Protein Urine [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URIN METODE CARIK CELUP, METODE ASAM ASETAT 6% DAN METODE ASAM SULFOSALISILAT 20%



KARYA TULIS ILMIAH



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan



Oleh : BAYU KURNIAWAN NIM. PO.71.34.0.13.002



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN ANALIS KESEHATAN PALEMBANG 2016



HALAMAN PERSETUJUAN



Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul:



PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URIN METODE CARIK CELUP, METODE ASAM ASETAT 6% DAN METODE ASAM SULFOSALISILAT 20%



Yang Dipersiapkan Oleh:



BAYU KURNIAWAN NIM. PO.71.34.0.13.002



Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Disidangkan di Hadapan Dewan Penguji Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang



Oleh: Dosen Pembimbing KTI



Pembimbing I



Pembimbing II



ii



HALAMAN PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah dengan Judul PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URIN METODE CARIK CELUP, METODE ASAM ASETAT 6% DAN METODE ASAM SULFOSALISILAT 20% Yang Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh: BAYU KURNIAWAN NIM.PO.71.34.0.13.002 Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Pada Tanggal 20 Juni 2016 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk Diterima Tim Penguji 1.



Ketua Penguji Nurhayati, S.Pd, SKM, M.Kes NIP. 19700924 199103 2 001



2.



Sekretaris dr. Billy Setianegara, MPHM NIP. 19520421 197904 1 001



3.



4.



Anggota Drs. Refai, M.Kes NIP. 19610705 198202 1 001 Witi Karwiti, AMAK, SKM, MPH NIP. 19771026 200112 2 003



iii



HALAMAN PERSEMBAHAN



Motto : 



Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.







Berani karena benar, takut karena salah (PSHT).



Seizin Allah SWT Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk : 



Kedua orang tuaku terima kasih sebesar-besarnya untuk baba, ibuk dan adik-adikku yang selalu memberikan do’a, dukungan, semangat, kasih sayang yang tiada hentinya. You are my everything.







Terima kasih untuk Buk Nurhayati dan Pak Billy yang telah memberikan banyak bimbingan. Buk Diah, Buk Witi, Pak Refai, Pak Erwin, Pak Anggo, Pak Totok, Buk Erna, Ama Septi dan dosen-dosen yang kuhormati dan kubanggakan yang tidak bisa disebutkan satu per satu.







Untuk Sahabatku Deni, Akbar, Oci (Kapel) dan teman-temanku Ankes 13 terima kasih atas kebersamaan kita selama 3 tahun ini.







Untuk penyemangatku “Marisyah” terima kasih atas semangat, motivasi, dorongan dan do’anya dari awal sampai selesainya KTI ini, so thanks dear.







Almamater kebanggaanku.



iv



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN PALEMBANG Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016 BAYU KURNIAWAN / PO.71.34.0.13.002 PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URIN METODE CARIK CELUP, METODE ASAM ASETAT 6% DAN METODE ASAM SULFOSALISILAT 20% xv + 38 halaman, 5 tabel, 9 lampiran ABSTRAK Pemeriksaan protein urin merupakan salah satu parameter pemeriksaan urin rutin yang diperlukan dalam membantu menegakkan diagnosis gangguan fungsi ginjal. Terdapat beberapa metode pemeriksaan protein urin antara lain metode carik celup, metode asam asetat 6% dan metode asam sulfosalisilat 20%. Jenis penelitian ini yaitu analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional pada 45 sampel yang diambil secara accidental sampling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin pada metode carik celup, metode asam asetat 6% dan metode asam sulfosalisilat 20%. Serta apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan protein urin diantara metode carik celup, metode asam asetat 6% dan metode asam sulfosalisilat 20%. Data yang didapat dianalisa menggunakan uji Chi Square. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan, bahwa ada kecenderungan hasil positif+ pada metode carik celup (p value: 0,000), metode asam asetat 6% (p value: 0,000), dan metode asam sulfosalisilat 20% (p value: 0,000), serta tidak ada perbedaan hasil pemeriksaan protein urin diantara ketiga metode tersebut (p value: 1,000). Disarankan bagi peneliti selanjutnya, dilakukan dengan uji sensitivitas dan spesifisitas untuk mengetahui mana diantara ketiga metode tersebut yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih baik. Kata Kunci Kepustakaan



