.



Jumlah partikel (Konsentrasi)



Apabila dalam ruangan berisi partikel yang ebsar maka akan terjadi benturtan. Karena adanya benturan ini, menyebabkan terjadinya endapan. Oleh karena itu semakin besar konsentrasi patikel semakin besar terjadinya pengendapan. 4.



Sifat atau muatan partikel



Sifat dari bahan yang diguankan sebagai suspensi bermacam-macam. Apabila merupakan sifat alami maka kita tidak dapat memengaruhinya. C. Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Gelas kimia Batang pengaduk Kertas saring Corong Gula Garam Susu Terigu



9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.



Santan Pasir Teh Minyak goreng Larutan deterjen Air Kopi



D. Cara kerja 1. Memasukkan 50 ml air kedalam gelas kimia. 2. Menambahkan satu sendok makan gula ke dalam gelas kimia tersebut. 3. Mengaduk kira-kira selama 1 menit. 4. Mendiamkan larutan selama 10 menit dan mencatat apa yang terjadi. 5. Menyaring campuran yang terjadi menggunakan kertas saring dan mencatat apa yang terjadi. 6. Mengulangi prosedur kerja 1 sampai 5 dengan menggunakan garam, susu, terigu, santan, pasir, teh dan kopi. 7. Campuran minyak dan air. memasukkan 5 ml air dan 2 ml minyak goring kedalam tabung reaksi. Menguncangkan campuran itu beberapa saat dan mendiamkannya selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi ! 8. Campuran minyak, air dan larutan deterjen. Memasukkan 5 ml air, 2 ml minyak goring, dan 2 ml larutan deterjen ke dalam tabung reaksi. Mengguncangkan campuran itu beberapa saat, dan mendiamkannya selama 10 menit. Mencatat apa yang terjadi ! Catatan :



Pengaduk



dan



corong



harus



di



bilas



dan



dikeringkan



sebelum



digunakan



untuk mengaduk serta menyaring campuran yang berbeda. E. Hasil pengamatan Sifat Campuran



Campuran air dengan Gula



Garam



Susu



Terigu Santan



Pasir



Teh



Kopi



Larut / Tidak











Bening / Keruh











Mengendap / Tidak Filtrat bening / Keruh Stabil / tidak



× 











Air + Minyak + Larutan Detergen



 ×



×







Komponen Campuran Air + Minyak







 ×



 ×



×



































×



Bercampur × ×











×



×







 ×







 







×



×



Tidak Bercampur  



ket :  = ya x = tidak F. Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan pengujian untuk mengamati perbedaan antara larutan, koloid dan supensi. Setelah bahan-bahan di campurka dengan air dan diamkan selama 10 menit membuktikan bahwa larutan, koloid dan suspensi meiliki perbedaan dalam kestabilan. Gula yang dicampur kedalam air, gula tersebut larut dan jika didiamkan tidak terjadi pengendapan membuktikan bahwa gula termasuk kedalam kelompok larutan. Yang mempunyai sifat stabil dan homogen serta tidak dapat di saring karena partikelnya sangat kecil. Begitu juga dengan garam dan teh yang termasuk kedalam kelompok larutan. Tepung yang dicampur kedalam air akan berwana keruh. Jika di diamkan akan mengalami pengendapan dan bersifat tidak stabil serta heterogen. Percobaan ini membuktikan bahwa tepung termasuk kedalam suspensi. Pengendapan yang terjadi dapat dilihat secara kasat mata dan dapat di saring karena partikelnya berukuran besar. Begitu juga dengan kopi dan pasir, mereka termasuk kedalam suspensi. Susu yang dicampur kedalam air akan berwarna keruh. Jika di diamkan tidak mengalami pengendapan dan bersifat stabil. Percobaan ini membuktikan bahwa susu bersifat koloid dan partikelnya berukuran diantara larutan dan suspensi. Koloid bersifat heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra, namun homogeny jika dilihat dengan kasat mata. Begitu juga dengan santan. G. Pertanyaan



1. Jelaskan perbedaan antara suspensi, koloid, dan larutan ! 2. Kelompokkan campuran di atas ke dalam suspensi, kolid, dan larutan ! 3. Apa kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan ! 4. Kelompokkan campuran berikut kedalam suspensi, koloid, dan larutan ! a.



