Laporan Praktikum Virologi - Rapid Test Antigen Covid-19 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI Rapid Test Antigen COVID-19 1. Dasar Teori COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut sebagai severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai coronavirus disease 2019 (WHO, 2020). Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki (WHO, 2021). Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul, dan tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales dan dari famili Coronaviridae. Virus ini masuk dalam genus betacoronavirus dengan subgenus yang sama dengan virus Corona yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus (Zhu dkk., 2020). Adapun struktur coronavirus berbentuk seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus ke dalam sel host, dimana protein S berinteraksi dengan reseptornya di sel inang (Wang, 2020). Salah satu jenis tes diagnostik cepat (RDT) adalah dengan mendeteksi adanya protein virus (antigen) COVID-19 pada sampel dari saluran pernapasan seseorang. Jika konsentrasi antigen sasaran pada sampel cukup, antigen tersebut akan mengikat antibodi tertentu yang terdapat pada strip kertas terbungkus plastik dan akan menghasilkan tanda visual, biasanya dalam waktu 30 menit. Antigen yang terdeteksi hanya bisa diekspresikan saat virus aktif bereplikasi. Oleh karena itu, tes ini paling baik digunakan untuk mengidentifikasi infeksi pada fase akut atau tahap awal infeksi (WHO, 2020). Sebagian besar Ag-RDT untuk COVID-19 menggunakan metode imunodeteksi sandwich dengan format tes alur lateral yang mudah digunakan dan umum dipakai untuk tes HIV, malaria, dan influenza. Ag-RDT biasanya terdiri dari kaset plastik dengan rongga sampel dan penyangga dan strip matriks nitroselulosa dengan garis tes dengan



2. Tujuan Pemeriksaan Untuk mendeteksi secara kualitatif antigen spesifik pada COVID-19 yang terdapat pada nasofaring manusia.



Antibodi IgG anti-COVID-19 monoklonal tikus dilapisi pada bagian garis tes dan antibodi IgY anti-ayam monoklonal tikus dilapisi pada bagian garis kontrol. Antibodi IgG anti-COVID-19 monoklonal tikus terkonjugasi dengan partikel warna yang digunakan sebagai alat penanda antigen COVID-19. Selama tes, antigen COVID-19 dalam spesimen berinteraksi dengan antibodi IgG anti-COVID-19 monoklonal terkonjugasi dengan partikel warna membuat ikatan antigen-antibodi suatu kompleks berwarna. Kompleks ini bermigrasi pada membran dengan aksi kapiler hingga garis tes, dimana akan ditangkap oleh protein rekombinan antibodi IgG anti-COVID-19 monoklonal tikus. Garis tes berwarna ungu akan terlihat pada kotak hasil jika antigen COVID-19 terdapat dalam spesimen. 3. Prinsip Pemeriksaan



4. Keluarkan swab sambil diperas pada sisi tabung untuk mengekstrak cairan dari swab. Buang swab yang telah digunakan tersebut sesuai dengan protokol pembuangan limbah medis Anda. 5. Pasang dengan erat tutup nozzle ke tabungnya.  Analisis Spesimen (Pos 3) 1. Tambahkan 3 tetes ekstrak spesimen ke dalam well spesimen pada alat tes yang telah diberi label. 2. Baca hasil tes dalam waktu 15-30 menit. Jangan membaca hasil tes setelah/lebih dari 30 menit, karena dapat memberikan hasil positif palsu. 4. Persiapan dan Prosedur Pemeriksaan Positif : Terdapat garis berwarna pada garis tes “T” dan garis kontrol “C”. Negatif : Hanya terdapat satu garis berwarna pada garis kontrol “C”. Invalid : Terdapat satu garis berwarna pada garis tes “T” (“C” tidak ada).



5. Interpretasi Hasil



 Persiapan (Pos 1) 1. Catat identitas dari pasien (nama, usia, jenis kelamin, dst.) 2. Ukur saturasi oksigen dalam darah pasien dengan cara menjepitkan pulse oximeter pada salah satu jari pasien. 3. Periksa tanggal kadaluwarsa di bagian belakang kantong foil berisi tabung buffer ekstraksi. 4. Periksa alat tes dan bungkusan pengering di dalam kantong foil.  Pengambilan Spesimen (Pos 2) 1. Instrusikan pasien untuk menurunkan maskernya ke bawah hidung tanpa melepasnya keseluruhan dan mintakan pasien untuk mendongakkan kepalanya menghadap langit-langit. 2. Masukkan swab steril ke dalam lubang hidung pasien, lalu usap ke seluruh permukaan nasofaring posterior. Tarik swab steril dari rongga hidung. 3. Masukkan swab ke dalam tabung buffer ekstraksi. Sambil meremas tabung buffer, aduk swab lebih dari lima kali.



6. Hasil Pemeriksaan Banjarbaru, 28 Januari 2021



Pembimbing Praktikum,



 Kadar saturasi O2 Nilai normal : 95-100% Hasil : 98% (normal) Praktikan,



 Denyut nadi Nilai normal: 60-100 per menit Hasil : 110 per menit (abnormal) (Leka Lutpiatina, SKM., MS) (Muhammad Ridha)



Kode Sp: 4.01 AA  Saturasi Oksigen Hasil : Negatif (-), satu garis berwarna pada kontrol (C).



 Hasil Rapid test Antigen COVID-19