Laporan Save The Children [PDF]

  • Author / Uploaded
  • aulya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS FILANTROPI ISLAM LAPORAN KUNJUNGAN SAVE THE CHILDREN INDONESIA Disusun untuk memenuhi nilai UAS Mata Kuliah Pelayanan Kesehatan Berbasis Filantropi Islam Dosen Pengampu



: Fase Badriah, S.K.M., M.Kes., Ph.D



Disusun oleh : Nada Karisma Oktavia



11161010000002



Vellia Wulan S



11161010000006



Sundari Tri Lestari



11161010000026



Aulya Devira Yolanda



11161010000034



Muhammad Habib A



11161010000045



Mualimmatul Hidayah



11161010000063



Risma Destiana



11161010000074



An Nisaa’ Istiqomah



11161010000103



PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2019



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan nikmat yang telah diberikan sehingga laporan kunjungan lapangan ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Sholawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kami nabi besar Muhammad SAW yang menjadi teladan bagi kita semua. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kunjungan lapangan ini kepada: 1.



Dr. Zilhadia., M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta



2.



Catur Rosidati.,M.KM selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.



3.



Fase Badriah, S.K.M., M.Kes., Ph.D selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan kunjungan lapangan ini..



Demikianlah rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak. Dalam penulisan laporan kunjungan lapangan ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membangun. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh.



Tangerang Selatan, 10 Januari 2020



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii A.



Profil Save The Children Indonesia .................................................................................................. 4



B.



Sejarah Dan Struktur Organisasi ...................................................................................................... 5



C.



Program Kerja Umum........................................................................................................................ 6 1.



Child Protection ................................................................................................................................ 6



2.



Education .......................................................................................................................................... 7



3.



Child Poverty .................................................................................................................................... 9



4.



Humanitarian Response .................................................................................................................. 10



5.



Child Rights Governance ................................................................................................................ 11 Program Pelayanan Kesehatan........................................................................................................ 12



D. 1)



We See Equal Project...................................................................................................................... 12



4)



Bisa Project ..................................................................................................................................... 16



E.



Sumber Pembiayaan Save the Children .......................................................................................... 17



F.



Sistem Monitoring Dan Evaluasi ..................................................................................................... 19



G. Pembahasan ....................................................................................................................................... 21 H. Simpulan Dan Saran ......................................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 24



A. Profil Save The Children Indonesia Save the Children adalah organisasi anak independen terkemuka di dunia berkantor pusat di Inggris. Save the Children beroperasi di sekitar 120 negara termasuk Indonesia. Save the Children menyelamatkan nyawa anak-anak; memperjuangkan hak mereka; dan membantu mengembangkan potensi mereka. Visi Save the Children adalah menciptakan sebuah dunia di mana setiap anak mendapatkan pemenuhan hak atas kelangsungan hidup, perlindungan, pengembangan dan partisipasi. Misi Save the Children adalah menginspirasi lahirnya terobosan baru tentang bagaimana dunia seharusnya memperlakukan anak-anak dan untuk mencapai perubahanperubahan yang langsung dan berkesinambungan dalam kehidupan mereka. Di seluruh program kegiatan, Save the Children menerapkan nilai-nilai inti berikut: 1) Akuntabilitas: Save the Children berkomitmen untuk secara efektif menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang nyata, akuntabel terhadap karyawan, organisasi dan di atas semuanya- untuk anak-anak sendiri. 2) Ambisi: Save the Children mendorong diri organisasi dan mitra organisasi untuk menentukan tujuan ambisius dan berkomitmen untuk memperbaiki kehidupan anak-anak. 3) Kolaborasi: Save the Children menghormati dan menghargai satu sama lain keberagaman organisasi akan memperkuat kinerja organisasi. Save the Children juga bekerja sama dengan organisasi lain untuk meningkatkan kapasitas organisasi untuk membela kepentingan anak-anak dan remaja. 4) Kreatifitas: Save the Children terbuka untuk ide-ide baru, menyambut perubahan dan menerima tantangan untuk solusi berkelanjutan dengan dan untuk anak-anak dan remaja. 5) Integritas: Save the Children menetapkan standar tertinggi kejujuran dan integritas, untuk tidak pernah kompromi dalam reputasi organisasi serta selalu bertindak untuk kepentingan terbaik dari anak-anak dan remaja. Save the Children memiliki slogan yang selama ini digunakan dan menjadi penyemangat dalam terus melakukan kebaikan yaitu “Whatever It Takes”.



B. Sejarah Dan Struktur Organisasi Save the Children didirikan tahun 1919 sebagai respon kemanusiaan setelah Perang Dunia I, di mana pendiri organisasi, Eglantyne Jebb, diberi mandat untuk mengkonsolidasikan sebuah tim lintas ilmu untuk bekerja atas nama anak-anak yang terkena dampak konflik. Karena hal inilah, Save the Children ahli dalam respon kemanusiaan, memfokuskan perhatian kita pada kebutuhan khusus anak-anak. Pada tahun 1923, Save the Children membantu mengubah pandangan dunia terhadap anak-anak dengan menuliskan Deklarasi Hak Anak untuk pertama kalinya. Ini kemudian diadopsi oleh PBB dan menjadi hukum internasional pada tahun 1990 – dikenal sebagai Konvensi PBB tentang Hak Anak / United Nations Convention on the Rights of the Child (UNCRC). Visi tentang hak anak telah menjadi bagian dari hukum di hampir setiap negara, termasuk Indonesia dalam melindungi jutaan anak di dunia. Save the Children masuk ke Indonesia pada tahun 1976, pada operasi di provinsi aceh dan terlu berlanjut pada tsunami di aceh pada tahun 2004, dan berlanjut hingga sekarang, dengan melakukan kegiatan pengembangan kesehatan dan edukasi, serta membantu bencana bencana yang ada di Indonesia.



