11 0 484 KB
LAPORAN SURVEY BUDAYA KESELAMATAN UPT MAS AMSYAR KASONGAN A. HASIL 1. Gambaran Karakteristik Responden Jumlah populasi penelitian berjumlah 300 responden. Namun yang mengisi kuesioner berjumlah 136 orang. Adapun karakteristik responden dilihat pada table. 1 dibawah ini. Tabel 1. Gambaran Karakteristik responden VARIABEL Profesi
KATEGORI
FREKUENSI
PERSENTASI
Perawat
57
41,9%
Bidan
31
22,8%
Dokter
19
14%
Gizi
2
1,5%
Apoteker/ Teknisi Farmasi
4
2,9%
Teknisi
1
0,7%
Supervisor, manajer,
3
2,2%
manajer departemen, pimpinan klinis, administrasi, direktur
Layanan Lingkungan
2
1,5%
Teknologi Informasi
1
0,7%
Petugas Unit, Sekretaris,
7
5,1%
9
6,6%
136
100%
Resepsionis, staff
Lainnya
Jumlah Unit Kerja
Ruang Rawat Inap
51
37,5%
Poliklinik
12
8,8%
IGD
12
8,8%
IGD Ponek
9
6,6%
Radiologi
2
1,5%
Patologi & Laboratorium
6
4,4%
1
0,7%
0
10
7,4%
Rehabilitasi
1
0,7%
Anestesiologi
3
2,2%
Kamar oprasi
4
2,9%
Farmasi
12
8,8%
Administarasi dan manajemen
1
0,7%
Bagian IT
2
1,5%
Transportasi
Houskeeping, rumah
3
2,2%
3
2,2%
4
2,9%
136
100%
20
15%
26
26%
43
32%
37
27%
136
100%
28
21%
74
54%
19
14%
15
11%
136
100%
6
4%
45
33%
85
63%
Psikiatri
tangga, lingkungan
ICU
Lainnya
Jumlah Lama Kerja di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan
< 1 tahun 1-5 Tahun 6-10 Tahun > 11 Tahun
Jumlah Lama Kerja Di Unit
< 1 tahun 1-5 Tahun 6-10 Tahun > 11 Tahun
Jumlah Waktu
< 30 Jam
Kerja
30-40 Jam
Dalam Seminggu
> 40 Jam
1
Jumlah
100%
136
2. Gambaran Dimensi Budaya Keselamatan Pasien Pada bagian ini disajikan gambaran secara kuantitatif 10 dimensi budaya keselamatan pasien di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan. Suatu budaya keselamatan pasien dikatakan budaya kuat apabila respon positif sebesar sama dengan 75 % atau lebih,budaya sedang apabila respon positif sebesar 50% - 75%, dikatakan budaya lemah apabila respon positif kurang dari 50%. Respon positif adalah jawaban responden berupa setuju/sering dan sangat setuju/selalu pada pernyataan positif dan jawaban negatif tidak setuju/jarang dan sangat tidak setuju/tidak pernah pada pernyataan negatif. Respon negatif merupakan kebalikan dari respon positif. Tabel 2. Hasil Perhitungan Kuesioner Survey Budaya Keselamatan Pasien Bagian A No
STS
TS
K
S
SS
JUMLAH
1
2
7
12
74
41
136
2
21
21
29
51
14
136
3
6
13
32
67
18
136
4
5
5
30
78
18
136
5
27
43
35
22
9
136
6
34
33
36
25
8
136
7
24
27
35
47
13
136
8
3
5
14
69
45
136
9
38
45
28
21
4
136
10
4
15
25
64
28
136
11
44
54
16
17
5
136
12
2
9
34
76
15
136
2
13
22
31
41
36
6
136
14
49
47
18
20
2
136
Bagian B No
STS
TS
K
S
SS
JUMLAH
1
3
6
41
65
21
136
2
15
41
44
30
6
136
3
4
8
34
69
21
136
Bagian C 7 No
STS
TS
K
S
SS
JUMLAH
1
5
4
34
64
29
136
2
6
4
20
71
35
136
3
5
4
40
63
24
136
4
4
4
35
75
18
136
5
3
6
21
76
30
136
6
5
3
36
68
24
136
7
30
36
42
27
1
136
Bagian D No
STS
TS
K
S
SS
JUMLAH
1
8
12
