Laporan Tahunan BUDI 2016 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Budi Starch & Sweetener Tbk PT



PT Budi Starch & Sweetener Tbk



Strengthening Through Downstreams and Greenery Development



Wisma Budi 8 and 9 Floor JL. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta 12940, Indonesia T +62-21-521 3383 (20 lines) | F +62-21-521 3392 www.budistarchsweetener.com



Laporan Tahunan | Annual Report 2015



PT Budi Starch & Sweetener Tbk



PT Budi Starch & Sweetener Tbk



VISI



( Vision)



Menjadi Produsen Berbahan Dasar Singkong Terintegrasi dengan menerapkan konsep “Lingkungan Hijau.” To be an Integrated Cassava Based Producer Implementing “Green Environment” concept.



MISI



( Mis si o n) Menjaga Lingkungan Hijau sekaligus meningkatkan daya saing Perusahaan dengan melakukan esiensi biaya produksi dengan mengkonversi limbah cair Perusahaan menjadi listrik untuk menggantikan bahan bakar solar dan listrik PLN, serta mengolah limbah padat menjadi pupuk organik. Riset dan pengembangan untuk produk-produk yang berbahan baku singkong serta bibit unggul singkong. Pertumbuhan yang berkesinambungan baik melalui pembangunan pabrik baru maupun dengan akuisisi perusahaan-perusahaan sejenis. To maintain a Green Environment and at the same time improve the Company’s competitiveness through production cost eciency by converting the factory’s liquid waste into electricity to replace for diesel fuel and electricity sourced from PLN (Indonesian State Electricity Company), as well as to produce the solid waste to become organic fertilizer. To perform research and development for cassava-based products, as well as its superior seeds. Continuous growth either by way of building new factories or acquisition of similar companies.



Daftar Isi IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING A. Informasi Keuangan Dalam Perbandingan 3 Tahun Buku B. Informasi Saham GRAFIK KINERJA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA GRAFIK ASET, PENDAPATAN USAHA DAN LABA LAPORAN DEWAN KOMISARIS LAPORAN DIREKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIO GAS PROFIL PERUSAHAAN A. Nama dan Alamat Perusahaan B. Riwayat Singkat Perusahaan C. Bidang Usaha D. Struktur Organisasi E. Visi dan Misi Perusahaan F. Profil Dewan Komisaris dan Direksi G. H. I. J. K.



Sumber Daya Manusia Informasi Mengenai Pemegang Saham Nama dan Alamat Entitas Anak Kronologis Pencatatan Saham Perusahaan Nama dan Alamat Profesi Penunjang Pasar Modal L. Sertifikasi ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN A. Tinjauan Operasi Per Segmen Operasi B. Analisis Kinerja Keuangan C. Solvabilitas dan Kolektibilitas D. Manajemen Permodalan E. Perjanjian dan Ikatan Penting F. Informasi Dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Laporan Tanggal Akuntan G. Prospek Usaha H. Perbandingan Antara Target Tahun 2014 Dengan Hasil yang Dicapai I. Target/Proyeksi yang Ingin Dicapai J. Aspek Pemasaran K. Kebijakan Dividen L. Informasi Transaksi Material Yang Mengandung Benturan Kepentingan Dan Transaksi Dengan Pihak Afiliasi M. Perubahan Peraturan Perundang-Undangan N. Perubahan Kebijakan Akuntansi TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK A. Dewan Komisaris B. Direksi C. Komite Audit D. Sekretaris Perusahaan E. Sistem Pengendalian Interen F. Manajemen Risiko G. Sistem Pelaporan Pelanggaran H. Pelaksanaan Komitmen Terhadap Perlindungan Konsumen I. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan J. Akses Informasi LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN



Table of Content SUMMARY OF SIGNIFICANT FINANCIAL DATA A. Financial Information with 3 Years Comparison Figure B. Share Information COMPANY STOCK PERFORMANCE CHART IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE ASSETS, SALES AND PROFIT CHART REPORT OF THE BOARD OF COMMISSIONERS REPORT OF THE DIRECTORS BIO GAS POWER PLANTS COMPANY PROFILE A. Company’s Name and Address B. Brief Corporate History C. Businesses D. Organization Structure E. Vision and Mission F. Profile of the Board of Commissioners and the Directors G. Human Resources H. Shareholders’ Information I. Name and Address of Subsidiaries J. Chronology of Share Listing K. Name and Address of Capital Market Support Institute L. Certifications ANALYSIS AND MANAGEMENT DISCUSSION A. Operational Review for Operating Segments B. Financial Performance Analysis C. Solvability and Collectibility D. Capital Management E. Significant Agreements and Binding F. Material Information and Fact post Audited Reporting Date G. Business Prospects H. The Comparison between the target in 2014 with result achieved I. Company's Target/Projection J. Marketing Strategy K. Dividend Policy L. Material Transaction Information That Contains A Conflict of Interest And Transactions With Affiliated Parties M. Changes In The Legislation N. Changes In Accounting Policy GOOD CORPORATE GOVERNANCE A. The Board of Commissioners B. The Directors C. Audit Committee D. Corporate Secretary E. Internal Control System F. Risk Management G. Whistleblowing System H. Implementation of Commitment To Consumer Protection I. Corporate Social Responsibility J. Information Access INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



