Laporan RBC 02 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN HEMATOLOGI III Judul : Hitung Eritrosit ( Red Blood Cell / RBC ) II. Tujuan : a. Tujuan Instruksional Umum 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung jumlah eritrosit probandus. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah eritrosit probandus. b. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung jumlah eritrosit darah probandus. 2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah eritrosit per µl darah probandus. III. Metode Metode yang digunakan adalah metode manual ( menggunakan bilik hitung ) IV. Prinsip Darah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan larutan isotonis, kemudian dimasukkan ke I.



dalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan V.



faktor koreksi jumlah eritrosit per µl darah dapat diperhitungkan. Dasar Teori Sel darah merah, juga dikenal sebagai enthrocytes memilki umur 120 hari dalam kondisi normal. Fungsi utama sel darah merah adalah untuk membawa oksigen dan mengirimkannya ke sel-sel dalam tubuh (Pandit,dkk.2015). Bentuk normalnya berbentuk bulat, biconcave dan rata, dengan diameter 7 µm dan tebal 2.2µm. Bentuknya berhubungan dengan fungsinya yang mengangkut oksigen dan menyediakan area permukaan untuk oksigen lebih banyak mengikat hemoglobin (Fox, 2009). Sel darah merah tidak berinti dan mengandung protein yang disebut hemoglobin. Lapisan dalam dan luar sel terbuat dari protein yang member warna merah pada darah. Biasanya kadar hemoglobin diuji dalam tes darah. Produksi sel darah merah terjadi di sumsum tulang dari precursor sel induk (Pandit,dkk.2015). Penghitungan RBC dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan darah lengkap untuk tujuan diagnostic dan prognostic. Alat yang digunakan untuk melakukan hitung jumlah total RBC adalah hemositometer, yang berisi kamar hitung Neubauer dan pipet RBC. Larutan pengenceran yang digunakan adalah larutan Hayem, yang tidak berwarna. Prinsip dari metode ini didasarkan pada pengenceran darah dengan cairan Hayem dan menghitung sel darah merah (Mahanntayya, dkk. 2016). Hitungjumlah RBC normal  4,6 - 6,2 x 1012 sel/µLdarah untuk pria dewasa  4,2 - 5,4 x 1012sel/µLdarah untuk wanita dewasa



 2,6 - 4,8 x 1012sel/µLdarah untuk anak - anak Biasanya, sampel darah sedang diproses di laboratorium dengan menggunakan alat elektronik kimia yang disebut hemositometer. Prosedur ini sangat tergantung pada keterampilan laboran untuk menghitung sel dengan melihat sampel melalui mikroskop. Pada proses penghitungan ketika sel-sel tumpang tindih dan biasanya sel – sel diabaikan. Terlepas dari keberhasilan klinisnya yang panjang, metode ini membutuhkan keahlian untuk mengklasifikasikan sel secara manual yang merupakan proses yang membutuhkan waktu lama, hasilnya tidak akurat dan ketelitian yang rendah (Venkatalakshmi, 2013). VI. Alat dan Bahan  Alat 1. Pipet thoma eritrosit 2. Kamar hitung Improved Neubaeuer 3. Cover glass 4. Mikroskop 5. Counter cell  Bahan Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut : 1. Larutan Hayem Natrium – sulfat 2,50 g Natrium – chlorida 0,50 g Merkuri – chlorida 0,25 g Akuades ad 100 ml



VII. Prosedur Kerja a. Membuat pengenceran 1. Cara pipet : 1) Darah diisap sampai garis tanda 0.5 dengan pipet thoma eritrosit 2) Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet 3) Dipipet larutan pengencer sampai tanda 101 4) Dimasukkan pipet dalam larutan pengencer ( Pengencer 1 : 200 ). Hati – hati jangan sampai terjadi gelembung udara. 5) Dihomogenkan selama 3 menit. 2. Cara tabung : Larutan pengencer sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm.Dibuat pengencer darah 1 : 200 dengan menambahkan 20 µl darah EDTA / darah kapiler ke dalam tabung yang telah berisi larutan pengencer. Tindakan selanjutnya sama seperti yang telah diterangkan pada hitung leukosit.