45
64
7
136
2
7
13
47
61
8
136
3
34
15
66
15
6
136
3
Bagian E No
STS
TS
K
S
SS
JUMLAH
1
3
4
42
63
24
136
Bagian F No
STS
TS
K
S
SS
JUMLAH
1
7
6
38
58
27
136
2
10
9
45
51
21
136
3
19
12
40
46
19
136
4
22
31
33
33
17
136
5
33
46
30
23
4
136
6
7
2
21
76
29
136
Tabel 3. Karakteristik Dimensi Budaya Keselamatan Pasien Dikaitkan dengan pertanyaaan dalam Kuesioner Survei Budaya Keselamatan Pasien 1
2
Teamwork
Kepegawaian dan kecepatan kerja
A1. Di unit ini, kami bekerja sama sebagai tim yang efektif A8. Selama masa sibuk, staf di unit ini saling membantu. A9r. Ada masalah dengan perilaku tidak sopan oleh mereka yang bekerja di unit ini. (kata-kata negatif) A2. Di unit ini, kami memiliki staf yang cukup untuk menangani beban kerja. A3r. Staf di unit ini bekerja lebih lama daripada yang terbaik untuk perawatan pasien. (katakata negatif) A5r. Unit ini terlalu mengandalkan staf sementara, float, atau PRN. (kata-kata negatif)
77%
44%
A11r. Kecepatan kerja di unit ini sangat terburuburu sehingga berdampak negatif pada keselamatan pasien. (kata-kata negatif) 3
Pembelajaran A4. Unit ini secara teratur meninjau proses organisasi kerja untuk menentukan apakah perubahan diperlukan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
4
66%
A12. Di unit ini, perubahan untuk meningkatkan keselamatan pasien dievaluasi untuk melihat seberapa baik mereka bekerja. A14r. Unit ini memungkinkan masalah keselamatan pasien yang sama terus terjadi. (kata-kata negatif) 4
5
6
7
Respon terhadap kesalahan
Supervisor, Manajer, atau Dukungan Pimpinan Klinis untuk Keselamatan Pasien
Umpan balik dan Komunikasi tentang kesalahan
Keterbukaan komunikasi
A6r. Di unit ini, staf merasa kesalahan mereka ditahan. (kata-kata negatif) A7r. Saat suatu peristiwa dilaporkan di unit ini, rasanya orang tersebut sedang ditulis, bukan masalahnya. (kata-kata negatif) A10. Ketika staf membuat kesalahan, unit ini berfokus pada pembelajaran daripada menyalahkan individu. A13r. Di unit ini, kurangnya dukungan dari staf yang terlibat dalam kesalahan keselamatan pasien. (kata-kata negatif) B1. Supervisor, manajer, atau pemimpin klinis saya secara serius mempertimbangkan saran staf untuk meningkatkan keselamatan pasien. B2r. Supervisor, manajer, atau pemimpin klinis saya ingin agar kami bekerja lebih cepat selama waktu sibuk, meskipun itu berarti mengambil jalan pintas. (kata-kata negatif) B3. Supervisor, manajer, atau pemimpin klinis saya mengambil9tindakan untuk mengatasi masalah keselamatan pasien yang menjadi perhatian mereka. C1. Kami diberitahu tentang kesalahan yang terjadi di unit ini. C2. Ketika kesalahan terjadi dalam unit ini, kami membahas cara-cara untuk mencegahnya terjadi lagi. C3. Di unit ini, kami diinformasikan tentang perubahan yang dibuat berdasarkan laporan acara. C4. Di unit ini, staf angkat bicara jika mereka melihat sesuatu yang dapat berdampak negatif pada perawatan pasien. C5. Ketika staf di unit ini melihat seseorang dengan otoritas lebih melakukan sesuatu yang tidak aman untuk pasien, mereka angkat bicara. C6. Ketika staf di unit ini angkat bicara, mereka yang memiliki otoritas lebih terbuka terhadap masalah keselamatan pasien mereka. C7r. Di unit ini, staf takut untuk bertanya jika ada yang tidak beres. (kata-kata negatif)