Air + cuka



b. Air + sirup c.



Air + kopi



d. Air panas + agar-agar e.



Air + tanah



f.



Cat



g. Asap h. Tinta i.



Gel



j.



Mentega Jawab



1. Perbedaan Suspensi, Larutan Dan Koloid. LARUTAN KOLOID 1. Satu fase 1. Dua fase 2. Stabil 2. Stabil 3. Ukuran partikel 3. Ukuran partikel lebih kecil bari 1 nm antara 1 sampai 100 4. Tidak dapat di saring nm 5. Homogen 4. Dapat di saring dengan penyaring ultra 5. Tampak homogen (jika di lihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen)



1. 2. 3. 4. 5.



SUSPENSI Dua fase Tidak stabil Ukuran partikel lebih besar dari 100 nm Dapar disaring Heterogen



2. LARUTAN 1. Gula 2. Garam 3. Teh



1. 2. 3. 4. 5.



KOLOID Susu Santan Deterjen Minyak Deterjen



SUSPENSI 1. Terigu 2. Pasir 3. Kopi



3. Kesimpulan Jika Larutan, zat terlarutnya larut tetapi zat terlarut tersebut tersebar dalam bentuk partikel yang sangat kecil dan dalam bentuk sistem satu fase (homogen). Bersifat stabil / tidak memisah dan tidak dapat di saring. Contohnya larutan gula.



Jika suspensi, zat terlarutnya tidak larut dan akan memisah atau mengalami sedimentasi. Bersifat heterogen dan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Contohnya : campuran tepung terigu dengan air. Jika koloid, zat terlarutnya larut tetapi larutannya tidak bening melainkan keruh. Jika di diamkan campuran itu tidak memisah dan tidak dapat di pisahkan dengan penyaringan / hasil penyaringan keruh. Pada umumnya bersifat stabil, misalnya campuran susu dengan air. 4. LARUTAN 1. Air + cuka 2. Air + sirup



1. 2. 3. 4. 5. 6.



KOLOID Air panas + agar- agar Cat Asap Tinta Gel Mentega



SUSPENSI 1. Air + tanah



H. Kesimpulan 1. Koloid mempunyai sifat diantara larutan dan suspensi. Koloid memiliki sifat stabil, berwarna keruh dan homogen jika tidak dilihat secara kasat mata namun sebenarnya bersifat heterogen jika dilihat dengan mikroskop ultra serta tidak dapat disaring karena partikelnya berukuran antara 1 sampai 100 nm. Koloid, jika didiamkan tidak akan mengalami pengendapan seperti suspensi karena koloid mempunyai partikel-partikel yang selalu bertumbukan satu sama lain sehingga tidak ada waktu untuk mengendap (Teori Gerak Brown). Contohnya susu, santan, agar-agar dan lain-lain. 2. Larutan mempunyai sifat stabil dan homogen. Partikelnya tak dapat disaring / dipisahkan karena ukuran partikelnya yang sangat kecil. Oleh karena itu, larutan tidak mengendap. Contohnya larutan gula, larutan garam, larutan the dan lain-lain. 3. Suspensi mempunyai sifat tidak stabil dan heterogen. Warnanya keruh dan terjadi pengendapan karena ukuran partikelnya yang besar. Contohnya campuran tepung terigu dan air. Nama : Meida Olivia Kelas : XI IPA 3 Laporan Praktikum Kimia Sistem Koloid - Sudah lama ya tidak berbagi, maklum karena adminnya adalah seorang pelajar yang biasa saja, kalo ada PR yang banyak langsung bikin gregetan.Akhirnya sekian lama tidak berbagi, akhirnya berbagi juga, setelah saya melaksanakan praktikum kimia tentang sistem koloid,praktikum ini mudah sekali dilakukan, meskipun dengan susah payah.Berikut adalah laporan yang dibuat oleh kelompok saya tentang hasil praktikum sistem koloid yang sudah kami lakukan. MENGENAL SISTEM DISPERSI KOLOID I. Tujuan Praktikum : Mengamati dan membedakan koloid dari tampilan fisik (kenampakannya) serta beberapa sifatnya secara umum. Dasar Teori · Sistem Dispersi Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke zat yang lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam air



