Laporan Praktikum Uji Aktivitas Enzim Amilase [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BIOKIMIA II UJI AKTIVITAS ENZIM AMILASE



Disusun oleh: Nama



: Rizki Fitriana Dewi



NIM



: 18630095



Jurusan : Kimia Asisten : Lailatul Fitria



LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2021



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang tersusun atas serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim disebut sebagai biokatalisator, yaitu katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Enzim sangat penting dalam kehidupan karena enzim berperan sebagai katalis dalam berbagai macam reaksi metabolisme dalam tubuh, termasuk dalam hal penyuplai makanan atau nutrisi pada bakteri (Poedjiadi, 2006). Enzim dihasilkan oleh makhluk hidup. Namun dalam pemanfaatannya, enzim dapat digunakan tanpa adanya sel makhluk hidup. Sumber enzim yang paling utama yaitu dari tanaman, hewan, dan mikroba. Proporsi jumlah enzim yang berasal dari tanaman maupun hewan terus menurun, sebaliknya enzim yang diperoleh dari mikroba terus meningkat. Hal tersebut dikarenakan enzim yang berasal dari mikroba dapat dengan mudah diisolasi dan dimurnikan (Amri et al, 2010). Berdasarkan penelitian Lehninger (1988), saat ini telah diketahui sekitar 2000 enzim salah satunya yaitu amilase. Amilase merupakan enzim yang berperan dalam mendegradasi pati menjadi gula yang lebih sederhana seperti maltosa, dekstrin, dan glukosa. Amilase telah banyak digunakan dalam berbagai bidang industri. Pada umumnya, amilase dapat diisolasi dari tanaman, hewan dan mikroorganisme. Namun untuk keperluan industri dalam skala besar, enzim amilase diisolasi dari mikroba (Simamora dan saronom, 2018).



1.2 Tujuan Percobaan ini bertujuan untuk melakukan deteksi bakteri penghasil amilase secara kualitatif dan menguji aktivitas enzimnya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Dasar Teori Amilase adalah enzim yang mengkatalisis hidrolisis dari alpha-1,4-glikosidik polisakarida untuk menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltosa, dan D-glukosa (Ariandi, 2016). Amilase disebut sebagai enzim amilolitik, yaitu enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi pemecah pati (amilum) dengan bantuan air (H2O). Reaksi yang terjadi dalam proses tersebut merupakan reaksi hidrolisis. Amilase merupakan enzim ekstraseluler yang diproduksi di dalam sel, kemudian dikeluarkan dari sel ke substrat yang berada di sekelilingnya. Enzim-enzim ekstraseluler pada umumnya bersifat terinduksi. Jika substrat yang berada di sekitarnya sesuai, maka produksinya akan meningkat (Irdawati et al, 2011). Amilase didapatkan dari berbagai macam sumber, seperti tanaman, hewan dan mikroorganisme. Amilase yang berasal dari mikroba banyak digunakan dalam industri, hal ini dikarenakan mikroba periode pertumbuhannya pendek sehingga dapat menghasilkan enzim yang banyak dengan proses yang cepat. Pada tahun 1894, enzim amilase pertama kali diproduksi dari fungi (Hamdani, 2008). Saat ini, dalam bidang industri khususnya industri gula cair seperti glukosa, maltosa, dekstrosa, alkohol, dan proses biokonversi pati menjadi monomernya banyak memanfaatkan amilase yang dihasilkan oleh bakteri (Amri et al, 2010). Untuk memastikan bahwa pada bakteri tersebut positif terdapat enzim amilase maka dilakukan pengujian aktivitas enzim amilase. Pengujian aktivitas enzim amilase pada dasarnya dapat dilakukan melalui tiga pengamatan utama, yaitu peningkatan kekuatan reduksi, penurunan intensitas warna biru, dan perubahan densitas optis. Pengujian tersebut biasanya dilakukan pada kondisi standar dengan substrat amilosa. Kondisi standar yang dimaksud meliputi konsentrasi substrat, pH optimum, tidak adanya inhibitor, dan adanya aktivator (Wahyuni, 2015). Aktivitas enzim amilase dihitung berdasarkan data kadar glukosa relatif sebagai mg glukosa yang dihasilkan oleh 1 mL filtrat kasar amilase. Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai banyaknya mol glukosa yang dihasilkan dari hidrolisa media pati oleh 1 mL ekstrak kasar enzim amilase selama masa inkubasi. Untuk melihat besarnya satu unit aktivitas enzim tersebut digunakan rumus (Kombong, 2004) :



