18 0 1 MB
LAPORAN STUDI KASUS DIETETIC INTERNSHIP KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN DEWASA DENGAN DIAGNOSA MYASTHENIA GRAVIS, PNEUMONIA CAP ON THORAX EC KLEBSIELLA SP. DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUANG 24A RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh : Meilany Purnamasari Sudardjo 180070100111009
PROGRAM STUDI PROFESI DIETISIEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
DIETETIC INTERNSHIP KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN DEWASA DENGAN DIAGNOSA MYASTHENIA GRAVIS, PNEUMONIA CAP ON THORAX EC KLEBSIELLA SP. DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUANG 24A RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh: Meilany Purnamasari Sudardjo 180070100111009 Telah Mendapat Persetujuan pada : 10 April 2019
Clinical Instructure
Dosen Pembimbing
Sukarlin, S.Tr.Gz NIP. 197408091999032005
Inggita Kusumastuty, S.Gz., M.Biomed NIP. 19820402 200604 2001
Mengetahui, Kepala Instalasi Gizi,
Ruliana SST, M.MKes NIP. 19680305 199003 2 004
Ketua Program Studi Profesi Dietisien
Laksmi Karunia Tanuwijaya, S.Gz., M.Biomed NIP. 1982 0814 200812 2 004
ii
BAB I PENDAHULUAN Myasthenia gravis atau selanjutnya disingkat MG merupakan suatu penyakit autoimun dari neuromuscular junction (NMJ) yang disebabkan oleh antibodi yang menyerang
komponen
dari
membran
postsinaptik,
mengganggu
transmisi
neuromuskular, dan menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot rangka. Gangguan yang terjadi dapat berupa gangguan otot secara umum maupun dapat terlokalisasi pada suatu otot tertentu. Keterlibatan dari otot bulbar dan otot pernapasan dapat menyebabkan kematian. Patogenesis MG tergantung pada target dan isotipe dari antibodi tersebut. Myasthenia gravis dapat menyebabkan kelemahan pada kelopak mata dan otot-otot mata pada hingga 90% kasus; setengah dari pasien tersebut menunjukkan gejala okular yang terisolasi seperti ptosis dan/atau hanya diplopia (Philips WD and Vincent 2016). Gejala yang paling serius dari MG adalah kesulitan bernafas. Pasien myasthenic dengan insufisiensi pernapasan atau ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas paten dikatakan krisis. Kelumpuhan vokal dapat menghambat jalan napas, tetapi lebih umum saluran udara terhambat oleh sekresi pasien yang tidak dapat dikeluarkan karena batuk terlalu lemah (Chairunnisa, dkk, 2016). Miastenia crisis merupakan komplikasi dari myasthenia gravis yang ditandai dengan memburuknya kelemahan otot dan dapat mengakibatkan kegagalan pernapasan yang mengancam kehidupan. Faktor pemicu umum miasthenia crisis adalah infeksi salah satunya adalah pneumonia (Stevenson, 2016). Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat (Pamungkas, 2012). Pneumonia komunitas atau community acquired pneumonia (CAP) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai dan mempunyai dampak yang signifikan di seluruh dunia, terutama pada populasi usia lanjut. Pneumonia-masyarakat (community-acquired pneumonia) adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar rumah sakit (Joseph JG, 2006). Klebsiella pneumonia
1
merupakan bakteri gram negatif berukuran 2,0 – 3,0 x 0,6 µm, merupakan flora normal pada saluran usus dan pernafasan, hidup fakultatif anaerob. Klebsiella pneumonia mempunyai kapsul yang besar sehingga pada kultur koloninya terlihat sangat mukoid. Klebsiella pneumonia menyebabkan infeksi pada paru-paru misalnya pneumonia, infeksi saluran kemih, dan sepsis pada penderita dengan daya tahan tubuh yang lemah (Brooks et al., 2007 dan Ramsey, 2011). Hiperglikemia adalah istilah teknis untuk glukosa darah yang tinggi. Glukosa darah tinggi terjadi ketika tubuh memiliki insulin yang terlalu sedikit atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan benar. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes (ADA, 2010). Diabetes mellitus menyebabkan gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (Lathifah, 2017). Hiperglikemia juga bisa terjadi karena merupakan respons metabolik yang paling menonjol setelah terjadi stres atau trauma (Bergman, 2011).
2
BAB II NUTRITIONAL CARE PROCESS 1. IDENTITAS PASIEN Nama
: Ny. S
Usia
: 70 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Tanggal MRS
: 05/03/209
Tanggal Pengkajian
: 09/03/2019
No.Registrasi
: 1907xxxx
Ruang
: 24 A/11A
Diagnosa Medis
: Myasthenia Gravis, Pneumonia CAP on Thorax ec Klebsiella sp. dan Diabetes Mellitus Tipe 2.
2. ASSESSMENT A. Antropometri Tabel 2.1 Hasil Pengkajian Data Antropometri Data Antropometri Lila : 25,2 cm
Interpretasi Status Gizi Kurang
% LiLa = LiLa actual/LiLa Persentil = 82% TL : 46,7 cm Rumus Chumlae : TBE = 84,88 + (1,83xTL) – (0,24xU) TBE = 153,5 cm BBI = (TB-100) BBI = 53,5 kg
3
B. Biokimia Sebelum intervensi, data biokimia yang di dapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Hasil Pengkajian Data Laboratorium Data
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi
05/03/2019 Elektrolit Natrium
134 mmol/L
136-145
Normal
Kalium
4,25 mmol/L
3,5-5
Normal
Klorida
105 mmol/L
98-100
Normal
Hemoglobin
13,9 g/dL
13,4-17,7
Normal
Eritrosit
4,87. 106/μL
4,0-5,5
Normal
Leukosit
21,82. 103/μL
4,3-10,3
Tinggi
Hematokrit
40,80%
40-47
Normal
Trombosit
319. 103/μL
170-380
Normal
MCV
83,80 fL
80-93
Normal
MCH
28,50 pg
27-31
Normal
MCHC
34,10 g/dL
32-36
Normal
RDW
12,70%
11,5-14,5
Normal
MPV
10,1 fL
6,5-11
Normal
Eosinophil
0,0%
0-6%
Normal
Basophil
0,1%
0-2
Normal
Neutorfil
96,3%
51-67
Tinggi
Limfosit
2%
25-33
Rendah
Monosit
1,6%
2-5
Rendah
SGOT
16 u/L
0-40
Normal
SGPT
39 u/L
0-41
Normal
Hematologi
Faal Hati
4
Albumin
3,51 g/dL
3,5-5,0
Normal
293 mg/dL
95%
Normal
Metabolisme KH GDS Faal Ginjal
Analisa Gas Darah
07/03/2019 Analisa Gas Darah pH
7,38
7,35-7,45
Normal
PCO2
51 mmHg
35
Tinggi
PO2
199,3 mmHg
80-100
Tinggi
HCO3
27 mmol/L
21-28
Normal
Kelebihan Basa
2,8 mmol/L
(-3) - 3
Normal
Saturasi O2
99,3%
>95%
Normal
GDS
206 mg/dL