Laporan Praktikum Organik II Percobaan V PEMBUATAN MINYAK GANDAPURA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBUATAN MINYAK GANDAPURA (Laporan Praktikum Kimia Organik II)



Oleh



Qonita Putri Hafidhoh 1917011046



JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2021



Judul Percobaan



: Pembuatan Minyak Gandapura



Tanggal Percobaan



: 29 April 2021



Tempat Percobaan



: Lampung Tengah



Nama



: Qonita Putri Hafidhoh



NPM



: 1917011046



Jurusan



: Kimia



Fakultas



: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam



Kelompok



: III (Tiga)



Lampung Tengah, 29 April 2021 Mengetahui, Asisten



Zahrah Khairani 1657011002



PERTANYAAN PRA PRAKTIK



1. Tuliskan rumus asam karboksilat! 2. Tuliskan reaksi esterifikasi asam salisilat dan metanol! 3. Berapa titik didih : metil salisilat, petroleum benzene, petroleum eter, dan eter?



Jawab 1.



2.



3. Metil salisilat : 2230C Petroleum Benzen : 35 0C - 80 0C Petroleum Eter : 400C – 600C Eter : 34,50C



I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang



Gandapura (Gaultheria fragrantissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri farmasi, parfum dan kosmetika serta pengolahan makanan dan minuman. Dalam obat-obatan minyak gandapura digunakan sebagai kontra iritasi, misalnya dalam salep, obat gosok dan balsem. Dalam produk parfum dan kosmetika minyak gandapura digunakan sebagai pewangi (bahan pewangi), sementara dalam pengolahan makanan dan minuman digunakan dalam pembuatan makanan beku, kembang gula, permen karet, puding, makanan panggang dan pemberi aroma dalam minuman tanpa alkohol maupun minuman beralkohol seperti root beer.



Secara tradisional, tanaman ini dimanfaatkan untuk analgesik, karminatif, diuretik, mengobati rematik, mencegah kerontokan rambut, antiseptik dan antelmintik. Dalam industri, digunakan sebagai campuran untuk pewangi dalam pembuatan minuman, parfum, obat, permen dan pasta gigi. Tanaman gandapura yang tumbuh di beberapa daerah di Indonesia serta perbaikan cara penyulingan minyak gandapura lokal merupakan potensi bagi usaha diversifikasi minyak atsiri Indonesia serta merupakan peluang bagi substitusi impor.



Metil salisilat merupakan ester dari asam karboksilat. Secara sintesis dapat diperoleh dengan mereaksikan asam salisilat dengan alkohol sampai mencapai



reaksi seimbang. Untuk mempercepat reaksi perlu ditambah asam sulfat pekat sebagai katalisator dan dibantu dengan emanasan. Mettil salisilat dapat diperoleh dari alam dengan mengisolasinya dari daun tumbuhan Gandapura. Sama seperti derivat asam salisilat lainnya, khasiatnya adalah menghilangkan rasa sakit setempat (lokal anestetik) yang mengadakan kontak langsung dengan saraf tepi (perifer) dalam bentuk asamnya melalui sentuhan yang bereaksi basa.



Untuk mengetahui proses pembuatan minyak Gandapura secara sintetis maka dilakukanlah percobaan ini.



B. Tujuan Percobaan



Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah 1. Membuat minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilat dan metanol 2. Mengetahui bahwa minyak gandapura merupakan ester karboksilat 3. Menentukan sifat fisik dan kimia dari minyak gandapura 4. Menentukan index bias minyak gandapura dengan refractometer



II.



TINJAUAN PUSTAKA



Minyak gandapura diperoleh melalui proses penyulingan dari daun dan gagang tanaman gandapura. Minyak gandapura dalam perdagangan internasional dikenal dengan istilah wintergreen oil. Komponen utama minyak gandapura adalah senyawa metil salisilat yang banyak digunakan dalam industri obat-obatan, bahan pewangi, serta industri makanan dan minuman. Kandungan metil salisilat dalam minyak gandapura mencapai 93- 98 %. Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang berwarna kuning dengan bau menyengat seperti salep. Sifatnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter.



