Laporan Simplisia Kelompok 1 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM FARMASI PRODI DIII FARMASI POLTEKKES KEMENKES GORONTALO PEMBUATAN SIMPLISIA



DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 1 CHINTIA RAHMATIA BAKRI



754840120042



ELIN SULFIANI



754840120043



FADHLU YUDHA RAHMAN KAMARU



754840120046



MELIS MA’RUF



754840120051



NUR’AIN BUTOLO



754840120057



RIVALDO BUNTUANG



754840120067



SRI YUSPITA CANI



754840120075



PEMBIMBING : FIHRINA MOHAMAD, S.Si., M.Si



PROGRAM STUDI D3 FARMASI JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES GORONTALO TAHUN 2021



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita dapat beraktivitas sebagaimana mestinya termasuk dalam penyusunan laporan ini yang berjudul “Pembuatan Simplisia” Dalam penyusunan laporan ini ada beberapa pihak yang membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.



Gorontalo, 22 November 2021



Kelompok 1



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................................2 B. Tujuan Percobaan...........................................................................................2 C. Manfaat Percobaan.........................................................................................2 D. Prinsip Percobaan...........................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3 A. Simplisia.........................................................................................................3 B. Jenis-Jenis Simplisia......................................................................................4 C. Tahapan Pembuatan Simplisia.......................................................................5 BAB III METODE KERJA.....................................................................................6 A. Alat dan Bahan...............................................................................................6 B. Uraian Bahan..................................................................................................6 C. Cara kerja.......................................................................................................6 D. Skema Kerja...................................................................................................7 BAB IV HASIL PENGAMATAN...........................................................................10 A. Hasil Pengamatan...........................................................................................10 B. Pembahasan....................................................................................................10 BAB V PENUTUP....................................................................................................11 A. Kesimpulan ...................................................................................................11 B. Saran ..............................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................12 LAMPIRAN..............................................................................................................13



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat tradisional merupakan ramuan campuran dari bahan-bahan yang bersumber dari tumbuhan, hewan, mineral, ataupun sediaan galenik, atau campuran ramuan tersebut digunakan sebagai pengobatan secara turuntemurun didasarkan atas pengalaman. Pengobatan secara tradisional saat ini mulai mendapatkan perhatian masyarakat, dimana dipercaya bahwa obat yang berasal dari tanaman atau sering disebut sebagai obat herbal aman digunakan tanpa adanya takaran dosis yang pasti (Supriyatna dkk, 2014). Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat tradisional dan belum mengalami perubahan proses apa pun, kecuali proses pengeringan. Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan dasar obat tradisional yang bermanfaat untuk mengobati suatu penyakit tanpa menimbulkan efek samping apapun. Agar dapat bermanfaat dengan optimal simplisia harus memenuhi syarat sebagai simplisia yang aman, berkhasiat dan bermutu baik (Rukmi, 2009). Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak mengandung bahaya bagi kesehatan serta simplisia yang masih mengandung bahan aktif yang berkhasiat bagi kesehatan. Jenis simplisia sangat beragam, terutama simplisia jenis tumbuhan. Simplisia jenis tumbuhan merupakan simplisia yang diambil dari bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan seperti daun, bunga, buah, biji, rimpang, batang dan akar (Herawati dkk., 2012). Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan agar dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan simplisia yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk masyarakat.



1



B. Tujuan Percobaan Mengetahui langkah-langkah pembuatan simplisia dan perhitungan kadar air simplisia. C. Manfaat Percobaan Dapat



mengetahui



Langkah-langkah



pembuatan



simplisia



dan



perhitungan kadar air simplisia. D. Prinsip Percobaan Dikeringkan sampel bagian tanaman dengan menggunakan oven atau sinar matahari langsung hingga sampel kering dan kadar air < 10%.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat – zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni (Materi Medika Indonesia Jilid III, 1979). Parameter simplisia menurut (Farmakope Herbal Indonesia Ed I, 2008) antara lain: 1. Identitas simplisia Identitas simplisia meliputi marga (genus) atau nama jenis (species) atau petunjuk jenis dari tanaman asal, diikuti dengan bagian tanaman yang dipergunakan. Untuk nama Indonesia dari simplisia nabati, simplisia hewani atau simplisia pelican ditulis dengan menyebutkan nama daerah yang paling lazim. Jika simplisia nabati berupa tanaman, maka didahului dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan. 2. Mikroskopik Kecuali dinyatakan lain, uraian mikroskopik mencakup pengamatan terhadap penampang melintang simplisia atau bagian simplisia dan terhadap fragmen pengenal serbuk simplisia. 3. Senyawa identitas Senyawa yang berkhasiat dalam simplisia tersebut dan tidak perlu memenuhi semua persyaratan yang tertera pada monografi yang bersangkutan.



3



4. Susut pengeringan Kecuali dinyatakan lain, pengeringan simplisia nabati dilakukan di udara, terlindungi dari sinar matahari langsung. 5. Kandungan Kimia Simplisia Kandungan yang berkhasiat untuk digunakan sebagai zat aktif dalam pengobatan. B. Jenis-jenis Simplisia Simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral (Melinda, 2014). 1. Simplisia nabati Simplisa nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman (Nurhayati, 2008). Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya (Melinda, 2014). 2. Simplisia hewani Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan (Meilisa, 2009) dan belum berupa zat kimia murni (Nurhayati Tutik, 2008). Contohnya adalah minyak ikan dan madu (Gunawan, 2010). 3. Simplisia mineral Simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau yang telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Meilisa, 2009). Contohnya serbuk seng dan serbuk tembaga (Gunawan, 2010). C. Tahapan Pembuatan Simplisia 1. Pengumpulan Bahan Baku Pengumpulan



atau



panen



dapat



dilakukan



dengan



tangan



atau



menggunakan mesin. Apabila pengambilan dilakukan secara langsung (pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik,



4



misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua juga jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman yang lainnya. Jika menggunakan alat, harus disesuaikan dengan kandungan kimianya agar tidak



merusak



zat



aktif



yang



dikandungnya,



misalnya



jangan



menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosida (Sinung P dan Imran AK, 2016). 2. Sortasi basah Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar (Gunawan, 2010). Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotorankotoran atau bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak serta pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dan tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal (Melinda, 2014). 3. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dan mata air, air sumur dan PDAM, karena air untuk mencuci sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba (Gunawan, 2010). Bahan simplisia yang mengandung zat mudah larut dalam air yang mengalir, pencucian hendaknya dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin (Melinda, 2014). 4. Perajangan Beberapa jenis simplisia perlu mengalami perajangan untuk memperoleh proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan maka semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga



5



menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, rasa yang diinginkan (Melinda, 2014). Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki (Gunawan, 2010). 5. Pengeringan Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut: a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri. b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif. c. Memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya) (Gunawan, 2010). Proses pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila kadar airnya dapat mencapai kurang dan 10%. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari proses pengeringan adalah suhu pengeringan, lembaban udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Suhu yang terbaik pada pengeringan adalah tidak melebihi 60 , tetapi bahan aktif yang tidak tahan pemanasan atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30o sampai 45 o . Terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan alamiah (dengan sinar



matahari



langsung



atau



dengan



diangin-anginkan)



dan



pengeringan buatan dengan menggunakan instrumen (Melinda, 2014). 6. Sortasi kering Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong atau bahan yang rusak (Gunawan, 2010). Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan atau pengotoran-pengotoran lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering (Melinda, 2014).



