Laporan Pratikum Ilmu Tanah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRATIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH



Disusun Oleh : Mahfud Hidayat 1304010022 AGRIBISNIS



FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2014



“MENYIAPKAN CONTOH TANAH” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profil tanah



merupakan



penampang



tegak



tanah



yang



memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifatsifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah. Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Peterson dan calvin, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.



BAB II TEORI DASAR Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan : tanah dapat berupa contoh tanah terganggu(disturbed samples) atau contoh tanah asli (undisturbed samples). Contoh tanah terganggu dapat dilakukan dengan auger atau dari tabung SPT. Contoh tanahyang diperoleh sekurang kurangnya 0.5 kg, merupakan jumlah minimum untuk pengujian di laboratorium. Contoh Tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horison/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah secara tidak utuh. Sebagaimana dikatakan dimuka bahwa pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti.Contoh tanah asli diasumsikan sebagai contoh tanah yang diperoleh darikondisi aslinya di lapangan, dengan tidak mengalami perubahan struktur,kepadatan, porositas dan kadar airnya. Namun demikian pada saat contoh tanahdikeluarkan dari tabung, sesungguhnya contoh tanah itu tidak lagi asli karenasudah kehilangan tegangan kelilingnya. Disamping itu penekanan dinding tabungke dalam tanah juga menyebabkan gangguan mekanis. 1.11. Morphologi Tanah Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahanbahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid. Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5



cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm). Disamping itu untuk topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus. Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak manganesium(Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi(Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawasenywa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tida pernah menggenang tata udara dalam tanah.



BAB III TUJUAN 1. Untuk menambah ilmu dan wawasan tentang sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horizon. 2. Mengambil contoh tanah di lapangan untuk dianalisis di laboratoirum



3.



Supaya dapat membuat dan membedakan contoh tanah kering udara yang halus.



BAB IV MATERI PRATIKUM A. Bahan 1. Bongkahan tanah lapang



B. Alat 1. Tambir 2. Batu atau kayu (penumbuk) 3. Saringan (5 mm) 4. Plastik besar



BAB V PROSEDUR KERJA 1. Contoh tanah asli, yaitu tanah yang diambil dari lapang lalu disimpan ditempat yang rapat udara (Misalnya kantong plastik, kaleng yg ditutup dengan lilin). 2. Bongkahan tanah yang diperoleh dari contoh tanah asli dipaparkan diatas tambir, kemudian diperanginkan jauh dari sumber panas maupun kelembapan selama sekitar satu minggu, maka akan diperoleh contoh tanah kering udara atau contoh tanah kering angin. 3. Setelah itu contoh tanah kering udara tersebut ditumbuk menggunakan kayu dan batu lalu di saring menggunakan mata saringsn 5 mm. 4. Diperolehlah contoh tanah kering yang halus yang selanjutnya dapat digunakan menurut kebutuhan nya.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS Hasil Praktikum : Hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu butiran-butiran halus contoh tanah kering udara sebanyak tiga kantong plastik berukuran agak besar dari hasil yang di ambil dari lapang yang telah di keringkan dan kemudian di tumbuk lalu di haluskan menggunakan saringan dengan mata saringan 5 mm.



BAB VII PEMBAHASAN Praktikum yang telah di lakukan ini merupakan praktikum yang pertama, dengan materi MENYIAPKAN CONTOH TANAH, yaitu mencari contoh tanah asli atau contoh tanah kering udara yang halus dengan cara menumbuk bongkahan tanah dari lapang menggunakan kayu dan batu di atas tambir yang kemudian di saring menggunakan mata saringan 5 mm. Di perolehlah contoh tanah kering udara yang halus dan tanah tersebut di masukan pada kantong plastik kemudian disimpan ditempat yang kering dan untuk selanjutnya tanah dapat digunakan menurut kebutuhan sewaktu-waktu. Itulah praktikum pertama yang telah dilakukan secara bersama/kelompok.



BAB VIII KESIMPULAN Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah.



DAFTAR PUSTAKA H.Nurhajati.1986.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Usaha Nasional:Surabaya Hakim.2007.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung:Lampung.



“UJI TEKSTUR TANAH” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekstur tanah adalah susunan relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm-5 mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat berukuran < 2 mikrometer. Untuk keperluan pemeliharaan ada 13 kelas tekstur tanah yaitu : pasir, debu, liat, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung dan liat berdebu. Pembagian itu kemudian disederhanakan menjadi tujuh kelas yang terdiri dari pasir, lempung kasar, lempung alus, debu kasar, debu alus, liat debu dan liat sangat halus. Penetapan tektur tanah secara garis besar dibagi dua yaitu : 1. Penetapan dilapang dan penetapan dilaboratorium. Penetapan lapang dilakukan dengan membasahi tanah kering atau lembab, kemudian dispirit diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk pita lembab sambil di perhatikan adanya rasa kasar atau licin. 2. Penetapan tekstur tanah dilaboratorium, ada melalui tiga tahapan dalam analisis ukuran artikel yaitu menghilangkan bahan-bahan pengikat tanah, dispersikan kimiawi partikel- partikel tanah dan pecahan. Untuk dapat mengerti dan memahami juga mempelajari tekstur tanah, maka dilakukan praktikum mengenal tekstur tanah. Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai suatu tanah berdasarkan tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan dilapangan maupun dilaboratorium. Kategori utaman dari tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan geluh atau lanau, berdasarkan distribusi ukuran partikel yang didapatkan pengayakan. Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan, misal komoditas pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan lingkungan.



