Laporan Resmi Scba Dardiri Jaya Saputra 0519140103 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN SELF CONTAINED BREATHING APPARATUS



NAMA



: Dardiri Jaya Saputra



NRP



: 0519140103



KELAS



: RPL K3 - VIII



TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA



JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pada era modern seperti saat ini, kecelakaan semakin sering terjadi dengan variasi kecelakaan dengan penyebab yang semakin beragam, salah satunya adalah kebakaran. Korban yang dihasilkan dari kejadian-kejadian tak diinginkan tersebut intensitasnya semakin bertambah, termasuk dari penolong yang tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri saat berusaha menyelamatkan korban lain. Salah satu kejadian yang menyebabkan jatuhnya korban adalah karena kurangnya kadar oksigen pada suatu kebakaran maupun gas dari zat kimia yang berbahaya hasil dari proses pembakaran. Banyak kejadian dimana pekerja dengan mudahnya menjadi korban dalam situasi kurangnya kadar oksigen atau keracunan gas berbahaya. Kejadian atau kondisi tersebut seperti saat terjadi bencana kebakaran. Situasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipoksia atau berkurangnya suplai oksigen ke jaringan dibawah level normal akibat kurangnya kadar oksigen di lingkungan yang terjadi bencana kebakaran. Hipoksia dapat menyebabkan mual, muntah, pusing, hingga tak sadarkan diri yang berujung pada kematian. Sehingga pekerja yang bekerja pada lokasi yang rentan terhadap bencana kebakaran maupun lokasi yang memiliki potensi gas beracun maupun kadar oksigen rendah memerlukan alat pelindung diri (APD) untuk melindungi mereka dari ancaman-ancaman yang dapat terjadi kapan saja. Salah satu APD yang dapat digunakan adalah SCBA. Tak hanya pekerja yang dapat menjadi korban, tetapi bisa saja penolong yang dapat menjadi korban, dimana penolong harus dapat terjun langsung pada area dengan kondisi yang sama dengan yang dihadapi korban, hal ini menyebabkan penolong juga terpapar gas berbahaya maupun kekurangan kadar oksigen, sehingga tidak mampu menyelamatkan korban. Dari penjelasan diatas, maka diperlukan adanya pelatihan mengenai SCBA sebagai salah satu APD paling solutif dalam menghadapi kondisi-kondisi diatas. Sehingga



penolong



maupun



korban



yang



menggunakan



SCBA



dapat



menggunakannya dengan benar dan depat sehingga kedepannya tujuan penggunaan SCBA untuk menolong diri dapat tercapai.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran 2. Bagaimana memahami prosedur pemakaian Breathing Apparatus dan memakai Breathing Apparatus 1.3 Tujuan 1. Mampu mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran. 2. Mampu memahami tentang prosedur pemakaian Breathing Apparatus dan memakai Breathing Apparatus 1.4 Manfaat Dapat lebih memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai sarana pemadam kebakaran khususnya SCBA dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, dan menolong korban bencana khususnya kebakaran



BAB II LANDASAN TEORI



2.1 Pengertian SCBA SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) adalah perlatan perlindungan diri berupa suplai oksigen atau udara yang diperoleh dari silinder atau tabung yang merupakan bagian dari peralatan SCBA tersebut. SCBA merupakan peralatan yang terdiri dari tabung bertekanan yang berisi udara atau oksigen, petunjuk tekanan udara (pressure gauge), masker dan peralatan pembawa.



Gambar 2.1 Peralatan SCBA



Berikut adalah penjelasan mengenai bagian-bagian SCBA : 1. Backpack plate, berfungsi untuk mengakomodasi tabung udara (cylinder) 2. Reducer Valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan dalam tabung udara (cylinder) dari tekanan tinggi menjadi tekanan rendah. Tekanan dalam tabung bervariasi berkisar 150 Bar / 200 Bar / 300 Bar menjadi tekanan rendah yaitu menjadi 8 Bar 3. Lung Demand Valve (LDV), berfungsi sebagai bagian penting mengatur komsumsi pemakaian udara dari tabung dan dihirup melalui masker tertutup (Full face Mask)