6



7. Penyimpanan dan pengepakan Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan lainnya (Gunawan, 2010). Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus simplisia adalah harus inert, artinya tidak bereaksi dengan bahan lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, serangga, penguapan bahan aktif serta dari pengaruh cahaya, oksigen dan uap air (Melinda, 2014). 8. Pemeriksaan Mutu Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu pemanenan atau pembelian dari pengumpul atau pedagang. pada setiap pemanenan atau pembelian simplisia tertentu, perlu dilakukan pengujian mutu dengan cara membandingkannya



dengan



simplisia



pembanding.



Secara



umum



pemeriksaan mutu simplisia meliputi beberapa parameter seperti yang terdapat pada farmakope herbal yaitu pemeriksaan identitas simplisia (makroskopis dan mikroskopis), pola kromatografi, susut pengeringan, abu total, abu tidak larut asam, kadar sari, dan kandungan kimia simplisia (Agoes, 2009).



7



BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat a. Gunting b. Timbangan c. Wadah 2. Bahan a. Daun Afrika b. Daun Asam c. Daun Binahong d. Daun Bunut e. Daun Cengkeh f. Daun Cocor Bebek g. Daun Hanjuang Hijau h. Daun Keji Beling i. Daun Pare j. Daun Sirsak k. Daun Srikaya l. Daun Tabolatutu m. Daun Jambu Biji n. Daun Sambiloto o. Kunyit p. Tabolatutu q. Temulawak r. Temu Kuning s. Temu Putih



8



B. Uraian Bahan 1. Daun Pare/ Momordica Charantia (Subahar, 2004) Kingdom



: Plantae



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Cucurbitales



Famili



: Cucurbitaceae



Genus



: Momordica



Spesies



: Momordica charantia



2. Daun Keji Beling/ Strobilanthes Cruspus (Preethi F. & Suseem SR., 2014) Kingdom



: Plantae



Divisi



: Angiospermia



Kelas



: Eudicots



Subkelas



: Asterids



Ordo



: Lamiales



Famili



: Strobilanthe



Spesies



: Acanthaceae



Genus



: Strobilanthes crispus L.



Sinonim



: Sericocalyx crispus L



3. Duan Hanjuang Hijau /Cordyline Fruticosa (Sani, et al., 2012) Kingdom



: Plantae



Divisi



: Tracheophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Asparagales



Famili



: Asparagaceae



9



Genus



: Cordyline Comm. Ex R. Br.



Spesies



: Cordyline Fruticosa (L.) A. Chew



4. Daun Afrika/ Vernonia Amygdallina (Sani, et al., 2012) Divisi



: Angiosperms



Kelas



: Dicotyledoneae



Orde



: Asterales



Famili



: Asteraceae



Genus



: Vernonia



Spesies



: Vernonia amygdalina Del.



5. Daun Sirsak/Annona Muricata (Abidondifu, 2013) Kingdom



: Plantae



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Magnoliales



Familia



: Annonaceae



Genus



: Anonna



Spesies



: Annona muricata L.



6. Daun Binahong/Anredera cordifolia (Backer, 1986) Kingdom



: Plantae



Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi



: Spermatophyta



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Subkelas



: Hamamelidae



Ordo



: Caryophyllales



Famili



: Basellaceae



Genus



: Anredera



10



Spesies



: Anredera cordifolia (Ten.) Steenis



7. Srikaya/Annona squamosa (Sunarjono, 2005) Divisio



: Spermatophyta



Subdivisio



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledoneae



Ordo



: Ranales



Famili



: Annonaceae



Genus



: Annona



Spesies



: Annona squamosa L



8. Temu Putih/ Curcuma zedoaria  (Backer and Van den Brink, 1968). Divisio



: Spermatophyta



Subdivisio



: Angiospermae



Kelas



: Monocotyledonae



Bangsa



: Zingiberales



Suku



: Zingiberaceae



Marga



: Curcuma



Jenis



: Curcuma zedoaria (Berg.) Rosc.



9. Daun Temulawak/ Curcuma zanthorrhiza (Anonymous, 2011) Kingdom



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Sub divisi



: Angiospermae



Kelas



: Monocotyledonae



Ordo



: Zingiberales



Familia



: Zingiberceae



Genus



: Curcuma



Spesies



: Curcuma zanthorrhiza L.



10. Daun Patikan Kebo/ Euphorbia Hirta (Gembong, 2001)



11



Divisi



: Spermatophyta



Sub divisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledonae



Bangsa



: Zingiberales



Suku



: Euphorbiaceae



Genus



: Euphorbia



Spesies



: Euphorbia hirta L



11. Daun Sambiloto / Andrograpis paniculate (Dalimartha, 1999) Kingdom



: Plantae (tumbuhan)



Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophuta (menghasilkan biji) Divisi



: Magnoliophuta (tumbuhan berbunga)



Kelas



: Magnoliopsida (berkeping dua, dikotil)



Subkelas



: Asteridae



Ordo



: Scrophulariales



Famili



: Acanthaceae



Genus



: Andrographis



Spesies



: Andrograpis paniculate



12. Daun kunyit/ Curcuma domestica (Winarto, 2004) Kingdom



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Sub-divisi



: Angiospermae



Kelas



: Monocotyledonae



Ordo



: Zingiberales



Family



: Zingiberaceae



Genus



: Curcuma



Spesies



: Curcuma domestica Val



13. Daun Jambu Biji/ Psidium guajava (Dalimartha 2000) 12



Kingdom



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledone



Subkelas



: Dialypetalae



Ordo



: Myrtales



Family



: Myrtaceae



Genus



: Psidium



Spesies



: Psidium guajava L.



14. Daun Cengkeh/ Syzygium aromaticum (Suwarto, dkk. 2014) Divisi



: Spermatophyta



Subdivisi



: Angiospermae



Kelas



: Dicotyledoneae



Bangsa



: Myrtales



Famili



: Myrtaceae



Marga



: Syzygium



Spesies



: Syzygium aromaticum L



15. Daun Cocor bebek / Bryophyllum Pinnatum (DepKes RI, 2008) Kingdom



: Plantae (Tumbuhan)



Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi



: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)



Kelas



: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)



Sub Kelas



: Rosidae



Ordo



: Rosales



Famili



: Crassulaceae



Genus



: Kalanchoe



13



Spesies



: Kalanchoe waldheimii Raym.-Hamet & H. Perrier



16. Daun Asam / Tamarindus indica (Rao, 2005) Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida (Dicots)



Sub kelas



: Rosidae



Famili



: Papilionaceae



Species



: Tamarindus indica L.