panas maka akan membentuk sistem dispersi, dengan air sebagai “medium pendispersi” dan tepung kanji disebut “zat terdispersi”. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Suspensi Merupakan sistem dispersi dimana partikel yang relative berukuran besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupaka campuran yang heterogen, sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur ke dalam air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel – partikel terdispersi dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan dengan mata telanjang. b. Larutan Merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati antara partiel pendispersi dengan partikel terdispersi walaupun menggunaan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Tingkat ukuran partikel larutan adalah molekul atau ionion, sehingga larutan merupakan campuran yang homogen yang susah dipisahkan menggunakan penyaringan dan alat sentrifuge. c. Koloid Berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloit pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya pada gelatin yang merupakan Kristal tetapi sukar mengalami difusi. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari pada larutan.



Berikut tabel beberapa jenis koloid



Fase Terdispersi Padat



Medium pendispersi Padat



Jenis Koloid



Contoh



sol padat



Mutiara, kaca warna



emulsi padat busa padat



Keju, mentega Batu apung, kerupuk



Sol, gel



Pati dalam air,



Cair



Emulsi



cat



Gas



Busa



, jeli



Cair Gas Padat



Cair



Santa, susu, mayones Krim, pasta Padat



Gas



Cair III.        



Alat dan Bahan Gelas kimia Lampu senter Corong Labu enlemeyer Tisu Gula pasir Susu Pasir



:



Aerosol padat



Debu, asap



Aerosol cair



Kabut, awan



IV. Cara Kerja : 1. Tiga gelas kimia disiapkan dan diisi air kira-kira 100-150 ml. 2. Setiap bahan dimasukkan sebanyak 3 spatula ke dalam gelas kimia yang berbeda 3. Masing – masing larutan didiamkan kira-kira beberapa menit, setelah itu setiap larutan disenter. 4. Setiap larutan disaring dan hasil penyaringan ditampung dalam labu enlemeyer. 5. Diamati, apakah ada residu yang tertinggal di kertas saring dan filtrate hasil penyaringan dalam labu enlemeyer. V.



Hasil Pengamatan :



Sistem



Sebelum



Sesudah disaring



Penyaringan



Kestabilan



Dispersi



disaring



(kekeruhan



(ada tidaknya



(mudah



(kekeruhan,



danjalannya sinar)



residu, kondisi



mengendap atau



filtrate)



tidak)



Tidak ada residu



Tidak



kestabilan) Larutan



Tidak keruh dan



Tidak keruh,



(air + gula)



stabil



tembus sinar dan



mengendap



menyebar Koloid



Keruh dan stabil



(air + susu)



Keruh dan tidak



Ada residu



tembus sinar



suspensi



Keruh dan tidak



Tidak keruh,



(air + pasir)



stabil



tembus sinar dan menyebar, terlihat adana gerakan partikelnya



Tidak mudah mengendap



Ada residu



Mudah mengendap



VI.



