LAPORAN PRAKTIKUM PBG [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM CRUSHING RACHMAWATY JOHARIA P (09320150071/C1) ASISTEN : AYU LESTARI BUDIANI (09320140103) Abstrak – Percobaan Modul 1: crushing – Praktikum crushing ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk, serta menghitung reduction ratio alat peremuk pertama dan kedua (jaw crusher dan roll crusher). Secara umum percobaan peremukan (crushing) ini terbagi menjadi 2, yaitu peremukan 1 dan peremukan lanjutan. Peremukan satu dilakukan dengan meremukkan 3 bongkah batu menggunakan jaw crusher. Produk yang dihasilkan jaw crusher ini selanjutnya akan diklasifikasikan fraksi ukurannya dengan mengayak produk tersebut dengan ayakan yang telah disediakan sebelumnya. Setalah dicatat klasifikasi ukuran partikel hasil peremukan, produk peremukan menggunakan jaw crusher tersebut selanjutnya akan diremukkan kembali menggunakan roll A. TINJAUAN PUSTAKA



sehingga flux yang dibutuhkan juga semakin



Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih (ore) secara mekanik



sehingga



dari



tambang



umumnya



masih



berukuran relatif besar, sehingga mineral berharga



dengan



belum terliberasi, maka perlu direduksi ukurannya



didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika



dengan menggunakan alat peremuk (crusher) dan



permukaan mineral.



alat penggiling/penggerus (grinding mill). Supaya



dari



mineral



berharga



Bijih



dapat



dipisahkan



mineral



sedikit.



pengotornya



Bijih yang dilakukan pengolahan bahan galian



hasil peremukan dan penggilingan mempunyai



akan dapat ditingkatkan kadarnya, sehingga dari



ukuran



hasil pengolahan tersebut diharapkan diperoleh



pengelompokan ukuran (sizing) yaitu dengan cara



keuntungan antara lain adalah :



pengayakan (screening) maupun classifying.



1.



pengolahan sampai tempat peleburan. Hal ini



1. Primary crushing Merupakan tahap pertama



karena mineral pengotor (gangue mineral)



dimana crusher dioperasikan secara terbuka. Untuk



sudah dapat dipisahkan sehingga tidak ikut



bijih yang keras dan kompak dapat digunakan jaw



terangkut.



crusher atau gyratory crusher, sedangkan untuk



Mengurangi biaya peleburan. Dengan naiknya



bahan galian yang lebih brittle digunakan hammer



kadar bijih maka logam berharga semakin



mill atau impact crusher.



2.



Mengurangi ongkos transport dari tempat



banyak untuk setiap berat



yang sama,



sehingga dalam satuan waktu tertentu logam hasil peleburan akan lebih banyak jika dibanding dengan peleburan bijih kadar rendah. 3.



Mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan. Semakin tinggi kadar bijih berarti kadar



mineral



pengotor



semakin



kecil,



yang



sama,



maka



perlu



proses



dilakukan



peremukan



2.



Secondary crushing



Feed untuk secondary crushing berasal dari produk primary crushing. Alat yang dapat digunakan untuk secondary crushing adalah cone crusher atau roll crusher. Produk yang dihasilkan dari secondary



c.



Impact (shatter) Terjadi ketika energi sangat mencukupi untuk



crushing harus memiliki ukuran yang sesuai dengan



terjadinya peremukan partikel, meghasilkan banyak



alat grinding yang digunakan.



partikel dengan distribusi ukuran yang lebar.



3.



B.



METODOLOGI PENELITIAN



Fine Crushing (grinding mill)



a.



Data massa per fraksi produk yang dihasilkan



Fine crushing merupakan proses kelanjutan



dari peremukan pertama menggunakan Jaw crusher



dari primary crushing atau secondary crushing.



dengan jumlah feed 2000 gram



Proses penghancuran dalam milling memanfaatkan



Ukuran (mm)



Berat tertahan (gr)



adanya shearing stress. (penjelasan mengenai



25



154.03



grinding akan dibahas lebih lanjut pada laporan



13



1099.60



kominusi bagian 2)



9.4



164.65



5



185.08



-5



311.47



Total



1914.83



Mekanisme



peremukan



dapat



dibedakan



menjadi 3 jenis, yaitu a.