C. Cara Kerja 1. Dipanen tanaman/bagian tanaman yang akan dibuat simplisia 2. Dilakukan sortasi basah pada tanaman/bagaian tanaman yang akan dibuat simplisia 3. Dicuci tanaman/bagian tanaman dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot basah sampel 4. Dilakukan perajangan pada tanaman/bagian tanaman yang digunakan untuk pembuatan simplisia 5. Dilakukan pengeringan, kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering sampel 6. Dilakukan sortasi kering pada tanaman/bagian tanaman yang telah kering 7. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia 8. Dilakukan pemeriksaan mutu pada sampel simplisia



14



D. Skema Kerja 



Sampel  Dipanen tanaman/bagian tanaman yang akan dibuat simplisia  Dilakukan sortasi basah pada tanaman/bagaian tanaman yang akan dibuat simplisia  Dicuci tanaman/bagian tanaman dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot basah sampel  Dilakukan perajangan pada tanaman/bagian tanaman yang digunakan untuk pembuatan simplisia  Dilakukan pengeringan, kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering sampel  Dilakukan sortasi kering pada tanaman/bagian tanaman yang telah kering



Pengemasan simplisia 1. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia 2. Dilakukan pemeriksaan mutu pada sampel simplisia



Simplisia



15



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan No . 1



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



1. Dipanen daun



Keterangan Air < 10%  Nama Simplisia : Daun



keji beling



Keji Beling



2. Dilakukan sortasi



 Nama Latin :



basah pada daun



Sericocalycis Crispi



keji beling



Folium



3. Dicuci daun keji



 Pemerian : Berupa



beling dan



helaian daun tunggal,



dilakukan



berbentuk jorong sampai



penimbangan



bulat



untuk



memanjang,pangkal dan



mengetahui



ujung daun meruncing;



bobot basah keji



tepi daun bergerigi;



beling



permukaan atas sangat



4. Dilakukan



kasar, permukaan bawah



perajangan pada



kasar dan berwarna lebih



daun keji beling



pucat dari permukaan



5. Dilakukan



atas; warna hijau tua



pengeringan



sampai hitam kelabu;



pada daun keji



bau lemah; rasa agak



beling kemudian



kelat dan agak pahit.



dilakukan



 Senyawa : Verbaskosid



penimbangan



 Khasiat : Sebagai



untuk



antibakteri



memperoleh bobot kering. 16



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



6. Dilakukan sortasi kering pada daun keji beling yang sudah kering 7. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia keji beling 8. Dilakukan pemeriksaan 2



mutu simplisia 1. Dipanen daun pare



< 10%  Nama Simplisia : Daun Pare



2. Dilakukan sortasi



 Nama Latin :



basah pada daun



Momordica Charantia



pare



Linnaeus



3. Dicuci daun pare dan dilakukan



 Pemerian : Bau khas, rasa pahit, coklat tua.



penimbangan



 Senyawa : Saponin



untuk



 Khasiat : Sebagai obat



mengetahui



eksim, luka bakar, bisul



bobot basah daun



dan digit serangga.



pare 4. Dilakukan perajangan pada daun pare. 5. Dilakukan



17



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



pengeringan pada daun pare kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 6. Dilakukan sortasi kering pada daun pare yang sudah kering . 7. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia pare 8. Dilakukan pemeriksaan mutu simplisia < 10%  Nama Simplisia :



3



Hanjuang Hijau



 Nama Latin : Cordyline 1. Dipanen Daun Hanjuang Hijau 9. Dilakukan sortasi



fruticosa



 Pemerian : Ujung dan pangkal daun



basah pada daun



meruncing, susunan



Hanjuang hijau



tulang menyirip, daging



10. Dicuci daun Hanjuang hijau



18



seperti kertas, bangun berbentuk lanset,



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



dan dilakukan



permukaan halus, tepi



penimbangan



berombak dan memiliki



untuk



jenis daun berpelepah.



mengetahui



 Senyawa : sterioda,



bobot basah



saponin, polisakarida,



Hanjuang hijau



flavonoid dan polifenol.



11. Dilakukan



 Khasiat : mengobati



perajangan pada



radang gusi, diare atau



daun Hanjuang



disentri, luka bakar,



hijau



wasir berdarah dan



12. Dilakukan pengeringan pada daun Hanjuang hijau kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 13. Dilakukan sortasi kering pada daun Hanjuang hijau yang sudah kering 14. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan



19



pendarahan.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



simplisia Hanjuang hijau 15. Dilakukan pemeriksaan 4



mutu simplisia 16. Dipanen daun afrika



< 10%  Nama Simplisia : Daun Afrika



17. Dilakukan sortasi basah pada daun afrika 18. Dicuci daun afrika



 Nama Latin : Vernoniae Amygdalinae Folium  Pemerian



:



Berupa



helaian daun, berbentuk bulat telur memanjang



19. dan dilakukan



sampai jorong, pangkal



penimbangan



dan ujung daun runcing,



untuk



tepi



mengetahui



menggulung



bobot basah



permukaan atas, kedua



afrika



permukaan agak kasar,



20. Dilakukan



ke



pertulangan



perajangan pada



menyirip



daun afrika



tulang



21. Dilakukan



bergerigi,



daun dengan



daun



ibu pada



permukaan



bawah



pengeringan



menonjol,



kedua



pada daun afrika



permukaan halus; warna



kemudian



hijau; tidak berbau; rasa



dilakukan



pahit.



penimbangan



 Senyawa : Vernodalin



untuk



 Khasiat : Menurunkan



memperoleh



20



kadar gula darah,



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



bobot kering.



menghambat kanker,



22. Dilakukan



sebagai antibakteri,



sortasi kering



mengatasi malaria dan



pada daun afrika



mencegah penyakit



yang sudah



jantung.



kering 23. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia afrika 24. Dilakukan pemeriksaan mutu simplisia 5



25. Dipanen daun



< 10%  Nama Simplisia : Daun



sirsak



Sirsak



26. Dilakukan



 Nama Latin : Annonae



sortasi basah pada daun sirsak 27. Dicuci daun sirsak



Muricatae Folium 



Pemerian : Berupa helaian daun tunggal, bentuk lonjong atau



28. dan dilakukan



memanjang, pangkal



penimbangan



runcing, tepi rata,



untuk



melengkung ke dalam,



mengetahui



ujung meruncing,



bobot basah



pertulangan daun



sirsak



menyirip, ibu tulang



29. Dilakukan perajangan pada



21



daun tampak jelas, permukaan bawah lebih



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



daun sirsak



kasar, permukaan atas



30. Dilakukan



lebih gelap; warna hijau



pengeringan



kecokelatan; bau khas;



pada daun sirsak



tidak berasa.



kemudian



 Senyawa : Anonasin



dilakukan



 Khasiat : Mengobati



penimbangan



kanker, kolesterol, sari



untuk



awan dan asam urat.



memperoleh bobot kering. 31. Dilakukan sortasi kering pada daun sirsak yang sudah kering 32. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia daun sirsak 33. Dilakukan pemeriksaan 6



mutu simplisia 34. Dipanen daun



< 10%  Nama Simplisia : Daun



binahong 35. Dilakukan



Binahong  Nama Latin : Anrederae



sortasi basah pada daun binahong



22



Cordifoliae Folium 



Pemerian : Berupa helaian daun berbentuk



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan 36. Dicuci daun binahong 37. dan dilakukan