Pembahasan



:



· Larutan (air + gula) Mula – mula air diisi ke gelas kimia sebanyak 100 ml dan di masukkan 3 spatula gula. Pada saat belum disaring larutan gula tidak keruh dan dalam keadaan stabil. Lalu, sesudah disaring larutan gula tidak keruh juga dan tembus cahaya dan sinarnya menyebar. Padaa saat penyaringan kondisi filtrate tidak ada residu. Kestabilan larutan gula yaitu tidak mengendap melainkan larut. · Koloid (air + susu) Mula – mula diisi ke gelas kimia sebanyak 100 ml dan di masukkan 3 spatula susu. Pada saat belum disaring koloid air ditambah dengan susu keruh dan dalam keadaan stabil. Lalu, sesudah disaring koloid air ditambah dengan susu keruh juga dan tidak tembus cahaya atau sinar. Padaa saat penyaringan kondisi filtrate ada residu. Kestabilan koloid air ditambah dengan susu yaitu tidak mudah mengendap (butuh waktu yang lama agar mengendap). · suspensi (air + pasir) Mula – mula diisi ke gelas kimia sebanyak 150 ml dan di masukkan 3 spatula pasir. Pada saat belum disaring suspensi air ditambah dengan pasir keruh dan dalam keadaan tidak stabil. Lalu, sesudah disaring suspensi air ditambah dengan pasir tidak keruh, tembus cahaya dan sinarnya menyebar dan terlihat adanya gerakan partikelnya. Padaa saat penyaringan kondisi filtrate ada residu. Kestabilan suspensi air ditambah dengan pasir yaitu mudah mengendap. VII. Kesimpulan : · air + gula adalah Larutan yang tembus sinar yang menyebar. · Air + susu adalah koloid yang tidak tembus sinar. · Air + pasir adalah suspense yang tembus sinar yang menyebar dan terlihat gerakan partikelnya. Sekian postingan saya tentang Laporan Praktikum Kimia Sistem Koloid.Semoga Bermanfaat.



Laporan Ujian Praktek Kimia Koloid Kata Pengantar Assalamualaikum Wr Wb. Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan untuk menyelesaikan laporan percobaan kami tentang “Pembuatan Pempek”tepat pada waktunya. Laporan Penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas ujian praktek mata pelajaran kimia. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada : 



Guru pembimbing sekaligus guru bidang studi Kimia Ibu Kuswati, S.Pd.  Orang tua yang selalu memberi dorongan agar tidak putus asa dan tepat waktu mengumpulkannya serta benar dalam mengerjakannya.  Teman-teman yang selalu mendukung agar tetap semangat dalam Laporan Penelitian dan percobaan ini, mulai dari meneliti masalah hingga menyusunnya dengan benar.







Teman-teman satu kelompok.  Dan pihak lain yang tak bisa penyusun sebutkan satu per satu atas dukungan dan motivasinya dalam mengerjakan Laporan Percobaan ini. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, semoga hasil Laporan Percobaan ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya untuk mendapatkan nilai yang baik dan pengalaman yang menarik dan dunia pendidikan pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin. Bandung, 24 Pebruari 2014



Penyusun



Daftar Isi Kata Pengantar .................................................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................................... ii BAB I : Pendahuluan Latar Belakang............................................................................................ Rumusan Masalah....................................................................................... Tujuan Penelitian........................................................................................ Waktu Pelaksanaan...................................................................................... Manfaat Penelitian....................................................................................... 2



1 1 1 2



BAB II : Landasan Teori Teori Mengenai Koloid…………….......................................................... 3 BAB III : Percobaan Alat dan Bahan........................................................................................... 6 Cara Kerja................................................................................................... 7 Hasil Percobaan.......................................................................................... 8 BAB IV : Penutup Kesimpulan................................................................................................. 9 Lampiran................................................................................................................ iii Daftar Pustaka........................................................................................................ iv



BAB I



Pendahuluan A. Latar Belakang Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contohcontoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.



B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam percobaan kami adalah : 1. Apakah pempek termasuk jenis makanan koloid ? 2. Apa sajakah sifat koloid yang terkandung di dalam pempek?