Abrasion (attrition)



Terjadi bilamana energi yang kurang mencukupi diterapkan pada partikel, menyebabkan terjadinya



b.



localized stressing dan remuknya sebagian kecil



dihasilkan dari peremukan kedua menggunakan



area sehingga menghasilkan distribusi ukuran



Roll crusher gape 1.25 dengan feed 2000 gram



partikel yang halus.



b.



Compression (cleavage) Terjadi apabila energi cukup untuk membuat



partikel remuk, menghasilkan ukuran partikel tidak jauh berbeda dengan ukuran umpan.



Data



massa



per



fraksi



produk



yang



Ukuran (mm)



Berat tertahan (gr)



25



20.34



13



151.19



9.4



227.29



5



276.16



-5



286.15



Total



916.13



c.



Data



massa



per



fraksi



produk



yang



dihasilkan dari peremukan kedua menggunakan Roll crusher gape 1.75 dengan feed 2000 gram Ukuran (mm)



Berat tertahan (gr)



25 13 9.4 5 -5 Total



45.18 556.91 82.91 97.37 163.66 946.03



C.



PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN



a.



Penghitungan



berat



material



produk jaw crusher yang lolos ayakan



25



Berat Tertahan (gr) 154.03



13



1099.60



57.42546



65.46951



34.53049



9.5



164.65



8.59867



74.06818



25.93182



5 -5



185.65 311.47



9.66561 16.26619



83.73379 100



16.26621 0



Total



1914.83



100



b.



Penghitungan



8.04405



% Berat Tertahan Komulatif 8.04405



% Berat Lolos Komulatif 91.95595



% Fraksi



100



y = 3.1706x + 25.465 R² = 0.838



Series1



50 0 0



10



20



30



roll crusher gape 1.75 100



persentase



berat



material



produk roll crusher gape 1.25 yang lolos ayakan



y = 4.0223x - 8.6747 R² = 0.9722



50



Series1



0



25



Berat Tertahan (gr) 20.34



13



151.19



15.73044



17.84669



82.15331



9.5



227.29



23.64820



41.49489



58.50511



5 -5



276.16 286.15



28.73284 29.77224



70.22773 100



29.77227 0



Total



961.13



100



Ukuran (mm)



c.



Penghitungan



2.11625



% Berat Tertahan Komulatif 2.11625



% Berat Lolos Komulatif 97.88375



% Fraksi



persentase



berat



material



produk roll crusher gape 1.75 yang lolos ayakan



25



Berat Tertahan (gr) 45.18



13



556.91



58.86811



63.64385



36.35615



9.5



82.91



8.76399



72.40784



27.59216



5 -5



97.37 163.66



10.29248 17.29966



82.70032 100



17.29968 0



Total



946.03



100



Ukuran (mm)



4.77574



% Berat Tertahan Komulatif 4.77574



% Berat Lolos Komulatif 95.22426



% Fraksi



Linear (Series1)



Axis Title



Axis Title



Ukuran (mm)



150



Axis Title



persentase



roll crusher gape 1.25



0



10



20



30



Linear (Series1)



Axis Title



Perhitungan : % Berat Hilang untuk jaw crusher 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟



= =



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 2000−1914.83 2000



× 100 %



× 100 %



= 4.25 % % Berat Hilang untuk rool crusher gape 1.25 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟



= =



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 1000−961.13 1000



× 100 %



× 100 %



= 3.887 % % Berat Hilang untuk jaw crusher 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟



=



𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙



× 100 %



=



1000−946.03 1000



jaw crusher, mekanisme peremukan yang dominan



× 100 %



adalah = 5.397 %



menyebabkan



𝑃80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟



RR80 = 𝑃80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟



abrasion/attrition



timbulnya



tekanan



local



yang pada



permukaan feed yang bersentuhan langsung dengan dinding rongga remuk. Produktan jaw crusher



P80 Jaw Crusher



tersebut y = 3.9069x + 9.0097



kemudian



dijadikan



umpan



untuk



secondary crushing menggunakan roll crusher. Pada



80 = 3.9069x + 9.0097 x=



mekanisme



proses peremukan kedua dihasilkan produk yang memiliki ukuran yang relatif merata antara material



80−9.0097 3.9069



berukuran besar dengan material berukuran kecil.