Kadar Air



Keterangan segitiga atau bulat telur atau jantung, pertulangan daun



penimbangan



menyirip, tulang-tulang



untuk



daun cokelat



mengetahui



kekuningan, kedua



bobot basah



permukaan daun licin



binahong



dan halus, agak tebal,



38. Dilakukan



pangkal helaian daun



perajangan pada



berlekuk, tepi berlekuk-



daun binahong



lekuk, ujung



39. Dilakukan



meruncing; warna hijau



pengeringan



kecokelatan; bau sedikit



pada daun



menyengat; rasa kelat



binahong



dan sedikit pahit.



kemudian



 Senyawa : 2,4-hidroksi-



dilakukan



6-metoksi-5-formil-3-



penimbangan



metilkalkon



untuk



 Khasiat : mengobati



memperoleh



maag, gagal ginjal,



bobot kering.



mencegah kanker,



40. Dilakukan sortasi kering pada daun binahong yang sudah kering 41. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan



23



sariawan kronis dan darah rendah.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



simplisia daun binahong 42. Dilakukan pemeriksaan 7



mutu simplisia 43. Dipanen rimpang



< 10%  Nama Simplisia : Rimpang Temulawak



temulawak



 Nama Latin : Curcuma



44. Dilakukan



Xanthorrhizae Rhizoma



sortasi basah



 Pemerian : Berupa irisan



pada rimpang



rimpang, keping tipis,



temulawak



bentuk bulat atau agak



45. Dicuci rimpang



jorong, ringan, keras,



temulawak



mudah patah, permukaan



dan dilakukan



luar berkerut, warna



penimbangan



cokelat kuning hingga



untuk



cokelat, bidang irisan



mengetahui



melengkung tidak



bobot basah



beraturan, tidak rata,



rimpang



sering dengan tonjolan



temulawak



melingkar pada batas



46. Dilakukan



antara korteks dengan



perajangan pada



silinder pusat, korteks



rimpang



sempit, bekas patahan



temulawak



berdebu; warna kuning



47. Dilakukan



jingga hingga cokelat



pengeringan



jingga terang; bau khas



pada rimpang



aromatik; rasa tajam dan



temulawak



pahit.



24



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



kemudian



 Senyawa : Xantorizol



dilakukan



 Khasiat : sebagai anti



penimbangan



peradangan, antioksidan,



untuk



mengatasi malaria dan



memperoleh



penambah nasfu makan.



bobot kering. 48. Dilakukan sortasi kering pada rimpang temulawak yang sudah kering 49. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia rimpang temulawak 50. Dilakukan pemeriksaan 8



mutu simplisia 51. Dipanen



< 10%  Nama Simplisia :



rimpang temu putih



Rimpang Temu putih  Nama Latin : Curcuma



52. Dilakukan sortasi basah



Zedoariae Rhizoma 



Pemerian : Berupa



pada rimpang



irisan melintang



temu putih



rimpang, kepingan



53. Dicuci rimpang



25



pipih, ringan, bentuk



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan temu putih 54. dan dilakukan



Kadar



Keterangan



Air



hampir bulat hingga jorong atau tidak



penimbangan



beraturan, permukaan



untuk



luar tidak rata, berkerut,



mengetahui



bekas patahan rata,



bobot basah



bagian tengah berserat,



temu putih



berwarna lebih muda



55. Dilakukan



dibanding dengan



perajangan pada



permukaan luar, tepi



rimpang temu



lebih tebal dan kasar;



putih



berwarna cokelat muda



56. Dilakukan



kekuningan hingga



pengeringan



cokelat kelabu, bagian



pada rimpang



tengah kuning muda



temu putih



hingga kuning muda



kemudian



kecokelatan; bau khas;



dilakukan



rasa pahit.



penimbangan untuk



 Senyawa : Zedoalakton A



memperoleh bobot kering. 57. Dilakukan sortasi kering pada rimpang temu putih yang sudah kering 58. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan



26



 Khasiat : sebagai pengobatan kolesterol, anti inflamasi, demam, dan analgesik.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



simplisia rimpang temu putih 59. Dilakukan pemeriksaan 9



mutu simplisia 60. Dipanen daun srikaya



< 10%  Nama Simplisia : Daun Srikaya



61. Dilakukan sortasi basah pada daun srikaya



 Nama Latin : Annona Squamosa Folium  Pemerian : Berwarna hijau tua, bau khas



62. Dicuci daun srikaya



aromatik, rasa pahit.  Senyawa : Alkaloid,



dan dilakukan penimbangan



sianogen.  Khasiat : mengobati



untuk



batuk, demam,



mengetahui



menurunkan kadar asam



bobot basah



urat yang tinggi, diare ,



temu putih



disentri dan cacingan.



63. Dilakukan perajangan pada daun srikaya 64. Dilakukan pengeringan pada daun srikaya kemudian dilakukan



27



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 65. Dilakukan sortasi kering pada daun srikaya yang sudah kering 66. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia daun srikaya 67. Dilakukan pemeriksaan 10



mutu simplisia 68. Dipanen patikan kebo



< 10%  Nama Simplisia : Patikan Kebo



69. Dilakukan sortasi basah pada patikan kebo



 Nama Latin : Euphorbia Hirta L.  Pemerian : Berupa batang, daun dan bunga,



70. Dicuci patikan kebo



batang bulat berkeriput, berambut, berwarna



71. dan dilakukan



hijau sampai hijau tua;



penimbangan



helaian daun bentuk



untuk



bulat telur sampai



mengetahui



lonjong, pangkal



28



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



bobot basah



runcing, tepi bergerigi,



patikan kebo



ujung runcing, kedua



72. Dilakukan



permukaan kasar,



perajangan pada



berambut, pertulangan



patikan kebo



menyirip, ibu tulang



73. Dilakukan



daun menonjol ke



pengeringan



permukaan bawah,



pada patikan



permukaan bawah lebih



kebo



terang, bunga majemuk,



kemudian



bergerombol, bercabang-



dilakukan



cabang; warna hijau



penimbangan



sampai hijau tua



untuk



kecokelatan; bau lemah;



memperoleh



rasa agak pahit.



bobot kering. 74. Dilakukan



 Senyawa : Kuersitrin  Khasiat : mengobati



sortasi kering



radang tenggorokan,



pada patikan



disentri, diare asma dan



kebo



bronchitis.



yang sudah kering 75. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia patikan kebo 76. Dilakukan pemeriksaan mutu simplisia



29



No . 11



Foto Simplisia



Cara Pembuatan 77. Dipanen daun sambiloto 78. Dilakukan



Kadar



Keterangan Air < 10%  Nama Simplisia : Sambiloto



 Nama Latin :



sortasi basah



Andrographidis



pada daun



Paniculatae



sambiloto



 Pemerian : Berupa



79. Dicuci daun



batang, daun, bunga,



sambiloto



buah dan biji, batang



80. dan dilakukan



tidak berambut, persegi



penimbangan



empat, daun berupa



untuk



lembaran, melekuk



mengetahui



bentuk lonjong sampai



bobot basah



lanset, rapuh, tipis, tidak



daun sambiloto



berambut, pangkal daun



81. Dilakukan



runcing, tepi rata, ujung



perajangan pada



runcing sampai



daun sambiloto



meruncing, tipe buah



82. Dilakukan



kotak, bentuk jorong,



pengeringan



pangkal dan ujung



pada daun



tajam, terdapat sudut-



sambiloto



sudut buah, kadang-



kemudian



kadang pecah secara



dilakukan



membujur, biji agak



penimbangan



keras dengan tonjolan;



untuk



daun berwarna hijau tua



memperoleh



atau hijau kecokelatan,



bobot kering.