2.2 Tinjauan Bahan 2.2.1 DNS (Dinitrosalisilat) DNS merupakan senyawa aromatis yang dapat bereaksi dengan gula reduksi. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi redoks, dimana pada gugus aldehid gula teroksidasi menjadi gugus karboksil. Sementara itu, DNS sebagai oksidator akan tereduksi membentuk asam 3-amino dan 5-nitrosalisilat. Reaksi tersebut berlangsung dalam suasana basa dan suhu tinggi sekitar 90 - 100°C. Apabila terdapat gula reduksi pada sampel, maka larutan DNS yang awalnya berwarna kuning akan bereaksi dengan gula reduksi sehingga berubah warna menjadi warna jingga kemerahan (Kusmiati dan Agustini, 2010). Senyawa asam 3-amino-5-nitrosalisilat mampu menyerap radiasi gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang maksimum 540 nm (Ruzki, 2013). 2.2.2 Larutan Iodin Larutan iodin/iodium cair adalah



larutan yang merupakan gabungan dari



senyawa kalium iodida dengan iodin dalam air. Larutan iodin biasanya digunakan untuk metode uji iodin dalam analisis kandungan amilum dalam pati. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna larutan sampel menjadi biru. Warna biru tersebut merupakan hasil adanya ikatan kompleks antara amilum dengan iodin (Syawal, 2014). 2.2.3 KNa-Tartrat Natrium Kalium Tartrat (KNa-Tartrat) adalah sebuah garam yang dibuat oleh Pierre Seigette yang berasal dari Rochelle, Prancis pada tahun 1672. Oleh karena itu, KNa-Tartrat juga disebut sebagai garam Rochelle. Rumus kimia dari garam ini adalah NaKC4H4O6.4H2O dan memiliki berat molekul 282,22 gram/mol. KNa-Tartrat digunakan sebagai salah satu bahan dalam larutan fehling yang digunakan untuk menguji karbohidrat dalam sampel. Selain itu juga digunakan dalam larutan DNS untuk uji amilum.



2.2.4 Pati Pati adalah karbohidrat kompleks yang mengandung dua macam polimer, yaitu amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa merupakan polisakarida linear yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Setiap monomer terhubung dengan ikatan 1,4-α-glukosida. Amilopektin selain memiliki ikatan 1,4-αglukosida juga memiliki percabangan rantai akibat adanya ikatan 1,6-α-glukosida di beberapa bagiannya. Perbedaan tersebutlah yang menjadi dasar untuk pemisahan komponen-komponennya (Chafid dan Kusumawardhani, 2010). 2.2.5 Larutan Glukosa Glukosa adalah suatu aldoheksosa yang sering disebut dengan dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Glukosa merupakan suatu monosakarida sederhana. Memiliki sifat tidak berwarna, berbentuk kristal, larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut non polar. Umumnya terdapat dalam bentuk struktur D-Glukosa yang memili atom karbon sebanyak 6. Berikut merupakan struktur dari D-Glukosa (Lehninger, 1970) 2.2.6 Akuades Berdasarkan penelitian Petrucci (2008), akuades adalah air hasil penyulingan yang bersifat murni karena sudah tidak mengandung zat-zat pengotor lainnya. Akuades memiliki sifat tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa. Akuades memiliki rumus molekul H2O. Hal tersebut berarti bahwa terdapat 1 molekul oksigen dan 2 molekul hidrogen yang berikatan kovalen dalam satu molekul.



BAB III METODE PERCOBAAN



3.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah beaker glass, tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, bola hisap, neraca analitik, shaker incubator, dan spektrofotometer UV-Vis.



3.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah KNa-Tartrat 40%, regaen DNS, larutan iodin, larutan glukosa berbagai konsentrasi (200, 400, 600, 800, dan 1000 ppm), kultur bakteri amilolitik, akuades, dan pati terlarut pH 4,5 dan 6.



