Laporan Praktikum Geografi Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum



GEOGRAFI TANAH (PENGAMATAN PROFIL DAN HORIZON TANAH)



OLEH NAMA



: YASRIN KARIM



NIM



: 451 409 057



KELAS



: GEOGRAFI B



KELOMPOK



: III



JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2010-2011



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah, dan kesehatan yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Geografi tanah ini tepat pada waktunya. Laporan ini kami dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan wawasan mahasiswa dalam



mengembangkan



ilmu



pengetahuan



Geografi.



Sehingga



nantinya



dapat



mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Khususnya kepada Dosen Geografi Tanah yang telah membimbing kami. Permohonan maaf yang tidak terkira kami haturkan kepada semua pihak apabila dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi lengkap dan sempurnanya makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita sebagai mahasiswa walaupun hanya sebagian kecil dari ilmu beografi. Nuun wal Qalami wamaa yasthuruun Sekian dan terimakasih…………….. Gorontalo, 24 Juli 2010 Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ..................................................................................................................... 1 1.3 Manfaat .................................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3 2.1 Konsep Dasar Ilmu Tanah ...................................................................................... 3 2.2 Dasar Pengklasifikasian Tanah............................................................................... 4 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 10 3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................................10 3.2 Prosedur Kerja .......................................................................................................11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 12 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................................... 12 4.2 Hasil Praktikum ......................................................................................................13 4.3 Pembahasan ........................................................................................................... 17 BAB V PENUTUP................................................................................................................ 22 5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 22 5.2 Saran ....................................................................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 23 LAMPIRAN.......................................................................................................................... 24



ii



BAB I



PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara serta secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana), selain itu secara biologi tanah juga berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemicu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah. Tanah juga merupakan material bumi yang berasal dari pelapukan-pelapukan batuan, tumbuhan, maupun hewan hidup yang telah mati. Keberadaan tanah di permukaan bumi ini sangat beragam. Keberagaman tersebut meliputi berbagai aspek, diantaranya morfologi, fisik, kimia, dan beberapa aspek lainnya. Keragaman sifat tanah kadang dapat dijumpai dalam satu petak dusun, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan bahkan antar negara. Keanekaragaman tanah tersebutlah yang menimbulkan adanya kegiatan-kegiatan pencaritahuan para pakar tanah dan kita sebagai mahasiswa.



1.2 Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui profil tanah secara langsung di lapangan, 2. Mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik tanah, 3. Mengetahui intensitas tanah terhadap pertumbuhan tanaman di atasnya, 4. Mengetahui dan memahami horizon-horzson tanah yang ada pada setiap profil tanah, 1



5. Mengetahui dan memahami keanekaragaman jenis tanah yang ada.



1.3 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu Geografi, khususnya Geografi Tanah, 2. Sebagai media untuk menambah pengetahuan mengenai profil tanah, 3. Sebagai bahan untuk dapat memahami sifat-sifat pada tanah, 4. Menjalin hubungan kerjasama dan mengukuhkan tali persaudaraan dengan teman-teman sejurusan dan Bapak maupun Ibu dosen.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Ilmu Tanah Ilmu tanah merupakan ilmu yang mempelajari keseluruhan tentang tanah. Tanah merupakan lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Fungsi Tanah  Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran  Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)  Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)  Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.



3



Profil Tanah Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sbb: O-A-EB-C-R. Keterangan: O



: Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)



A



: Horison mineral ber BOT tinggi sehingga berwarna agak gelap



E



: Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan



Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten



lainnya tinggi, berwarna terang B



: Horison illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya (akumulasi bahan eluvial).



C



: Lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan



R



:Bahan Induk tanah



Kegunaan Profil Tanah  untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O - A) dan solum tanah (O – A – E – B)  Kelengkapan atau differensiasi horison pada profil  Warna Tanah



4



2.2 Dasar Pengklasifikasian Tanah Dalam geografi aspek terpenting yang menyangkut ilmu pengrtahuan tanah ialah tentang klasifikasinya. Para ahli menetapkan bahwa kategori teratas dan terluas dari sifat penyebaran tanah di permukaan bumi adalah tentang golongan (order) dan kumpulan (sub order) tanah.



