Laporan Praktikum Menentukan Pola Respirasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIOLOGI DAN TEKNOLOGI PASCAPANEN MENENTUKAN POLA RESPIRASI



Ernita Nurliani 05031281419091



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016 BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Penanganan pasca panen merupakan upaya strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi hasil panen. Buah-buahan mempunyai sifat fisik yang berbeda. Perbedaan tingkat kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Kerusakan yang terjadi pada buah-buahan yang telah dipanen, disebabkan karena organ panenan tersebut masih melakukan proses metabolisme dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam buah tersebut. Berkurangnya cadangan makanan tersebut tidak dapat digantikan karena buah tersebut sudah terpisah dari pohonnya ataupun telah dicabut sehingga mempercepat proses hilangnya nilai gizi buah. Sedangkan tingkat kerusakan buah dipengaruhi oleh difusi gas ke dalam dan ke luar jaringan yang terjadi melalui lentisel yang tersebar di permukaaan buah. Menghambat proses tersebut tentunya secara teoritis dapat pula dilakukan sehingga dapat memperlambat laju perusakan (Mutiarawati, 2007). Kerusakan produk buah-buahan dapat disebabkan oleh tingginya laju respirasi dan suhu penyimpanan serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Selama penyimpanan, hasil pertanian masih melakukan respirasi yakni proses penguraian zat pati atau gula dengan mengambil oksigen dan menghasilkan karbondioksida, air serta energi (Fransiska dkk, 2013). Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Substrat yang paling banyak diperlukan tanaman untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-asam organik bila dibandingkan dengan lemak dan protein (Paramita, 2010). 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menentukan pola respirasi pada beberapa jenis buah (Mangga, Jeruk, Pisang, Belimbing, Apel, Anggur, Kelengkeng, dan Alpukat).



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses pernafasan dan metabolisme dengan menggunakan O 2 dalam pembakaran senyawa makromolekul seperti karbohidrat, protein dan lemak yang akan menghasilkan CO2, air, dan sejumlah energi dengan persamaan sebagai berikut. C6H12O6 + 6O2



6CO2 + 6H2O + energi



Laju respirasi pada umumnya digunakan sebagai indikator laju metabolisme pada komoditi pertanian. Produk hortikultura yang disimpan dalam bentuk segar baik itu sayur-sayuran ataupun buah-buahan proses yang terjadi dalam produk adalah respirasi. Dalam proses respirasi ini akan terjadi perombakan gula menjadi CO 2 dan air (H2O) (Yassin et al., 2013). Respirasi dapat diartikan sebagai perombakan senyawa komplek yang terdapat pada sel seperti pati, gula dan asam organik menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbondioksida, dan air, dengan bersamaan memproduksi energi dan senyawa lain yang dapat digunakan sel untuk reaksi sintetis. Respirasi dapat terjadi dengan adanya oksigen (respirasi aerobik) atau dengan tidak adanya oksigen (respirasi anaerobik, sering disebut fermentasi). Laju respirasi yang dihasilkan merupakan petunjuk yang baik dari aktifitas metabolis pada jaringan dan berguna sebagai pedoman yang baik untuk penyimpanan hidup hasil panen. Jika laju respirasi buah atau sayuran diukur dari setiap oksigen yang diserap atau karbondioksida dikeluarkan selama tingkat perkembangan (development), ketuaan (maturation), pemasakan (ripening), kebusukan (senescent), dapat diperoleh pola karakteristik repirasi. Laju respirasi per unit berat adalah tertinggi untuk buah dan sayur yang belum matang dan kemudian terus menerus menurun dengan bertambahnya umur (Thahir dkk, 2005). 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Laju Respirasi Beberapa



faktor



yang



dapat



mempengaruhi



laju



respirasi



dapat



dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor eksternal (faktor lingkungan) dan faktor internal. Faktor lingkungan antara lain temperatur, komposisi udara dan adanya