: protein urin, carik celup, asam asetat 6%, asam sulfosalisilat 20% : 32 (1983- 2015)



v



MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC OF INDONESIA POLYTECHNIC OF HEALTH PALEMBANG MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY Scientific Writing, June 2016 BAYU KURNIAWAN / PO.71.34.0.13.002 THE DIFFERENCE IN RESULTS OF URINE PROTEIN TEST AMONG DIPSTICK , ACETIC ACID 6% AND SULFOSALICYLIC ACID 20% METHODS xv + 38 pages, 5 tables, 9 appendices ABSTRACT Urine protein test is one of the parameters used in routine urine analysis to diagnose renal function disorder. There are several methods that can be used to detect urine protein test such as dipstick method, acetic acid 6% method and sulfosalicylic acid 20% method. This study was a comparative analytic with cross sectional study on 45 samples taken with accidental sampling. The purpose of this study was to determine how the trend of the results of urine protein test is in the dipstick method, acetic acid 6% method and sulfosalicylic acid 20% method. This study was also to find out the differences in the results of urine protein test among dipstick method, acetic acid 6% method and sulfosalicylic acid 20% method. The data obtained were analyzed using Chi Square test. From the statistical test results, it can be concluded that there was a trend of positive+ results in dipstick method (p value: 0.000), acetic acid 6% method (p value: 0.000), and sulfosalicylic acid 20% method (p value: 0.000), and no differences in urine protein test results among the three methods (p value: 1.000). It is suggested for further researcher to continue this study to determine which of the three methods that has the best sensitivity and specificity. Keywords References



: urine protein, dipstick, acetic acid 6%, sulfosalicylic acid 20% : 32 (1983-2015)



vi



PERNYATAAN



Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama



: Bayu Kurniawan



NIM



: PO.71.34.0.13.002



Tempat, Tanggal Lahir



: Palembang, 27 Juni 1996



Judul Karya Tulis Ilmiah



: Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup, Metode Asam Asetat 6% dan Metode Asam Sulfosalisilat 20%



Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis ilmiah ini adalah betulbetul hasil karya sendiri dan bukan hasil penjiplakkan dari hasil karya orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila kemudian hari terbukti dalam karya



tulis



ilmiah



ini



ada



unsur



penjiplakkan,



maka



saya



bersedia



mempertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.



Palembang, Juni 2016 Yang Menyatakan,



Bayu Kurniawan



vii



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, hidayat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup, Metode Asam Asetat 6% dan Metode Asam Sulfosalisilat 20%“. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan, baik sumbangan pemikiran, fasilitas, maupun tenaga yang tak ternilai harganya bagi penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini, perkenankanlah dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, khususnya kepada yang terhormat : 1.



drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Palembang.



2.



Diah Navianti, AMAK, S.Pd, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang dan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan, motivasi selama proses perkuliahan dan selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



3.



Nurhayati, S.Pd, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran kepada penulis serta senantiasa meluangkan waktunya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



viii



4.



dr. Billy Setianegara, MPHM selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran kepada penulis serta senantiasa meluangkan waktunya juga dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.



5.



Drs. Refai, M.Kes selaku penguji I yang telah memberi arahan, kritik dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



6.



Witi Karwiti, AMAK, SKM, MPH selaku penguji II yang telah memberi arahan, kritik dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.



7.



Seluruh dosen dan staf pengajar Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang.



8.



Teman-teman sejawat angkatan XIII Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih



sangat jauh dari kesempurnaan. Segala kekurangan yang terjadi merupakan keterbatasan dari penulis, karena penulis hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Untuk itu atas segala kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini, penulis mengaharapkan informasi, kritik, dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb



Palembang, Juni 2016



Penulis ix



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................... vi PERNYATAAN .............................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1.3. Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 1.4.1. Tujuan Umum ................................................................................. 1.4.2. Tujuan Khusus ................................................................................ 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 1.5.1. Bagi Peneliti .................................................................................... 1.5.2. Bagi Instansi Pendidikan................................................................. 1.5.3. Bagi Tenaga Laboratorium ............................................................. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Urine.......................................................................................................... 2.1.1. Pengertian........................................................................................ 2.1.2. Proses Terbentuknya Urin ............................................................... 2.1.3. Pemeriksaan Urin ............................................................................ 2.2. Protein ....................................................................................................... 2.3. Protein Urin ............................................................................................... 2.3.1. Macam-macam Protein Urin ........................................................... 2.3.2. Penyebab Terjadinya Protein Urin .................................................. 2.3.3. Tanda-tanda Adanya Protein Urin .................................................. 2.3.4. Persiapan Pemeriksaan Protein Urin ............................................... 2.4. Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup dan Metode Konvensional ............................................................................................ 2.5. Metode Pemeriksaan Protein Urin ............................................................ 2.5.1. Metode Carik Celup ........................................................................ 2.5.2. Metode Asam Asetat 6%................................................................. 2.5.3. Metode Asam Sulfosalisilat 20% ....................................................



x



1 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6



7 7 7 9 9 11 12 13 14 15 17 18 18 19 21



2.6. Kerangka Konsep ...................................................................................... 2.7. Definisi Operasional ................................................................................. 2.8. Hipotesis....................................................................................................



