Laporan Pratikum Histologi Otot Tulang Dan Sendi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI OTOT DAN TULANG



DISUSUN OLEH



Nama



: DALILAH FEMILIA



NIM



: 019.06.0020



Kelompok



: Sesi 2 Kelas B



Modul



: Muskuloskeletal



Dosen



: Rusmiatik, S.Si, M.Biomed dr. Rizki Mulianti, S.Ked.



LABORATORIUM TERPADU I FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM 2020



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN……………………………………. 1 1.1 Latar Belakang ………………………………………..… 1 1.2 Tujuan …………………………………………………... 2 1.3 Manfaat …………………………………………………. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………... 3 2.1 Histologi Dasar …………………………………………. 3 BAB III METODE PRATIKUM ………..…………….….. 10 3.1 Waktu dan Tempat ………………………………….…. 10 3.2 Alat dan Bahan ……………………………..……..…… 10 3.3 Cara Kerja …………………………………..………..…10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………... 11 4.1 Hasil Pengambilan Foto dari Mikroskop …………….. 11 4.2 Pembahasan Pratikum …………………………..……..15 BAB V PENUTUP ……………….…………………………22 5.1 Kesimpulan dan saran ………………………………… 22 Daftar Pustaka ……………………………………………23



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistemrangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistemsyaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut salingterkait antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokongkehidupan manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, sistem yang paling berpengaruh adalah sistem otot, sistem rangka, dan sistem syaraf. Ketigasistem ini sangat berpengaruh dalam ergonomi karena manusia yangmemegang peran sebagai pusat dalam ilmu ergonomi/ person centeredergonomics. Salah satu ciri mahluk hidup atau organisme adalah bergerak. Manusiayang merupakan bagian dari mahluk hidup juga melakukan gerakan dalammenjalankan aktivitasnya. Dalam melakukan pergerakan, seseorangmembutuhkan tulang dan otot untuk bergerak. Tulang tidak dapat bergeraksendiri apa bila tidak digerakkan oleh otot. Gerakan adalah hasil interaksiantar tulang, otot dan persendian tulang. Dari ketiga unsur tersebutdigabungkan menjadi sistem rangka. Kerangka manusia tersusun atas tulangtulang baik tulang yang panjang maupun tulang yang pendek. Tulang-tulangtersebut membentuk rangka dalam (endoskeleton). Endoskeleton terbagi atasdua bagian yaitu rangka sumbu (aksial) dan rangka anggota apendikular.Rangka aksial meliputi engkorak, tulang belakang, tulang dada dan tulangrusuk. Sedangkan rangka anggota meliputi gelang bahu, gelang pingguldengan rangka anggota dalam. Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistemini meliputi eksoskeleton, dan endoskeleton. Sistem rangka adalah suatusistem organ yang memberikan dukungan



fisik pada makhluk hidup. Sistemrangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat puladikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanyastruktur penunjang.Adapun hal yang melatar belakangi sehingga praktikum ini diadakanadalah untuk mengetahui lebih jelas mengenai kerangka tubuh pada menusia beserta bagianbagiannya.



1.2 Tujuan



1. Untuk mengetahui struktur histologi jaringan otot dan tulang 2. Untuk mengetahui tentang bagian - bagian jaringan otot dan tulang 3. Untuk mengetahui struktur histologi dari masing – masing jaringan otot dan tulang 1.3 Manfaat



1. Agar mahasiswa memahami struktur jaringan otot dan tulang 2. Agar mahasiswa memahami bagian - bagian jaringan otot dan tulang 3. Agar mahasiswa memahami masing - masing jaringan otot dan tulang



BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jaringan otot (muscle tissue) terdiri atas sel-sel yang disebut serabut otot, yang mampu berkontraksi ketika dirangsang oleh implus saraf. Tersusun dalam susunan parallel didalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan myosin. Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif (Campbell, 2000). Sistem otot merupakan suatu sistem yang berperan penting bagi suatu makhluk hidup, karena otot inilah yang memberikan bentuk yang bagus bagi tubuh manusia. Selain itu otot merupakan alat gerak aktif yang berhubungan dengan sistem saraf pusat. Manusia memiliki suatu bentuk yang utuh ini di sebabkan oleh suatu organ yang sangat berpengaruh terhadap manusia itu sendiri. pada dasarnya manusia terbentuk karena adanya rangka tempat melekatnya otot-otot tubuh dan otot tersebut memberikan pergerakan kepada rangka sehingga manusia bisa berjalan ataupun beraktivitas lainnya. Sistem otot merupakan suatu sistem yang sangat beperan penting bagi suatu mahluk hidup. Kenapa dikatakan suatu sistem yang berperan penting karena otot inilah yang memberikan bentuk yang bagus bagi manusia. Selain itu otot merupakan alat gerak aktif yang berhubungan dengan sistem saraf pusat. (Taiyeb, 2016). Sistem otot pada tubuh berperan menjaga kestabilan posisi tubuh, menghasilkan gerakan dan menghasilkan panas tubuh. Hampir 700 otot membangun sistem otot, misalnya otot bisep brakii yang tersusun atas jaringan otot rangka dan jaringan ikat. Beberapa otot rangka memiliki fungsi utama untuk menstabilkan posisi tulang-tulang sehingga otot rangka yang lain dapat melakukan sebuah gerakan yang lebih efektif (Faisal, 2012). Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrata sampai vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringat otot seperti jaringan yang lain memiliki sifat pekah terhadap rangsangan (sifat iritabilitas), mampu merambatkan impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan metabolism dan mampu membelah



diri. Sifat jaringan otot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2003). Menurut Adnan (2009), secara umum kita mengenal tiga macam otot yaitu: 1.   Otot skelet atau otot rangka/otot sadar/otot bergaris melintang, bersifat voluntary, jadi kontraksinya dapat di atur oleh kemauan kita. 2.   Otot polos atau otot tidak sadar/ otot tidak bergaris melintang kontraksinya tidak dapat di atur oleh kemauan kita. 3.   Otot jantung, merupakan otot bergaris melintang tetapi tidak di bawah kemauan kita. Gerakan hanya dapat terjadi bila ada suatu kontraksi dari otot-otot yang bersangkutan. Selain itu, untuk melakukan suatu gera-kan dibutuhkan mobilitas dari sendi dan fleksi-bilitas yang baik pada jaringan lunak (otot, jaringan pengikat, dan kulit). Mobilitas yang dimaksud adalah kemampuan dari sendi untuk melakukan mobilisasi/gerakan tanpa adanya hambatan gerak dan bebas dari rasa nyeri. Fleksibilitas adalah kemampuan suatu jaringan atau otot untuk mengulur dan kembali ke ben-tuk semula. Fleksibilitas otot dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya struktur sendi, usia, jenis kelamin, latihan/aktivitas, suhu tu buh, serta kehamilan. Bila fleksibilitas otot menurun, akan mengakibatkan kelemahan otot yang ditandai dengan adanya nyeri pada otot, jaringan konektif atau periosteum (Irfan, 2008). Kerangka merupakan organ penyangga tubuh kita sehingga tubuh dapat berdiri tegak. Ada sekitar 206 jumlah tulang manusia dewasa yang membentuk bangun tubuh manusia, sedangkan pada anak-anak jumlah tersebut sebenarnya lebih dari 300 tulang. Proses pertumbuhan anak-anak menjadi dewasa menyebabkan terjadinya penyatuan beberapa tulang sehingga ketika dewasa jumlahnya menjadi lebih sedikit. Tempat dimana tulang atau lebih saling berhubungan dinamakan sendi. Beberapa sendi tidak mempunyai pergerakan, namun beberapa sendi lainnya ada yang memiliki pergerakan sedikit dan banyak (Devison, 2009).



BAB III METODE PENELITIAN



3.1 Waktu dan Tempat Hari/Tanggal :, Kamis, 12 Maret 2020 Waktu



: 09.40-11.20WITA



Tempat



: Laboraturium Terpadu 1, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar



3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada pratikum ini adalah Mikroskop Binokuler dan bahan yang digunakan adalah Preparat awetan sistem otot dan tulang.



3.3 Cara Kerja Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu : 1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan di Laboratorium Terpadu 1 2. Periksa keadaan mikroskop yang akan digunakan, cek pencahayaan, lensa okuler dan binokulernya. 3. Siapkan preparathistologi yang telah disediakan 4. Mula-mula lihatlah preparat dengan pembesaran (10 x 10) setelah itu ke perbesaran (40 x 10). 5. Dokumentasikan hasil pengamatan 6. Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman atlas histologi yang telah disiapkan. 7. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil



NO. 1.