Struktur organisasi



C. Program Kerja Umum 1. Child Protection Save the children berkomitmen dalam melindungi anak-anak dari pelecehan, penelantaran, eksploitasi, dan kekerasan. Program-program kami berfokus pada anakanak yang paling rentan sambal bertujuan untuk keselamatan dan kesejahteraan semua anak. Bekerja dengan pemerintah, organisasi internasional, dan mitra masyarakat setempat. 



Families first project Di Indonesia setengah juta anak tumbuh di panti asuhan atau lembaga-lembaga, dengan proporsi tertinggi dari negara manapun di dunia. Pada tahun 2007 save the children melakukan survey mendalam tentang anak-anak yang bertempat tinggal di panti asuhan atau lembaga-lembaga tertentu, hasil survey mengungkapkan hampir 90% dari anak-anak ini memiliki setidaknya satu orangtua yang masih hidup dan sekitar 50% memiliki keduanya. Program save the children’s yaitu Families First bekerja untuk mengembalikan anak-anak ke keluarga dan komunitas. Program ini memperkuat sistem di Indonesia untuk mengubah cara anak-anak dilindungi di rumah dan di suatu lembaga. Bekerja sama dengan pemerinta Indonesia, save the children membantu mereformasi sistem kesejahteraan anak dan mengalihkan fokus dari lembaga kearah perawatan berbasis keluarga dan masyarkat untuk anak-anak.



Target anak-anak yang menerima manfaat dalam proyek ini sebanyak 27.666 anak dan 11.129 orang dewasa. Selain itu, 671 anak dengan disabilitas dan 227 orang dewasa dengan disabilitas. Families first project dilakukan selama 4 tahun dengan lokasi berada di dua daerah yaitu Sulawesi Selatan (Makassar) dan Jawa Timur (Malang), donator pada proyek ini adalah Departement of Foreign and Affairs Trade (DFAT) of Australia 



Coaching For Life Project Pada tahun 2014, Komisi Nasional Perlindungan Anak melaporkan bahwa 4 dari 5 anak berusia 2 hingga 15 tahun di Jakarta Utara mengalami tekanan emosional, yang berpotensi mendorong mereka untuk bereksperimen dengan



perilaku berbahaya dan berisiko seperti narkoba dan penyalahgunaan zat lain dari usia dini.



Melalui Proyek ini, save the children menggunakan olahraga sepakbola untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan emosional anak-anak berusia 12 hingga 18 tahun, serta meningkatkan kemampuan anak laki-laki dan perempuan untuk bertindak sendiri dan mempengaruhi dalam hal pengambilan keputusan. 



Refuge Project Melalui proyek ini save the children melakukan pengembangan strategi perlindungan anak yang komperhensif. Strategi yang dilakukan pada kegiatan ini yaitu prosedur ramah anak, komunikasi dengan anak-anak, penilaian perlindungan



anak,



penentuan



kepentingan



pada



anak,



pemantauan



perlindungan, langkah-langkah perlindungan sementara melalui bantuan, dll. 



Keluarga Project Pada kegiatan ini save the children membantu perkembangan anak-anak di lingkungan yang aman untuk perawatan berbasis keluarga. Melindungi anakanak dari pemilihan, kekerasan, eksploitasi termasuk perpisahan keluarga, sehingga semua anak terutama anak-anak yang terpinggirkan dapat mendapatkan perawatan berbasis keluarga yang layak dari orang tua atau engasuh utama mereka.







Bright Project (Bring and Give Hope Outside of Trash) Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan harapan kepada masyarakat diluar dari sampah, target yang telah dicapai pada kegiatan ini yaitu, orangtua yang bekerja sebagai pemulung sebanyak 500 rumah tangga, anak muda umur 15-18 tahun sebanyak 150, dan anak-anak dibawah 15 tahun sebanyak 1000 anak. Kegiatan yang dilakukan yaitu membangun sekolah, kapasitas manajemen keuangan keluaraga, serta melakukan pelatihan untuk anak muda yaitu mengenai bisnis.



2. Education Pendidikan di jalan yang diikuti anak-anak untuk mencapai potensinya. Namun banyak anak yang membutuhkan tidak mendapatkan pendidikan yang



berkualitas di mana mereka dapat berkembang. Save the children fokus pada peningkatan akses untuk anak-anak yang kekurangan, khususnya anak-anak cacat, dan peningkatan kualitas pendidikan inklusif. Save the children juga mendukung program pendidikan untuk anak-anak disekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak untuk belajar dan hasil pembelajaran yang relevan. 



School For Change Pada kegiatan ini melindungi anak-anak untuk mendapatkan sekolah atau pembelajaran yang baik. Kegiatan ini fokus pada anak yang berumur 6-12 tahun yang berada di wilayah rendah pendidikan yaitu kegiatan ini dilakukan di daerah Kupang. Save the children bekerjasama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan bersama dengan guru dan orangtua untuk meningkatkan pendidikan kepada anak.