Metil salisilat merupakan senyawa ester yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat salep (lotion) yang dapat mengobati sakit otot. Metil salisilat sudah banyak dikembangkan menjadi senyawa lain, misalnya asam asetil salisilat (aspirin). Turunan metil salisilat selain asam asetil salisilat juga dapat diubah menjadi salisilanilida Salisilanilida merupakan senyawa turunan asam salisilat. Senyawa ini tidak bisa larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut organik seperti dietil eter, karbon tetraklorida, maupun heksana. Salisilanilida merupakan obat anti inflamasi yang berfungsi sebagai analgesik atau antipiretik, dan juga memiliki aktivitas anti jamur. Salisilanilida dapat disintesis dari asam salisilat dan anilin penambahan tersebut harus dinetralkan dengan asam yaitu H2SO4. Cara lain untuk mensintesis salisilanilida yaitu dengan cara langsung, cara ini dilakukan dengan menambahkan metil salisilat dan anilin dengan pelarut benzena. (Sulistyo dkk, 2015).



Metil salisilat atau minyak gandapura adalah merupakan bahan yang mempunyai berbagai kegunaan. Sebagai bahan obat metil salisilat merupakan salah satu obat anti inflamasi non steroid (NSAID) golongan salisilat. Bahan ini dapat dibuat dalam sediaan berupa linimentum atau salep yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri pada pinggang, panggul dan rematik. Manfaat lain dari metil salisilat adalah dapat digunakan sebagai bahan untukformula keratolitik, anti plak (pada obat kumur), bahan perasa dengan kadar tidak lebih dari 0,04% dan bahan pewangi pada pestisida golongan organofosfat. Selain itu juga dapat digunakan untuk memperjelas warna dari jaringan tanaman atau binatang untuk keperluan imunohistokimia (Priambodo dkk, 2019).



Kandungan metil salisilat dalam minyak gandapura mencapai 93-98%. Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang berwarna kuning dengan bau tajam seperti salep, sifatnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat (o-hidroksimetilbenzoat) mempunyai gugus–gugus fungsi yang memungkinkan untuk diubah menjadi senyawa–senyawa lain turunan metil salisilat melalui perubahan gugus fungsi melalui reaksi–reaksi kimia organik. Perubahan Gugus fungsi tersebut dapat terjadi melalui reaksi–reaksi kimia antara lain melalui reaksi hidrolisis akan menghasilkan asam salisilat, melalui reaksi aminolisis



menghasilkan



salisilamida



atau



salisilanilida,



melalui



reaksi



transerterifikasi menghasilkan enyawa ester yang lain seperti etilsalisilat, isoamilsalisilat, fenilsalisilat (salol) dan lain-lain. Reaksi lain yang dapat mengubah gugus fungsi pada metilsalisilat antara lain alkilasi, reduksi, substitusi elektrofilik pada cincin benzena dan lain-lain.Perubahan gugus fungsi pada senyawa komponen utama minyak gandapura diharapkan mempunyai aktivitas biologi yang tinggi, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai obat atau bahan dasar pembuatan obat (Suratmo dkk, 2013).



Metil salisilat merupakan senyawa yang tidak berwarna, berwujud cair serta memiliki aroma yang khas. Beberapa penelitian tentang minyak gandapura yang telah dilakukan antara lain isolasi komponen utama minyak gandapura dan hidrolisis metil salisilat menjadi asam salisilat. Metil salisilat merupakan suatu