BAB II TEORI DASAR Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu. (Hakim, 1986). Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah yang liat. Liat tertimbun di horizon bawah. Ini berasal dari horizon di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Dalam banyak pola Alfisol digambarkan adanya perubahan tekstur yang sangat pendek di kenal dalam taksonomi tanah sebagai Ablup Tekstural Change atau perubahan tekstur yang sangat ekstrim. (Foth, 1998). Alfisol pada umumnya berkembang dari batu kapur, olivin, tufa, dan lahar. Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh, tekstur berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation dan basa-basanya beragam dari rendah hingga tinggi, bahan organik pada umumnya sedang hingga rendah. Mempunyai sifat kimia dan fisika relatif baik. Alfisol sebagian ditemukan di daerah beriklim kering dan sebagian kecil di daerah beriklim basah. Alfisol ini dapat pula ditemukan pada wilayah dengan temperatur sedang dan sub tropika dengan adanya pergantian musim hujan dan musim kering. (Munir, 1996). Partikel tanah liat pada lapisan Alfisol digerakkan oleh air yang meresap dari horizon A dan disimpan pada horizon B. Hasilnya adalah polipodeon dengan horizon- horizon yang mempunyai tekstur yang berbeda. Macam pita yang terbentuk berhubungan dengan kandungan liat dan digunakan untuk menggolongkan tanah sebagai lempung, lempung liat atau tanah liat. (Poerwowidodo, 1991). Faktor-faktor pembentuk tanah terdiri dari bahan induk dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan bahan induk menjadi tanah. Alfisol terbentuk dari bahan induk yang mengandung karbonat dan tidak lebih tua dari pleistosin. Di daerah dingin hamper semuanya berasal dari bahan induk berkapur yang masih muda. Di daerah basah, bahan induk biasanya lebih tua dari pada di daearah dingin. Alfisol secara potensial termasuk tanah yang subur meskipun bahaya erosi perlu mendapat perhatian. (Darmawijaya, 1990). Inceptisol adalah tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya mempunyai horizon yang dianggap pembentukannya agak lamban sebagai hasil alterasi bahan induk. Horizon-horizonnya tidak memperlihatkan hasil hancuran ekstrem. Horizon timbunan liat dan besi aluminium oksida yang jelas tidak ada pada golongan ini. Perkembangan profil golongan ini lebih berkembang bila dibandingkan dengan entisol. Tanah-tanah yang dulunya dikelaskan sebagai hutan coklat, andosol dan tanah coklat dapat dimasukkan ke dalam Inceptisol. (Hardjowigeno, 1992).



BAB III TUJUAN Adapun tujuan praktikum tekstur tanah ini adalah : 1. mengetahui komposisi suatu tanah 2. mengetahui suatu tekstur tanah 3. dapat menentukan suatu tekstur tanah. 4. mengetahui kelas-kelas tekstur tanah.



BAB IV MATERI PRAKTIKUM A. Bahan - Tanah - Air B. -



-



Alat Penggaris Cangkul Plastik penguji Gelas ukur Tali



BAB V PROSEDUR KERJA



1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakn untuk praktikum. 2. Mengikatkan salah satu bagian pada plastik dengan tali mati 3. Mengambil contoh tanah dari kedalamn 30 cm dari permukaan tanah menggunakan cangkul 4. Lalu menghaluskan tanah tersebut kemudian masukkan kedalam plastik penguji tekstur hingga mencapai ¾ bagian 5. Kemudian isikan air sebanyak 500-1000 ml kedalam plastik yang berisi tanah tadi secara perlahan 6. Mengocok plastik tersebut secara perlahan agar air dapat menyerap kedalam tanah secara merata, dilakukan secara hati-hati agar plastik tidak pecah 7. Setelah air menyerap secara merata palstik di kaitkan dan digantung 8. Tunggu hingga 15-20 menit atau hingga tanah dan air membentuk beberapa lapisan endapan 9. Lakukan pengukuran lapisan endapan tersebut menggunakan penggaris dan catat hasil tersebut. 10. Melakukan hal serupa (praktik ini) sebanyak tiga kali.



11.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISI DATA



Hasil dari praktikum yang telah dilakukan yaitu campuran tanah dan air di dalam plastik uji yang telah dibiarkan selama sekitar 15-20 menit mengalami pengendapan membentuk beberapa lapisan endapan yaitu pasir, debu dan liat. Dan adapun hasil dari pengukuran masing-masing endapan pada plastik uji yaitu: Plastik uji 1 2 3



Debu 11 cm 9 cm 10 cm



Pasir 20 cm 21 cm 25 cm



Liat 17 cm 8 cm 18 cm



BAB VII PEMBAHASAN



Ini merupakan praktikum yang kedua dengan materi praktikum UJI TEKSTUR TANAH. Dalam praktikum ini mengambil contoh tanah dari kedalaman 30 cm menggunakan cangkul yang kemudian tanah tersebut dihaluskan agar dapat dengan mudah digunakan untuk selanjutnya yaitu memasukannya kedalam plastik uji yang diameternya tidak begitu besar, salah satu bagian plastiknya diikat dengan tali mati, plastik diisi dengan tanah halus hingga mencapai ¾ bagian plastik, setelah diisikan tanah plastik pun di isi dengan air sebanyak 500-1000 ml, dalam melakukan ini harus secara hati-hati agar air tidak bertumpahan, kemudian palstik bagian lainnya juga ditutup menggunakan jari-jari saja kemudian dikocokkocokan hingga air didalamnya dapat meresap secara sempurna kedalam tanah, jika telah meresap dan sekiranya air didalam palstik kurang cukup maka lakukan pengisian air lagi dan lakukan pengocokan ulang hingga air dan tanah tercampur secara merata. Setelah itu plastik yang berisi campuran tanah dan air tersebut ditali sampai rapat yang kemudian digantung dan dibiarkan selama 15-20 menit lamanya, setelah itu campuran tanah dan air akan membentuk seuatu endapan hingga beberapa lapi. Lalu masing-masing endapan tersebut diukur panjangnya menggunakan penggaris dan di catat dalam bentuk data. Dalam praktikum ini melakukan hal serupa sebanyak tiga kali. Dan hasil dari pengukuran itu adalah pada plastik 1 dengan debu 11 cm, pasir 20 cm, dan liat 17 cm, lalu pada plastik yang ke-2 yaitu dengan debu 9 cm, pasir 21 cm, dan liat 8 cm, kemudian plastik yang ke-3 yaitu debu 10 cm, pasir 25 cm dan liat 18 cm. Panjang dari beberapa endapan setiap plastik berbdea-beda disebabkan karean setiap tanah memiliki tekstur yang terkandungnya masing-masing. Itulah hasil dan beberapan pembahasan yang telah dilakukan pada praktikum ini dilakukan secara berkelompok.



