12 0 12 MB
ANALISIS PERHITUNGAN KUANTITAS BATUBARA DENGAN METODE DRAUGHT SURVEY DIBANDINGKAN DENGAN METODE PENGUKURAN SITUASI DETAIL DI PT. PUTRA MUBA COAL, KECAMATAN SUNGAI LILIN, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN
TUGAS AKHIR
Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknik ( A.Md.T. ) pada Program Studi Teknik Pertambangan Batubara
Disusun Oleh : Icuk Hariyadi
NPM 1504013
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN BATUBARA JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG 2018
ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KUANTITAS BATUBARA METODE DRAUGHT SURVEY DIBANDINGKAN DENGAN METODE PENGUKURAN SITUASI DETAIL DI PT. PUTRA MUBA COAL, KECAMATAN SUNGAI LILIN, KABUPATEN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN (Icuk Hariyadi, 1504013, 2018, 67 Halaman )
PT Putra Muba Coal adalah perusahaan tambang swasta bergerak sebagai owner. Di perusahaan ini sering terjadi selisih antara metode draught survey dengan pengukuran situasi detail seperti pada bulan Desember 2017 terjadi selisih sebanyak 3.465,73 MT, pada bulan Januari selisihnya sebanyak 178,86 MT dan pada bulan Februari selisihnya sebanyak 846,21 MT oleh sebab itu perlu dilakukan analisis perhitungan dengan kedua metode tersebut. Perhitungan kuantitas batubara menggunakan metode draught Survey pada bulan Maret dengan jumlah pengiriman sebanyak 21 tongkang sebesar 142.027,246 MT, dengan sisa stock batubara sebanyak 164.385,75MT di bulan Februari serta pencapaian produksi pada bulan Maret sebesar 164.283,69 MT maka sisa batubara di stockpile adalah sebesar 186.642,194 MT. Sedangkan untuk hasil perhitungan pengukuran situasi detail dengan bantuan perangkat lunak dan ditambah aktivitas setelah pengukuran situasi detail sebanyak 184.900,04 MT. Maka dari kedua metode terdapat selisih 1.742,154 MT dengan persentase sebesar 0,53%. Faktor Penyebab terjadinya selisih antara lain adanya alat berat excavator CAT 320 D dan whell loader CAT 960 f, penggunaan batubara sebagai pengunci ramp door, ketelitan pembacaan draft kapal, adanya kegiatan penyamplingan batubara, bak truk yang tidak dikunci, dan peletakan prisma pada backsight yang tidak efektif.
Kata Kunci : Draught survey, pengukuraan situasi detail, stockpile
vi
ABSTRACT COAL QUANTITY CALCULATION ANALYSIS OF DRAUGHT SURVEY METHODS COMPARED WITH METHOD OF MEASUREMENT OF DETAIL SITUATION IN PT. PUTRA MUBA COAL, RIVER DISTRICT CANDLES, DISTRICT MUSI BANYUASIN, SOUTH SUMATRA PROVINCE (Icuk Hariyadi, 1504013, 2018, 67 Page) PT Putra Muba Coal is a private mining company engaged as owner. In this company often occurs the difference between the draft survey method with the measurement of the detail situation. As in December 2017 there was a difference of 3,465.73 MT, in January the difference of 178.86 MT and in February the difference of 846.21 MT therefore calculation needs to be done with both methods. The calculation of coal quantity using the draft Survey method in March with 21 shipping amounts of 142,027,246 MT, with the remaining coal stock 164,385,75MT in February and the production achievement in March amounted to 164,283.69 MT, the remaining coal in stockpile is amounting to 186,642,194 MT. As for the calculation of detailed situation measurement with the help of software and added activity after the measurement of the detail situation as much as 184,900.04 MT. So from the two methods there is a difference of 1742.154 MT with a percentage of 0.53%. Factors Cause of the occurrence of differences include the use of CAT 320 D excavator and CAT 960 f whell loader, the use of coal as a ramp door lock, draft ship readiness, presence of coal sanding, unlocked lorry, and prism laying on backsight that is not effective.
Keywords: Draft Survey, measurement of detail situation, stockpile
vii
Motto dan Persembahan Motto : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Al-baqarah 1:286) Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al –Insyirah 94: 5-6 ) Aku tidak peduli atas keadaan susah atau senangku, karena aku tidak tahu manakah manakah diantara kedua itu yang lebih baik bagiku (Ali bin Abi Thalib ) Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang – orang tidak menyadari betapa dekatnya kesuksesan ketika menyerah (Thomas Alfa Edison) Adalah kebodohan jika kita melakukan hal yang sama berulang kali dan menunggu hasil yang berbeda (Albert Eistein) Semua orang bisa untuk melakukan semua hal, jika semua orang mau untuk menjadi bisa. (Krisna Vijay)
KU PERSEMBAHKAN KEPADA : Allah S.W.T Nabi Muhammad SAW Keluarga Besarku Bapak & Ibu (M.dugel & Suparti, Adik - Adikku Tersayang, Paman, Bibik , Sepupuku Tercinta Seluruh Dosen dan Seluruh Staff Politeknik Akamigas Palembang Pembimbingku Bapak Edwin Harsiga Ibu Lina Rianti, Bapak K. Moh Ade Isnaeni, Bapak Sepriadi, Bapak Jihan Farhan Lubis, serta seluruh Dosen & Staff Prodi TPB Pimpinan perusahaan PT Putra Muba Coal job Site Sungai Lilin, Sumatera Selatan
viii
Seluruh Staff pegawai PT Putra Muba Coal beserta Jajaranya Almamaterku
Politeknik Akamigas Palembang & Keluaraga besar
MATARATU Teman prodi TPB seperjuangan Angkatan ke – 10 Almamaterku SMA Negeri 1 Sungai Lilin Amamaterku SMP Negeri 3 Sungai Lilin Alamamaterku SD Negeri 2 Mulyorejo Pihak yang membantu Tugas Akhir ini
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Perhitungan Kuantitas Batubara Metode Draught Survey Dibandingkan Dengan Metode Pengukuran Situasi Detail PT. Putra Muba Coal,Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan “ yang disusun guna memenuhi syarat menyelesaikan program Diploma III Pada Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang. Didalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Amiliza Miarti,S.T.,M.Si., selaku Direktur Politeknik Akamigas Palembang. 2. Ibu Lina Rianti, S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang. 3. Bapak Edwin Harsiga,S.T.,M.T., selaku pembimbing akademik dan sekaligus selaku pembimbing I yang ikut membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Ibu Maryana, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang ikut membimbing dan membantu menulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Bapak Deni Roswandi, selaku kepala teknik tambang PT Putra Muba Coal. 6. Departement Engineering dan Departement site port and Transhipment, PT Putra Muba Coal berserta Jajaranya. 7. Bapak Verry Arbianto, selaku pembimbing lapangan di PT Putra Muba Coal. 8. Bapak Titus Doni S, selaku pembimbing lapangan di PT Putra Muba Coal. 9. Bapak Sukur , selaku pembimbing lapangan PT Putra Muba Coal. 10. Bapak Ahmad saymudin, selaku pembimbing lapangan PT Putra Muba Coal seluruh karyawan dan staff PT Putra Muba Coal.
x
11. Seluruh Karyawan dan Staff pada Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang. 12. Keluarga besarku yang selalu menjadi motivasi dalam hidupku. 13. Rekan - rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang angkatan ke 10. 14. Semua Pihak yang turut membantu menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata semoga amal baik yang diberikan imbalan yang sesuai dari ALLAH SWT. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi rekan-rekan sekalian serta bagi Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang.
Palembang, Juli 2018 Penulis,
Icuk Hariyadi
xi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii BUKTI TELAH MEMPERBAIKI TUGAS AKHIR HASIL UJIAN ......... iii HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................ iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. v ABSTRAK ....................................................................................................... vi ABSTRACT ..................................................................................................... vii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Batasan Masalah .......................................................................... 2 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II
DASAR TEORI ............................................................................... 4 2.1. Draft Survey ................................................................................ 4 2.2. Alat Draft Survey......................................................................... 4 2.3. Draft Correction ......................................................................... 7 2.4. Prosedur Pengukuran Draft Survey .......................................... 15 2.4.1. Draft Reading................................................................... 16 2.4.2. Measuring ........................................................................ 18 2.4.3. Data Chek and Calculation ............................................. 18 2.5. Tanda Titik-Titik di Lapangan dan Kegunaannya .................... 23 2.5.1. Titik Tetap (Bench Mark) ................................................ 23 2.5.2. Titik Sementara ............................................................... 24
xii
2.6. Pengukuran Poligon .................................................................. 26 2.7. Alat Survey Pemetaan ................................................................ 28 2.8. Prosedur Pengukuran Situasi Detail .......................................... 36 2.9. kegiatan Joint Survey................................................................. 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 46 3.1. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian .................................. 46 3.2. Prosedur Penelitian ................................................................... 46 3.4. Kerangka Penelitian .................................................................. 47 3.5.Bagan Alur Penelitian ................................................................ 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 49 4.1. Draught Survey.......................................................................... 49 4.1.1 Pengukuran dan Perekaman Data Inisial ......................... 49 4.1.2. Pengukuran dan Perekaman Data Final Tongkang ......... 51 4.1.3. Perhitungan Hasil Pengukuran Initial dan Final Tongkang untuk Mengetahui Cargo Tongkang dengan Metode Draught Survey ................................................................ 52 4.2. Pengukuran dan Perekaman Data Menggunakan Total Station Sokkia 103 Cx Series ................................................................ 53 4.2.1. Pengolahan Data Hasil Pengukuran Situasi Detail Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak (Software) ...... 54 4.2.2. Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal .......................... 55 4.2.3. Hasil Perhitungan Pengukuran Situasi Detail ................. 56 4.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Draught Survey dengan Hasil Pengukuran Situasi Detail ......................................................... 57 4.3.1. Analisis Hasil Perhitungan Draught Survey dengan Hasil Pengukuran Situasi Detail ...................................... 58 4.4. Faktor Penyebab Terjadinya Selisih antara Draught Survey dengan Pengukuran Situasi Detail ............................................. 59 4.4.1. Faktor Penyebab dari Metode Draught Survey ............... 60 4.4.2. Faktor Penyebab dari Metode Pengukuran Situasi Detail ................................................................................ 61
xiii
4.4.3. Analisis Faktor Penyebab Selisih Metode Draught Survey dengan Metode Pengukuran Situasi Detail untuk Menghitung Sisa Batubara ............................................... 63 4.5. Produksi dan Penjualan Batubara PT Putra Muba Coal Tiap Bulan........................................................................................ 64 BAB V
PENUTUP ...................................................................................... 66 5.1 Kesimpulan ............................................................................... 66 5.2 Saran .......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68 LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Aturan Pembacaan Draft ................................................................. 10 Tabel 2.2 Contoh Hidrostatic Tabel ................................................................ 21 Tabel 2.3 Tombol Total Station dan Fungsinya ............................................... 34 Tabel 4.1 Draft Initial Tongkang .................................................................... 49 Tabel 4.2 Draft Final Tongkang ..................................................................... 51 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Draught Survey pada Bulan Maret .................... 53 Table 4.4. Hasil Pengukuran Menggunakan Total Station Sokkia set 2x ........ 54 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Cut and Fill pada Bulan Maret ......................... 58 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Draught Survey dan Metode Cut and Fill ......... 59 Tabel 4.7 Analisis Perbandingan Hasil Perhitungan Cut and Fill dan Metode Draught Survey .................................................................. 59 Tabel 4.8 Data Hasil Recounsil Stockopname PT Putra Muba Coal pada Bulan Desember sampai Maret.................................................................. 64
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Sounding Tape............................................................................ 5
Gambar 2.2 Dipping Tape.............................................................................. 5 Gambar 2.3
Water Paste ................................................................................ 5
Gambar 2.4
Gasoline Paste ........................................................................... 6
Gambar 2.5 Hydrometer ................................................................................ 6 Gambar 2.6
Referensi Draft Koreksi ............................................................. 7
Gambar 2.7
Draft Koreksi Trim ..................................................................... 8
Gambar 2.8
Kondisi Ilustrasi Draft aktual ..................................................... 8
Gambar 2.9
Ilustrasi Trim .............................................................................. 9
Gambar 2.10 Konsep Letak Titik Apungan Benda di Air ............................... 9 Gambar 2.11 Titik Pusat Tengah Kapal ........................................................... 10 Gambar 2.12 Koreksi Kemiringan .................................................................. 12 Gambar 2.13 Perbedaan Tinggi Fluida Air dengan Minyak. .......................... 14 Gambar 2.14 Draft yang Harus Dibaca .......................................................... 16 Gambar 2.15 Draft Kapal................................................................................ 16 Gambar 2.16 Draft Indicator Reader .............................................................. 17 Gambar 2.17 Patok Bencmark ........................................................................ 24 Gambar 2.18 Patok Sementara ........................................................................ 25 Gambar 2.19 Yalon ......................................................................................... 25 Gambar 2.20 Bentuk Poligon Tertutup .......................................................... 26 Gambar 2.21 Bentuk Poligon Terbuka ........................................................... 27 Gambar 2.22 Meteran ..................................................................................... 28 Gambar 2.23 Kompas Geologi....................................................................... 30 Gambar 2.24 Cara Pengunaan Kompas Geologi ........................................... 30 Gambar 2.25 Tombol Utama GPS Garmin Map 60 CSX .............................. 31 Gambar 2.26 Total Station Sokkia Set 2X ..................................................... 33 Gambar 2.27 Tombol Operasi Total Station Sokkia Set 2X .......................... 33 Gambar 2.28
Prisma Target ......................................................................... 35
Gambar 2.29
Tongkat atau Jalon ................................................................... 35
xvi
Gambar 2.30
Statif ......................................................................................... 36
Gambar 2.31
Prosedur Pengkuran ................................................................. 36
Gambar 2.32
Membuat Job ............................................................................ 38
Gambar 2.33
Mencari Sudut Azimuth ............................................................ 38
Gambar 2.34
STN Setup ................................................................................. 39
Gambar 2.35
Informasi Backsight ................................................................. 40
Gambar 2.36
Pengukuran Forsight ................................................................ 40
Gambar 2.37
Titik 4 Sebagai Forsight.......................................................... 41
Gambar 2.38
Langkah- Langkah S-O ............................................................ 43
Gambar 2.39
Mengambil Data dari TS .......................................................... 44
Gambar 3.1
Bagan Alir Penelitan ............................................................... 48
Gambar 4.1
Draft Initial Tongkang ............................................................ 50
Gambar 4.2
Kondisi di Dalam Tongkang ................................................... 50
Gambar 4.3
Draft Final Tongkang ............................................................ 51
Gambar 4.4
Pengambilan Titik Koordinat .................................................. 53
Gambar 4.5
Proses Menghubungkan Titik Koordinat ................................ 55
Gambar 4.6
Kondisi Situasi Stockpile ........................................................ 55
Gambar 4.7
Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal ................................. 56
Gambar 4.8
Hasil Perhitungan Cut and Fill pada Bulan Maret .................. 57
Gambar 4.9
Ada Alat Berat yang Berada di Tongkang ............................. 60
Gambar 4.10
Draft Port AFT Tongkang Leo Marine Power 3003 ............... 61
Gambar 4.11
Vessel Truck yang Tidak Terkunci .......................................... 62
Gambar 4.12
Kegiatan Penguncian Ramp Door .......................................... 62
Gambar 4.13
Gambar Grafik Penyebab Losses Penerimaan dan Pengeluaran Pengeluaran Batubara di Jetty PMC pada Bulan Maret ......... 63
Gambar4.14
Grafik Recounsil Stockopname PT Putra Muba Coal ............ 65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran A-1 Spesifikasi Total Station Sokkia Set 2x .............................. A-1 Lampiran B-1 Spesifikasi Excavator Komatsu Pc 300 .............................. B-1 Lampiran C-1 Spesifikasi Excavator CAT 320 D ..................................... C-1 Lampiran D-1 Spesifiaski Dump Truck Hino 320 TI ................................... D-1 Lampiran E-1 Spesifikasi Whell Loader CAT 966 G ................................. E-1 Lampiran F-1 Barge Table .......................................................................... F-1 Lampiran G-1 Perhitungan Draught Survey ................................................ G-1 Lampiran H-1 Data Hasil Draft Survei pasa Bulan Maret ............................ H-1 Lampiran I-1
Data Titik Koordinat Hasil Pengukuran................................. I-1
Lampiran J-1
Rekapitulasi Timbangan PT Putra Muba Coal Bulan Maret 2018..................................................................................... J-1
Lampiran K-1 Proses Pengambilan Titik koordinat, Perekaman Data serta Elevasi ........................................................................ K-1 Lampiran L-1 Langkah - Langkah Eksport Data dari Total Station ke Flashdisk ........................................................................ L-1 Lampiran M-1 Pengeditan Data di Microsoft Excel .................................... M-1 Lampiran N-1 Dimensi Stockpile pada Perangkat Lunak ........................... N-1 Lampiran O-1 Langkah - Langkah Perhitungan Volume Cut and Fill ........ O-1 Lampiran P-1 Data Losses akibat Adanya Alat Berat di Tongkang ........... P-1 Lampiran Q-1 Perhitungan Losses akibat Penguncian Ramp Door Batubara ............................................................................... Q-1 Lampiran R-1
Perhitungan Berat Sampel Standar ASTM .......................... R-1
Lampiran S-1 Data Recouncil Stockpname PT PMC Bulan Desember sampai Maret ....................................................................... S-1 Lampiran T-1
Perhitungan Perhitungan Draught Survey dengan Pengujian Densitas Air Sungai ............................................ T-1
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Batubara salah satu sumber energi yang banyak dicari oleh para investor
yang banyak terdapat di wilayah Indonesia Timur, Tengah maupun Barat termasuk Sumatera dan Kalimantan. Langkah yang harus dikerjakan pada saat pekerjaan pertambangan berjalan harus selalu diperhatikan dan dikontrol volume galian Overburden dan galian Batubara karena sangat penting untuk diketahui besaran volumenya baik yang ada di stockpile maupun yang akan dikirim (Permana, 2014). Perhitungan kuantitas batubara yang akan dikirim menggunakan tongkang atau kapal biasanya diserahkan ke pihak ketiga atau biasanya dikerjakan oleh independent surveyor untuk mencegah kerugian atas muatan.untuk usaha pertambangan biasanya menggunakan metode draught survey karena muatannya berupa bulk atau fragmen (Purwanto, 2017). Dalam kegiatan perhitungan kuantitas batubara di lokasi stockpile, dilakukan kegiatan pengukuran situasi detail dengan menggunakan alat ukur total station lalu dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai volume dan kuantitas batubara. Adapun hasil dari perbandingan
metode draught survey dan metode
pengukuran situasi digunakan untuk memperbaiki manajemen stockpile di PT Putra Muba Coal. Hasil perbandingan dua metode ini pada bulan desember terdapat selisih sebesar 3.465,73 MT (PT PMC, 2017). Pada bulan Januari terjadi selisih sebesar 178,86 MT, pada bulan Februari terjadi selisih sebesar 846.21 MT (PT PMC, 2018) . Hal ini melatar belakangi penelitian tugas akhir ini karena sebelum dilakukan analisis data bahwasanya dari kedua metode ini sering terjadi selisih (losses). Dan dari hasil analisis ini diharapkan masalah atau penyebab terjadinya selisih antara metode perthitungan draught survey dengan pengukuran situasi detail dapat terselesaikan sehingga dapat meminimalisir losses batubara di PT Putra Muba Coal.
1
2
1.2.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian tugas akhir ini antara lain : a. Pengambilan data metode draught survey dan metode pengukuran situasi detail dilakukan pada bulan maret tahun 2018. b. Perhitungan metode draught survey dengan menggunakan hydrostatic table sedangkan pengukuran situasi detail dengan perhitungan volume cut and fill. c. Faktor- faktor penyebab terjadinya selisih pengukuran Draught survey dengan metode pengukuran situasi detail.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah : 1.
