Laporan Studi Literatur [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Studi Literatur “Shelter”



KELOMPOK



DOSEN PEMBIMBING : Agus Jhonson H. Sitorus, ST., MT. Disusun Oleh :



Luqman Hadi Wibowo (130406083) Azlan Andika Putra Siregar (150406055) Andita Retnoningrum (150406068) Azura Tia Mardhatilla (150406077)



UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR 2018/2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan studi literature Perancangan Arsitektur I “Shelter”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kepada orang tua penulis yang telah memberikan kasih sayang dan mendidik penulis sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Bapak Agus Jhonson H. Sitorus, ST., MT.sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah Perancangan Arsitektur I. Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang mendukung untuk kesempurnaan laporan ini.



Medan, 18 September 2018



Penulis



DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .............................................................................



i



DAFTAR ISI............................................................................................



ii



BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 Pengertian .................................................................................. 1.2 Syarat dan Kriteria Pembuatan Shelter BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 2.1 Jenis – Jenis Shelter .................................................................. 2.2 Contoh Shelter 2.3 Shelter Daerah Pegunungan 2.4 Shelter Daerah Pantai DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Pengertian Shelter merrupakan fasilitas umum yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal atau tempat mengungsi sementara ketika terjadi bencana, namun bisa digunakan pula untuk fasilitas umum yang lain misalnya untuk tempat rekreasi atau ibadah atau yang lainnya, apabila tidak terjadi bencana. Syarat bangunan shelter adalah bangunan satu lantai atau tingkat yang tahan gempa, tahan cuaca, dan bisa menampung banyak orang. Bangunan shelter mempunya i fungsi sekunder saat tidak terjadi bencana, selain mempunyai fungsi utama sebagai shelter untuk hunian dalam keadaan darurat.



Gambar1 : Shelter di pegunungan



Peletekan dan Material Bangunan Shelter : Peletakan : Di atas tanah, Rumah panggung, Rumah terapung, Kombinasi/multifungsi. Material : Metal/besi/baja, Kayu, Tenda, Bahan setempat yg mudah di dapat.



Gambar2 : Shelter di daerah pantai



Beberapa poin yang diperlukan dalam desain shelter: 1) Mudah diangkut, dilipat dan dapat dikirim datar atau dalam paket. 2) Dibangun dari bahan daur ulang dan memiliki kemampuan untuk digunakan kembali. 3) Mudah dibangun dan disatukan dengan beberapa alat atau tidak. 4) Dapat dibangun secara individu atau secara berkelompok/kompleks 5) Dapat diproduksi secara massal.



1.2. SYARAT PEMBUATAN DAN KRITERIA SHELTER Pemilihan Tapak Secara umum panas, kelembaban tinggi disebabkan adanya angin dari arah utara dan selatan hemisphere mengumpul dan naik pada pertemuan permukaan tropis, menyebar kemudian dingin pada saat bersamaan. Karakteristik antara lain : 1. Kelembaban dan curah hujan tinggi sepanjang tahun 2. Temperatur tinggi sepanjang tahun 3. Temperatur diurnal bervariasi sekitar 4. Sedikit variasi dalam temperature 5. Lahan datar dan angin laut mempunyai peranan utama wilayah pantai 6. Intensitas radiasi matahari bervariatif dengan kondisi berawan Envelopes Envelope yang jika diartikan adalah selubung atau kulit bangunan, merupakan elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung dalam hal ini adalah material berupa dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut. Selubung bangunan merupakan elemen bangunan yang penting yang harus diperhitungkan dalam penggunaan energi.



Gambar 3 : Shelter dengan bahan kayu Pertimbangan desain selubung bangunan dimulai dari penempatan orientasi bangunan pada tapak, posisi dan penempatan jendela maupun skylight. Orientasi bangunan pada sumbu timur-barat sementara menempatkan sebagian besar bukaan jendela di sebelah utara dan pada bagian selatan untuk kontrol pencahayaan matahari dan lebih mudah untuk mencapai. Untuk prosedur perancangan, konservasi energi dan rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan gedung yang optimal, sehingga penggunaan energi dapat effisien tanpa harus mengurangi dan atau mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan produktivitas kerja penghuni, serta mempertimbangkan aspek biaya, menggunakan bahan yang lebih efisien menghemat sumber daya, mengurangi limbah, dan membantu mengurangi biaya konstruksi. Dalam penggunaan material untuk selubung bangunan, pertimbangan bahan alternatif-seperti strawbales untuk bangunan komersial atau perumahan di iklim yang sesuai. Atap menyajikan beberapa pilihan. Green roof menawarkan banyak manfaat, seperti mengurangi efek pemanasan global, berpotensi memberikan nilai-nilai insulasi yang tinggi, mengurangi limpasan air hujan, dan mungkin menawarkan habitat bagi flora dan fauna lokal. Jika Green roof bukanlah pilihan, pada selubung bangunan bahan atap bisa dibantikan dengan bahan Cool roofing. Cool Roofing



dapat mengurangi beban surya di gedung dan



memperpanjang umur atap dengan mengurangi ekspansi dan kontraksi bahan. Beberapa bahan yang dapat digunakan untuk shelter diantaranya :



1. INSULATION MATERIALS Insulation materials secara tradisional memainkan peran penting dalam desain bangunan untuk kontrol iklim, dampaknya terhadap efisiensi energi (dan dengan demikian penghematan energi) dapat substansial. Terdapat banyak material insulasi yang bisa digunakan untuk selubung bangunan: -



Plastic foam board (rigid board) insulation. Bahan ini dapat berisi bahan VOCs (



Senyawa organik yang mudah menguap).