22 23 24



BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian.......................................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................................. 3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................. 3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................. 3.3.1. Populasi ........................................................................................... 3.2.2. Sampel ............................................................................................. 3.4. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................... 3.5. Metode Pemeriksaan ................................................................................. 3.5.1. Metode Carik Celup ........................................................................ 3.5.2. Metode Asam Asetat 6% dan Asam Sulfosalisilat 20% ................. 3.6. Alur Pemeriksaan ...................................................................................... 3.7. Interpretasi Hasil ....................................................................................... 3.7.1. Metode Carik Celup ........................................................................ 3.7.2. Metode Asam Asetat 6% dan Asam Sulfosalisilat 20% ................. 3.8. Analisa Data .............................................................................................. 3.8.1. Analisa Univariat ............................................................................ 3.8.2. Analisa Bivariat...............................................................................



25 25 25 25 25 25 26 26 26 26 27 28 29 29 29 30 30 30



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................... 4.1.1. Analisa Univariat ............................................................................ 4.1.1.1. Kecenderungan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup ......................................................................... 4.1.1.2. Kecenderungan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Asetat 6% ................................................................. 4.1.1.3. Kecenderungan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Sulfosalisilat 20%..................................................... 4.1.2. Analisa Bivariat............................................................................... 4.2. Pembahasan ............................................................................................... 4.2.1. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 4.2.2. Kecenderungan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup ..................................................................................... 4.2.3. Kecenderungan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Asetat 6% .............................................................................. 4.2.4. Kecenderungan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Sulfosalisilat 20% ................................................................. 4.2.5. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup, Metode Asam Asetat 6% dan Metode Asam Sulfosalisilat 20%............................................................................



xi



31 31 31 32 33 33 35 35 35 36 36



36



BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ................................................................................................... 5.2. Saran ......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



xii



38 38



DAFTAR TABEL Tabel



Halaman



2.1. Definisi Operasional..................................................................................



23



4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup ...............................................................................................



31



4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Asetat 6% ........................................................................................



32



4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Asam Sulfosalisilat 20% ...........................................................................



33



4.4. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup Metode Asam Asetat 6% dan Metode Asam Sulfosalisilat 20% ..............



34



xiii



DAFTAR GAMBAR



Gambar



Halaman



2.1. Struktur nefron pada ginjal manusia .........................................................



8



2.2. Carik Celup ...............................................................................................



19



2.3. Kerangka Konsep ......................................................................................



22



3.1. Alur Pemeriksaan ......................................................................................



28



xiv



DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1. Perhitungan Sampel Penelitian 2. Prosedur Kerja dan Pembuatan Reagen Pemeriksaan Protein Urin 3. Surat Permohonan Izin Penelitian 4. Hasil Penelitian 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian 6. Perhitungan Statistik 7. Dokumentasi 8. Agenda Bimbingan Karya Tulis Ilmiah 9. Daftar Riwayat Hidup



xv



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Manusia pada dasarnya bukanlah makhluk yang



sangat luar biasa,



melainkan sama seperti makhluk lainnya. Manusia memiliki ciri-ciri struktural antara lain: bentuk, nutrisi, sintesa, respirasi, reproduksi dan ekskresi. Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh contohnya berupa keringat, feaces dan urin.(1,2) Urin adalah produk limbah cair yang disaring dari darah oleh ginjal, disimpan di dalam kandung kemih, dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra dengan tindakan berkemih atau buang air kecil. Pemeriksaan terhadap sampel urin disebut dengan “urinalisis”. Pemeriksaan urinalisis selain memberikan indikasi kondisi ginjal sebagai organ ekskresi, juga mampu memberikan indikasi berbagai kondisi sistemik seseorang.(3,4) Pemeriksaan urin rutin atau “pemeriksaan urine penyaring” ialah beberapa macam pemeriksaan yang dianggap dasar bagi pemeriksaan selanjutnya dan yang menyertai pemeriksaan fisik tanpa pendapat khusus. Beberapa parameter yang termasuk pemeriksaan urin rutin antara lain: jumlah urin, makroskopis urin, berat jenis, glukosa, pemeriksaan sedimen dan protein.(5) Protein normalnya ada di dalam urin, tetapi apabila terdapat protein yang melebihi nilai normal yaitu lebih dari 150 mg/24 jam atau 10 mg/dL maka dinamakan proteinuria, yang berasal dari plasma dan traktus urinarius. Kira-kira 1/3 nya albumin dan sisanya protein plasma lain dan globulin.(6,7)