3.3 Cara Kerja 3.3.1 Skrining Aktivitas Amilase dengan Tes Iodin Langkah pertama yang dilakukan yaitu menggores isolat bakteri diatas media (Na-Pati). Kemudian, diinkubasi selama 24 jam/lebih sampai isolat bakteri tersebut terlihat lebih besar. Setelah diinkubasi, iodin diteteskan pada petri yang berisi isolat tersebut dan tunggu beberapa saat sampai terbentuk zona bening di sekililing koloni. Kemudian, amati perubahan yang terjadi. 3.3.2 Isolasi Amilase dari Kultur Bakteri Langkah pertama yaitu bakteri ditumbuhkan pada media cair NB dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu, kultur disentrifugasi, kemudian diperoleh hasil berupa pelet dan supernatan 3.3.3 Pembuatan Kurva Standar Glukosa Langkah pertama yang dilakukan adalah larutan glukosa dibuat dengan berbagai konsentrasi (0, 200, 400, 600, 800, dan 1000 ppm). Kemudian, masingmasing larutan ditambahkan 1 mL DNS dan dihomogenkan. Setelah itu, mulut tabung reaksi ditutup dengan aluminium foil. Kemudian, seluruh tabung reaksi dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah itu, ditambahkan KNa-Tartrat 40% sebanyak 1 mL pada masing-masing tabung reaksi. Kemudian ditambahkan akuades sampai volume larutan 10 mL dan divortex. Kemudian, diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm.



3.3.4 Uji Aktivitas Amilase dengan Metode DNS Langkah pertama yang dilakukan yaitu filtrat sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian, ditambahkan 1 mL pati terlarut yang telah dilarutkan dalam pH 4,5, dan 6. Kemudian, mulut tabung ditutup menggunakan aluminium foil. Setelah itu, diinkubasi pada suhu 50˚C selama 30 menit. Kemudian, ditambahkan reagen DNS sebanyak 1 mL dan dihomogenkan menggunakan vortex. Kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Setelah itu, ditambahkan 1 mL KNa-Tartrat 40% dan ditambahkan akuades sampai volume larutan 10 mL, kemudian divortex. Setelah itu, diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Data Hasil Pengamatan 4.1.1 Skrining Aktivitas Amilase dengan Tes Iodin No



Perlakuan



Hasil



1.



Digoreskan isolat bakteri diatas media Na-Pati



Didapatkan Isolat bakteri yang telah berada di media Na-Pati



2.



Diinkubasi selama 24 jam/lebih



Didapatkan bakteri yang berada pada media terlihat lebih besar



3.



Diteteskan larutan iodin pada petri yang berisi



Didapatkan zona bening yang terbentuk



isolat bakteri tersebut dan diamati yang terjadi



di sekeliling koloni



4.1.2 Isolasi Amilase dari Kultur Bakteri No 1.



Perlakuan



Hasil



Ditumbuhkan bakteri pada media cair NB



Didapatkan bakteri yang berada pada media cair NB



2.



Disentrifugasi kultur bakterinya



Didapatkan



hasil



berupa



pelet



(sel



bakteri) dan supernatan (ekstrak kasar enzim amilase)



4.1.3 Pembuatan Kurva Standar Glukosa No 1.



Perlakuan



Hasil



Dibuat larutan glukosa dengan berbagai Didapatkan



larutan



glukosa



dengan



konsentrasi (0, 200, 400, 600, 800, 1000 ppm) berbagai konsentrasi telah berada pada masing-masing tabung reaksi 2.



Ditambahkan 1 mL reagen DNS pada masing- Didapatkan larutan glukosa + reagen masing tabung reaksi dan dihomogenkan



DNS



yang



perubahan



telah



homogen



(terjadi



warna



menjadi



orange



kecoklatan) 3.



Ditutup



mulut



tabung



reaksi



dengan Didapatkan masing-masing mulut tabung



aluminium foil 4.



reaksi telah tertutup oleh aluminium foil



Dipanaskan seluruh tabung reaksi dalam air Didapatkan seluruh tabung reaksi yang mendidih selama 15 menit



5.



hangat



Ditambahkan KNa-Tartrat 40% sebanyak 1 Didapatkan mL pada masing-masing tabung reaksi



KNa-Tartrat



yang



telah



berada pada tabung reaksi dan warna larutan



berubah



menjadi



orange



kecoklatan 6.



Ditambahkan akuades sampai volume larutan Didapatkan campuran 10 mL dan divortex



7.



Diukur



homogen



absorbansinya



spektrofotometer



yang semakin



UV-Vis



menggunakan Didapatkan absorbansi tiap konsentrasi pada



panjang dari larutan glukosa



gelombang 540 nm



4.1.4 Uji Aktivitas Amilase dengan Metode DNS No



Perlakuan



Hasil



Dimasukkan filtrat sebanyak 1 mL ke dalam 3 Didapatkan filtrat telah berada di dalam 1.