-



Spray-applied foam insulation (spray-in cavity-fill). Produk ini tidak memiliki nilai R-



yang tinggi, namun sebagai sumber daya yang efisien.



-



Magnesium silicate or cementitious foam, menyediakan CFC dan HCFC-bebas alternatif



isolasi, meskipun sedikit lebih mahal dari CFCs dan HCFCs yang tidak memiliki dampak kualitas udaradalam ruangan. -



Cellulose insulation, ini bertujuan untuk mengurangi kelembapan dalam ruangan terbuat



dari kertas daur ulang.



-



Fibrous batt and board insulation. Material ini cukup bagus.namu memiliki kekurangan,



dimana material tersebut banyak menggunakan bahan pengawet atau formalin sebagai bahan utama.



-



Mineral wool. bahan yang terbuat dari hasil olahan limbah dari baja maupun besi ini dapat



dimanfaatkan pada bangunan sebagai bahan proteksi kebakaran.



-



Cotton insulation. Material untuk selubung bangunan tersebut juga merupakan hasil dari



daur ulang. -



Radiant barriers (bubble-backed, foil-faced polyethylene foam, foil-faced paperboard



sheathing, foil-faced OSB). Material selubung bangunan tersebut berbentuk lembaran yang tersedia dalam berbagai konfigurasi bertujuan untuk mengurangi aliran panas yang masuk ke dalam bangunan. Bahan ini juga merupakan hasil produk daur ulang.



-



Perlite. Terbentuk seperti batu silika yang dicampurkan ke dalam pasangan dinding bata



atau beton. Bahan ini sangat bagus digunakan untuk selubung bangunan, dimana memiliki



keunggulan tidak mudah terbakar serta beban ringan. Dengan penggunaan bahan ini maka polusi serta debu akan sangat minim, namun bahan ini juga memiliki kelemahan seperti jangkauan aplikasinya terbatas.



- Structural insulated panels. Bahan ini untuk bahan kedap udara.



2. STRAWBALE CONSTRUCTION Merupakan strategi untuk membangun dengan dampak lingkungan yang minim. Ditentukan atas dasar kelembaban yang dilindungi. Material ini terbuat dari bahan dasar jerami. Merupakan hasil produksi daur ulang limbah pertanian. Material ini juga dapat digunakan untuk bahan selubung bangunan sebagai dindingdapat juga dijadikan sebagai panel . Bangunan dengan mengkobinasikan dengan kayu, logam dan material lainnya yang nantinya difinish. Bahan tersebut sangat ringan dan tidak banyak membebani pada struktur bangunan. Penerapan material ini pada selubung bangunan sekaligus memenuhi persyaratan kearifan bangunan terhadap lingkungannya. Selubung bangunan berupa dinding dan atap yang terbuat dari bahan daur ulang limbah pertanian ini memiliki nilai isolasi yang ada pada jeraminya itu sendiri sehingga sangat



berungsi



untuk



memberikan



hawa



yang



dingin



pada



sebuah



ruangan



bangunan.Dinding yang terbuat dari material ini bisa dibuat dengan ketebalan 16 in (400mm) atau bahkan lebih tebal dari ukuran tersebut, sehingga bahan ini juga bertujuan sebagai penghalang suara yang efektif. Meskipun idealnya, material ini cocok untuk iklim kering, namun bangunan yang terbuat dari materail hasil olahan daur ulang tersebut juga dapat dibangun di setiap wilayah



yang sekiranya tersedia bahan dasarnya. Karena material ini sangat unggul dalam hal infiltrasi kelembaban.



3.



STRUCTURAL INSULATED PANELS



Terdiri dari unsur inti isolasi terjepit di antara dua kulit. Dalamperakitan struktur, kulit bertindak dalam ketegangan dan kompresisementara inti menangani gaya geser dan tekuk. Material terbuat dari EPS dengan perekat serta OSB. Bahan ini juga merupakan material selubung bangunan yang terbuat dari hasil daur ulang limbah.



Bangunan dengan menggunakan structural insulated panels telah terbukti dapat berfungsi sebagai alternatif efisiensi energi. Kekuatan struktur dari bahan ini juga dapat diunggulkan, sudah terdapat banyak contoh rumah yang dibangun di Tornado- Amerika utara dapat bertahan dalam kurun waktu yang cukup lama, serta di Jepang dapat bertaha dari goncangan gempa. Bahan ini biasanya digunakan untuk material dinding eksterior dan atau bantalan dinding, dapat juga digunakan untuk bingkai partisi interior, tahap finishing plafond. Bahan ini juga dapat digunakan untuk dinding, atap dan lantai.