1



2 2 3 4 5 6 8 13 15 15 16 17 18 19 20 25 27 30 31 33 33 35 35 39 42 43 44 44 44 45 45 46 46 47 47 48 50 50 51 58 60 61 62 64 65 66 68



Ikhtisar Data Keuangan Penting Summary of Significant Financial Data



A. INFORMASI KEUANGAN DALAM PERBANDINGAN 3 TAHUN BUKU FINANCIAL INFORMATION WITH 3 YEARS COMPARISON FIGURE



(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)



Laporan Laba Rugi Statements of Income Pendapatan Usaha Net sales



2015



2014*



2013*



2.378,8



2.284,2



2.569,0



Laba kotor Gross profit



220,6



277,2



307,7



Laba usaha Income from operations



122,3



132,4



154,3



Laba bersih Net income



21,1



28,5



41,1



Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Net income attributable to owners of the company



19,6



27,9



9,1



Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali Net income attributable to non-contolling interest



1,5



0,6



32,0



Jumlah laba komprehensif Total comprehensive income



146,5



25,7



41,0



Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Comprehensive income attributable to owner of the company



144,9



25,2



9,0



1,5



0,5



32,0



4,55



6,81



2,23



Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada kepentingan nonpengendali Comprehensive income attributable to non-controlling interest Laba bersih per saham (Rupiah) Earning per Share (Rupiah)



*disajikan kembali restated



(dalam miliar Rupiah) (in billion Rupiah)



Neraca Balance Sheets



2015



2014*



2013*



Jumlah Aset Total Asset



3.266,0



2.477,0



2.382,9



Jumlah Liabilitas Total Liabilities



2.160,7



1.568,1



1.499,6



Jumlah Ekuitas Total Equity



1.105,3



908,9



883,2 *disajikan kembali restated



2



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Ikhtisar Data Keuangan Penting Summary of Significant Financial Data



(%)



Rasio-Rasio Ratios



2015



2014*



2013*



Rasio Laba Bersih Terhadap Jumlah Aset Net Income to Total Assets Ratio



0,6



1,2



1,7



Rasio Laba Bersih Terhadap Ekuitas Net Income to Equity Ratio



1,9



3,1



4,7



Rasio Laba Bersih Terhadap Pendapatan Net Income Sales Ratio



0,9



1,2



1,6



100,1



104,6



107,6



131.46



152.7



125.1



41.4



51.4



42.4



Rasio Lancar Current Ratio Rasio Utang Bersih Terhadap Ekuitas Net Debt to Equity Ratio Rasio Utang Bersih Terhadap Aset Net Debt to Assets Ratio



*disajikan kembali restated



B. INFORMASI SAHAM SHARE INFORMATION



Kuartal Quarter



Tertinggi (Rupiah) Highest (Rupiah) 2015



2014



Jumlah Harga Saham yang Penutupan Volume beredar (Juta (Rupiah) (Juta Lembar) Lembar) Closing Price Outstanding (Rupiah) Shares



Terendah (Rupiah) Lowest (Rupiah) 2015



2014



2015



2014



2015



2014



2015



2014



Kapitalisasi Pasar/ Market Capitalization (Juta Rupiah) 2015



2014



K1/Q1



112



113



92



98



94



107



24



4



4.099



4.099 1.209.204 1.303.481



K2/Q2



102



125



85



100



88



114



13



31



4.499



4.099 1.137.830 1.430.550



K3/Q3



90



118



62



105



74



110



2



8



4.499



4.099 1.057.264 1.397.758



K4/Q4



75



140



59



95



63



107



10



40



4.499



4.099



886.302 1.270.689



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



3



GRAFIK KINERJA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015 COMPANY STOCK PERFORMANCE CHART IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE FOR YEAR 2015 Jumlah Lembar Number of Share



Rp / Saham Rp / Share



3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000 0



Kuartal 1 Quarter 1



Kuartal 2 Quarter 2



Kuartal 3 Quarter 3



Kuartal 4 Quarter 4 Volume Perdagangan Trading Volume Harga Saham Penutupan Closing Price



GRAFIK KINERJA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014 COMPANY STOCK PERFORMANCE CHART IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE FOR YEAR 2014 Jumlah Lembar Number of Share



Rp / Saham Rp / Share



16.000.000



160



12.000.000



120



8.000.000



80



4.000.000



40



0



|



Kuartal 1 Quarter 1



|



Kuartal 2 Quarter 2



|



Kuartal 3 Quarter 3



|



Kuartal 4 Quarter 4



|



0



Volume Perdagangan Trading Volume Harga Saham Penutupan Closing Price



4



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Ikhtisar Data Keuangan Penting Summary of Significant Financial Data



Grafik Aset, Pendapatan Usaha dan Laba Assets, Sales and Profit Chart



Aset (dalam miliar Rupiah) Assets (in billion Rupiah)



4.000



3.266,0



3.000 2.400



2.477,0



2.382,9



2014



2013



1.800 1.200 600 0



2015



Pendapatan Usaha (dalam miliar Rupiah) Net Sales (in billion Rupiah)



