Laporan Praktikum Tekstur Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH TEKSTUR TANAH OLEH : NAMA



: MUHAMMAD FADLY NUGRAHA P



NO. BP



: 2110233030



KELAS KULIAH



: FISIKA TANAH C



KELAS PRAKTIKUM



: FISIKA TANAH C



ASISTEN



: 1. SHERINA IMELDA 2. FACHRUL RAZI



(1910232011) (1910231006)



3. VIOLIN ENGHEL APRILIA H (1910231051)



DOSEN PENJAB



4. DIMAS GIWA NOVESA



(1910231054)



5. ROSI AIFA MILDA



(1910232027)



6. NADA AFIFAH



(1910233011)



: Ir. JUNAIDI, MP.



PROGRAM STUDI ILMU TANAH DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBER DAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2022



BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia, ataupun reaksi-reaksi. Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehinggadiperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya danakan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini,merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan.Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung. Tanah merupakan suatu system mekanik yang kompleks yang terdiri dari tigfa fase yakni bahan bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hamper menempati 50% volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organic (organosol). Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya selalu bervariasi menurut musim dan pengolahan tanah. Dengan demikian keempat perbandingan komponen utama tanah partikel anorganik, bahan organic air dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan kedalaman. Sifat sifat tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah, menentukan penetrasi akar didalam tanah, air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Oleh karena itu erat kaitannya jika seseorang berhadapan dengan tanah ia harus sampai berapa jauh sifat sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan structural dalam pembangunan jalan raya, bendungan dan fondasi untuk gedung. Tekstur tanah adalah kasar aau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat. Pada



beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah, ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki tanah di lapangan. segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas tekstur tanah. Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisis tekstur dilaboratorium yang disebut analisis mekanik tanah. Dalam menetapkkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer dan pipet. Sifat-sifat fisik tanah yang banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif berat dari pasir, debu danliat atau kelompok partikel ukuran lebih kecil dari kerikil. Kelas tekstur tanah perludiketahui



karena



mempunyai



hubungan



erat



dengan



kemampuan



tanahmenyimpan, memengang air, aerasi, permeabilitas, dan kapasitas tukar kation. Sifat penting fisika tanah yaitu tekstur tanah dan struktur tanah. Tekstur tanah tertuju pada butir-butir mineral terutama pada perbandingan mineral relative berbagai golongan dari tanah tertentu. Tidak kurang pentingnya adalah struktur tanah yaitu masalah tersusunnya butir-butir tanah dalam golongan dan agregat. Kedua sifat itu bersama-sama menentukan tidak hanya kemampuan memberikan unsur hara oleh butiran tanah, akan tetapi juga memberikan udara dan air yang penting untuk kehidupan tanaman. B. Tujuan Adapun tujuan praktikum yang akan dilaksanakan adalah untuk menentukan klasifikasi tekstur suatu tanah dengan menggunakan beberapa metode seperti pipet dan ayakan.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah memadat (compressibility), dan lain-lain. (Kurnia, 2006) Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang permanen (bersifat tetap) dan menentukan sifat-sifat fisika tanah yang lainnya. Salah satu sifat fisik tanah yang dipengaruhi oleh tekstur tanah adalah konsistensi tanah. Konsistensi tanah merupakan daya kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi. (Mawardi, 2011) Tekstur merupakan sifat kasar halusnya tanah dalam percobaan yang di tentukan oleh perbandingan banyaknya zarah zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (NotoHadiprawito 2002). Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu partikel tanah yang diameter efektifnya ≤ 2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik tidak diperhitungkan. Bahan organik terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan surveyor tanah dalam menetapkan kelas tekstur tanah di lapangan. Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. (Hardjowigeno, 2003)



Tanah dengan berbagai perbandingan pasir, debu dan liat dikelompokkan atas berbagai kelas tekstur seperti digambarkan pada segitiga tekstur (Gambar 1). Cara penggunaan segitiga tekstur adalah sebagai berikut:



Gambar 1. Segitiga Tekstur



Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelastekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 2003) Tekstur tanah sangat mempengaruhi kemampuan tanah dalam memegang air. Tanah bertekstur liat memiliki kemampuan yang lebih besar dalam memegang air daripada tanah bertekstur pasir hal ini terkait dengan luas permukaan adsorptifnya. Semakin halus teksturnya akan semakin besar kapasitas menyimpan airnya. (Tangketasik, 2013) Tekstur tanah berpengaruh terhadap ketrersediaan air yang ada di dalam tanah,semakin besar maka semakin porus.semakin akar akan mudah melakukan penetrasi.untuk mengetahui peranan tekstur tanah bagi ktersediaan air,untuk hara dan pertumbuhan tanaman,maka pentingnya di lakukan pengamatan tekstur tanah ini.sehingga jika kita memahami dan mengetahui berbagai macam tekstur tanah itu sendiri sehinnga akan menjadi optimal (Praharyanto,2012). Menurut Ali (2005), di lapangan, tektsur tanah dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk) yang membutuhkan



pengalaman dan kemahiran. Makin peka indra perasa ini, hasil penetapannya akan makin mendekati kebenaran atau makin identik dengan hasil penetapan di laboratorium. Cara seperti ini disebut metode rasa, dilakukan dengan cara mengambil sebongkah tanah kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahidengan air secukupnya lalu pijit di antara jari jempol dan telunjuk. Geser-geserkan jari telunjuk sambil merasai derajat kekasaran, kelicinan, dan kelengketan partikelpartikel tanah. 1) Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisamembentuk gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur pasir. 2) Partikel tanah terasa halus, lengket dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinu, maka berarti tanah bertekstur liat. 3) Tanah bertekstur debu akan mempunyai partikel-partikel yang terasa agakhalus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulungan atau lempengan yangterbentuk rapuh atau mudah hancur. 4) Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional, apabila yang terasa lebih dominan adalah sifat pasir, maka berarti tanah bertekstur lempung berpasir, dan seterusnya. Kemampuan butir-butir tanah halus untuk mengalami perubahan bentuk tanpa terjadi perubahan volume atau pecah dinyatakan dengan plastisita. Plastisitas tanah memiliki dampak yang kuat pada pengolahan tanah, terutama di tanah dengan plastisitas tinggi atau tanah lempung yang mengandung mineral lempung 2:1. Penetapan plastisitas tanah dibidang pertanian khususnya diarahkan untuk mengetahui berat ringannya pengolahan tanah. Kemampuan tanah untuk tanah dengan jangka olah yang sama, akan makin sukar diolah dengan makin tingginya indeks plastisitas. (Sutono, dkk 2006)



BAB III. METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Pada praktikum mengenai Tekstur Tanah ini di laksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas. Pada hari Jumat, 7 Oktober 2022 pada pukul 16.00-17.40 B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tekstur tanah yaitu H2O2 30 %, Sodium hexa meta fosfat (NaPO3)6 10%, aseton, air suling, ayakan 2 mm, silinder sedimentasi bervolume 1 L, timbangan, hidrometer, pengaduk, gelas piala 600 ml, gelas piala 250 ml, gelas ukur 100 ml, sarung tangan plastik, cawan pengering sampel, kaca penutup gelas piala, termometer, botol pembilas, batangan kaca pengaduk, air panas, penggiling tanah, oven. C. Metode Praktikum Metode praktikum yang digunakan yaiu pipet dan ayakan. D. Cara Kerja Pada praktikum kali ini langkah kerjanya yaitu ditimbang 10 g contoh tanah < 2 mm, dimasukkan ke dalam piala gelas 800 ml, ditambah 50 ml H2O2 10% kemudian dibiarkan semalam. Keesokan harinya ditambah 25 ml H2O2 30%, dipanaskan sampai tidak berbusa, selanjutnya ditambahkan 180 ml air bebas ion dan 20 ml HCl 2N. Didihkan di atas pemanas listrik selama lebih kurang 10 menit. Angkat dan setelah agak dingin diencerkan dengan air bebas ion menjadi 700 ml. Dicuci dengan air bebas ion menggunakan penyaring Berkefield atau dienaptuangkan sampai bebas asam, kemudian ditambah 10 ml larutan peptisator Na4P2O7 4%. a. Pemisahan pasir Suspensi tanah yang telah diberi peptisator diayak dengan ayakan 50 mikron sambil dicuci dengan air bebas ion. Filtrat ditampung dalam silinder 500 ml untuk pemisahan debu dan liat. Butiran yang tertahan ayakan dipindahkan kedalam pinggan aluminium yang telah diketahui bobotnya dengan air bebas ion menggunakan botol semprot. Keringkan (hingga bebas air) dalam oven pada suhu 105oC, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat pasir = Ag).