kerusakan mekanik, ketiga faktor ini merupakan faktor penting yang dapat mempercepat laju respirasi. Sedangkan faktor internal antara lain jenis komoditi (klimaterik atau non-klimaterik) dan kematangan atau tingkat umurnya, akan menentukan pola respirasi yang spesifik untuk setiap jenis buah dan sayuran (Nurjanah, 2002). Adapun zat-zat yang dapat menghambat laju respirasi pada buah dan sayur adalah flouride, Iodo asetat, sianida, eter, kloroform, aseton, serta formaldehida. 2.3 Buah Klimaterik dan Non-Klimaterik Berdasarkan laju respirasinya buah dibedakan menjadi dua yaitu buah klimaterik (laju respirasi meningkat dengan tajam selama periode pematangan dan pada awal senesen) dan non-klimaterik (tidak ada perubahan laju respirasi pada akhir pematangan buah) (Zulkarnaen, 2009). Contoh buah klimaterik adalah avokad, papaya, apel, pisang dan lain-lain sedangkan contoh buah non-klimaterik adalah jeruk, nanas, durian, dan lain-lain (Ayimada, 2008). Buah-buahan dapat dikelompokkan berdasarkan laju pernapasan mereka di saat pertumbuhan sampai fase senescence menjadi kelompok buah-buahan klimaterik dan kelompok buah-buahan non-klimaterik, seperti yang terlihat pada tabel 1. Buahbuahan klimaterik yang sudah dewasa, selepas dianen secara normal memperlihatkan laju penurunan pernafasan sampai tingkat minimal, yang diikuti oleh hentakkan laju pernapasan yang cepat sampai ke tingkat maksimal, yang disebut puncak pernapasan klimaterik (Fransiska et.al., 2013). Tabel 1. Buah-buahan tropis klimaterik dan non-klimaterik Buah Klimaterik Advokad (Persea Americana ) Mangga (Mangivera indica) Pisang (Musa sepientum) Jambu (Psidium guajava) Pepaya (carica papaya) Markisa (Passi flora edulis)



Buah Non-Klimaterik Buah mete (Anacardium occidentale) Jeruk Bali (Citrus paradisi) Lemon (Citrus lemonia) Lychee (Litchi chinenses) Orange (Citrus cinensis) Nenas (Ananas comosus)



(Fransiska et.al., 2013).



BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 September 2016 pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB di Laboraturium Kimia Hasil Pertanian (KHP), Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah: 1) Beaker glass, 2) Buret, 3) Erlenmeyer, 4) Neraca analitik, 5) Pipet tetes, 6) Statis, dan 7) Toples. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) HCL 0,05 N, 2) Indikator pp, 3) NaOH, 4) Mangga, 5) Pisang, 6) Jeruk, 7) Belimbing, 8) Apel, 9)Anggur, 10) Kelengkeng, dan 11) Alpukat. 3.3. Cara Kerja Cara kerja dalam praktikum kali ini adalah: 1. 2. 3. 4.



Masing-masing sampel dicuci sampai bersih kemudian dikeringkan. Setelah sampel kering kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik. Masing-masing sampel dimasukkan dalam toples. Sebanyak 25 mL larutan NaOH dimasukkan ke toples tersebut menggunakan



erlenmeyer diamkan selama 24 jam. 5. Kemudian larutan NaOH yang ada dalam toples dikeluarkan dan ditetesi indikator pp sebanyak 3 tetes. 6. Setelah ditetesi indikator pp, larutan NaOH dititrasi menggunakan HCL (N HCL 0,05).



BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan kelompok 1 buah mangga dan Jeruk Jenis buah



Pengamatan 1



Klimakterik (Mangga) Non Klimakterik (Jeruk) Blanko



Berat buah (g) Lama inkubasi ml HCl (ml) Berat buah (g) Lama inkubasi ml HCl ml HCL (ml)



300 3 jam 12 100 3 jam 29 29



Pengamatan hari ke2 3 4 330 350 340 24 jam 24 jam 24 jam 0 0 0 160 200 150 24 jam 24 jam 24 jam 6,3 6,5 7,3 29 29 29



5 320 24 jam 0 140 24 jam 10,2 29



Tabel 2. Hasil pengamatan kelompok 2 buah pisang dan belimbing Jenis buah



Pengamatan



Klimakterik (Pisang)



Berat buah (g) Lama inkubasi ml HCl (ml) Berat buah (g) Lama inkubasi ml HCl ml HCL (ml)