buah hijau tua hingga



83. Dilakukan sortasi kering



30



hijau kecokelatan, biji cokelat muda; tidak



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



pada daun



berbau; rasa sangat



sambiloto



pahit.



yang sudah



 Senyawa :



kering



Andrografolid



84. Dilakukan



 Khasiat : meringankan



pengepakan dan



gejal flu, mengobati



penyimpanan



peradangana,



simplisia daun



menurunkan tekanan



sambiloto



darah dan kadar gula



85. Dilakukan



darah.



pemeriksaan 12



mutu simplisia 86. Dipanen



< 10%  Nama Simplisia :



rimpang temu kuning



Rimpang Temu Kuning



 Nama Latin : Curcuma



87. Dilakukan sortasi basah



Pallida Lour 



Pemerian : Berupa



pada rimpang



irisan melintang



temu kuning



rimpang, kepingan



88. Dicuci rimpang



pipih, ringan, bentuk



temu kuning



hampir bulat hingga



89. dan dilakukan



jorong atau tidak



penimbangan



beraturan, permukaan



untuk



luar tidak rata, berkerut,



mengetahui



bekas patahan rata,



bobot basah



bagian tengah berserat,



temu kuning



berwarna lebih muda



90. Dilakukan perajangan pada



31



dibanding dengan permukaan luar, tepi



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



rimpang temu



lebih tebal dan kasar;



kuning



berwarna cokelat muda



91. Dilakukan



kekuningan hingga



pengeringan



cokelat kelabu, bagian



pada rimpang



tengah kuning muda



temu kuning



hingga kuning muda



kemudian



kecokelatan; bau khas;



dilakukan



rasa pahit.



penimbangan untuk



 Senyawa : Zedoalakton A



memperoleh bobot kering. 92. Dilakukan sortasi kering



 Khasiat : sebagai pengobatan kolesterol, anti inflamasi, demam, dan analgesik.



pada rimpang temu kuning yang sudah kering 93. Dilakukan pengepakan dan penyimpanan simplisia rimpang temu kuning 94. Dilakukan pemeriksaan 13



mutu simplisia 95. Dipanen daun jambu biji



32



< 10%  Nama Simplisia : Daun jambu biji



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan 96. Dilakukan sortasi basah pada daun jambu biji



Kadar Air



Keterangan



 Nama Latin : Psidii Guajavae Folium  Pemerian : Berupa helaian daun tunggal,



97. Dicuci daun



bertangkai pendek, helai



jambu biji



daun berbentuk bulat



98. dan dilakukan



memanjang, pangkal



penimbangan



daun bulat sampai rata,



untuk



tepi rata, agak



mengetahui



menggulung ke atas,



bobot daun



ujung runcing sampai



jambu biji



meruncing, permukaan



99. Dilakukan



atas agak licin,



perajangan pada



pertulangan daun



daun jambu biji



menyirip, ibu tulang



100.



Dilakukan



daun dan tulang cabang



pengeringan



menonjol pada



pada daun jambu



permukaan bawah;



biji



permukaan atas



kemudian



berwarna hijau



dilakukan



kecokelatan, permukaan



penimbangan



bawah berwarna hijau;



untuk



bau khas; mula-mula



memperoleh



tidak berasa lama-lama



bobot kering.



kelat dan pahit.



101.



Dilakukan



sortasi kering



 Senyawa : Kuersetin  Khasiat : mencegah



pada daun jambu



diare, menurunkan



biji yang sudah



kolesterol, mencegah



33



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan kering 102.



Kadar



Keterangan



Air



diabetes dan mengobati



Dilakukan



flu.



pengepakan dan penyimpanan simplisia daun jambu biji 103.



Dilakukan



pemeriksaan 14



mutu simplisia 104. Dipanen daun bunut 105.



Dilakukan



sortasi basah pada daun bunut 106.



Dicuci daun



bunut 107.



< 10%  Nama Simplisia : Bunut  Nama Latin : Ficus virens  Pemerian : daun bertipe tunggal, bentuk oval memanjang, permukaan daun halus, berwarna



dan



hijau, tepi daun rata,



dilakukan



ujung daun runcing,



penimbangan



tulang daunnya



untuk



menyirip.



mengetahui



 Senyawa : Antioksidan



bobot daun



 Khasiat : mengobati



bunut 108.



nyeri, rematik dan



Dilakukan



perajangan pada daun bunut 109.



Dilakukan



pengeringan pada daun bunut



34



diabetes melitus.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 110.



Dilakukan



sortasi kering pada daun bunut yang sudah kering 111.



Dilakukan



pengepakan dan penyimpanan simplisia daun bunut 112.



Dilakukan



pemeriksaan 15



mutu simplisia 113. Dipanen rimpang kunyit 114.



Dilakukan



sortasi basah pada rimpang kunyit 115.



< 10%  Nama Simplisia : Rimpang kunyit



 Nama Latin : Curcumae Longae Rhizoma  Pemerian : Berupa irisan melintang rimpang,



Dicuci



ringan, rapuh, bentuk



rimpang kunyit



hampir bulat sampai



116.



dan



bulat panjang, kadang-



dilakukan



35



kadang bercabang,



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



penimbangan



umumnya melengkung



untuk



tidak beraturan, kadang-



mengetahui



kadang terdapat pangkal



bobot rimpang



upih daun dan pangkal



kunyit



akar, permukaan luar



117.



Dilakukan



kasar, terdapat bekas



perajangan pada



ruas-ruas, permukaan



rimpang kunyit



dalam dengan batas



118.



Dilakukan



korteks dan silinder



pengeringan



pusat yang jelas, bekas



pada rimpang



patahan agak rata,



kunyit



berdebu; warna kuning



kemudian



jingga, kuning jingga



dilakukan



kemerahan sampai



penimbangan



kuning jingga



untuk



kecokelatan, bekas



memperoleh



patahan kuning jingga



bobot kering.



sampai cokelat



119.



Dilakukan



kemerahan; bau khas;



sortasi kering



rasa agak pahit, agak



pada rimpang



pedas, lama kelamaan



kunyit yang



menimbulkan rasa tebal.



sudah kering 120.



Dilakukan



 Senyawa :kurkumin  Khasiat : Sebagai obat



pengepakan dan



anti piretik, anti



penyimpanan



inflamasi, anti virus, anti



simplisia



bakteri, anti jamur anti



rimpang kunyit



karsiogenik dan anti



121.



Dilakukan



36



infeksi.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar



Keterangan



Air



pemeriksaan 16



mutu simplisia 122. Dipanen daun asam 123.



Dilakukan



sortasi basah pada daun asam 124.



Dicuci daun



asam 125.



< 10%  Nama Simplisia : Daun asam



 Nama Latin : Tamarindi Indicae Folium  Pemerian : Berupa lembaran daun berbentuk lonjong,



dan



pangkal rompang, tepi



dilakukan



rata, ujung terbelah,



penimbangan



berduri (mucronatus);



untuk



warna hijau kecokelatan;



mengetahui daun



tidak berbau; rasa sedikit



asam



asam.