3.000 2.400



2.378,8



2.284,2



2015



2014



2.569,0



1.800 1.200 600 0



2013



Rasio Laba Kotor Terhadap Pendapatan (%) Gross Profit to Sales (%)



15 12 9



12,1



12,0



2014



2013



9,3



6 3 0



2015



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



5



Laporan Dewan Komisaris



Report of the Board of Commissioners Widarto 6



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Presiden Komisaris/President Commissioner



Laporan Dewan Komisaris



Report of the Board of Commissioners



Pemegang saham yang terhormat,



Respected Shareholders,



Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi Perusahaan dimana serangan El Nino mengakibatkan kondisi cuaca yang anomali masih berlanjut, serta meningkatnya aliran produk impor ke Indonesia di tahun 2014 masih berlanjut ke tahun 2015. Sebagai akibatnya, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun sebesar 30% di tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, yaitu dari Rp 27,9 miliar menjadi Rp 19,6 miliar.



2015 was a challenging year for the Company as the abnormal weather conditions continued in 2015 with the onset of El Nino as well as the increasing flow of imported products into Indonesia continued in 2014 to 2015. As a result, the Company’s net profit attributed to owner’s equity decreased 30% in 2015 from 2014 from Rp 27.9 billion to Rp 19.6 billion.



Terkait dengan pengelolaan manajemen Perusahaan, kami melihat bahwa Direksi telah melakukan pekerjaan yang mengagumkan dalam menavigasi Perusahaan di tahun yang penuh dengan hiruk-pikuk dan tantangan ini. Perusahaan berhasil meningkatkan pendapatan sebesar 4,1% dan memangkas beban penjualan dan beban umum sebesar 32,2% dalam rangka untuk mengurangi beban Perusahaan akibat kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh kurangnya pasokan singkong. Disamping itu, Perusahaan juga telah berhasil menyelesaikan kewajibannya dengan Pembeli dengan suatu kesepakatan dimana Perusahaan melakukan diskonto atas penerimaan arus kas di masa mendatang dari Pembeli sebagai pertukaran terhadap Certified Emission Reduction (CER) yang seharusnya diserahkan kepada Pembeli selama periode tertentu. Dengan penyelesaian ini, Perusahaan berhasil meraih pendapatan CER sebesar Rp 74,041 miliar pada tahun 2015, serta bebas untuk menjual CER di masa mendatang dari tiga proyek biogas (Way Jepara, Terbanggi dan Unit VI) kepada pembeli lainnya.



In the Company’s everyday management, we view that the Directors have done an admirable job in navigating the Company through this tumultuous and challenging year. The Company managed to increase revenue 4.1% and slash selling and general costs by 32.2% in order to mitigate spiraling raw material costs due to the cassava shortage. Apart from that, the Company also successfully finished its obligation with Buyer by concluding a deal that gives the Company a settlement based on discounted future cash flow receipts in exchange for Certified Emission Reduction (CERs) certificates that are deliverable to Buyer within a certain time period. With this settlement, the Company has successfully gained the CER income of Rp 73.041 billion in year 2015, and is free to sell future CERs from three projects (Way Jepara, Terbanggi, and Unit VI) to other buyers.



Walaupun menghadapi tahun yang penuh tantangan seperti di tahun 2015, kami tetap yakin dengan prospek Perusahaan. Direksi telah meletakkan sebuah rencana jangka panjang bagi Perusahaan, yang akan menciptakan nilai yang besar bagi seluruh pemangku kepentingan. Perusahaan akan terus melakukan investasi dan mengkonsolidasikan posisi Perusahaan sebagai salah satu produsen terbesar tepung tapioka dan produk turunannya di Indonesia sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, dan juga peningkatan kemampuan beli penduduk Indonesia yang akan menciptakan kesempatan yang baik bagi Perusahaan untuk tumbuh di masa mendatang. Salah satu bentuk nyata yang telah dilakukan adalah melakukan investasi pabrik tapioka di luar Lampung seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Makasar, hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemasokan bahan baku tapioka dan menciptakan efisiensi dimana hasil produksi menjadi lebih dekat dengan konsumen di seluruh Indonesia.



Even in a challenging year as in 2015, we are confident of the prospects of the Company. The Directors has laid out a long-term growth plan for the Company that we feel will create great value for all our stakeholders. The Company will continue to invest and consolidate our position as one of the largest tapioca starch and tapioca starch derivatives producer in Indonesia in line with the growing population as well as the increased buying power of the Indonesian public will create with good opportunities for the Company to grow in the future. One of the real ways we are doing this is investing in tapioca factories outside of Lampung such as in East Java, Central Java, and Makassar to increase tapioca sourcing as well as bring production closer to customers all over Indonesia.



Untuk mengawasi Perusahaan, Dewan Komisaris dibantu oleh komite audit dan unit audit internal untuk memastikan bahwa tata kelola perusahaan yang baik dapat dipertahankan. Kami mengucapkan terima kasih kepada komite audit dan unit audit internal untuk pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik dan kami harapkan kinerja ini akan berlanjut di kemudian hari.



To oversee the Company, the Board of Commissioners is helped by the audit committee and internal audit unit to ensure that good corporate governance is maintained. We would like to thank the audit committee as well as the internal audit unit for a job well done and hope that this performance will continue in the future.



Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Direksi dan seluruh karyawan atas usaha mereka dalam memajukan Perusahaan. Kami juga berterima kasih kepada para pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan yang telah memberikan kepercayaan kepada kami dan tanggung jawab atas pengarahan dan pengawasan terhadap manajemen Perusahaan.



Last but not least, we would like to thank the Directors and all the employees for their outstanding efforts in growing the Company. We would also like to thank the shareholders and all stakeholders who have given us the trust and responsibility of guiding and overseeing the management of the Company.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



7



Laporan Direksi Report of the Directors Santoso Winata 8



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Presiden Direktur/President Director



Laporan Direksi



Report of the Directors



Pemegang saham yang terhormat,



Respected Shareholders,



Tahun 2015 adalah tahun penuh tantangan bagi Perusahaan dimana permasalahan di tahun 2014 berlanjut di tahun 2015. Pola cuaca yang ekstrim (El Nino), yang menyebabkan musim hujan terlambat tiba, sangat mengganggu pertumbuhan dan panen singkong, hal ini mengakibatkan pasokan singkong menjadi berkurang. Peningkatan produk sweeteners impor juga memberikan efek besar terhadap pendapatan dan keuntungan kami. Kedua faktor ini menjadi tantangan utama Perusahaan selama tahun 2015.



2015 was a year full of challenges for the Company as the problems of 2014 expanded into 2015. The extreme weather pattern (El Nino), which pushed back the rainy season, severely disrupted the growing and harvesting of cassava roots leading to a shortage that decreased our raw material supply. The increase of imported sweetener products also greatly affected the revenue and profitability of our sweeteners. These two factors continue to be the main challenges of the Company throughout 2015. The El Nino phenomenon pushed back the rainy season into 2016 causing the disruption in the harvesting, planting, and growing of cassava roots. The dryness caused many cassava roots to die or unable to grow properly leading to a significant decrease of cassava available to be harvested and processed. As a result, the prices of cassava roots increased greatly and as selling prices are not able to compensate for the increase that fast due to an abundance of tapioca starch in Thailand that serves as an alternative source of tapioca starch for the Indonesian market, the Company’s profit margin contracted.



Fenomena El Nino mengakibatkan keterlambatan datangnya musim hujan sampai ke tahun 2016 serta mengakibatkan terjadinya gangguan panen dan pertumbuhan tanaman singkong. Kekeringan mengakibatkan tanaman singkong mati atau tidak dapat tumbuh dengan semestinya, hal ini mengakibatkan penurunan yang cukup besar terhadap singkong yang tersedia untuk dipanen dan diproduksi. Sebagai akibatnya, harga singkong meningkat tajam dan kenaikan harga jual tidak dapat mengimbangi kenaikan harga singkong yang cepat tersebut dikarenakan berlimpahnya tepung tapioka di Thailand sebagai alternatif sumber tapioka bagi pasar Indonesia, dan berimbas pada marjin laba Perusahaan. Disamping itu, impor sweeteners di Indonesia terus berlanjut di tahun 2015. Sweeteners dengan bahan dasar jagung terus membanjiri Indonesia dari negara China dan Amerika Serikat dengan harga yang lebih murah dikarenakan berlimpahnya jagung. Hal ini memberikan efek yang signifikan terhadap keuntungan sweeteners kami, dimana kami harus membeli bahan baku dengan harga yang lebih mahal dan pada saat yang bersamaan harus menyesuaikan harga jual untuk dapat bersaing dengan harga sweetener impor yang lebih murah.



Apart from that, the importation of sweeteners in Indonesia also continued in 2015. The corn-based sweeteners continue to flood Indonesia from countries such as China and the United States that are cheaper because of the abundance of corn. This significantly affected the profitability of our sweeteners as we had to purchase raw materials at a higher price but at the same time must adjust prices accordingly to compete with cheaper imports.



Sebagai akibat dari faktor tersebut, volume penjualan tepung tapioka dan sweeteners masing-masing menurun sebesar 9% dan 11%. Perusahaan dapat meningkatkan pendapatan sebesar 4% dimana harga tepung tapioka dan sweeteners masing-masing naik sebesar 20% dan 10,5% untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku. Pendapatan naik dari Rp 2,284 triliun di tahun 2014 menjadi Rp 2,379 triliun di tahun 2015, peningkatan tersebut sejalan dengan target Perusahaan di tahun 2015.



As a result of these factors, tapioca and sweetener sales volume decreased 9% and 11% respectively. The Company managed to increase revenue by 4% as the prices of tapioca starch and sweeteners was increased 20% and 10.5% respectively to compensate for the increase in raw material prices. Revenue increased from Rp 2.284 trillion in 2014 to Rp 2.379 trillion in 2015, this increase was in line with the Company’s revenue target for 2015.