Menghitung kuantitas batubara di tongkang dengan berat initial dan berat final untuk mengetahui cargo tongkang dengan metode draught survey di PT Putra Muba Coal .
2.
Menghitung kuantitas batubara pada area stockpile dengan metode pengukuran situasi detail di PT Putra Muba Coal.
3.
Menganalisis perbandingan kuantitas cargo metode draught survey dengan hasil metode pengukuran situasi detail di area stockpile PT Putra Muba Coal.
4.
Menganalisis faktor penyebab terjadinya selisih antara volume hasil akhir draught survey dengan cut and fill dari hasil pengukuran situasi detail di area Stockpile PT Putra Muba Coal.
1.4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tugas akhir adalah : 1.
Dapat mengetahui kuantitas batubara di tongkang dengan metode draught survey di PT Putra Muba Coal .
2.
Dapat mengetahui kuantitas batubara pada area stockpile PT Putra Muba Coal.
3.
Memperoleh selisih dari perbandingan kuantitas batubara dari hasil draught survey dengan hasil pengukuran situasi detail pada area Stockpile PT Putra Muba Coal.
3
4.
Memberikan informasi berupa gambaran langsung kepada pihak kampus dan pihak perusahaan terkait kendala-kendala apa saja yang sering muncul pada saat proses perhitungan kuantitas batubara hasil draught survey dan hasil pengukuran situasi detail dengan perangkat lunak (software) di PT Putra Muba Coal sekaligus pemecahan masalahnya atau rekomendasi .
BAB II DASAR TEORI
2.1. Draught Survey Draught survey merupakan suatu metode perhitungan kuantitas berdasarkan hukum Archimedes yang mengatakan berat benda yang masuk ke dalam air adalah sama dengan berat air yang keluar akibat tekanan masuknya benda tersebut ke dalam air . Namun sebelum Archimedes menemukan ini bisa jadi ketika zaman Nabi Nuh yangg sudah bisa membuat kapal pada masa itu sudah ada hukum perhitungan berat dengan cara draught survey ini namun tidak di kenal oleh publik secara umum. Secara umum cara perhitungan draught survey adalah menghitung displacement yaitu panjang x lebar x tinggi draft x koefisien blok x density. Namun karena bentuk kapal tidak hanya berbentuk kotak persegi empat saja maka diperlukan beberapa koreksi yakni draft koreksi, trim koreksi, hogging atau sagging koreksi dan density koreksi (Purwanto, 2017: 2). Dari penerapan hukum tersebut maka di atas kapal didapatkan besar nilai muatan dikapal dengan cara yaitu : Penentuan muatan di atas kapal dengan mengambil nilai perubahan atau perbedaan berat atau volume benaman kapal saat akhir (Final Displacement) dikurangi dengan berat atau volume benaman kapal saat awal (Initial Displacement).
Muatan di atas Kapal = FD – ID....................................................(2.1) dimana :FD = Final Displacement ID = Initial Displacement 2.2. Alat Draft Survey Adapun alat - alat yang digunakan dalam kegiatan draught survey (Purwanto, 2017 : 9-10) adalah sebagai berikut :
4
5
a.
Sounding Tape Sounding tape adalah alat untuk mengukur kedalaman suatu benda atau volume
benda tersebut, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur kedalaman tangkitangki besar atau yang sulit dijangkau. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.1.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.1 Sounding Tape b.
Dipping Tape Dipping tape adalah pemberat yang dipasangkan di sounding tape dan
digunakan untuk melengkapi sounding tape agar lebih presisi pada saat pengukuran dapat dilihat pada gambar 2.2
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.2 Dipping Tape c.
Water Paste Water paste adalah gel atau pasta yang digunakan untuk melumuri pita ukur
dan dipping tape agar terjadi perubahan warna pada pita ukur dan pemberatnya khusus untuk fluida jenis air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.
6
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.3 Water Paste d.
Gasoline paste Gasoline paste adalah gel atau pasta yang digunakan untuk melumuri pita ukur
dan dipping tape agar terjadi perubahan warna pada pita ukur dan pemberatnya khusus untuk fluida jenis minyak (oil) dapat dilihat pada gambar 2.4.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.4 Gasoline Paste e.
Hydrometer Hydrometer adalah alat untuk mengukur tingkat kekentalan atau densitas suatu
cairan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.5 Hydrometer
7
2.3. Correction a.
Draft Correction Berdasarkan standar operasi pekerjaan maka dilakukan persiapan pra-
perhitungan yaitu; 1) Penge-checkan data-data atau dokumen kapal, meliputi;
Ship particular.
Hydrostatic table atau hydrostatic curve atau displacement table.
Tank sounding table (tanki-tanki ballast, bahan bakar dan sebagainya).
Capacity plan dan stowage plan atau loadline document atau certificate
2) Penge-checkan Data Koreksi Draft Kapal. Jarak antara marking draft depan dengan marking draft belakang (LBM). Jarak antara marking draft depan dengan perpendicular depan (LF). Jarak antara marking draft tengah dengan metacenter ataumidship(LM). Jarak antara marking draft belakang dengan perpendicular belakang(LA). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.6 mengenai pengecheck-an data koreksi draft di kapal sebelum dilakukan perhitungan displacement.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.6 Referensi Draft Koreksi
Pembacaan draft kapal yang d i d apatkan berjumlah benar karena letak draft mark tidak tepat pada perpendiculer atau tipping center, maka itu perlu digeser dengan menambah atau mengurangi sesuai besar nilai koreksinya agar tidak terjadi terlalu banyak selisih antara displacement pada hydrostatic table dengan displacement pada pengukuran di lapangan atau kondisi yang sebenarnya.
8
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.7 Draft Koreksi Trim Dari gambar 2.7 dapat disimpulkan bahwasanya draft mark yang terbaca perlu digeser tepat menuju posisi perpendicular atau meta center kapal.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.8 Kondisi Ilustrasi Draft Aktual Dari gambar 2.8 perlu dilakukan koreksi kemiringan. Untuk true draught setelah mendapatkan besaran nilai draft correction, maka tinggal mengaplikasikan besar nilai draft correction tersebut dengan menambahkan atau mengurangkan pada draft mean. b.
Trim Trim adalah nilai perbedaan antara aft true dengan true foreword draft atau
bisa disebut dengan kemiringan kapal. Jadi titik apungan akan bergeser menuju area
9
bidang yang lebih besar. Sehingga dalam perkapalan harus paham bahwa titik akan berubah mengikuti perubahan trim kapal.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.9 Ilustrasi Trim Konsep dasar letak titik pusat apung benda dalam air yang perlu dipahami adalah titik apungan akan bergeser menuju area bidang benaman yang lebih besar. Sehingga dalam perkapalan perlu dipahami bahwa titik apungan akan berubah posisi mengikuti trim kapal
Sumber: Purwanto, 2017
Gambar 2.10 Konsep Letak Titik Apungan Benda di Air (a) Posisi Datar (b) Posisi Miring
Longitudinal center of flotation titik apung kapal merupakan titik pusat apungan terhadap berat kapal secara membujur dimana titik tangkap tersebut akan berubah posisi atau lokasi tergantung pada perubahan trim kapal. Dimana perubahan trim tersebut dikarenakan perubahan atau perpindahan berat kapal.
10
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.11 Titik Pusat Tengah Kapal
Pada titik apungan (LCF) terhadap titik pusat kapal midship. Akan membentuk segitiga, dimana segitiga tersebut merupakan layer koreksi lapisan atau lapisan bagian koreksi dengan penentuan dan pembacaan posisi titik LCF yang benar, maka untuk layer koreksi tentunya benar sehingga hasil perhitungan displacement kapal akan benar. Penentuan letak titik apungan sangatlah mudah apabila kita mengaplikasikan cara pembacaan atau penentuan sesuai aturan buku stabilitas kapal. Untuk kapal dengan kondisi kapal tanpa trim atau even keel, maka jelas posisi titik apungan berada di pusat kapal. Aturan baku pembacaan titik apungan berdasarkan letaknya terhadap pusat kapal adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Aturan Pembacaan Draft Trim
LCF (foreword of midship)
LCF (aft of midship aft of foreword)
Aft
Negatif ( - )
Positif ( + )
Foreword
Positif ( + )
Negatif ( - )
Sumber :Purwanto, 2017
Posisi LCF, di dalam bagian hydrostatic table telah diindikasikan dengan tiga cara dalam pembacaan titik apungan, yaitu : 1. Masing-masing dengan tanda minus (-) atau plus (+) menunjukan arah dari titik pusat kapal.
11
2. Atau penandaan label ‘a’ atau ‘f ‘ tarkadang ‘AFT or ‘forward’ menunjukan Aft atau foreward dari midship. 3. Atau juga dengan jarak terhadap aft perpendicular (pada bagian ini jarak dan arah dari midship sangat mudah ditentukan dengan menghitung LBP/2-LCA. Pada kapal yang dibangun oleh shipyard Korea dan Rusia, mereka terkadang untuk nilai LCF (-) apabila terletak di belakang midships dikarenakan mereka mengacu pada nilai AFT trim kapal (-), mereka menggunakan rumus :
Trim= Draft FWD - Draft AFT...........................................................................(2.2)
Maka dari itu perlu ditanyakan langsung untuk nilsi LCF kepada mualim satu atau Chief Officer dan membaca intruksi manual hydrostatic table kapal yang akan di survey untuk menghindari kesalahan nilai LCF. Adapun keterangan dari singkatan di atas adalah sebagai berikut a. Trim adalah besar nilai perbedaan antara true AFT draft dengan true FWD draft. b. Apparent trim adalah trim yang terlihat didapatkan berdasarkan hasil survey sebelum terkoreksi dengan draft koreksi. c. True trim adalah trim sebenarnya yang didapatkan setelah masing- masing draft telah dikoresi. d. Lcf adalah longitudinal center of flotation merupakan jarak titik pusat apungan terhadap pertengahan kapal secara membujur kapal pada saat di atas air saat draft tertentu. e. MTC adalah moment change of trim merupakan besar gaya momen tonase dalam metrik ton untuk merubah trim setiap satuan persentimeter. f. Delta MTC adalah Perbedaan antara MTC sejauh 50 cm ke depan dan kebelakang dari kuarter mean draft (true mean draft kapal). g. TPC adalah ton persentimeter atau jumlah tonase yang dibutuhkan untuk merubah draft kapal (menenggelamkan kapal atau mengangkat kapal) per satu sentimeter draft kapal.
12
c.
List correction List correction atau koreksi kemiringan diterapkan apabila pada saat
draught survey kondisi kapal tidak tegak dimana ada kemiringan yang mempengaruhi terjadinya perbedaan antara draft tengah kanan dan draft tengah kiri kapal.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.12 Koreksi Kemiringan
Dengan adanya kemiringan kapal, maka perlu dipahami kenapa ada Koreksi kemiringan. Jika diperhatikan pada layer yang berwarna kuning, merupakan segitiga benaman yang akan dicari besarnya nilai untuk menggantikan posisi layer warna biru (layer yang tidak tenggelam). Bila besar layer kuning telah didapatkan untuk menggantikan layer biru, maka didapatkan nilai untuk menambahkan displacement yang sudah terkoreksi oleh trim. d.
Density correction Pada tahapan ini untuk mengetahui koreksi benaman kapal pada tingkat
kekentalan atau berat jenis bidang air dimana kapal berada. Untuk mengetahui tingkat kekentalan perairan sekitar kapal, maka diadakan pengambilan air untuk diukur tingkat kekentalanya. Area atau posisi mana daerah pengambilan air yaitu ke 6 titik (depan kanan, depan kiri, tengah kanan, tengah kiri, belakang kanan, belakang kiri) apabila kapal berlabuh atau tidak sandar di dermaga, bila sandar didermaga maka diambil pada sisi laut atau perairan saja. Pengambilan sample air lebih baik adalah sedalam 50% dari draft kapal. Digunakan hydrometer jenis zeal
13
yang memiliki skala besar untuk memudahkan dalam pembacaan, hydrometer memiliki satuan Kg / ltr. Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangat penting mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu dibutuhkan dan selalu digunakan untuk mengaplikasikannya dalam penelitian (Bresnick, 2002). Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat dan dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis suatu zat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur, kerapatan suatu zat semakin rendah karena molekul-molekul yang saling berikatan akan terlepas. Kenaikan temperatur menyebabkan volume suatu zat bertambah, sehingga massa jenis dan volume suatu zat memiliki hubungan yang berbanding terbalik (Besari, 2005). Salah satu sifat yang penting dari suatu bahan adalah densitas (density)-nya, didefinisikan sebagai massa persatuan volume. Bahan yang homogen seperti es atau besi, memiliki densitas yang sama pada setiap bagiannya. Menggunakan huruf yunani ρ (“rho”) untuk densitas. Jika sebuah bahan yang materialnya homogen bermasa m memiliki volume v, densitasnya ρ adalah
ρ=
.............................................................................................(2.3)
dimana: ρ = massa jenis air (kg/m3); m = massa benda (kg); V = volume benda (m3)
Densitas suatu bahan, tidak sama pada setiap bagiannya contohnya adalah atmosfer bumi (yang seakin tinggi akan semakin kecil densitasnya) dalam lautan (yang semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Untuk bahan-bahan ini persamaan (2.3) memperlihatkan densitas rata-rata. Secara umum, densitas bahan tergantung pada faktor lingkungan suhu dan tekanan (Juliastuti, 2002).
14
Sumber : Juliastuti, 2002
Gambar 2.13 Perbedaan Tinggi Fluida Air dengan Minyak
Pipa U adalah pipa lengkung berbentuk huruf U. Pipa ini termasuk bejana berhubungan. Jika pipa U diisi dengan satu jenis zat cair, tinggi permukaan zat cair pada pada kedua mulutnya selalu sama. Tetapi, jika pipa U diisi dengan dua zat cair yang tidak bercampur, tinggi permukaan zat cair pada kedua mulut pipa berbeda. Hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U. Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah ρ1 dan massa jenis zat cair kedua adalah ρ2. Dan titik pertemuan kedua zat cair, buat garis mendatar yang memotong kedua kaki pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat cair pertama dari garis adalah h1 dan tinggi permukaan zat cair kedua dari garis adalah h2. Zat cair pertama setinggi h1 melakukan tekanan yang sama besar dengan tekanan zat cair kedua setinggi h2. ρ1= ρ2............................................................................................................................................(2.4) dimana :
ρ1 = Massa jenis zat cair 1 ρ2 = Massa jenis zat cair 2
Dengan menggunakan persamaan 2.3 dan 2.4 diperoleh ρ1 g h1 = ρ2 g h2....................................................................................................................(2.5) ρ1 h1 = ρ2 h2..........................................................................................................................(2.6) dimana :
ρ1 = Massa jenis zat cair 1 ρ2 = Massa jenis zat cair 2 h1 = Tinggi permukaan zat cair 1
Dengan menggunakan persamaan 2.3 dan 2.4, didapatkan massa jenis zat cair lain jika massa jenis salah satu zat cair dikaetahui. Harus diperhatikan bahwa kedua zat cair yang dimasukkan dalam pipa U tidak boleh zat cair yang bercampur,
15
misalnya air dan alkohol. Kedua zat cair yang dimasukkan harus tidak bercampur agar batasnya jelas. Dengan demikian, tinggi permukaan masing-masing zat cair dapat diukur. Definisi operasional variabel a)
Kedalaman zat cair (cm) adalah ketinngian zat cair, yang diukur dari permukaan zat cair ke permukaan zat cair yang berada di dalam corong
b) Massa jenis zat cair adalah kerapatan massa dari zat cair yang dimasukkan kedalam pipa U dan gelas kimia c)
Tekanan hidrostatik adalah besarnya tekanan yang disebabkan oleh tinggi permukaan zat cair yang dicari berdasarkan rumus tekanan berbanding lurus dengan massa jenisnya dan tinggi permukaan zat cair pada pipa U dikali dengan percepatan gravitasi 9,80
d) Tinggi permukaan zat cair (cm) adalah Selisih ketinggian zat cair pada pipa U akibat dari tekanan yang diberikan. Hukum pokok hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis Zat cair dengan menggunakan pipa U. Hidrostatika dimanfaatkan antara lain dalam mendesain bendungan, yaitu semakin ke bawah semakin tebal, serta dalam pemasangan infus, ketinggian diatur sedemikian rupa sehingga tekanan zat cair pada infus lebih besar daripada tekanan darah dalam tubuh (Esvandiari, 2006). Air memiliki rapat jenis 1,00.103 kg / m3, atau 1,00 g / cm3. Rapat jenis sembarang substansi yang dinyatakan dalam gram per centimeter kubik secara numerik sama dengan specific gravity-nya; rapat jenis sembarang subsansi yang dinyatakan dalam kilogram permeter kubik sama dengan 103 kali specific gravity-nya (Wihantoro, dkk, 2005).
2.4. Prosedur Pengukuran Draft Survey Berdasarkan teori dasar Archimedes
maka terdapat adanya perbedaan
volume antara volume benaman akhir (Final) dengan volume benaman awal (Initial). Dari perbedaan tersebut diketahui bobot muatan yang berada diatas kapal. Setelah kita pahami teori hukum Archimedes, selanjutnya memulai mengupas masalah
bagaimana
Draught Survey yaitu;
Draught
Survey
dimulai.
Urutan
pelaksanaan
16
2.4.1. Draft Reading Pembacaan draft Kapal dari ke-enam titik draft kapal untuk referensi berat atau displacement kapal. Lokasi ke-enam draft kapal tersebut yaitu seperti contoh gambar 2.14 berikut ini.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.14 Draft yang Harus Dibaca Pembacaan draft kapal terkadang menimbulkan kesulitan apabila kapal berada di laut terbuka (Open Waters) dengan alun laut atau ombak laut yang begitu besar atau sedang serta ritme alun tersebut begitu cepat. Dari kondisi itulah terkadang bagi pemula bahkan yang sudah berpengalaman akan kerepotan dalam menentukan berapa draft kapal.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.15 Garis summary dan Draft Kapal (a) Satuan Meter (b) Satuan Feet
17
Ketika sudah sering menghadapi masalah dalam membaca draft , maka akan lebih mudah dalam pembacaan draft dengan beberapa trik atau cara pembacaan draft kapal. Adapun trik pembacaan draft kapal adalah sebagai berikut : 1) Average Reading atau Ambil Rata-rata Alun. Dengan mengambil nilai rata rata pembacaan alun tertinggi dan alun terendah, kemudian catat pembacaan draft tersebut, setelah itu dibagi dengan frekuensi pembacaan. 2) Reading on Slack Condition atau Pembacaan saat Alun Tenang. Pembacaan dengan cara ini, harus benar benar ungggul dalam mencari kesempatan alun slack atau alun tenang disaat kondisi alun yang begitu cepat berubah dan ritmenya cepat. Disela-sela perubahan alun yang begitu cepat, akan ada kondisi alun slack atau tenang. Ketika alun slack atau tenang barulah dapat dibaca draft kapalnya dengan baik. 3) Reading with floating ball
in transparant
hose
(draft
indicator)
atau
pembacaan menggunakan bola apungan dalam selang. Pembacaan dengan bantuan alat berupa bola apungan yang diletakkan di dalam selang transparan akan lebih baik, karena penempatan selang ditenggelam dengan posisi berdiri vertical sejajar dengan lambung kapal sehingga terisi oleh air dan bola apungan akan tenang mengapung di dalam selang seperti pada gambar 2.16.