4. Full Face Mask, sebagai penutup wajah dan hidung untuk terhindar dari tekanan udara bebas yang terkontaminasii gas beracun atau jumlah oksigen (O2) kurang dari ambang batas minimal. 5. Pressure Gauge (Pengukur Tekanan), untuk mengetahui tekanan dalam tabung udara. 6. Warning Whistle, pluit penanda sebagai peringatan bahwa tekanan udara dalam tabung



tinggal



beberapa



saat,



untuk



memperingatkan



pemakai



segera



meninggalkan tempat



berbahaya aman.



pada



tempat



yang



lebih



Warning visual, bisa berbentuk vibrasi (getaran) atau Sound (bunyian) kisaran 110dB pada jarak 100 cm. Sehingga mudah untuk didengar atau dirasakan oleh pemakai. 7. Cylinder (Tabung Udara), Tabung udara sesuai dengan perkembangan teknologi, banyak variasi dengan besar dan kecilnya volume udara dalam tabung. Dan terbuat dari bermacam bahan mulai dari Alloy (Alumunium), Steel (Baja) dan Fiber Composite.



2.2 Jenis-jenis SCBA Jenis-jenis SCBA dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya dan cara kerjanya. Jenis-jenis SCBA yang berdasarkan fungsinya adalah:



a) SCBA Rescue unit adalah SCBA yang digunakan sebagai alat bantu pernapasan pada waktu melakukan proses pertolongan/penyelamatan atau pada saat melakukan pekerjaan dilingkungan yang terkontaminasi gas berbahaya. Waktu optimal penggunaan SCBA jenis ini selama 30 menit.



b) SCBA work unit adalah jenis SCBA yang digunakan selama sekitar 10 menit, dan SCBA jenis ini dilengkapi alat penyambung uadara untuk botol-botol cadangan udara lainnya. Karena adanya penyambungan maka SCBA ini dapat digunkan lebih dari 30 menit.



c) SCBA Escape Unit adalah SCBA yang digunakan untuk membantu pernapasan pada waktu meninggalkan lokasi berbahaya menuju lokasi yang aman dengan waktu penggunaan 10 menit. SCBA ini sering digunakan untuk pertolongan korban yang telah terpapar bahan berbahaya pada saat evakuasi. SCBA ini sering disebut SCBA emergency. Berdasarkan cara kerjanya adalah sebagai berikut : a) Rangkaian terbuka (open circuit) yaitu aliran pernafasan dibuang keluar atau ke atmosfer b) Rangkaian tertutup (close circuit) yaitu aliran pernafasan disimpan di dalam respirator untuk selanjutnya ditangkap CO2 dan moisture yang ada, kemudian direkondisi dengan oksigen segar



2.3 Pengisian Ulang SCBA Berikut adalah cara pengisian ulang SCBA dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Apabila kandungan udara di dalam SCBA habis, pengisian dapat dilakukan dengan pengisian air breathing compressor bertekanan tinggi. Dengan filter khusus untuk menyaring udara dan mengurangi kandungan air 2. Udara yang dihasilkan kompressor secara berkala harus dilakukan uji kandungan untuk memastikan kondisi dan kandungan udara yang dihasilkan 3. Botol SCBA juga harus dilakukan hidrotest untuk memastikan kondisi dan kekuatan botol terhadap tekanan.



2.4 Rumus Waktu Penggunaan SCBA Terdapat rumus perhitungan waktu penggunaan SCBA dengan rumus sebagai berikut



Volume botol (liter) X pressure (bar) Waktu penggunaan



=



40 liter/menit



dimana: 40 liter / menit adalah kebutuhan udara rata-rata seseorang pada saat bekerja berat.



Contoh : Bila diketahui volume botol = 6.8 liter, tekanan = 300 bar, maka :



6.8 liter X 300 bar Waktu penggunaan



= --------------------------40



2040 = 40



= 51 menit



Waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil perhitungan dikurangi 10 menit sebagai waktu sebelum pemakaian masker dan 10 menit waktu cadangan, sehingga dari contoh tersebut diatas, maka waktu optimumnya adalah 31 menit.



2.5 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Berhubungan Dengan SCBA 1. Pastikan SCBA selalu dalam kondisi siap digunakan.



2. Pastikan tekanan udara dalam kondisi penuh / sesuai dengan kapasitasnya.



3. Tempatkan SCBA dalam posisi : -



Mudah dijangkau.



-



Terhindar dari suhu udara yang panas, karena akan mengakibatkan pemuaian pada botol sehingga tekanan udara akan naik.



-



Terhindar dari kotoran.