b. Mengisi Kamar Hitung 1) Diletakkan kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya terpasang mendatar di atas meja. 2) Dikocok pipet yang tadi selama 3 menit terus – menerus. 3) Dibuang semua cairan yang ada di pipet 3 – 4 tetes 4) Disentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung kamar hitung itu terisi cairan perlahan – lahan dengan daya kapilaritasnya. 5) Kamar hitungdibiarkan selama 2 menit agar eritrosit mengendap, tetapi tidak



lebih lama dari 2 menit sebab mengeringkan larutan pada tepi kamar hitung akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan eritrosit yang telah mengendap. Bila perhitungan jumlah sel di kamar hitung ditunda, sebaiknya kamar hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kapas atau kertas saring basah. c. Menghitung jumlah sel : 1. Lensa kondensor diturunkan atau diafragma dikecilkan. Meja mikroskop harus dalam sikap rata air. 2. Fokus diatur terlebih dahulu dengan memakai lensa obyektif kecil (10%), kemudian lensa itu diganti atau digeser dengan lensa obyektif besar (40%), sampai garis bagi dalam bidang besar tengah jelas tampak. 3. Semua eritrosit dihitung yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil, umpamanya pada keempat sudut bidang besar ditambah yang ditengah – tengah. 4. Dimulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan kemudian turun ke bawah dan kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada kelima bidang. 5. Kadang – kadang ada sel – sel yang letaknya menyinggung garis batas sesuatu bidang. Sel – sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung. Sebaiknya sel – sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah tidak boleh dihitung. VIII. Interpretasi Hasil Pria : 4,4 – 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit : 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L Wanita : 3,8 – 5,0 x 106 sel/mm3 SI unit : 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L IX. Hasil Pengamatan Nama pasien : Ni Ketut Wuri Manik Asri Jenis kelamin : Wanita



Umur : 31 tahun Hitung jumlah eritrosit :  Kotak pojok kiri atas = 68 sel  Kotak pojok kanan atas = 83 sel  Kotak bagian tengan = 80 sel  Kotak pojok kiri bawah = 90 sel  Kotak pojok kanan bawah = 89 sel Jumlah keseluruhan = 410 sel 3 Jumlah eritosit/mm = N x 10000 = 410 x 10000 = 4,1x 106sel/ mm3 darah X. Pembahasan Sel darah merah, juga dikenal sebagai enthrocytes memilki umur 120 hari dalam kondisi normal. Fungsi utama sel darah merah adalah untuk membawa oksigen dan mengirimkannya ke sel – sel dalam tubuh (Pandit,dkk.2015). Penghitungan RBC dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan darah lengkap untuk tujuan diagnostic dan prognostic. Alat yang digunakan untuk melakukan hitung jumlah total RBC adalah hemositometer, yang berisi kamar hitung Neubauer dan pipet RBC. Larutan pengenceran yang digunakan adalah larutan Hayem, yang tidak berwarna. Prinsip dari metode ini didasarkan pada pengenceran darah dengan larutan Hayem dan menghitung sel darah merah (Mahanntayya, dkk. 2016). Cara menghitung eritrosit dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan alat khusus. Pada praktikum in, cara menghitung eritrosit dilakukan dengan cara manual yaitu dengan menggunakan hemocytometer. Alat – alat yang digunakan adalah : 1. Haemositometer, adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet (Maharashtra. 2016). Spesifikasi kamar hitung serta pipet-pipet harus memenuhi syarat-syarat ketelitian. 2. Kamar Hitung yang dipakai adalah kamar hitung yang memakai garis bagi “improved Neubauer”. Luas “seluruh bidang yang dibagi” adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi menjadi Sembilan “bidang besar” yang luasnya masing-masing 1 mm2. Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 ”bidang sedang” yang luasnya masing - masing 1/4 x 1/4 mm 2. Bidang besar yang letaknya di tengah – tengah berlainan pembaginya :ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu dibagi lagi menjadi 16 “bidang kecil”. Dengan demikian jumlah bidang kecil itu seluruhnya 400 buah, masing – masing luasnya 1/20 x 1/20 mm 2. Tinggi kamar hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris – garis dan kaca penutup yang berpasangan adalah 1/10 mm. Maka volume diatas tiap – tiap bidang menjadi sebagai berikut :



1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 =1/4000 mm3 1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3 1 bidang besar = 1x 1 x 1/10 = 1/10 mm3 Seluruh bidang yang dibagi 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3 3. Kaca Penutup yang digunakan adalah kaca penutup khusus. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa dan dibuat dengan sangat datar. 4. Pipet Thoma eritrosit untuk mengencerkan eritrosit yang di dalamnnya terdapat bola merah. Pada batang kapiler terdapat garis - garis yang bertandakan “0,5” dan “101”. 5. Mikroskop, 6. Counter cell Bahan – bahan yang digunakan pada saat praktikum “Hitung Eritrosit” adalah : 1. Darah dengan antikoagulan EDTA 2. Larutan Hayem, adalah larutan isotonis yang digunakan sebagai pengencer darah dalam