Sumber :Purwanto, 2017
Gambar 2.16 Draft Indicator Reader Sebuah tabung plastic atau selang transparan diberi lubang pada setiap ujungnya dengan panjang 1 m dan berdiameter 2 cm, diberi pemberat sekitar 1 kg,
18
dan diberi indikator pelampung atau bola apungan dalam tabung tersebut, seperti dalam gambar 2.16. Dengan adanya alat ini pada indikator apungan , bola apungan akan terlihat naik turun dengan tenang, bola apungan saat kondisi tenang tersebut merupakan titik baca draft. Setelah melewati tahapan pembacaa draft kapal, dimana kesulitannya adalah membaca draft kapal dalam kondisi perairan yang berombak dan ritme ombak yang begitu cepat. Bila kesulitan tersebut telah dilewati dan pembacaan draft kapal didapatkan figurenya, maka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
2.4.2. Measuring Pada tahap surveyor diminta untuk mengukur atau sounding maupun ullaging tanki-tanki yang berada di atas kapal, tanki tersebut adalah tanki ballast, tanki bahan bakar kapal, tanki pelumas mesin kapal, tanki air tawar kapal, megukur kekentalan atau density masing-masing cairan dalam tanki tersebut dan density perairan dimana kapal itu berada. Dari keseluruhan hasil sounding atau ullaging tanki, maka dapat konversikan hasil sounding atau ullaging dengan menabelkan untuk mengetahui volume cairan dalam tanki. Setelah didapatkan volume cairan dalam tanki maka langkah berikutnya adalah mengkonversikan volume tersebut dengan rumus 2.3, sehingga didapatkan berat cairan dalam tanki.
2.4.3. Data check and calculation Setelah melewati tahap reading dan tahap measuring, maka selanjutnya adalah tahap calculation atau perhitungan, dimana tahapan ini surveyor diminta untuk mengerti, perhatian serta ketelitian dalam pengaplikasian suatu hasil observasi atau pengecekan ke dalam rumus atau format perhitungan draught survey. Setelah selesai melaksanakan tahapan sebelumnya, maka memiliki data : 1) Draft kapal. 2) Data density perairan. 3) Data hasil soundingan tanki ballast, bahan bakar, air tawar .
19
Data hasil observasi atau check bersama mualim 1 atau staff atau crew kapal dengan ketiga hasil data tersebut di atas, maka dapat memasuki tahapan perhitungan. Berdasarkan data di atas bisa dimulai persiapan pra perhitungan yaitu; a) Penge-checkan data-data atau dokumen kapal, meliputi; - Ship particular. - Ship loading atau discharging manual booklet. - Hydrostatic table atau hydrostatic curve. - Displacement table. - Tank sounding table (tanki-tanki ballast, bahan bakar dan sebagainya). - Capacity plan and stowage plan - Loadline document atau certificate - Records of ship constant. - Light ship atau bobot kosong awal kapal saat pertama kali dibuat. - Ukuran panjang BP (Lenght Between Perpendicular) b) Penge-checkan data koreksi draft kapal. - Jarak antara marking draft depan dengan marking draft belakang (LBM). - Jarak antara marking draft depan dengan perpendicular depan (LF). - Jarak antara marking draft tengah dengan metacenter/midship (LM). - Jarak antara marking draft belakang dengan perpendicular belakang (LA).
1) Tahapan 1 Mean draft Menghitung nilai mean draft yaitu masukan nilai dari hasil pembacaan draft tongkang di rumus bawah ini : /
/
=
dimana : DPS = Draft Port Side DSS = Draf Starboard Side
2) Tahapan 2 Draft correction Menghitung nilai apparent trim dengan rumus dibawah ini :
..............(2.6)
20
=
dimana :
DF
(#$!)
!
...................................(2.7)
= Jarak draft mark ke perpendikuler
App trim = Pengurangan mean draft belakang dengan depan LBM
= Jarak dari draft belakang ke draft depan
a) Trim by stern (Kapal Trim Belakang), jika letak draft mark berada didepan Perpendicular atau tipping centre maka nilai corretion nya adalah Plus (+). b) Trim by ahead (kapal trim depan), jika letak draft mark berada didepan Perpendicular atau tipping centre maka nilai correction-nya adalah Minus (-). 3) Tahapan 3 Fore And Aft Mean, Mean Of Mean, Quarter Mean Menghitung nilai fore and aft mean, mean of mean, quarter mean dengan rumus di bawah ini : FAM = MO = QM = dimana :
)*+ )*+
.............................................................................(2.8)
! )*-
...........................................................................(2.9)
!/! )*-
...........................................................................(2.10)
FAM = fore And AFT mean MOM = Mean of Mean QM
= Quarter Mean
Cdf
= Corrected draft fore
Cda
= Corrected draft Aft
Cdm
= Corrected draft mid
4) Tahapan 5 Displacement Displacement correspondent dalam artian berapa nilai displacement berdasarkan quarter mean draft hasil pembacaan draft survey. Nilai displacement corespondent didapatkan dari pentabelan pada hydrostatic table atau displacement table dengan acuan quarter mean draft, pada pentabelan sering dilakukan dengan
21
cara interpolasi untuk ketepatan nilai displacement untuk kondisi sesuai quarter mean draft. Tabel 2.2 Contoh Tabel Hydrostatic
Bila didapatkan nilai quarter mean 13,180564 M maka dapat digunakan rumus interpolasi sebagai berikut : 1 = 12 + 4
(5657 )8(9:; 97 )
dimana : 1
< .........................................................................(2.11)
(5: 657 )
= Displacement yang dicari
12 = Displacement yang kecil 1 = Displacement yang besar = = Quarter mean =2 = Draft yang kecil = =Draft yang besar 5) Tahapan 6 1st trim, 2nd trim dan list correction Menghitung 1st trim,2nd dan list correction trim dengan rumus dibawah ini : 1J
K
2
K
= =
L #) L
#$
) L 2MM
.......................................................(2.12)
( ) L ∆! ) L PM #$
.........................................................(2.13)
dimana : 1st trim corr = Koreksi trim pertama 2nd trim corr = Koreksi trim kedua T
= True trim
Lcf
= Titik pusat apungan kapal
TPC
= Kuantitas batubara untuk menenggelamkan kapal per satu cm
Matric System
:Q J
=
R L ( ST2 – ST ) L( 2–
)
...............................(2.14)
22
Imperial System :Q J
=
dimana D1
= draught tengah terbesar
D2
= draught tengah terkecil
M.V L ( SW2 – SW ) L( 2 6
)
....................(2.15)
Tpc1/Tpi1= Tpc/Tpi pada draught tengah terbesar Tpc2/Tpi2= Tpc/Tpi pada draught tengah terkecil
6) Tahapan 7 Density Correction Pada tahapan ini untuk mengetahui koreksi benaman kapal pada tingkat kekentalan atau berat jenis bidang air dimana kapal berada. Untuk mengetahui tingkat kekentalan perairan sekitar kapal, maka diadakan pengambilan air untuk diukur tingkat kekentalanya. Area atau posisi mana daerah pengambilan air yaitu ke 6 titik (depan kanan, depan kiri, tengah kanan, tengah kiri, belakang kanan, belakang kiri) apabila kapal berlabuh atau tidak sandar di dermaga, bila sandar di dermaga maka diambil pada sisi laut atau perairan saja. Pengambilan sampel air lebih baik adalah sedalam 50% dari draft kapal. menggunakan Hidrometer jenis Zeal yang memiliki skala besar untuk memudahkan dalam pembacaan, hydrometer memiliki satuan kg/ltr Untuk mencari besar nilai koreksi density menggunakan rumusan sebagai berikut; DC =
(! 6
) L
WYS
.....................................................................(2.16)
dimana : DC = Nilai koreksi densitas MD = Nilai density perairan yang di observasi (sekitar kapal) SD = Standar density tersebut yaitu 1.025 Disp = Displacement kapal yang telah terkoreksi kemiringan. Nilai koreksi ini selalu bernilai "Negatif (-)"
7) Tahapan 8 Corrected displament dan Net displacement Dengan mendapatkan displacement yang telah terkoreksi oleh koreksi trim, list dan density, maka tersisa beberapa langkah tahapan yang lebih singkat untuk
23
mendapatkan corrected displacement dan akhirnya net displacement pada saat pelaksanaan draft survey di kapal. CD
= CDT – DC ...................................................................(2.17)
ND
= CD – TD ..................................................................(2.18)
dimana : CD = Nilai dispalcement yang telah dikoreksi densitas ND = Berat muatan DC = Nilai koreksi densitas CDT = Nilai dispalcement yang telah dikoreksi kemiringan kapal TD = Total deductable
8) Tahapan 9 Cargo Loaded And Discharge Dengan mendapatkan nilai net displacement pada saat initial dan final, maka mendapatkan nilai muatan yang telah termuat atau terbongkar dengan cara sebagai berikut : Cargo Loaded atau Disharged = ND Final – ND Initial .................(2.19) dimana :
ND Final
= Berat Muatan Ahkir
ND Initial
= Berat Muatan awal
Apabila initial lebih besar dari final berarti kapal membongkar cargonya. sebaliknya apabila final lebih besar dari initial berarti kapal memuat cargonya.
2.5.
Faktor Penyebab Losses Metode Draught Survey Sebab terjadinya cargo losses atau kehilangn atau kerugian cargo dapat
terjadi pada saat kegiatan muat atau loading ke tongkang (Purwanto, 2017) : (1.) Tumpahan Cargo
(7.) Debu terbang (cargo halus)
(2.) Trim kapal atau barge terlalu besar
(8.) Pengurangan ukuran
(3.) Adanya sampling dan analisa
(9.) Salah membaca draft
(4.) Kontaminasi dengan sisa muatan sebelumnya (10.) kesalahan hitung (5.) Keadaan cuaca (hujan atau panas)
(11.) Salah sampling dari air
(6.) Salah perhitungan deductibles
(12.) salah hydrostatik table
24
2.6.
Tanda Titik – Titik di Lapangan dan Kegunaannya Menurut Hadi (2013 : 29 -32) pada pekerjaan ukur tanah, baik pengukuran
jarak maupun pengukuran sudut, diperlukan perlengkapan maupun peralatannya. Menurut sifat dan kegunaannya, titik-titik survey dan pemetaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 2.6.1. Titik Tetap (Bench Mark) Titik tetap terdiri dari titik triangulasi dan titik polygon. Titik triangulasi terbuat dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah luas atau pegunungan atau di setiap pulau. Titik polygon terbuat dari tugu beton dan dipasang di daerah-daerah kecil, seperti dalam kota atau kawasan industri dan perumahan. Dari titik tetap ini selain diketahui koordinat-koordinatnya (X,Y), dan diketahui pula ketinggiannya yang diambil dari permukaan air laut rata – rata. Koordinat titik tetap ini diukur dan dihitung secara teliti karena titik ini akan menjadi dasar pengukuran selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.17
Sumber : Hadi, 2013
Gambar 2.17 Patok Bencmark 2.6.2. Titik Sementara Titik sementara adalah tanda atau titik yang bersifat sementara, baik pembuatan dan penggunaannya dalam pengukuran. Tanda titik sementara terdiri dari:
25
a.
Patok Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk memberi
tanda batas yang bersifat sementara pada saat pengukuran. Titik ini ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman 0,25 sampai dengan 0,50 meter. Patok dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipukul dan sisa yang menonjol dari permukaan tanah 5 sampai 10 cm. Sebaiknya alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah terlihat ukuranya 5 × 5 cm atau 10 × 10 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.18
Sumber : Hadi, 2013
Gambar 2.18 Patok Sementara b. Yalon Yalon terbuat dari pipa besi dengan ukuran diameter ¾ inci yang digunakan untuk memberi tanda titik atau batas pengukuran dan bersifat sementara. Agar mudah terlihat, alat ini setiap jarak 20 cm diberi warna merah dan putih berselang-seling. Agar tidak cepat rusak, akibat ditancapkan ke dalam tanah, maka bagian bawah dilengkapi dengan sepatu besi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.19.
26
Sumber : Hadi, 2013
Gambar 2.19 Yalon
2.7.
Pengukuran Poligon Dalam rangka pelaksanaan pengukuran pemetaan suatu wilayah dengan
cara terestris, terlebih dahulu dilakukan pelaksanaan pengukuran kerangka dasar pada wilayah tersebut melalui penyebaran titik-titik kerangka dasar dan dilaksanakan pengukuran poligon yaitu pengukuran sudut dan jarak terhadap titiktitik kerangka dasar tersebut. Sedangkan untuk penentuan posisi titik-titik pada suatu areal tertentu dapat dilakukan pengukuran sudut dan jarak antara titik-titik atau detail detail lain di luar titik poligon yang akan ditentukan posisinya. Pada direktorat pengukuran dasar, pengukuran poligon dibagi dua yaitu pengukuran poligon tertutup dan poligon terbuka dengan kontrol tidak sempurna (hanya dikontrol oleh koordinat awal dan koordinat akhir). Adapun bentuk poligon (Badan Pertanahan Nasional, 2011 : 1-3 ) adalah sebagai berikut : 1. Poligon Tertutup (loop) Poligon tertutup adalah rangkaian titik-titik yang titik awal dan akhirnya sama dalam satu titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan cara mengukur sudut mendatar dan jarak mendatar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.20
27
Sumber : Badan Pertanahan Nasional, 2011
Gambar 2.20 Bentuk Poligon Tertutup Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk : a. Pengukuran titik kontur b. Bangunan sipil terpusat. c. Waduk. d. Bendungan. e. Kampus UPI. f. Pemukiman. g. Jembatan h. Kepemilikan tanah i. Topografi kerangka.
2. Poligon Terikat Poligon terikat adalah rangkaian titik-titik yang dimulai dari satu titik dan berakhir pada satu titik berbeda yang telah diketahui koordinatnya, dengan cara mengukur sudut mendatar dan jarak mendatar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.21
28
Sumber : Badan Pertanahan Nasional, 2011
Gambar 2.21 Bentuk Poligon Terbuka Poligon terbuka biasanya digunakan untuk : a. Jalur lintas atau jalan raya. b. Saluran irigasi. c. Kabel listrik tegangan tinggi. d. Kabel telkom. e. Jalan kereta api.
2.8.
Alat Survey Pemetaan Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan peratan yang menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak atau sudut dan berdasarkan ini pula maka alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk mengukur jarak dan sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari cara menggunakanya dan komponen peralatannya. Adapun alat ukur jarak dapat berupa meteran (pita ukur skala besar), mistar, rambu ukur, GPS dan lainya. Adapun alat-alat yang digunakan dalam kegiatan survey (Syaripudin, 2008 : 18 – 233) adalah sebagai berikut :
29
a.
Alat ukur jarak (meteran atau pita ukur) Meteran atau disebut pita ukur karena umumnya bendanya berbentuk pita
dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan dalam bentuk gulungan atau rol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.22
Sumber : Syaripudin, 2017
Gambar 2.22 Meteran
Fungsi utama atau yang umum dari meteran ini adalah untuk mengukur jarak atau panjang. Yang perlu diperhatikan saat menggunakan meteran antara lain:
Satuan ukuran yang digunakan ada 2 satuan ukuran yang biasa digunakan, yaitu satuan Inggris (inch, feet, yard) dan satuan metrik (mm, cm, m)
Satuan terkecil yang digunakan mm atau cm, inch atau feet
Penyajian angka nol, angka atau bacaan nol pada meteran ada yang dinyatakan tepat di ujung awal meteran dan ada pula yang dinyatakan pada jarak tertentu dari ujung awal meteran. Cara menggunakan alat ini relatif sederhana, cukup dengan merentangkan
meteran ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek yang diukur. Namun demikian untuk hasil yang lebih akurat cara menggunkan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai berikut:
Lakukan oleh 2 orang
Seorang memegang ujung awal dan meletakkan angka nol meteran di titik yang pertama
30
Seorang lagi memegang rol meter menuju ke titik pengukuran lainnya, tarik meteran selurus mungkin dan letakan meteran di titik yang dituju dan baca angka meteran yang tepat di titik tersebut.
b.
Kompas Geologi Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan
lingkaran berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnet yang ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehinngga dalam keadaan mendatar jarum magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah utara atau selatan. Kompas geologi yang digunakan adalah kompas geologi tipe brunton. Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk menstabilkan gerakan jarum dan alat pembidik atau visir. Kompas ini beragam jenis dan bentuknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.23 Fungsi utama dari kompas adalah untuk menentukan arah mata angin terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnet yang digunakan. Kegunaan lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara atau selatan adalah (1) penentuan arah dari satu titik atau tempat ke titik atau tempat lain, yang ditunjukkan oleh besarnya sudut azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud, (2) mengukur sudut horizontal dan (3) membuat sudut siku-siku.
Sumber : Syaripudin, 2017
Gambar 2.23 Kompas Geologi
31
Cara menggunakan kompas untuk menentukan arah ke suatu tujuan :
Pegang alat dengan kuat di atas titik pengamatan
Atur agar alat dalam keadaan mendatar agar jarum dapat bergerak dengan bebas. Kalau alat ini dilengkapi dengan nivo atur gelembung nivo ada di tengah
Baca angka skala lingkaran yang menuju arah / titik yang dimaksud. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.24
Sumber : Syaripudin, 2017
Gambar 2.24 Cara Pengunaan Kompas Geologi c.
GPS (Global Positioning System) Untuk tipe GPS yang digunakan adalah tipe GPS Garmin Map 60 CSX.
Garmin GPS Map 60 CSX adalah salah satu Receiver GPS tipe navigasi, yang dilengkapi dengan kompas digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut : 1. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografi (lintang dan bujur), koordinat pada proyeksi peta (UTM), dan lain lain. 2. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat 3. Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah 4. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint) 5. Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik
32
Adapun fungsi-fungsi tombol pada keypad receiver Garmin GPS 60 adalah sebagai berikut :
Sumber : Syaripudin, 2017
Gambar 2.25 Tombol Utama GPS Garmin Map 60 CSX 1. Tombol ON atau OFF berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan receiver atau untuk mengatur kecerahan layar. 2. Tombol Zoom In dan tombol zoom out berfungsi pada tampilan halaman (page) peta (map) untuk memperbesar atau memperkecil tampilan peta dilayar. 3. Tombol FIND berfungsi untuk menampilkan menu find, berguna untuk navigasi mencari suatu titik yang telah diketahui koordinatnya (waypoint) atau mencari suatu kota (cities). 4. Tombol MARK berfungsi untuk menyimpan posisi saat ini ke dalam waypoint. 5. Tombol QUIT berfungsi untuk keluar dari suatu tampilan menu atau kembali kehalaman sebelumnya 6. Tombol ROCKER berfungsi untuk memilih menu atau menggerakkan kursor pada tampilan di layer. 7. Tombol PAGE berfungsi untuk pindah dari tampilan halaman (page) 1 ke halaman berikutnya. 8. Tombol MENU berfungsi untuk menampilkan option masing-masing tampilan halaman atau kalau ditekan 2 kali akan menampilkan halaman menu utama. 9. Tombol ENTER tombol ini adalah sebagai berikut : Untuk memilih MENU atau SUB MENU dan memasukkan data (misalnya memasukkan koordinat ke waypoint). d. Total station (TS)
33
Total station (TS) Sokkia Set 2x merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horizontal dan sudut vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download dan diolah secara computerize. Total station adalah peralatan theodolit yang dilengkapi dengan EDM (Electronic Distance Measurement) dan aplikasi-aplikasi yang terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam alat total station (Perhatikan Gambar 2.19). Selain dalam alat ukur total station ini, maka alat ini dilengkapi juga dengan target berupa tongkat yang dilengkapi dengan prisma-prisma yang berfungsi sebagai reflector. Jumlah reflector dapat terdiri dari 1 (satu), 3 (tiga) atau lebih tergantung dari jauhnya target titik yang akan diukur jarak dan posisinya (Pertanahan Nasional, 2011: 4-5).