Tujuan dari klasifikasi tanah adalah sebagai berikut :  Mengorganisasi pengetahuan kita tentang tanah,  Mengetahui hubungan masing-masing individu tanah satu sama lain,  Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah,  Dapat mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan yang lebih praktis seperti dalam hal : 1) Menaksirkan sifat-sifatnya, 2) Menentukan lahan-lahan terbaik, 3) Menaksirkan produktivitasnya, 4) Menentukan areal-areal untuk penelitian.  Mempelajari hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru. Untuk lebih memahami tentang sifat-sifat tanah dan jenis-jenisnya, maka pembagiannya berdasarkan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Stuktur Tanah Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan.



5



Di lapangan struktur tanah dideskripsikan melalui pengamatan tipe dan kelas struktur sebagai berikut :  Tipe lempeng (platy) : agregatnya mempunyai ukuran horizontal lebih dari ukuran vertikal dan tipe ini dibedakan atas kelas-kelas sebagai berikut : 1) Sangat tipis yang tipisnya < 1 mm 2) Tipis, tebalnya antara 1-5 mm 3) Sedang (medium), tebal antara 2-5 mm 4) Tebal, antara 5-10 mm 5) Sangat tebal > 10 mm  Tipe tiang : ukuran agregat vertikal lebih dari horizontal, bentuknya masih dibedakan atas tipe perismatik yang ujungnya bersegi dan tipe kulumer yang ujungnya membulat, dan masing-masing ini dibedakan lagi menurut besarnya atas kelas-kelas sebagai berikut : 1) Sangat halus, panjangnya < 10 mm 2) Halus, panjang antara 10-20 mm 3) Sedang, panjang antara 20-50 mm 4) Kasar, panjang antara 50-100 mm 5) Sangat kasar panjangnya > 100 mm  Tipe gumpal (blocky) : ukuran agregat vertikal horizontal sama besar, bentuknya masih dibedakan lagi berdasarkan ujung-ujungnya atas gumpal bersudut dan gumpal membulat, dan masing-masing ini dibedakan lagi menurut besarnya atas kelas-kelas sebagai berikut : 1) Sangat halus < 5 mm 2) Halus, antara 5-10 mm



6



3) Sedang, 10-20 mm 4) Kasar, 20-50 mm 5) Sangat kasar > 50 mm  Tipe remah (crum = kruimel) : berbentuk butir-butir tanah yang saling mengikat seperti irisan roti, ini dibedakan lagi atas kelas-kelas sebagai berikut : 1) Sangat halus, diameter butiran < 1 mm 2) Halus, 1-2 mm 3) Sedang, 2-5 mm 4) Kasar, 20-50 mm 5) Sangat kasar, diameter butiran > 50 mm  Tipe granuler (granular) : berbentuk butir-butir lepas dibedakan lagi atas kelas-kelas seperti pada tipe remah,  Tipe berbutir tunngal (single grain) : tidak membentuk agregat tanah,  Tipe pejal (massif) : merupakan kesatuan ikatan partikel-partikel tanah yang mampat.



2. Tekstur Tanah Tekstur tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang penting. Hal ini karena variasi tekstur dapat digunakan untuk menduga jenis dan sifat-sifat tanah. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus. Klasifikasi tekstur tanah secara umum adalah sebagai berikut :  Tekstur kasar : pasir, pasir bergeluh, dan geluh berpasir,  Tekstur sedang atau menengah : geluh, geluh berdebu dan geluh berlempung,  Tekstur halus : lempung berpasir, lempung berdebu dan lempung.



7



3. Konsistensi Konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan-tekanan gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat maninfestasi dan corak gaya-gaya fisik (adhesi dan kohesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Hal ini akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kekekalan dan kelenturan, menjadi gembur dan lunak serta menjadi keras dan kaku pada saat kering. Konsistensi tanah ditetapkan dalam tiga kadar air tanah yaitu :  Konsistensi basah, untuk menilai konsistensi ini yaitu dengan melihat derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya, yang dideskripsikan menjadi tidak lekat, agak lekat dan sangat lekat serta derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya, yaitu nonplastik (kaku), agak plastik, plastik dan sangat plastik,  Konsistensi lembab, untuk menilai derajat kegemburan dan keteguhan tanah dipilah menjadi lepas, sangat gembur, gembur dan teguh, sangat teguh serta luar biasa teguh,  Konsistensi kering, untuk menilai derajat kekerasan tanah dipilah menjadi lepas lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan luar biasa keras. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah meliputi :  Tekstur tanah,  Sifat dan jumlah koloit organisme maupun anorganik,  Struktur tanah.