BAB VIII KESIMPULAN



Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dalam dua cara yaitu penetapan tekstur tanah menurut perasaan di lapang dan penetapan tekstur tanah di laboratorium. Penetapan tekstur tanah dengan cara perasaan di lapang dengan melihat dari lapisan endapannya dapat dilakukan dengan mudah jika kita memahami cara kerjanya, yaitu dengan mencampurkan contah tanah dengan air dalam suatu wadah yang tembus pandang yang kemudian dikocok hingaa tanah dan air tercampur merata dan didiamkan beberapa lama akan terlihat hasilnya yaitu beberapa lapisan endapan tekstur tanah yang terkandung dalam tanah tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



Darmawijaya,M.1990.Klasifikasi Tanah.Gadjah Mada University:Yogyakarta. Foth,H.D.1998.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Gadjah Mada University: Yogyakarta. Hakim,dkk.1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung:Lampung.



“UJI AERASI TANAH” BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Aerasi tanah adalah proses pertukaran O2 dan CO2 tanah dan atmosfer. Jenis-jenis gas lain yang termasuk dalam pertukaran ini adalah bentuk volatil nitrogen (N2, NH3, NO, NO2), sulfur (H2S, SO2) dan hidrokarbon (CH4). Proses aerasi tanah merupakan salah satu faktor terpenting dalam produktivitas tanah. Akar tanaman menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida pada proses respirasi. Pada kebanyakan tanaman (kecuali tanaman padi), perpindahan oksigen internal dari bagian permukaan tanah (daun dan cabang) menuju bagian bawah permukaan tanah (akar) tidak dapat terjadi pada kecepatan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada perakaran. Respirasi akar yang baik memerlukan tanah teraerasi, yaitu pertukaran gas yang terjadi antara udara tanah dan atmosfer pada kecepatan tertentu untuk menghindari kekurangan O2 dan CO2 berlebihan yang terbentuk dalam zona perakaran. Mikroorganisme tanah juga bernafas, dan pada kondisi kurang udara, organisme ini akan bersaing dengan akar tanaman. Laju difusi gas pada fase gas umumnya lebih besar dibandingkan pada fase cair. Oleh sebab itu aerasi tanah sangat tergantung pada fraksi volume pori yang terisi udara. Terhambatnya aerasi disebabkan oleh drainase buruk dan penggenangan air atau dari pemadatan mekanis pada tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Masalah pemadatan tanah menjadi semakin penting dalam dekade terakhir ini karena kecendrungan penggunaan mesin yang lebih besar dan lebih berat serta kecenderungan pengolahan tanah secara berlebihan. Aerasi yang buruk dapat menurunkan pengambilan air dan menyebabkan pelayuan awal serta menyebabkan penurunan permeabilitas akar terhadap air menjadi bentuk mangano; reduksi besi dari feri menjadi fero; dan reduksi sulfat yang mengahsilkan hidrogen sulfida.



BAB II TEORI DASAR



Tanah yang memiliki aerasi sempurna adalah tanah dimana gas gas yang tersedia untuk organisme yang sedang tumbuh (khusus tanaman tingkat tinggi) dalam jumlah cukup dan dengan perbandingan yang wajar untuk meningkatkan proses metabolisme sampai tingkat optimum bagi organisme tersebut. Pada umumnya keadaan yang menyebabkan tanah beraerasi buruk, 1. Kandungan air sangat tinggi sehingga ruang untuk gas tinggal sedikitatau tidak sama sekali. 2. Pertukaran gas dengan atmosfir tidak cukup cepat untuk mempertahankan konsentrasi gas tanah pada tingkat yang diperlukan. Pertukaran gas antara tanah dan atmosfir diatasnya dipermudah melalui 2 mekanisme yaitu aliran massa dan difusi. Aliran massa disebabkan perbedaan perbedaan tekanan antara atmofir dan udara dalam tanah, dan ini relatif tidak penting dalam menentukan pertukaran total yang terjadi. Sebagian besar pertukaran gas dalam tanah disebabkan karena difusi. Melalui proses ini tiap gas cenderung bergerak k satu jurusan yang ditentukan oleh parsiel itu sendiri. Misal, jika di dalam ruang udara mengandung 25% oksigen maka tekanan parsiel oksigen kurang lebih 0.25 atmosfer jika tekanan udara 1 atmosfer. Karena difusi, terjadi gerakan besar dari suatu daerah kedaerah lain, meskipun secara tekanan tidak ada perbedaan tekanan. Jadi meskipun tekanan udara total sama dengan atmosfer, kandungan O2 dalam atmosfer akan lebih tinggi dari kandungan atmosfer yang ada dalam tanah sehingga ada pergerakan oksigen dari atmosfir masuk kedalam tanah. Hal lain yang sangat penting untuk diingat bahwa susunan udara tanah sangat bergantung pada banyaknya ruang udara yang terkandung dalam tanah/ pori pori tanah, bersama dengan kecepatan reaksi biokimia dan pertukaran gas. Udara dan air akan mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori dalam tanah kurang lebih 50 % dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara dalam tanah berubah ubah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori- pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi udara atau air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedang pori-pori halus berisi air kapiler dan udara. Tanah yang tergenang maka semua poriporinya terisi air, sedang pada tanah lembab air mengisi pori-pori mikro tanah dan udara mengisi pori-pori tanah yang tidak terisi air.



BAB III TUJUAN



Tujuan pengujian ini adalah agar dapat mengetahui kandungan aliran udara dalam tanah utamanya yang berhubungan dengan ketersediaan pori pori tanah. Kita ketahui bersama bahwa padat kurang sekali memiliki sirkulasi udara, disisi lain tanaman memerlukan udara dalam tanah berkaitan dengan penyerapan nutrisi oleh akar dan metabolismenya.