perhitungan sel darah merah. Menurut Linsia (2015) apabila sampel darah dicampur dengan larutan hayem maka sel darah merah akan lisis sehingga yang tertinggal hanya sel darah merah saja. Komposisi larutan hayem adalah Natrium – sulfat 2,50 g, Natrium – chlorida 0,50 g, Merkuri – chlorida 0,25 g dan akuades ad 100 ml. Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah vena pasien yang ditempatkan dalam tabung antikoagulan EDTA. Kemudian darah diambil dengan pipet eritrosit hingga batas 0,5 dan diambil larutan Hayem hingga batas 101. Perbandingan darah dengan larutan pengencer 1 : 200. Setelah itu pipet dihomogenkan dan sel-sel darah lain selain eritrosit lisis. Lalu dibuang 3-4 tetes pertama dan tetesan selanjutnya diteteskan pada area kamar hitung. Tujuan dibuangnya tetesan ketiga dan keempat karena tetesan tersebut merupakan bukan eritrosit melainkan larutan hayem. Setelah itu diletakan dibawah mikroskop dan dihitung jumlah eritrositnya (Linsa, 2015). Pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut,  Nama pasien : Ni Ketut Wuri Manik Asri  Jenis kelamin : Wanita  Umur : 31 Tahun  Jumlah eritrosit : 4,1 x 106sel/ mm3 Dari hasil yang didapat tersebut setelah dibandingkan dengan nilai normal hitung jumlah eritrosit wanita dewasa adalah 3,8 – 5,0 x 106 sel/mm3 menunjukan jumlah eritrosit dari pasien Ni Ketut Wuri Manik Asri normal. Jika dibandingkan dengan hitung jumlah eritrosit dari RSUP Sanglah yaitu 4,34 x 106 sel/mm3 berbeda sekitar 240.000 sel. Hal ini mungkin



disebabkan karena tidak terjadi pencampuran yang homogen waktu darah diencerkan dengan larutan pengencer. Hal lain yang memperngaruhi hasil praktikum adalah :  



Jumlah darah dan larutan Hayem yang dihisap ke dalam pipet tidak tepat Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah atau larutan



  



pengencer Darah tidak tercampur homogen dengan larutan pengencer waktu pengenceran Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar (M,Thejashwini.2015).



Kelebihan dari metode ini



: Metode sederhana



Kekurangan dari metode ini



:



  



Pekerjaan penghitungan manual memakan waktu dan tenaga. Menghitung sel darah yang tumpang tindih adalah masalah besar Sulit mendapatkan hasil yang konsisten dari inspeksi visual (M,Thejashwini.2015).



XI. Simpulan Berdasarkan pratikum pasien atas nama Ni Ketut Wuri Manik Asri, jenis kelamin wanita, umur 31 tahun memiliki jumlah eritrosit 4,1 x 106sel/ mm3 darah. Jadi, jika dibandingkan dengan nilai normal jumlah eritrosit pasien normal dan jika dibandingkan dengan hitung jumlah eritrosit dari RSUP Sanglah yaitu 4,34 x 106 sel/mm3 berbeda sekitar 240.000. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak terjadi pencampuran yang homogen waktu darah diencerkan dengan larutan pengencer.



XII. Daftar Pustaka Pandit,dkk. 2015. Survey on Automatic RBC Detection and Counting Tersedia pada http://www.ijareeie.com/upload/2015/january/16_Survey.pdf. Diakses pada tanggal 26 September 2018



Tomari, dkk. 2015. RED BLOOD CELL COUNTING ANALYSIS BY CONSIDERING AN OVERLAPPINGCONSTRAINT.



Tersedia



pada



http://www.arpnjournals.com/jeas/research_papers/rp_2015/jeas_0215_1610.pdf. Diakses pada tanggal 26 September 2018 Dhanashree, dkk. 2016. Detection of Blood Group Type and Red Blood Cell Count. Tersedia pada https://www.onlinejournal.in/IJIRV2I4/199.pdf. . Diakses pada tanggal 26 September 2018 Mahanntayya, dkk. 2016. RED BLOOD CELL : Brief History and New Method. Tersedia pada



http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?



ID=10257&Type=FREE&TYP=TOP&IID=786&Value=35&isPDF=YES.Diakses pada tanggal 29 September 2018



LAPORAN HEMATOLOGI HITUNG JUMLAH ERITROSIT II (RED BLOOD CELL/RBC)



Oleh:



NI KADEK ARI DWIYANTI



P07134017003



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018