Laporan Praktikum Semi Solid Sediaan Krim [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI LIQUID DAN SEMI SOLID SEDIAAN KRIM



Kelas : 02FARP002 Nama Anggota Kelompok : Bintang arnitha



201040400101



Chamelia maktur



201040400193



Mirnawati



201040400127



Nuha shafa



201040400150



Tazqia afifah



201040400100



STIKES WIDYA DHARMA HUSADA FAKULTAS FARMASI TANGERANG SELATAN 2021



1



Daftar isi BAB I.......................................................................................................................3 a.



Judul Praktikum.........................................................................................3



b.



Tujuan Praktikum......................................................................................3



c.



Teori dasar...................................................................................................3



BAB II......................................................................................................................6 d.



Data preformulasi.......................................................................................6



BAB III....................................................................................................................8 e.



Resep............................................................................................................8



f.



Usul...............................................................................................................8



g.



Alat dan Bahan............................................................................................8



h.



Penimbangan bahan...................................................................................9



i.



Cara pembuatan..........................................................................................9



j.



Hasil dan Pembahasan..............................................................................10



BAB IV..................................................................................................................11 k.



Kesimpulan................................................................................................11



l.



Etiket..........................................................................................................11



m.



Daftar Pustaka.......................................................................................11



2



BAB I a.



Judul Praktikum Sediaan krim



b.



Tujuan Praktikum Mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan krim



c.



Teori dasar



Definisi Krim 1.



Farmakope Indonesia Edisi III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dandimaksudkan untuk pemakaian luar.



2.



Farmakope Indonesia Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.



3.



Formularium Nasional, krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Krim didefinisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah padat baik



bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air. Krim biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat pada kulit (Ansel 1989). Krim dengan basis minyak dalam air memiliki sifat yang lebih nyaman dan cenderung disukai oleh masyarakat, karena memberikan konsistensi yang berminyak dan cenderung lengket, akan tetapi banyak bahan aktif yang bersifat hidrofobik yang pelepasannya lebih mudah jika menggunakan basis jenis ini. Krim air dalam minyak sering digunakan untuk memberikan efek emolien pada kulit. Sediaan krim banyak digunakan untuk sediaan obat misalnya untuk obat anti inflamasi, antijamur, anastetik, antibiotik, dan hormon. Sediaan krim juga sering digunakan dalam industri kosmetik, misalnya untuk sediaan pembersih,emolien, tabir surya, antiaging, dan masih banyak lagi.



3



A. Tipe Krim Ada dua tipe krim, yaitu : 1.



Tipe minyak dalam air (M/A) Tipe krim M/A merupakan krim yang fase luarnya air, jadi mudah dicuci



dengan air atau tidak lengket atau meninggalkan noda pada pakaian. Contoh: vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film pada kulit. 2.



Tipe air dalam minyak (A/M) Tipe krim A/M merupakan krim dengan fase luarnya minyak, tidak



mudah dicuci dengan meninggalkan noda atau lengket pada pakaian serta tidak mudah mengering Contoh : cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar. B. Formula sediaan krim 1. Zat berkhasiat Sifat fisika dan kimia dari bahan atau zat berkhasiat dapat menentukan cara pembuatan dan tipe krim yang dapat dibuat. 2. Fase minyak Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak. Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya. 3. Fase air Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air. Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH, Na 2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya). 4. Pengemulsi



4



Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikendaki. Sebagai bahan pengemulsi krim, umumnya berupa surfaktan. Selain itu, dapat digunakan



emulgid, lemak bulu domba,



setasiun, setilalkohol, stearilalkohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG, dan sabun. 5. Zat tambahan Zat tambahan yang digunakan adalah: 1. Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah metilparaben (nipagin) 0,12 – 0,18% dan propilparaben (nipasol) 0,02 – 0,05%. 2. Pendapar, untuk mempertahankan pH sediaan. Contoh :dapar fosfat. 3. Pelembab atau humectan, untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang, dan tidak berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Contoh : gliserol, PEG, sorbitol. 4. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh. Contoh : tokoferol, alkil galla, BHT, dan Na sulfit. Penggunaan bahan-bahan tambahan tersebut harus disesuaikan dengan sifat fisikokimia bahan aktif yang digunakan. Hasil campuran bahan aktif dan bahan-bahan tambahan tersebut harus dapat menghasilkan sediaan semisolida yang memenuhi persyaratan aman, efektif, stabil dan dapat diterima oleh masyarakat. Aman berarti sediaan tersebut memiliki kandungan bahan aktif yang sesuai dengan monografi dan tidak memberikan pelepasan bahan aktif dalam jumlah yang sesuai dari sediaan pada tempat penggunaannya. Stabil berarti sediaan tidak mengalami perubahan sifat dan konsistensi baik secara fisika, kimia, mikrobiologi, toksikologi, maupun farmakologi.



5



BAB II d.