BAB IV MATERI PRAKTIKUM



A. ALAT -



Air Tanah



B. BAHAN -



Alat penguji aerasi tanah Nampan Balon Ayakan Penggaris Stopwatch



BAB V



PROSEDUR KERJA



1. Pertama kali yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum 2. Letakan dan posisikan alat penguji aerasi tanah yang berpori dibagian bawah. 3. Mengambil contoh tanah dari permukaan tanah kemudian dihaluskan dan dimasukkan kedalam alat penguji aerasi tanah hingga ¾ bagian 4. Pasangkan tutup alat penguji aerasi tanah pada bagian atas dengan benar hingga tidakada kebocoran 5. Letakan alat penguji pada nampan yang berisi air sebanyak 500-1000 ml dan ditempatkan pada area yang datar 6. Tiup balon hingga maksimal (tidak meletus) lalu pasangkan pada tutup alat penguji 7. Udara akan menembus kedalam tanah yang berada didalam alat pengujikemudian keluar melalui lubang berpori dan menekan air dalam nampan sehingga terjadi gelembung udara 8. Melakukan pengamatan terhadap waktu yang dibutuhkan hingga balon kempes 9. Melakukan ulangan pengujian aerasi tanah sebanyak tiga kali.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA



Penguji



Waktu / Hasil



1



2.25 menit / 4,5 cm



2



1.55 menit / 4,3 cm



3



2.05 menit / 4,4 cm



BAB VII PEMBAHASAN



Pada pengujian 1 gelembung cepat aerasi tersebut tidak bagus dan pengujian 2 gelembung aerasinya agak cepat sehingga aerasi tersebut sedikit baik,sedangkan pengujian 3 gelembung aerasinya lambat sehingga aerasi tersebut cukup baik. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aerase adalah tekstur, struktur tanah dan porositas. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap aerase tanah yang bertekstur pasir lebih banyak akan mudah ditembus/dilewati air karena struktur ikatan partikel tanahnya renggang sehingga porositas (permiabilitas)nya sangat besar. Kemampuankedua faktor di atas mampu mendukung aerasenya baik, apabila tekstur, struktur tanah dan porositas tidak mampu mendukung aerasinya tidak baik



BAB VIII KESIMPULAN



Aerasi Tanah adalah proses pertukaran O2 dan CO2 dan Atmosfer. Aerasi yang baik apabila tekstur tanah, struktur tanah dan porositas mendukung maka aerasinya baik, namun apabila tekstur, stuktur tanah dan porositas tidak mendukung maka aerasi jelek/tidak baik.



DAFTAR PUSTAKA Sarief S.E.1986,Ilmu Tanah Pertanian,Pustaka Buana:Bandung.



“UJI DRAINASE TANAH” BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah. Air berlebihan yang menggenangi tanah disebabkan oleh pengaruh topografi, air tanah yang dangkal, dan curah hujan. Untuk mengatasi sifat drainase yang buruk dilakukan dengan membangun selokan- selokan. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bias merujuk pada parit di permukaan tanah atau goronggorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. Definisi Menurut Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.



BAB II TEORI DASAR



Drainase juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan salah satu cara pembuangan kelebihan air yang tidak di inginkan pada suatu daerah, serta caracara penaggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari perasana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Jenis Drainase terbagi menjadi: -



drainase utama drainase sekuder drainase tersier drainase laut



Fungsi Drainase Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal. Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air/banjir. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.



BAB III TUJUAN



Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui tingkat kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada dalam tanah maupun pada permukaan tanah pada suatu area lahan tertentu.



BAB IV MATERI PRAKTIKUM



A. -



Alat Alat penguji drainase Cangkul Stopwatch Gelas ukur



B. Bahan - Air - Tanah



BAB V PROSEDUR KERJA



1. Pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Membuat lubang pada permukaan tanah sebagai lubang uji, kedalaman 3. 4. 5. 6. 7.



disesuaikan dengan ukuran alat penguji drainase Memasukan alat penguji pada lubang uji dengan posisi tegak dan permukaan alat uji rata dengan permukaan tanah Timbun kembali lubang uji sampai alat penguji tertutup kecuali permukaan permukaannya karena untuk menuangkan air Isikan air sekitar 1000 ml ke alat penguji secara cepat namun tidak sampai tumpah Melakukan pengamatan terhadap kecepatan darinase tanah dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan untuk meresap air Melakukan ulangan uji drainase tanah sebanyak tiga kali



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA Pengujian



Waktu



1



1.11 menit



2



1.52 menit



3



2.24 menit



BAB VII PEMBAHASAN Pada pengujian ke 1 dengan waktu 1.11 menit, kemampuan tanah menyerap air agak cepat. Apabila kandungan tanah berpasir maka akan



menyebabkan drainase yang agak cepat. Didalam tanah tersebut pun terdapat rongga-rongga (ruangan) yang mepermudahkan penyerapan air. Pada pengujian 2 dan 3 dengan waktu 1.52 dan 2.24 menit, kemampuan tanah menyerap air terhambat. Tanah dengan kandungan lempung tinggi akan menyebabkan drainase terhambat. Faktor yang mempengaruhi Drainase 



Tekstur







Struktur







Porositas







Viskositas







Gravitasi / gaya tarik bumi



BAB VIII



KESIMPULAN



Drainase adalah mudah tidaknya air hilang dari tanah. Dengan kata lain drainase adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Kelas drainase yaitu: cepat, agak cepat, baik, agak baik, agak terhambat, terhambat, sangat terhambat. Dan faktor yang mempengaruhi drainase tanah yaitu tekstur tanah, struktur tanah, porositas tanah, viskositas, gravitasi / gaya tarik bumi.



DAFTAR PUSTAKA



Oktavia.2012.Drainase.blogoktavia:Jakarta trioktavia20.blogspot.com/



“UJI KAPASITAS MENAHAN NUTRISI”



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis, yaitu bahan wadah di mana zat cair berada. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler. Inilah yang terjadi pada saat air naik dari tanah ke atas melalui tembok.