ester asam kaboksilat yang dapat digunakan dalam sintesis asam salisilat melalui reaksi hidrolisis. Asam salisilat dapat disintesis dari metil salisilat melalui reaksi hidrolisis basa. Hidrolisis suatu ester dalam basa merupakan suatu reaksi irreversible sehingga menghasilkan asam karboksilat dengan rendemen yang lebih baik dibandingkan melalui reaksi hidrolisis asam. Reaksi yang brlangsung dalam keadaan basa akan menghasilkan suatu garam karboksilat. Asam karboksilat akan diperoleh apabila larutan diasamkan (Asetya, 2010). Ester dari asam karboksilat merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus – CO2R dengan R yang dapat berupa suatu alkil atau aril. Ester merupakan salah satu senyawa organik yang sangat berguna. Pemanfaatan ester yang telah banyak digunakan adalah ester atsiri yang memiliki aroma dalam berbagai buah dan parfum. Salah satu metode dalam sintesis ester adalah mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol. Esterifikasi asam karboksilat dengan suatu alkohol dengan katalis asam merupakan reaksi reversibel. Pada reaksi ini digunakan alkohol berlebih sehingga asam karboksilat dapat diesterifikasi. Penggunaan alkohol berlebih dimaksudkan agar kesetimbangan bergeser ke arah ester sehingga rendemen yang diperoleh dalam pembentukan ester tinggi. Esterifikasi suatu asam karboksilat dapat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi, alkohol nukleofilik akan menyerang karbon positif, dan eleminasi air akan menghasilkan ester yang diinginkan (Fessenden, 1986).



Reaksi anhidrida asetat dengan asam salisilat atau asam o-hidroksibenzoat digunakan dalam sintesis aspirin. Pada reaksi ini gugus hidroksi fenol akan mengalami asetilasi yang mengubah alkohol menjadi ester asetatnya (Hart dkk, 2012).



III.



METODE PERCOBAAN



A. Alat dan Bahan



Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat refluks lengkap, penangas air, termometer, gelas ukur 100 mL, 200 mL, erlenmayer100 mL, 200 mL, gelas kimia 100 mL, 200 mL.



Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Asam salisilat, Metanol, Petroleum eter/petroleum benzene, Asam sulfat pekat, Natrium karbonat.



B. Diagram Alir



Adapun alir pada percobaan ini adalah 1) Pembuatan Minyak Gandapura 10 gram asam Salisilat -ditambahkan 100 mL metanol -diguncangkan labu sampai asam salisilat melarut -ditambahkan 20 tetes H2SO4 pekat -direfluks selama 1 jam -didinginkan Hasil



2) Pemurnian Metil Salisilat Hasil refluks -dimasukkan hasil refluks ke dalam corong pisah -ditambahkan 100 mL Na2CO3 9% sampai keluar gelembung CO2 -ditambahkan



petroleum



benzene



sebanyak 25 mL -diguncangkan selama 15menit -dipisahkan lapisan bawah -ditambahan lagi 100 mL lartutan Na2CO3 9% -diguncangkan lagi selama 15 menit -dipisahkan



lapisan



bawah



yang



mengandung natrium salisilat -diurnikan



larutandalam



pelarut



organik dengan cara destilasi biasa. Hasil (Minyak Gandapura)



IV.



HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Data Pengamatan



Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah



Tabel 1. Sintesis Metil Salisilat (Pembuatan Minyak Gandapura) No. 1.



Perlakuan 28 gram asam salisilat



Hasil Asam salisilat terlarut



ditambahkan metanol absolut sebanyak 120 mL kemudian diguncang hingga larut. 2.



Asam salisilat yang sudah larut



Larutan mendidih



ditambahkan 30 mL asam sulfat pekat dan direfluks selama ±1,5-2 jam. 3.



Labu alas bundar dilepas dari alat



Suhu menjadi turun



refluks dan didinginkan dengan air mengalir.



Tabel 2. Pemurnian Metil Salisilat No. 1.



Perlakuan Hasil refluks dimasukkan kedalam corong pisah kemudian ditambahkan 100 mL aquades Dingin



Hasil Timbul gelembung CO2



2.



Digoncang sampai terbentuk 2



Larutan menjadi 2 fasa, bagian



lapisan



atas merupakan air dan fasa bawah ester



3.



Lapisan ester dipisahkan secara



pH larutan menjadi netral



perlahan kemudian ditambahkan dengan 10 mL Na2CO3 dan digoncang kembali 4.



Ditambahkan 25 mL aquades dan



Terbentuk 2 lapisan lagi



digoncang lagi 5.