5
50%
57%
69%
66%
8
9
melaporkan insiden keselamatan pasien Dukungan manajemen RS pada keselamatan pasien
10 Serah terima dan pertukaran informasi
No
Budaya
Responden
Keselamatan
Respon Netral Respon
Kerjasama Dalam Unit
2
F4r. Saat memindahkan pasien dari satu unit ke unit lain, informasi penting sering kali ditinggalkan. (kata-kata negatif) F5r. Selama pergantian shift, informasi penting perawatan pasien sering kali diabaikan. (katakata negatif) F6. Selama pergantian shift, tersedia waktu yang cukup untuk bertukar semua informasi penting perawatan pasien.
41%
45%
58%
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dimensi Budaya Keselamatan Pasien 10 Dimensi Kategori Jawaban Jumlah Presentasi Kategori
Pasien 1
D1. Ketika kesalahan diketahui dan diperbaiki sebelum sampai ke pasien, seberapa sering hal ini dilaporkan? D2. Ketika kesalahan mencapai pasien dan dapat membahayakan pasien, tetapi tidak, seberapa sering hal ini dilaporkan? F1. Tindakan manajemen rumah sakit menunjukkan bahwa keselamatan pasien menjadi prioritas utama F2. Manajemen rumah sakit menyediakan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan keselamatan pasien. F3r. Manajemen rumah sakit tampaknya tertarik pada keselamatan pasien hanya setelah kejadian buruk terjadi. (kata-kata negatif)
(+)
Responden
Responden
Budaya
Positif
(-)
306
54
42
402
77%
KUAT
237
112
180
529
44%
LEMAH
260
82
43
385
66%
SEDANG
259
137
154
550
50%
SEDANG
225
119
57
401
57%
SEDANG
Kepegawaian dan kecepatan kerja
3
Pembelajaran organisasi
4
Respon terhadap kesalahan
5
Supervisor,
6
Manajer, atau Dukungan Pimpinan Klinis untuk Keselamatan Pasien 6
Umpan balik dan Komunikasi
227
94
28
349
69%
SEDANG
346
134
54
533
66%
SEDANG
91
82
40
223
41%
LEMAH
400
45%
LEMAH
SEDANG
tentang kesalahan 7
Keterbukaan komunikasi
8
melaporkan insiden keselamatan pasien
9
Dukungan manajemen RS pada
97 180
123
keselamatan
11
pasien 10
Serah terima dan
223
84
86
393
58%
JUMLAH
2.354
1.021
781
4.156
573%
Rata - Rata
235,4
102,1
78,1
415,6
47,75%
pertukaran informasi
LEMAH
Pada table 4 di atas terlihat/menunjukan budaya keselamatan pasien di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan dikategorikan dalam budaya keselamatan yang “Lemah”, Yaitu 47,75%. Budaya keselamatan pasien tertinggi yaitu 77% dicapai pada dimensi “Kerjasama Dalam Unit”. Sedangkan “melaporkan insiden keselamatan pasien” menduduki kategori terendah yaitu 41%.