8



4. Warna tanah Warna merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan sebagai indikator kesuburan atau kapasitas produksi lahan. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni. Warna tanah dipengaruhi oleh bahan kandungan organik, mineral, drainase, dan kandungan air. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna.



5. Karatan pada Tanah Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan juga menunjukkan bahwa udara masih dapat masuk ke dalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senywa Fe3+ yang berwarna merah. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Hal ini karena karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah.



9



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Alat Dan Bahan 1. Alat yang digunakan  GPS  Palu geologi  Meteran rol  Papan melamin  Buku  Pensil  Polpen  Kamera (Hp)  Kompas  Kertas lakmus  Pangkur  Wadah  Pengaduk 2. Bahan yang digunakan  Tanah (sample)  Larutan HCl  Air



10



3.2 Prosedur kerja 1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian profil tanah, 2. Setelah seluruh peralatan siap, kemudian menentukan lokasi tanah yang akan dijadikan sebagai sasaran penelitian profil tanah, 3. Setelah lokasi penelitian ditemukan, memulai kegiatan dengan mengamati tanah dan kemudian menentukan horison-horison tang terlihat pada tanah tersebut, dan sekaligus menentukan batas-batas horisonnya, 4. Mengukur ketebalan masing-masing horison dengan menggunakan meteran rol dan sekaligus mengamati topografi batas antar lapisan, 5. Menentukan struktur maupun tekstur tanah yang sedang diamati dan sekaligus menentukan konsistensinya 6. Mengambil tanah tersebut sebagai sampel kemudian memasukkannya ke dalam gelas untuk diukur kandungan PH dan larutan HCl, 7. Menentukan kandungan kapur (karbonat) masing-masing horison dengan cara menetesi sampel tanah tersebut dengan larutan HCl, jika setelah ditetesi larutan HCl tanah berbuih maka menunjukkan bahwa tanah tersebut mengandung zat kapur, 8. Menentukan PH masing-masing horison dengan cara memasukkan sampel tanah masing-masing horison ke dalam gelas, kemudian ditambakan air kira-kira 2 kali volume tanah. Diaduk dan dibiarkan tanahnya mengendap terlebih dahulu dan setelah itu mencelupkan kertas lakmus ke dalam gelas berisi tanah tersebut dan melihat perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut, 9. Setelah pengamatan selesai, kemudian mencatat hasilnya dalam tebel pengamatan.



11



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sampel tanah yang digunakan pada praktikum Geografi Tanah ini berlokasi di tiga tempat. Praktikum pertama berlokasi di Pangkalan Utama TNI-AL Kelurahan Leato Kecamatan Kota Timur. Secara astronomis, kelurahan Leato terletak diantara 12304’866’’ BT dan 0029’378’’. Kondisi topografi Kelurahan Leato sangat bervariasi dengan elevasi antara 0-40 meter di atas permukaan laut dengan bahan induk batuan beku dan batuan sedimen. Bentuk wilayah Kelurahan Leato khususnya di sekitar Pangkalan Utama TNI-AL berbentuk bukit dan penggunaan lahannya sebagai hutan primer. Lokasi kedua praktikum Geografi Tanah yaitu di Talumolo Desa Buata. Secara astronomis, desa Buata terletak diantara 12303’931’’ BT dan 0031’586’’ LU. Kondisi topografi desa Buata antara 0-20 meter di atas permukaan laut dengan bahan induk wilayahnya berupa kerikil dan kerakal. Bentuk wilayahnya berbukit dan penggunaan lahannya sebagai pemukiman penduduk. Lokasi ketiga praktikum Geografi Tanah yaitu di sekitar jembatan Talumolo II Kecamatan Kota Timur. Secara astronomis daerahnya terletak antara 12304’626’’ BT dan 0031’971’’ LU. Kondisi topografi daerahnya antara 0-25 meter di atas permukaan laut dengan bahan induk daerahnya berupa kerikil dan kerakal. Bentuk wilayahnya sangat curam dan lahannya merupakan lahan bebas.