Sumber : Hase, dkk, 2010
Gambar 2.26 Total Station
34
Sumber : Hase, dkk, 2010
Gambar 2.27 Tombol Operasi Total Station
Adapun fungsi dari masing- masing tombol adalah sebagai berikut : Tabel 2.3. Tombol Total Station dan Fungsinya No
Symbol
1 2 3 4
Fungsi Menghidupkan alat
+
Mematikan alat Beralih ke ilumination atau menghidupkan layar Untuk beralih ke menu Tilt Correction, mengecek signal dan pengaturan umum
5
Untuk berahir ke menu antara basic mode dan survey
6
Untuk beralih ke menu target
7
Untuk memilih fungsi yang ada di softkey
8
Beralih antara softkey page
9
Untuk memasukan input numeral, alphabet
10
Bergeser ke item berikutnya.
11
Untuk membatalkan pilihan
35
12
Untuk menghapus karakter yang telah dipilih ke kiri
13
Untuk menambahkan spasi di karakter yang diinginkan
14
Pilih atau input data dari word atau nilai Untuk memindahlan kursor ke kiri dan ke kanan untuk
15
input data Untuk memindahlan kursor ke atas dan ke bawah
16
untuk input data Sumber : Hase, dkk, 2007
e. Prisma Target (APS) Prisma Target (APS) digunakan sebagai alat pemantul gelombang yang dipasang pada backsight sebagai titik ikat dan prisma ini digunakan pada stick atau jalan yang akan digunakan sebgai objek perekaman data pada saat pengukuran dan alat ini diletakan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.30
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
Gambar 2.28 Prisma Target f. Tongkat dan prisma Tongkat dan prisma digunakan sebagai tempat memasang Prisma target (APS), tongkat dan prisma ini terbuat dari aluminium besi stainless, tongkat atau jalon memiliki panjang 2 – 5 Meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.31
36
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
Gambar 2.29 Tongkat atau Jalon g. Tripod atau Statif Tripod atau statif digunakan sebagai tempat berdirinya alat maupun APS tripod terbuat dari aluminium dan besi stainless. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.32
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018
Gambar 2.30 Statif 2.9.
Prosedur Pengukuran Situasi Detail Alat Total Station dapat digunakan untuk pekerjaan pengukuran pemetaan
diantaranya, yaitu pengukuran poligon, bidang persil tanah, stake out, luas. Adapun prosedur pengkuran pada total station bidang persil tanah, (Datascrip, 2009 : 10 – 23) adalah sebagai berikut : 1.
Set Up Electronic Total Station Dirikan alat TS di titik STN (titik tempat berdiri alat, misal titik 2) dan
lakukan centering dengan mengatur nivo kotak dan nivo tabung sampai seimbang. Sebelum melakukan pengukuran harus dilakukan set up alat terlebih dahulu, langkahnya adalah :
37
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.31 Prosedur Pengukuran
Adapun tata cara sentring alat total station (badan pertanahan nasional , 2011 : 6) sebagai berikut : • Dirikan statif di atas titik, ketinggian disesuaikan dengan pembidik atau pengukur. • Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif. • Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik sampai benang centering mendekati titik patok. • Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2 kaki statif yang diangkat tadi . • Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif . • Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak tepat di tengah lingkaran. • Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di atas titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci total station dan gerakkan total station secara perlahan sambil melihat pada centering optik sampai benang centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci total station.
38
2.
Membuat Job a. Untuk membuat job pengukuran yaitu dengan cara menekan tombol MENU pilih job atau tekan tombol ENTER sehingga akan muncul seperti berikut :
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.32 Membuat Job b. Pilih JOB1, JOB2, dan seterusnya yang masih kosong. c. Kemudian tekan keyboard ke arah kiri / kanan untuk memilih JOB yang ada. Atau bisa juga dengan menekan tombol F1 (NEW), pilih JOB nya lalu tekan ENTER. d. Setelah proses pembuatan job dan untuk masuk ketahapan selanjutnya tekan tombol FUNC CTRL lalu ENTER e. Ganti nama JOB dengan nama yang sesuai, usahakan berurutan “tgl dan bulan_lokasi_nama surveyor” misal: “1007_BETUN_M”
3. Mencari sudut azimuth pendekatan dengan kompas. a. Pasang kompas di atas alat. b. Putar alat secara horizontal (ke kanan atau ke kiri) sehingga teropong menghadap ke arah “utara” yang disesuaikan dengan arah utara pada kompas, kemudian kunci alat. c. Bacaan sudut horizontal di alat (HA) dibuat menjadi 0 (nol) dengan cara tekan tombol “ANG” kemudian pilih 0 set
39
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.33 Mencari Sudut Azimuth
d. Setelah bacaan sudut horisontal menjadi 0 (nol), putar teropong ke arah backsight (misal titik 1) serta bidik backsight, kemudian kunci alat. e. Maka bacaan horizontal yang ditampilkan di alat tersebut itu adalah sudut azimuth-nya, kemudian dicatat hasil bacaan sudutnya tersebut.
4. Memasukkan Koordinat Tempat berdiri Alat Untuk memulai pengukuran, masukkan tinggi alat dan koordinat tempat berdiri alat. Untuk memasukkan koordinat tempat berdiri alat yaitu dengan cara : a. Pada saat di menu awal pilih menu SURV dengan menekan tombol F2 lalu tekan ENTER
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.34 STN Setup
b. Kemudian akan muncul instrumen set up lalu tekan ESC empat kali untuk melanjutkan menu STN
40
c. Maka untuk selanjutnya adalah memasukkan nomer titik dan koordinat STN (koordinat X,Y,Z) tempat berdiri alat, serta kode-nya. Kemudian Tekan tombol FUNC CTRL lalu tekan ENTER d. Kode dapat berupa BM, patok, dan lain-lain. Kode ini boleh diisi atau dapat juga dikosongkan.
5. Memasukkan Backsight Setelah koordinat tempat berdiri alat dimasukkan, maka secara otomatis dari alat akan meminta untuk memasukkan informasi backsight (BS). Informasi ini dapat berupa : Informasi koordinat backsight. Informasi azimuth dari titik koordinat berdiri alat ke titik backsight. Karena untuk awal pengukuran yang perlu diketahui adalah sudut, dalam hal ini sudut yang dimaksud yaitu sudut azimuth yang sudah diperoleh dari sudut azimuth pendekatan dengan kompas (yang sudah dicatat) lihat langkah no 3.
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.35 Informasi Backsight 6. Pengukuran Foresight Putar teropong dan arahkan ke titik 2 bidik, kemudian lakukan pengukuran dengan cara menekan tombol OBS kemudian = (isi no point =2, Tgt.h, Code) lalu OK
41
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.36 Pengukuran Foresight
7. Pindah Alat ke Titik Titik 3 Posisi alat berdidri di titik 3, sedangkan backsight di titik 2 dan foresight di titik 4. Langkah yang dilakukan sama dengan langkah no 3, 4 dan 5. Yang berbeda pada saat melakukan pengukuran backsight, yang kita inputkan adalah koordinat backsight. Koordinat backsight ini diperoleh dari hasil pengukuran pada saat berdiri di titik 2.
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.37 Titik 4 sebagai Foresight
8.
Pengukuran Stake out Pengukuran stake out adalah suatu model pengukuran yang digunakan
untuk menentukan lokasi koordinat suatu titik di lapangan. Prinsipnya adalah terbalik dengan konsep pengambilan data lapangan. Kalau pengambilan data
42
lapangan mencari atau mengukur koordinat titik dari lapangan, sedangkan stake out adalah mengembalikan koordinat ke lapangan dari desain. Ada banyak cara dalam pekerjaan stake out yaitu ; 1) Stake out berdasarkan koordinat (X, Y, Z), yaitu menentukan posisi suatu titik dilapangan berdasrkan data koordinat. 2) Stake out berdasarkan HA-HD, yaitu stake out berdasarkan pada besaran sudut horizontal dan jarak datar. 3)
Stake out divline, yaitu stake out untuk menentukan posisi titik-titik dengan membagi jarak yang sama pada satu garis.
4) Stake out refline, yaitu stake out untuk menentukan offset suatu titik berdasarkan dua titik pada suatu garis. Namun, di lapangan yang sering digunakan adalah stake out berdasarkan nilai koordinat karena lebih praktis dan mudah. Sehingga pada bab ini juga hanya akan singgung pekerjaan stake out berdasarkan koordinat. Langkah-langkah stake out :
(1.)
Input Koordinat Karena akan melakukan pekerjaan stake out berdasarkan koordinat, maka
harus memasukkan titik-titik yang akan kita stake out, termasuk juga nilai koordinatnya. Ada dua model input data koordinat ke dalam alat TS, yaitu : 1.
Cara manual atau langsung Cara ini memasukkan koordinat titik secara manual dengan cara memasukkan
satu-per satu ke dalam alat TS, caranya : a. Dari MENU pilih COGO lalu INPUT kemudian INPUT XYZ b. Kemudian masukkan nilai koordinat (X, Y, Z) dan no point serta kode-nya kemudian tekan ENTER untuk menyimpannya. c. Lakukan langkah yang sama untuk titik-titik yang lain.
(2.) a)
Stake out Digunakan untuk setting out atau staking out point ke lapangan.
43
b)
Pilih SETTING OUT di menu COGO kemudian akan muncul tampilan SETTING OUT ( Langkah ini digunakan jika titik-titik sudah tersimpan dalam JOB memori TS ).
c)
S-O Data => FUNC => COORD (F4)=>( Masukkan koordinat titik sembarang yang akan di Stake Out) =>OK =>OK (Langkah ini digunakan jika titik-titik belum tersimpan dalam JOB memori TS ).
d)
Arahkan alat sampai d-HA sama dengan 0°00’00 ”) =>(gunakan kombinasi kunci kasar dan halus)=>(letakkan prisma searah dengan bidikan alat).
e)
OBS (untuk mendapatkan jarak)=>Maju mundurkan prisma sampai diperoleh S-O S sama dengan 0.
f)
Patok posisi tersebut.
Sumber : Hase,dkk, 2007
Gambar 2.38 Langkah- Langkah S – O
9.
Download Atau Upload Data dari Alat Total Station ke Flashdisk a) Hubungkan alat total station ke perangkat komputer. b) Pilih comms data dimenu memori kemudian akan muncul comms data
dimenu memori. c) Pilih format file yang akan ditransfer dan pilih yes pada menu file kemudian
tekan tombol SEND atau tombol F3.
44
d) Pilih JOB yang akan ditransfer dengan menekan tombol SELECT atau
ENTER. e) Tekan OK lalu ketikan nama file sesuai dengan yang dikerjakan dan tanggal
pengerjaan. Kemudian tekan tombol path ketempat file yang akan disimpan untuk membuat folder baru tekan NEW FOLDER. f) Tekan OK dilayar untuk memulai proses transfer data, tunggu sampai selesai
kemudian tekan OK.
Sumber : Hase, dkk, 2007
Gambar 2.39 Langkah Mendownload Data ke Flashdisk
2.10. Kegiatan Joint Survey Joint Survey (Anomdyas, 2015)
adalah kegiatan pengukuran dan
pengambilan data bersama sama pihak kontraktor dengan pemilik IUP pertambangan (owner). Kegiatan joint survey terbagi dua yaitu kegiatan mingguan dan kegiatan akhir bulan. Kegiatan pengukuran mingguan umumnya melakukan pengukuran batubara roff, floor dan mine out, overburden, mud (lumpur) dalam waktu satu minggu dan sekaligus untuk peta situasi, weekly plan, dan mengetahui jumlah inventory batubara yang telah terbuka agar lebih mudah membuat planning mingguan dan planning harian. sedangkan pada penutupan akhir bulan (progress) dilakukan di area yang berbeda lokasi, yaitu
45
1. pengukuran part stockpile dengan mengambil data toe, top, spot serta pengukuran data batubara yang telah di stock. 2. pengukuran ROM stockpile per seam-nya agar lebih mudah mengetahui jenis, mutu atau kualitas batubara tersebut. 3. pengukuran dengan mengambil data crest, toe, spot dan mengikuti bentuk batubara. 4. Pengukuran product bin dengan mengambil data crest, toe, spot sama dengan pengambilan data di flant fedd tersebut. 5. Pengukuran ditambang dengan mengambil data crest, toe, spot, overburden, mud, serta pengukuran road, roof atau floor batubara, mine out dan batubara yang terpotong.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan yang penulis lakukan untuk memperoleh data dalam mengerjakan
tugas akhir ini diperoleh di PT Putra Muba Coal, Job Site Sungai Lilin, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Maret 2018 sampai dengan 5 April 2018.
3.2. Metodologi Penelitian Metode penelitian tugas akhir ini terdiri dari : 1.
Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data tugas akhir ini terdiri dari :
a.
Studi literatur adalah kegitan mencari informasi serta teori yang relevan berhubungan dengan aktifitas draft survey dan pengukuran situasi detail berdasarkan referensi dari buku, jurnal serta laporan tugas akhir sebelumnya.
b.
Observasi lapangan merupakan tahapan penulis melakukan kegiatan pengamatan kondisi nyata yang ada di lapangan kemudian mencari data-data selengkap mungkin yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang diperlukan secara langsung untuk selanjutnya akan diproses.
c.
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan dengan mengadakan komunikasi dan diskusi secara langsung dengan pembimbing lapangan dan pegawai di area pelabuhan PT Putra Muba Coal.
2.
Pengambilan Data Adapun jenis data yang diambil pada penelitian tugas akhir ini adalah : 1) Data primer adalah pengambilan data yang dilakukan secara langsung dari lapangan. Data primer ini meliputi pengambilan koordinat beserta elevasi dari titik koordinat, draft pada tongkang, densitas air, densitas batubara yang telah diambil pada area pelabuhan serta foto dan dokumentasi lokasi pelabuhan pada PT Putra Muba Coal.
46
47
2) Data sekunder mencakup studi literatur, yaitu pengumpulan data dan arsip perpustakaan PT Putra Muba Coal sebagai bahan pustaka laporan penelitian tugas akhir ini. Data sekunder ini meliputi peta topografi bulan Maret, data penjualan serta data hasil produksi bulan Maret 2018. 3) Alat yang digunakan pada penelitian kali ini adalah total station sokkia set 2x, prisma, tripod, jalon, hydrometer, picnometer 50 ml, meteran ,alat tulis, dan laptop. 3.
Pengolahan data adalah proses mengolah data dari hasil observasi di lapangan dan kemudian dimasukkan dalam sebuah tabel (tabulasi) menggunakan microsoft excel untuk sebagian data draught survey dan pengukuran situasi detail menggunakan perangkat lunak microsoft excel serta perangkat lunak lain untuk diolah dengan persamaan-persamaan pendukung yang berkaitan.
4.
Hasil
dan pembahasan
adalah hasil dari pengolahan data yang berupa
kuantitas initial tongkang dan kuantitas final tongkang selama bulan Maret 2018, peta progress stockpile bulan Maret 2018, peta kontur stockpile 2018, volume cut and fill batubara di stockpile Maret 2018 dan hasil perbandingan antara metode draught survey dengan pengukuran situasi detail pada bulan Maret 2018. 5.
Analisis data adalah proses menganalisis faktor penyebab selisish antara perhitungan draught survey dengan hasil cut and fill.
6.
Kesimpulan dan saran adalah dari hasil dari pembahasan dari data yang diambil dan telah dilakukan analisis sebelumnya. Kesimpulan menjadi point penting dan diharapkan dapat menyelesaikan masalah studi lapangan mengenai faktor penyebab losses batubara di stockpile PT Putra Muba Coal dan bisa menekan angka losses menjadi berkurang.
3.3. Bagan Alir Penelitian Adapun bagan alir penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
48
Permasalahan 1.
Bagaimana metode perhitungan draught survey untuk kuantitas batubara di tongkang ?
2.
Bagaimana cara menghitung jumlah volume cut and fill hasil pengukuran situasi detail menggunakan perangkat lunak (software) dan volume cut and fill ?
3.
Bagaimana cara melakukan perbandingan sisa stock batubara metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail ?
4.
Apa saja faktor penyebab terjadinya selisih dari perhitungan cargo draught survey dengan pengukuran situasi detail menggunaan perangkat lunak ( software) ?
Metode pengambilan data
Studi literatur Wawancara dan diskusi Observasi lapangan
Pengambilan data Data primer : 1.
Data Sekunder :
Dokumentasi gambar alat, prosedur pengukuran
di 1. 2. 3.
stockpile dan draught survey 2.
Data data draft kapal initial dan final tongkang
3.
Pengambilan titik koordinat beserta elevasi di stockpile
4.
Peta progress stockpile bulan Maret
5.
Data perhitungan kuantitas batubara di stockpile
-
4.
Peta topografi pelabuhan PT PMC Hydrostatic table Data pengangkutan batubara bulan Maret ke stockpile Data penjualan batubara bulan Maret
Pengolahan data Input data hasil draught survey kedalam microsoft excel Pembuatan peta progress bulan Maret 2018 Menghasilkan peta progress, kontur dan kuantitas batubara akhir bulan Maret 2018
Hasil dan Pembahasan Mengetahui kuantitas batubara yang ada di tongkang atau yang terjual selama bulan Maret dan mengetahui kuantitas batubara di stockpile pada akhir bulan Maret Mengetahui perbandingan kuantitas batubara metode draught survey dengan jumlah cut and fill pada akhir bulan Menganalisis data perbandingan perhitungan metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail Faktor penyebab terjadinya selisih perhitungan kuantitas batubara metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail Analisis faktor penyebab terjadinya selisih metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail untuk menghitung kuantitas batubara akhir bulan di stockpile
Analisis Analisis faktor penyebab terjadinya selisish antara metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail
Kesimpulan dan saran
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian
BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN
4.1. Draught Survey Kegiatan draught survey dilakukam oleh independent surveyor atau pihak ketiga yang ditunjuk oleh pihak pembeli ataupun oleh pihak penjual batubara yaitu PT Putra Muba Coal untuk melakukan suatu metode penimbangan batubara berdasarkan hukum Archimides. Penggunaan jasa pihak ketiga dalam kegiatan draught survey karena independent surveyor diharapkan mampu menjadi verifikator untuk teknis dan dokumen dalam penjualan batubara. Tahapan untuk mengetahui muatan tongkang adalah melakukan perhitungan initial tongkang dan final tongkang.
4.1.1 Pengukuran dan Perekaman Data Initial Tongkang Pengukuran pada saat initial tongkang adalah pengukuran kuantitas atau berat dari tongkang pada saat kosong atau belum ada muatan. Adapun tahapan tahapan dalam pengukuran initial adalah pertama membaca draft kapal yang tenggelam di air. Pada saat melakukan pembacaan draft initial tongkang surveyor menaiki perahu dikarenakan terlalu tinggi apabila dibaca dari atas tongkang. Draft yang dibaca yaitu seluruh draft yang ada di tongkang tersebut baik dari sisi starboard maupun sisi port, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 dan di tabel 4.1 yaitu draft tongkang sutra bhakti 8 . Karena setiap angka yang tercetak di tongkang adalah 10 cm dan spasi untuk tiap angka yang dicetak adalah 10 cm. Apabila ada angka yang dibelakangnya ada tambahan M menunjukkan angka tersebut dalam meter (M) bukan centimeter (cm) atau angka tersebut sebagai penanda pada meter keberapa kapal tersebut tenggelam. Tabel 4.1 Draft Initial Tongkang Forward Mid ship After
Port 0,560 m 0,710 m 0,760 m
Starboard 0,690 m 0,690m 0,790 m
49
50
Gambar 4.1 Draft Initial Tongkang Setelah selesai membaca draft surveyor pergi ke tugboat dan meminta hydrosatic table (Lampiran F) ke mualim 2. Setelah itu melakukan pengukuran densitas air. Dan yang terakhir adalah pengamatan tongkang dengan melihat kondisi di dalam tongkang apakah bersih ataupun ada sisa muatan yang tidak bersih akibat muatan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Kondisi di Dalam Tongkang
51
4.1.2. Pengukuran dan Perekaman Data Final Tongkang Pada kegiatan pengukuran final tongkang sama seperti pada saat melakukan pengukuran initial tongkang yang pertama yaitu dengan membaca draft yang berada di tongkang tetapi tidak menggunakan perahu lagi karena draft tenggelamnya tongkang sudah dekat dengan garis summary tongkang. Pembacaan draft sama seperti di-initial tongkang dibaca semua draft yang ada di tongkang mulai dari sisi starboard dan sisi port. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Draft Final Tongkang Forward Mid ship After
Port 4,150 m 4,00 m 4,680 m
Starboard 4,190 m 4,400 m 4,650 m
Setelah selesai tahapan kedua adalah pengukuran kembali densitas air yang berada di sekitar tongkang yaitu dengan cara mengambil sampel air lalu diletakkan di sebuah gelas ukur kemudian dimasukan alat hydrometer ke dalam gelas ukur. Pada saat melakukan pengamatan di lapangan tidak dilakukan pengambilan sampel air karena densitas air sungai dan sudah biasa dilakukan pengujian adalah 0.995 ⁄
. Untuk lebih jelas bagaimana kondisi draft final tongkang dapat dilihat pada
gambar 4.3.