Ceria Project Melalui, kegiatan ini difokuskan dalam mendukung sekolah untuk menjadi lebih bersahabat terhadap anak-anak. Tujuan dari program ini yaitu memastikan anak-anak di daerah yang ditargetkan dapat menjangkau pendidikan kepada anak-anak tersebut.







Digital Project Kegiatan ini save the children meningkatkan kualitas edukasi dengan penguatan kapasitas di sekolah dasar, guru-guru, dan pengawas sekolah, dalam memanfaatakan secara efektif pendekatan dan startegi informasi dan teknologi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar, manajemen sekolah, dan pengawasan sekolah.\







Bermain (a Bahasa Word meaning ‘play’ in English) Project Kegiatan ini akan memastikan anak-anak dengan umur 3-6 tahun, dengan kegiatan memiliki permulaan yang baik, meskipun daam pengaturan sumberdaya yang rendah







Membaca ( Making Early Education Matter Through Books and Community Action) Project



Kegiatan ini bertujuan untuk mencapai 3 hasil utama. Pertama meningkatkan kemampuan membaca dikalangan siswa kelas awal, Kedua meningkatkan kualitas lingkungan belajar di sekolah yang ditargetkan, dan yang ketiga peningkatan keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah mendukung peningkatan sekolah 



Transisi Project Kegiatan ini meningkatkan kesehatan, keselamatan, dan hasil pembelajaran anak-anak, dan meningkatkan akses mereka ke perawatan dan pengembangan anak usia dini yang berkualitas di Provinsi NTB







Sponsorship Project Kegiatan ini merupakan inisiatif dari save the children yang memiliki lima prioritas program ini, yaitu perawtan dan pengembangan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Kesehatan dan Nutrisi Sekolah, Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan pengembangan remaja.



3. Child Poverty Child poverty merupakan sebuah program yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anak - anak dan keluarganya. Program ini berfokus pada peningkatan praktik pertanian serta keuangan keluarga yang membutuhkan. Dalam program ini para pemuda akan diajarkan membangun keterampilan, jaringan atau hubungan kerja dan harga diri agar pemuda tersebut mampu mendapatkan mata pencaharian yang lebih baik. Program child poverty terdiri dari dua kegiatan, yaitu Skills to succeed project dan Cocoa life project. 



Skills to succeed project Kegiatan ini ditujukan bagi anak – anak yang putus sekolah dan tidak sekolah yang tinggal di daerah perkotaan. Anak – anak tersebut akan dilatih untuk meningkatkan keterampilan bekerja melalui magang, bimbingan, dan dukungan hubungan kerja.







Cocoa life project Kegiatan ini merupakan upaya pembuatan komunitas kokoa yang berkembang serta menciptakn masa depan bagi masyarakat. Kegiatan berfokus pada tiga



pilar, yaitu 1) pengembangan masyarakat, mata pencaharian dan pemuda; 2) pengurangan pekerja anak; 3) adaptasi terhadap perubahan iklim. 4. Humanitarian Response Humanitarian Response merupakan sebuah program yang bertujuan untuk melindungi anak – anak ketika dan setelah bencana terjadi. Perlindungan ini dilakukan melalui ketentuan – ketentuan perlindungan anak, edukasi, dan pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat. Program ini dibuat memngingat bahwa anak – anak sangat rentan terkena dampak dari terjadinya bencana atau krisis. Program ini telah membantu anak – anak di Indonesia pada saat bencana terjadi, diantaranya yaitu pada gempa Lombok pada bulan juli dan agustus 2018, gempa dan tsunami Sulawesi pada bulan September 2018, serta tsunami selat sunda pada 22 desember 2018. Adapun kegiatan utama dalam program ini yaitu terdiri dari school-based disaster risk reduction project, google for disaster resilent cities and communities project, dan sinergi project. 



School-based disaster risk reduction project Kegiatan ini mendukung pemerintah serta masyarakat untuk memastikan bahwa kebutuhan anak – anak terpenuhi dalam keadaan darurat. Kegiatan yang dilakukan melalui pendekatan sekolah ini menekankan adanya perluasan peran anak – anak sebagai agen perubah bagi teman serta keluarganya, hal ini dimaksudkan untuk membangun kesiapan yang lebih baik.







Google for disaster resilent cities and communities project Kegiatan in bertujuan untuk mendidik dan memberdayakan 560.000 orang di atas satu tahun (30% diantaranya anak – anak) untuk persiapan lebih baik dalam keadaan darurat di daerah Jawa Barat, yaitu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sering terkena dampak dari bencana. Daerah ini nantinya akan dijadikan sebagai provinsi percontohan dalam kesiapan dan kesadaran saat keadaan darurat.







Sinergi project



Kegiatan ini merupakan hasil dari kolaborasi antara Save The Children dengan WVI (Wahana Visi Indonesia), CARE dan CRS. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dalam mengelola risiko dan dampak bencana. Melalui CSS (Comprehensive Safe School) akan dilakukan pendidikan awal, pengembangan kebijakan lokal, perumusan pedoman dan pendidikan serta perlindungan anak pada sistem darurat.



