8 0 931 KB
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM ASUHAN GIZI KLINIK PADA PASIEN CEREBBROVASCULAR ACCIDENT (CVA) + HIPERTENSI DI RSUD SUMBAWA
OLEH :
NAMA MAHASISWA
: RISMA NAMORI
NIM
: P07131018046
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM JURUSAN GIZI TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM ASUHAN GIZI KLINIK PADA PASIEN CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA) + HIPERTENSI DI RSUD SUMBAWA
NAMA MAHASISWA : RISMA NAMORI NIM
: P0713118046
PEMBIMBING MATERI
(____________________) NIP
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM JURUSAN GIZI TAHUN 2021
BAB I DATA PASIEN
A. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) a. Identitas Pasien/ Client History(CH) No. Rekam Medik
: 168678
Tanggal MRS
: 10/04/21
Nama
: Ny. S
Umur
: 59 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: Islam
Tanggal lahir
: Seteluk, 14 Maret 2021
Alamat
: Taliwang
Pendidikan
: SD
Ruang/Kelas Perawatan
: Merpati/ Kelas III
Diagnosis Medis
: CVA + Hipertensi stage II
Jenis diet
: Rendah garam
Bentuk Makanan
: Makanan lunak
Tanggal pengamatan
: 11/04/21
b. Data Riwayat Medis dan Sosial 1. Keluhan utama terkait gizi : Saat MRS pasien mengeluhkan kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri secara mendadak sejak 3 hari yang lalu, keluhan muncul saat pasien beraktivitas, nyeri kepala, sulit tidur dan nafsu makan kurang. 2. Kondisi penyakit sekarang terkait gizi : Pasien mengalami penurunan nafsu makan, ada mual dan muntah 2x karena pasien lemas, nyeri kepala dan sulit tidur 3. Riwayat penyakit terdahulu
: Hipertensi
4. Riwayat penyakit keluarga
: satu keluarga riwayat hipertensi
5. Kondisi sosial ekonomi
:
Pasien sehari-hari menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai petani, tinggal bersama suami dan 3 orang anak. 6. Terapi medis : -
Injeksi R20
-
Injeksi omeprazole 1x 40mg
-
Injeksi andensentron 2x8mg
-
Injeksi citicolin 2x500 mg
c. Data riwayat gizi /Food History (FH) 1. Pola makan pasien sebelum MRS Nasi 3x sehari, Mie instant @1x/minggu, lauk hewani (ikan, telur, ayam@2-3/minggu, lauk nabati( tahu, tempe 2x/hari), sayur (kelor, bayam, kacang panjang, wortel @3x/hari), buah(pisang susu, buah naga, pepaya, jambu@3x/mgg), pasien suka makan yang bersantan, lemang dan suka yang asin dan gurih. Setiap pagi pasien minum kopi @1x/hari setelah bangun tidur. -
Tabel. Pola makan pasien sebelum MRS Frekuensi Bahan makanan
x/hari
Keterangan
x/minggu
Karbohidrat : Nasi
3x
Mie instant
1x
Sering sekali dikonsumsi
Lauk hewani : Ikan
2-3x
Kadang β kadang
Telur
2-3x
dikonsumsi
Ayam
2-3x
Lauk nabati: Tahu
3x
Sering sekali dikosumsi
Tempe
3x
Sering sekali dikosumsi
Kelor
3x
Sering sekali dikosumsi
Bayam
3x
Sering sekali dikosumsi
Kacang panjang
3x
Sering sekali dikosumsi
Wortel
3x
Sering sekali dikosumsi
Sayur :
Buah :
Pisang susu
3x
Biasa dikonsumsi
Buah naga
3x
Biasa dikonsumsi
Pepaya
3x
Biasa dikonsumsi
Jambu
3x
Biasa dikonsumsi
Minuman: Kopi -
1x
Sering dikonsumsi
Standar pembanding : (Suhardjo, 1986) Keterangan:
-
Sering sekali dikonsumsi
: >1x sehari
-
Sering dikonsumsi
: 1x sehari (4-6x/minggu)
-
Biasa dikonsumsi
: 3x per- minggu
-
Kadang βkadang dikonsumsi
-
Tidak pernah dikonsumsi
: kurang dari 3x per-minggu
:0
Penilaian : Berdasarkan data pola makan pasien diketahui pasien suka makan yang bersantan, lemang dan suka yang asin dan gurih. Setiap pagi pasien minum kopi @1x/hari setelah bangun tidur. -