Dipisahkan larutan eter dan



Terbentuk metil salisilat (minyak



ditambahkan MgSO4 anhidrat



gandapura) berwarna kuning



kemudian didiamkan selama ±30



keorenan sebanyak 18 mL



menit. Setelah itu ester disaring menggunakan vakum



B. Pembahasan



Minyak gandapura merupakan minyak atsiri yang mengandung senyawa utama metil salisilat. Kandungan metil salisilat dalam minyak gandapura mencapai 93-98%. Metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang berwarna kuning dengan bau tajam seperti salep, sifatnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat merupakan senyawa ester yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat salep (lotion) yang dapat mengobati sakit otot. Metil salisilat sudah banyak dikembangkan menjadi senyawa lain, misalnya asam asetil salisilat (aspirin).



Minyak Gandapura dapat diperoleh dari bahan alam dengan cara penyulingan uap dari daun Gautheria Porocumbens atau kulit belunta lenta. Minyak gandapura juga dapat diperoleh secara sintesis dengan mereaksikan asam salisilat dengan metanol.



Pembuatan minyak gandapura berdasarkan video yang telah ditonton menggunakan bahan-bahan seperti 28 gram asam salisilat, metanol absolut 120 mL, 30 mL asam sulfat pekat, MgSO4 anhidrat 8 gram dan 50 mL Na2CO3 5%. Pada percobaan ini ada dua tahap yaitu tahap sintesis metil salisilat dan pemurnian metil salisilat. Sintesis metil salisilat menggunakan asam salisilat sebanyak 28 gram yang kemudian ditambahkan dengan 120 mL methanol absolut, methanol inilah yang berfungsi untuk mensintesis metil salisilat. Kemudian ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 30 mL, asam sulfat pekat berfungsi sebagai katalis. Setelah itu dilakukan refluk selama kurang lebih 1,5-2 jam dengan menambahkan batu didih didalamnya tujuannta yaitu agar tidak terjadi bumping. Selama direfluks dilakukan pengelapan untuk menghindari embun pada kondensor agar tidak menetes ke pemanas. Setelah direfluks labu didih didinginkan dengan air mengalir.



Setelah direfluks maka dilakukan pemurnian metil salisilat dengan memindahkan hasil refluks ke dalam corong pisah, kemudian ditambahkan 100 mL aquades dingin yang telah disiapkan sebelumnya dan digojlak hingga terbentuk 2 fasa/bagian, dimana bagian atas berwarna putih yang merupakan air dan bagian bawah berwarna kuning yang merupakan ester. Lapisan ester tersebut kemudian dipisahkan secara perlahan dan ditambahkan 10 mL Na2CO3 untuk menetralkan asam kemudian digojlak kembali hingga homogeny hingga larutan bersifat netral pH 7. Setelah itu ditambahkan 25 mL aquades dan digojlak lagi hingga terbentuk 2 lapisan lagi, lapisan ester dipisahkan dan ditambahkan MgSO4 anhidrat agar ester tidak mengandung air dan didiamkan selama kurang lecih 30 menit. Setelah didiamkan ester disaring menggunakan vakum yang menghasilkan metil salisilat sebanyak 18 mL.



Fungsi perlakuan dan penambahan 1. Fungsi penambahaan methanol adalah untuk mensintesis metil salisilat dari asam salisilat. 2. Fungsi penambahan asam sulfat pekat adalah sebagai katalis untuk mempercepat reaksi.



3. Fungsi penambahan batu didih saat melakukan refluks adalah agar tidak terjadi bumping selama pemanasan berlangsung. 4. Fungsi perlakuan pengelapan pada saat merefluks adalah untuk menghindari embun pada kondensor agar tidak menetes ke pemanas. 5. Fungsi pendinginan adalah untuk mendinginkan. 6. Fungsi direfluks adalah untuk mereaksikan senyawa/mensintesis senyawa. 7. Fungsi digojlak menggunakan corong pisah adalah untuk mengekstraksi senyawa agar 2 larutan terpisah berdasarkan kelarurannya. 8. Fungsi penambahan Na2CO3 adalah utnuk menetralkan asam dan untuk memurnikan senyawa. 9. Fungsi penambahan MgSO4 anhidrat adalah agar ester tifak mengandung air. 10. Fungsi penyaringan menggunakan vakum adalah untuk menyaring suatu larutan hingga didapatkan hasil yang maksimal.