BAB II TEORI DASAR



Nutrisi adalah proses penyediaan dan penyerapan unsur kimia untuk memenuhi kebutuhan suatu organisme. Tanaman menggunakan unsur 16 unsur itu, panas, cahaya, untuk membikan bahan berenergi lebih tinggi melalui proses fotosintesis dan proses-proses fisiologis lainya. Keenambelas unsur tersebut yang selanjutnya dapat disebut sebagai unsur hara saja terdiri dari karbon ( C ), hydrogen ( H ), oksigen ( O ), nitrogen ( N ), fosfor ( P ), kalium ( K ), belerang ( S ), kalsium ( Ca ), magnesium ( Mg ), seng ( Zn ), besi ( Fe ), tembaga ( Cu ), mangan ( Mn ), molybdenum ( Mo ), boron ( B ), dan klor ( Cl ). Tiga unsur yang pertama ( C,H, dan O ) diambil oleh tanaman terutama dari udara dan air. Tigabelas unsur lainya diserap dari tanah dan pupuk. Sembilan buah unsur ( C,H,O,N,P,K,Ca, dan Mg ) disebut sebagai unsur-unsur makro, karena mereka dibutuhkan dalam jumlah relative jauh lebih banyak dibandingkan dengan tujuh unsur sisanya ( Zn,Fe,Cu,Mn,Mo,B, dan Cl ) yang disebut unsur-unsur mikro. Dasar pengelompokan unsur hara itu terletak hanya pada jumlah kebutuhanya. Walaupun unsur-unsur mikro diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil, peranan mereka didalam nutrisi tanaman sama sekali tidak kalah pentingnya dengan kesembilan unsur hara lainya. Selanjutnya, enam dari unsur-unsur makro masih sering dibagi lagi menjadi unsur-unsur primer ( N,P,K ) dan unsur sekunder ( S,Ca, dan Mg ). Penamaan ini hanya berlandaskan pada kenyataan bahwa unsurunsur N,P, dan K kebanyakan lebih sering diberikan dan jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan unsur-unsur S,Ca, dan Mg. Unsur-unsur hara didalam tanah dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk tersedia dan bentuk tidak tersedia. Unsur hara baru dapat diserap oleh tanaman dalam bentuk tersedia. Ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman ditentukan baik oleh faktor tanah untuk menyediakan unsur-unsur tersebut maupun faktor tanaman untuk mengambilnya. Faktor tanaman dipengaruhi oleh oksigen, air dan unsur toksik. Oksigen yang diperlukan untuk pembebasan energy fotosintesis yang berguna untuk menyerap unsur hara, sedangkan air dibutuhkan untuk transpirasi. Unsur toksik perlu ditekan sekecil-kecilnya agar tidak meracuni tanaman atau mengakibatkan perkembangan akarnya terhambat. Faktor tanah



untuk menyediakan unsur hara dapat dibagi menjadi faktor intensitas dan faktor kapasitas. Faktor kapasitas memiliki kemampuan untuk menyediakan unsur hara secara potensial dan ini mendukung faktor intensitas yang secara langsung berkemampuan menyediakan unsur hara untuk tanaman. Faktor intensitas Pergerakan sebuah unsur hara dari tanah hingga masuk kedalam tanaman dapat diibaratkan sebagai kendaraan yang berjalan didalam lalu lintasnya. Kadar atau suatu unsur hara didalam tanah merupakan faktor intensitas dari tanah tersebut. Ia menentukan intensitas unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman. Ada tiga mekanisme transportasi atau pergerkan unsur hara yang membuat mereka dekat dengan permukaan akar tanaman. Ketiga mekanisme itu selalu bekerja bersamaan, hanya untuk unsur hara yang berbeda dapat dijumpai dominasi yang berbeda pula, karena masing-masing mekanisme mempunyai arti khusus bagi setiap unsur yang berbeda itu. Sebagian besar P dan K mendekat kepermukaan akar dengan mekanisme difusi, sedangkan empat belas unsur hara lainya dengan aliran massa dan itersepsi akar. Didalam intersepsi akar, yang bergerak sebenarnya bukan unsur hara, tetapi akar tanaman sendiri. Akar yang berkembang didalam tanah menyentuh unsur hara. Pada difusi, unsur-unsur hara didalam larutan tanah berpindah sendiri oleh sebab ada gradient ( perbedaan ) kosentrasi. Sedangkan pada aliran massa, unsur hara didalam larutan tanah ikut terbawa oleh larutan tersebut, berpindah akibat dari adanya gradient potensial air. Apabila faktor-faktor oksigen, air dan unsur toksik cukup memadai dan tidak menghambat proses-proses respirasi dan transpirasi lagi, maka konsentrasi unsur hara didalaam larutan merupakan faktor yang mempengaruhi intensitas unsur hara yang dpat diserap oleh tanaman.



Faktor kapasitas



Faktor kapasitas adalah kadar atau konsentrasi suatu unsur hara pada fase padatan tanah yang mampu menggantikan atau menukar unsur hara yang hilang dari larutan tanah. Unsur hara tersebut mempunyai ketersediaan yang tinggi pula, akan tetapi tidak sesegara seperti unsur hara yang terdapat didalam larutan tanah. Unsur itu baru mempunyai kecondongan untuk larut didalam larutan tanah. Faktor kapasitas merupakan indeks yang menunjukkan jumlah unsur hara yang secara potensial dapat masuk kedalam larutan tanah, faktor intensitas sangat tergantung pada faktor ini. Kalau faktor intensitas lebih menunjukan intensitas unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman pada suatu titik waktu, maka faktor kapasitas lebih memperlihatkan kapsitas unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman selama siklus hidupnya. Kesuburan kimia suatu tanah dapat diukur dari faktor kapasitas, karena faktor ini menyediakan suatu unsur hara cadangan bagi faktor intensitas.



BAB III TUJUAN



1. 2.



Untuk mengetahui jumlah unsur hara yang tersedia didalam tanah. Untuk mengetahui jenis tanah yang tardapat unsur hara.



BAB IV MATERI PRAKTIKUM



A. -



ALAT Alat penguji kapilaritas tanah Penggaris Gelas ukur Kaki tiga Stopwatch Penampung air



B. BAHAN - Air - Tanah halus



BAB V PROSEDUR KERJA 1. Menyiapkan alat penguji yang berpori di bagian bawah.



2. 3. 4. 5. 6.



