Laporan Praktikum Pengamatan Preparat Sumsum Tulang [PDF]

  • Author / Uploaded
  • dewi
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI III



Pengamatan Preparat Sumsum Tulang



Disusun oleh: Indri Puspita Dewi



(P1337434114029)



Dewi Purnamasari



(P1337434114030)



Reguler A/ Semester V



DIII ANALIS KESEHATAN



POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2016



A. Judul : Pengamatan Preparat Sumsum Tulang B. Hari/Tanggal : Jumat, 25 November 2016 C. Dasar Teori Definisi Pemeriksaan tulang sumsum merujuk pada analisa patologi dari sampel tulang sumsum yang diperoleh dari biopsi tulang sumsum (bone marrow biopsy sering disebut biopsi trefin) dan aspirasi tulang sumsum (bone marrow aspiration). Atau dikenal juga dengan sebutan BMP (Bone Marrow Puncture). Pemeriksaan tulang sumsum digunakan untuk mendiagosis sejumlah kondisi, termasuk leukemia, mieloma multipel (multiple myeloma), limfoma (lymphoma), anemia dan pansitopenia (pancytopenia). Biasanya aspirasi tulang sumsum atau biopsi trefin dilakukan di bagian belakang tulang pinggul atau tulang krista iliak prosterior (posterior iliac crest). Kita sering menonton di film-film orang yang diambil tulang sumsumnya menjerit kesakitan, butir-butir keringat mengucur, serta tubuh menggeliat kesakitan. Menurutku, adegan itu terlalu dibesar-besarkan agar penonton merasa lebih terharu atau kasihan. Pada kenyataannya pemeriksaan tulang sumsum tidak semengerikan itu, karena sebelum pengambilan tulang sumsum akan dilakukan bius lokal. Mungkin rasa sakit yang terasa hanya pada saat penyuntikan obat bius itu. Biasanya seluruh prosedur pengambilan tulang sumsum ini akan memakan waktu 1015 menit. Setelah prosedur selesai dilakukan, pasien biasanya diminta untuk berbaring selama 5-10 menit untuk memberi tekanan pada tempat pengambilan tulang sumsum



tadi. Setelah itu, jika tidak terjadi pendarahan, maka pasien bisa berdiri dan melakukan aktivitas normal kembali. BMP (Bone Marrow Puncture) atau punksi sumsum tulang merupakan tindakan medis diagnostik yang seringkali diperlukan untuk membantu diagnosa suatu penyakit. Selain itu juga digunakan untuk penentuan tahap dan monitoring terapi. Sehingga perlu diketahui beberapa indikasi untuk dilakukannya BMP. Beberapa indikasi BMP adalah : 1. Diagnosis, penentuan tahap dan evaluasi pengobatan : a. kanker darah atau leukemia b. multiple myeloma c. kelainan lymphoproliferatif dan myeloproliferatif yang lain



2. Evaluasi dari sitopenia (menurunnya jumlah sel, contohnya trombositopenia, anemia, leukopenia, pansitopenia, bisitopenia), thrombositosis, leukositosis, anemia dan status cadangan besi. 3. Kondisi nonhematologik : investigasi panas yang tidak diketahui terutama pada pasien AIDS, mikroorganisme yang terdapat pada sumsum tulang seperti tuberculosis,



Mycobacterium Avium



Intracellulare



Leishmaniasis dan infeksi jamur yang lain. 4. Penilaian kanker yang telah metastase atau menyebar



Juga terdapat indikasi relatif, yaitu : 1. ITP (idiopathic tombocytopenic purpura). 2. Peningkatan level serum paraprotein. 3. Anemia defisiensi besi.



(MAI),



histoplasmosis.



4. Defisiensi B12/Folat. 5. Polycitemia vera. 6. Infeksi mononucleosis. D. Prinsip Sediaan apusan sumsum tulang (spread) diletakkan diatas meja mikroskop dan diamati pada perbesaran lensa objektif 10x atau perbesaran yang terkecil terlebih dahulu. Pengamatan dilakukan pada counting area dengan adanya fragmen. E. Tujuan Mengetahui morfologi dan bentuk fragmen dan identifikasi gambaran sumsum tulang belakang (sel megakariosit) F. Cara Kerja a. Siapkan mikroskop yang akan digunakan untuk pembacaan preparat spread sumsum tulang b. Bersihkan bagian – bagian mikroskop seperti lensa, meja mikroskop, dan bagian lainnya dengan tissue. c. Hubungkan steker mikroskop ke sumber listrik dan nyalakan mikroskop. d. Letakkan sediaan pada meja mikroskop. Pastikan sediaan tidak diletakkan terbalik. e. Membaca atau mengamati adanya fragmen pada perbesaran lensa objektif 10x atau perbesaran yang terkecil terlebih dahulu f. Kemudian geser pada perbesaran lensa objektif 40x untuk mengamati sel megakariosit



G. Hasil Dewi Purnamasari (P1337434114030) Preaparat : Sutul



Ciri-ciri Hiperseluler (CML) 1. Terdapat banyak sel darah dibanding sel lemak. 2. Terdapat banyak fragmen



Normoseluler Normoseluler (AML) Perbandingan sel darah dan sel lemak sebanding



Hiposeluler Terdapat banyak sel lemak dibanding sel darah



Sel yang ditemukan 1. Adanya fragmen dengan sitularits hiperseluler 2. Ditemukannya sel megakariosit Ciri-ciri : 1. Sel besar 2. Ditemukan sejajar dengan fragmen



Indri Puspita D (P1337434114029) Preaparat : Sutul



Ciri-ciri



Hiperseluler (CML) 1. Terdapat banyak sel darah dibanding sel lemak. 2. Terdapat banyak fragmen



Normoseluler (AML) Normoseluler Perbandingan sel darah dan sel lemak sebanding



Hiposeluler Terdapat banyak sel lemak dibanding sel darah



Sel yang ditemukan 1.Adanya fragmen dengan sitularits hiperseluler 2. Ditemukannya sel megakariosit Ciri-ciri : 1. Sel besar



H.



Kesimpulan Jadi pada praktikum pengamatan preparat sumsum tulang (BMP) ada 2 jenis yaitu preparat sutul CML dan peparat sutul AML, dari kedua preparat tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Preparat CML, ditemukannya fragmen dengan sitularitasnya hyperseluler adanya sel megakariosit yang menandakan bahwa preparat tersubut memang sampel sumsum tulang belakang 2. Preparat AML, ditemukannya fragmen dengan sitularitasnya normoseluler adanya sel megakariosit yang menandakan bahwa preparat tersebut memang sampel sumsum tulang belakang



dan dari dan dari