Reaksi asam salisilat dengan methanol



Reaksi asam salisilat dengan Na2CO3



Alat refluks:



Water out kondensor Water in Reflux ring Labu didih Hot plate



Alat destilasi



Aplikasi minyak gandapura yaitu dalam industri farmasi, parfum dan kosmetika serta pengolahan makanan dan minuman. Dalam obat-obatan minyak gandapura digunakan sebagai kontra iritasi, misalnya dalam salep, obat gosok dan balsem. Dalam produk parfum dan kosmetika minyak



gandapura digunakan sebagai pewangi (bahan pewangi), sementara dalam pengolahan makanan dan minuman digunakan dalam pembuatan makanan beku, kembang gula, permen karet, puding, makanan panggang dan pemberi aroma dalam minuman tanpa alkohol maupun minuman beralkohol seperti root beer.



Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. disebut sering esterifikasi Fischer.



Reaksi ini juga



Ester adalah suatu senyawa yang



mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversibel).



Laju esterifikasi Suatu asam karboksilat Bergantung terutama pada halangan sterik asam karboksilatnya. Hearts alkohol Dan Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya memainkan peran kecil dalam pesanan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol> alkohol 1 ° (primer)> alkohol 2 ° (sekunder)> alkohol 3 ° (tersier).



Contoh reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol membentuk etil asetat:



Adapun untuk beragam manfaat serta contoh dalam pengaplikasian reaksi esterifikasi ini, antara lain adalah sebagai berikut;



1. Industri Tekstil Poliester memiliki banyak sekali kegunaan dalam kehidupan manusia seperti sebagai bahan pakaian. Dalam industri, pembuatan poliester diawali melalui reaksi esterifikasi yang melibatkan etilen glikol dengan asam benzena 1,4-dikarboksilat yang kemudian melalui reaksi polimerisasi akan menghasilkan rantai polimer berupa poliester. Meskipun digolongkan sebagai reaksi polimerisasi, namun reaksi ini juga termasuk ke dalam esterifikasi karena melibatkan pembentukan produk ester dari alkohol dan juga asam karboksilat turunannya.



2. Industri Makanan Dalam industri makanan, membuat ester sintetik sebagai aroma makanan dinilai lebih menguntungkan dibandingkan harus mengekstrak atau mengisolasi minyak ester dari buah buahan tersebut. Oleh karena itu reaksi esterifikasi juga diperlukan dalam industri ini dalam membuat senyawa ester dari asam karboksilat yang memiliki rantai pendek dengan alkohol yang juga memiliki rantai pendek.



Aplikasi dari senyawa yang dihasilkan yaitu sebagai esens ataupun penyedap makanan. Contoh senyawa ester yang dihasilkan yaitu isoamil asetat sebagai aroma pisang, amil butirat sebagai aroma jambu, propil butirat sebagai aroma mangga, oktil asetat sebagai aroma jeruk, amil valerat sebagai aroma apel dan butil butirat sebagai aroma nanas.



3. Industri Farmasi Ester merupakan senyawa yang memiliki kegunaan dan aplikasi yang sangat luas, salah satunya adalah dalam bidang farmasi. Senyawa aspirin merupakan senyawa ester yang memiliki nama asli yaitu asam asetil asetat. Pembuatan senyawa aspirin ini melibatkan reaksi yang tidak lain yaitu esterifikasi dimana prekursor awal berupa asam salisilat akan direaksikan dengan anhidrida asam asetat menghasilkan suatu ester berupa asam asetil asetat. Meskipun bukan berupa alkohol, namun asam salisilat



merupakan senyawa multifungsi yang dapat berperan sebagai alkohol. Hal itu karena senyawa ini memiliki gugus hidroksil (OH) yang terikat dalam strukturnya sehingga dapat berperan sebagai pengganti alkohol dalam reaksi esterifikasi.



Hasil reaksi ini yaitu aspirin yang memiliki banyak kegunaan dalam bidang medis seperti penghilang nyeri, rasa sakit, demam, peradangan, dan lain lain.