Kegiatan ini akan melibatkan para pemangku kebijakan dan pembuat keputusan untuk mengembangkan pedoman serta proses terintegrasi dalam sebuah sistem di tingkat sekolah di Jakarta dan Bogor.



Kegiatan ini mendukung penerapan kebijakan serta perluasan pengembangan (Early Child Care Develpoment atau ECCD) dan perlindungan anak melalui kemitraan dengan Dinas Pendidikan dan BPBD di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan sekolah. 5. Child Rights Governance Child rights governance merupakan program yang berfokus memastikan pemenuhan hak – hak anak melalui kebijakan dan komitmen dari semua sektor (pemerintah, industri dan masyarakat). Program ini juga berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan pemenuhan dari prinsip – prinsip bisnis dunia dan hak – hak anak di sektor korporasi. Tujuan utama dari program ini yaitu : 1. Semua negara memenuhi kewajibannya berdasarkan Konvensi PBB terkait UNRC dan instrument internasional lainnya untuk memantau dan menerapkan hak – hak anak. 2. Masyarakat sipil yang kuat, termasuk anak – anak, memegang negara dan komunitas internasional demi mempertanggungjawabkan hak – hak anak. Tujuan khusus dari program ini yaitu : 1. Memperkuat institusi dan mekanisme negara untuk melakukan implementasi dan monitoring hak – hak anak



2. Meningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat sipil dan anak – anak untuk mempromosikan hak – hak anak dan meminta pertanggungjawaban pihak berwenang. Beberapa kegiatan intervensi yang telah dilakukan di Indonesia diantaranya yaitu melakukan konsultasi “Listening to Children’s Voice” yang bekerjasama dengan YPII (Yayasan Plan International Indonesia) dan WVI pada November 2018 di Kota Palu. Konsultasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami kebutuhan yang paling penting serta masalah melalui perspektif anak – anak, hal ini nantinya dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya terkait manajemen bencana. D. Program Pelayanan Kesehatan 1) We See Equal Project Di Indonesia, sebagian besar norma gender menyatakan bahwa perempuan kurang memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan, membatasi akses ke sumber daya dan memikul beban sebagian besar pekerjaan rumah tangga, baik di rumah maupun di tempat kerja. Situasi ini menjadi faktor penentu utama yang mendasari hasil kesehatan reproduksi (karena kurangnya sarana keuangan, kurangnya pendidikan, kurangnya kekuatan pengambilan keputusan perempuan dan anak perempuan dalam keluarga). Fakta menunjukkan bahwa tingginya jumlah remaja perempuan, usia 13-15 tahun, yang tinggal di Jawa Barat menderita kekurangan gizi dan 42% dari kelompok ini menderita anemia. Selain itu, tingkat kematian ibu dan bayi baru lahir di Jawa Barat tinggi dan jumlah bayi yang lahir dengan tingkat kelahiran rendah meningkat. Situasi ini juga mengarah pada persentase putus sekolah paling tinggi (40%), dengan jumlah anak perempuan melebihi jumlah anak laki-laki di Jawa Barat. Faktor-faktor utama yang berkontribusi termasuk tekanan ekonomi, pekerja anak, dan pernikahan anak, dengan perkawinan anak menjadi penyebab sekaligus konsekuensi dari angka putus sekolah. Melalui We See Equal Project, Save The Children akan mempromosikan kesetaraan gender di kalangan remaja perempuan dan laki-laki sehubungan dengan



kesehatan, pendidikan, dan peluang-peluang lainnya dan membahas norma-norma sosial negatif karena stereotip gender negatif. Proyek ini akan diintegrasikan ke dalam Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang ada untuk memperkuat kebijakan yang menghubungkan sektor kesehatan dan pendidikan, memastikan bahwa anak-anak sehat di sekolah dan belajar untuk menjadi sehat. Target penerima manfaat dalam proyek ini yaitu 10.000 anak-anak langsung dijangkau, 360 guru langsung dijangkau, 1.200 pendidik sebaya langsung dijangkau, dan 40.000 orang tua dan anggota masyarakat secara tidak langsung mencapai. Lokasi proyek ini di Jawa Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, proyek ini dilakukan selama 2 tahun (2018-2020), dan proyek ini didukung oleh P&G. Hal yang membuat proyek ini berbeda dengan yang lainnya yaitu adanya peningkatan ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan dan kebersihan berbasis sekolah dan peningkatan fasilitas kesehatan, peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa, guru, dan orang tua yang terkait dengan kesetaraan gender dengan fokus khusus pada praktik kesehatan dan kebersihan, kesehatan reproduksi seksual remaja, pengasuhan anak bebas kekerasan, perencanaan masa depan yang adil bagi anak perempuan dan anak laki-laki, dan pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung layanan sensitif gender untuk remaja di sekolah dan di masyarakat dalam kerangka program sekolah yang 'aman dan sehat'. Save The Children membawa perubahan untuk anak-anak melalui memperkuat kapasitas Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendeteksi tanda-tanda kekerasan berbasis gender dan merujuk / melaporkan kasus ke mekanisme perlindungan anak setempat, pendidik sebaya mampu membuat anak perempuan dan laki-laki remaja peka terhada



p masalah gender, kesehatan, dan perlindungan, memperbaiki sikap dan



dasar kesetaraan gender yang adil bagi anak perempuan dan laki-laki, dan meliputi pemerintah pusat dan daerah dan semua sistem pendidikan untuk mendukung pembentukan program sekolah yang 'aman dan sehat' berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di sekolah. 2) Selamat Project



Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian anak-anak dan remaja berusia 5-29 tahun secara global. Sejumlah 70-71 orang terbunuh setiap hari karena kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Anak-anak dan dewasa muda berusia 5-29 tahun adalah yang paling rentan terhadap kecelakaan di jalan, dan itu adalah salah satu penyebab utama kematian di antara mereka di Indonesia. Proyek SELAMAT (Sosialisasi dan Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas), bertujuan untuk mengurangi jumlah kematian dan cedera lalu lintas di antara anakanak dan remaja dengan meningkatkan keselamatan siswa melalui peningkatan infrastruktur, pengetahuan keselamatan jalan, dan praktik-praktik di wilayah metropolitan Provinsi DKI Jakarta. Proyek ini mendekati masalah keselamatan jalan sebagai masalah kesehatan masyarakat dan perlindungan anak, dan juga hambatan bagi anak-anak untuk mendapatkan hak mereka untuk bertahan hidup. Target penerima manfaat dalam proyek ini yaitu 5.000 siswa di 10 sekolah dasar dan 10 sekolah menengah, 60 guru sekolah dan 20 kepala sekolah, 10.000 orang tua dan 3.000 anggota masyarakat, dan 50 staf pemerintah. Lokasi proyek ini di DKI Jakarta, Jakarta Timur dan Jakarta Utara, proyek ini dilakukan selama 4 Tahun (20182022), dan proyek ini didukung oleh SOMPO Holdings. Hal yang membuat proyek ini berbeda dengan yang lainnya yaitu peningkatan pengetahuan dan praktik keselamatan jalan di kalangan guru, orang tua, siswa, dan pemangku kepentingan di DKI Jakarta, peningkatan kapasitas di antara para pemangku kepentingan pendidikan dan manajemen bencana utama untuk secara efektif merencanakan dan memfasilitasi program keselamatan jalan di lingkungan sekolah, dan penguatan kebijakan keselamatan jalan dan implementasi rencana aksi terutama yang terkait dengan inisiatif kota ramah anak. Save The Children membawa perubahan untuk anak-anak melalui melakukan penelitian komprehensif tentang keselamatan jalan di daerah target dan berbagi hasilnya dengan pemangku kepentingan utama untuk meningkatkan kesadaran tentang keselamatan jalan, bekerja sama dengan kepolisian dan departemen transportasi, mendukung pendirian dan kegiatan bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang peraturan dan praktik lalu lintas, kembangkan dan dukung kelompok kerja keselamatan jalan di tingkat kabupaten, yang meliputi siswa, pendidik, pejabat



pemerintah, sektor swasta, dan fasilitasi rencana peningkatan infrastruktur untuk mendapatkan dukungan dari pemangku kepentingan pemerintah terkait, dan advokasi pemerintah daerah untuk perbaikan kebijakan dan alokasi sumber daya untuk keselamatan jalan terutama terkait dengan sekolah. 3) Childhood Pneumonia Project Hampir 500.000 anak balita di Indonesia menderita pneumonia. Pneumonia merenggut nyawa hampir 1 Juta anak balita di dunia setiap tahun. Proyek Pneumonia Anak, Save The Children secara khusus terlibat dalam advokasi kesehatan anak, terutama dalam mengendalikan pneumonia pada anak-anak balita. Ada beberapa program dan kebijakan yang harus memungkinkan Indonesia memastikan hak anakanak untuk bertahan hidup dan merayakan ulang tahun kelima mereka. Kami menyebutnya dengan pendekatan mencegah, melindungi, dan mengobati. Pertama, melindungi, meningkatkan permintaan untuk membangun dan mempromosikan praktik kesehatan termasuk program Pemberian Makanan Bayi dan Anak Muda yang menekankan komunikasi antar pribadi kepada ibu dan keluarga. Kedua, mencegah, misalnya Pencapaian Imunisasi Anak Universal, suplemen vitamin A, Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH), dan pengenalan Vaksin Konjugat Pneumatik (PCV) secara bertahap dalam tiga tahun ke depan. Ketiga, mengobati , mis. Manajemen Terpadu Penyakit Anak (IMNCI) termasuk pelatih bersertifikat dan ICATT, dan Asuransi Kesehatan Nasional (JKN). Target penerima manfaat dalam proyek ini yaitu Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, Pemerintah Kabupaten Bandung, Kementerian Kesehatan Indonesia, dan LSM atau OMS lain yang terkait dengan masalah ini. Lokasi proyek ini di Sumba Barat Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Bandung Jawa Barat, proyek ini dilakukan selama 3 Tahun (2018-2020), dan proyek ini didukung oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates. Hal yang membuat proyek ini berbeda dengan yang lainnya yaitu peningkatan sumber daya untuk penguatan sistem kesehatan dengan mekanisme akuntabilitas yang mapan untuk memberikan kesehatan, nutrisi, dan pneumonia, memperkuat kabupaten dalam mempraktikkan kebijakan nasional tentang pencegahan, perlindungan, dan perawatan dengan fokus khusus pada peningkatan akses ke layanan kesehatan di