4. Pakailah SCBA dengan benar dan cepat, mengingat fungsi SCBA sebagai peralatan bantuan pernafasan pada kondisi darurat karena paparan gas berbahaya.



5. Lakukan perawatan rutin, jika terdapat kebocoran atau kerusakan segera laporkan untuk diperbaiki dan dilakukan pengisian ulang.



6. Proses pengisian ulang SCBA akan mengakibatkan botol menjadi panas,karena perubahan tekanan pada ruang tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan suhu, sehingga lakukan peredaman panas dengan merendam botol selama proses pengisian, tujuannya adalah untuk keselamatan kerja dan mempertahankan kondisi botol tetap dalam suhu stabil, sehingga ketika pengisian selesai dan botol menjadi dingin, tekanan udara tetap.



2.6 Pemeriksaan Tekanan SCBA Terdapat 2 jenis pemeriksaan berdasarkan tekanan dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan tekanan tinggi a) Membuka valve utama pelan-pelan, dan memeriksa manometer. Jika tekanannya kurang dari 5/6 dari tekanan kerja, maka botol tidak boleh digunakan b) Memeriksa jarum manometer, jika sudah maksimum tutup kembali c) Memperhatikan manometer, bila tekanannya turun kurang dari 12atm/menit, berarti ada kebocoran 2. Pemeriksaan tekanan rendah a) Membuka valve utama dan memakai face mask dengan benar b) Bernafas seperti biasa c) Menutup kembali valve utama d) Bernafas kembali, apabila tidak bisa bernafas, berarti ada kebocoran pada face mask e) Kemudian segera buka valve utama



BAB III METODE PRAKTIKUM



3.1 Peralatan 1. Self Contain Breathing Apparatus 2. Stopwatch



3.2 Rangkaian Praktikum



3.3 Prosedur Cara Menggunakan Breathing Apparatus 1.



Sambung/hubungkan selang penyalur udara yang ada pada topeng pelindung wajah dengan yang ada pada harnest. Dengan cara memasukkan serta menekan sambungan yang ada, kemudian angkat tali pundak ke pundak kiri dan kanan dengan hati-hati untuk melindungi wajah.



2.



Tali pundak tarik kebawah kearah pinggul sampai silinder/tabung dibelakang kelihatan menonjol keatas.



3.



Hubungkan ikat pinggang dengan menekan/memasukkan pengunci. Kemudian pada posisi mengunci atur/seimbangkan tali ikat pinggang disebelah kanan untuk mendapatkan tegangan secara benar dan enak pemakaiannya.



4.



Turunkan pelindung wajah/face mask dengan mengalungkan tali keleher selanjutnya periksa kerangan pengatur pernafasan dan atur pada posisi minus.



5.



Untuk menjamin udara yang ada pada silinder/tabung, sebelum memasang ke face mask/topneg pelindung ambil penunjuk tekanan dengan tangan kiri dan waktu yang bersamaan taruhlah tangan kanan pada kerangan silinder serta putarlah kerangan



silinder dengan jari dan ibu jari. Putaran harus penuh sehingga putaran terasa tertahan. Silinder tidak boleh digunakan apabila isinya kurang dari 80% yang mana kira-kira pada posisi petunjuk menunjukkan posisi jam12. Periksa dan atur tali kepala sampai seimbang serta membentuk lingkaran. Rambut harus disisir/diatur kebelakang kemudian pasang topeng pelindung/face mask kewajah anda. Tarik tali kepala kebelakang sampai kencang. Yakinlah bahwa tali tersebut sudah ditarik kebelakang dan tidak kendor. 6.



Periksa apakah seal/perapat sudah tepat dan memuaskan dan apakah peluit sebagai peringatan tekanan udara bekerja dengan benar. Cara melakukan tindakan : pegang penunjuk tekanan dengan tangan kiri dan letakkan tangan kanan anda pada kerangan silinder, selanjutnya matikan silinder dengan memutar kerangan searah dengan diri anda kemudian bernafaslah perlahan-lahan. Peluit akan berbunyi pada tekanan udara 45-50 Bar terus menerus sampai angka penunjuk tekanan pada angka nol dan bernafaslah sekali lagi. Bila seal/perapat memuaskan dan dalam kondisi baik, maka topeng akan melekat pada wajah anda.



7.



