Laporan Sound Level Meter Kelompok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENGUKURAN KEBISINGAN SUMBER TIDAK TETAP DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SOUND METER



NAMA ANGGOTA KELOMPOK: 1.



LILIS FATONA (A1C317030)



2.



LIZA AFRIANITA (A1C317006)



3.



LOLIKA SAPUTRA (A1C317014)



DOSEN PENGAMPU: Drs. M. HIDAYAT., M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2019



Pengukuran Kebisingan Sumber Tidak Tetap Menggunakan Sound Meter



I.



Tujuan: Dapat mengukur kebisingan sumber tidak tetap.



II. Landasan Teori “Bising” menurut keputusan mentri Negara lingkungan hidup Republik Indonesia No.48/MNIH/1996 adalah bunyi yang tidak di inginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan dapat pula diartikan sebagai bunyi yang merugikan manusia dan lingkungannya. Bahkan bising yang dapat dikategorikan sebagai polutan lingkungan, suatu bilangan yang tidak terlihat tetapi berefek cukup besar. Oleh karena itu bising merupakan bunyi dikategorikan polutan lingkungan dan dapat menggangu kesehatan. Maka kita perlu mengetahui intensitas bunyi yang ada di lingkungan kita sebab itu diperlukan alat untuk mengukur tingkat kuat kebisingan tersebut. Alat ini dikenal dengan nama Sound Level Meter. Sound level meter atai SLM merupakan akat ukur dengan basis sistem pengukuran elektronik, meskipun pengukuran bisa dibuat secara langsung secara mekanis sistem pengukuran elektronik memberikan banyak keuntungan untuk beberapa pengukuran, antara lain kecepatan sistem dalam mengambil, mengirim, dan menyimpan data. SLM banyak dijual di pasaran namun alat ini masih tergolong mahal (Wildan, 2009: 31-31). Kualitas dan kuantitas suara ditentukan antara lain oleh intensitas (loudness), frekuensi, perioderitas (kontinu atau terputus) dan durasinya. Suara yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi dapat meneduhkan atau sebaliknya bisa menggangu dalam taraf kebisingan yang tinggi maka orang merasa tidak nyaman (Liefson Jocibus, 2013: 16). Menurut mirza (2007:97), gelombang adalah getaran yang merambat dimana tiap detik yang dilalui gelombang terjadi getaran yang merambat. Terkait dengan arah rambat dan arah getarnya, gelombang dibagi menjadi dua kelompok yakni gelombang transfersal dan gelombang longitudinal. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah rambat



gelombangnya tegak lurus dengan arah getarnta, sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya setara dengan arah getarnya. Kelajuan gelombang bunyi dalam perantara (medium) bergantung pada konversivitas dari kecepatan medium jika mediumnya adalah gas yang modulus bulknya adalah β dan kerapatan ρ, maka kelajuan gelombang tersebut: β 𝑣=√ ρ Kelajuan bunyi juga bergantung pada suatu medium untuk bunyi yang merambat di udara. Hubungan antara kelajuan bunyi dengan suhunya adalah :



𝑣 = (331



𝑚 𝑇𝑐 ) √1 + 𝑠 273°



Dimana 331 m/s adalah kelajuan bunyi di udara pada °𝐶 dan Tc adalah suhu udara dalam derajat celcius. Melalui persamaan ini diketahui bahwa pada 20° kelajuan bunyi di udara sekitar 343 meter persekon (Serway, 2009: 781-782). Intensita (I) suatu gelombang bunyi pada suatu permukaan adalah laju rata-rata energi persatuan luas yang dipindahkan oleh gelombang melalui atau kepermukaan, kita dapat menulisnya 𝐼=



𝑃 𝐴



P = laju perpindahan bunyi A= luas permukaan bunyi Intensitas (I) berkaitan dengan amplitudo perpindahan sama gelopmbang bunyi 𝐼=



1 𝑃𝛾𝜔2 𝑆 2 𝑚 2



Intensitas (I) suatu gellombang bunyi dalam level bunyi B adalah 𝛽 = (10 𝐷𝐵 𝛾 𝐿𝑜𝑔



𝐼 𝐼0



). DB



adalah singkatan dari decibel. Satuan dari level bunyi, I0 adalah intensitas acuan standar (10−12 W/𝑚2 ) , untuk I = I0 𝛽 meningkat sebesar 10 DB setiap kali intensitas bunyi meningkat sebesar satu pangkat besaran (Halliday, dkk. 2010: 487 – 489). III. Alat dan Komponen a. Sound meter b. Alat tulis IV. Prosedur Percobaan a. Buka aplikasi PlayStore di Android. b. Pilih aplikasi Sound Meter kemudian download.



c. Buka aplikasi Sound meter yang sudah di download.



d. Pengukuran dilakukan di pinggir jalan raya



e. Klik play pada Aplikasi Sound meter lihat angka yang ditunjukan pada LCD



f. Lakukan pengukuran selama 10 menit dan di ukur setiap 5 detik. g. Catatlah hasil pengukuran pada tabel.