Sifat Fisik dan Kimia Bahan 1. Asam salisilat a. Sifat-sifat Fisika 



Rumus molekul



: C7H6O3







Wujud pada 1 atm 25°C



: padat, kristal jarum







Berat molekul, (g/mol)



: 138







Titik didih (boiling point), (°C)



: 255,85







Titik beku (freezing point), (°C)



: 159







Temperatur krisis (K)



: 739







Tekanan krisis (Bar)



: 51,80







Densitas (g/cm3)



: 1,140







Δ Hf pada 25°C, 1 atm, (kj/mol)



: -466,35







Δ Gf pada 25°C, 1 atm (kj/kmol ): -365,21



b. Sifat kimia 



Reaksi esterifikasi Dengan senyawa alkohol dapat membentuk ester, misal pada pembentukan metil salisilat. Reaksi : C7H6O3 + CH3OH - C8H8O3 + H2O







Dapat membentuk salycilamide bila direaksikan dengan aniline Reaksi : HOC6H4COOH + C6H5NH2 HOC6H4CONHC6H5



2. Metanol a. Sifat fisik 



Rumus molekul



: CH3OH







Wujud pada 1 atm 25°C



: cair, tidak berwarna







Berat molekul, (g/mol)



: 32







Titik didih (boiling point), (°C)



: 64,7







Titik beku (freezing point), (°C)



: -97







Temperatur kritis (K)



: 514,58







Tekanan kritis (Bar)



: 80,97







Densitas (g/cm3)



: 0,79



b. Sifat kimia 



Reaksi dengan metanol terjadi melalui pecahnya ikatan C-O atau C=H dan bercirikan reaksi subtitusi gugus –H dan –OH







Reaksi esterifikasi pembentukan senyawa ester dengan jalan mereaksikan metanol dengan senyawa asam organik, misal pada reaksi pembentukan metil salisilat



3. Asam sulfat pekat a. Sifat fisik 



Rumus molekul



: H2SO4







Bentuk



: Cairan tidak berwarna







Berat molekul



: 98,078 g/gmol







Kemurnian (berat)



: 98% H2SO4, 2% H2O







Densitas



: 1.84g/cm3







Titik lebur



: 10,49oC







Titik didih



: 340oC



b. Sifat kimia 



Asam sulfat pekat adalah zat pengoksidasi yang kuat. Reaksi yang terjadi: Cu + 2H2SO4  CuSO4 + SO2







Asam sulfat pekat dapat digunakan untuk menghilangkan air suatu zat, reaksi yang terjadi: C12H22O11 + 11H2SO4  12C + 11 (H2SO4H2O)







Asam sulfat dapat bereaksi dengan natrium klorida, dengan reaksi yang terjadi: NaCl + H2SO4  NaSO4 + 2HCl



4. Magnesium Sulfat Anhidrat a. Sifat fisik 



Rumus molekul: MgSO4







Berat molekul: 120,366 gr/mol (anhidrat







Penampilan Kristal padat putih tidak berbau







Densitas: 2,66 gr/cm3 (anhidrat)







anhidrat terurai pada 1124 °C







Kelarutan di dalam air: 26,9 gr/100 mL pada 0 °C; 25,5 gr/100 mL pada20 °C (anhidrat)







Kelarutan ke dalam pelarut lain: 1,16 gr/100 mL (18 °C, eter); sedikit larut dalam alkohol, gliserol, tidak larut dalam aseton.



b. Sifat kimia Tidak stabil di alam, terhidrasi untuk membentuk epsomit.



5. Na2CO3 a. Sifat fisik 



Rumus molekul



: Na2CO3







Berat molekul



: 106 gram/mol







Densitas



: 2,533 g/cm3







Titik lebur



: 851°C







Kapasitas panas



: 28,9 kal/mol







Panas pembentukan



: -270.300 kkal/kmol







Bentuk fisik



: Serbuk putih







Ukuran



: 90 – 150 mm



b. Sifat kimia 



Na2CO3(Soda Ash) : 99,9%







H2O : 0,1%







Larut dalam air dan gliserol







Tidak larut dalam alkohol dan eter







Tidak mudah terbakar



6. Metil salisilat a. Sifat fisik 



Rumus molekul



: C8H8O3







Wujud pada 1 atm 25°C



: cair, tidak berwarna







Berat molekul, (g/mol)