Data preformulasi 1) Zat Aktif



-



Bahan Aktif Nama zat : Acidum Stearicum/ Asam Stearat (FI III hal. 57)  Pemerian



: Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan



hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.  Kelarutan        : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.  Penyimpanan   : Dalam wadah tertutup baik.  Khasiat            : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20%. 



Nama zat : Cera Alba (Malam Putih)  Pemeriaan    : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah  Kelarutan     : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, dingin, larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri  Khasiat        : Zat Tambahan (Depkes, 1979).







Nama zat : Vaselin Album (Vaselin Putih)  Pemeriaan    : Massa lunak, lengket, bening putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk  Kelarutan     : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P; larutan kadang-kadang beropalesensi lemah  Khasiat         : Zat Tambahan (Depkes, 1979).



6







Nama zat : TEA (Trietanolamin)  Pemeriaan    : Tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik  Kelarutan     : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P; larut dalam kloroform P  Khasiat        : Zat Tambahan (Depkes, 1979).







Nama zat : Propilenglikol  Pemeriaan    : Cairan kental jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik  Kelarutan     : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan minyak lemak.  Khasiat        : Zat Tambahan, Pelarut (Depkes, 1979).







Nama zat : Aquadest  Pemeriaan    : Cairan yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa  Khasiat        : Zat Tambahan (Depkes, 1979)



7



BAB III e.



Resep



RSIA Buah Hati Kharisma Jl. Raya pajajaran no. 189 Telp. 021-642345 Dr. Rian hidayat. Sp. A SIP : 866.2/04330/01 104/01.dinkes 2016 Tangerang, 3 mei 2021 R/ Acidi Stearat 3 Cera Alba



0,5



Vaselin Album 1,5 TEA



1



Propilenglikol 1,5 Aquadest



12,5



m.f.la s.u.e Pro : Nn Diana Umur : 15 th Alamat : Nusukan, RT 5 No 11



f.



Usul



-



Paraf dokter tidak tertera



g.



Alat dan Bahan Alat : 8



-



Mortir



-



Stamper



-



Beaker glass



-



Cawan porselen



-



Sudip



-



Gelas ukur



-



Kertas perkamen



-



Kaki tiga



-



Kawat kassa



-



Pembakar spiritus



-



Spatula logam



-



Pot krim Bahan



-



Acidi stearat



-



Cera alba



-



Vaselin album



-



TEA



-



Propilenglikol



-



Aquadest



h.



Penimbangan bahan



-



Acidi stearat = 3 gram



-



Cera alba = 0,5 gram



-



Vaselin album = 1,5 gram



-



TEA = 1 gram



-



Propilenglikol = 1,5 gram



-



Aquadest = 12,5 ml



i.



Cara pembuatan



9



1. Menimbang semua bahan dengan seksama 2. (Fase Minyak)  Memanaskan mortir  Melelehkan cera alba, acidi strearat, dan vaselin album dimortir panas. 3. (Fase Air)  Mencampurkan TEA, Propilenglikol dan vaselin album dimortir panas. 4. Mencampurkan fase air ke fase minyak dengan dituangkan sedikit demi sedikit kedalam mortir panas 5. Diaduk pelan-pelan hingga homogen 6. Dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket berwarna biru.



j.



Hasil dan Pembahasan Dalam pembuatan krim, Ketika bahan fase minyak dan fase air



dicampurkan keduanya harus dalam keadaan temperatur/suhu yang sama maka fase minyak mengalami peleburan, fase airnya juga harus mengalami pemanasan. Dalam pembuatan krim kali ini, terdapat zat pengemulsi, yaitu berupa TEA yang mudah berbusa, sehingga krim diaduk dengan kontinyu atau perlahan. Dalam pembuatan krim, fase minyak mudah memadat Kembali maka harus dilakukan pencampuran didalam mortir panas kemudian diaduk. Dalam peracikan obat kali ini dihasilkan obat dalam bentuk sediaan krim. Krim yang dihasilkan berbentuk setengah padat, berwarna putih, dan berbau wangi. Bau wangi dihasilkan dari pemakaian TEA. Hasil krim dimasukkan kedalam pot lalu diberi etiket warna biru.



10



BAB IV k.



Kesimpulan Dalam pembuatan krim bagian lemak (fase lemak) dan fase air harus



sama-sama dalam suhu atau temperature panas, dan dilakukan pengadukan kontinyu. Didalam resep krim terdapat bahan obat yang mudah berbusa (TEA) maka krim harus diaduk dengan pelan-pelan dan hati-hati secara kontinyu. Didalam resep ini dihasilkan sediaan obat krim yang berbentuk semipadat, berwarna putih dan berbau harum. Dimasukkan kedalam pot salep dan diberi etiket berwarna biru. l.



Etiket



m.



Daftar Pustaka



-



FI III hal. 57



-



Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press



-



Anief. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press



-



Depkes. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta : Depkes RI



-



Syamsuni.2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC



-



Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC



11



-



http://dewisarticle.blogspot.com/2015/06/laporan-praktikum-farmasetikadasar.html?m=1(24/06/2021)



12