Gambar 4.3 Draft Final Tongkang
52
4.1.3. Perhitungan Hasil Pengukuran Initial dan Final Tongkang untuk Mengetahui Cargo Tongkang dengan Metode Draught Survey Berdasarkan perhitungan dari surveyor menggunakan metode draught survey untuk tongkang Sutra Bhakti 8 didapatkan berat initial tongkang adalah 1.253,399 MT dan berat hasil dari final tongkang adalah 8.782,484 MT. Maka muatan tongkang adalah seberat 7.529,085 MT untuk perhitungan detailnya dapat dilihat pada lampiran G. Dan hasil perhitungan draught survey dengan jumlah jumlah pengiriman 21 tongkang selama satu bulan dapat dilihat pada tabel4.3. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Draught Survey pada Bulan Maret N0
tanggal
TUGBOAT
masuk
keluar
1
03/01/18
03/01/18
TB. Leo Marine Power 2208
2
03/02/18
03/03/18
TONGKANG
Draught survey
BG. Leo Marine 3008
8.521,325
TB. Dabo 103
BG. Marine Power 2320
4.593,503 8.611,361
3
03/03/18
03/05/18
TB. Leo Power 2203
BG. Leo Marine Power 3003
4
03/03/18
03/04/18
TB. Jefftsar 8
BG. Bmp 2508
5.639,988
5
03/05/18
03/07/18
TB. Sutra BhaktiI 11
BG. Sutra Bhakti 8
7.529,085
6
03/07/18
03/08/18
TB. Dabo 19
BG. Marine Power 2707
5.801,335
7
03/07/18
03/09/18
TB. Leo Power 2209
BG. Marine Power 3009
8.508,498
8
03/09/18
03/11/18
TB. Ibc
BG. Indo Mandiri
7.500,809
9
03/11/18
03/13/18
TB. Marina 1611
BG. Marine Power 3036
8.018,123
10
03/12/18
03/13/18
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
6.617,235
11
03/14/18
03/15/18
TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
5.576,854
12
03/15/18
03/16/18
TB. Marina 1610
BG. Marine Power 3039
8.003,926
13
03/20/18
03/22/18
TB. Daya 28
BG. DBS 3028
8.303,153
14
03/23/18
03/24/18
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
6.628,156
15
03/23/18
03/25/18
TB. Jefstar 8
BG. DBS 2508
5.429,181
16
03/25/18
03/26/18
TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
5.508,490
17
03/26/18
03/27/18
TB. Marina 1620
BG. Marine Power 2717
5.506,354
18
03/27/18
03/29/18
TB. Marina 9
BG. Marine Power 3050
8.510,163
19
03/28/18
03/30/18
TB. Bina Marine 85
BG. Bina Marine 86
4.505,274
03/30/18
03/31/18
BG. Indo Muara
7.406,592
03/30/18
03/31/18
BG. DBS 3028
5.307,391 142.235,020
20 21
TB. Ibc Banjarmasin TB. Daya 28
Total Sumber : Department Port and Shipment PT. Putra Muba Coal, 2018
53
4.2. Pengukuran dan Perekaman Data Menggunakan Total Station Sokkia Set 2x Series Kegiatan pengambilan titik koordinat dan perekaman data serta elevasi menggunakan alat total station sokkia set 2x. Proses pengukuran dan pengambilan data dilakukan oleh pihak owner yaitu PT Putra Muba Coal dan dibantu oleh pihak kontraktor yaitu PT Bara Permata Mining. Adapun langkah - langkah dalam proses pengambilan titik koordinat dan perekaman data elevasi menggunakan sokkia Set 2x dapat dilihat pada ( Lampiran I).
Gambar 4.4 Pengambilan Titik Menggunakan Total Station Sokkia Set 2x Berdasarkan gambar 4.4 dan tabel 4.4 pengambilan data untuk pengukuran titik koordinat pada saat pengukuran di lapangan didapatkan data-data mentah. Data mentah hasil pengukuran ini di export terlebih dahulu kedalam flashdisk (Lampiran L) supaya dapat dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak (software). Untuk jumlah koordinat yang terambil dari lapangan pada saat pengukuran situasi detail adalah sebanyak 1757 titik koordinat (Lampiran I).
54
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Menggunakan Total Station Sokkia Set 2x string 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X 9714279 9714277 9714270 9714279 9714275 9714272 9714273 9714271 9714268 9714273 9714269 9714266 9714267 9714261 9714268 9714266
Y 408524.5 408520.4 408521.8 408527.3 408516.7 408516.2 408526.8 408512.8 408513.9 408526.7 408509.1 408529.9 408505.2 408515.6 408531.5 408500.5
Elevasi 16.183 16.182 17.036 16.264 15.812 17.141 16.796 16.036 17.981 16.788 16.072 17.399 15.889 18.07 18.279 16.082
Keterangan SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH SH
4.2.1. Pengolahan Data Hasil Pengukuran Situasi Detail Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak (Software) a) Pembuatan Peta Progress Bulanan Dalam proses pembuatan peta
progress bulanan, data yang akan
digabungkan yaitu data harian seperti data roof, floor, dan spot area stockpile, data harian tersebut dibuat satu kesatuan menjadi data kemudian digabungkan sehingga menjadi peta progress bulanan yang akan dihitung volumenya, untuk pelaporan bulanan yang dilakukan owner selaku pemilik lahan. Tahapan dalam pembuatan peta yaitu dengan cara menghubungkan titik titik yang berada di sisi terluar kemudian dibuat boundary, menghubungkan titik crest dengan crest dan titik toe dengan toe sehingga hasil pembuatan peta progress ini akan sesuai dengan bentuk asli di lapangan. Peta progress ini akan dijadikan sebagai bottom dalam perhitungan volume cut and fill dengan software surpac sehingga membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5.
55
Gambar 4.5 Proses Menghubungkan Titik - Titik Koordinat 4.2.2. Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal Timbunan Stockpile batubara PT. Putra Muba Coal terletak di Pelabuhan Putra Muba Coal Desa Sungai Jering Provinsi Sumatera Selatan digunakan untuk penumpukan atau penyimpanan batubara yang sebelum dijual ke pembeli. Jumlah kapasitas penampungan stockpile batubara di Putra Muba Coal sebesar ± 200.000 ton batubara, memiliki jarak tempuh 12 km dari area pit tambang batubara. Diangkut menggunakan Hino 130 HD dengan kapasitas 20 ton. Luas timbunan stockpile di area pelabuhan PT Putra Muba Coal ± 8 Hektar dengan jenis batubara sub-bituminus yang memiliki kadar batubara medium calory dan high calory.
Gambar 4.6. Situasi Stockpile PT Putra Muba Coal
56
Dalam penentuan bentuk dimensi stockpile menggunakan bantuan perangkat lunak (software). Berdasarkan dari kondisi situasi timbunan stockpile PT. Putra Muba Coal ini berbentuk tidak beraturan. Pada gambar 4.7 dapat dilihat situasi beserta elevasi dari timbunan batubara yang berada di stockpile PT Putra Muba Coal, untuk lebih jelasnya mengenai elevasi timbunan tersebut dapat dilihat pada lampiran N.
Gambar 4.7 Dimensi Stockpile PT Putra Muba Coal 4.2.3. Hasil Perhitungan Pengukuran Situasi Detail dengan Bantuan Perangkat Lunak (Software) Dari hasil pengukuran situasi detail di stockpile PT Putra Muba Coal dan dilakukan pengolahan data serta perhitungan volume cut and fill pada bulan Maret yang menggunakan bantuan perangkat lunak (software). Salah satu software yang sering digunakan dalam dunia pertambangan untuk perhitungan volume cut and fill yaitu adalah software surpac, karena software surpac memiliki tingkat akurasi yang tepat yang dalam menggambarkan bentuk real asli di lapangan. Hal ini disebabkan dalam software surpac bentuk DTM atau triangle-nya lebih jelas bahkan dengan jarak titik koordinat crest dan toe yang relatif dekat sehingga memudahkan dalam pembuatan peta progress. Dan juga bisa dipakai untuk laptop atau komputer dengan spesifikasi
57
menengah. Untuk langkah-langkah perhitungan cut and fill pada bulan Maret dan
April dengan software surpac vision dapat dilihat pada Lampiran O. Adapun hasil perhitungan volume cut and fill dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil Perhitungan Cut and Fill Bulan Maret 4.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Draught Survey Dengan Hasil Pengukuran Situasi Detail Dari hasil pengolahan data dan pembuatan peta progress area stockpile yang dilakukan oleh surveyor PT Putra Muba Coal dan dibantu dengan Surveyor PT Bara Permata Mining menggunakan
bantuan perangkat lunak (software)
didapatkan total volume cut and fill secara keseluruhan (all progress). Jadi volume cut and fill batubara di stockpile secara keseluruhan dikurangi total volume batubara yang dijadikan base dasar sehingga didapatkan hasil volume dan dikali densitas batubara. Untuk perhitungan volume batubara yang dilakukan oleh surveyor PT Putra Muba Coal dengan bantuan perangkat lunak (software) masih dalam satuan BCM dengan density 1,09. Volume batubara dalam satuan BCM dikonversi dalam satuan ton dikalikan dengan density batubara tersebut. Hasil perhitungan volume cut and fill dengan perangkat lunak (software) dibandingkan dengan metode
58
draught survey bertujuan untuk mengetahui selisih dari kedua metode perhitungan produksi batubara dengan penjualan batubara sehingga dapat meminimalisir kesalahan dari kedua metode tersebut. Diharapkan hasil perhitungan selisih akan berdampak positif dan akan menambah keuntungan bagi perusahaaan Putra Muba Coal selaku owner dalam memanajemen stockpile, sehingga kesalahan dan kekurangan dari kedua metode tersebut dapat terselesaikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Kuantitas Hasil Pengukuran Situasi Detail Segment
Cut Vol
Cut Area
Fill Vol
Fill Area
Nett Vol
Nett Tonnage (TON)
Batubara Masuk Setelah Survey Volume
Batubara Keluar Setelah Survey Volume
1
10,396
37,994
26.937,24
8.112,69
29.317,70
31.956,29
3.432,18
2
31,827
466,832
5.355,09
11.822,96
7.717,01
8.411,54
3
2,547
23,36
36.679,99
7.347,46
39.068,32
42.584,54
4
115,694
1.146,11
23.336,18
9.198,41
25.611,54
27.916,57
5
99,469
556,983
14.116,25
10.423,16
16.407,82
17.884,52
6
7,351
65,317
38.508,66
7.193,99
40.829,36
44.572,67
44.572,67
7
0,814
10,448
14.225,13
4.162,72
16.515,36
18.001,74
18.001,74
Total
268,098
2.307,04
159.158,54
58.261,39
177.903,42
191.327,87
Sisa Stock By Survey 35.388,47 8.411,54
12.457,76
30.126,77
11.119,89
39.036,46 8.522,14
14.552,07
20.979,90
9.362,39
184.900,04
Sumber : Departement Engineering PT Putra Muba Coal, 2018
4.3.1. Analisis Hasil Perhitungan Draught Survey dengan Hasil Pengukuran Situasi Detail Dari hasil analisis perhitungan antara draught survey dengan pengukuran situasi detail telah didapatkan hasil draught survey dan volume progress-nya selama satu bulan. Pehitungan kuantitas batubara dengan metode draught survey yang dilakukan pihak ketiga independent surveyor ketika sudah diatas tongkang dan perhitungan kuantitas batubara dengan metode survey volume oleh PT Putra Muba Coal. Kedua metode perhitungan kuantitas batubara berdasarkan sumber acuan atau tolak ukur stockpile management yang baik. Hasil cut and fill digunakan sebagai pembanding dari metode draught survey, hasil kedua metode ini akan didapatkan selisih serta dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab selisih tersebut.
59
Pada hasil perhitungan draught survey selama bulan Maret adalah sebesar 142.2350,020 MT (lampiran H) dengan produksi selama bulan Maret sebanyak 164.283,690 MT dan stok batubara pada awal bulan Maret adalah 164.385,750 MT maka total kuantitas batubara di stockpile pada bulan Maret adalah
sebesar
328.669,44 MT, sehingga sisa batubara yang ada di stockpile adalah 186.642,190 MT pada akhir bulan Maret. Dan dari hasil perhitungan dengan bantuan software pada bulan Maret total kuantitas batubara sebesar 191.327,870 MT(lampiran O) dan ditambah dari ritase setelah dilakukan pengukuran dari tanggal 29 Maret 2018 sampai 31 Maret 2018 adalah 14.552,07 MT (lampiran T) dan dikurangi dari aktivitas barging dari tanggal 29 Maret 2018 sampai 31 Maret 2018 sebesar 20.979,90 MT (lampiran T) didapatkan hasil sisa stock by survey adalah 184.900,04 MT. Terjadi selisih antara batubara yang tersisa di stockpile dengan batubara yang terjual adalah sebanyak -1.742,15 MT atau sebesar -0,53%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Draught Survey dan Metode Pengukuran Situasi Detail Bulan
Sisa Stock Batubara
Pencapaian Produksi
Total Isi Stockpile
Draught Survei (Barging)
Sisa Stockpile By Admin / draught survey
Sisa Stock By Survey
Maret
164.385,75
164.283,69
328.669,44
142.027,25
186.642,19
184.900,04
Sumber : Departement Engineering PT Putra Muba Coal, 2018
Tabel 4.7. Analisis Perbandingan Perhitungan Draught Survey dan Metode Pengukuran Situasi Detail Bulan
Total Isi Stockpile
Maret
328.669,44
Draught Survei (Barging) 142.027,25
Sisa Stock By Admin/ Draught Survey 186.642,194
Kuantitas Hasil Progress 191.327,87
Batubara Masuk Setelah Survey Volume 14.552,07
Batubara Keluar Setelah Survey Volume 20.979,9
Sisa Stock By Survey
Selisih
Persen Deviasi
184.900,04
1.742,160
0,53%
Sumber : Departement Engineering PT Putra Muba Coal, 2018
Hasil dari perhitungan kedua metode ini untuk mengetahui sisa batubara di stockpile, antara perhitungan kuantitas draught survey dan cut and fill masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh sebab itu dilakukan analisis dan perbandingan dari kedua metode tersebut guna mengurangi selisih yang signifikan dari kedua metode perhitungan produksi tersebut.
60
4.4. Faktor Penyebab Terjadinya Selisih antara Draught Survey dengan Pengukuran Situasi Detail 4.4.1. Faktor Penyebab Losses dari Metode Draught Survey Fator penyebab terjadinya losses pad metode draught survey bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang penulis bahas pada penelitian ini, yaitu : 1. Adanya Alat Berat yang Masih Berada diatas Tongkang Saat Initial Tongkang. Pada saat initial dan intermediate ada excavator CAT 320 D dengan berat alat sebesar 20,350 Ton (lampiran C) dan Whell loader CAT 966 G (Lampiran E) dengan berat alat 22,870 Ton, sehingga menyebabkan muatan yang ada menyebabkan losses atau kurangnya muatan tongkang tersebut ketika dilakukan perhitungan ulang di mother vessel. Untuk total hilangnya muatan karena adanya alat berat adalah 907,620 MT (lampiran P) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Alat Berat yang Berada diatas Tongkang Saat Initial Tongkang 2. Tidak dilakukan Pengukuran Densitas Air. Dengan tidak dilakukannya pengukuran densitas air pada saat initial dan final tongkang, maka akurasi dan ketelitian data setelah dilakukan pengoreksian displacement kurang tepat. Dan setelah dilakukan pengujian densitas air di laboratorium kimia Politeknik Akamigas Palembang didapatkan nilai densitas sebesar 0,996 kg/m3, maka terjadi selisih sebesar 142, 343 MT(lampiran Q).
61
3. Ketelitian pembacaan draft Dari hasil pengamatan yang saya lakukkan di jetty PT Putra Muba Coal setiap pembacaan draft kapal angka draft tersebut rata rata dilebihkan 1 cm dari draft yang sebenarnya sebagai contoh pada gambar 4.10 draft-nya 7,20 m tetapi pada lembar draft hasil draught survey tertulis 7,21 m.
Gambar 4.10 Draft Port AFT Tongkang yang Leo Marine Power 3008 Berdasarkan hydrostatic table untuk tongkang 300ft per 1cm-nya TPC ratarata pada saat inisial adalah 20,44 ton (lampiran F). Losses = = (1
20,44
/
21
= 429,24 ton Dengan kurangnya ketelitian sebanyak 1 cm losses pertongkangnya adalah 20 ton dan dengan jumlah pengiriman selama bulan Maret totalnya adalah 429,24 ton batubara yang tidak dijadikan koreksi saat initial tongkang. 4. Jatuhnya Muatan Saat Tansportasi Pada saat pemuatan batubara dari stockpile ke tongkang PT Putra Muba Coal menggunakan Dump Truck Hino 130 HD. Karena untuk kegiatan pemuatan di tongkang maka vessel truck Hino 130 HD tidak dikunci, sehingga menyebabkan kurangnya muatan atau material muatan dari dump truck tersebut jatuh ketika dilakukan pemindahan dari stockpile ke tongkang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.11
62
Gambar 4.11 Vessel Truck yang Tidak Dikunci 5. Batubara yang Dijadikan Landasan atau Pengunci Ramp Door Karena ada batubara yang dijadikan landasan pada saat Ramp door atau jembatan yang digunakan untuk penyeberangan dari darat jetty ke tongkang menggunakan Whell Loader batubara yang dipindahkan sebanyak 11,445 Ton per satu tongkang (lampiran R). Maka losses dari faktor selama bulan Maret dengan jumlah pengiriman melalui tongkang yaitu didapatkan 240,345 ton (lampiran R).
