Laporan Residensi s2 AKK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL RESIDENSI



MANAJEMEN PELAYANAN VCT DI PUSKESMAS NGANTRU KABUPATEN TULUNGAGUNG Surabaya, 21 Januari – 1Pebruari 2019



OLEH : KELOMPOK II 1. 2. 3. 4. 5.



Desy Puspitasari Farida Handayani Mamik Hidayah Nelly Yuliana Dewi Kurniawati



NIM. 101814453025 NIM. 101814453029 NIM. 101814453032 NIM. 101814453045 NIM. 1018144530603



PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN MINAT STUDI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN FAKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 2019 BAB I PENDAHULUAN



I.1 Latar Belakang Sebagai bagian dari Dinas Kesehatan, UPTD Puskesmas mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas, dimana dibutuhkan suatu pengelolaan kesehatan. Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen, informasi, serta regulasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.(1, 2) Salah satu pelayanan yang ada di Puskesmas adalah pelayanan VCT. Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menangani penyebaran HIV/AIDS (Depkes RI, 2006). VCT adalah proses konseling pra-testing, konseling post-testing dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidental (rahasia) dan secara lebih dini membantu orang mengetahui akan status HIV-nya. Konseling pra-testing memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post-testing membantu seseorang untuk mengerti dan menerima status (apabila dinyatakan HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT) merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV. Ada dua keuntungan penting bila seseorang sudah mengetahui status HIV-nya. Pertama, bila terinfeksi HIV, orang tersebut dapat mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu sebelum gejala muncul, yang secara potensial dapat memperpanjang hidupnya selama beberapa tahun. Juga dapat mengambil segala kewaspadaan yang dipandang perlu untuk mencegah penyebaran HIV kepada orang lain. Kedua, bila diketahui tidak terinfeksi maka dapat melakukan tindakan hidup sehat untuk menghindari resiko tertular HIV.



2



Jadi secara singkat, VCT adalah tes dan pemeriksaan sukarela dari kemungkinan terkena infeksi menular seksual (IMS) atau HIV/AIDS yang diberikan rumah sakit (RS) dan puskesmas dengan dilakukan oleh seorang konselor VCT yang terlatih, yang dilakukan sebelum dan sesudah test darah untuk HIV di laboratorium. Tujuan utama VCT adalah untuk mendorong orang yang sehat, asimtomatik untuk mengetahui status HIV, sehingga mereka dapat mengurangi tingkat penularannya. VCT dapat menurunkan perilaku beresiko, terutama pada mereka yang telah dites dan dapat membantu beberapa program preventif di masyarakat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, VCT dapat merubah perilaku beresiko dalam beberapa kelompok rentan terhadap HIV di masyarakat (Sangiwa G. Et al., 1998). VCT perlu dilakukan karena merupakan pintu masuk untuk menuju ke seluruh layanan HIV/AIDS, dapat memberikan keuntungan bagi klien dengan hasil tes positif maupun negatif dengan fokus pemberian dukungan terapi ARV (Anti Retroviral), dapat membantu mengurangi stigma di masyarakat, serta dapat memudahkan akses ke berbagai layanan kesehatan maupun layanan psikososial yang dibutuhkan klien (Murtiastutik, 2008). VCT terbuka untuk siapa saja, yang secara sukarela tanpa paksaan ingin memeriksakan dirinya terhadap status kesehatannya. Baik untuk orang yang sehat tanpa gejala HIV (asimtomatik) maupun untuk orang dengan tada-tanda HIV. Seluruhnya bebas melakukan VCT dengan keinginan dan kemauannya sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun.