Karena Perusahaan tidak dapat mengimbangi kenaikan harga bahan baku yang sangat cepat terhadap harga jual, keuntungan kami menurun sebagaimana terlihat



As the Company was not able to pass on the rapid increase of raw material prices, we saw our profitability decrease as seen in the decrease of the gross profit from



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



9



dari penurunan laba kotor dari 12,1% menjadi 9,3% dibawah target laba kotor yaitu sebesar 12%. Kami dapat mempertahankan laba usaha di sekitar 5% (dibandingkan target sebesar 6%) dengan mengurangi beban penjualan dan beban umum sebesar 30% melalui program efisiensi untuk mengatasi penurunan keuntungan. Laba bersih Perusahaan juga menurun dari 1,22% menjadi 0,79% dibawah target laba bersih yaitu sebesar 1% sebagai akibat dari melemahnya Rupiah terhadap US Dolar dan mengakibatkan Perusahaan mengalami rugi selisih kurs yang belum direalisasi dari hutang yang berdenominasi US Dolar di tahun 2015 sebesar Rp 22,922 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp 552 juta di tahun 2014.



12.1% to 9.3% falling short of our gross profit margin target of 12%. We were able to maintain operating profit margin at around 5% (vs. a target of 6%) by slashing selling and administrative costs by over 30% through efficiency programs that helped bring down costs to cope with the decreased profitability. The Company’s net profit margin also decreased from 1.22% to 0.79% falling short of the net profit margin target of 1% as the weakening of the Indonesian Rupiah against the US Dollar caused the Company to experience an unrealized foreign exchange loss on its US Dollar denominated loans in 2015 of Rp 22.922 billion compared to a foreign exchange gain of Rp 552 million in 2014.



Perusahaan menerima EUR 3,5 juta dari kesepakatan dengan Pembeli untuk mengakhiri perjanjian penyerahan CER jangka panjang dari tiga proyek biogas (Unit VI, Way Jepara dan Terbanggi). Hal ini memberikan tambahan arus kas kepada perusahaan dan juga kebebasan untuk menjual CER di kemudian hari. Proyek biogas tersebut mencerminkan misi Perusahaan dalam menciptakan lingkungan hijau dan model bisnis yang menguntungkan. Pendapatan CER meningkat dari tahun 2014 yang hanya sebesar Rp 17,472 miliar menjadi Rp 73,041 miliar di tahun 2015. Perusahaan tidak akan menerima jumlah yang sebesar itu lagi dalam jangka waktu dekat dimana perjanjian dengan Pembeli tersebut merupakan transaksi yang hanya sekali saja.



The Company received EUR 3.5 million from an agreement with a Buyer to terminate a long-term CER (Certified Emission Reduction) delivery agreement from three biogas projects (Unit VI, Way Jepara, and Terbanggi). This has provided the Company with additional cash flow as well as free up the future CERs to be sold elsewhere. The biogas projects show the Company’s mission of creating an environmentally friendly and profitable business model. Income from CER increased from 2014 of only receiving Rp 17.472 billion to RP 73.041 billion in 2015. The Company will not receive such a large amount again in the near future as the agreement with Buyer was a oneoff deal.



Komitmen Perusahaan dalam hal tata kelola perusahaan yang baik terbukti dari keputusan kami untuk melakukan investasi di proyek biogas, yang telah memberikan dua keuntungan yakni Perusahaan memperoleh listrik yang murah dan berkelanjutan dan pada saat yang bersamaan Perusahaan telah mengeliminasi limbah cair. Limbah padat kami juga diproses menjadi pupuk organik, dengan demikian seluruh bagian singkong digunakan untuk mendapatkan keuntungan maksimum bagi Perusahaan dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi Perusahaan : “Menjadi Produsen Berbahan Dasar Singkong Terintegrasi dengan Menerapkan Konsep Lingkungan Hidup”.



The Company’s commitment to good corporate governance (GCG) is evident in our decision to invest in biogas power plants which have provided a twofold benefit a cheap and continuous form of electricity while at the same time eliminate liquid waste. Our solid wastes are also processed into organic fertilizer so that all parts of the cassava are utilized to gain the maximum advantage for the Company and the environment. All this is in line with the Company’s vision: “To Be an Integrated Cassava Based Producer Using Environmentally Friendly Concept”.



Dalam melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik di Perusahaan, Direksi dibantu oleh unit audit internal yang juga berperan aktif sesuai dengan fungsi dan otoritasnya.



In implementing the principles of good corporate governance (GCG) in the Company, the Board of Directors are assisted by the internal audit unit who also plays an active role according to its appropriate functions and authority.



10



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Laporan Direksi



Report of the Directors



Manajemen yakin bahwa situasi yang penuh tantangan di tahun 2015 tidak akan berlangsung lama, ketika pola cuaca kembali normal, kami mampu meningkatkan produksi tepung tapioka dan meningkatkan penjualan serta keuntungan. Produk sweeteners kami akan mampu menjadi lebih kompetitif dengan sweeteners impor dan kami akan merebut kembali volume yang telah hilang sebelumnya. Kami juga yakin dengan pasar domestik Indonesia, dengan pertumbuhan populasi serta pertumbuhan pendapatan akan menghasilkan peningkatan permintaan terhadap produk Perusahaan. Sehubungan dengan itu, Perusahaan melanjutkan investasi di fasilitas produksi dan distribusi dengan pengeluaran belanja modal yang terstruktur dan terus mencari potensi peluang pasar.