Menyiapkan air 500 ml yang berwarna. Memasukan tanah kedalam alat penguji tiga perempat bagian. Memasukan air berwarna kedalam alat penguji. Menunggu hingga air yang keluar tertampung didalam alat penguji. Menunggu beberapa saat hingga air tidak menetes keluar dari alat



uji. 7. Mengamati warna terhadap air yang tertampung didalam alat penguji. 8. Mengukur jumlah air yang tertampung didalam alat penguji. 9. Melakukan pengujian ulangan aerasi tanah tiga kali.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA Air yang dimasukan Air yang tertampung Pengujian



Hasil Warna



kedalam alat



didalam alat penguji



penguji 1



Bening



500 ml



490 ml



2



Bening



500 ml



495 ml



3



Bening



500 ml



485 ml



BAB VII PEMBAHASAN Pada pengujian 1, 2, dan 3 warna air yang tertampung didalam tanah berwarna merah, pada tanah tersebut unsur hara yang terkandung didalam tanah tersebut banyak mengandung unsur hara. Kemudian air yang tertampung



dipenamung air menjadi bening, ini dikarenakan kemampuan tanah menahan nutrisi. Pada Ciri-ciri tanah subur antara lain: tekstur dan struktur tananya baik, yaitu butir-butir tanahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil; banyak mengandung garam yang berguna untuk makanan tumbuh-tumbuhan; dan banyak mengandung air untuk melarutkan garam-garaman.



BAB VIII KESIMPULAN Nutrisi adalah proses penyediaan dan penyerapan unsur kimia untuk memenuhi kebutuhan suatu organisme. Ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman ditentukan baik oleh faktor tanah untuk menyediakan unsur-unsur



tersebut maupun faktor tanaman untuk mengambilnya. Faktor tanaman dipengaruhi oleh oksigen, air dan unsur toksik. Oksigen yang diperlukan untuk pembebasan energy fotosintesis yang berguna untuk menyerap unsur hara, sedangkan air dibutuhkan untuk transpirasi. Unsur toksik perlu ditekan sekecilkecilnya agar tidak meracuni tanaman atau mengakibatkan perkembangan akarnya terhambat.



DAFTAR PUSTAKA Hardjowigeno, S.1989.Ilmu Tanah.PT Mediyatama Sarana Perkasa:Jakarta. Manggolo kamajati.2009.Tes Kapilaritas Tanah.Sinartani:Magelang



“UJI KAPILARITAS TANAH” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang



Tanah yang mampu menyerap air dari bawah atau memiliki kapilaritas berarti tanah tersebut hidup subur / punya bahan organik yang tinggi. Air kapiler terdapat di dalam tanah terjadi karena air tanah diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, keadaan draenase yang kurang baik. Air kapiler terjadi jika daya kohesi dan daya adhesinya antara air dan tanah lebih kuat dari grafitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau ke atas karena gaya-gaya kapiler. Air kapiler maupun air tersedi sebagian diserap oleh tanaman. Tujuan pengujian ini lebih diarahkan kepada ingin mengetahui gerakan air dari bawah ke atas, sedangkan kepentingannya untuk membuktikan bahwa selama ini tanah sawah sangat mudah kering terus menjadi retak dan pada gilirannya tanah jadi belah-belah, diduga air itu cepat menghilang atau menguap (evaporasi) karena pengaruh panas energi matahari dan tidak tertaha oleh bahan organik di dalam tanah.



BAB II TEORI DASAR Kapilaritas ialah peristiwa naik dan turunnya suatu permukaan zat cair ke dalam pipa kapiler (pipa dengan atau dalam celah sempit).



1. Pengertian Air Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. 2. Jenis-Jenis Air Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga.Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup.Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :  Air Tanah Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis. 



Air Tanah Preatis



Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable. 



Air Tanah Artesis



Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di ntara dua lapisan kedap air.  Air Permukaan Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 



Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.







Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.







Sifat dan Kegunaan Air  Air Menempati Ruang Setiap hari kita minum. Air yang kita minum, kita tuangkan ke dalam gelas atau cangkir. Jika dituangi terus, suatu saat gelas akan penuh dan akhirnya air di dalam gelas tumpah. Tupahnya air menunjukkan bahwa gelas tidak mampu lagi menampung air. Hal itu merupakan bukti bahwa air menempati ruangan.  Bentuk Permukaan Air Permukaan air yang tenang selalu datar. Sifat ini dalam kehidupan seharihari dimanfaatkan untuk mengetahui datar tidaknya suatu tempat. Alat yang digunakan untuk mengetahui datar atau tidaknya suatu tempat disebut waterpas. Alat ini banyak digunakan oleh tukang batu. Bentuk datar permukaan air juga berlaku pada bejana berhubungan. Bejana berhubungan adalah dua atau lebih bejana yang saling dihubungkan.  Air Mengalir dari Tempat Tinggi ke Tempat yang Rendah Walaupun secara alami air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah, tetapi kita dapat mengalirkan air dari tempat rendah ke tempat tinggi. Misalnya pompa air.







Air Dapat Melarutkan Berbagai Zat Mengapa gula yang dimasukkan ke dalam air lama-kelamaan lenyap setelah diaduk beberapa saat ? Sebenarnya, gula yang dimasukkan ke dalam air tidak lenyap. Peristiwa ini dikatakan gula larut dalam air. Tidak hanya manusia, hewan dan tumbuhan pun banyak mengambil manfaat dari kelarutan zat. Tanpa adanya kelarutan zat, sari-sari makanan tidak dapat diedarkan ke seluruh bagian tubuh.







Air Menekan ke Segala Arah Wilayah negara kita, sebagian besar berupa peraiaran. Dengan teknologi, kita dapat memanfaatkan perairan sebaik-baiknya. Hal penting yang harus kamu ketahui tentang air adalah tekanan air. Adanya tekanan air inilah yang menyebabkan orang dapat berenang dan kapal dapat terapung.







Air Meresap melalui Celah-Celah Kecil Air yang disiramkan ke tanah meresap melalui celah-celah kecil tanah. Meresapnya air dalam tanah sangat penting bagi kehidupan. Hal itu karena air yang meresap dalam tanah. Peristiwa peresapan air juga dapat kita lihat pada kain. Jika sebuah kain terkena percikan air, air tersebut akan meluas pada kain. Akibatnya, bagian kain yang basah semakin luas.