= 22.2707



Pada proses peremukan kedua menggunakan roll



P80 Roll Crusher Gape 1.25



crusher, mekanisme peremukan yang dominan



y = 3.1706x + 25.465



adalah impact/shatter yang diakibatkan roll baja menghasilkan



80 = 3.1706x + 25.465



energi



yang



cukup



untuk



meremukkan feed (produk jaw crusher). x=



80−25.465



Grafik hubungan antara persentase material



3.1706



yang lolos ayakan dengan ukuran ayakan kemudian



= 17.2002



dapat dibandingkan antara jaw crusher dan roll P80 Roll Crusher Gape 1.75



crusher.



Dari



perbandingan



tersebut,



dapat



y = 4.0223x – 8.6747



ditentukan reduction ratio roll crusher. Reduction



80 = 4.0223x - 8.6747



ratio didefinisikan sebagai perbandingan ukuran



x=



ayakan yang meloloskan umpan (melalui jaw



80−8.6747 4.0223



crusher) dan ukuran ayakan yang meloloskan



= 22.0457



produk (melalui roll crusher). Untuk percobaan kali



𝑃80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟



ini, diperoleh nilai reduction ratio 80% sebesar



RR801 = 𝑃80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟



1.284 untuk roll crusher gpe 1.25 dan 1.010 untuk



22.2707



= 17.2002



roll crusher gape 1.75. Nilai RR80 ini termasuk



= 1.29479



kecil yang artinya performa roll crusher yang kurang optimal. Nilai RR80 bervariasi antara 2,2 –



𝑃80 𝐽𝑎𝑤 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟



RR802 = 𝑃80 𝑅𝑜𝑙𝑙 𝐶𝑟𝑢𝑠ℎ𝑒𝑟



8,3. Hal yang menyebabkan rendahnya nilai RR80



22.2707



tersebut diantaranya adalah adanya material yang



= 22.0457



menjadi losses. Dapat dilihat untuk jaw crusher feed = 1.010206 D.



yang digunakan seberat 2000 gram sedangkan



ANALISA HASIL PERCOBAAN



produk yang dihasilkan seberat 1914.83 gram.



Berdasarkan



praktikum



Adapun secondary crushing menggunakan roll



(crushing), dapat diketahui bahwa produk yang



crusher gape 1.25, feed yang digunakan seberat



dihasilkan jaw crusher, masih didominasi material



1000 gram dan dihasilkan produk 961.13 gram,



berukuran besar. Hal tersebut terjadi karena pada



sedangkn roll crusher gape 1.75 feed yang



percobaan



digunakan seberat 1000 gram dan dihasilkan produk



3.



946.03 gram.



dibedakan menjadi a.



E.



JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS



1.



Pengertian istilah gape, setting, dan angle of



desainnya,



jaw



crusher



dapat



single toggle: memiliki satu tuas untuk menggerakkan jaw.



b.



nip. a.



Menurut



double toggle: memiliki dua tuas untuk menggerakkan jaw



Gape adalah besar bukaan maksimal sebuah



c.



crusher (jarak maksimal antara kedua sisi



dodge:



tidak



menggunakan



tuas,



menggunakan pivot di bawah.



crusher).



4.