Management is confident that the challenging situation in 2015 won’t last long as once the weather pattern returns to normal, we are able to increase the production of tapioca starch and increase sales as well as profit. This will benefit our sweeteners as we will be able to become more competitive in dealing with imported sweeteners and take back some of the volume we have lost before. We are also confident in the Indonesian market as the growing population combined with increasing income will result in increased demand for the Company’s products. Keeping that in mind, the Company is continually investing in its production and distribution facilities with regular capital expenditures and is continually looking out for potential opportunities in the market.



Saat ini Perusahaan memperlambat ekspansi pabrik sweeteners di Lampung dan Surabaya disebabkan oleh kondisi yang tidak menguntungkan di tahun 2015 dalam hal ketersediaan bahan baku. Kami tetap menjaga tingkat pengeluaran belanja modal untuk mempertahankan fasilitas produksi kami agar dapat berjalan secara maksimal dan siap untuk meraih setiap kesempatan. Perusahaan juga memiliki ketersediaan sumber daya untuk mengisi peluang akuisisi yang akan memperkuat posisi Perusahaan sebagai salah satu produsen tepung tapioka dan turunannya yang terbesar di Indonesia. Perusahaan telah melakukan diversifikasi keluar dari propinsi Lampung untuk memperluas sumber singkong dengan membangun dan/atau mengakuisisi pabrik di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan dan terus memantau setiap peluang dalam mengembangkan sumber pasokan singkong yang baru di Indonesia.



The Company is currently slowing down the expansion of its sweetener factories in Lampung and Surabaya caused by the adverse conditions of 2015 in terms of raw material availability. We are also maintaining our regular capital expenditure levels to maintain our production facilities to ensure that they are running at their maximum potential and be ready for any additional opportunities available. The Company also has resources available and ready for any potential acquisitions that will strengthen the Company’s position as one of the largest tapioca starch and tapioca starch derivatives producer in Indonesia. The Company has branched out of the Lampung province for tapioca sourcing by building and/or acquiring factories in East Java, Central Java, and South Sulawesi and is constantly on the lookout for any other opportunities in developing new sources of cassava supply in Indonesia.



Selama tahun berjalan, Perusahaan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dengan mengeluarkan 400.000.000 saham baru dengan jumlah yang sama kepada 2 investor Singapura dengan nilai nominal Rp 125 per saham dan total perolehan dana sebesar Rp 50 miliar sesuai dengan target perhimpunan dana selama tahun berjalan. Dana tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Perusahaan. Perusahaan juga mengadakan revaluasi aset tetap yang menguntungkan sesuai dengan peraturan pajak dan selisih revaluasi aset tetap atas mesin dan peralatan setelah dipotong pajak adalah sebesar Rp 125 miliar. Hal ini mendorong Rasio Utang Bersih terhadap Ekuitas Perusahaan turun dari 1,53 di tahun 2014 menjadi 1,31 di tahun 2015 dan memberikan keleluasaan bagi Perusahaan dalam hal pendanaan.



During the year, the Company conducted a new shares without pre-emptive rights issue by issuing 400,000,000 new shares divided equally to two Singaporean investors with a value of Rp 125 per share for a total proceed of Rp 50 billion in accordance to our fund raising target for the year. The funds were used to support the Company’s operations. The Company also conducted the revaluation of assets in light of the favorable tax treatment during the year and was revaluated with an increase of Rp 125 billion after taxes after revaluing some of its machineries and equipment. This pushed down the Company’s Net Debt to Equity Ratio from 1.53 in 2014 to 1.31 in 2015 giving the Company more flexibility in terms of financing possibilities.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



11



Para pemegang saham juga telah mempromosikan Ibu Mawarti Wongso sebagai Direktur dari posisi sebelumnya Sekretaris Perusahaan (yang digantikan oleh Ibu Alice Yuliana) untuk menggantikan almarhum Direktur sebelumnya, Bapak Winoto Prajitno. Ibu Mawarti Wongso ditunjuk sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun 1995 dan telah menjadi bagian dari Perusahaan sejak tahun 1994. Kami mengucapkan selamat bergabung kepada Ibu Mawarti di jajaran Direksi dan kami yakin dengan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya dapat meningkatkan kinerja Perusahaan di masa mendatang.



The shareholders also have promoted Mrs. Mawarti Wongso as a Director from the position of Corporate Secretary (replaced by Mrs. Alice Yuliana) to replace our previously deceased Director, Mr. Winoto Prajitno. Mrs. Mawarti Wongso has been appointed as BSSW’s corporate secretary since 1995 and has been part of Sungai Budi Group since 1994. We welcome Mrs. Mawarti to the Board of Directors and we are certain that her experience and qualifications will enhance the Company’s performance in the future.



Akhir kata, jajaran Manajemen mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris, para pemegang saham, dan para pemangku kepentingan yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menjalankan Perusahaan dan juga kepada para karyawan yang telah memberikan kontribusinya pada masa sekarang dan untuk pembangunan mendatang serta membantu mencapai misi Perusahaan untuk menjamin bisnis jangka panjang dan berkelanjutan.



Lastly, the Board of Management would like to thank the Board of Commissioners, shareholders, and stakeholders who have continued to provide us support in running the Company as well as all our employees who have contributed in the current and future development and helping achieve the Company’s mission to ensure a long-term and sustainable business.



12



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas di Lampung Bio Gas Power Plants in Lampung



CER (Certified Emission Reduction) adalah satuan pengurangan emisi bersertifikat yang diterbitkan oleh UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change).