b. Pemisahan debu dan liat Filtrat dalam silinder diencerkan menjadi 500 ml, diaduk selama 1 menit dan segera dipipet sebanyak 20 ml ke dalam pinggan aluminium. Filtrat dikeringkan pada suhu 105oC (biasanya 1 malam), didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (berat debu + liat + peptisator = B g). Untuk pemisahan liat diaduk lagi selama 1 menit lalu dibiarkan selama 3 jam 30 menit pada suhu kamar. Suspensi liat dipipet sebanyak 20 ml pada kedalaman 5,2 cm dari permukaan cairan dan dimasukkan ke dalam pinggan aluminium. Suspensi liat dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC, di dinginkan dalam desikator dan ditimbang (berat liat + peptisator = C g). (Sumber : Buku Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya oleh Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, 2006)



BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkanlah hasil praktikum sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Perhitungan pada Kebun Campuran No. Kedalaman



%Pasir



%Debu



%Liat



Tekstur



1.



0-20 cm



11,34%



18,71%



69,93%



Liat



2.



20-40 cm



15,93%



9,55%



74,51%



Liat



Tabel 2. Hasil Perhitungan pada Semak Belukar No. Kedalaman



%Pasir



%Debu



%Liat



Tekstur



1.



0-20 cm



7,08 %



10,14%



82,73%



Liat



2.



20-40 cm



20,40 %



24,29%



55,30%



Liat



B. Pembahasan Berdasarkan data yang didapat dari analisis ukuran partikel (tekstur) pada lahan kebun campuran dengan kedalaman 0-20cm dan 20-40cm didapatkan bahwa tekstur tanahnya ialah liat. Pada lahan semak belukar dengan kedalaman 0-20cm dan 20-40cm didapatkan bahwa tekstur tanahnya ialah liat. Hal ini dapat dikatakan bahwa semua contoh tanah yang dianalisis pada laboratorium semuanya adalah liat. Semua contoh sampel tanah bertekstur liat dikarenakan sampel tanah tersebut diambil pada tanah ultisol. Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu, dan liat. Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah, ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Perkiraan atau penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki tanah di lapangan. segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas tekstur tanah. Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisis tekstur dilaboratorium yang disebut analisis mekanik tanah. Dalam menetapkkan



tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer dan pipet. Sifat-sifat fisik tanah yang banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah. Pada praktikum ini kita menggunakan metode pipet dan ayakan. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat dilihat bahwa masing-masing sampel tanah baik dari semak belukar maupun lahan campuran mempunyai tekstur tanahnya yang dominan oleh fraksi liat. Tekstur liat merupakan tekstur yang halus. Hal ini dikemukakan oleh Hardjowigeno (2003) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola denganbaik, dan sangat lekat. Namun, menurut Ali (2005), bahwa tanah yang didominasi oleh liat akan banyak mempunyai poripori mikro (kecil) atau tidak poreus. Makin tidak poreus tanah maka akan semakin sulit akar untuk berpenetrasi. Serta makinsulit akar dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk: air dan udara sedikit tersedia) tetapi air yang ada tidak mudah untuk hilang. Menurut hasil pengamatan yang ada di lapangan, tekstur liat ini memiliki tekstur yang halus. Menurut Hardjowigeno (2003) bahwa tekstur liat terasa halus, berat, agak licin, membentuk bola, mudah digulung dan sangat lekat. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar.



BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan di laboratorium mengenai tekstur tanah yang dilakukan di laboratorium didapat kan bahwa di lahan campuran maupun lahan semak belukar di dominasi oleh tekstur liat. Tekstur liat merupakan tekstur yang halus. Hal ini dikemukakan oleh Hardjowigeno (2003) bahwa tekstur liat terasa berat, membentuk bola dengan baik, dan sangat lekat. Dan menurut para ahli, tanah yang didominasi oleh liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak poreus. Semakin tidak poreus tanah maka akan semakin sulit akar untuk berpenetrasi. Serta semaki sulit akar dan udara untuk bersirkulasi. Sampel tanah yang digunakan pada praktikum ini diambil pada tanah ultisol, dan pada contoh sampel tanah baik di lahan campuran maupun semak belukar fraksi yang dominan atau lebih banyak ialah liat dan contoh sampel tanah tersebut semuanya bertekstur liat, sehingga dapat diketahui bahwa pada tanah ultisol tekstur tanahnya lebih dominan oleh fraksi liat. B. Saran Diharapkan praktikan lebih teliti dalam mencatat data agar didapatkan data yang baik dan benar. Diharapkan berhati-hati tidak bermain-main di labor sesuai dengan peraturan yang berlaku agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Diharapkan pratikum selanjutnya lebih baik daripada pratikum sebelumnya.



DAFTAR PUSTAKA



Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Hlm 233. Kurnia, U., Agus, F., Aimihardja, A., & Dariah, A. (2006). Sifat fisik tanah dan metode analisisnya. Praharyanto, 2012. Tekstur Tanah. http//www. Praharyant-zone. Blong sport.com /2012/tektur tanah// xiauau89 (Diakses pada 07 Oktober 2022). Priatiwinda, D. (2020). Pemetaan Salinitas, Tekstur Tanah, Luasan dan Kerapatan Mangrove di Segara Anakan Bagian Barat, Cilacap (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman) Rahmawati, W., & Suharyatun, S. (2019). Model Jaringan Syaraf Tiruan untuk Memprediksi Indeks Plastisitas Tanah. Sutono S. Maswar dan Yusrial. 2006. Penetapan Plastisitas Tanah. Di dalam: Undang K et. al. (eds), Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. P. 251-620. Tangketasik, A., Wikarniti, N. M., Soniari, N. N., & Narka, I. W. (2012). Kadar bahan organik tanah pada tanah sawah dan tegalan di Bali serta hubungannya dengan tekstur tanah. Agrotrop, 2(2), 101-107.



LAMPIRAN



A. Dokumentasi Tabel 3. Hasil dokumentasi praktikum tekstur tanah Gambar



Deskripsi Dipanaskan sampel tanah hingga berbusa



Penambahan H2O2 30% sebanyak 25ml



Penambahan HCl 2N sebanyak 20ml



Ditambahkan H2O sebanyak 180ml



Selanjutnya



dipanaskan



setelah



penambahan HCL dan H2O



Setelah dipanaskan, selanjutnya di inaptuangkan



B. Perhitungan



a) Lahan Campuran • Pasir



Kedalaman 0-20 cm = 7,6 gr – 4,72 gr



= 2,88 gr



Debu = 3,96 gr – 3,77 gr



= 0,19 gr



= 4,84 gr – 4,13 gr



= 0,71 gr



Liat



Fraksi Pasir = 2,88 → A Fraksi Debu → B



= 25 (B-C) = 25 (0,9 – 0,71) = 4,75 g



Fraksi Liat → C



= 25 (C – 0,0095) g = 25 (0,71 – 0,0095) g = 25 ( 0,7005 ) = 17,51 g



Hasil fraksi



= 2,88 + 4,75 + 17,51 = 25,14 g



% Pasir



= 𝐴+25 ( 𝐵−0,0095 )𝑔 𝑥 100% 𝑎𝑡𝑎𝑢



𝐴



𝐴 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖



𝑥 100%



2,88



= 25,14 𝑥 100% = 11,45 % % Debu



25( 𝐵−𝐶)