Setting adalah gape dikurangi selisih antara



terjadi karena interaksi antar partikel yang ada di



gape dan bukaan lubang untuk output yang



dalam crusher, sementara arrested crushing adalah



dibagi 2. Ada dua jenis setting, yaitu open



penggerusan yang terjadi karena ukuran partikel



side setting, ketika keadaan crusher terbuka,



yang melebihi lebar jaw di satu titik tertentu,



dan close side setting, ketika tertutup.



sehingga ia harus dihancurkan supaya bisa melalui



Angle of nip atau sudut jepit, pada jaw



titik tersebut. Roll crusher menggunakan choke



crusher adalah sudut yang terbentuk antara



crushing, dan jaw crusher menggunakan arrested



kedua plat yang ada di crusher. Sementara



crushing.



pada roll crusher, sudut jepitnya adalah sudut



5.



antara dua titik pada roll yang bersinggungan



dua cara, yaitu dengan Choke crushing, dimana



dengan partikel.



material remuk karena interaksinya dengan material



Pengertian reduction ratio, limiting reduction



lain, atau dengan arrested crushing, dimana material



ratio, dan reduction ratio 80%, serta faktor-faktor



diremukkan oleh jaw karena ukurannya melebihi



yang mempengaruhi besarnya reduction ratio dari



lebar jaw sehingga tidak bisa melewati jaw.



hasil peremukan adalah sebagai berikut:



6.



a.



Reduction Ratio adalah rasio antara ukuran



partikel



feed



diantaranya



b.



c.



2.



dengan



ukuran



produk



hasil



dari



crushing. Limiting reduction ratio adalah rasio



Mekanisme remuknya material adalah melalui



Faktor-faktor dapat



yang



melewati



mempengaruhi permukaan



laju



ayakan



Ukuran partikel. Makin kecil ukuran partikel,



antara ukuran bukaan dimana semua feed bisa



maka akan makin cepat pula ia melewati



masuk, dan ukuran bukaan keluaran dimana



permukaan ayakan.



semua produk bisa keluar. Reduction ratio



b.



Kecepatan gerak ayakan. Makin cepat ayakan



80% adalah rasio antara ukuran bukaan



bergerak, maka akan makin cepat partikel



dimana 80% feed bisa masuk, dan ukuran



melewati permukaannya, karena partikel bisa



bukaan keluaran dimana 80% produk bisa



lebih cepat menemukan lubang yang kosong.



keluar. b.



a.



Choke Crushing adalah penggerusan yang



c.



Persebaran partikel di permukaan ayakan.



Yang mempengaruhi besarnya reduction ratio



Makin tersebar partikel, maka makin cepat ia



adalah ukuran feed, ukuran hasil, serta



melewati permukaan ayakan.



kemampuan alat itu sendiri.



d.



Ukuran lubang di ayakan. Makin besar ukuran lubangnya, maka makin cepat partikel lewat,



7.



karena semakin banyak partikel yang bisa



Jambi.Teknik Pertambangan Fakultas Teknik



melewati ayakan.



Universitas Islam Bandung. Bandung.



Berikut cara menyatakan ukuran dari jaw



crusher,



gyratory



crusher,



roll



crusher,



dan



pengayak getar (vibrating screen) Jaw crusher: gape × width



b.



Gyratory crusher: opening width × mantle max diameter



c.



Roll Crusher: diameter × width



d.



Vibrating screen: aperture



F. KESIMPULAN Mekanisme peremukan terbagi menjadi 3



yaitu abrasion, compression dan impact. 2.



Cara kerja jaw crusher terdapat dua plat yang



menghancurkan umpan dengan cara membuka dan menutup seperti rahang. 3.



Cara kerja roll crusher yaitu terdapat dua roll



baja yang menghancurkan umpan dengan cara menggerakkan



roll



tersebut



dengan



arah



berlawanan. 4.



Nilai reduction ratio 80 pada percobaan ini



adalah 1.294 untuk roll crusher gape 1.25 dan 1.010 untuk roll crusher gape 1.75 G.



DAFTAR PUSTAKA



Harahap



Ali



Ihsyn.



Iskandar



Hartini,



Arief



Taufik,2016. Kajian Kominusi Limestone pada area Penambangan PT. Semen Padang (Persero) Tbk. Bukit Karang Putih Indarung Sumatera



Barat.Teknik



03-04pbglaporannmodul1-KominusiCrushing-160419163949



a.



1.



https://es.scribd.com/document/343852552/2016-



Pertambangan



Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. Bandung Syam M Alvin. Zaenal.,2016. Kajian Kerja Alat Crushing Plant untuk Memenuhi Target Produksi di PT. Nan Riang Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Provinsi