Periksa sistem saluran pernafasan pada posisi positif. Buka silinder dengan penuh bersamaan dengan itu putar pengatur pernafasan keposisi positif kemudian hembuskan pernafasan kedalam dan keluar sebanyak 3 (tiga) kali. Bernafaslah dan dengarkan kebocoran, apabila tidak bocor serta dapat didengar “pekerjaan anda dapat dimulai”.



8.



Apabila anda belum mendapatkan udara segar, maka anda dapat memutar kembali pengaturan saluran pernafasan keposisi negatif agar mendapatkan udara segar dari silinder dan kembalikan keposisi positif saat anda akan memulai pekerjaan.



9.



Cara melepas kembali perangkat breathing apparatus. Putar kerangan pengatur pernafasan keposisi tanda minus pada posisi stop. Pindahkan pelindung muka/face mask dengan melepas dari wajah anda. Lepaskan tali-tali kepala dengan jari-jari dan ibu jari masing-masing buckle/gesper dari pangkal tali kemudian keujung tali.



10.



Tutup kerangan pengatur pada silinder, ambil penunjuk dengan tangan kiri. Putar pengatur pernafasan dan posisi positif untuk memeriksa penunjuk tekanan secara benar dan menjamin penunjuk pada posisi stop kemudian kembalikan keposisi negatif.



11.



Lepaskan ikat pinggang dengan melepas pengunci dan lepaskan serta ulir tali pundak dengan jari dan ibu jari untuk menekan pengencang tali pundak keatas.



Selanjutnya lepas dan turunkan perangkat silinder kemudian taruhlah diantai dengan posisi terlentang.



3.4 Flowchart



MULAI



Mengambil peralatan SCBA pada tempatnya



Menggunakan SCBA



Menghubungkan ikat pinggang



Mengalungkan facemask



Memasang lug demand dengan facemask



Membuka cylinder valve dan mengecek tekanan



Menggerakan tali facemask



Membuka facemask



Menutup LDV dan cylinder valve



Meletakkan kembali SCBA ke tempat semula



SELESAI



BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1



Analisa Pada praktikum penggunaan SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) kali ini, SCBA yang digunakan berjenis rescue unit dengan kapasitas cylinder berkisar 6 kg. Dalam penggunaannya terdapat 2 metode yang dapat digunakan, yaitu metode ransel dan metode overhead. Pemilihan penggunaan metode ini tergantung pada kenyamanan masing-masing pengguna yang diharapkan mampu digunakan dalam waktu singkat dan tepat sesuai dengan prosedur. Sebelum mulai melakukan praktikum ini, dilakukan pemberian informasi mengenai prosedur kerja terlebih dahulu. Pemberian informasi ini disampaikan secara langsung oleh dosen pembimbing mata kuliah SPPK. Berikut adalah prosedur penggunaan SCBA dengan metode ransel yang telah dilakukan oleh praktikan: 1. Sebelum mulai digunakan, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan pengecekan pada bagian-bagian SCBA. Pastikan letak lung demand valve (LDV) dan harness tidak saling berbelit serta longgarkan safety belt dan tali pada full face mask agar mudah dikencangkan saat pemakaian. 2. Mulai menggunakan SCBA dengan metode ransel yang dapat dilihat pada Agar mudah digunakan, pakailah salah satu sisi carrying harness pada posisi berjongkok dilanjutkan mengenakan sisi lainnya saat sudah berdiri. Pada langkah kedua ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 



Pastikan regulator pada cylinder berada di bagian bawah.







Pastikan tumpuan awal saat menyelempangkan carrying harness adalah bahu terkuat.







Pada saat mengenakan carrying harness, pastikan tangan kiri tidak terlilit selang pressure gauge.



3. Mengencangkan back plate pack senyaman mungkin dengan tubuh dengan cara menarik kedua tali pada carrying harness secara bersamaan dan pastikan tangan tetap mampu menjangkau regulator pada cylinder yang berada di bawah. 4. Jika posisi tabung telah sesuai, langkah selanjutnya adalah mengaitkan safety belt di bagian pinggang 5. Menyambungkan lung demand valve (LDV) dengan full face mask. Untuk memudahkan dalam penyambungannya, full face mask dapat dikalungkan di leher