C. Tujuan Percobaan - Membuat sebuah produk sistem koloid. - Menjelaskan sifat koloid dari produk yang kami buat.



D. Waktu Pelaksanaan Percobaan - Hari / Tanggal : Senin, 24 Pebruari 2014 - Waktu



: Pukul 15.00 WIB - Selesai



- Tempat



: Rumah Viani



E. Manfaat Percobaan Diharapkan dengan adanya percobaan yang telah kami buat dapat berguna bagi dunia pendidikan khususnya dan masyarakat umum. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi gambaran pada masyarakat luas tentang produk atau makanan yang mengandung sistem koloid.



BAB II Landasan Teori A. Teori Mengenai Koloid



Pengertian Koloid Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Koloid atau disebut juga sistem koloid merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar daripada larutan, tetapi lebih kecil dari suspensi. Ukuran partikeel koloid antara 1 – 100 nm. Secara makroskopis, kolid terlihat bersifat homogen tetapi jika diamati menggunakan mikroskop, koloid bersifat heterogen. Sistem koloid terdiri ats dua fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Sifat-sifat Koloid · Efek Tyndall Gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. · Gerak Brown Gerakan partikel dengan lintasan lurus dan arah yang acak (zig-zag). · Adsorpsi Peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. · Koagulasi Peristiwa menggumpalnya koloid dan membentuk endapan. · Kestabilan Koloid Karena sifat koloid yang kurang stabil maka ada beberapa cara yang dilakukan untuk mempertahankan kestabilan koloid tersebu, antara lain adalah elektroforesis, dialisis, dan koloid pelindung. Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Dialisis adalah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu. Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. · Koloid Liofil dan Koloid Liofob Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi dua macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya. Contohnya adalah dispersi sabun, kanji, deterjen. Sedangkan koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Contohnya adalah sol logam, sol Fe(OH)3. Pembuatan Koloid Koloid dibuat dengan dua cara yaitu, cara dispersi dan kondensasi. Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel. Cara dispersi dibagi lagi menjadi : 1. Dispersi langsung (mekanik) Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampaidiperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi



2. Peptisasi Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel-partikel besar dengan menambahkan ion sejenis (zat pemecah tertentu). 3.



Busur Bredig Busur bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk koloid logam. Cara kondensasi dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel, umumnya dari larutan diubah menjadi koloid. Cara kondensasi dibagi lagi menjadi: 1. Reaksi Hidrolisis Reaksi ini umumnya digunakan untuk membentuk koloid basa dari garam yang dihidrolisis (direaksikan dengan air). 2. Reaksi Redoks Reaksi ini melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Contohnya adalah pembuatan sol belerang dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan. 3. Pertukaran Ion Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia. 4. Penggantian Pelarut Selain dengan cara-cara kimia, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian pelarut. Contohnya adalah apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu koloid berupa gel. Penerapan Sistem Koloid Penerapan sistem koloid dapat kita temukan di kehidupan sehari-hari bahkan contoh dari sistem koloid itu sendiri. Penerapan dari sifat sistem koloid diaplikasikan dalam kegiatan cuci darah, pengolahan air bersih dsb. Sedangkan untuk contoh koloidnya kita bisa menemukannya dalam pangan yang kita konsumsi sehari-hari. Contohnya adalah agar-agar, susu, teh, cireng, cake, pempek dll. Pempek adalah salah satu produk yang memanfaatkan sistem koloid dalam pembuatannya. Adonannya merupakan koloid berjenis gel sedangkan kuahnya adalah emulsi.



BAB III Percobaan A. Alat dan Bahan Alat : 1.



Sendok 3 buah



2.



Wajan 1 buah



3.



Kompor 1 buah



4.



Coet 1 buah



5.



Mutu 1 buah



6.



Panci 1 buah



7.



Blender 1 buah



8.



Piring 2 buah



9.



Baskom 1 buah



10.



Mangkok 1 buah



11.



Pisau 1 buah



12.



Talenan 1 buah



Bahan: 1.