126.



Dilakukan



perajangan pada daun asam 127.



Dilakukan



pengeringan pada daun asam kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 128.



Dilakukan



sortasi kering



37



 Senyawa :Viteksin  Khasiat : sebagai obat malaria, mengobati penyakit kuning dan diabetes.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



pada daun asam yang sudah kering 129.



Dilakukan



pengepakan dan penyimpanan simplisia daun asam 130.



Dilakukan



pemeriksaan 17



mutu simplisia 131. Dipanen daun cocor bebek 132.



< 10%  Nama Simplisia : Cocor bebek



 Nama Latin :



Dilakukan



sortasi basah



Bryophyllum pinnatum  Pemerian : daun cocor



pada daun cocor



bebek berdaging tebal



bebek



dan mengandung banyak



133.



Dicuci daun



asam 134.



air, bagian pinggir daun bergelombang, daunnya



dan



lonjong atau bulat.



dilakukan penimbangan untuk



 Senyawa : saponin, flavonoid, tannin.  Khasiat : sebagai obat



mengetahui daun



batu, sakit kepala, obat



cocor bebek



wasir, menurunkan



135.



Dilakukan



perajangan pada daun cocor



38



panas.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan bebek 136.



Dilakukan



pengeringan pada daun cocor bebek kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 137.



Dilakukan



sortasi kering pada daun cocor bebek yang sudah kering 138.



Dilakukan



pengepakan dan penyimpanan simplisia daun cocor bebek 139.



Dilakukan



pemeriksaan mutu simplisia



39



Kadar Air



Keterangan



No . 18



Foto Simplisia



Cara Pembuatan 140.



Dipanen



daun cengkeh 141.



Dilakukan



sortasi basah pada daun cengkeh 142.



Dicuci daun



asam 143.



Kadar



Keterangan Air < 10%  Nama Simplisia : Cengkeh



 Nama Latin : Syzygium aromaticum  Pemerian : warna coklat, bau aromatik kuat, rasa agak pedas  Senyawa : sterol,



dan



flavonoid, vanillin,



dilakukan penimbangan



kariofilen.  Khasiat : menghambat



untuk



pertumbuhan bakteri,



mengetahui daun



menyehatkan system



cengkeh



pencernaan, mengatasi



144.



Dilakukan



perajangan pada daun cengkeh 145.



Dilakukan



pengeringan pada daun cengkeh kemudian dilakukan penimbangan untuk memperoleh bobot kering. 146.



Dilakukan



sortasi kering



40



sakit gigi, meredakan nyeri.



No .



Foto Simplisia



Cara Pembuatan



Kadar Air



Keterangan



pada daun cengkeh yang sudah kering 147.



Dilakukan



pengepakan dan penyimpanan simplisia daun cengkeh 148.



Dilakukan



pemeriksaan mutu simplisia B. Pembahasan Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan untuk obat tradisional dan belum mengalami perubahan proses apa pun, kecuali proses pengeringan. Simplisia telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan dasar obat tradisional yang bermanfaat untuk mengobati suatu penyakit tanpa menimbulkan efek samping apapun. Agar dapat bermanfaat dengan optimal simplisia harus memenuhi syarat sebagai simplisia yang aman, berkhasiat dan bermutu baik (Rukmi, 2009). Pada praktikum ini kami melakukan pembuatan simplisia dari beberapa macam tumbuhan yang berbeda. Adapun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kelompok 1 dengan sampel yang digunakan yakni tanaman Pare (Momordica charantia), Keji Beling (Strobilanthe crispa) dan Hanjuang Hijau (Cordyline fruticosa), tahap pembuatannya dilakukan dengan beberapa proses yakni tahap yang pertama adalah memanen bagian tanaman yang akan dibuat simplisia, dicuci bagian tanaman tersebut/ dilakukan sortasi basah menggunakan air bersih sebanyak 2-3 kali, kemudian dilakukan perajangan dengan memotong-motong daun menjadi bagian-bagian kecil menggunakan gunting dan diletakkan di atas aluminium foil. Setelah itu dilakukan 41



penimbangan menggunakan neraca ohause untuk mendapatkan bobot basah dari sampel. Berdasarkan hasil timbangan bobot basah sampel simplisia dari kelompok 1, diperoleh bobot basah Pare (Momordica charantia) sebanyak 230 gram, Keji Beling (Strobilanthe crispa) sebanyak 90 gram dan Hanjuang Hijau (Cordyline fruticosa) sebanyak 210 gram. Setelah dilakukan penimbangan, sampel Pare (Momordica charantia), Keji Beling (Strobilanthe crispa) dan Hanjuang Hijau (Cordyline fruticosa) dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45- 60o C dan juga dengan bantuan sinar matahari selama kurang lebih 4-5 hari. Dilakukan pengontrolan setiap hari sampai sampel benar-benar kering. Pengeringan ini dilakukan untuk menghilangkan



kadar



air dalam



tanaman,



karena



kadar



air



dalam



simplisia yang baik adalah dibawah 10%. Setelah proses pengeringan sampel dilakukan selama 4-5 hari, maka dilakukan penimbangan bobot kering dari masing-masing sampel dan didapatkan bobot kering sampel Pare (Momordica charantia) sebanyak 200 gram, Keji Beling (Strobilanthe crispa) sebanyak 70 gram dan Hanjuang Hijau (Cordyline fruticosa) sebanyak 200 gram. Kemudian dilakukan perhitungan kadar air dan didapatkan kadar air dari sampel simplisia yakni Pare (Momordica charantia) sebesar 87%, kadar air Keji Beling (Strobilanthe crispa) sebesar 52% dan Hanjuang Hijau (Cordyline fruticosa) sebesar 78%. Hal ini menunjukkan bahwa simplisia yang dibuat oleh kelompok 1 belum memenuhi syarat simplisia yang seharusnya dibawah 10% berdasarkan literatur Farmakope Herbal Indonesia. Adapun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kelompok 2 dengan sampel yang digunakan yakni tanaman Binahong (Anredera cordifolia), daun Afrika (Vernonia amygdalina), dan daun Sirsak (Annona muricata) menggunakan proses pembuatan yang tahapannya kurang lebih sama dengan tahap pembuatan Kelompok 1 yakni tahap yang pertama adalah memanen bagian tanaman yang akan dibuat simplisia, dicuci bagian tanaman tersebut/ dilakukan sortasi basah menggunakan air bersih sebanyak 2-3 kali, kemudian dilakukan perajangan dengan memotong-motong daun menjadi