12



4.2 Hasil Praktikum Berikut ini merupakan data hasil praktikum Geografi Tanah yang dilakukan untuk mengetahui profil tanah : Lokasi 1 Daftar Isian Profil 1. Surveyor



: Meiriana Kartika Sari



2. Kode profil



: 01



3. Tanggal pengambilan : 17 Juli 2010 4. Nama lokasi



: Pangkalan Utama TNI-AL Kel. Leato, Kec. Kota Timur



5. Letak astronomis



: 12304’866’’ BT dan 0029’378’’ LU



6. Bentuk wilayah



: Berbukit



7. Kemiringan lereng



: 5560%



8. Penggunaan lahan



: Hutan primer



9. Bahan induk



: Batuan beku dan batuan sedimen



10. Kedalaman solum



: 20 cm



11. Muka air bebas



: 4000 cm dari permukaan laut Deskripsi profil



Horison/Lapisan



A



AC



R



Kedalaman lapisan



20



850



137



Kabur



Jelas (datar)



Kabur



(cm) Topografi batas



13



lapisan Warna (munsell)



Coklat kehitaman



Coklat kekuningan



Coklat keabuabuan



Tekstur



Geluh berpasir



Geluh berpasir



Geluh berpasir



Stuktur



Granular



Granular



Granular



Konsistensi



Rapuh



Rapuh



Rapuh



Karatan



Tidak ada



Tidak ada



Tidak ada



PH



Basa



Basa



Basa



HCl



Kuat



Kuat



Sedikit reaksi



Ada tidaknya



Sedikit



Sedikit



Tidak ada



Banyak



Tidak ada



Banyak



perakaran Material lain (campuran)



Lokasi 2 Daftar Isian Profil 1. Surveyor



: Meiriana Kartika Sari



2. Kode profil



: 02



3. Tanggal pengambilan : 17 Juli 2010 4. Nama lokasi



: Talumolo, Desa Buata



5. Letak astronomis



: 12303’931’’ BT dan 0031’586’’ LU



6. Bentuk wilayah



: Bertebing 14



7. Kemiringan lereng



: 54.680%



8. Penggunaan lahan



: Pemukiman penduduk



9. Bahan induk



: Kerikil dan kerakal



10. Kedalaman solum



: 10 cm



11. Muka air bebas



: 210 cm dari permukaan laut Deskripsi profil



Horison/Lapisan



A



AC



C



Kedalaman lapisan



97



80



470



Jelas (bergelombang)



Kabur



Kabur



Warna (munsell)



Coklat kehitaman



Coklat keabu-abuan



Coklat kemerahan



Tekstur



Pasir bergeluh



Pasir



Pasir



Struktur



Granular



Granular



Granular



Konsistensi



Lepas



Lepas



Lepas



Karatan



Tidak ada



Tidak ada



Ada



PH



Basa



Basa



Asam



HCl



Kuat



Kuat



Sedang



Ada tidaknya



Banyak



Sedikit



Tidak ada



(cm) Topografi batas lapisan



perakaran



15



Material lain



Sedikit



banyak



Sedikit



Lokasi 3 Daftar Isian Profil 1. Surveyor



: Meiriana kartika sari



2. Kode profil



: 03



3. Tanggal pengambilan : 17 Juli 2010 4. Nama lokasi



: Jembatan Talumolo II



5. Letak astronomis



: 12304’626’’ BT dan 0031’971’’ LU



6. Bentuk wilayah



: Curam



7. Kemiringan lereng



: 90



8. Penggunaan lahan



: Lahan bebas



9. Bahan induk



: Kerikil dan kerakal



10. Kedalaman solum



: 20 cm



11. Muka air bebas



: 25 dari permukaan laut Deskripsi profil



Horison/Lapisan



AC



B



Kedalaman lapisan (cm)



178



69



Topografi batas lapisan



Jelas (datar)



Kabur



Warna (mussell)



Coklat keabu-abuan



Coklat kehitaman



Tekstur



Pasir



Pasir bergeluh



16



Struktur



Granular



Granular



Konsistensi



Lepas



Lepas



Karatan



Tidak ada



Ada



PH



Basa



Asam



HCl



Tidak ada reaksi



Tidak ada reaksi



Ada tidaknya perakaran



Ada



Tidak ada



Meterial lain (campuran)



Banyak



Sedikit



4.3 Pembahasan 1. Horison tanah Berdasarkan hasil pengamatan profil tanah dari ketiga lokasi, ditemukan beberapa macam horison tanah, yaitu horison A, B, C, AC dan R. Dimana pada horison A ditandai dengan bentuk strukturnya yang bertipe granular atau butiran. Pada horison A terjadi pencucian yang nantinya dapat membentuk horison B. Horison B yang ditemukan pada pengamatan tersebut berada di lokasi ketiga yaitu di sekitar Jembatan Talumolo II.