Ikan tenggiri giling ½ kg



2.



Tepung beras secukupnya



3.



Tepung terigu secukupnya



4.



Garam secukupnya



5.



Gula secukupnya



6.



Merica secukupnya



7.



Telur 2 buah



8.



Penyedap rasa secukupnya



9.



Cabai rawit 2 buah



10.



Minyak goreng secukupnya



11.



Air 1 liter



12.



Gula merah 200 gr



13.



Bawang putih 3 siung



14.



Bawang merah 1 siung



15.



Bawang daun secukupnya



16.



Asam jawa 2 buah



B. Cara Kerja : - Membuat Pempek 1. Membuat adonan untuk ikan, dengan cara menghaluskan bawang putih dengan bawang merah dan diberi penyedap, garam, dan gula secukupnya. 2. Campur ikan giling dengan adonan yang telah dibuat dan diberikan air, garam, dan penyedap rasa hingga benar-benar larut dan cukup asinnya. 3. Tambahkan tepung terigu dan tepung beras sampai adonan kalis 4. Bentuklah adonan pempek sesuai yang diinginkan.



5. Rebus dalam air mendidih dengan api sedang hingga mengapung. Angkat, tiriskan. Masukkan dalam air dingin. Tiriskan. 6. Goreng pempek dengan minyak panas dan api sedang. Sajikan. -



Membuat Kuah Pempek 1. Masak gula merah bersama air secukupnya hingga larut. 2. Haluskan bawang putih, cabai rawit, dan asam jawa lalu tambahkan ke dalam rebusan gula dan didihkan. 3. Masukkan garam dan merica. Rebus dengan api kecil selama 1 jam hingga agak kental. Angkat dan saring.



C. Hasil Pengamatan Dari produk yang kelompok kami buat yaitu pempek, produk yang kami buat ini ada hubungannya dengan koloid. Wujud awal dari tepung beras dan tepung terigu adalah butiran padat. Setelah tepung terigu dan tepung beras dicampur dengan bahan lainnya dan sedikit air maka tepung terigu dan tepung beras berubah wujud menjadi gumpalan padat yang lunak. Proses yang terjadi adalah proses pengadukan sehingga terbentuk adonan yang kalis. Itu terjadi karena partikel pati bercampur dengan air. Partikel pati tersebut pecah dan mengembang. Peristiwa yang terjadi dinamakan gelatinasi yang tak lain merupakan proses koagulasi. Jika tepung dicampur dengan sedikit air maka tepung tersebut berubah wujud menjadi sistem koloid berupa gel. Sedangkan kuahnya merupakan sistem koloid emulsi. Larutan dari kuah tersebut terlihat sebagai larutan homogen tetapi sebenarnya larutan tersebut bersifat heterogen. Pada larutan kuah pempek tersebut terdapat fasa terdispersi dan fasa pendispersinya. Jika kuah tersebut kita saring maka partikel gula merah tidak dapat terpisah dari air.



BAB IV Penutup A. Kesimpulan Setelah kami melakukan percobaan, proses pembuatan koloid itu terjadi ketika kami mencampurkan tepung dengan sedikit air lalu mengaduknya. Pembuatan koloid seperti itu termasuk ke dalam cara dispersi. Karena tepung sudah dalam keadaan halus, maka kita hanya perlu mencampurnya dengan fasa pendispersinya. Lalu, pada pembuatan adonan pempek yang merupakan sistem koloid, terjadi pula sifat dari koloid yaitu, koagulasi. Proses pembuatan kuah pempek juga merupakan proses dispersi. Pada kejadian ini gula dilarutkan ke dalam air dengan proses pemanasan. Dari seluruh kejadian itu, kita dapat menyimpulkan bahwa dengan bahan yang ada di sekitar, kita bisa membuat sistem koloid dan peristiwa yang berhubungan dengan koloid banyak berlangsung dalam kehidupan kita tanpa kita sadari.