= 𝐴+25 (𝐵−0,0095)𝑔 𝑥 100% 𝑎𝑡𝑎𝑢



𝐵 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖



𝑥 100%



4,75



= 25,14 𝑥 100% = 18,89 % 25 (𝐶−0,0095)𝑔



= 𝐴+25 (𝐵−0,0095)𝑔 𝑥 100% 𝑎𝑡𝑎𝑢



% Liat



𝐶 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖



17,51



= 25,14 𝑥 100% = 69,65 % • Pasir



Kedalaman 20-40 cm → 7,6 g – 3,43 g



= 4,17 g → A = 4,17 g



Debu → 5,17 g – 5,07 g



= 0,1 g → B = 0,88 g



→ 5,599 – 4,81 g



= 0,78 g → C = 0,78 g



Liat



Fraksi Pasir



→ A = 4,17 g



Fraksi Debu



→B



= 25 (B – C) = 25 ( 0,88 – 0,78) = 2,5 g



Fraksi Liat



→C



= 25 (C – 0,0095) g = 25 (0,78 – 0,0095) g = 25 (0,7705)



𝑥 100%



= 19,26 g Hasil fraksi



= 4,17 g + 2,5 g + 19,26 g = 25,93 g



% Pasir



= 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑥 100%



𝐴



4,17



= 25,93 𝑥 100% = 16,08 % % Debu



2,5



= 25,93 𝑥 100 % = 9,64 % 19,26



= 25,93 𝑥 100%



% Liat



= 74,27 %



b) Semak Belukar • Pasir



Kedalaman 0-20 cm → 6,45 g – 4,18 g



Debu → 3,73 g – 3,6 g Liat



→ 4,26 g – 3,19 g



= 2,27 g



→ A = 2,27 g



= 0,13 g



→ B = 1,2 g



= 1,07 g



→ C = 1,07 g



Fraksi Pasir



= 2,27 g → A



Fraksi Debu / B



= 25 (B – C) = 25 (1,2 – 1,07) = 3,25 g = 25 (1 – 0,0095)



Fraksi Liat / C



= 26,51 g



Hasil fraksi



= 2,27 + 3,25 g + 26,51 g = 32,03 g



% Pasir



= 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑥 100%



𝐴



2,27



= 32,03 𝑥 100% = 7,08 % % Debu



𝐵



= 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑥 100% 3,25



= 32,03 𝑥 100% = 10,14 %



𝐶



= 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑥 100%



% Liat



26,51



= 32,03 𝑥 100% = 82,76 % •



Kedalaman 20-40 cm



Pasir



= 8,03 – 5,72 = 2,31 g



→ A = 2,31 g



Debu



= 4,11 – 4



= 0,11 g



→ B = 0,37 g



Liat



= 4,07 – 3,81 = 0,26 g



→ C = 0,26 g



Fraksi Pasir



= 2,31 g



Fraksi Debu



= 25 (B – C) = 25 (0,37 – 0,26) = 25 (0,11) = 2,75 g



Fraksi Liat



= 25 (C – 0,0095) g = 25 (0,26 – 0,0095) = 25 (0,2505) = 6,26 g



Hasil Fraksi



= 2,31 g + 2,75 g + 6,26 g = 11,32 g



% Pasir



= 11,32 𝑥 100%



2,31



= 20,40 % % Debu



2,75



= 11,32 𝑥 100% = 24,29 %



% Liat



6,26



= 11,32 𝑥 100% = 55,30 %