Laporan Praktikum Produksi Hijauan Pakan Ternak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT) dalam upaya penyediaan pakan hijauan berkualitas bagi ternak ruminansia menjadi hal penting untuk dilakukan, terlebih di negara tropis seperti Indonesia. Pada umumnya hijauan rumput dan legume daerah tropis memiliki kualitas yang kurang bagus. Pengaruh iklim dan cuaca sangat besar terhadap proses pertumbuhan dan kualitas hijauan, diantaranya hijauan pakan banyak memiliki kulit biji yang tidak permiabel atau sangat keras sehingga sulit ditembus untuk tumbuh dengan baik. Selain itu rata-rata produksi hijauan rendah dan kurang respon terhadap perbaikan hara tanah. Kualitas hijauan dicerminkan dari seberapa nilai nutrisi hijauan yang terkandung di dalamnya. Hijauan mengandung protein kasar, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen dan mineral. Protein kasar merupakan nutrisi yang sangat penting bagi ternak. Hijauan yang mengandung protein kasar yang tinggi dimiliki oleh sebagian besar leguminosa. Hijauan merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia yang berfungsi tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, energi, vitamin, dan, mineral. Hijauan yang bernilai gizi tinggi cukup memegang peranan penting karena dapat menyumbangkan zat pakan yang lebih ekonomis dan berguna bagi ternak (Herlinae, 2003). Selain kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan sumber tenaga, hijauan juga komponen penunjang produksi dan reproduksi ternak. Jenis hijauan seperti rumput maupun kacang-kacangan (leguminosa) dalam 1



bentuk segar atau kering wajib tersedia dalam jumlah cukup sepanjang tahun. Ketersediaannya penting karena kebutuhan pakan hijauan bagi ternak ruminansia terutama sapi mencapai 70% dari total pakan. Hijauan yang diberikan untuk ternak perlu memenuhi beberapa kriteria, disukai (palatable), mudah dicerna, nilai gizi tinggi dan dapat segera berproduksi kembali setelah dipanen. Hijauan pakan ternak dibagi kedalam dua bagian yaitu bangsa rumput-rumputan dan leguminosa (semak dan pohon). Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi sapi yang dimiliki. Kendala utama penyediaan hijauan pakan untuk ternak adalah ketersediaan yang tidak tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya akan rendah, atau bahkan tidak berproduksi sama sekali. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hijauan yang memiliki kualitas dan produktivitas tinggi mencakup pemilihan lokasi, pemetaan wilayah, pengelolaan tanah, pemilihan bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen dan usaha–usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pasca panen sampai hijauan dikonsumsi ternak. Pakan adalah sumber gizi bagi ternak dan pakan ini merupakan kebutuhan primer satu-satunya pada ternak berbeda dengan manusia yang memiliki tiga kebutuhan primer, Pakan berguna untuk pertumbuhan serta produksi. Pakan dikategorikan HMT adalah rumput atau hijauna yang memiliki nilai kandungan gizi yang cukup sesuai kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Secara garis besar pakan ternak ruminansia bisa dibedakan menjadi dua yankni pakan serat dan pakan



2



penguat, pakan serat ini diataranya dalah rumput (HMT) dan penguat adalah konsetrat. HMT sebaiknya dipotong pada usia yang tepat, sebab jika terlalu tua maka kualitasnya akan semakin buruk. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ialah: 1. Agar mahasiswa dapat membedakan anatara tanaman hijauan dan legume. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis tanaman hijauan dan legume yang dapat dijadikan pakan ternak. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui krakteistik, pertumbuhan, perkembangan serta pengaruh hijauan dan legum pada ternak. 1.3. Manfaat Praktikum Adapun manfaat dilaksanakannya praktikum ialah: 1. Mahasiswa mampu membedakan antara tanaman hijauan dengan legume. 2. Mahasiswa mampu mengetahuai hijauan dan legun yang dapat digunakan sebagai pakan ternak. 3. Mahasiswa mampu mengetahui krakteistik, pertumbuhan, perkembangan serta pengaruh hijauan dan legum pada ternak.