I.2 Tujuan Kegiatan Magang I.2.1 Tujuan Umum Memahami dan mempelajari manajemenpelaksanaan Klinik VCT di Puskesmas Ngantru Kabupaten Tulungagung 3



I.2.2



Tujuan Khusus 1. Mempelajari sistem pelaksanaan pemeriksaan di Klinik VCT Puskesmas Ngantru. 2. Mempelajari strategi yang digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan di



Klinik VCT Puskesmas Ngantru. 3. Mempelajari keinginan pasien yang datang periksa ke Klinik VCT Puskesmas Ngantru. I.3 Manfaat I.3.1 Manfaat bagi Mahasiswa Mahasiswa peserta residensi diharapkan dapat mempelajari dan memahami proses manajemen pelayanan VCTdi Puskesmas Ngantru. I.3.2 Manfaat bagi Puskesmas Ngantru



Diharapkan mahasiswa peserta residensi dapat memberikan masukan dan rekomendasi untuk peningkatan mutu dalam manajemen pelayanan VCT di Puskesmas Ngantru.



4



BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS NGANTRU 2.1.



Gambaran Umum Puskesmas Ngantru UPTD Puskesmas Ngantru merupakan Puskesmas Perawatan di Kabupaten Tulungagung dan satu diantara dua puskesmas yang ada di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur, terletak dipinggir jalan Raya TulungagungKediri,perbatasan Tulungagung – Kedirikurang lebih berjarak 1 km dari perbatasan. Jumlah wilayah kerjanya meliputi 8 desa, 44 dusun dan secara umum semua desa dapat diakses ke UPTD Puskesmas Ngantru. Dari ke-8 desa terbagi dalam 1 UPTD Puskesmas Ngantru (Ds.Ngantru), 2 Puskesmas Pembantu (Pustu Batokan, Pustu Pojok,) dan 6 Ponkesdes (Ds. Banjarsari, , Ds.Kepuhrejo, , Ds.Mojoagung, Ds.Pulerejo, Ds.Bendosari, Ds. Ngantru) dengan batasannya : Gambar.2.1 PETA WILAYAH PUSKESMAS NGANTRU







Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kras Kabupaten Kediri 5







Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Karangrejo







Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kedungwaru







Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Puskesmas Pucung



2). Luas Wilayah Diagram 2.1. Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPTD Puskesmas Ngantru Tahun 2017



Sumber data : Kecamatan Ngantru Tahun 2017 Diagram di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Desa Pojok. Luas wilayah Kecamatan Ngantru adalah 20,13KM2, sedangkan luas wilayah terluas adalah Desa Pojok dan wilayah terkecil Desa Mojoagung di wilayah UPTD Puskesmas Ngantru.



6



BAB III METODE KEGIATAN RESIDENSI 3.1.



Rancang Bangun Kegiatan Kegiatan residensi dilakukan selama 2 (dua) minggu di Puskesmas Ngantru, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung. Pada setiap akhir dari kegiatan residensi diadakan seminar di instansi terkait atau di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang dihadiri oleh dosen pembimbing dari AKK – MPK untuk mempresentasikan hasil magang di instansi terkait.



3.2. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan 3.2.1. Lokasi Pelaksanaan Lokasi residensi bertempat diPuskesmas Ngantru Jl. Raya Ngantru Kec.Ngantru Kab.Tulungagung 3.2.2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan residensi dilaksanakan mulai 21 Januari – 1 Pebruari 2019 setiap hari Senin sampai dengan Jumat, mengikuti jadwal kerja Puskesmas Ngantru. 3.3



Rundown Kegiatan



No 1 2 3 4 5



Jenis Kegiatan



Waktu Minggu I



Minggu II



Pengenalan lingkungan Observasi Pengambilan Data Analisis Data Pembuatan Laporan



BAB IV PENUTUP



7



Demikian proposal ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan residensi. Apabila terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan aturan Puskesmas Ngantru, dapat didiskusikan pada awal sebelum residensi berjalan. Besar harapan kami proposal kegiatan ini dapat disetujui dan kegiatan yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan memberikan kontribusi dalam perkembangan bidang kesehatan. Surabaya, 14 Januari 2019



Ketua Pelaksana Residensi



Mamik Hidayah, SKM NIM. 101814453032



Sekretaris



Farida Handayani, SKM NIM. 101814453029



8