daerah yang sulit dijangkau, dan memperkuat kemitraan dengan lembaga nonpemerintah untuk mendukung Departemen Kesehatan dalam mengamankan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan program kesehatan anak di tingkat nasional pada tahun 2020. Save The Children membawa perubahan untuk anak-anak melalui meningkatnya kekhawatiran semua pihak bahwa pneumonia anak adalah penyebab kematian balita kedua tertinggi di Indonesia, lindungi dan jaga kesehatan anak-anak dengan mempraktikkan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan dan menyediakan makanan bergizi, mendorong orang tua untuk melengkapi anak-anak mereka dengan program imunisasi primer dan mempraktikkan kebersihan dan sanitasi yang baik setiap hari serta menjaga kebersihan di rumah, manajemen kasus yang lebih baik, termasuk pendaftaran yang layak dan terorganisir, perubahan perilaku dalam mengakses layanan kesehatan, dan memastikan akses ke layanan kesehatan universal, dan membangun kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan pemerintah serta pihak swasta dalam menyuarakan pentingnya penanggulangan pneumonia anak-anak. 4) Bisa Project Hampir 9 Juta anak balita di Indonesia mengalami stunting. Anak-anak di bawah lima tahun 42,6% di Nusa Tenggara Timur mengalami stunting, jumlah tersebut merupakan tingkat prevalensi tertinggi di Indonesia. Proyek BISA (Investasi yang Lebih Baik untuk Pengurangan Stunting) adalah program gizi-spesifik dan giziterpadu yang dirancang bersama oleh Save the Children dan Nutrition International. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi stunting dengan meningkatkan status gizi anak perempuan remaja, wanita usia reproduksi, dan anak-anak di bawah usia dua tahun di dua provinsi, Nusa Tenggara Timur (43% stunting) dan Jawa Barat (31% stunting). Indonesia memiliki tingkat stunting yang terus-menerus tinggi dan berada di antara lima negara teratas secara global untuk tingkat kekurangan gizi, meskipun merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Proyek BISA mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk pengurangan stunting, yang telah menetapkan target prevalensi 22% pada tahun 2022 (saat ini 31%). Target penerima manfaat proyek ini yaitu anak di bawah dua, remaja pengasuh anak balita, wanita hamil dan menyusui, kader posyandu, dan pengasuh pria. Lokasi



proyek ini di Bandung Barat, Bandung, Cianjur, Kuningan, Sumedang, Tasikmalaya dan Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang, Kupang, Manggarai, Manggarai Timur, Sumba Timur, Sumba Barat, proyek ini dilakukan selama 5 Tahun (April 2019 - Maret 2024), dan proyek ini didukung oleh Unilever & Urusan Global Kanada. Hal yang membuat proyek ini berbeda dengan yang lainnya yaitu perbaikan nutrisi ibu, bayi, dan anak kecil (MIYCN) dan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) remaja, wanita hamil dan menyusui (PLW), dan pengasuh anak di bawah dua (CU2), peningkatan akses ke asam folat besi untuk wanita hamil, asam folat besi mingguan untuk anak perempuan remaja, suplemen vitamin A, seng, dan garam rehidrasi oral untuk anak-anak di bawah pemberian, dan konseling MIYCN untuk PLW dan pengasuh CU2, dan penggunaan dana, kebijakan dan peraturan tambahan, yang lebih efisien dan efektif serta sumber daya manusia di tingkat provinsi, kabupaten, dan desa untuk mencegah stunting. Save The Children membawa perubahan untuk anak-anak melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi wanita hamil dan menyusui, gadis remaja hamil dan menyusui, dan pengasuh anak di bawah dua tahun untuk mempraktikkan perilaku gizi ibu, bayi, dan anak kecil yang direkomendasikan (MIYCN), perbaikan praktik lingkungan dan Air, Sanitasi, dan Kebersihan rumah tangga (WASH) untuk anak di bawah dua tahun, peningkatan kualitas layanan gizi dan konseling gizi ibu, bayi, dan anak kecil (MIYCN) oleh staf Puskesmas, penyedia swasta, dan kader Posyandu, peningkatan dimasukkannya tujuan kesehatan dan gizi yang terhambat terkait stunting dalam rencana desa, anggaran, dan mekanisme tata kelola, dan peningkatan pengembangan dan penegakan peraturan terkait gizi dan kesehatan (contoh : Untuk menyusui dan MNCH) di tingkat Kabupaten. E. Sumber Pembiayaan Save the Children Pada November 2014, Yayasan Sayangi Tunas Cilik meluncurkan yang pertama program penggalangan dana individu di Jakarta. Strategi awal adalah untuk merekrut individu donor dan meningkatkan pendapatan tanpa batas dengan penggalangan dana tatap muka.