Asupan bioaktif (kafein)
: Kopi
-
Tabel konsumsi 1 x 24 jam pasien/Hasil recall pasien sebelum MRS Energi
Protein
Lemak
KH
(kkal)
(gram)
(gram)
(gram)
Asupan
785,5 kkal
30,9 gram
25,9 gram
110 gram
Hasil kebutuhan
1584,5kkal
78,45
35,21
105,6
gram
gram
gram
49,57%
39,38 %
73,55%
104,13%
(-) kurang
(-)kurang
(-)kurang
(+) baik
%Tingkat konsumsi Kategori
Standar pembanding : Sk.Menkes No.129/Menkes/SK/II/2008/Tentang SPMRS 80% = Asupan baik Bedasarkan SK Kemenkes no : 129/menkes/SK/II/2008 Standar pelayanan Minimal Rumah Sakit (point II, sub Gizi dengan indicator sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien menggunakan nilai < 20%)
artinya
pasien
dinilai
memiliki
asupan
normal
apabila
mampu
menghabiskan makanan sebesar β₯ 80% dari standar makanan. Jika mengonsumsi makan < 80% pasien dinili memiliki asupan makan kurang. Penilaian : Berdasarkan hasil tabel tingkat konsumsi pasien selama 1x24 jam diketahui tingkat konsumsi pasien (-) dikarenakan nafsu makan menurun yaitu asupan zat gizi energi, protein, lemak 80%. 2. Terapi Medis o Injeksi R20 o Injeksi omeprazole 1x 40mg o Injeksi andensentron 2x8mg o Injeksi citicolin 2x500 mg
3. Kepatuhan dan perilaku makan saat ini : Pada saat ini pasien masih lemas dan kurang nafsu makan dan pasien mengkonsumsi makanan dari luar RS d. Data Antropometri (AD) Diketahui : LILA
: 29 cm
ULNA
: 23,5 cm
-
Estimasi TB menggunakan ULNA dengan rumus Ilayperuma: TB (cm)
: 68,777 + (3,536 x ULNA) : 68,777 + (3,536 x 23,5 cm) : 68,777 + 83,096 cm :151,8 cm
-
Estimasi BB menggunakan LILA dengan rumus cerra 1984: BB (Kg)
πΏπΌπΏπ΄ π¦πππ πππ’ππ’π
: πππππ π π‘πππππ πΏπΌπΏπ΄ π₯ (ππ΅ β 100) 29 ππ
: 28,5 ππ π₯ (151,8 β 100) : 1,01 x 51,8 : 52,3 kg Standar pembanding : rumus cerra 1984
-
Laki β laki
29 cm
Wanita
28,5 cm
% Percentile LILA
πΏπΌπΏπ΄ π¦πππ πππ’ππ’π
: πππππ π π‘πππππ πΏπΌπΏπ΄ π₯100% 29 ππ
: 30,3 ππ π₯ 100% : 0,95 x 100% : 95% (Gizi baik) -
-
Standar Pembanding : Nilai standar WHO-NCHS Kategori
Nilai standar
Obesitas
>120%
Overwight
110-120%
Gizi baik
85-110%
Gizi kurang
70,1 β 84,9%
Gizi buruk
23 Kg/mΒ² At risk
= 23 β 24,9 Kg/mΒ²
Obese I
= 25 β 29,9 Kg/mΒ²
Obese II
= β₯30 Kg/mΒ²
Menghitung BBI berdasarkan rumus Brocca : -
BBI (kg)
: (TB- 100) x 0,9 : (151,8 β 100) x 0,9
: 51,8 x 0,9 : 46,6 Kg
e. Data Biokimia (BD) Jenis pemerikasaan
Hasil
Nilai rujukan
Keterangan
pemeriksaan Hemoglobin
13 g/dl
12,3 β 15,3 g/dl
Normal
Limfosit
15%
22 β 44%
Rendah
Trombosit
290 10Β³/Β΅l
150 β 450 x
Normal
10Β³/Β΅l
-
MPV
6,1 FL
7,5 β 11 FL
Rendah
LED
3mm/jam
0-30 mm/jam
Normal
SGOT
15 U/L
0 β 38 UL
Normal
SGPT
10 U/L
10 β 35 UL
Normal
Ureum
41 mg/dl
< 50 mg/dl
Normal
GDS
146 mg/dl
70 β 100 mg/dl
Tinggi
Standar pembanding : Pedoman interpretasi data klinik (2011)
-
Penilaian :
f. Data Fisik β Klinis/Physical-Clinis Data (PD) -
Pemeriksaan fisik : KU lemah, kesadaran Compos Mentis (CM), Extermitas anggota gerak sebelah kiri
-
Pemeriksaan Klinis o Tanda-tanda vital
Jenis
Hasil
Nilai rujukan
pemeriksaan
pemeriksaan
Keterangan
Tekanan darah
160/90 mmHg
120/80 mmHg
Tinggi
Suhu
36,4Β°C
36Β° - 36,5Β°C
Normal
Nadi
77x/menit
80 β 90x/menit
Normal
Respirasi
20x/menit
20 β 30x/menit
Normal
-
Penilaian :
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis tanda-tanda vital pasien diketahui tekanan darah pasien tinggi yaitu 160/90 mmHg dengan kategori hipertensi stage II.