2.



tabung reaksi



masing-masing tabung reaksi



Ditambahkan 1 mL pati terlarut yang telah



Didapatkan filtrat + pati terlarut berada di



dilarutkan dalam pH 4,5, dan 6 serta mulut



dalam tabung reaksi



tabung reaksi ditutup menggunakan aluminium foil Diinkubasi pada suhu 50˚C selama 30 menit



Didapatkan larutan yang telah diinkubasi



Ditambahkan reagen DNS sebanyak 1 mL



Didapatkan campuran yang homogen



dan dihomogenkan menggunakan vortex



pada masing-masing tabung reaksi



Dipanaskan dalam air mendidih selama 15



Didapatkan seluruh tabung reaksi yang



menit



hangat



Ditambahkan KNa-Tartrat 40% dan



Didapatkan campuran yang homogeny



3. 4.



4.



5.



ditambahkan akuades sampai volume larutan 10 mL, kemudian divortex Diukur absorbansinya menggunakan



6.



Didapatkan absorbansi masing-masing



spektrofotometer UV-Vis pada panjang



larutan dan nantinya diperoleh besar



gelombang 540 nm



aktivitas amylase melalui perhitungan



4.2 Analisa Prosedur dan Analisa Hasil 4.2.1 Skrining Aktivitas Amilase dengan Tes Iodin Percobaan skrining aktivitas enzim amilase dengan tes iodin dilakukan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam menghasilkan enzim amilase. Isolat bakteri digoreskan ke media pati-Na dan ditetesi larutan iodin, kemudian diinkubasi. Setelah diinkubasi, pada media pati-Na akan terbentuk zona bening di sekitar koloni bakteri. Pembentukan zona bening tersebut menunjukkan bahwa pati yang terdapat di dalam media telah terhidrolisis oleh enzim amilase menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sedangkan warna biru yang terbentuk merupakan tanda dari adanya larutan yang bereaksi dengan pati yang tidak dihidrolisis. 4.2.2 Isolasi Amilase dari Kultur Bakteri Pada isolasi amilase dari kultur bakteri, bakteri ditumbuhkan pada media cair NB kemudian diinkubasi selama 24 jam agar bakteri menjadi lebih besar. Setelah itu, kultur bakteri disentrifugasi untuk memisahkan antara sel bakteri dan ekstrak enzim. Diperoleh hasil berupa pelet yang merupakan sel bakterinya dan supernatan yang merupakan ekstrak kasar dari enzim amilase. 4.2.3 Pembuatan Kurva Standar Glukosa Pada pembuatan kurva standar glukosa menggunakan larutan glukosa dengan berbagai konsentrasi (0, 200, 400, 600, 800, dan 1000 ppm). Larutan glukosa dipilih karena glukosa termasuk gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis substrat oleh enzim amilase. Masing-masing larutan glukosa tersebut ditambahkan dengan DNS. DNS akan tereduksi dengan gula pereduksi (glukosa) menjadi 3-amino-5-nitrosalisilat sehingga akan menghasilkan warna orange kecoklatan yang akan mempermudah pengamatan. Berikut adalah reaksi antara DNS dan glukosa :



Sumber : Ruzki, 2013



Setelah ditambahkan DNS, mulut tabung ditutup menggunakan aluminium foil dan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Hal tersebut dilakukan agar enzim mencapai suhu optimum sehingga akan meningkatkan kecepatan reaksi. Kemudian ditambahkan KNa-Tartrat 40% untuk mempertahankan kompleks warna agar tetap stabil. Selanjutnya ditambahkan akuades sampai volume larutan 10 mL dan divortex untuk memudahkan proses pengamatan. Setelah itu diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm. Setelah diperoleh absorbansi masing-masing konsentrasi dari larutan glukosa, selanjutnya dibuat kurva standard dan diperoleh hasil persamaan regresi y = 0,001x-0,1155 dengan nilai R2 = 0,9948



Kurva Standar Glukosa Absorbansi



1



y = 0.001x - 0.1155 R² = 0.9948



0.8 0.6 0.4 0.2 0 0



200



400



600



800



1000



1200



Konsentrasi (ppm)