Non Klimakterik (Belimbing) Blanko



1 120 3 jam 21,6 240 3 jam 29 29



Pengamatan hari ke2 3 4 120 100 110 24 jam 24 jam 24 jam 3,4 1,5 0 210 240 260 24 jam 24 jam 24 jam 3,2 4 0 29 29 29



5 240 24 jam 0 240 24 jam 0 29



Tabel 3. Hasil pengamatan kelompok 3 buah apel dan anggur Jenis buah



Pengamatan 1



Klimakterik (Apel)



Non Klimakterik (Anggur) Blanko



Berat buah (g) Lama inkubasi ml HCl (ml) Berat buah (g) Lama inkubasi ml HCl ml HCL (ml)



230 2 jam 58 menit 23.24 25 2 jam 58 menit 23.09 29



Pengamatan hari ke2 3 4 230 200 220



5 200



24 jam



48 jam



92 jam



116 jam



19.5 24.34



5.2 22.52



4.2 23.16



5.2 19.37



24 jam



48 jam



92 jam



116 jam



18.4 29



25 29



20.3 29



11.5 29



Tabel 4. Hasil pengamatan kelompok 4 buah Alpukat dan kelengkeng



Jenis buah



Pengamatan



Klimakterik (Alpukat)



Berat buah (g) Lama inkubasi



1 210 4 jam



Non Klimakterik (Kelengkeng) Blanko



ml HCl (ml) Berat buah (g) Lama inkubasi



ml HCl ml HCL (ml)



23.5 27.57 4 jam 5 menit 30.9 30,7



Pengamatan hari ke2 3 4 210 190 180 24 24 jam 31 jam jam 10 5 32 menit menit 0 0 0 27.48 27.38 27.17 24 31 jam 24 jam jam 10 32 menit menit 17.2 16.9 4.3 29 29 29



5 170 3 jam 35 menit 0 27.14 3 jam 35 menit 8 29



4.2 Pembahasan Buah mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Kerusakan yang terjadi pada buah yang telah dipanen, disebabkan karena organ panenan tersebut masih melakukan proses metabolisme dengan menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam buah tersebut. Berkurangnya cadangan makanan tersebut tidak dapat digantikan karena buah tersebut sudah terpisah dari pohonnya. Selain itu tingkat kerusakan buah-buahan dipengaruhi oleh difusi gas ke dalam dan ke luar jaringan yang terjadi melalui lentisel yang tersebar di permukaaan buah. Perubahanperubahan fisiologis selama masa penyimpanan dikarenakan adanya respirasi yang ditandai dengan daun menguning atau layu, buah terlalu matang (bonyok), dan juga buah menjadi keriput. Buah yang diamati pada praktikum ini menggunakan buah klimakterik (mangga, pisang, apel dan alpukat) dan buah non-klimterik (jeruk, anggur, kelengkeng dan belimbing).



Buah merupakan produk holtikulura yang apabila



disimpan dalam bentuk segar akan terjadi proses respirasi. Proses respirasi ini akan merombak gula menjadi CO2 , air dan energi, atau dalam kata lain terjadi perubahan struktur dari polimer menjadi monomer. Berdasarkan literatur, buah dari golongan klimaterik laju respirasinya akan lebih tinggi dari pada buah dari golongan non-klimaterik, akan tetapi berdasarkan hasil yang didapatkan setelah pelaksanaan praktikum terdapat buah klimaterik yang laju respirasinya konstan dan ada juga yang laju respirasinya turun, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurang akuratnya penimbangan maupun pengukuran