NAMA PREPARAT 19C Hyalistic



PREPARAT



KETERANGAN Perbesaran 4x



Cartilago/hyalin



2.



20C Elastic



Perbesaran 4x



Cartilago/elastic



3.



21A Compact



Perbesaran 10x



Bone/Bone ground



4.



27C Smooth muscle,



Perbesaran 10x



cross and longitudinal section



5.



29C Cardiac muscle, and purkinje fibers



6.



31A Cartilago



Perbesaran 4x



Fibriosa/fibrosa Perbesaran 10x



7.



34A Osteoclast



Perbesaran 4x



Cartilaginiea/osseus



8.



36A Penampang melintang tulang untuk lamella ossea



Perbesaran 10x



4.2 Pembahasan 1. Tulang Rawan Hialin/ Kartilago Hialin Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, bewarna putih kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk member kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian. Pada orang dewasa, tulang rawan hialin ditemukan dicincin trakea, hidung dan laring, permukaan sendi dan ujung ventral iga yang menghubungkannya pada sternum. Ia merupakan



jarinagn



semi-translusen



dengan



warna



kelabu-kebiruan.



Struktur



mikroskopiknya paling mudah dimengerti dengan mempelajari perkembangannya dalam embrio. Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan tulang. Sedangkan pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi pada sendi yang dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar (hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral iga, tempat berartikulasi dengan sternum, dan pada lempeng epifise. 



Matriks Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan sedikit kolagen.







Perikondrium Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis jaringan ikat padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan.



2. Tulang Rawan Elastis (Kartilago fibrosa)



Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong. 1. Tulang rawan elastis ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga dan liang eustachii, epiglotis dan tulang rawan kornikulata dan kuneifrom dari laring. Ia berbeda dari tulang rawan hialin karena lebih keruh, warna kuning, dan lebih fleksibel. 2. Kondrositnya serupa dengan yang ditulang rawan hialin dan menempati lakuna tersebar satusatu atau dalam kelompok isogen dua-dua atau empat. Matriksnya kurang banyak dan sebagian substansinya terdiri atas serat elastin yang banyak bercabang. Pada sediaan yang dipulas terhadap elastin, serat-serat itu begitu rapatnya hingga menutupi komponen proteoglikan amorf dari matriks. Di tepian, anyaman elastinnya lebih longgar dan seratnya tampak berlajut ke dalam perikondrium. 3. Tulang rawan elastis tidak berkembang dari pusat kondifikasi yang sangat seluler namun didaerah jaringan ikat primitive yang mengandung sel mesenkim dan berkas serat yang tidak dimiliki cirri kolagen maupun elastin. Serat biasa ini kemudian memperoleh ciri pemulasan elastin dan sel-sel mesenkim menyusutkan cabang-cabangnya dan berkembang menjadi kondrosit, mensekresi matriks disekitarnya dan sekitar serat. Pemadatan jaringan ikat sekitar tepian membentuk perikondrium. 4. Meskipun matriksnya kurang banyak disbanding tulang rawan hialin, ia sama pentingnya bagi sifat mekanik jaringan. Hal ini secara dramatis diperlihatkan dalam percobaansederhana berikut. Bila papain mentah disuntikan secara intravena kedalam kelinci muda, proteoglikan matriks mengalami degradasi sebagian dan telinganya jatuh. Tetapi kondrosit dengan cepat berespons dengan mensekresi komponen matriks baru dan telinganya sebagian besar pulih kembali dalam 48 jam. 3. Tulang Rawan Fibrokartilago (Kartilago) Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruasruas tulangbbelakang, simfisis pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di dalamnya.