3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Rumput



merupakan



hidup annual danperennial.Rumput



tumbuhan mempunyai



monokotil sifat



dengan



tumbuh



yaitu



siklus dengan



membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal tetapi batang tumbuh ke atas dan rumput membelit (Sutopo ,1993).Bentuk rumput sederhana, perakaran silindris, menyatu dengan batang, lembar daun berbentuk pelepah yang muncul pada buku-buku dan melingkari batang (Sutopo, 1993). Bagi dunia peternakan, rumput merupakan salah satu hijauan makanan ternak yang sangat penting terutama bagi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Keberadaan serat dalam hijauan pakan (selulosa dan hemiselulosa) menjadi sumber energy bagi mikroba rumen. Jenis rumput yang digunakan sebagai pakan ternak biasanya berwarna hijau, daun halus, merunduk, melengkung, mudah rebah, mempunyai palatabilitas yang baik, batang gemuk, mengkilap, dan jika ditekan mengeluarkan cairan, serta diapanen pada umur yang tidak terlalu tua (sebelum berbunga) untuk mendapatkan nilai gizi yang tinggi. Dalam komponen pakan ternak ruminansia, hijauan selalu mendapat porsi terbanyak untuk diberika yaitu berkisar 60-100%. Di antara semua jenis hijauan tersebut, ada yang mengandung nutrisi tinggi, mudah dibudidayakan, serta memiliki biomassa tinggi.



4



2.2. Legum Legum adalah tanaman dari jenis kacang – kacangan (Leguminosae) yang merupakan salah satu sumber protein terutama bagi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang memiliki kandungan protein tinggi dibandingkan dengan rumput. Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, tanaman legume juga memiliki zat anti nutrisi yakni mimosin dan tanin yang dapat membahayakan ternak jika diberikan secara berlebihan. Oleh sebab itu, pemberian legum pada ternak harus dilayukan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan pakan yang lain seperti rumput raja, rumput gajah, dan lain – lain. Tanaman legum mampu mengkonversi nitrogen atmosfer menjadi komponen nitrogen yang berguna bagi tanaman yang ada disekitarnya. Hal ini terjadii karena pada nodul-nodul akar tanaman legume mengandung bakteri jenis Rhizobium. Legum memiliki karakteristik tersendiri yaitu tumbuh dengan cara merambat atau menjalar (herba) dan pohon (perdu), tanaman dikotilledon dengan bijinya terdiri dari dua kotiledon atau disebut berkeping dua, sistem perakaran bercabang dan tumbuh jauh kedalam tanah, daun berbentuk kupu-kupu, serta mudah tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah. Ditinjau dari bentuknya, tanaman legum dibagi menjadi dua, yaitu leguminosa pohon yang merupakan jenis tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter dan leguminosa semak yang merupakan jenis tanaman leguminosa yang mempunyai tinggi kurang dari 1,5 meter yang sifat tumbuhnya memanjat (twinning) dan merambat (trilling).



5



2.3 Gulma Gulma ialah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki pada lahan pertanian karena dapat merugikan, seperti kerugian akibat persaingan antara tanaman budidaya dan gulma seperti, pertumbuhan terhambat sehingga waktu mulai berproduksi lebih lama, penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman, produktivitas kerja terganggu, gulma dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Gulma berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif. Secara generatif dengan biji dengan karakteristik biji yang halus, ringan dan berjumlah banyak yang dapat disebar oleh angin, air, hewan maupun manusia. Sedangan secara vegetatif dengan bagian batang yang berada di dalam tanah akan membentuk tunas. selain itu dengan bagian akar tanaman, misalnya stolon, rhizhoma, dan umbi.



6



BAB III METODEOLOGI PRAKTIKUM 3.1. Waktu Dan Tempat Praktikum Praktikum produksi hijauan pakan ternak dilaksanakan pada hari sabtu, 13 April 2019 dimulai pada pukul 07.30 wita sampai selesai di sekitar Dekanat Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako.



3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ialah alat tulis menulis dan dokumentasi seperti buku, pulpen, serta kamera, pengukur (meteran) dan juga polybag. Bahan yang digunakan pada praktikum ialah rumput, legume, serta gulma di sekitar dekanat fakultas peternakan dan perikanan universitas tadulako dan pada penanaman digunakan bibit hijauan, bibit legume, dan air.



3.3. Prosedur Kerja 3.3.1. Pengenalan Jenis Hijauan Prosedur keja pengenalan jenis hijauan dilakukan dengan cara mengelilingi, mengamati, sambil mendengankan penjelasan dari dosen tentang jenis hijauan maupun morfologinya di sekitar dekanat. Berikut merupakan jenis hijauannya:



7



a. Rumput Kembang Goyang (Chloris Barbata) Chloris berumpun



barbata



yang berasal



adalah dari



tanaman Amerika



herba Tengah



termasuk kedalam anggota famili Poaceae. Rumput berumbai tahunan ini tingginya hampir mencapai 90 cm. Rumput ini dikenal dengan rumput kembang goyang yang umurnya mencapai tahunan. Selain sebagai tanaman hias, rumput ini dapat bermanfaat sebagai penahan erosi. Chloris barbata juga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi sebagai makanan ternak. b. Stilo (Stylosanthes Humilis) Tanaman ini berasal dari Amerika tengah dan selatan. Merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak membentuk semak dengan ketinggian 100-150 cm dan cenderung berkayu. Tanaman ini memiliki batang yang kasar dan daun yang berkelompok dimana dalam setiap tangkai terdapat 3 helai daun. Perakaran jenis legum ini sangat dalam. Tanaman ini toleran terhadap tanah kurang subur. Selain itu legum ini juga tahan terhadap daerah kering atau basah tetapi tidak tahan terhadap naungan. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.000 m dpl dengan curah hujan > 850 mm/tahun. Untuk perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan biji atau stek.



8



c. Siratro (Macroptilium antropurpureum) Siratro merupakan tanaman tahunan dengan akar tunggang yang besar dan dalam, batangnya membelit, menjalar dan memanjat. Batang pada dasar tanaman lebih tua berserat, diameter >5 mm, batang yang lebih muda berdiameter sekitar 1-2 mm, kadang-kadang membentuk nodul akar pada kondisi yang ideal. Berdaun tiga (trifoliate), helai daun memanjang 2-7 x 1,5-5 cm, hijau tua dan berbulu halus pada permukaan atas, berwarna hijau abu. Bunga berbentuk tabung, panjang 8-9 mm dan lebar 3 mm, berwarna ungu tua dengan merah didekat dasar bunga. Buah polong lurus, panjang 5-10 cm, diameter 3-5 mm, mengandung sampai 12 (-15) biji. Buah polong akan menyebar ketika masak. Biji berbentuk bulat dan pipih, coklat muda sampai hitam. d. Rumput gajah mini (Pennisetum Purpureum cv. Mott ) Rumput gajah mini (Pennisetum Purpureum cv.Mott) adalah salah satu jenis rumput gajah yang baru dikembangkan sekarang ini. Ukurannya yang lebih kecil dari rumput gajah, membuatnya juga sering di sebut rumput gajah kerdil. Rumput ini dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, sampai liat alkalis, dan sangat responsif terhadap pemupukan. Rumput ini secara umum merupakan tanaman tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2-3 m, dengan diameter batang dapat



9



mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar yang lebar, dan ujungnya runcing. (Anonim,2005). Rumput gajah mini dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Waktu yang terbaik untuk memotong tanaman yang akan dibuat silase adalah pada fase vegetatif, sebelum pembentukan bunga (Reksohadiprodjo, 1994 dan Regan, 1997). Fase pertumbuhan tanaman pada waktu pembuatan silase besar pengaruhnya terhadap kecernaan dan komposisi kimia silase (Harrison et al, 1994). e. Mulato (Brachiaria hybrid cv.Mulato) Merupakan



persilangan



antara



Brachiaria



ruziziensis clone 44-06 dengan Brachiaria brizantha cv Marandu dan telah di kembangkan secara komersial sejak tahun 2000 oleh Thai Department of Livestock Development dengan nama Mulato 1 (CIAT 36061). Tumbuh menjalar dengan stolon. Membentuk hamparan lebat setinggi 40-60 cm. Daun berbulu agak halus. Bunga tersusun dalam malai yang menyerupai bendera.. Benihnya agak besar dibanding jenis brachiaria lainnya. Tumbuh baik di dataran rendah sampai 2000 m dpl. Curah hujan tahunan 1000-1500



10



mm. Kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Tumbuh baik pada struktur tanah ringan sampai sedang. Tidak tahan pada drainase jelek. Rumput Brachiaria mulato merupkan jenis rumput unggul yang baru diintroduksi ke Indonesia. Sebagai rumput baru perlu dilakukan pengujian tentang pertumbuhan, produksi dan kualitasnya untuk penyebaran yang lebih luas. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang teknik budidaya dan nilai nutrisi rumput tropik unggul Brachiaria mulato.