Way Abung



CER (Certified Emission Reduction) is a unit of emission reduction measure that is certified by the UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change).



Tulang Bawang



Buyut Ilir



Gunung Agung



Ketapang



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



13



Perolehan CER tersebut merupakan wujud nyata dari kebijakan Perusahaan untuk menjalankan “green business” dan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan.



14



The CER income was a realization of the Company’s policy in implementing “green business” and part of its Corporate Social Responsibility (CSR) Program.



Unit 6



Pakuan Agung



Way Jepara



Terbanggi Besar



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profil Perusahaan Company Profile



Kecukupan cadangan produk kami menjamin pasokan kepada para pelanggan. Our adequate stocks assure product delivery to customers.



A. NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN



A. COMPANY’S NAME AND ADDRESS



Nama : PT Budi Starch & Sweetener Tbk Alamat Kantor : Wisma Budi Lt. 8-9 Pusat Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6 Jakarta 12940 Telepon : +62 - 21 - 521 3383 Faksimili : +62 - 21 - 521 3392 Homepage : http://www.budistarchsweetener.com Bidang Usaha Utama : Produk yang berbahan baku singkong Produk Utama : Tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, maltodextrin dan sorbitol, dan karung plastik.



Name Head Office



Phone Facsimile Homepage



: PT Budi Starch & Sweetener Tbk : Wisma Budi 8th – 9th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6 Jakarta 12940 : +62 - 21 - 521 3383 : +62 - 21 - 521 3392 : http://www.budistarchsweetener.com



Main Business : Cassava-based product Main Products : Tapioca starch, glucose and fructose, maltodextrin and sorbitol, and pp woven bag.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



15



B. RIWAYAT SINGKAT PERUSAHAAN



B. BRIEF CORPORATE HISTORY



PT Budi Starch & Sweetener Tbk (d/h PT Budi Acid Jaya Tbk) (Perusahaan) merupakan salah satu Perusahaan yang bernaung di bawah kelompok usaha Sungai Budi Group (SBG). SBG didirikan di Lampung pada tahun 1947, hanya beberapa saat setelah Indonesia merdeka. Pada saat ini, SBG telah berkembang menjadi salah satu kelompok usaha di bidang agribisnis terbesar di Indonesia.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk (d/h PT Budi Acid Jaya Tbk) (Company) is one of the companies under Sungai Budi Group (SBG). SBG was set up in Lampung in 1947, a few years after Indonesia’s Independence, and today is one of the largest agribusiness group in Indonesia.



Bisnis awal SBG meliputi perdagangan kopi, lada hitam, cengkeh, gaplek dan sejumlah komoditas hasil pertanian lainnya. Dibawah kepemimpinan Bapak Widarto, Chairman dari SBG dan Bapak Santoso Winata, Deputy Chairman, SBG telah berkembang pesat dan diversifikasi keluar Lampung terutama di pulau Jawa, Kalimantan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini, SBG merupakan produsen utama di tepung tapioka dan tepung beras, dan salah satu pemain utama di industri kelapa sawit dan produk turunannya serta sederet produk yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan, kertas, kembang gula, kimia, dan sebagainya.



SBG’s early business encompass trading coffee, black pepper, clove, cassava, and several other agricultural products. Under the leadership of Mr. Widarto, Chairman and Mr. Santoso Winata, Deputy Chairman of SBG, the group has grown and diversified outside Lampung to Java, Kalimantan, and big cities in the other islands of Indonesia. Currently, SBG is one of the main players in the CPO market as well as it’s downstream products, and other products used as raw material for the food, paper, candy, chemical industries.



Perusahaan didirikan pada tahun 1979 dengan nama PT North Aspac Chemical Industrial Company. Pada tahun 1988, nama PT North Aspac Chemical Industrial Company berubah menjadi PT Budi Acid Jaya dimana pemakaian kata Acid berasal dari nama produk yang dihasilkan oleh Perseroan yaitu asam sitrat (citric acid). Pada awalnya, Perusahaan hanya memiliki 1 (satu) pabrik asam sitrat. Sejalan dengan pertumbuhan dalam SBG dan sesuai dengan rencana SBG untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas saham-saham Perusahaan, maka untuk meningkatkan nilai tambah, Perusahaan direorganisasi menjadi produsen yang berbahan dasar singkong dengan produk utama asam sitrat (citric acid) dan tepung tapioka (tapioca starch).



The Company was set up in 1979 with the name PT North Aspac Chemical Industrial Company. In1988, the name PT North Aspac Chemical Industrial Company changed into PT Budi Acid Jaya to better represent the company’s business of producing citric acid. The Company started with one (1) citric acid factory but with the plan to conduct an IPO, the Company was reorganized into a cassava based producer with tapioca starch and citric acid as it’s main products.



Pada tahun 1995, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana saham-saham Perusahaan kepada publik sehingga nama Perusahaan menjadi PT Budi Acid Jaya Tbk.



In 1995, the Company conducted an IPO and its name become PT Budi Acid Jaya Tbk.