Gambar 4.12 Kegiatan Penguncian Ramp Door
63
6. Adanya Kegitan Penyamplingan Batubara Berdasarkan standart ASTM (D2234 – 1989) dengan kondisi batubara uncleaned coal maka didapatkan hasil berat batubara yang diambil akibat penyamplingan dari 21 tongkang selama bulan Maret adalah sebanyak 11,407 ton (lampiran T). 4.4.2. Faktor Penyebab Losses dari Metode Pengukuran Situasi Detail Faktor penyebab losses dari metode pengukuran situasi detail adalah kurang efektifnya penempatan foresight dan backsight saat dilakukan pengukuran situasi menyebabkan tidak sesuainya bentuk dari tumpukan batubara saat di perangkat lunak dengan kondisi asli di lapangan berkurangnya ketelitian dan keakurasian data dan hal ini menyebabkan losses. 4.4.3. Analisis Faktor Penyebab Selisih Dari Metode Draught Survey dengan Metode Pengukuran Sitasi didalam Menghitung Sisa Batubara Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap faktor penyebab losses pada kedua metode tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab losses ada 6 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.13. 1.000,000
60,00%
900,000 50,00%
800,000 700,000
40,00%
600,000 500,000
30,00%
400,000 20,00%
300,000 200,000
10,00%
100,000 0,000
Batubara Alat Berat Ketelitian untuk di Initial Pembacaa Mengunci Tongkang n Draft Ramp Door
0,00% tidak menguji densitas air
Lainnya
Penyampl ingan Batubara
penyebab
907,620
429,240
240,345
142,343
11,205
11,407
%
52,10%
24,64%
13,80%
8,17%
0,64%
0,65%
penyebab
%
Gambar 4.13 Grafik Penyebab Losses Penerimaan dan Pengeluaran Pengeluaran Batubara di Jetty Putra Muba Coal pada Bulan Maret 2018
64
Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa penyebab losses yang paling besar adalah dari adanya alat berat yang masih berada diatas tongkang yaitu sebesar 907,62 MT (lampiran P) dengan persentase sebanyak 52,10%. Sedangkan penyebab losses terkecil adalah faktor jatuhnya muatan dan penempatan foresight dan backsight yang tidak efektif, penulis menggabungkannya kedalam faktor lainnya dengan jumlah 11,205 ton dengan persentase 0,64%. Untuk penyebab losses dari ketelitian pembacaan draft adalah sebanyak
429,240 MT dengan
pesentase 24,64%. Dari kegiatan untuk mengunci ramp door sebesar 240,345 (Lampiran R) dengan persentase 13,80% dan losses dari jatuhnya muatan serta tidak diukurnya densitas air sebagai pengkoreksi displacement saat inisial dan final tongkang sebanyak 142,343 ton dengan persentase 8,17%. Untuk kegiatan penyamplingan batubara sebanyak 11,407 MT (lampiran S) dengan persentase 0,65 %. Total losses = Faktor1 + Faktor2 + Faktor3 + Faktor4 + Faktor5 + Faktor6 = 907,620 + 429,240 + 240,345 + 142,343 +11,205+11,407 =1.742,160 MT. Berdasarkan data losses metode draught survey dan metode pengukuran situasi detail setelah dihitung totalnya sebesar 1.742,160 MT. Setelah dilakukan perhitungan ulang draught survey yang ditambahkan dengan enam faktor tersebut maka totalnya adalah sebesar 143.769,410 MT. Maka sisa stock by draught survey adalah sebesar 184.900,04 MT, jadi sisa stock batubara pada akhir akhir bulan maret 2018 dengan kedua metode tersebut adalah sama, tetapi terjadi losses atau tidak tercatatnya batubara sebanyak 1.742,160 MT yang sudah terkirim menggunakan metode draught survey. Karena faktor yang paling banyak menyebabkan losses terdapat pada metode draught survey padahal metode ini digunakan untuk menjadi acuan pembayaran oleh pembeli, maka perlu dilakukan pengawasan yang lebih dari pihak penjual batubara agar tidak terjadi losses.
4.5. Produksi dan Penjualan Batubara PT Putra Muba Coal Tiap Bulan Berdasarkan data realisasi penerimaan di stockpile pada bulan desember sampai Maret 2018 di PT Putra Muba Coal (Lampiran T ) sisa persediaan batubara
65
tersebut diperoleh dari perhitungan pengukuran situasi detail pada tanggal 28-29 dan ditambah hasil dari penerimaan dari hauling serta pengeluaran selama tanggal 28 sampai akhir bulan Maret . Tabel 4.8 Recouncil Stockopname PT Putra Muba Coal Bulan Desember Sampai Bulan Maret Draught Survei (Barging)
Sisa Stock By Admin / Draught survey
Kuantitas Hasil Progress
Batubara Masuk Setelah Survei Volume
160.902,97
137.718,71
23.184,26
15.061,15
4.657,38
155.100,00
174.818,53
910.25,99
83.792,54
83.119,44
21.885,2
83.613,68
167.984,33
251.598,01
863.66,05
165.231,96
156.972,24
164.385,75
164.283,69
328.669,44
142.027,246
186.642,194
191.327,87
Bulan
Sisa Stock Batubara
Pencapaian Produksi
Total Isi Stockpile
Desember
5.4597,18
106.305,79
Januari
19.718,53
Februari MARET
Batubara Keluar Setelah Survey Volume
Sisa Stock By Survei
Selisih
Persen Deviasi
19.718,53
-3.465,73
-2,15%
21.390,96
83.613,68
-178,86
-0,10%
19.941,33
12.527,82
164.385,75
-846,21
-0,34%
14.552,07
20.979,9
184.900,04
-1.742,154
-0,53%
Dari gambar 4.14 dan tabel 4.8 diketahui bahwa pada bulan februari merupakan jumlah produksi paling besar yaitu 167.984,33 MT dan penerimaan yang paling kecil adalah dibulan Desember yaitu 106.305,79 MT. sedangkan untuk penjualan paling besar adalah pada bulan Maret yaitu
142,027.25
MT dan
penjualan paling sedikit adalah pada bulan Februari yaitu 86.366,05 MT. berdasarkan tabel diatas pada PT Putra Muba Coal selalu mengalami losses batubara setiap bulannya. Losses terbesar pada bulan Desember yaitu 3.465,73 MT dan losses terkecil pada bulan Februari yaitu 178,86 MT. 350.000,00
4.000,000
300.000,00
3.500,000 3.000,000
250.000,00
2.500,000
200.000,00
2.000,000 150.000,00
1.500,000
100.000,00
1.000,000
50.000,00 TOTAL ISI STOCKPILE
500,000 Desember
Januari
Februari
MARET
160.902,97
174.818,53
251.598,01
328.669,44
DRAUGHT SURVEI (BARGING) 137.718,71
91.025,99
86.366,05
142.027,25
SISA STOCKPILE BY ADMIN
23.184,26
83.792,54
165.231,96
186.642,19
Sisa Stock By Survey
19.718,53
83.613,68
164.385,75
184.900,04
selisih
3.465,730
178,860
846,210
1.742,160
0,000
Gambar 4.14 Grafik Recouncil Stockopname PT Putra Muba Coal
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil perhitungan initial dan final tongkang untuk mendapatkan kuantitas muatan ditongkang selama bulan Maret 2018 adalah sebesar 142.235,020 MT. 2. Berdasarkan hasil cut and fill adalah sebesar 191.327,87 MT dan dikurang aktivitas penjualan sebesar 20.979,9 MT dan ditambah aktivitas penerimaan dari hauling sebesar 14.552,07 MT maka kuantitas batubara di stockpile adalah sebanyak 184.900,04 MT 3. Dari analisis perbandingan metode draught survey dengan metode pengukuran situasi detail untuk menghitung sisa batubara di stockpile pada bulan Maret adalah terjadi selisih untuk sisa batubara sebanyak 1.742,15 MT dengan persentase dari total batubara selama sebulan adalah 0,53%. 4. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada kedua metode tersebut, metode draught survey yang lebih dominan menyebabkan losses yaitu terdapat enam faktor penyebab losses sedangkan pada metode pengukuran situasi detail hanya terdapat satu faktor yaitu penempatan backsight yang tidak efektif. 5.2. Saran 1. pada saat initial tongkang diusahakan tidak ada aktivitas alat berat diatas tongkang baik excavator maupun whell loader ini bisa menghapuskan losses sebanyak 43,220 ton per tongkangnya . 2. Jika pada saran 1 tidak bisa dilaksanakan maka harus menggunakan berat bersih dari tongkang pada saat perhitungan kuantitas tongkang. Caranya mengurangi net dispacemet initial dikoreksi dengan adanya tambahan berat dari alat berat maka losses sebanyak 43,220 ton sehingga losses-nya berkurang. 3. Melakukan pengukuran densitas air pada saat initial dan final tongkang karena densitas air digunakan sebagai koreksi displacement pada perhitungan initial dan final tongkang.
66
67
4. Tailgate vessel truck Hino dikunci agar batubara yang diangkut tidak jatuh pada saat dilakukan transportasi dari stockpile ke tongkang dan juga bisa mengurangi biaya untuk angkut yang mahal karena muatan dari dump truck bertambah menjadi lebih banyak. 5. Untuk pemasangan prisma target (APS) dipasang di tripod agar ketelitiannya menjadi lebih akurat atau mengurangi persen kesalahan pada pengukuran sehingga data yang diperoleh dari hasil penembakan koordinat xyz bisa mewakilkan koordinat xyz di lapangan dan mempermudah pengolahannya pada perangkat lunak (software).
DAFTAR PUSTAKA Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2011. Penggunaan Alat Total Station. Jakarta Besari, Ismail. 2005. Kamus Fisika. Bandung: Pionir Jaya. Bresnick, S. 2002. Intisari Fisika, Hipokrates. Jakarta: Erlangga.
Departement Engginering PT Putra Muba Coal. 2017. Recounsil Stockopname PT Putra Muba Coal Desember 2017 : PT. Putra Muba Coal. Departement Engginering PT Putra Muba Coal. 2018. Recounsil Stockopname PT Putra Muba Coal Januari sampai Maret 2018 : PT. Putra Muba Coal. Esvandiari. 2006. Smart Fisika. Jakarta: Puspa Swara. Hadi, Nugroho M.S. 2013. Ilmu Ukur Tanah . Jakarta : kemendikbud. Hase, dkk. 2007. Petunjuk Praktis Pengunaaan Total Station Sokkia cx Series 105 .Jepang : SOKKIA TOPCON .CO LTD. Hidayattullah, Arief A.D. 2016. Analisisis Perhitungan Volume Overburden menggunakan Software Surpac, Metode Truck Count, Prouduksi Actual Dump Truck Nissan CWB Serta Perhitungan Keekonomisan Pembuatan Pos dan Jembatan Timbang Overburden Pit C Prioritas satu PT Duta Alam Sumatera. Politeknik Akamigas Palembang :’’ Tugas Akhir Tidak Diterbitkan’’. Irawan, Wahyu. 2017. Analisis perhitungan volume produksi overburden pada survei progress dengan software surpac vision 6.5.1 dibanding-kan dengan metode ritase alat angkut (truck count) pt. Cipta bersama sukses, kecamatan sungai lilin, kabupaten musi banyuasin propinsi sumatera selatan. Politeknik Akamigas Palembang :’’ Tugas Akhir Tidak Diterbitkan’’. Juliastuti, Endang. 2002. Fisika Universitas Jilid 1 (Edisi Kesepuluh). Jakarta: Erlangga. Permana, widastama Angga. 2014. Perhitungan volume stockpile batubara metode cut and fill menggunakan berbagai jenis perangkat lunak. Universitas gajah mada “ Skripsi Tidak diterbitkan ”. Purwanto, Hamzah. 2017. Pelatihan Dasar Teori dan perhitungan Draft Survey. Palembang : PT Panca Survey. 68
69
Syaripudin, Akhmad. 2008. Pengantar Survey dan Pengukuran. Wihantoro,. et al. 2005. Fisika Dasar Universitas. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.
LAMPIRAN A SPESIFIKASI TOTAL STATION SOKKIA SET 2X SPESIFIKASI Dimensions
201 mm x 202 x 375 mm (20,1 cm x 20,2 cm x 37,5cm)
Weight General
15.2 lbs (6.9 kg)
Warranty Protection Class
Angle Measurement
Tripod Thread Internal Memory Oprating system Trigger key Guide Light Measuring horizontal and vertical circles type Minimum display Accuracy Diameter of Circle (distance display) EDM Accuracy Minimum Reading Range Type Method Power Source Battery Life Battery Life Alert Voltage Image
Battery/Power
Rotary absolute encoder scaning 5”(0.0001gon/0.002mil)(selectable) 2” (0.0006gon/0.010mil) 2.4 in (6 cm) m/ft ±(2mm + 2ppm x D) for prism; ±(3mm + 2ppm x D) for no prism 1.3 m (1,640 ft) ±3.5 Liquid 2 axis tilt sensor Electronic Automatic rechargeable Li-ion Baattery BDC58 41 hours Yes 7.2 V DC Erect
Magnification
30×
Field of View
Level
1-year IP66 (protected against dust and strong water jets) 5/8 – 11 750 MB windows CE ver 5.0 Yes (right side) Red LED
1 degress 30̍
Focus Range
0.5 m (1.6 ft) to tyinfinity
Electronic Level
Displayed on the LCD
A-1
Telescope
Display and Keypad
Temperature
Functions
Laser Plummet
Circular Bubble Vial Length of Tube Image Diameter of Objective Lens Magnification Field of View Resolving Power Minimum Focus Distance Reflectorless Type Touch panel Backlight Keysboard Key Backlight Pixels
Operating Storage Surveying and Construction Mapping and GIS Utilities Environment Studies Geomarking Archaeology Accident Reconstruction Single Prism No Prisma Reflector Sheet Coordinate Measurement Point Angle and Distance Stake Out Stake Out Line Offsets Missing Line Remote Elevation Resection Area Calculation Class Wavelength Bluetooth
Sumber : PT DATASCRIP, 2015
A-2
10 minutes per division/(2 mm) 173 mm 30x 1 degree 20 arcmin 3 arcsec 1.5 m (4.9 ft) 3 arcsec 1.3 m (4.3 ft
Yes 3.5 inch transflecter Color LCD Resistance sensitive analog type Led 9 brighnest level (0 to 8) 32 key Yes 128 x 64 pixels
-4°F~122°F (-20°C~50°C) -16°F~150°F (-30°C~70°C) Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes 3,000 m (9,843 ft) 500 m (1,640 ft)
270 m (886 ft) Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes 1 635 nm Class 1
LAMPIRAN B SPESIFIKASI EXCAVATOR KOMATSU PC 300
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018 Hydraulic Excavator Komatsu PC 300 Make
Komatsu
Model
PC 300
Hourse Power
312 HP
Berat Operasi
49900 kg
Kapasitas Bucket
1,55 cu.m
Swing Putar
9,5 rpm
Kondisi Penggalian
Sedang
Dimensi a. Panjang
11.150 m
b. Lebar
3,250 m
c. Panjang Boom
6,3 m
d. Panjang lengan
2,4 m
Kapasitas a. Fuel Tank Capacity
620 Liter
b. Hydraulic Tank
265 Liter
Sumber : Sumber : www.ritchiespecs.com/spesification
B-1
LAMPIRAN C SPESIFIKASI EXCAVATOR CAT 320 D
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018 Hydraulic Excavator CAT 320 D Make
Komatsu
Model
Cat 320 D
Hourse Power
138 HP
Berat Operasi
20350 kg
Kapasitas Bucket
0,9 cu.m
Swing Putar
11,5 rpm
Kondisi Penggalian
Sedang
Dimensi a. Panjang
9,440 m
b. Lebar
3,000 m
c. Panjang Boom
6,3 m
d. Panjang lengan
2,1 m
Kapasitas a. Fuel Tank Capacity
620 Liter
b. Hydraulic Tank
265 Liter
Sumber :brosur spesifikasi caterpilar,2007
C-1
LAMPIRAN D SPESIFIKASI DUMP TRUCK HINO 130 HD
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018 Hino Dutro 130 HD Model
FM 260
Kecepatan Max
86 km/jam
Jumlah Selinder
6 Silinder
Kapasitas Tangki
200 L
Jarak Sumbu Roda
4130 – 1300
Panjang Bak
6420 mm
Total Panjang
8480 mm
Total Tinggi
2700 mm
Total Lebar
2450 mm
Tenaga Max
220/2500 PS/rpm
Berat kosong
6610 kg
Kapasitas
20000 kg
Sumber : ktbfuso.co.id/product/fuso-fn-527-ms, 2017
D-1
LAMPIRAN E SPESIFIKASI WHELL LOADER CAT 966 F
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018 Whell loader CAT 966 F Model
966 F
Max Flywhell Power
194 KW
Jumlah Selinder
6 Silinder
Kapasitas Tangki
380 L
Jarak Sumbu Roda
3450 mm
Panjang Bak
6420 mm
Total Panjang
9003 mm
Total Tinggi
3580 mm
Total tinggi + bucket
5742 mm
Kecepatan Maksimal
38,5 kph
Kapasitas Bucket
3,5- 4,25 cu.m
Berat Alat
22,870 kg
Sumber : spesification-caterpilar_cat966G, 2003
E-1
LAMPIRAN F BARGE TABLE
A. SPESIFIKASI TONGKANG
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018 SUTRA BHAKTI 8 Kind of Ship
Deck Cargo Barge
Builder’s Name
NANJING HAIYUE SHIPBUILDING CO.,LTD DH070761
Yard NO Clasification Navigation Area
BV 1 + HULL, Pontoon, Navigation International
Gross Tonnage
3137
Flag
TUVALU
Leght Overall
91,5 m (300 FT)
Breadth (Moulded)
24,4 m (80 FT)
Depth (Moulded)
5,5
Summer Draft (Moulded)
4,285 m Mld
Sumber : Barge Table Sutra Bhakti 8, 2008
F-1
m (18 FT)
B. HYDROSTATIC TABLE
F-2
F-3
LAMPIRAN G PERHITUNGAN DRAUGHT SURVEI
A. Contoh Perhitungan pada Tongkang (BG. Sutra Bhakti 8)
1.
Menghitung berat Initial Tongkang Berikut ini adalah tabel hasil pembacaan draft tongkang Sutra Bhakti 8
dengan keterangan nomor draft-nya. Draft Forward Mid ship After
Port 1. 0,560 m 3. 0,710 m 5. 0,760 m
Starboard 2. 0,690 m 4. 0,690 m 6. 0,790 m
a. Tahap 1 Mean Draft
Mean Fwd =
=
Mean Mid =
=
Mean Aft =
=
,
,
, ,
= 0,625 m
,
= 0,700 m
,
= 0,775 m
b. Tahap 2 Fore And After Draft, Mean Of Mean, Quarter Mean
Fore And After Mean =
Mean Of Mean =
= =
G-1
,
,
,
,
= 0,700 m
= 0,700 m
Quarter Mean
=
=
,
,
= 0,700 m
c. Tahap 3 Displacement
Membaca draft yang didapat dilapangan kalau sama langsung di masukan data displacement di hidrosatic table (lampiran F). Maka dengan quarter mean 0,700 m displacement tongkang putra bhakti 8 adalah 1.291,19 MT
d. Tahap 4 Density Correction !"# $
Density correction = =
,
% ,
.
& .
,
= 37,791 MT e. Tahap 5 Net Displacement Net displacement = displacement + density correction = 1.291,19 MT + (37,791 MT) = 1.253,399 MT
2.
Menghitung Berat Final Tongkang Berikut ini adalah tabel hasil pembacaan draft tongkang Sutra Bhakti 8
dengan keterangan nomor draft-nya. Draft Forward Mid ship After
Port 4,150 m 4,00 m 4,680 m
Starboard 4.190 m 4,400 m 4,650 m
a. Tahap 1 Mean Draft
Mean Fwd =
=
(,
(,
= 4,170 m
Mean Mid =
=
(,(
(,(
= 4,400 m
Mean Aft =
=
(, )
(,
= 4,665 m
b. Tahap 2 Fore And After Draft, Mean Of Mean, Quarter Mean
Fore And After Mean =
Mean Of Mean =
*+, -./
*+, +-0
=
G-2
(,(
=
(, (,(
(,
= 4,4175 m
= 4,40875 m
Quarter Mean
=
=
(,( )
(,(
= 4,404375 m
c. Tahap 3 Displacement
Membaca draft yang didapat dilapangan dengan quarter mean 4,404375 m. Maka diperlukan interpolasi dengan membaca hidrostatic table (Lampiran F). 1 = 1 +4
5 − 5 7 1 %1 8 5 −5 (,( (9
= 9.037,56 +
,
= 9.037,56 + = 9.037,56 +
9
,
%(,(
&
(,
,
& .
%(,(
,
, )% . 9 ,
,
= 9.037,56 + 9,722125 = 9.047,282 MT d. Tahap 4 Density Correction !"# $
Density correction = =
,
,
.