3.3.2. Pengenalan Jenis Legum Prosedur keja pengenalan jenis legum dilakukan dengan cara mengelilingi, mengamati, sambil mendengankan penjelasan dari dosen tentang jenis legume maupun morfologinya di sekitar dekanat. Berikut merupakan jenis legumnya: a. Lamtoro (Leucaena leucocephala L.) Lamtoro adalah pohon perdu, tinggi 20 meter. Meski kebanyakan hanya antara 5-10 meter. Percabangan



rendah,



banyak,



dengan



pepagan



kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah, daun penumpu kecil, berbentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20



11



pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai (Siswanto, 2010). Lamtoro adalah pohon perdu, tinggi 20 meter. Meski kebanyakan hanya antara 5-10 meter. Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang, kebanyakan dengan kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah, daun penumpu kecil, berbentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai (Siswanto, 2010). Daun



lamtoro



(Leucaena



masyarakat sebagai pakan ternak,



leucocephala



L.)



digunakan



oleh



sedangkan bijinya digunakan untuk



lalapan saat makan ataupun sebagai campuran berbagai makanan. Biji lamtoro (Leucaena leucocephala L.) digunakan sebagai campuran “bothok”. Batang lamtoro (Leucaena leucocephala L) dapat digunakan untuk membuat furniture atau dikumpulkan sebagai kayu bakar. Akar lamtoro (Leucaena leucocephala L) mengandung bintil akar sehingga memiliki potensi besar untuk memperbaiki kesuburan tanah.



12



b. Akasia (Acasia Nilotica L.) Acacia nilotica merupakan tanaman asli Mesir, kemudian menyebar ke seluruh dunia dan sampai di TN Baluran, sehingga tanaman ini disebut tanaman "invasif alien" yang berarti tanaman dari luar wilayah yang dapat tumbuh dengan mudah dan mengancam keberadaan taman asli diwilayah tersebut. Tanaman ini dengan perawakan berupa pohon kecil atau sedang, tinggi kurang dari 10 m tapi terkadang dapat mencapai 20 m, bergaris tengah batang mencapai 60 cm, tajuk pohon berbentuk payung; kulit batang coklat gelap, permukaannya bercelah dalam memanjang dengan ketebalan 1—1.5 cm. Daun berseling, majemuk menyirip ganda, tipis seperti selaput, elips atau memanjang, pangkal daun bulat atau tidak memiliki bentuk sama, ujung daun tumpul, tepi daun rata. Bunga sangat kecil, terdiri dari 5 daun bunga yang tersusun dalam tangkai bunga yang panjangnya 1—3 cm. Buah kering memanjang dan pipih, berwarna hitam ketika tua, terdiri dari 5 – 12 biji. Biji bulat telur melingkar, pipih, dan hitam. c. Sentro (Centrosema pubescens) Sentro atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Centrosema pubescens merupakan tanaman jenis leguminosa semak asal Amerika Selatan Tropis yang memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah erosi. Batang Centro panjang dan sering berakar pada bukunya, tiap tangkai berdaun tiga lembar, berbentuk elips dengan ujung tajam dan bulu halus pada kedua 13



permukaannya. Bunga berbentuk tandan berwarna ungu muda bertipe kacang ercis dan kapri. Polong berwarna coklat gelap, panjang 12 cm, sempit dengan ujung tajam terdiri dari 20 biji. Centrosema pubescens tumbuh dengan membelit pada tanaman lain atau menjalar di pagar dan juga menjalar bersama–sama dengan rumput menutupi permukaan tanah. Batang panjang, sering berakar pada bukunya, daun dengan tiga anak daun yang berbentuk telur dengan ujung tajam, berambut, panjangnya 5 – 12 cm dan lebar 3 – 10 cm. d.Kembang Telang (Clitoria Ternatea) Kembang telang adalah tanaman suku polongpolongan berbunga yang unik dan belum terlalu populer di Indonesia. Meski berasal dari Asia, namun cukup populer diluar negeri. Di negara-negara Barat jenis bunga ini disebut sebagai blue pea karena warnanya yang biru terang dan mungkin di tengahnya memang terlihat seperti ada kacang yang menutupi bagian warna kuning muda di dalamnya. Bunga telang merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh dan hidup bertahun-tahun (perennial), tingginya dapat mencapai 5 meter, berambut halus, dan bagian pangkal berkayu. Daunnya majemuk menyirip trifoleat (seperti daun kacang-kacangan pada umumnya), bunganya tunggal seperti kupu-kupu yang keluar dari ketiak daun, warna bungannya biru terang dengan warna putih kekuningan di bagian tengah, tetapi ada juga bunga yang