terlebih dahulu. Pastikan kedua bagian tersebut benar-benar tersambung agar udara dari cylinder dapat mengalir untuk membantu pernapasan pengguna SCBA. 6. Membuka regulator pada cylinder dan pastikan terdapat udara yang keluar di full face mask. Tekanan udara yang mengalir dapat dilihat pada pressure gauge yang berada pada sisi kiri tubuh. 7. Memasang full face mask, lalu kencangkan tali pengikatnya dan pastikan tidak ada udara dari luar yang masuk ke dalam full face mask. 8. SCBA dapat digunakan sebagaimana fungsinya. 9. Untuk melepas SCBA, mula-mula kendorkan terlebih dahulu tali pengikat pada full face mask lalu melepasnya 10. Melepas lung demand valve (LDV) yang tersambung dengan full face mask lalu menutup regulator pada cylinder. 11. Melepas safety belt serta melonggarkan carrying harness untuk memudahkan melepas SCBA. 12. Melepas SCBA dan meletakkan kembali seperti semula



4.2



Pembahasan Menurut video praktikum penggunaan SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) dengan menggunakan metode ransel yang telah dilampirkan oleh praktikan terdapat kesalahan, yaitu tidak dilakukannya pengecekan terlebih dahulu sebelum menggunakan SCBA sehingga pada saat pemakaian, safety belt dan tali pada full face mask dalam kondisi sempit. Hal tersebut dapat memperlambat pemasangan SCBA karena seharusnya saat digunakan safety belt dan tali pada full face mask hanya perlu dikencangkan saja tanpa harus dilonggarkan terlebih dahulu. Selain itu terdapat beberapa resiko bahaya yang ditimbulkan dalam praktikum kali ini, yaitu: 1. Sakit



pada



bagian



bahu



apabila



tumpuan



awal



yang



digunakan



untuk



menyelempangkan carrying harness bukan bahu terkuat. 2. Terjatuh ketika transisi dari posisi jongkok menjadi berdiri dikarenakan tidak kuat menahan beban SCBA. 3. Kehabisan udara dikarenakan lupa membuka regulator pada cylinder. 4. Tangan terbelit jalur selang lung demand valve (LDV) dan pressure gauge. 5. Terbentur cylinder apabila pada saat mengencangkan back plate pack dengan cara menarik kedua tali pada carrying harness secara bersamaan terlalu kuat.



6. Terhirup gas beracun dikarenakan lung demand valve (LDV) dengan full face mask tidak benar-benar tersambung atau pada saat pemakaian full face mask tidak mengencangkan tali pengikatnya.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1



Kesimpulan Berdasarkan praktikum penggunaan SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Jenis SCBA rescue unit dapat digunakan secara optimal sekitar 30 menit. 2. Terdapat 2 metode dalam penggunaan SCBA, yaitu: metode ransel dan metode overhead. Pemilihan penggunaan metode ini tergantung pada kenyamanan masingmasing pengguna yang diharapkan mampu digunakan dalam waktu singkat dan tepat sesuai dengan prosedur. 3. Dalam penggunaan SCBA dengan metode ransel terdapat beberapa resiko bahaya, yaitu: kesalahan pemilihan tumpuan awal saat pemakaian carrying harness, terjatuh ketika transisi dari posisi jongkok menjadi berdiri, lupa membuka regulator pada cylinder, terbelit jalur selang lung demand valve (LDV) dan pressure gauge, terbentur cylinder, dan terhirup gas beracun. 4. Hal yang harus diperhatikan pada saat penggunaan SCBA adalah waktu pemakaiannya. SCBA harus digunakan dalam waktu yang singkat dan sesuai prosedur yang benar.



5.2



Saran



Adapun saran yang dapat diberikan selama melakukan praktikum ini adalah: 1. Cylinder pada SCBA seharusnya dalam kondisi terisi oksigen, agar para praktikan dapat melakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja yang benar. 2. Tetap berhati-hati agar terhindar dari resiko bahaya.



DAFTAR PUSTAKA Fachruddin, Fuad. 2015. SCBA (Self Contained Breathing Apparatus). http://jurnalk3lh.web.id/2015/06/08/scba-self-contain-breathing-apparatus/ (diakses pada tanggal 12 April 2018) Handoko, Lukman. 2013. Modul Praktikum: Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran. Surabaya: PPNS. Rifky, Andy. 2017. Cara Menggunakan SCBA Breathing Apparatus. http://jualalatsafety.net/index.php/en/artikel/alat-safety/item/82-kegunaan-breathingapparatus