BAB III TUJUAN  Mengetahui air yang terserap dari dalam tanah dimana air dibawah permukaan tanah.  Mengetahui ukuran air yang meresap kedalam tanah.



BAB IV MATERI PRAKTIKUM -



1. ALAT Alat penguji kapilaritas tanah Stopwatch Nampan Penggaris



2. -



BAHAN



Tanah halus Air



BAB V HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA 1. 2. 3. 4.



Menyiapkan alat penguji yang berpori dibagian bawah. Tanah halus (tanah yang diremahkan),hingga mencapai ¾ bagian. Meletakan alat penguji yang berisi tanah diatas nampan berisi air. Mengamati pergerakan air yang menembus lubang berposi pada



5.



alat penguji. Melakukan pengamatan setelah 30 menit.



6.



Mengukur tinggi yang dicapai oleh air di tanah yang berada



7.



didalam alat penguji. Melakukan pengujian kapilaritas sebanyak tiga kali.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA Pengujian



Ukuran



1



16 cm



2



15 cm



3



17 cm



BAB VII PEMBAHASAN Pada pengujian 1 ukuran 16 cm, pada pengujian 2 ukuran15 cm, dan pada pengujian 3 adalah 17 cm. Faktor yg mempengaruhi Air Tersedia tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Hubungan tegangan dengan kelengasan 2. Kedalaman tanah



3. Pelapisan Tanah Tanah itu jenuh akan air pada permukaan dan dibawah dataran air. Air berpindah keatas karena kekapileran dari dataran air dan membuat pinggiran kapiler yang kandungan airnya lebih besar dari pada kapasitas lapangan. Pori–pori besar menarik air keatas hanya dalam jarak pendek dan pori–pori kecil menarik air sampai jarak yang lebih besar dari dataran tinggi. Meningkatkan jarak diatas dataran air dan peningkatan kandungan udara pada pinngiran kapiler mempunyai kandungan air yang diatur oleh keseimbangan antara penyusupan dan evapotranspirasi serta perkolasi ( penerobosan ). Tegangan Matrik : tekstur, struktur dan kandungan bahan organik mempengaruhi jumlah air yg dapat disediakan tanah bagi tanaman Teganagn Osmoti : adanya garam dalam tanah meningkatkan tegangan osmotik dan menurunkan jumlah air tersedia, yaitu menaikkan koefisien layu.



BAB VIII KESIMPULAN Kapilaritas ialah peristiwa naik dan turunnya suatu permukaan zat cair ke dalam pipa kapiler (pipa dengan atau dalam celah sempit). Air berpindah keatas karena kekapileran dari dataran air dan membuat pinggiran kapiler yang kandungan airnya lebih besar dari pada kapasitas lapangan. Pori – pori besar menarik air keatas hanya dalam jarak pendek dan pori – pori kecil menarik air



sampai jarak yang lebih besar dari dataran tinggi sehingga menyebabkan air naik ke atas.



DAFTAR PUSTAKA Manggolo kamajati.2009.Tes Kapilaritas Tanah.Sinartani:Magelang Foth D, H.1994.Dasar – Dasar ilmu tanah Erlangga:Jakarta



“UJI KEMAMPUAN MENAHAN AIR” BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan tanah mengikat air adalah suatu ukuran dari jumlah air yang dapat diserap atau tidak hilang. Proses hilangnya air dan nutrisi dapat terjadi



karena hilang atau karena penguapan. Kemampuan tanah menahan/mengikat dan menyerap air tergantung pada keadaan struktur tanah dan kandungan bahan organik. Pengujian kemampuan tanah menahan/ mengikat dan menyerap air bertujuan untuk mengetahui jenis tanah yang begai mana yang dapat lebih kuat mengikat atau menyerap. Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.



BAB II TEORI DASAR Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta



keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Hakim, dkk., 1986). Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-berat kering oven). (Pairunan, dkk., 1985). Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron. (Hardjowigeno, S., 1992). Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan. (Syarief, 1998). Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah



hubungan tegangan dan kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. (Buckman dan Brady, 1982). Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. (Hardjowigeno, S., 1992).



BAB III TUJUAN 1. Untuk mengetahui tanah dalam menahan air. 2. Untuk mengetahui selisih antara volume air yang disiramkan dengan volume air yang tertampung di bak penampungan.



BAB IV A. -



ALAT Alat penguji kemampuan menahan air Stopwatch Nampan Kaki tiga Gelas ukur



B. BAHAN -



Tanah halus Air



BAB V PROSEDUR KERJA 1) Menyiapkan alat penguji yang berpori dibagian bawah dan alat penguji penahan air. 2) Memasukan tanah kedalam alat penguji. 3) Mengatur sedemikian rupa sehingga bagian yang berpori menghadap kebawah dan mengarah alat penguji penahan air. 4) Memasukan air kedalam alat penguji. 5) Menunggu beberapa saat hingga air tidak menetes lagi.



6) Mengukur air yang tertampung didalam alat penguji penahan air dengan menggunakan gelas ukur. 7) Melakukan pengujian ulang kapasits menahan air tiga kali.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA



Volume air yang Pengujian



Volume air yang



dimasukan dalam alat tertampung didalam alat penguji



penguji



1



500 ml



250 ml



2



500 ml



249 ml



3



500 ml



251 ml



BAB VII PEMBAHASAN Pada pengujian 1dari air yang sisa air yang tertahan adalah 250 ml,pada pengujian 2 air yang tertahan adalah 249 ml, pada pengujian 3 air yang tertahan adalah 251 ml. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: 



Banyaknya curah hujan atau air irigasi,







Kemampuan tanah menahan air,







Besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),







Tingginya muka air tanah,







Kadar bahan organik tanah,







Senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan







Kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.



BAB VIII KESIMPULAN Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan suatu sifat.



