11 0 122 KB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK PROTEIN URINE
Disusun Oleh :
Nama
: DEDE SATRIA WIJAYA
NIM
: 1911050041
Kelas
: 3B
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK FAKUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2020
Hari, tanggal
: Kamis, 5 November 2020
Probadus
: Tn. Dede Satria Wijaya
Judul
: Praktikum Protein Urine
Prinsip Kerja
: Pemeriksaan protein terhadap urin menggunakan Asam Asetat 6% dan metode Ewits
A. Tujuan 1. Mengetahui protein urine secara kualitatif B. Dasar Teori Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur,garamgaram anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas untuk speciesyang berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan, musim dan faktor-faktor lainnya (Ganong, 2013). Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa
organik
kompleks
berbobot
molekul
tinggi
yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Ada 20 asam amino standar, yang masing-masing terdiri dari sebuah gugus karboksil, sebuah gugus amino, dan rantai samping (disebut sebagai grup "R"). Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadangkala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (Poedjiadi, 2013). Protein yang dipanaskan akan membentuk presipitasi yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik protein.Penetapan kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting. Salah satu uji protein urin yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin dengan asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik iso-elektrik protein, sedangkan pemanasan bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. C. Alat dan Bahan 1. Tabung Reaksi 2. Gelas ukur 3. Penjepit Tabung 4. Sampel urine 5. Hot Plate 6. Asam Asetat 6 %
D. Cara Kerja 1. Masukkan sampel urine ke dalam gelas ukur 2. Ukurlah dengan gelas ukur sebanyak 5 ml urine 3. Masukan urine tersebut ke dalam tabung reaksi 4. Masukkan 5 tetes asam asetat 5. Panaskan selama 30 detik 6. Amati perubahannya B. Interpretasi Hasil Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dengan dua metode terdapat beberapa hasil. Pada pemeriksaan dengan Asam Asetat 6% menunjukkan hasil negatif. Pada pemeriksaan dengan metode Ewits menunjukkan hasil positif 4. C. Hasil Pengamatan 1. Asam Asetat 6 %, hasilnya negatif karena terdapat unsur fosfat 1. Metode Ewits, hasilnya positif 4, karena terdapat gumpalan D. Pembahasan Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dengan dua metode terdapat beberapa hasil. Pada pemeriksaan dengan Asam Asetat 6% menunjukkan hasil negatif karena terdapat unsur fosfat. Pada pemeriksaan dengan metode Ewits menunjukkan hasil positif 4 karena terdapat gumpalan pada urine. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan Probandus Tn. Dede Satria Wijaya umur 24 (yaitu saya sendiri) dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan Asam Asetat hasilnya negatif, sedangkan dengan metode Ewits hasilnya positif 4.
Daftar Pustaka
Ganong. 2013. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Poedjiadi, A. 2013. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: UI Press.