7
B. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Personel UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan Bila melihat hasil survey pada Tabel 1, Jumlah tenaga medis (dokter) dan Perawat/Bidan merupakan responden terbanyak yaitu 107 orang (57 Perawat, 31 Bidan, 19 Dokter). Tenaga profesional kesehatan tersebut yang melaksanakan tugas di unit rawat jalan dan rawat inap dan merupakanprofesional asuhan yang berinteraksi langsung dengan pasien, sehingga harus lebihberhati-hati dalam melaksanakan tindakan maupun pemeriksaan terhadap pasien, berusaha untuk meminimalisir kesalahan, menghindari komplain dan lebih mengutamakan keselamatan pasien. Bila melihat dari tingkat pendidikan perawat minimal D III dan S1 serta profesi Keperawatan, sedangkan dokter berpendidikan dokter umum, spesialis, dan sub spesialis, yang akan mentaati kode etik, mampu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, serta mampu memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia secara berdaya guna dan berhasil guna, mampu berperan sebagai agen pembaharu dan mengembangkan ilmu serta teknologi kedokteran. Semakin tinggi tingkat pendidikanakan lebih rasional dan kreatif serta terbuka 12 dalam menerima adanya bermacam usaha
pembaharuan
pembaharuan.
Tingkat
dan
dapat
pendidikan
menyesuaikan seseorang
diri
terhadap
berpengaruh
dalam
memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Responden yang memiliki masa kerja di unit 1-5 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 74 orang, dan masa kerja di UPT RSUD Mas
Amsyar Kasongan 6-10 tahun sebanyak 43 orang, sebagian besar memiliki waktu kerja dalam seminggu 40-59 jam sebanyak 85 orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah cukup lama menjalankan profesinya, sehingga semakin banyak kasus yang ditanganinya.
Hal
tersebut
akan
menambah
pengalaman
dalam
meningkatkan keahlian dan ketrampilan kerja. 2. Budaya Keselamatan Pasien Di UPT RSUD Mas Amsyar Kasonga. Budaya keselamatan pasien adalah persepsi yang dibagikan diantara anggota organisasi ditujukan untuk melindungi pasien dari kesalahan tata laksana maupun cedera akibat intervensi. Persepsi ini meliputi kumpulan
8
norma, standar profesi, kebijakan, komunikasi dan tangung jawab dalam keselamatan pasien. Budaya ini kemudian mempengaruhi keyakinan atau tindakan individu dalam memberikan pelayanan. Budaya keselamatan yang diukur dalam survey ini mengukur persepsi seluruh populasi yang ada di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan yang diwakili oleh 136 sampel.
9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Budaya keselamatan pasien di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan tergolong Lemah (47.75%). Kerjasama dalam unit menunjukkan bahwa anggota suatu divisi cukup kompak untuk bekerja sama dalam tim (70%) .Hal tersebut sangat mendukung dalam peningkatan budaya keselamatan pasien. B. SARAN Disarankan bagi manajemen rumah sakit mempertahankan, mengembangkan program-program keselamatan pasien yang telah berjalan dan memelihara budaya keselamatan pasien yang telah berjalan serta melaksanakan evaluasi secara berkelanjutan
terhadap
penerapan budaya
keselamatan
pasien
secara
menyeluruh dengan didukung oleh kebijakan dan mengaktualisasikan program keselamatan pasien yang terancang secara sistematis di semua instalasi atau bidang secara berkesinambungan agar berjalan efektif dan efisien. Dalam kegiatan In House Training keselamatan pasien yang di ikuti oleh pimpinan, staff, tenaga medis dan non medis yang di adakan di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan. Saransaran yang membangun dan dapat diterapkan dan dilaksanakan di UPT RSUD Mas Amsyar Kasongan sebaiknya segera dapat ditindaklanjuti. MENGETAHUI DIREKTUR KETUA KOMITE MUTU
UPT RSUD MAS AMSYAR KASONGAN
dr. FITRIA NURAENI, Sp.A
dr. AGNES NISSA PAULINA
NIP. 19870124 201402 2 003
NIP. 19781118 200904 2 001
10