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Gambaran Umum Penyakit 1. Definisi stroke Stroke merupakan kelainan otak secara fungsional ataupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Doenges 2000 dalam Digiulio dkk, 2014). Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral, dan suatu gangguan neurologis fokal yang timbul akibat sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral (Price & Wilson 1994 dalam Masriadi, 2016). Stroke
merupakan
kehilangan fungsi otak akibat terhentinya suplai darah kebagian otak (Smeltzer & Bare 2001 dalam Masriadi, 2016). Stroke adalah sindrom klinis yang timbul awal mendadak, progresif, cepat berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung selama 24 jam. Efek yang akan terjadi yakni biasanya akan langsung menimbulkan kematian. Dan hal tersebut semata-mata disebabkan oleh pendarahan otak non traumatik (Mansjoer 2000 dalam Masriadi, 2016). Stroke mengacu kepada setiap neurologik mendadak akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan bisa menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO 1999 dalam Marfie, 2013). Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan bisa menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO 1999 dalam Marfie, 2013).
2. Klasifikasi stroke Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala klinisnya, yaitu: 1.
Stroke Hemoragik
adalah perdarahan serebral dan perdarahan subarachnoid, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah ke otak pada area otak tertentu. Biasanya ini terjadi apabila saat melakukan aktivitas, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
Stroke hemoragik merupakan
disfungsi neurologis fokal yang akut dan biasanya disebabkan oleh pendarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis, tetapi disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Widjaja 1994 dalam Saferi, 2013). Perdarahan otak dibagi dua yaitu: a. Perdarahan Intraserebral merupakan pecahnya pembuluh darah
(mikroaneurisma)
karena
hipertensi
yang
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk masa yang menekan
jaringan otak dan
menimbulkan edema otak. Peningkatan tekanan intrakranial terjadi begitu cepat, yang dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebral yang
disebabkan
karena
hipertensi
sering
dijumpai
didaerah putamen, talamus, pons dan sereblum (Siti Rohani 2000 dalam Saferi dkk, 2013) b. Perdarahan
Subarachnoid
merupakan
perdarahan
yang
berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM yang pecah berasal dari pembuluh darah sirkulasi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar parenkim otak (Juwono 1993:19 dalam Saferi dkk, 2013). Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang subarachnoid menyebabkan tekanan intrakranial meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasospasme pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global (nyeri
kepala,
penurunan
kesadaran)
maupun
fokal
(hemiparase, gangguan hemi sensorik, afasia, dll). 2.
Stroke Non Hemoragik (Stroke Infark) merupakan iskemia atau emboli dan trombosis serebral, yang terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Dalam hal tersebut tidak terjadi perdarahan namun
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya: a.
TIA (Transient Ischaemic Attack) Gangguan neurologis yang terjadi selama beberapa menit atau sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan sendirinya dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam
b.
Stroke Involusi Stroke yang terjadi masih terus berkembang, dimana gangguan neurologis terlihat maka akan semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan selama 24 jam atau beberapa hari.
c.
Stroke Komplit Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Stroke komplit biasanya diawali oleh serangan TIA berulang.
23
BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI
1. Diagnosis Gizi NI.2.1. Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu makan kurang , maual& muntah ditandai dengan tingkat konsusmsi pasien β€ 80% NI.5.3. Penurunan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan penyakit pasien CCA + hipertensi ditandai dengan tekanan darah pasie 160/900 NB.1.1
kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan
dengan pemilihan makanan yang salah ditandai dengan suka makanan yang bersantan, asin dan gurih. 2. Rencana Intervensi A. Intervensi pemberian makanan/diet a. Meningkatkan asupan oral pasien secara bertahap untuk meningkatkan sistem imun tubuh pasien b.
Mengontrol tekanan darah pasen mencapai batas normal untuk
meningkatkan sistem imun c.