,



,



,



Gambar 1. Horison-horison tanah



17



Pada horison C ditandai dengan terlihatnya batuan induk yang telah mengalami pelapukan. Pada horison ini pelapukan kimia maupun pelapukan fisika terjadi, sehingga dapat menambah ketebalan atau solum suatu tanah. Horison AC ditandai dengan melihat tekstur tanahnya yang merupakan pasir dan berstruktur granular. Sedangkan pada horison R, ditandai dengan keberadaannya yang berada di bawah lapisan-lapisan lainnya dan merupakan batuan induk. Sesuai dengan hasil pengamatan, horison R yang ditemukan merupakan batuan beku yang telah mengalami perkembangan dan telah rapuh . 2. Warna tanah Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk mendeskripsikan karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap tempertur dan kelembapan tanah Berdasarkan hasil pengamatan pada lokasi pertama yang bertempat di Leato tepatnya di Pangkalan Utama TNI-AL, terdapat tiga horison tanah, yaitu horison A, AC dan R. Horison A sesuai hasil pengamatan berwarna coklat kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut banyak mengandung bahan organik. Mengapa demikian? Ini karena tanah tersebut (horison A) banyak mengandung sisa-sisa dan hewan tumbuhan yang telah mati, humus, dan berbagai bahan organik lainnya. Horison A inilah yang merupakan tanah yang sebenarnya, yang dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Pada lapisan selanjutnya (horison AC), sesuai hasil pengamatan berwarna coklat kekuning-kuningan dan horison R berwarna keabu-abuan. Horison C ini berasal dari pelapukan batuan induk (horison R). pada lapisan ini umumnya masih banyak mengandung batu-batuan



18



dengan berbagai macam ukuran. pada horison ini tidak ditemukan adanya bahan-bahan organik, sehinnga warnanya jauh lebih terang dari horison A. Pada lokasi kedua, di Talumolo desa Buata berdasarkan hasil pengamatan ditemukan horison C dengan warna coklat kemerah-merahan. Sedangkan pada lokasi ketiga, di sekitar jembatan Talumolo II ditemukan horison B dengan warna coklat kemerah-merahan. Horison tersebut merupakan lapisan yang terakumulasi dari horison di atasnya sehingga memiliki warna terang. Untuk lebih memperjelas warna horison-horison tanah tersebut berikut dilampirkan gambar dari horison-horison tersebut.



Gambar 2. Warna horison A, B, C, dan R



3. Struktur tanah Struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah yang membentuk pola keruangan. Struktur tanah juga merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida-oksida besi dan bahan-bahan pendukung lainnya. Penentuan struktur tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan metode kwantitatif.



19



Gambar 3. Struktur tipe granular dan tipe gumpal Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dengan menggunakan metode kualitatif, sruktur tanah untuk horison A, B, AC dan R merupakan tipe granular, sedangkan untuk horison C merupakan tipe gumpal. 4. Tekstur tanah Tekstur tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang penting. Hal ini karena variasi tekstur dapat digunakan untuk menduga jenis dan sifat-sifat tanah. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi tanah antara pasir, debu, dan liatnya seimbang. Penentuan tekstur tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kwantitatif. Untuk metode kualitatif penentuan tekstur tanahnya dapat dilakukan dengan tekhnik meraba dan melihat. Sedangkan untuk metode kwantitatif dapat dilakukan dengan pengujian di laboratorium.



Gambar 4. Tekstur tanah pasir dan geluh barpasir 20



Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dengan menggunakan metode kualitatif, tekstur tanah di ketiga lokasi terasa berpasir. Pada lokasi pertama tanah dapat dibentuk bola dan tanah dapat menempel pada jari-jari tangan serta mengandung butir-butir pasir, hal ini menunjukkan bahwa tekstur tanah pada lokasi pertama umumnya geluh berpasir. Pada lokasi kedua tanah tidak dapat dibentuk bola namun dapat menempel pada jari-jari tangan dan mengadung banyak butir-butir pasir, hal ini menunjukkan bahwa tekstur tanahnya merupakan pasir bergeluh. Pada lokasi ini juga terdapat tanah dengan tekstur pasir, karena terdapat juga jenis tanah yang tidak dapat dibentuk bola dan tidak juga menempel pada jari-jari tangan. Pada lokasi ketiga jenis tanahnya sama seperti pada lokasi kedua, yaitu pasir bergeluh dan pasir. 5. Konsistensi tanah Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, konsistensi tanah pada ketiga lokasi termasuk dalam konsistensi kering dengan kondisi tanah rapuh atau lepas-lepas dam mudah retak. Hal ini disebabkan oleh kandungan kapur dalam tanah tersebut. Kandungan kapur tersebut berpengaruh terhadap kadar air yang dikandung oleh tanah sehingga menyebabkan tanah mudah untuk dihancurkan.