DAFTAR PUSTAKA Antonius hardono.2012.Kemampuan Tanah Mengikat Air.Blogger:Sidoharjo



“UJI PROFIL TANAH” BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu tempat ke tempa yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan individu- individu tanah. Pementukan tanah dari bongkahan bum mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancura dimana bahan induk berkeping- keping secara halus . Tiap tanah berkembang secara baik dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar manfatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat profil. Tanah begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga munculah istilah. Soil Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan pemetaan berdasarkan



sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman. Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan mengamati menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah adalah urutan-urutan horison tanah, yakni lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar permukaan bumi. Profil tanah dipelajari menggalitanah dengan dinding lubang vertikal kelapisan yang lebih bawah.



BAB II TEORI DASAR Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion- ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982). Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat famili kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir.. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar



sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno,2003) Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida- oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi seperti pada profil dalam dan dangkal umunya ditemukan struktur remah atau granular dipermukaan dan gumpal di horison bawah. Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah. Tanah-tanah dipermukaan banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat (Pairunan, 1983). Warna tanah merupakan petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik member warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika dengan kandungan oksida (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan sejumlah besar bahan organik (Nurhayati, 1986). Batas lapisan dengan lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12, cm). disamping itu entuk topografi dari batas horizon tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Foth, 1988). Karatan merupakan hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil



reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senywa Fe yang berwarna merah. Bila air tida pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keaadaan oksidasi (Fe ) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. (Foth, 1988) Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sebagai berikut: O - A - E - B - C – R Keterangan: 1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). 2. Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. 3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang. 4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya. 5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi. 6. R adalah bahan induk tanah. Ada tiga istilah yang sering diutarakan dalam ilmu tanah, yaitu: 



Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E – B.







Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O A.







Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E - B.



BAB III TUJUAN Tujuan dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui profil tanah yang meliputi warna tanah, kelembaban tanah dan ph tanah.



BAB IV -



a) ALAT Bor tanah Alat pengukur ph tanah Buku warna tanah



-



b) BAHAN Tanah lapang Daun pelepah pisang (wadah tanah)



BAB V PROSEDUR KERJA 1. 2. 3.



Mengambil sampel tanah. Siapkan alat yang digunakan. Meletakan sampel tanah tanah yang telah diambil diatas pelepah



4. 5. 6.



daun pisang. Menyesuaikan warna tanah dengan buku warna tanah. Mengukur kelembapan dan pH tanah. Mencatat warna tanah, pH, dan kelembapan tanah.



BAB VI HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA Percobaan 1 Lapisan



Kedalaman



Kelembaban



PH



Warna



1



10 cm



40



6



10 yr 3/4 dark yellow wish brown



2



20 cm



30



6,1



5 yr 3/2 reddish brow



3



30 cm



50



5,3



10 yr 2/2 very dark brown



4



40 cm



60



5,1



2,5 yr 3/2 dusky red



5



50 cm



40



6



7,5 yr 2,5/1 black



6



60 cm



30



6



10 yr 3/3 dark brown



7



70 cm



30



6,2



10 yr 3/2 very dark grayish brown



8



80 cm



45



6



10 yr 3/3 dark brown



9



90 cm



45



6



10 yr 3/4 dark yellow wish brown



10



100 cm



30



6,2



10 yr 3/6 dark yellow wish brown



Percobaan 2



Lapisan



Kedalaman



Kelembaban



PH



Warna



1



10 cm



60



5,2



10 yr 3/2 very dark brown



2



20 cm



55



5,1



10 yr 3/1 very dark gray



3



30 cm



53



5,3



10 yr 3/3 dark gray



4



40 cm



60



5



5 yr 3/2 dark reddish brown



5



50 cm



55



5,1



5 yr 3/3 dark reddish brown



6



60 cm



49



5,5



5 yr 4/3 reddish brown



7



70 cm



60



5



5 yr 4/4 reddish brown



8



80 cm



55



5,1



5 yr 4/3 reddish brown



9



90 cm



58



5,1



7,5 yr 3/3 dark brown



10



100 cm



59



5,1 BAB VII



7,5 yr 2,5/3 very dark brown



PEMBAHASAN Dari data diatas lapisan I sampai dengan IX mempunyai pH yang sama yaitu 7, kelembapan dari 40 menurun menjadi 10. Warna tanah masing-masing lapisan yaitu 5 YR 2,5/2 Dark reddish, 2,5 YR 2,5/2 Very dusky red, 5 YR 3/2 Dark reddish brown, 7,5 YR 3/2 Dark brown, 7,5 YR 2,5/3 Very dark brown, 5 YR 2,5/3 Dusky red, 2,5 YR 2,5/3 Dark reddish brown. Nilai pH berkisar dari 0 – 14 dengan pH 7 disebut netral. Pentingnya pH tanah adalah:  Menentukan mudah tidaknya unsure – unsure hara diserap tanaman. Pada umumnya bunsur hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsure hara mudah larut dalam air.  Menunjukan kemungkinan adanya unsure – unsure beracun.  Mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Warna tanah berbeda apabila tanah basa, lembab, atau kering. Kelembapan dari data diatas mengalami penurunan dari 40 menjadi 10



BAB VIII KESIMPULAN Proses pembentukan horizon – horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah tersebut menunjukan susunan horizon yang disebut profil tanah. Horizon – horizon yang menyusun profil tanah berturut – turutdari atas ke bawah adalah Horizon ( O ), A, B dan C. sedang horizon yang menyusun solum tanah adalah hanya horizon A dan B. pH tanah adalah logaritma negatif dari konsentrasi ion – ion H bebas dalam larutan tanah atau – log10 [ H+ ]. Diman konsentrasi hidrogen dinyatakan dalam gram ion per liter. Warna tanah merupakan petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau penimbunan garam memodifikasi warna.



DAFTAR PUSTAKA Sarief S.E.1986.Ilmu Tanah Pertanian.Pustaka Buana:Bandung. Hakim N, dkk.1896.Dasar – dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung:Lampung



LAMPIRAN



Gambar alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum menyiapkan contoh tanah



Gambar proses praktikum/cara kerja menyiapkan contoh tanah



Gambar hasil praktikum ; contoh tanah kering udara halus