4.2.4 Uji Aktivitas Amilase dengan Metode DNS Untuk mengukur aktivitas amilase banyak digunakan metode DNS (asam 3,5 dinitrosalisilat). Metode ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya DNS menjadi 3amino-5-nitrosalisilat oleh senyawa gula pereduksi (glukosa) yang akan menghasilkan warna orange kecoklatan. Pengujian aktivitas amilase pada percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan filtrate sebanyak 1 mL dengan 1 mL pati terlarut yang telah dilarutkan pada pH yang berbeda yaitu pH 4,5, dan 6. Kemudian diinkubasi pada suhu 50˚C selama 30 menit. Pada proses inkubasi, terjadi reaksi antara enzim dengan substrat yang selanjutnya akan menghasilkan gula pereduksi berupa glukosa. Reaksi tersebut merupakan reaksi hidrolisis amilosa menjadi glukosa menggunakan enzim amilase. Selanjutnya, ditambahkan reagen DNS untuk mereduksi glukosa sehingga menghasilkan warna orange kecoklatan. Kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit yang bertujuan untuk menyempurnakan reaksi. Setelah itu, ditambahkan KNa-Tartrat 40% untuk mempertahankan kompleks warna agar tetap stabil. Selanjutnya, ditambahkan akuades sampai volume 10 mL dan divortex. Kemudian, diukur absorbansi masing-



masing larutan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Setelah mendapatkan nilai absorbansi, kemudian dihitung konsentrasi tiap larutan dan dihitung juga aktivitas enzim amilase pada larutan dengan pH yang berbeda-beda. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa aktivitas amilase tertinggi yaitu pada larutan dengan pH 6 yang memiliki nilai aktivitas enzim (AE) sebesar 0,0463. Oleh karena itu, pH 6 merupakan pH optimum enzim amilase. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Tazkiah et al (2017) yang berjudul “Isolasi dan Karakterisasi Enzim Amilase dari Biji Nangka (Artocarpus heterophillus)”. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas enzim amilase mencapai pH optimum 6 dengan aktivitas spesifik sebesar 2,52. Ini berarti bahwa, pada pH tersebut struktur tiga dimensi dari enzim amilase paling kondusif untuk mengikat substrat.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa deteksi bakteri amilase secara kualitatif dapat dilakukan dengan tes iodin. Hasil positifnya ditunjukkan dengan terbentuknya zona bening di sekeliling koloni. Untuk uji aktivitas amilase, diperoleh hasil nilai aktivitas enzim terbesar yaitu 0,0463 yang terdapat pada larutan dengan pH 6.



5.2 Saran Untuk mendapatkan kondisi produksi enzim amilase secara lebih optimal dan untuk meningkatkan aktivitas enzim amilase perlu dilakukan penelitian dengan peningkatan skala. Peningkatan skala tersebut dapat berupa pengaturan kondisi proses inkubasi atau fermentasi (pH, suhu, aerasi, dan agitasi).



DAFTAR PUSTAKA Amri,E., Widhyastuti,N., Artika,M. 2010. Aktivitas Amilase Bakteri yang Diisolasi dari Sumber Air Panas Ciseeng Bogor. Jurnal Sainstek, 2(1):23-33 Ariandi. 2016. Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-Amylase) dan Reaksi Enzimatisnya Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa. Jurnal Dinamika, 7(1):74-82 Chafid, A., dan Kusumawardhani, G. 2010. Modifikasi Tepung Sagu menjadi Maltodekstrin Menggunakan Enzim Α-Amylase. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang. Hamdani. 2008. Deteksi dan Produksi Amilase. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2):1022-1029 Irdawati, Fifendy, M., dan Biomed, M. 2011. Isolasi Bakteri Termofilik Penghasil Amilase Dari Sumber Air Panas Rimbo Panti Pasaman. Skripsi yang diterbitkan. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang. Kombong,H. 2004. Evaluasi Daya Hidrolitik Enzim Glukoamilase dari Filtrat Kultur Aspergillus niger. Jurnal Ilmu Dasar,5:16-20 Kusmiati dan Agustini, N. W. S. 2010. Pemanfaatan Limbah Onggok untuk Produksi Asam Sitrat dengan Penambahan Mineral Fe dan Mg pada Substrat Menggunakan Kapang Trichoderma Sp dan Aspergillus Niger, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Biologi, 856-866. Lehninger, A.L.1970. Biochemistry 2nd Edition. New York:Worth Publisher, INC Lehninger, A.L. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Jilid 1. Terjemahan. Penerjemah : Maggy Thenawidjaja. Jakarta: Erlangga..