Yayasan Sayangi Tunas Cilik juga melakukan diversifikasi program dengan meluncurkan tele-fundrasing dan penggalangan dana digital. Pada akhir 2017, kami berhasil mengumpulkan Rp13,05 miliar penghasilan tidak terbatas dan mempertahankan 17.182 donor aktif kontribusi dukungan keuangan setiap bulan. Pada pertengahan 2017, Yayasan Sayangi Tunas Cilik meluncurkan perlindungan anak dan kemiskinan anak proyek. Proyek ini sepenuhnya didanai oleh pendapatan tidak terbatas didukung oleh donor perorangan yang telah yayasan capai selama bertahun-tahun. Proyek ini berfokus pada anak-anak yang paling miskin yang tinggal di limbah informal untuk memastikan mereka memiliki akses ke perlindungan sosial layanan dan skema di Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk meningkatkan pendapatan pada 2018, penggalangan dana akan berkembang penggalangan dana tatap muka ke lima kota lainnya di Indonesia, diperkuat strategi penggalangan dana dan mengatur penggalangan dana digital sebagai hal yang besar peluang pasar. Penting juga untuk mewujudkan strategi itu lebih menarik untuk mempertahankan donor yang berkualitas. Pada 2017, Yayasan Sayangi Tunas Cilik juga bermitra dengan lokal dan multinasional perusahaan seperti Glaxo Smith-Kline, Johnson dan Johnson, Mastercard, Reckitt Benckiser, dan Go-Jek. Kemitraan memungkinkan kami untuk bergabung dengan upaya yayasan dengan perusahaan untuk mendukung masa depan Anak-anak indonesia Hasil Penggalangan Dana Tahun 2017 adalah tahun ketiga dari kegiatan penggalangan dana yayasan STC di Jakarta. Setelah Proses pengaturan dan beberapa tes pada tahun 2015, hasil kegiatan penggalangan dana meningkat setiap tahun, dalam hal donatur aktif dan pendapatan penggalangan dana. Donatur Aktif



DONATUR AKTIF YAYASAN SAVE THE CHILDREN INDONESIA 20000 18000



17182



16000



Donatur



14000 12000 10000



9447



8000 6000 4000 2000



2789



0 2015



2016



2017



Tahun



Penghasilan Penggalangan Dana (Dalam Rupiah)



hasil penggalangan dana (dalam rupiah)



PENGHASILAN PENGGALANGAN DANA YAYASAN SAVE THE CHILDREN INDONESIA 14 13.05 12 10 8 6



5.69



4 2 1.15 0 2015



2016



2017



Tahun



F. Sistem Monitoring Dan Evaluasi Save The Children sendiri memiliki nama untuk bagian monitoring dan evaluasi, yang dinamakan MEAL (Monitoring, Evaluation, Accountability & Learning). Jadi dalam



Monitoring Evaluasi ini tidak hanya mengawasi dan menilai kinerja program yang sudah dijalankan namun juga mempertanggungjawabkan serta belajar dari program yang sudah dijalankan. Ada beberapa kegiatan dalam MEAL ini sendiri: Monitoring: 1. Mengumpulkan dan merekam data 2. Menganalisis kemajuan terhadap rencana MEAL dan hasil dari indikator kerangka 3. Menganalisis data untuk proyek / program multi lokasi 4. Memonitor kemajuan kegiatan proyek terhadap rencana time-frame 5. Menganalisis nilai uang dan efektivitas biaya 6. Melakukan pemantauan lapangan 7. Melakukan kunjungan lapangan berkala dan pemeriksaan tempat 8. Melakukan kegiatan benchmarking 9. Mengidentifikasi, mendokumentasikan dan merespon isu-isu Evaluasi: 1. Melakukan tinjauan jangka menengah 2. Melakukan dan mengkoordinasi dasar, menengah dan akhir evaluasi 3. Monitoring hasil dan dampak proyek / program 4. Mengkoordinasi evaluasi proyek / program eksternalekstern Pertanggungjawaban: 1. Menerapkan umpan balik dan pelaporan 2. Memastikan pemangku kebijakan dan masyarakat terlibat pada semua tahap siklus proyek / program Pembelajaran: 1. Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pembelajaran 2. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyimpan data untuk pembelajaran program lintas program



3. Mengidentifikasi, dokumen dan berbagi praktik terbaik dan pelajaran internal dan eksternal yang sesuai 4. Mengidentifikasi sumber daya eksternal yang akan memberikan kontribusi incountry pembelajaran G. Pembahasan Save The Children merupakan organisasi kemanusiaan yang berfokus pada anakanak, dengan tujuan menyelamatkan nyawa anak-anak; memperjuangkan hak anak-anak; dan membantu mengembangkan potensi anak-anak. Organisasi ini merupakan organisasi terkemuka di dunia dan berkantor pusat di Inggris. Save The Children telah didirikan sejak tahun 1919 oleh Eglantyne Jebb saat Perang Dunia I. Saat ini, Save The Children telah beroperasi di 120 negara termasuk Indonesia. Save The Children memiliki lima hal yang menjadi fokus organisasinya, yaitu health and nutrition (kesehatan dan gizi); child protection (perlindungan anak); education (pendidikan); child poverty (kemiskinan anak); humanitarian response and disaster risk reduction (respon kemanusiaan dan pengurangan risiko bencana). Pada health and nutrition (kesehatan dan gizi), Save The Children berfokus pada permasalahan stunting dan pneumonia yang terjadi pada balita. Hal ini dikarenakan dampak stunting yang dapat merugikan masa depan anak-anak, dan juga hampir 9 juta balita stunting (Kementerian Kesehatan, 2013). Dalam mengurangi angka stunting, program yang dilakukan oleh organisasi ini adalah BISA (Better Investment for Stunting Alleviation). Tujuan program ini adalah untuk mengurangi stunting dengan mengembangkan status gizi dari remaja wanita, wanita dengan usia reproduktif, dan anakanak dengan usia dua tahun di provinsi Nusa Tenggara Timur (23% stunting) dan Jawa Barat (31% stunting). Sedangkan pada pneumonia, hampir 500.000 balita menderita pneumonia (Kementerian Kesehatan, 2019). Upaya yang dilakukan dalam pengurangan pneumonia pada anak-anak adalah dengan Protect, yaitu meningkatkan kebutuhan untuk membangun dan mempromosikan praktik kesehatan termasuk program pemberian makan bayi dan anak kecil yang menekankan pada komunikasi interpersonal kepada ibu dan keluarga; Prevent, yaitu dengan peningkatan capaian suplementasi vitamin A imunisasi anak universal, air, sanitasi, dan hygiene. Serta pengenalan terhadap vaksin Pneumococcal