Fibrokartilago sangat mirip jaringan ikat padat teratur dan keduanya sering menyatu tanpa batas tegas diantaranya. Jadi fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi ligamen dan tendo pada tulang. Sebagai gantinya fibroblas fusifrom, kondrosit dikelilingi sedikit matriks tulang rawan tersusun berbaris diantara berkas perarel serat kolagen tope-I. Biasanya tidak terdapat perikondrium. Sel-selnya terdapat dalam lakuna dengan simpai sangat tipis yang mungkin basofilik namun jaringan keseluruhannya biasanya asidofilik karena banyaknya kolagen. Materi amorf yang sedikit itu kaya akan kondroitin sulfat dan dermatan sulfat. Sebagian besar fibrokartilago dalam tubuh ditemukan dalam diskus intervertebralis yang merupakan seperlima panjang tulang belakang. Vertebra memiliki lapis tipis tulang rawan hialin pada permukaaan superior dan inferiornya. Di antara lapis tulang rawan vertebra berturutan terdapat diskus intervertebralis dengan materi glatinosa lunak dipusatnya, yaitu nukleus pulposus, dibatasi tepiannya oleh cincin fibrokartilago kuat, disebut anulus fibrisus. Nukleus pulposus adalah derivate dari notochord ambrio. Ia terdiri aats sedikit sel tersebar jarang dalam matriks lunak kaya asam hialuronat. Sel-sel ini mengurang dengan bertambahnya usia dan setelah usia 20, tak ada lagi.







Anulus fibrosus terdiri atas banyak lamel konsentris serat kolagen tipe-I yang berjalan serong diantara vertebra, berakhir pada tulang rawan hialin vertebra yang dihubunginya. Berkas serat dalam lamel berseblahan terorientasi tegak lurus, menghasilkan susunan yang member fibrokartilago kemampuan besar menahan kekuatan yang hendak menggeser vertebra satu terhadap lainnya. Nukleus pulposus, terkurung diantara vertebra dan ditahan oleh anulus fibrosus di tepiannya, membantali kekuatan kompresif sepanjang sumbu tulang belakang.







Anulus fibrosus dapat robek, paling sering di daerah lumbal. Bila herniasinya posterior, penonjolan nukleus pulposus dapat menekan saraf spinal disertai nyeri hebat dan gangguan neurologis di daerah yang disarafinya.



4. Tulang Kompak/Compact bone Tulang kompak (compact bone) merupakan jaringan lapisan yang teksturnya halus padat, sedikit berongga, dan sangat kuat. Tulang kompak mengandung banyak zat kapur kalsium fosfat dan kalsium karbonat sehingga menjadi padat dan kuat. Namun, tulang kompak pada bayi dan anak-anak banyak mengandung serat sehingga bersifat lentur. Tulang kompak banyak di temukan pada tulang kaki dan tulang tangan. Tulang kompak adalah salah satu dari dua jenis jaringan tulang yang membentuk tulang. Dalam bahasa Inggris tulang kompak disebut cortical bone. Tulang kompak memfasilitasi fungsi utama tulang yaitu untuk menyokong seluruh tubuh, melindungi organ, mendukung pergerakan tubuh, dan menyimpan serta



melepaskan unsur-unsur kimia terutama kalsium. Tulang kompak jauh lebih padat daripada tulang spongiosa yang merupakan jenis lain dari jaringan tulang. Selain lebih padat, tulang kompak juga lebih keras, lebih kuat, dan lebih kaku dari tulang spongiosa. Walaupun tampak sangat keras dan padat, tetapi jika dilihat secara mikroskopis tampak sangat hampa dan rapuh karena tulang kompak terdiri dari banyak rongga-rongga kecil. Tulang kompak menyumbang sekitar 80% dari berat kerangka manusia. Tulang kompak dapat ditemukan di tulang pipa. Tulang pipa dapat ditemukan di tulang paha, tulang betis, dan tulang hasta. Tulang kompak juga dapat ditemukan di tulang hasta, tulang-tulang telapak tangan, tulang ruas-ruas jari tangan, tulang selangka, tulang-tulang telapak kaki, dan tulang ruas-ruas jari kaki.



BAB V PENUTUP



5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat kita ketahui bahwa manusia memiliki system tubuh yang sangat berperan dalam membantu manusia survival. Secara khusus yang kita maksud disini adalah system otot yang membantu manusia untuk bergerak. Otot sendiri terbagi menjadi tiga yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung. Selain otot terdapat juga



persendian dan tulang terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, tulang rawan elastin dan tulang kompak yang memungkan manusia dapat bergerak bebas dengan ketntuan dari persendian yang terletak pada tiap-tiap bagian tubuh manusia.



DAFTAR PUSTAKA



Campbell. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga: Jakarta, 2000.



Dellmann, H. D. 1988. Buku Teks Histologi Veteriner. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta. Eroschenko, Victor P. Ebook Atlas Histologi diFlore dengan Korelasi Fungsional.