14



berwarna putih. Bunga telang juga memiliki polong dengan biji yang berbentuk seperti ginjal pipih. e. Johar (Senna Siamea) Pohon Johar berukuran kecil hingga sedang. Tingginya sekitar 5-20 meter dengan batang bulat, lurus, dan pendek. Kulit batang (pepagan) berwarna abu-abu kecoklatan. Percabangannya melebar dan membentuk tajuk yang membulat. Akar pohon Johar berjenis akar tunggang. Daun tumbuhan Johar menyirip genap. Berwarna hijau gelap dan mengkilat pada sisi atas dan hijau kusam dan berambut halus di sisi bawah. Panjang daun berkisar 10 – 35 cm. Anak daun 4 – 16 pasang, agak menjangat, dengan bentuk jorong hingga bundar telur. Bunga Johar berupa malai yang muncul di ujung ranting. Panjang malainya antara 15 – 60 cm. Setia malai berisi 10 – 60 kuntum bunga yang terbagi dalam beberapa tangkai. Kelopak bunga 5 buah, berbentuk oval membundar, 4 – 9 mm, tebal dan berambut halus. Mahkota bunga berwarna kuning cerah, terdiri atas 5 helai, gundul, bundar telur terbalik, bendera dengan kuku sepanjang 1 – 2 mm. Benang sari 10, dengan panjang sekitar 1 cm. Buahnya berbentuk polong dengan panjang sekitar 15 – 30 cm. Terdiri atas 20 – 30 biji. Biji bundar telur pipih, berwarna coklat terang mengkilap.



15



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil



No.



Nama Legum



Tanggal Perkembangan Legume



Panjang Fertikal



Panjang Kanopi



Tumbuh / Tidak Tumbuh



1



Turi



16-Apr-19



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Mulai Tumbuh



2



Lamtoro



4/16/2019



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Mulai Tumbuh



3



Sentro



4/16/2019



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Mulai Tumbuh



4



Siratro



4/16/2019



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Mulai Tumbuh



5



Indigofera



4/16/2019



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Tidak Tumbuh



6



Turi



4/25/2019



P1 = 10 cm P2 = 13 cm



P1 = 6 cm P2 = 7 cm



Tumbuh



7



Lamtoro



4/25/2019



P1 = 8 cm P2 = 9 cm



P1 = 6 cm P2 = 5,5 cm



Tumbuh



8



Sentro



4/25/2019



P1 = 0 cm P2 = 7 cm



P1 = 0 cm P2 = 5 cm



Tidak Tumbuh



9



Siratro



4/25/2019



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Tidak Tumbuh



10



Indigofera



4/25/2019



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



P1 = 0 cm P2 = 0 cm



Tidak Tumbuh



4.2. Pembahasan Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Paparan sinar matahari dan pemberian air sangat berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman yang kekurangan sinar matahari akan terhambat di dalam pertumbuhan dan perkembangannya karena sinar



16



matahari dibutuhkan pada saat proses foto sintesis. Begitu pula bila tanaman kekurangan air, tanaman akan mengalami kekeringan dan bisa mati.



17



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Hijauan merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia yang berfungsi tidak hanya sebagai pengenyang tetapi juga sebagai sumber nutrisi, yaitu protein, energi, vitamin, dan, mineral. Hijauan perlu diberikan kepada ternak sebagai sumber serat yang merangsang mikroba di dalam rumen bekerja dengan baik. Yang termasuk kedalam golongan hijauan pada praktikum ialah rumput kembang goyang (Chloris



Barbat),



Stilo



(Stylosanthes



Humilis),



Siratro



(Macroptilium



antropurpureum), dan Rumput gajah mini (Pennisetum Purpureum cv. Mott ), Legum adalah tanaman dari jenis kacang – kacangan (Leguminosae) yang merupakan salah satu sumber protein terutama bagi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang memiliki kandungan protein tinggi dibandingkan dengan rumput. Selain memiliki kandungan protein yang tinggi, tanaman legume juga memiliki zat anti nutrisi yakni mimosin dan tanin yang dapat membahayakan ternak jika diberikan secara berlebihan. Yang termasuk kedalam golongan legum pada praktikum ialah Lamtoro (Leucaena leucocephala L.), Akasia (Acasia Nilotica L.), Sentro (Centrosema pubescens), Kembang Telang (Clitoria Ternatea), dan Johar (Senna Siamea).



5.2.Saran Kami selaku praktikan mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing praktikum matakuliah Ilmu Tanaman Ternak, yang telah mengajarkan 18



kepada



kami



berbagai



pengetahuan



dalam



pemberian



makanan



pada



ternak.Sebaiknya didalam melakukan praktek lapangan, memiliki lahan khusus pakan ternak, demikian juga dengan waktu praktikum harus lebih di efisienkan agar tidak terburu-buru dan dapat mengenal atau mengetahui jenis legume maupun hijauan di sekitar.



19