& . ( , )
= 264,798 MT e. Tahap 5 Net Displacement Net Displacement = Displacement + Density Correction = 9.047,282 MT + (264,798 MT) = 8.782,484 MT f. Tahap 6 Cargo Loaded Cargo loaded = Net Displacement final – Net Displacement initial = 8.782,484 MT 1.253,399 MT = 7.529,085 MT
G-3
LAMPIRAN H REKAPITULASI DATA HASIL DRAUGHT SURVEY DI BULAN MARET
N0
Tanggal
TUGBOAT
TONGKANG
Draught Survey (MT)
Masuk
Keluar
1
03/01/18
03/01/18
TB. Leo Marine Power 2208
2
03/02/18
03/03/18
TB. Dabo 103
3
03/03/18
03/05/18
TB. Leo Power 2203
4
03/03/18
03/04/18
5
03/05/18
03/07/18
6
03/07/18
03/08/18
7
03/07/18
03/09/18
8
03/09/18
03/11/18
TB. Leo Power 2209 TB. Ibc
9
03/11/18
03/13/18
TB. Marina 1611
10
03/12/18
03/13/18
TB. Endeavor 1
11
03/14/18
03/15/18
TB. Dabo 7
12
03/15/18
03/16/18
TB. Marina 1610
13
03/20/18
03/22/18
TB. Daya 28
BG. DBS 3028
8,303.153
14
03/23/18
03/24/18
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
6,628.156
15
03/23/18
03/25/18
TB. Jefstar 8
5,429.181
03/25/18
03/26/18
03/26/18
03/27/18
03/27/18
03/29/18
BG. DBS 2508 BG. Marine Power 2710 BG. Marine Power 2717 BG. Marine Power 3050
03/28/18
03/30/18
03/30/18
03/31/18
03/30/18
03/31/18
16 17 18 19 20 21
TB. Jefftsar 8 TB. Sutra BhaktiI 11 TB. Dabo 19
TB. Dabo 7 TB. Marina 1620 TB. Marina 9 TB. Bina Marine 85 TB. Ibc Banjarmasin TB. AME V
Total
BG. Leo Marine 3008 BG. Marine Power 2320 BG. Leo Marine Power 3003
4,593.503
BG. Bmp 2508
5,639.988
BG. Sutra Bhakti 8
7,529.085
BG. Marine Power 2707 BG. Marine Power 3009 BG. Indo Mandiri BG. Marine Power 3036 BG. Pasific Sun 1 BG. Marine Power 2710 BG. Marine Power 3039
BG. Bina Marine 86
8,521.325
8,611.361
5,801.335 8,508.948 7,500.809 8,018.123 6,617.235 5,576.854 8,003.926
5,508.490 5,506.354 8,510.163 4,505.274
BG. Indo Muara
7,406.592
BG. AME 805
5,307.391 142,027.246
H-1
LAMPIRAN I DATA TITIK KORDINAT HASIL PENGUKURAN SH
String Northing Easting Elevation 100 9714234 408485 16.246 100 9714237 408474.3 15.354 100 9714229 408486.2 16.585 100 9714234 408479.1 16.787 100 9714234 408474.2 15.907 100 9714232 408484.3 17.105 100 9714228 408479.7 17.202 100 9714230 408471.8 15.282 100 9714227 408484.5 17.449 100 9714232 408475.5 17.287 100 9714225 408471.5 15.323 100 9714224 408485.6 17.752 100 9714228 408474.6 17.252 100 9714219 408471.2 16.024 100 9714226 408481.1 17.231 100 9714225 408473.9 17.203 100 9714220 408483.3 17.38 100 9714220 408474.7 17.123 100 9714215 408472.6 15.211 100 9714220 408479.3 17.283 100 9714215 408475.8 17.098 100 9714210 408475.1 15.242 100 9714215 408484.3 17.349 100 9714213 408476.5 16.793 100 9714211 408478.6 15.507 100 9714211 408485.5 17.201 100 9714213 408478.7 17.114 100 9714207 408478.3 15.185 100 9714213 408481.3 17.404 100 9714211 408482 17.203 100 9714206 408484.8 15.42 100 9714208 408487.7 15.321 100 9714212 408489.4 15.481 100 9714202 408486.6 15.392 100 9714216 408489.4 15.608 100 9714218 408486.3 15.583 100 9714221 408488.1 15.484
String 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-1
Northing 9714300 9714264 9714257 9714298 9714266 9714263 9714295 9714267 9714263 9714295 9714267 9714258 9714295 9714267 9714253 9714294 9714269 9714247 9714295 9714270 9714255 9714295 9714268 9714261 9714295 9714270 9714267 9714295 9714268 9714261 9714295 9714266 9714256 9714295 9714261 9714253 9714257
Easting Elevation 408528.5 15.57 408536.3 18.213 408543.2 18.552 408536 16.143 408535.8 18.699 408542 18.535 408540.7 16.103 408541.1 19.085 408548.3 18.647 408546.9 16.707 408546.8 18.876 408549 18.656 408552.6 16.588 408552.4 18.841 408549 18.634 408559.6 16.752 408551.5 18.115 408554.5 18.732 408564.5 16.468 408555.3 18.218 408555.3 18.671 408570.2 16.458 408555.8 18.159 408555.6 18.51 408576.5 16.353 408560.1 18.029 408556.3 18.799 408582.6 16.249 408562.1 18.86 408562 18.553 408586.4 16.724 408566.8 19.003 408561.9 18.55 408590.7 16.707 408566.9 18.359 408563 18.728 408566.9 18.379
String Northing Easting Elevation 100 9714346 408505.6 17.781 100 9714342 408507.2 17.913 100 9714342 408510 18.592 100 9714350 408503.1 17.622 100 9714347 408500.2 15.867 100 9714350 408507.6 17.637 100 9714346 408511 18.184 100 9714351 408498.1 15.819 100 9714354 408499.7 17.558 100 9714354 408511.1 16.871 100 9714350 408511.7 17.594 100 9714357 408508.5 17.511 100 9714354 408506.7 17.837 100 9714357 408502.9 18.228 100 9714363 408492.4 15.601 100 9714359 408512.5 19.661 100 9714359 408507.8 18.862 100 9714358 408497.1 17.391 100 9714359 408503.6 19.206 100 9714365 408512.5 18.828 100 9714363 408504.4 17.922 100 9714358 408497.1 17.358 100 9714366 408512.4 19.384 100 9714361 408497.3 17.647 100 9714368 408499.1 17.461 100 9714366 408516.8 19.903 100 9714363 408492.4 15.735 100 9714371 408494.9 16.738 100 9714361 408501.2 17.795 100 9714372 408492.3 16.771 100 9714369 408489.6 15.798 100 9714374 408490.4 15.982 100 9714370 408496.8 15.552 100 9714373 408493.8 15.702 100 9714297 408497.4 16.727 100 9714223 408491.2 16.676 100 9714228 408492.3 16.642
String 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-2
Northing 9714306 9714263 9714262 9714266 9714261 9714269 9714261 9714257 9714269 9714267 9714264 9714266 9714271 9714268 9714271 9714271 9714272 9714274 9714274 9714273 9714272 9714312 9714273 9714271 9714276 9714271 9714273 9714274 9714271 9714272 9714271 9714270 9714310 9714316 9714319 9714326 9714331
Easting Elevation 408521.5 15.973 408575 17.848 408581 17.322 408579.6 17.575 408588 17.229 408578.1 17.723 408588 17.178 408584.2 18.423 408583.4 17.777 408583.7 17.289 408586.1 17.105 408595.2 16.579 408587.7 17.699 408591.2 16.72 408596.7 16.136 408592.1 16.637 408591.8 17.222 408591.8 16.414 408586.4 15.856 408582.1 16.044 408575.5 15.882 408537.7 25.61 408578.2 16.135 408571 15.777 408531.8 16.322 408565.4 15.77 408561.1 15.962 408554.7 15.795 408549.7 15.879 408544 15.872 408538.8 15.849 408533.7 15.719 408516.1 15.865 408513.6 15.876 408510 15.878 408507.4 16.082 408506.4 15.924
String Northing Easting Elevation 100 9714279 408524.5 16.183 100 9714277 408520.4 16.182 100 9714270 408521.8 17.036 100 9714279 408527.3 16.264 100 9714275 408516.7 15.812 100 9714272 408516.2 17.141 100 9714273 408526.8 16.796 100 9714271 408512.8 16.036 100 9714268 408513.9 17.981 100 9714273 408526.7 16.788 100 9714269 408509.1 16.072 100 9714266 408529.9 17.399 100 9714267 408505.2 15.889 100 9714261 408515.6 18.07 100 9714268 408531.5 18.279 100 9714266 408500.5 16.082 100 9714262 408522.4 17.772 100 9714272 408529.6 17.786 100 9714270 408496.5 15.641 100 9714254 408522.9 18.137 100 9714261 408531.1 17.932 100 9714270 408491.4 15.702 100 9714253 408516.3 17.893 100 9714254 408531.2 18.064 100 9714269 408485.9 15.523 100 9714249 408515.7 18.23 100 9714250 408531.3 18.408 100 9714269 408480.7 15.52 100 9714249 408521.8 18.336 100 9714249 408531.3 18.924 100 9714267 408476.2 16.199 100 9714250 408527.4 18.204 100 9714261 408474 16.087 100 9714256 408526.1 18.003 100 9714254 408471.8 15.967 100 9714249 408510.5 17.675 100 9714255 408511.1 17.572 100 9714248 408470.2 15.762 100 9714247 408508.1 17.232 100 9714261 408510.6 17.73
String 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-3
Northing 9714256 9714263 9714242 9714260 9714263 9714243 9714259 9714258 9714242 9714252 9714263 9714242 9714252 9714267 9714244 9714251 9714268 9714242 9714256 9714265 9714243 9714261 9714267 9714262 9714244 9714266 9714249 9714266 9714251 9714247 9714250 9714261 9714249 9714256 9714246 9714254 9714247 9714249 9714250 9714248
Easting Elevation 408506.1 17.218 408505.7 17.98 408473.7 15.969 408505.8 17.497 408501 17.174 408478.2 15.974 408500.8 17.06 408494.9 16.912 408483.6 16.293 408502.1 17.09 408495.3 16.959 408489.1 16.774 408496.6 16.851 408495.6 17.024 408493.5 16.973 408491.1 16.757 408490 16.862 408500.2 16.648 408490.9 16.738 408490 17.168 408504.8 16.727 408490.2 16.601 408485.5 16.591 408484.8 16.445 408508.2 16.558 408479 16.879 408504.6 18.41 408479.1 16.86 408486 16.523 408505.4 18.615 408480.3 16.302 408479.1 16.456 408500.9 18.452 408479.5 16.393 408499.7 18.357 408475.4 16.104 408483.9 17.113 408498.9 19.766 408476.6 16.185 408488.7 17.525
String Northing Easting Elevation 100 9714346 408505.6 17.781 100 9714342 408507.2 17.913 100 9714342 408510 18.592 100 9714350 408503.1 17.622 100 9714347 408500.2 15.867 100 9714350 408507.6 17.637 100 9714346 408511 18.184 100 9714351 408498.1 15.819 100 9714354 408499.7 17.558 100 9714354 408511.1 16.871 100 9714350 408511.7 17.594 100 9714357 408508.5 17.511 100 9714354 408506.7 17.837 100 9714357 408502.9 18.228 100 9714363 408492.4 15.601 100 9714359 408512.5 19.661 100 9714359 408507.8 18.862 100 9714358 408497.1 17.391 100 9714359 408503.6 19.206 100 9714365 408512.5 18.828 100 9714363 408504.4 17.922 100 9714358 408497.1 17.358 100 9714366 408512.4 19.384 100 9714361 408497.3 17.647 100 9714368 408499.1 17.461 100 9714366 408516.8 19.903 100 9714363 408492.4 15.735 100 9714371 408494.9 16.738 100 9714361 408501.2 17.795 100 9714372 408492.3 16.771 100 9714369 408489.6 15.798 100 9714374 408490.4 15.982 100 9714370 408496.8 15.552 100 9714373 408493.8 15.702 100 9714297 408497.4 16.727 100 9714223 408491.2 16.676 100 9714228 408492.3 16.642
String 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-4
Northing 9714306 9714263 9714262 9714266 9714261 9714269 9714261 9714257 9714269 9714267 9714264 9714266 9714271 9714268 9714271 9714271 9714272 9714274 9714274 9714273 9714272 9714312 9714273 9714271 9714276 9714271 9714273 9714274 9714271 9714272 9714271 9714270 9714310 9714316 9714319 9714326 9714331
Easting Elevation 408521.5 15.973 408575 17.848 408581 17.322 408579.6 17.575 408588 17.229 408578.1 17.723 408588 17.178 408584.2 18.423 408583.4 17.777 408583.7 17.289 408586.1 17.105 408595.2 16.579 408587.7 17.699 408591.2 16.72 408596.7 16.136 408592.1 16.637 408591.8 17.222 408591.8 16.414 408586.4 15.856 408582.1 16.044 408575.5 15.882 408537.7 25.61 408578.2 16.135 408571 15.777 408531.8 16.322 408565.4 15.77 408561.1 15.962 408554.7 15.795 408549.7 15.879 408544 15.872 408538.8 15.849 408533.7 15.719 408516.1 15.865 408513.6 15.876 408510 15.878 408507.4 16.082 408506.4 15.924
LAMPIRAN J REKAPITULASI TIMBANGAN DI BULAN MARET
Keterangan Tanggal RITASE
JETTY FLOATING
total Ritase
NETTO
4153.187
87
1847.989
445
9,401.53
449
9,507.66
115
2426.306
46
974.516
437
9,220.99
954.550
139
3039.992
65
1436.081
247
5,430.62
118
2,524.081
32
673.620
60
1267.040
210
4,464.74
6-Mar-18
144
3,059.317
136
2910.079
280
5,969.40
7-Mar-18
294
6,338.350
294
6,338.35
8-Mar-18
301
6,477.752
301
6,477.75
Ritase
STOCKPILE
RITASE
JETTY FIX
1-Mar-18
331
6,983.763
114
2417.764
2-Mar-18
166
3,506.479
196
3-Mar-18
276
5,820.169
4-Mar-18
43
5-Mar-18
9-Mar-18
373
8,026.052
373
8,026.05
10-Mar-18
138
2,972.555
138
2,972.56
11-Mar-18
174
3,800.494
174
3,800.49
12-Mar-18
345
7,390.509
345
7,390.51
13-Mar-18
367
7,864.238
31
631.351
398
8,495.59
14-Mar-18
133
2,903.635
89
1943.789
222
4,847.42
15-Mar-18
245
5,240.496
74
1627.399
319
6,867.90
16-Mar-18
245
5,257.194
40
868.162
285
6,125.36
17-Mar-18
251
5,421.076
251
5,421.08
18-Mar-18
63
1,331.915
63
1,331.92
19-Mar-18
376
8,020.943
376
8,020.94
20-Mar-18
163
3,489.853
42
878.411
205
4,368.26
21-Mar-18
69
1,466.568
34
701.461
103
2,168.03
22-Mar-18
49
1,042.091
52
1100.612
101
2,142.70
23-Mar-18
125
2,650.214
102
2157.973
29
617.643
256
5,425.83
24-Mar-18
11
234.527
60
1274.920
33
693.693
104
2,203.14
25-Mar-18
40
855.382
42
896.220
16
331.405
98
2,083.01
26-Mar-18
119
2,547.608
6
129.621
19
405.682
144
3,082.91
27-Mar-18
79
1,689.051
45
949.574
19
398.484
143
3,037.11
28-Mar-18
87
1,856.090
55
1164.094
21
453.167
163
3,473.35
29-Mar-18
64
1,392.138
83
1799.195
49
1050.229
196
4,241.56
30-Mar-18
108
2,322.000
49
1054.609
19
405.112
176
3,781.72
31-Mar-18
170
3,682.744
54
1203.002
55
1200.987
279
6,086.73
TOTAL
5467
117,121.834
1334
28,516.12
774
16,567.25
7575
162,205.20
J-1
LAMPIRAN K PROSES PENGAMBILAN TITIK KOORDINAT , PEREKAMAN DATA SERTA ELEVASI
1. Siapkan peralatan serta perlengkapan pengukuran adalah seperti : Total Staion, Tripod, Stick atau Jalon, Prisma atau APS (Advanced Prism System ), Meteran, Pita Warna, Buku lapangan, Spidol, kompas Sunto dan Globa Position System (GPS).
2. Pasang dan berdirikan tripod nya serta kendurkan ke 3 skrup penguncinya sehingga mudah untuk menggatur ketinggian tripod sesuai sipembidik setelah ketingiannya sudah diatur kemudian injak ketiga kaki tripod nya. 3. Ketika tripod sudah berdiri tegak pasang alat total station kemudian kendurkan lagi 2 sekrup penguncinya, angkat statif hal ini bertujuan untuk mempermudah mencari patok paku yang berada di bawahnya, intip melalui lensa kecil yang berada di sampingnya dan apabila posisi patok paku tersebut belum berada pas di tengah maka harus diatur dengan menggunakan cincin putaran yang berada dibawah alat tersebut.
4. Setelah tripod dan alat TS sudah tepasang maka untuk menandakan posisi alat sudah benar - benar datar atau blom bisa dilihat pada tabung nivo gelembungnya sudah berada ditengah.
K-1
5. Pasang dan posisikan prisma diatas patok backsight yang akan digunakan pada sebagai titik ikat, untuk backsight tidak menggunakan tripod dan theo ht yaitu 0.08 M setelah backsight terpasang maka hidupkan layar total station dengan menekan tombol power.
6. Selanjutunya hidupkan maka secara otomatis akan keluar gelembung gelembung pada layar monitor alat total station harus melakukan centering lagi pada alat total stationya agar posisi vertikal dan horizontal nya benar - benar sejajar, untuk mengatur posis gelembung tersebut supaya berada di tengah - tengah
K-2
dengan menggunakan ketiga cincin tersebut, usahakan angka pada posisi vertikal dan horizontal nya jangan lebih dari 08”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
7. Setelah alat sudah benar - benar sudah siap maka tekan tombol menu maka akan muncul hasil pada tampilan awal pada layar total station.
8. Setelah membuka tampilan awal Menu maka tekan tombol atau ENTER kemudian akan muncul beberapa tampilan job yang sudah diukur sebelumnya.
K-3
9. Pembuatan job atau lembar kerja baru sesuai dengan pelaksanaan yang akan diukur untuk membuat job tekan tombol F1 ( NEW ) buat nama job yang akan diukur Max 8 karakter yang lain tidak perlu diganti.
10. Setelah proses pembuatan job sudah dan untuk masuk ke tahapan selanjutnya tekan tombol Func ctrl lalu ENTER sehingga akan mucul seperti tampilan berikut.
11. Tekan tombol ENTER untuk masuk ke menu awal, pilih menu SURV dengan menekan tombol F2 lalu tekan ENTER.
K-4
12. Instrument SETUP muncul setelah tahap 11 dilakukan lalu tekan ESC empat kali untuk lanjut ke menu STN
13. Masukan titik berdiri alat yang telah diketahui titik koordinatnya serta tinggi alat kemudian tekan Tombol FUNC CTRL lalu tekan ENTER.
K-5
14. Input bencmark titik koordinat tempat berdirinya alat yang sudah diketahui selanjunya titik koordinat tersbut akan dijadikan acuan awal setiap akan melakukan pengukuran. Adapun data yang harus di input pada saat memasukan titik koordinat yaitu : a. Input Koordinat E ( Easting ) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah b. Input Koordinat N (Norting ) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah c. Input Koordinat EL (Elevasi) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah.
15. Setelah titik koordinat diinput selanjutnya masukan data data yang harus di input station (STN ) yaitu a. ST : Station b. Theo HT : Tinggi instrumen alat c. CD : kode.
K-6
16. Selanjutnya Tekan tombol FUNC CTRL lalu tekan tombol ENTER pada menu ini merupakan menu awal tampilan backsight, backsight berfungsi sebagai titik ikat dalam pengukuran hal ini bertujuan agar posisi titik koordinat saat pengambilan data tidak menyimpang jauh dari kondisi real dilapangan.