1



2



Proteinuria juga timbul akibat infeksi saluran kemih hebat atau kebocoran protein dari glomeruli dan tubuli. Proteinuria lebih dari 300 mg dalam 24 jam sebagai rumus praktis, protein +2 pada urinalisis dengan kateter bersifat diagnostik untuk proteinuria tanpa adanya infeksi saluran kemih. Protein +2 dalam urin dengan “dipstick” selalu menimbulkan pertanyaan tentang preeklamsia pada wanita hamil.(8,9) Ada beberapa metode pemeriksaan protein urin yang biasa dilakukan, antara lain metode carik celup atau dipstick dan metode konvensional atau sederhana. Test ini hanya bersifat semikuantitatif. Kedua metode tersebut banyak digunakan di rumah sakit, laboratorium ataupun puskesmas yang ada di kota maupun daerah.(10) Metode pemeriksaan carik celup dapat digunakan untuk tujuan pemeriksaan rutin, untuk memantau terapi, self monitoring, dan untuk skrining. Uji carik celup dapat mendeteksi protein hingga konsentrasi 0,3 g/L atau setara dengan 0,03%. Kecenderungan penggunaan metode carik celup karena murah dan praktis atau mudah dilakukan hanya dengan membandingkan warna-warna dari strip, banyak parameter yang dapat diperiksa, tidak membutuhkan ruang yang luas dan dalam hitungan menit hasil sudah dapat diperoleh. Jika dengan reagen strip hasil positif, maka harus diperiksa dengan reagen basah. (11,7) Metoda konvensional merupakan metode yang sederhana, pada metode ini protein digumpalkan dengan asam atau asam disertai dengan pemanasan. Pemeriksaan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20%. Metode asam asetat ini sangat sensitif, sebanyak



3



0,004% protein dapat dinyatakan dengan test ini sedangkan metode asam sulfosalisilat dapat mendeteksi protein hingga konsentrasi 0,002%.(7,5) Menurut penelitian Zeller A. didapatkan sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan carik celup 26% dan 89%. Penelitian yang dilakukan oleh Phelan LK. menunjukkan pada penelitiannya bahwa persentase nilai positif palsu pada hasil pemeriksaan 1+ mencapai 71% dan 7% pada hasil pemeriksaan 3+ dengan metode carik celup pada populasi wanita hamil dengan hipertensi, sedangkan persentase nilai negatif palsu mencapai 9% dengan menggunakan metode carik celup.(12,13) Penelitian lain menurut Chotayaporn T. sensitivitas pemeriksaan proteinuria metode carik celup 56–80% dan spesifisitas 67–92%. Penelitian Nindatu Maria, sensitivitas pemeriksaan carik celup protein dibandingkan pemeriksaan konvensional mencapai 86% akan tetapi spesifisitas 50%. Sedangkan nilai prediksi positif carik celup protein 80% dan nilai prediksi negatif 60%.(14,15) Melihat masih banyaknya penggunaan metode carik celup dan metode konvensional dalam pemeriksaan hasil protein urine, terutama penggunaan carik celup di daerah-daerah. Oleh karena itu, penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Protein Urin Metode Carik Celup, Metode Asam Asetat 6% dan Metode Asam Sulfosalisilat 20%”.



4



1.2



Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang ada adalah



terdapat beberapa macam metode pemeriksaan protein urin secara semikuantitatif dengan berbagai kelebihan dan kekurangan dalam mendeteksi adanya protein dalam urin.



1.3



Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin metode carik celup? 2. Bagaimana kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin metode asam asetat 6%? 3. Bagaimana kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin metode asam sulfosalisilat 20%? 4. Apakah ada perbedaan hasil pemeriksaan protein urin metode carik celup, metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20%?



1.4



Tujuan Penelitian



1.4.1



Tujuan Umum Diketahuinya perbedaan hasil pemeriksaan protein urin metode carik



celup, metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20%. 1.4.2



Tujuan Khusus



1. Diketahuinya kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin metode carik celup.



5



2. Diketahuinya kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin metode asam asetat 6%. 3. Diketahuinya kecenderungan hasil pemeriksaan protein urin metode asam sulfosalisilat 20% 4. Diketahuinya perbedaan hasil pemeriksaan protein urin metode carik celup, metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20%.