sampel dan larutan yang digunakan. Namun dari hasil praktikum yang didapat tidak sesuai dengan literatur, bahwa hasil praktikum menunjukkan tidak konsistennya nilai laju respirasi yang didapat hal ini disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitu adanya kesalahan dari praktikan dalam melakukan proses praktikum seperti kurang mahirnya praktikan dalam melakukan titrasi. Oleh karena itu, ketelitian dan keterampilan dalam melaksanakan praktikum sangat diperlukan untuk menghasilkan data yang akurat dan bagus. Perbedaan yang terjadi juga disebabkan karena waktu inkubasi yang tidak konsisten, ada yang terlalu lama dan ada juga yang terlalu sebentar untuk setiap perlakuan.Larutan yang digunakan pada praktikum ini yaitu larutan NaOH sebanyak 25 mL. Larutan dalam erlenmeyer yang dimasukkan ke dalam toples merupakan larutan basa kuat yaitu NaOH, NaOH berfungsi sebagai larutan yang dapat berikatan dengan Karbon dioksida hasil dari respirasi sampel buah, baik buah klimaterik maupun buah non-klimaterik. NaOH yang mengikat karbon



dioksida akan



membentuk



natrium



bikarbonat



yang



merupakan



karbondioksida terlarut. Toples yang berisi sampel buah dan larutan NaOH ditutup rapat hal ini bertujuan agar tidak ada gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk kedalam toples dan tidak ada karbon dioksida yang keluar dari toples. Setelah diinkubasikan dalam toples selama kurang ± 24 jam, larutan NaOH dititrasi. Titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri yaitu titrasi penetralan basa (NaOH) dengan menggunakan senyawa asam, senyawa asam yang digunakan adalah asam kuat HCl. Fungsi titrasi ini untuk mengetahui jumlah CO2 yang terikat NaOH.



BAB 5 KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :



1. Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. 2. Laju respirasi pada umumnya digunakan sebagai indikator laju metabolisme pada komoditi pertanian 3. Perubahan-perubahan fisiologis selama masa penyimpanan dikarenakan adanya respirasi yang ditandai dengan daun menguning atau layu, buah terlalu matang (bonyok), buah keriput. 4. Buah Klimaterik memiliki laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah non-klimaterik. 5. Hasil praktikum yang didapat tidak sesuai dengan literatur, bahwa hasil praktikum menunjukkan tidak konsistennya nilai laju respirasi karena kemungkinan disebabkan kurang mahirnya praktikan dalam melakukan titrasi.



DAFTAR PUSTAKA Ayimada, Elisa. 2010. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Terong Belanda (Cyphomandra betacea). J. Hort. Indonesia 2(1):14-20. April 2011. 14 Fransiska, A., Rofandi Hartanto, Budianto Lanya dan Tamrin. Karakteristik Fisiologi Manggis (Garcinia Mangostana L.) dalam Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1, Feb-Mei: 1 – 6. Lampung :Universitas Negeri Lampung. Mutiarawati. 2007. Penanganan pasca Panen hasil pertanian. UNPAD Press: Bandung. Nurjanah, La Choviya. 2002. Kajian Susut Berat dan Pengembangan Model Laju Respirasi Buah Sawo (Achras sapotal) Dalam Penyimpanan Hipobarik. Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 6 No. 2 (Agustus 2005) 101-111. Paramita, Octavianti. 2010. Pengaruh Memar terhadap Perubahan Pola Respirasi, Produksi Etilen dan Jaringan Buah Mangga (Mangifera Indica L) Var Gedong Gincu pada Berbagai Suhu Penyimpanan. Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2, No.1, Novemberi 2010. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Thahir, Muliaty, Badron Zakaria, Elly Ishak dan Rauf Patong. 2005. Pola Respirasi Mangga (Mangifera Indica) Var Arumanis. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol 5. No 2: 73-84. Winarno. 2014. Optimalisasi Cara Pemeraman Buah Cempedak (Artocarpus Champeden). Informatika Pertanian, Vol. 23 No.1, Juni 2014 : 35 – 46. Bogor : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen. Yassin et al. 2013. Pengaruh Komposisi Gas Terhadap Laju Respirasi Pisang Janten Pada Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 3: 147 – 160. Lampung : Universitas Lampung. Zulkarnaen, M. 2009. Proses Deegrening (Penguningan) pada Buah Klimaterik dan non-Klimaterik. Jurnal Agriteh Vol.1 No.1, tahun 2009. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang.