VI. Data Percobaan Intensitas (dB) Waktu (detik) Menit Menit Menit Menit Menit ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5



Menit



Menit Menit



Menit



Menit



ke-6



ke-7



ke-8



ke-9



ke-10



5



82



87



87



81



81



87



80



78



81



83



10



83



85



79



81



80



83



80



81



80



84



15



81



81



82



81



83



85



80



83



83



83



20



84



84



79



83



82



82



82



82



83



82



25



87



80



80



82



84



84



83



82



81



84



30



85



82



83



85



81



80



79



87



82



82



35



80



79



82



87



82



85



82



85



83



81



40



84



83



81



82



84



87



80



82



80



84



45



82



82



83



82



82



84



84



83



79



82



50



85



80



83



83



83



81



81



81



82



83



55



83



80



80



81



84



83



85



81



79



80



60



87



80



81



78



83



82



87



81



87



81



VII. Pembahasan Pengukuran kebisingan sumber tidak tetap dilakukan di jalan lintas Sumatera, JambiMuara Bulian km 15, Mendalo Darat, Kecamatan jambi Luar Kota, Kabupaten Muara Jambi, Jambi, pada jam 15.00 WIB. Adapun hasil pengukurannya sebagai berikut:



Diketahui L1 = 78 dB



n1 = 2



L2 = 79 dB



n2 = 6



L3 = 80 dB



n3 = 16



L4 = 81 dB



n4 = 20



L5 = 82 dB



n5 = 24



L6 = 83 dB



n6 = 22



L7 = 84 dB



n7 = 12



L8 = 85 dB



n8 = 8



L9 = 87 dB



n9 = 10 + N = 120



𝐿𝑖 1 𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [ ∑ 𝑛𝑖 . 10 ⁄10 ] 𝑁



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



𝐿5 𝐿6 1 𝐿1 𝐿2 𝐿3 𝐿4 (𝑛1 . 10 ⁄10 + 𝑛2 . 10 ⁄10 + 𝑛3 . 10 ⁄10 + 𝑛4 . 10 ⁄10 + 𝑛5 . 10 ⁄10 + 𝑛6 . 10 ⁄10 𝑁



+ 𝑛7 . 10



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



𝐿7⁄ 10



𝐿8⁄ 10



+ 𝑛9 . 10



𝐿9⁄ 10 )]



1 78 79 80 81 82 83 (2. 10 ⁄10 + 6. 10 ⁄10 + 16. 10 ⁄10 + 20. 10 ⁄10 + 24. 10 ⁄10 + 22. 10 ⁄10 120



+ 12. 10



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



+ 𝑛8 . 10



84⁄ 10



+ 8. 10



85⁄ 10



+ 10. 10



87⁄ 10 )]



1 (2. 107,8 + 6. 107,9 + 16. 108 + 20. 108,1 + 24. 108,2 + 22. 108,3 + 12. 108,4 120



+ 8. 108,5 + 10. 108,7 )]



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



1 (2. 107,8 + 6. 107,9 + 16. 108 + 20. 108,1 + 24. 108,2 + 22. 108,3 + 12. 108,4 120



+ 8. 108,5 + 10. 108,7 )]



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



1 (126191468,9 + 476596940,8 + 1600000000 + 2517850823,6 120



+ 3803743661,9 + 4389577092,9 + 2529822128,1 + 5011872336,3)]



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



1 (126191468,9 + 476596940,8 + 1600000000 + 2517850823,6 120



+ 3803743661,9 + 4389577092,9 + 2529822128,1 + 5011872336,3)]



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [



1 (20455654452,5)] 120



𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [170463787,1] 𝐿𝑒𝑞 = 10 (8,23) 𝐿𝑒𝑞 = 82,3 𝑑𝐵𝐴 Jadi, rata-rata kebisingan ynag kami peroleh dari pengukuran ini adalah 82,3 dBA. IX. Kesimpulan Kebisingan adalah bunyi yang tidak di inginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Untuk mengetahui tingkat kebisingan sumber tidak tetap dapat digunakan rumus: 𝐿𝑖 1 𝐿𝑒𝑞 = 10 𝑙𝑜𝑔 [ ∑ 𝑛𝑖 . 10 ⁄10 ] 𝑁



X .Daftar Pustaka Halliday,dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Jacobus, Liefson. 2013. Otomatisasi Sistem Pengukuran Serapah Akustik Bahan Menggunakan Tabung Impedansi Dua Mikrofon: Vol. 5, Nomor 1. Satriawan, Mirza. 2007. Fisika Dasar. Bandung: ITB. Serway dan Jewet. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba. Wildan dan Rahmi. 2009. Jurnal Ilmu Fisika Rancang Bangun Sound Level Meter Berbasis Mikrokontroler AT 8951. Vol 1 Nomor 1. XI. Lampiran Gambar