: 152







Titik didih (boiling point), (°C)



: 220,5







Titik beku (freezing point), (°C)



: -8,3







Temperatur krisis (K)



: 701







Tekanan krisis (Bar)



: 40,9







Densitas (g/cm3)



: 1,183







Δ Hf pada 25°C, 1 atm, (kj/mol)



: -464,3







Δ Gf pada 25°C, 1 atm, (kj/kmol )



: -339



b. Sifat kimia 



Metil salisilat dalam larutan alkaline bila di mixer dengan acetic anhydryde menghasilkan methyl o-acetoxy benzoate.







Metil salisilat dalam larutan alkaline bila mixer dengan benzoylchloride methyl o-benzoxy benzoate.



Sebagaimana prinsip dasar dari destilasi adalah memisahkan zat berdasarkan perbedaan titik didihnya, maka komponen zat yang memiliki titik didih yang rendah akan lebih dulu menguap sedangkan yang lebih tinggi titik didihnya akan tetap tertampung pada labu destilasi. Proses penguapan komponen zat ini dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih rendah akan menguap dan uap tersebut



melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan komponen zat tersebut sehingga akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi berwujud cair sehingga dapat ditampung di labu destilat atau labu Erlenmeyer. Maka saat didestilasi destilat yang menetes terlebih dahulu adalah ester karena titik didih ester lebih rendah dari pada air yaitu 770C sedangkan titik didih air adalah 1000C.



Setelah dan diekstraksi dengan mengojlakkan campuran tersebut dihasilkan 2 fasa, fasa atas yaitu fasa air dan fasa bawah yaitu ester.



V.



KESIMPULAN



Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah 1. Metil salisilat yang dihasilkan pada pecobaan ini adalah sebanyak 18 mL. 2. Pada percobaan ini methanol digunakan untuk mensintesis metil salisilat dari asam salisilat. 3. Pada percobaan ini untuk mempercepat reaksi digunakan katalis berupa asam sulfat pekat. 4. Pada percobaan ini ditambahkan MgSO4 anhidrat agar ester tidak lagi mengandung air. 5. Pada percobaan ini digunakan Na2CO3 adalah untuk mentetralkan asam agar pH larutan menjadi netral (pH 7).



DAFTAR PUSTAKA



Asteya, D. M. 2010. Sintesis Asam 2-(2’-Klorobenzoiloksi)Benzoat dan Uji Aktivitas Analgesik pada Mencit (Mus musculus). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Departemen Kimia Farmasi. Surabaya.



Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga, Jakarta.



Hart, David J., Christopher M. Hadad., Leslie E. C., Harold Hart. 2012. Organic Chemistry: The Brief Course 13th Edition, International Edition. Brooks/ Cole. Canada.



Priambodo, W.S., Daniel., dan Chairul, S. 2019. Pembuatan Metil Salisilat Menggunakan Katalis Asam Dengan Metode Tanpa Pelarut. Jurnal Atomik. 4(1). pp. 41-44.



Sulistyo, R., Suratno., dan Rurini, R. 2015. Sintesis Salisilanilida Dari Komponen Utama Minyak Gandapura. Kimia Student Journal. 1(1). pp. 805 - 811.



Suratno.,



Rurini,



R.,



dan



Devina,



A.



2013.



Sintesis



N,N-dietil-2-



hidroksibenzamida Menggunakan Metil Salisilat dari Minyak Gandapura. Jurnal Narural B. 2(1). pp. 94-102



LAMPIRAN



PERTANYAAN SETELAH PRAKTIK



1. Apakah kegunaan penambahan Na2CO3 9%? 2. Tuliskan reaksi yang terjadi. 3. Apa fungsi petroleum eter, benzen dan eter?



Jawab



1. Untuk menetralkan kelebihan asam pada metil salisilat. 2. Reaksi asam salisilat dengan methanol



Reaksi asam salisilat dengan Na2CO3



3. Sebagai reagen yang membedakan antara senyawa polar dan non polar.