42



bagian-bagian kecil menggunakan gunting dan diletakkan di atas aluminium foil. Setelah itu dilakukan penimbangan menggunakan neraca ohause untuk mendapatkan bobot basah dari sampel. Berdasarkan hasil timbangan bobot basah sampel simplisia dari kelompok 1, diperoleh bobot basah Binahong (Anredera cordifolia)



sebanyak 510 gram, daun Afrika



(Vernonia



amygdalina) sebanyak 200 gram, dan daun Sirsak Annona muricata) sebanyak 340 gram. Setelah



dilakukan



penimbangan,



sampel



Binahong



(Anredera



cordifolia), daun Afrika (Vernonia amygdalina), dan daun Sirsak (Annona muricata) dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45- 60 o C dan juga dengan bantuan sinar matahari selama kurang lebih 4-5 hari. Dilakukan pengontrolan setiap hari sampai sampel benar-benar kering. Setelah proses pengeringan sampel maka dilakukan penimbangan bobot kering dari masing-masing sampel dan didapatkan bobot kering sampel Binahong (Anredera cordifolia) sebanyak 300 gram, daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebanyak 150 gram dan daun Sirsak (Annona muricata) sebanyak 320 gram. Kemudian dilakukan perhitungan kadar air dan didapatkan kadar air dari sampel simplisia yakni kadar air Binahong (Anredera cordifolia) sebanyak 59%, daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebanyak 75% dan daun Sirsak (Annona muricata) sebanyak 94%. Hal ini menunjukkan bahwa simplisia yang dibuat oleh kelompok 2 belum memenuhi syarat simplisia yang seharusnya dibawah 10% berdasarkan literatur Farmakope Herbal Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kelompok 3 dengan sampel yang digunakan yakni Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) , Temu Putih (Curcuma zedoaria), dan Srikaya (Annona squamosa) menggunakan proses pembuatan yang tahapannya kurang lebih sama dari tahap menyiapkan bagian tanaman yang akan digunakan sampai pada tahap penimbangan bobot basah sampel, diperoleh bobot basah Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) sebanyak 150 gram, Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebanyak 118 gram, dan Srikaya (Annona squamosa) sebanyak 80 gram. Setelah dilakukan penimbangan, sampel Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) , Temu Putih



43



(Curcuma zedoaria), dan Srikaya (Annona squamosa) dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45- 60o C dan juga dengan bantuan sinar matahari selama kurang lebih 4-5 hari. Setelah proses pengeringan sampel maka dilakukan penimbangan bobot kering dari masing-masing sampel dan didapatkan bobot kering sampel Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) sebanyak 60 gram, Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebanyak 78 gram, dan Srikaya (Annona squamosa) sebanyak 29 gram. Kemudian dilakukan perhitungan kadar air dan didapatkan kadar air dari sampel simplisia yakni kadar air Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) sebanyak 40%, Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebanyak 66%, dan Srikaya (Annona squamosa) sebanyak 36%. Hal ini menunjukkan bahwa simplisia yang dibuat oleh kelompok 3 belum memenuhi syarat simplisia yang seharusnya dibawah 10% berdasarkan literatur Farmakope Herbal Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kelompok 4 dengan sampel yang digunakan yakni tanaman Tabulotutu (Euphorbia hirta L), Sambilotu (Andrographis paniculata) dan Temu Kuning (Curcuma zedoaria) menggunakan proses pembuatan yang tahapannya kurang lebih sama dari tahap menyiapkan bagian tanaman yang akan digunakan sampai pada tahap penimbangan bobot basah sampel, diperoleh bobot basah Tabulotutu (Euphorbia hirta L) sebanyak 200 gram, Sambilotu (Andrographis paniculata) sebanyak 180 gram dan Temu Kuning (Curcuma zedoaria) sebanyak 140 gram. Setelah dilakukan penimbangan, sampel Tabulotutu (Euphorbia hirta L), Sambilotu (Andrographis paniculata) dan Temu Kuning (Curcuma zedoaria) dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45- 60o C dan juga dengan bantuan sinar matahari selama kurang lebih 4-5 hari. Setelah proses pengeringan sampel maka dilakukan penimbangan bobot kering dari masing-masing sampel dan didapatkan bobot kering sampel Tabulotutu (Euphorbia hirta L) sebanyak 20 gram, Sambilotu (Andrographis paniculata) sebanyak 14 gram dan Temu Kuning (Curcuma zedoaria) sebanyak 17 gram. Kemudian dilakukan perhitungan kadar air dan didapatkan kadar air dari sampel simplisia yakni kadar air Tabulotutu (Euphorbia hirta L) sebanyak



44



10%, Sambilotu (Andrographis paniculata) sebanyak 8% dan Temu Kuning (Curcuma zedoaria) sebanyak 6 %. Hal ini menunjukkan bahwa simplisia yang dibuat oleh kelompok 4 memenuhi syarat simplisia yakni dibawah 10% berdasarkan literatur Farmakope Herbal Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kelompok 5 dengan sampel yang digunakan yakni tanaman Jambu Biji (Psidium guajava), Bunut (Ficus virens) dan Kunyit (Curcuma longa) menggunakan proses pembuatan yang tahapannya kurang lebih sama dari tahap menyiapkan bagian tanaman yang akan digunakan sampai pada tahap penimbangan bobot basah sampel, diperoleh bobot basah dari sampel Jambu Biji (Psidium guajava) sebanyak 160 gram, Bunut (Ficus virens) sebanyak 180 gram dan Kunyit (Curcuma longa) sebanyak 140 gram. Setelah dilakukan penimbangan, sampel Jambu Biji (Psidium guajava), Bunut (Ficus virens) dan Kunyit (Curcuma longa) dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45- 60o C dan juga dengan bantuan sinar matahari selama kurang lebih 4-5 hari. Setelah proses pengeringan sampel maka dilakukan penimbangan bobot kering dari masing-masing sampel dan didapatkan bobot kering sampel Jambu Biji (Psidium guajava) sebanyak 16 gram, Bunut (Ficus virens) sebanyak 14 gram dan Kunyit (Curcuma longa) sebanyak 14 gram. Kemudian dilakukan perhitungan kadar air dan didapatkan kadar air dari sampel simplisia yakni kadar air Jambu Biji (Psidium guajava) sebanyak 10% , Bunut (Ficus virens) sebanyak 8% dan Kunyit (Curcuma longa) sebanyak



10%. Hal ini menunjukkan bahwa



simplisia yang dibuat oleh kelompok 4 memenuhi syarat simplisia yakni dibawah 10% berdasarkan literatur Farmakope Herbal Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kelompok 6 dengan sampel yang digunakan yakni tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum), Daun Asam (Tamarindus indica) , dan Cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) menggunakan proses pembuatan yang tahapannya kurang lebih sama mulai dari tahap menyiapkan bagian tanaman yang akan digunakan sampai pada tahap penimbangan bobot basah sampel, diperoleh bobot basah dari sampel Cengkeh



(Syzygium



aromaticum)



45



sebanyak



96



gram,



Daun



Asam



(Tamarindus indica) sebanyak 97 gram, dan Cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) sebanyak 202 gram. Setelah dilakukan penimbangan, sampel Cengkeh (Syzygium aromaticum), Daun Asam (Tamarindus indica) , dan Cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) dikeringkan di dalam oven dengan suhu 45- 60o C dan juga dengan bantuan sinar matahari selama kurang lebih 4-5 hari. Setelah proses pengeringan sampel maka dilakukan penimbangan bobot kering dari masing-masing sampel dan didapatkan bobot kering sampel Cengkeh