LAMPIRAN



Kelompok 1: Buah Jeruk (Non Klimaterik) Hari ke-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 30,7−29 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 1,87 mg CO2/kg/jam Hari ke-2 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−6,3 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 24,97 CO2/kg/jam Hari ke-3 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−6,5 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 24,75 CO2/kg/jam Hari ke-4 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−7,3 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 23,87 mg CO2/kg/jam Hari ke-5



Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−10,2 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 20,68 mg CO2/kg/jam Buah Mangga (Klimaterik) Hari ke-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 30,7−12 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 20,57 mg CO2/kg/jam Hari ke-2 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 31,9 mg CO2/kg/jam Hari ke-3 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 31,9 mg CO2/kg/jam Hari ke-4 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 = 2



= 31,9 mg CO2/kg/jam Hari ke-5 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 31,9 mg CO2/kg/jam Kelompok 2: Buah Belimbing (Non Klimaterik) Hari ke-1



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 Laju respirasi = 2 ( 30,7−29 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 1,87mg CO2/kg/jam Hari ke-2



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 Laju respirasi = 2 ( 29−3,2 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 28,38mg CO2/kg/jam Hari ke-3



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 Laju respirasi = 2 =



( 29−4 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 27,5mg CO2/kg/jam Hari ke-4



Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 31,9mg CO2/kg/jam Hari ke-5 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 31,9mg CO2/kg/jam Buah Pisang (Klimaterik) Hari ke-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 30,7−21,9 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 9,68mg CO2/kg/jam Hari ke-2 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−3,4 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 28,16mg CO2/kg/jam Hari ke-3 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



=



( 29−1,5 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 30,25mg CO2/kg/jam Hari ke-4 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml conto h ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−1,7 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 30,03mg CO2/kg/jam Hari ke-5 Laju respirasi =



( ml blanko−ml conto h ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−2,4 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 29,26mg CO2/kg/jam Kelompok 3: Buah Apel (Non Klimaterik) Hari ke-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−23,24 ml ) x 0,05 x 44 2



= 6,34 mg CO2/kg/jam Hari ke-2 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−19,5 ml ) x 0,05 x 44 2



= 10,45 mg CO2/kg/jam



Hari ke-3 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−5,2 ml ) x 0,05 x 44 2



= 26,18 mg CO2/kg/jam Harike-4 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−4,2ml ) x 0,05 x 44 2



= 27,28 mg CO2/kg/jam Harike-5 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−5,2 ml ) x 0,05 x 44 2



= 26,18 mg CO2/kg/jam Buah Anggur (Klimaterik) Harike-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−23,09 ml ) x 0,05 x 44 2



= 6,5 mg CO2/kg/jam Hari ke-2 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−18,4 ml ) x 0,05 x 44 2



= 11,66 mg CO2/kg/jam



Harike-3 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−25 ml ) x 0,05 x 44 2



= 4,4 mg CO2/kg/jam Harike-4 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−20,3 ml ) x 0,05 x 44 2



= 9,57 mg CO2/kg/jam Harike-5 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM CO2 2 ( 29 ml−11,5 ml ) x 0,05 x 44 2



= 19,25 mg CO2/kg/jam Kelompok 4: Buah Klimaterik (Alpukat) Hari ke-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 30,7−23,5 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 7,92 mg CO2/kg/jam Hari ke-2 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



=



( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 31,9 mg CO2/kg/jam Hari ke-3 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 2



= 31,9 mg CO2/kg/jam Hari ke-4 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 31,9 mg CO2/kg/jam Hari ke-5



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 Laju respirasi = 2 ( 29−0 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 31,9 mg CO2/kg/jam Buah Non-Klimaterik (Kelengkeng) Hari ke-1 Laju respirasi =



=



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2 ( 30,7−30,9 ) ml x 0,05 N x 44 2



= -0,22 mg CO2/kg/jam Hari ke-2



Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−17,2 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 12,98 mg CO2/kg/jam Hari ke-3 Laju respirasi =



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 2



( 29−16,9 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 13,31 mg CO2/kg/jam Hari ke-4



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 Laju respirasi = 2 ( 29−4,3 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 27,17 mg CO2/kg/jam Hari ke-5



( ml blanko−ml contoh ) x N HCL x BM C 02 Laju respirasi = 2 ( 29−8 ) ml x 0,05 N x 44 = 2 = 23,1 mg CO2/kg/jam