Petrucci, R. 2008. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi Keempat Jilid 3. Jakarta:Erlangga. Poedjiadi, Anna. dan F.M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:UI Press. Ruzki, A., 2013. Bio-Degradasi Selulosa Hasil Bio-Pretreatment Jerami Padi Secara Fermentasi Padat Menggunakan Isolat Actinomyceies AcP-1 dan AcP-7. Skripsi Tidak Diterbitkan. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, Bandar Lampung.



Simamora,P dan Saronom,S. 2018. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Amilase dari Sampel Air Tawar Danau Toba. Jurnal Kimia dan Pendidikan, 3(2) Syawal,



Putri.



2014. Laporan



Pengujian



Karbohidrat



Praktikum



Biokimia



Umum.



http://putrisyawalpunya.blogspot.co.id/2014/12/laporan-pengujian-karbohidratpraktikum.html. Diakses pada Rabu 14 April 2021 Tazkiah,N.P., Rosahdi,T.D., dan Supriadin,A. 2017. Isolasi dan Karakterisasi Enzim Amilase dari Biji Nangka (Artocarpus heterophillus). Al-Kimiya,4(1):17-22 Wahyuni. 2015. Pengujian Aktivitas Enzim -Amilase. Program Studi Teknik Kimia:Institut Teknologi Bandung.



LAMPIRAN 



Diagram Alir 1. Skrining Aktivitas Amilase dengan Tea Iodin Isolat Bakteri  Digoreskan diatas media Na-Pati  Diinkubasi selama 24 jam/lebih  Diteteskan iodin pada petri dan ditunggu beberapa saat  Diamati perubahan yang terjadi Hasil 2. Isolasi Amilase dari Kultur Bakteri Kultur Bakteri 



Ditumbuhkan bakteri pada media cair NB







Diinkubasi selama 24 jam







Disentrifugasi



Hasil 3. Pembuatan Kurva Standar Glukosa Larutan Glukosa 



Dibuat larutan dengan berbagai konsentrasi (0, 200, 400, 600, 800, 1000 ppm)







Ditambahkan 1 mL DNS dan dihomogenkan







Ditutup mulut tabung menggunakan aluminium foil







Dipanaskan seluruh tabung reaksi dalam air mendidih selama 15 menit







Ditambahkan KNa-Tartrat 40% sebanyak 1 mL







Ditambahkan akuades sampai volume 10 mL dan divortex







Diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm



Hasil



4. Uji Aktivitas Amilase dengan Metode DNS Enzim Amilase 



Dimasukkan filtrat sebanyak 1 mL ke dalam 3 tabung reaksi







Ditambahkan 1 mL pati terlarut yang telah dilarutkan dalam pH 4,5, dan 6







Ditutup mulut tabung reaksi dengan aluminium foil







Diinkubasi pada suhu 50˚C selama 30 menit







Ditambahkan reagen DNS sebanyak 1 mL dan divortex







Dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit







Ditambahkan 1 mL KNa-Tartrat 40%







Ditambahkan akuades hingga volume 10 mL dan divortex







Diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 540 nm



Hasil 



Data Mentah







Perhitungan Diketahui : Persamaan regresi : y = 0,001x-0,1155 dengan nilai R2 = 0,9948 Absorbansi rata-rata : 



pH 4 = 0,00735







pH 5 = 0,00775







pH 6 = 0.0096



H : 2 mL E : 1 mL BM Glukosa : 180 g/mol t : 30 menit Ditanya : Nilai Aktivitas Enzim (AE)…? Jawab : 



Menghitung Konsentrasi Masing-Masing pH Persamaan regresi : y = 0,001x-0,1155 



pH 4 : 0,00735 = 0,001x – 0,115 0,001x = 0,12285 x = 122,85







pH 5 : 0,00775 = 0,001x-0,1155 x = 0,12325 0,001 x = 123,25







pH 6 : 0,0096 = 0,001x-0,1155 x = 0,1251 0,001 x = 125,1



 Aktivitas Enzim (AE) AE =



C



× H



BM Glukosa × t -



pH 4 : AE =



E



122,85



× 2 mL



180 × 30



1 mL



AE = 0,0455



-



pH 5 : AE =



123,25



× 2 mL



180 × 30



1 mL



AE = 0,0456



-



pH 6 : AE =



125,1



× 2 mL



180 × 30



1 mL



AE = 0,0463 



Cek Plagiarisme