Mengedukasi pasien untuk mampu mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan mengurangi/ mencegah / pemilihan jenis bahan makanan yang salah. a) Prinsip diet 1. Rendah lemak 2. Rednah natrium 3. Rendah kolesterol 4. Tinggi serat 5. Susu peptisol/APTA b) Jenis diet : Diet rendah garam, karena pasien memiliki riwayat tekanan darah titinggi lebih dari batas normal yaitu 160/90 mmHg c) Bentuk makanan Makanan lunak (bubur), karena kondisi pasien tidak mengalami gangguan pencernaan dan kondisi pasien yang masih lemah d) Rute pemberian : melalui oral
24
e) Syarat diet : -
Energi, diberikan cukup sesuai kebutuhan berdasarkan perhitungan rumus perkeni memperhitungkan berdasarkan berat badan, tinggi badan, usia, faktor stress serta kebutuhan sesuai diberikan sebesar 1584,75 kkal untuk menjaga stabilitas tubuh agar sel-sel dalam tubuh tidak melemah, menunjang aktivitas fisik pasien, mencegah penurunan
berat
badan
yang
tidak
dijamin
dan
menjaga
keseimbangan tubuh pasien -
Protein, diberikan sesuai kebutuhan yaitu
78,45 gram yang
digunakan untuk menggantikan kekebalan tubuh yang berperan dalam pembentukan immunnoglobulin atau antibody uotuk melawan infeksi,
mengangkut
dan
menyimpan
zat
gizi,
menjaga
keseimbangan asam basa tubuh. -
Lemak, diberikan 20% dari total kebutuhan energi pasien sebesar 35,21 gram yang digunakan untuk cadangan energi pasien dalam melakukan aktivitas fisik. Serta lemak yang dipergunakan untuk pasien adalah lemak tidak jenuh karena meningkatkan kolesterol baik(HDL), lemak mampu membantu penyerapan vitamin A.D,E dan K dan lemak tak jenuh penyumbatan dan DHA (pada ikan) untuk membantu
mengembangkan
dan
mempertahakan
kesehatan
jantung -
Karbohidrat, diberikan sebesar 105,63 gram digunakan untuk menyuplai energi dalam tubuh. Kecukupan energi pada tubuh nantinya dapat memperlancar kerja metabolisme sekaligus lebih cepat lelah dan lemas saat beraktivitas dengan memilih jenis karbohidrat kompleks yang lebih lambat dicerna oleh tubuh agar tidak melonjakkan gula darah terlalu drastis
-
Natrium , diberikan sebesar 1400 mg untuk menurunkan tekanan darah agar berada dalam nilai/kadar normal. Karena asupan natrium dapat mencegah peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Natrium menyebabkan tubuh menahan air dengan tingkat melebihi ambang batas normal tubuh sehingga dapat meningkatkan volume darah dari tekanan darah tinggi .
-
Kalium, diberikan sebesar digunakan untuk menurunkan tekanan darah karena kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari
25
bagian ekstraseluler dan menurunkan tekana darah atau menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh untuk mengontrol tekanan darah -
Serat, diberikan sebesar . serat dalam mekanismenya mampu menurunkan tekanan darah atau mengurangi hipertensi yang berkaitan dengan asam empedu. Serat pangan mampu mengurangi kadar kolestrol yang bersirkulasi dalam plasma darah, sebab serat pangan bisa mengikat garam empedu, mencegah penyerapan kolestrol dalam usus.