1.5



Manfaat Penelitian



1.5.1



Bagi Peneliti Peneliti



dapat



menambah



pengalaman



dan



pengetahuan



tentang



pemeriksaan protein urin, serta mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan protein urine metode carik celup, metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20%. 1.5.2



Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai referensi dan informasi yang dapat digunakan



sebagai daftar pustaka pembuatan Karya Tulis Ilmiah, khususnya dibidang Kimia Klinik. 1.5.3



Bagi Tenaga Laboratorium Memberikan informasi kepada tenaga laboratorium kesehatan dalam



melakukan pemeriksaan protein urin dengan menggunakan metode carik celup, metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20% guna meningkatkan mutu pelayanan pemeriksaan laboratorium.



6



1.6



Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Kimia Klinik yang bertujuan



untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan protein urin metode carik celup, metode asam asetat 6% dan asam sulfosalisilat 20%. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil adalah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan protein urine di laboratorium patologi klinik. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang pada tanggal 7 Maret-15 Maret 2016.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1



Urin



2.1.1



Pengertian Sekitar 60% dari berat badan tubuh manusia terdiri dari air, dan besaran



komponen air ini dipertahankan konstan oleh sistem yang terdapat dalam tubuh, yakni ginjal. Kandungan air yang ada dalam tubuh bersifat dinamis, antara satu kompartmen dengan kompartmen lain dapat bertukar, tergantung tingkat metabolisme tubuh. Air dalam tubuh penting untuk mencuci dan membersihkan sel-sel atau organ, dan air bekas pencucian dikeluarkan sebagai urin oleh ginjal. Selain melalui ginjal, air dalam tubuh keluar melalui kulit, paru-paru, dan feses.(7) Ginjal melakukan berbagai fungsi metabolik dan ekskretorik. Selain membersihkan tubuh dari zat sampah bernitrogen dan hasil metabolismemetabolisme lain, ginjal dengan cara cermat melaksanakan hemostasis cairan, elektrolit dan asam-basa. Dengan menggunakan proses-proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi diproduksi 500-2000 ml urin setiap harinya. Bagian-bagian tertentu dari ginjal melakukan fungsi tertentu, sehingga ciri-ciri dan penyakit ginjal dapat diketahui dengan memperhatikan aspek-aspek cara pembentukan urin dan cara pengaturan metabolisme dalam tubuh.(16) 2.1.2



Proses Terbentuknya Urin Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui



serangkaian proses, yaitu: penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi) dan pengumpulan (augmentasi).(17)



7



8



1) Penyaringan (filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas



yang tinggi



pada



glomerulus



mempermudah



proses



penyaringan. 2) Penyerapan kembali (reabsorbsi) Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.



Gambar. 2.1. Struktur nefron pada ginjal manusia(17) (Sumber: www.strukturnefron.com) diakses pada 09 Desember 2015



9



3) Pengumpulan (Augmentasi) Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui uretra. 2.1.3



Pemeriksaan Urin Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering



dikerjakan di laboratorium, apalagi kasus urologi. Pemeriksaan ini meliputi uji sebagai berikut:(18) 1. Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis urin 2. Mikroskopik, mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast (silinder), atau bentukan lain di dalam urin. 3. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, gula dan protein dalam urin.



2.2



Protein Protein memiliki berbagai fungsi dan peran penting dalam proses



kehidupan. Sebagian protein berperan sebagai senyawa struktural penyusun struktur tubuh makhluk hidup, sebagian lagi memiliki peran fungsional menjalankan dan mengendalikan berbagai proses biokimia di dalam tubuh makhluk hidup.(19)



10



Peranan penting protein dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara lain:(20) 1. Katalisis enzimatik Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein. 2. Transportasi dan penyimpanan Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditransport oleh protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin. 3. Koordinasi gerak Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela. 4. Penunjang mekanis Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa. 5. Proteksi imun Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma lain.



11



6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis. 7. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein.



2.3



Protein Urin Protein dalam urin (Proteinuria), pada keadaan normal tidak didapatkan



konsentrasi yang tinggi dalam urine, biasanya hanya terdapat 40-120 mg/24 jam. Dalam metabolismenya pada tubuh manusia hanya sedikit sekali protein yang difiltrasi menembus glomelurus, sebagian kecil protein-protein tersebut diuraikan oleh sel-sel tubulus dan diekskresikan di urin.(21) Proteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal akibat kerusakan glomelurus atau gangguan reabsorpsi tubulus ginjal, atau kedua-duanya. Adanya sejumlah protein dalam urin merupakan indikator kegawatan gangguan ginjal. Tingkatan proteinuria terbagi menjadi 2 tingkatan, antara lain: proteinuria berat >3 gr/hari dan proteinuria ringan