(Syzygium



aromaticum)



sebanyak



50



gram,



Daun



Asam



(Tamarindus indica) sebanyak 49 gram, dan Cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) sebanyak 98 gram. Kemudian dilakukan perhitungan kadar air dan didapatkan kadar air dari sampel simplisia yakni kadar air Cengkeh (Syzygium aromaticum) sebanyak 52 % , Daun Asam (Tamarindus indica) sebanyak 51 %, dan Cocor bebek (Bryophyllum pinnatum) sebanyak 49 %. Hal ini menunjukkan bahwa simplisia yang dibuat oleh kelompok 4 belum memenuhi syarat kadar air simplisia yakni



dibawah 10% berdasarkan literatur



Farmakope Herbal Indonesia. Dari hasil pengamatan diatas, didapati bahwa ada beberapa kelompok yang kadar air dari sampel simplisianya tidak memenuhi kadar air yang seharusnya. Hal ini mungkin disebabkan karena pengeringan tidak dilakukan dengan menggunakan suhu yang konstan (tidak seterusnya menggunakan suhu oven), akan tetapi ada sebagian yang menggunakan bantuan sinar matahari dikarenakan keterbatasan alat oven di dalam laboratorium kami. Sedangkan sinar matahari tidak banyak didapatkan karena praktikum berlangsung saat musim hujan, sehingga tidak dapat mengeringkan sampel atau mengurangi kadar airnya. Selain itu, kemungkinan juga proses pencucian sampel tidak dilakukan dengan benar sehingga mempengaruhi kandungan air dalam simplisia.



46



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran 1. Untuk Labolatorium Diharapkan persediaan alat dan bahan dilaboratorium semakin lengkap dan selalu menjaga kesterilan alat dan bahan yang digunakan agar tidak terkontaminasi dengan baketri lainnya, agar para praktikan juga dapat menyelesaikan praktikum dengan cepat dan disiplin. 2. Untuk Instruktur Diharapkan tidak ada komunikasi yang terlewat selama proses praktikum agar hubungan antara instruktur dan praktikan selalu terjaga dan terciptanya suasana kerjasama yang baik. 3. Untuk Praktikan Diharapkan saat praktikum selanjutnya praktikan bisa menguasai langkah-langkah pembuatan simplisia yang baik dan benar sehingga akan memperoleh hasil yang akurat dan terpercaya.



1



DAFTAR PUSTAKA Agoes, G. (2009). Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2) ed. Revisi. Bandung : Penerbit ITB. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia, 113-115. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Gunawan, D., dan Sri, M. 2010. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta : Penebar Swadaya Hal: 106-120. Herawati, Nuraida, Sumarto. Cara Produksi Simplisia Yang Baik. Bogor : Seafast Center; 2012. Nurhayati, Tutik. (2008). Uji Efek Sediaan Serbuk Instan Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga L.) sebagai Tonikum Terhadap Mencit Jantan Galur Swiss Webster. Skripsi S1 Fakultas Farmasi UMS: tidak diterbitkan Rafida, Meilisa. (2019). Analisis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Layanan Kesehatan di Rsud Petala Bumi Provinsi Riau Tahun 2019. Universitas Andalas. Supriyatna, et al. 2014. Seri Herbal Medik Prinsip Obat Herbal Sebuah Pengantar Untuk Fitoterapi. Yogyakarta: Deepublish



2



LAMPIRAN 4. Lampiran Dokumentasi



Dipanen tanaman/bagian tanaman



Dilakukan sortasi basah pada tanaman/bagian tanaman



Dicuci tanaman/ bagian tanaman



Dilakukan penimbangan bobot basah sampel



Dilakukan perajangan pada tanaman/bagian tanaman



Dilakukan pengeringan



Dilakukan penimbangan bobot kering sampel



Dilakukan sortasi kering



Dilakukan pengepakan dan penyimpanaan simplisia



1



5. Lampiran Perhitungan Kelompok 1 : 



Daun Pare Bobot basah



: 230 gram



Bobot kering



: 200 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



230−200 ×100 % 230



= 0,13 × 100 % = 13% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 13% = 87% 



Daun Hanjuang Hijau Bobot basah



: 210 gram



Bobot kering



: 110 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



210−110 ×100 % 210



= 0,48 × 100 % = 48% % Kadar



= 100% - % LOD = 100% - 48% = 52%







Daun Keji Beling Bobot basah



: 90 gram



Bobot kering



: 70 gram



1



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



90−70 ×100 % 90



= 0,22 × 100 % = 22% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 22% = 78%



Kelompok 2 : 



Daun Binahong Bobot basah



: 510 gram



Bobot kering



: 300 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



510−300 × 100 % 300



= 41,17 % % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 41,17% = 59% 



Daun sirsak Bobot basah



: 340 gram



Bobot kering



: 320 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat b asah simplisia



=



340−320 ×100 % 340



= 5,8 % % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 5,8% 2



= 94% 



Daun Afrika Bobot basah



: 200 gram



Bobot kering



: 150 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



200−150 ×100 % 200



= 0,25 × 100 % = 25% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 25% = 75% Kelompok 3 : 



Daun Srikaya Bobot basah



: 80 gram



Bobot kering



: 29 gram



% LOD



=



B erat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



80−29 ×100 % 80



= 63,75% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 63,75% = 36,25% 



Temulawak Bobot basah



: 150 gram



Bobot kering



: 60 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



150−60 ×100 % 150 3



= 60% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 60% = 40% 



Temu Putih Bobot basah



: 118 gram



Bobot kering



: 78 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



118−78 ×100 % 118



= 33,9% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 33,9% = 66% Kelompok 4 : 



Tabolututu Bobot basah



: 200 gram



Bobot kering



: 19,87 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



200−19,87 ×100 % 200



= 0,90065 × 100 % = 90,065% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 90% = 10% 



Daun sambiloto Bobot basah



: 180 gram



Bobot kering



: 14,39 gram



4



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



180−14,39 × 100 % 180



= 0,9200× 100 % = 92% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 92% = 8% 



Temu kuning Bobot basah



: 140 gram



Bobot kering



: 17,19 gram



% LOD



=



Berat basah simpli sia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



140−17,19 × 100 % 140



= 0,9446× 100 % = 94,46% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 94% = 6% Kelompok 5 : 



Daun Jambu Biji Bobot basah



: 160 gram



Bobot kering



: 16 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



160−16 ×100 % 160



= 90 % % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 90% = 10% 5







Daun Bunut Bobot basah



: 180 gram



Bobot kering



: 14 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



180−14 ×100 % 180



= 91,66% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 91,66% = 8,34% 



Kunyit Bobot basah



: 140 gram



Bobot kering



: 14 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



140−14 ×100 % 140



= 90% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 90%% = 10% Kelompok 6 : 



Daun cengkeh Bobot basah



: 96 gram



Bobot kering



: 50 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simp lisia



=



96−50 ×100 % 96



= 47,92% % Kadar = 100% - % LOD 6



= 100% - 47,92% = 52,08% 



Daun Asam Bobot basah



: 97 gram



Bobot kering



: 49 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



97−49 × 100 % 97



= 49,48% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 49,48% = 50,52% 



Daun Cocor Bebek Bobot basah



: 202 gram



Bobot kering



: 98 gram



% LOD



=



Berat basah simplisia−berat kering simplisia ×100 % Berat basah simplisia



=



202−98 ×100 % 202



= 51,48% % Kadar = 100% - % LOD = 100% - 51,48% = 48,52%



7



8



9