17. Confirm orientasion adalah mengisi titik BS Point dan kode titik berdirinya backsight setelah memasukan kode tersebut maka tekan tombol ENTER maka akan muncul pilihan menu backsight secara azimuth atau koordinat pilih koordinat dengan menekan tomobol panah kebawah lalu tekan tombol FUNC CTRL lalu tekan tombol ENTER maka akan muncul tampilan seperti dibawah adapun data yang perlu dinput yaitu a. Input Koordinat E ( Easting ) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah
K-7
b. Input Koordinat N (Norting ) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah c. Input Koordinat EL (Elevasi) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah. d. Input Cd (keterangan) kemudian tekan tombol ENTER atau tombol panah ke bawah.
18. Selanjutnya Input tinggi target prisma backsight, pada gambar terlihat bahwa tinggi target prisma (Theo HT) : 0.5 M karena prisma tersebut tidak menggunakan tripod. 19. Setelah data bencmark STN dan backsight sudah di input selanjutnya Arahkan alat total station dan bidik prisma pada backsight-nya dan alat akan merekam data secara otomatis dan muncul tampilan berikut
K-8
20. setelah selesai mengatur backsigtnya makaalat total station siap digunakan untuk melakukan pembilan titik koordinat.
21. Arahkan TS ke tongkat prisma dengan memutar sekrup horizintal dan sekrup vertikal sampai pas di prisma.
Saat pengambilan titik koordinat diarea stockpile yang telah mengalami perubahan atau proses penumpukan dan penggalian karena pada daerah ini nanti nya akan diambil titik koordinat nya baik titik Crest, Toe, dan spot, oleh karena itu koordinat spot tumpukan batubara harus di ambil dan juga titik crest dan toe nya hal ini bertujuan untuk secara bersamaan sehingga pada saat roses pembuatan peta progress nantinya data hasil pengukuran yang didapat sesuai dengan kondisi real dilapangan. K-9
Data harian yang diambil yaitu data
spoot, crest toe dalam proses
pengambilan titik – titik koordinat pada area spot, crest dan toe jarak antar titik yaitu ± 3 Meter karena semakin dekat jarak antar titik maka semakin akurat data yang didapat, dalam pengambilan titik – titik dilapangan bentuknya menyesuaikan dengan bentuk tumpukan batubara di stockpile.
K-10
LAMPIRAN L LANGKAH – LANGKAH EKSPORT DATA DARI TOTAL STATION KE FLASHDISK
Adapun langkah – langkah dalam download data dari alat total station ke Flashdisk yaitu : 1. Pasang kabel fashdisk ke alat total station dengan membuka tutup CF card slot 2. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol power pilih tekan tombol MENU pilih COM tekan tombol ENTER. .
3. Selanjutnya akan muncul tampilan communication – pilih format data yang diinginkan (*SDR,*TXT,delimited text) tekan tombol FUNC CTRL lalu tekan ENTER.
4. Akan muncul tampilan configuration lalu ganti menu file dari no ke yes dengan cara menekan layar TS seperti digambar kemudian tekan tombol FUNC CTRL lalu tekan ENTER.
L-1
5. Kemudian akan muncul tampilan data yang akan kita ambil (job, roads,template, all data) lalu pilih job yang akan di-download.
6. Akan muncul tampilan job yang akan di download dari alat ke flashdisk tekan tombol panah keatas dan kebawah untuk memilih data lalu tekan tombol ENTER .
7. Beri nama file sesuai dengan nama job yang sedang dikerjakan tersebut dengan mengetikan namanya menggunakan keyboard di TS seperti digambar.
L-2
8. Selanjutnya akan muncul tampilan proses transfer data tunggu beberapa saat akan terlihat data yang telah masuk ke dalam flashdisk.
9. Adapun contoh data yang telah di export dari alat Total Station sokkia set 2x ke dalam flashdisk.
L-3
LAMPIRAN M PENEGEDITAN DATA DI MICROSOFT EXCEL
Adapun langkah – langkah pengeditan data di Microsoft Excel yaitu : 1. Block A – pilih Text To Columns – Delimited – Next – Delimited – Next - Klik Job, Comma, Space pilih General dan finish dan terlihat susunan antar kolom nya sudah terkelompok sehingga data tersebut tidak saling tumpah tindih.
2. Block semua data di kolom E kemudian copy ke kolom A klik kanan pilih paste, tujuanya untuk menyaring data atau string data yang akan dipilih.
M-1
3. Hapus data yang tidak diperlukan seperti 46A dan 300, dan 406. Merupakan kode titik kordinat tempat berdirinya alat dan backsight dalam tahapan procesing yang dibutuhkan hanya easting, norting dan elevasi.
4.
BLOCK A klik simbol filter pilih data atau kode yang dinginkan kemudian
ganti kode tersebut dengan string sesuai kode pada saat pengukuran, KET : SH : 4, crest : 1 dan Toe : 2 dan klik simbol filter nya kemudian tambahkan kode angka string yang dipilih dan huruf sesuai format nya.
M-2
5. Kemudian Save AS file tersebut dalam format CSV (comma Comadelimited ) * nama file sebaiknya diberi nomor min 5 digit yang berfungsi sebagai ID range. Seperti spl_280318 bertujuan agar lebih mudah mengingatnya.
M-3
LAMPIRAN N DIMENSI STOCKPILE
N-1
N-2
LAMPIRAN O LANGKAH – LANGKAH PERHITUNGAN VOLUME
1. Perhitungan Volume Cut and Fill Bulan Maret 1. Buka software surpac vision 6.5.1 2. Pilih folder tempat penyimpanan data tersebut pilih Set as work directory untuk memilih satu perintah dalam folder tersebut. 3. Pilih file topografi dan file STR yang akan dihitung volumenya lalu save dalam bentuk STR dan DTM. 4. Pilih menu surface kemudian pilih volume cutt and fill between DTMS lalu input data yang telah disimpan dalam file format STR dan DTM yang akan dijadikan sebagai dasar perhitungan volume dan sebagai pengukuran situasi detail yang akan dihitung.
Berikut keterangan yang harus diisi dalam perhitungan volume dengan software surpac yaitu a. Define The First DTM Merupakan kondisi topografi atau rona awal pengukuran yang mencerminakan kondisi area penambangan sebelum dilakukan kegiatan penambangan.
O-1
b. Define The Second DTM Volume progress yang akan dihitung volumenya dengan format DTM.
C. Define The Volume Boundary String Merupakan progress yang akan dihitung jumlah volumenya dalam file STR.
O-2
d Define The File For The Cut and Fill Boundary Merupakan lokasi penyimpanan file volume Progress yang telah dibuat e. Define The Second DTM Merupakan lokasi penyimpanan file DTM yang akan disimpan file volumenya f. define reporting option konversi satuan density yang digunkan sebagai hasil pelaporan volume cut and fill DTms. g. Report Format Merupakan format kertas yang akan ditampilkan dari hasil perhtungan volume cutt and fill tersebut. Selanjutnya pilih aplly dan secara otomatis akan memunculkan hasil volume dari software surpac vision 6.5.1.
O-3
LAMPIRAN P DATA LOSSES AKIBAT ADANYA ALAT BERAT DI TONGKANG
Wikotor (MT)
Wibersih (MT)
WF (MT)
Draught Survey (MT) by surveyor
1,286.22
1,243.00
9807.55
8,521.325
8,564.545
43.220
728.534
685.31
5322.037
4,593.503
4,636.723
43.220
1303.693
1,260.47
9915.054
8,611.361
8,654.581
43.220
Draught Survey N0
TUGBOAT
1
TB. Leo Marine Power 2208
TONGKANG
BG. Leo Marine 3008
Draught Survey (MT)
selisih
2
TB. Dabo 103
3
TB. Leo Power 2203
BG. Marine Power 2320 BG. Leo Marine Power 3003
4
TB. Jefftsar 8
BG. Bmp 2508
980.524
937.30
6620.512
5,639.988
5,683.208
43.220
5
TB. Sutra BhaktiI 11
BG. Sutra Bhakti 8
1253.399
1,210.18
8782.484
7,529.085
7,572.305
43.220
6
TB. Dabo 19
BG. Marine Power 2707
1057.8855
1,014.67
5,801.335
5,844.555
43.220
7
TB. Leo Power 2209
BG. Marine Power 3009
1303.693
1,260.47
8,508.948
8,552.168
43.220
8
TB. Ibc
BG. Indo Mandiri
1447.264
1,404.04
7,500.809
7,544.029
43.220
9
TB. Marina 1611
BG. Marine Power 3036
1407.561
1,364.34
8,018.123
8,061.343
43.220
10
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
1377.711
1,334.49
6,617.234
6,660.454
43.220
11
TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
994.029
950.81
5,576.854
5,620.074
43.220
12
TB. Marina 1610
BG. Marine Power 3039
1367.033
1,323.81
8,003.926
8,047.146
43.220
13
TB. Daya 28
BG. DBS 3028
1385.720
1,342.50
9688.873
8,303.153
8,346.373
43.220
14
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
1357.083
1,313.86
7985.239
6,628.156
6,671.376
43.220
15
TB. Jefstar 8
BG. DBS 2508
1065.621
1,022.40
6494.802
5,429.181
5,472.401
43.220
16
TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
948.089
5,508.490
5,551.710
43.220
17
TB. Marina 1620
BG. Marine Power 2717
5,506.354
5,549.574
43.220
18
TB. Marina 9
BG. Marine Power 3050
1329.174
8,510.163
8,553.383
43.220
19
BG. Bina Marine 86
761.966
718.75
4,505.274
4,548.494
43.220
20
TB. Bina Marine 85 TB. Ibc Banjarmasin
BG. Indo Muara
1047.000
1,003.78
7,406.592
7,449.812
43.220
21
TB. AME V
BG. AME 805
936.598
5,307.391
5,350.611
43.220
142,934.865
907.620
904.87 -43.22 1,285.95
893.38
Total
6859.221 9812.641 8948.073 9425.684 7994.945 6570.883 9370.959
6456.579 5506.354 9839.337 5267.240 8453.592 6243.989
142,027.245
Wexcavator CAT 320 D = 20,350Ton Wwhell Loader Wtotal
= 22,870 Ton = 43,220 Ton
P-1
LAMPIRAN Q PERHITUNGAN DRAUGHT SURVEY DENGAN PENGUJIAN DENSITAS AIR SUNGAI Berdasarkan data pengujian densitas air di laboratorium kimia politeknik akamigas palembang didapatkan hasil sebagai berikut ini no 1
pikno kosong (gr) 32,9036
pikno + air (gr) 82,7194
berat air (gr) 49,8158
volume air (cm3) 50
densitas air( 3) 0,9963
2
32,9036
82,7254
49,8218
50
0,9964
3
32,9036
82,6979
49,7943
50
0,9959
4
32,9036
82,7367
49,8331
50
0,9967
5
32,9036
82,6500
49,7464
50
0,9949
Perhitungan densitas air berdasarkan rumus ; 1. Menghitung berat air a) Sampel 1 = = 82,7140 − 32,9036 = 49,8158 c) sampel 3 = = 82,6979 − 32,9036 = 49,7943 e) sampel 5 = = 82,6500 − 32,9036 = 49,4640 2. Menghitung densitas a) Sampel 1 = =
b) Sampel 2 = = 82,7254 − 32,9036 = 49,8218 d) sampel 4 = = 82,7367 − 32,9036 = 49,8331
b) Sampel 2 = !
"#,$ %$
=
%&
= 0,9963
'
= 0,9959
'
d) sampel 4 ) " =
"#,*#"'
=
$
%&
= 0,9964
'
c) sampel 3 ( ' = '
"#,$
%& '
Q-1
"#,$''
"
=
"
= 0,9967
%& '
e) sampel 5 % =
+
Densitas rata rata =
%
+
+
'
=
+
"#,","&
%
%& "
+
= 0,9949
'
%
= 0,9963+0,9964+0,9959+0,9967+0,9949 = 0,9960
'
.
atau
'
Dengan kondisi suhu ruangan yaitu 25 derajat celcius.
Tabel perhitungan cargo loaded dengan adanya pengujian densitas air N0
TUGBOAT
TONGKANG
Total Cargo (0,996 . ')
Draught Survey (MT) by Surveyor . (0,995 ')
selisih
1
TB. Leo Marine Power 2208
BG. Leo Marine 3008
2
TB. Dabo 103
BG. Marine Power 2320
4.598,119
3
TB. Leo Power 2203
BG. Leo Marine Power 3003
8.620,016
4
TB. Jefftsar 8
BG. Bmp 2508
5
TB. Sutra BhaktiI 11
BG. Sutra Bhakti 8
6
TB. Dabo 19
BG. Marine Power 2707
7
TB. Leo Power 2209
BG. Marine Power 3009
8
TB. Ibc
BG. Indo Mandiri
7.508,348
7.500,809
-7,539
9
TB. Marina 1611
BG. Marine Power 3036
8.026,181
8.018,123
-8,058
10
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
6.623,885
6.617,234
-6,651
11
TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
5.582,459
5.576,854
-5,605
12
TB. Marina 1610
BG. Marine Power 3039
8.011,970
8.003,926
-8,044
8.311,499
8.303,153
-8,346
6.634,817
6.628,156
-6,661 -5,456
13 14
TB. Daya 28 TB. Endeavor 1
8.528,918
5.645,741
BG. DBS 3028 BG. Pasific Sun 1
7.536,651 5.807,166 8.517,500
8.521,325 4.593,503 8.611,361 5.639,988 7.529,085 5.801,335 8.508,948
-7,593 -4,616 -8,655 -5,753 -7,566 -5,831 -8,552
15
TB. Jefstar 8
BG. DBS 2508
5.434,637
5.429,181
16
TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
5.514,026
5.508,490
-5,536
17
TB. Marina 1620
BG. Marine Power 2717
5.512,374
5.506,354
-6,020
18
BG. Marine Power 3050
8.518,715
8.510,163
-8,552
19
TB. Marina 9 TB. Bina Marine 85
BG. Bina Marine 86
4.509,802
20
TB. Ibc Banjarmasin
BG. Indo Muara
21
TB. AME V
7.414,035
BG. AME 805
5.312,730
Total
142.169,588
Q-2
4.505,274 7.406,592 5.307,391 142.027,245
-4,528 -7,443 -5,339 -142,343
Berikut adalah contoh perhitungan pengoreksian displacement setelah dilakukan densitas air sungai untuk tongkang Leo Marine 3008 : Diketahui : Displacement Initial Displacement Final
= 1.325,000 Ton = 10.102,250 Ton
Densitas setelah pengujian = 0,996 /01
'
a. Tahap 1 Density Correction Initial Density correction = =
(234 53 )6 7 89: ;< 53 (&,##,4 ,& % ) ? .' % .& %
= 37,488 MT b. Tahap 2 Net Displacement Initial Net displacement = displacement + density correction = 1.325 MT + (37,488 MT) = 1.287,512 MT c. Tahap 3 Density Correction Final Density correction = =
(234 53 )6 7 89: ;< 53 (&,##,4 ,& % ) ? &. & , %& .& %
= 285,820 MT d. Tahap 4 Net Displacement Final Net displacement = displacement + density correction = 9.816,430 MT + (285,820 MT) = 8.528,918 MT e. Tahap 5 Cargo Loaded Cargo loaded = Net Displacement final – Net Displacement initial = 8.782,484 MT 1.253,399 MT = 7.529,085 MT ( Leo Marine 3008) Jadi selisih ataupun batubara yang losses dari faktor ini adalah sebesar 142, 343 MT.
Q-3
LAMPIRAN R PERHITUNGAN LOSSES AKIBAT BEDDING BATUBARA
Dari pengamatan dilapangan diketahui ; FF = 1 /
= 1, 09 Kbwl = 3.5 n
= 3 kali pengisian
maka dapat dihitung kuantitas batubara terangkut whell loader tiap tongkangnya =
=3
3,5
1
1,09
/
= 11,445 Dengan jumlah pengiriman 21 tongkang maka hasil dari berat batubara untuk kegiatan penguncian ramp door selama 1 bulan maka ;
= = 21
11,445 ton
= 240,345
R-1
LAMPIRAN S PERHITUNGAN BERAT SAMPEL STANDART ASTM
Berdasarkan standart ASTM (D 2234-1989) 16 mm 50 mm 150 mm MECHANICAL CLEAN COAL 15 15 15 1 3 7 RAW (UNCLEANED COAL ) 35 35 35 1 3 7
TOP SIZE min jumlah increament min berat increament min jumlah increament min berat increament
Minimum berat increament
= Top size x 0,06 D = 100 mm x 0,06p = 6 kg
Jumlah increament
= ,
= =
8,521325
= 102,1695802331 Berat sampel = minimum berat increament x jumlah increament = 6 kg x 102,1695802331 = 613,017 kg
N0
TONGKANG
Draught Survey (MT) By Surveyor (Ton)
Kegiatan Sampling (Kg)
TB. Leo 1 Marine Power 2208
BG. Leo Marine 3008
8,521.325
613,017
2 TB. Dabo 103
BG. Marine Power 2320
4,593.503
450,082
TUGBOAT
S-1
BG. Leo Marine Power 3003
8,611.361
616,248
BG. Bmp 2508
5,639.988
498,722
BG. Sutra Bhakti 8
7,529.085
576,223
BG. Marine Power 2707
5,801.335
505,805
BG. Marine Power 3009
8,508.948
612,572
BG. Indo Mandiri
7,500.809
575,140
TB. Marina 1611
BG. Marine Power 3036
8,018.123
594,642
TB. Endeavor 1
BG. Pasific Sun 1
6,617.234
540,204
11 TB. Dabo 7
BG. Marine Power 2710
5,576.854
495,923
TB. Marina 1610
BG. Marine Power 3039
8,003.926
594,115
8,303.153
605,119
3
TB. Leo Power 2203
4 TB. Jefftsar 8 5
TB. Sutra BhaktiI 11
6 TB. Dabo 19 7
TB. Leo Power 2209
8 TB. Ibc 9 10
12
13 TB. Daya 28
BG. DBS 3028
TB. Endeavor 14 1
BG. Pasific Sun 1
6,628.156
540,649
BG. DBS 2508
5,429.181
489,313
15 TB. Jefstar 8
BG. Marine Power 2710
5,508.490
492,874
16 TB. Dabo 7 TB. Marina 17 1620
BG. Marine Power 2717
5,506.354
492,778
BG. Marine Power 3050
8,510.163
612,616
18 TB. Marina 9 TB. Bina 19 Marine 85
BG. Bina Marine 86
4,505.274
445,738
TB. Ibc 20 Banjarmasin
BG. Indo Muara
7,406.592
571,516
BG. AME 805
5,307.391
483,793
21 TB. AME V
11.407,089 Total
142,027.245
S-2
LAMPIRAN T RECOUNCIL STOCKOPNAME PT PUTRA MUBA COAL
Bulan
Sisa Stock Batubara
Pencapaian Produksi
Total Isi Stockpile
Draught Survei (Barging)
Sisa Stock By Admin/ Draught Survey
Kuantitas Hasil Progress
Batubara Masuk Setelah Survey Volume
Desember
54.597,18
106.305,79
160.902,97
137.718,71
23.184,26
15.061,15
46.57,38
Batubara Keluar Setelah Survey Volume
Sisa Stock By Survey
Selisih
Persen Deviasi
19.718,53
3.465,730
-2,15%
Januari
19.718,53
15.5100
174.818,53
91.025,99
83.792,54
83.119,44
21.885,2
21.390,96
83.613,68
178,860
-0,10%
Februari
83.613,68
167.984,33
251.598,01
86.366,05
165.231,96
156.972,24
19.941,33
12.527,82
164.385,75
846,210
-0,34%
Maret
164.385,75
164.283,69
328.669,44
142.027,25
186.642,194
191.327,87
14.552,07
20.979,9
184.900,04
1.742,160
-0,53%
T-1