Gambar 5. Konsistensi tanah 21



6. Karatan Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Berdasarkan hasil pengamatan, pada horison C mengandung Fe (besi) hal ini ditandai dengan warna dari horison C itu sendiri yaitu coklat kemerah-merahan. Sedangkan pada horison A mengandung banyak mangan (Mg), sehingga warna tanahnya coklat kehitam-hitaman. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat keluar masuk ke dalam tanah sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senyawa yang dapat menentukan warna tanah tersebut.



Gambar 6. Karatan pada horison C



7. PH dan kandungan zat kapur Sesuai dengan hasil pengamatan, PH pada sampel tanah yang telah diuji menunjukkan bahwa horison A, AC dan R ber-PH basa yang menendakan banyaknya kandungan kapur pada tanah tersebut. Sedangkan pada horison B dan C ber-PH asam sehingga hampir tidak terdapat



22



kandungan kapur pada tanah tersebut. Perlu diketahui bahwa PH tanah hanya merupakan ukuran intensitas keasaman tanah bukan ukuran kapasitas jumlah unsur hara.



Gambar 7.1 PH basa pada horison A dan AC



Gambar 7.2 PH asam pada horison B dan C



8. Jenis Tanah Berdasarkan hasil pengamatan, jenis tanah pada lokasi pertama dan kedua merupakan jenis tanah Litosol. Hal ini ditandai dengan struktur tanah yang berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Selain itu bahan induk tanah berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.



23



Gambar 8.1 Jenis tanah Litosol



Sedangkan pada lokasi ketiga, bersadasarkan hasil pengamatan jenis tanahnya merupakan jenis tanah aluvial. Hal ini ditandai jenis tanah yang masih muda, belum mengalami perkembangan dan bahan induknya bersasal dari meterial yang diendapkan oleh aliran sungai.



Gambar 8.2 jenis tanah aluvial



24



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :  Profil tanah pada lokasi 1 terdapat horizon A, AC dan R. Pada lokasi 2 terdapat horison A, AC dan C, sedangkan pada lokasi 3 terdapat horison AC dan B.  Warna tanah untuk horison A lebih gelap, dibandingkan dengan horison-horison lain.  Tekstur tanah yang diamati merupakan pasir, pasir bergeluh dan geluh berpasir.  Struktur tanah merupakan tipe granuler yaitu berbentuk butir-butir lepas.  Konsistensi tanah termasuk pad jenis konsistensi kering dengan struktur mudah lepas dan rapuh.  PH pada horison A, AC dan R adalah basa sehingga mengandung zat kapur, sedangkan pada horison B dan C ber-PH asam sehingga tidak mengandung zat kapur.  Kandungan karatan terdapat pada horison C.  Pada lokasi pertama dan kedua jenis tanahnya litosol, sedangkan pada lokasi ketiga jenis tanahnya merupakan jenis tanah aluvial. 5.2 Saran  Diharapkan agar pada



praktikum-praktikum berikutnya segala sesuatu yang sangat



dibutuhkan khususnya berupa alat-alat dapat dipersiapkan lebih matang agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar dan baik.  Pengambilan sampel tanah pada praktikum berikutnya diharapkan lebih teliti dan bervariasi agar data yang didapatkan dapat lebih valid dan juga perhitungan dalam



25



praktikum haruslah cermat, hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi kevalidtan data yang akan dihasilkan.



26



DAFTAR PUSTAKA Handayono, E Hairiyah. 2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Pustaka Adipura : Jakarta Hanafi, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Juarti & Dwiyono, Hari, Utomo. 2005. Bahan Ajar Geografi Tanah. Universitas Negeri Malang : Malang Nurfaika. 2010. Modul Praktikum geografi Tanah. Universitas Negeri Gorontalo : Gorontalo http://korananakindonesia.wordpress.com