f) Perhitungan kebutuhan energi, zat gizi makro dan mikro Dik : BB
: 52,3 kg
TB
: 151,8 cm
AF
: 1,2
FS
: 1,3
Dijawab: a. Menghitung kebutuhan energi menggunakan rumus mifflin: BMR : ( 10 x BBA ) + (6,25 x TB) β (5 x U) β 161 : ( 10 x 52,3 ) + ( 6,25 x 151,8) β ( 5x 59) β 161 : 523 + 948,75 β 295 β 161 : 1417,75 β 295 β 161 : 1015, 75 kkal b. TEE
: BMR x AF x FS : 1015,75 kkal x 1,3 x 1,2 : 1584,57 kkal
c. Protein : 1,5 g/kg x BBA : 1,5 g/kgx 52,3 kg : 78,45 gram d. Lemak : 20% x TEE : 20% x 1584,75 kkal :
316,914 ππππ 9ππππ/ππππ
: 35,21 gram e. Karbohidrat : 60% x TEE : 60% x 1584,75 Kkal 950,742 ππππ
: 4ππππ/ππππ : 105,63 gram
26
-
Konversi Na ke Nacl Dik : Na
: 1400 mg (AKG 2019)
Jawab : Na (mg) x 2,5 = Nacl (gram) : 1000 1400 mg x 2,5 = 3500 : 1000 3500 mg -
= 3,5 gram
Kesimpulan : Jadi, 1400 mg natrium setara dengan 3500 mg atau 3,5 gram garam/ hari
g) Edukasi/konseling gizi 1. tempat : Ruangan Merpati waktu : 10:00 β 10:30 WITA metode : Ceramah dan diskusi media : Leaflet sarana : pasien dan keluarga pasien materi : penatalaksanaan diet Rendah garam penyakit βCVA + Hipertensiβ a. Edukasi awal : Memberikan informasi kepada pasien tentang makanan yang dianjurkan dan
tidak
dianjurkan.dan
memotivasi
pasien
untuk
mengahabiskan/memakan makanan RS. a. Konsultasi gizi Tujuan
:
Meningkatkan pengertian sikap dan perilaku sehingga membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang dihadapi pasien Materi
: Diet rendah garam
Alat bantu : Leaflet βBahan makanan penukarβ Metode
: Konseling
27
h) Rencana Monitoring dan Evaluasi Monitoring
Target
Asupan/Intake oral
Asupan makan
Waktu pelaksanaan oral
pasien 1-2 hari
makanan RS
selama
di
rawat
meningkat Fisik-klinis
Tekanan darah pasien 1-2 hari menurun bertahap
secara
28
BAB IV HASIL MONITORING EVALUASI
A. Asupan Zat Gizi (FH.1) Asupan zat gizi pasien selama di rumah sakit, adapun hasil pengamatan sisa makan selama pengamatan tersaji pada tabel 5. Tabel 1. Hasil pengamatan asupan pasien dengan mengamati waste pasien Hari/tanggal
Tk.konsumsi
Tk.konsumsi
Tk.konsumsi
pagi
siang
malam
Total
12/04/21
50%
66,67%
54,16%
59,64%
13/04/21
50%
91,67%
80%
73,89%
Tabel 2. Hasil pengamatan tekanan darah pasien selama 2 hari Hari/tanggal
Jenis Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
12/04/2021
Tekanan darah
160/90
13/04/2021
Tekanan darah
140/90
Tabel 3. Hasil monitoring dan evaluasi Hari/tanggal
Monitoring
Evaluasi
12/04/21 sd 13/04/21
Asupan intake oral pasien
Asupan intake oral pasien
makan β makanan RS
terjadi peningkatkan hari ke -
meningkat
1 yaitu 56,94% menjadi 73,89% pada hari ke-2
12/04 sd 13/04/21
Tekanan darah pasien
Tekanan darah pasien 160/90
mencapai batas normal
menjadi 140/90
29
BAB V PEMBAHASAN A. Rencana Intervensi Gizi Penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien penyakit CVA + hipertensi mulai tanggal 11 April 2021 sampai dengan 13 April 2021 di RSUD Sumbawa . Pada hari pertama yaitu tanggal 11 April
2021 dilakukan skrining gizi,
perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi, anamnesa pola makan, recall 24 jam, asessmen, diagnosis dan perencanaan menu. Dilakukan pemorsian, pengamatan asupan makanan sehari pasien dan melihat waste makan pasien baik makanan dari dalam rumah sakit serta memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga pasien terkait dengan terapi diet yang diberikan pada pasien B. Hasli Monitoring dan Evaluasi 1.
Pengetahuan dan pemahaman diet pasien Pengetahuan pasien dari pertama masuk rumah sakit belum mengetahui tentang pola makan yang baik untuk penyakit yang dideritannya, pasien juga belum mengerti betul tentang gizi seimbang. Namun setelah diberikan edukasi berupa penyuluhan dan konseling pengetahuan pasien meningkat,yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.
2. Tingkat konsumsi energi dan zat gizi Berdasarkan tabel diatas , pengamatan konsumsi pasien, rata β rata asupan pasien meningkat dari sisa makan pasiendari hari pertama adalah 56,94% asupan pasien dan hari kedua 73,89% . Bedasarkan SK Kemenkes no : 129/menkes/SK/II/2008 Standar pelayanan Minimal Rumah Sakit (point II, sub Gizi dengan indicator sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien menggunakan nilai < 20%) artinya pasien dinilai memiliki asupan normal apabila mampu menghabiskan makanan sebesar β₯ 80% dari standar makanan. Jika mengonsumsi makan < 80% pasien dinili memiliki asupan makan kurang.
30