Conjugate Vaccine (PVC); Treatment, yaitu dengan manajemen penyakit anak terintegrasi. Selain itu, dalam fokus ini Save The Children juga mengkampanyekan mengenai pentingnya pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif guna memperkuat daya tahan tubuh anak. Pada child protection (perlindungan anak) terdapat lima program di dalamnya, di antaranya adalah families first (keluarga adalah yang pertama) yang berkontribusi dalam pemenuhan hak anak; coaching for life (pembinaan untuk kehidupan) yang mana dalam program ini Save The Children menggunakan kekuatan sepak bola dalam mengembangkan kesehatan fisik, mental dan emosional pada anak-anak berusia 12-18 tahun yang terkena dampak perang, pemerkosaan dan meningkatkan kemampuan laki-laki dan perempuan untuk bertindak dan mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka; refuge project (projek perlindungan) yang mana dikembangkan menadi strategi perlindungan anak yang komprehensif yang mengidentifikasi kesenjangan yang ada dalam cara sistematis yang ditujukan untuk kerangka kerja UNHCR Child Protection; keluarga project, yang mana bertujuan untuk membantu perkembangan anak-anak dalam lingkungan yang aman, pelayanan berbasis keluarga untuk melindungi anak-anak dari penelantaran, pemerkosaan, eksploitasi termasuk pemisahan dari keluarga; BRIGHT project (Bring and Give Hope Outside of Trash Project), yang ditujukan pada kesehatan dan kebahagiaan anak-anak dan keluarga yang bekerjasama. Pada education (pendidikan), Save The Children tidak hanya dengan melakukan edukasi terhadap anak-anak terkait literasi, namun juga dengan melakukan advokasi kepada pemerintah untuk menciptakan kebijakan untuk mengembangkan pendidikan dengan penggantian praktik kekerasan dengan praktik disiplin positif pada anak-anak. Selain itu juga pengembangan kualitas pendidikan dengan memperkuat kapasitas dari anak-anak di sekolah dasar, guru, dan supervisor sekolah. Pada child poverty (anak miskin), Save The Children membuat beberapa program untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam meraih kesuksesan dengan melatih skill dari anak-anak. Pada humanitarian response and disaster risk reduction (respon kemanusiaan dan pengurangan risiko bencana), Save The Cildren telah aktif membantu dalam kejadian-



kejadian bencana seperti gempa Lombok, tsunami Sulawesi, tsunami Selat Sunda, dan melakukan pelatihan pengurangan risiko dasar bencana di sekolah-sekolah, dan mengedukasi dan memberdayakan 560.000 orang lebih dari satu tahun, yang mana 30% di antaranya adalah anak-anak, untuk persiapan yang lebih baik saat bencana. Dalam menjalankan program-programnya, tentu organisasi ini membutuhkan dana. Pendapatan dana organisasi ini bersumber dari kerjasama (partnership), CSR perusahaan-perusahaan, tender, dan donasi. Meskipun begitu, dalam melakukan kerjasama, tender, donasi, dan penerimaan dana CSR, Save The Children tetap selektif dalam memilih donor. Hal ini dilakukan guna tidak mencederai nilai-nilai yang dijaga oleh organisasi ini. H. Simpulan Dan Saran Save the Children merupakan organisasi kemanusiaan yang berfokus kepada menyelamatkan nyawa anak-anak; memperjuangkan hak mereka; dan membantu mengembangkan potensi mereka. Save The Children memiliki lima hal yang menjadi fokus organisasinya, yaitu health and nutrition (kesehatan dan gizi); child protection (perlindungan anak); education (pendidikan); child poverty (kemiskinan anak); humanitarian response and disaster risk reduction (respon kemanusiaan dan pengurangan risiko bencana). Save the Children telah melakukan banyak upaya melalui program kerja yang bertujuan memperjuangkan kesejahteraan anak-anak di Indonesia. Dengan adanya organisasi ini maka diharapkan dapat membantu permasalahan yag ada dan juga mengembangkan anak-anak di Indonesia. Dukungan dan peran peran dari seluruh pihak juga diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan, ekonomi dan sosial pada anak-anak di Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA Sayangi Tunas Cilik. (n.d.). Sayangi Tunas Cilik | Dewan Organisasi. Sayangi Tunas Cilik. Retrieved January 9, 2020, from https://www.stc.or.id/About-us/Dewan-Organisasi



Web Sayangi Tunas Cilik. (n.d.). Sayangi Tunas Cilik | Sejarah Save The Children. Sayangi Tunas Cilik. Retrieved January 9, 2020, from https://www.stc.or.id/About-us/Our-history