Pada tahap pertimbangan implementasi, untuk mengurangi biaya dan pemborosan sumber daya alam, disainer dalam membangun dengan menggunakan structural insulated panels harus mempertimbangkan sifat modul panel tersebutdan bekerja dengan dimensi yang tepat



untuk



meminimalkan



dan



menghindari



pemotongan



di



lapangan



untuk



menyederhanakan konstruksi, membongkar serta sesuai dengan kebutuhan pemasangan panel.



BAB II PEMBAHASAN



2.1. JENIS JENIS SHELTER Shelter terdapat banyak jenis sesuai dengan kegunaan, waktu pembuatan dan lokasi dari shelter tersebut. 2.1.1. Kabin Merupakan tempat hunian sederhana. Biasanya terdapat di dataran tinggi seperti pegunungan atau pedesaan. Kabin digunakan sebagai tempat persinggahan atau peristirahatan sementra bagi para pendaki. Pada beberapa kabin biasanya terdapat staff dan pengelola.



2.1.2. Tenda Tenda terdiri dari kerangka tiang, ditutupi terpal atau beberapa bahan lain dan dipegang oleh tali dan jangkar. Tempat-tempat penampungan ini didirikan pada saat akan digunakan dan mudah dibawa kemana-mana. Desain yang lebih sederhana hanya membutuhkan terpal tipis, sementara desain yang lebih tahan lama menggabungkan material yang lebih berat yang dapat menahan terhadap kondisi cuaca berbahaya. Dalam cuaca ekstrim, tenda-tenda dapat didirikan di belakang gundukan salju atau batu, yang bertindak sebagai penahan angin dan membantu melindungi tempat berlindung. Tenda adalah jenis shelter yang paling sering digunakan.



2.1.3. Bivouac Adalah shelter sementara yang digunakan di pegunungan. Biasanya dibuat secara mendadak dan menggunakan bahan yang ada di alam.



2.1.4. Pondok Merupakan tempat perlindungan yang biasanya terdapat di daerah pantai. Terbat dari bahan – bahan seperti bamboo, kayu bekas dan daun kelapa ataupun jerami.



Shelter juga dibedakan menurut waktu pembuatan dan ketahanannya terhadap bencana. 2.1.5. Emergency Shelter Shelter yang dibuat secara mendadak dan dibuat menggunakan bahan yang seadanya bisalnya dari terpal atau kayu kayu yang tersedia. Dikarenakan sifat shelter yang non-permanen, sheter ini mudah di bongkar dan dibawa kemanamana.



2.1.6. Transitional Shelter Shelter yang bersifat semi permanen, biasanya dibangun dengan lebih teliti dan lebih kuat menahan bencana. Bahannya telah dipersiapkan sehingga dapat lebih bagus dalam segi penampilan maupun ketahanan. Stukturnya bersifat semipermanen sehingga dapat dibongkar.



2.1.7. Durable Housing



Shelter yang bersifat permanen yang biasanya digunakan sebagai tempat penampungan bencana. Ketahanannya paling baik dibandingkan emergency maupun transitional shelter. Dikarenakan sifatnya yang permanen, jikan tidak digunakan sebagai shelter, bangunan ini biasanya digunakan sebagai gudang atau tempat kegiatan lainnya seperti hall atau gedung serbaguna.



2.2. CONTOH SHELTER Berikut adalah contoh shelter yang berada di sumatera



Gambar: Bamboo Frame Shelter Dibangun untuk tempat penampungan korban gempa di Padang, Sumatera Barat pada tahun 2009. Terbuat dari material Bamboo (Dendroclamus Asper dan Gigantochloa



Apus), lantai dan dinding anyaman bamboo, pondasi konkrit dan atap genteng tanah liat.



2.3. SHELTER DAERAH PEGUNUNGAN Tipologi shelter di daerah pegunumgan 



Bahan atap dapat menyerap dan menyimpan panas misalnya: jerami, foam dll.







Terbuat dari bahan kayu dan ranting







Biasanya tidak berkaki



2.4. SHELTER DAERAH PANTAI Tipologi shelter yang berada di daerah pantai 



Bahan atap ijuk atau sirap







Terbuat dari bamboo atau kayu air







Dinding biasanya dibuat dari papan atau kayu sisa



DAFTAR PUSTAKA 1. http://appalachiantrail.org/home/explore-the-trail/thru-hiking/shelters 2. http://keepontravellingwith-gillandpeter.blogspot.com/2012/06/our-beach-shelterkooljaman-resort.html 3. http://www.hwy76sales.com/storm-shelters.html 4. https://www.worldatlas.com/articles/the-different-types-of-shelters-used-bymountaineers.html