Seiring berjalannya waktu, Perusahaan melakukan ekspansi secara berkesinambungan di bidang tepung tapioka dan sweetener yang meliputi glukosa, fruktosa, maltodextrin dan sorbitol. Ekspansi di bidang sweetener dilakukan baik langsung di bawah Perusahaan maupun melalui Entitas Anak.



The Company continued to expand in the tapioca business as well as entered into the sweeteners business (glucose, fructose, maltodextrin and sorbitol) through the Company and its Subsidiaries.



Untuk lebih dapat mencerminkan posisi Perusahaan sebagai market leader untuk produk tapioca starch dan sweetener serta dalam rangka globalisasi perdagangan produk Perusahaan di pasar internasional, maka nama PT Budi Acid Jaya Tbk berubah menjadi PT Budi Starch & Sweetener Tbk.



To better position the Company as the market leader in tapioca starch and sweeteners as well as the expansion of the Company’s products in international market, the Company changed its name to PT Budi Starch & Sweetener Tbk.



16



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profil Perusahaan Company Profile



C. Bidang Usaha



C. BUSINESSES



Kegiatan Usaha Perusahaan Menurut Anggaran Dasar



Company Business Activities According to the Articles of Association



Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan produk makanan, termasuk produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu,ubi jalar, kelapa sawit kopra dan produk pertanian lainnya dan industri lainnya khususnya industri plastik. Saat ini Perusahaan bergerak dalam pembuatan dan penjualan tepung tapioka, glukosa fruktosa, sorbitol dan maltodextrin, karung plastik asam sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya.



In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is mainly to engage in manufacturing of chemicals and food products, including derivative products produced from cassava, sweet potatoes, coconut palm, copra and other agricultural products and other industries, particularly plastic industry. At present, the Company engages in the manufacture and sale of tapioca starch, glucose, fructose, sorbitol and maltodextrin, plastic packaging, sulfuric acid and other chemicals.



Produk Yang Sudah Diproduksi dan Dipasarkan



Products that have been Produced and Marketed



a. Tepung Tapioka Bahan Baku Industri Pengguna



a. Tapioca Starch Raw Material : Cassava Industrial Users : Food, Paper, Confectionery, Sorbitol, Chemical, Instant Noodle b. Glucose and Fructose Raw Material : Tapioca Starch Industrial Users : Food and Beverage, Confectionery, Pharmacy c. Maltodextrin Raw Material : Tapioca Starch Industrial Users : Baby’s Food, Biscuit, Milk, Ice cream, Pharmacy d. Sorbitol Raw Material : Tapioca Starch Industrial Users : Tooth Paste, Confectionery and Pharmacy e. PP Woven Bag Raw Material : Polypropylene Industrial Users : All industries which need packaging such as: tapioca starch, rice flour, etc



: Singkong : Makanan, Kertas, Kembang Gula, Sorbitol, Kimia, Mie Instan b. Glukosa dan Fruktosa Bahan Baku Utama : Tepung Tapioka Industri Pengguna : Makanan dan Minuman, Kembang Gula, Farmasi c. Maltodextrin Bahan Baku Utama : Tepung Tapioka Industri Pengguna : Makanan Bayi, Biskuit, Susu, Es Krim, Farmasi d. Sorbitol Bahan Baku Utama : Tepung Tapioka Industri Pengguna : Pasta Gigi, Kembang Gula dan Farmasi e. Karung Plastik Bahan Baku Utama : Biji Plastik Industri Pengguna : Semua industri yang memerlukan pengemasan misalnya: tepung tapioka, tepung beras, dan lain-lain f. Asam Sulfat Bahan Baku : Belerang Industri Pengguna : Asam Sitrat, Pupuk, Rayon, Zat warna, Obat-obatan, Deterjen



f. Sulphuric Acid Raw Material : Sulphur Industrial Users : Citric Acid, Fertilizer, Rayon, Color essences, Medicines, Detergent PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



17



D. STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE RUPS General Meeting of Shareholders



Dewan Komisaris Board of Commissioners Komite Audit Audit Committee



Presiden Direktur President Director Santoso Winata



Wakil Presiden Direktur Deputy President Director Sudarmo Tasmin Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary



Unit Audit Internal Internal Audit Unit Johan Nainggolan



Direktur Keuangan & Administrasi Finance & Administration Director Mawarti Wongso



Keuangan Finance



Rita Thiannudjaya



Direktur Pemasaran Ekspor Export Marketing Director Tan Anthony Sudirdjo



Alice Yuliana



Direktur Pengadaan Procurement Director Sugandhi



Pemasaran Ekspor



Pembelian



Export Marketing



Purchasing



Stevanus Eko



Nurliana Sutiono



Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Human Resources and General Affairs Director Djunaidi Nur



Sumber Daya Manusia dan Umum Human Resources and General Affairs Agus Wiyono



Direktur Produksi & Pemasaran Domestik Production & Domestic Marketing Director Oey Albert



Pemasaran Domestik Domestic Marketing Suriyanto



Divisi Produksi Tapioka Tapioca Starch Production Division Eddy Liem



Akunting Accounting Maria Veronica



Divisi Produksi Pemanis Sweetener Production Division Chandra



Penagihan



Divisi Produksi Karung Plastik PP Woven Bag Production Division Iskandar



Collection Lioni Indrajana



Divisi Produksi Asam Sulfat Sulphuric Acid Production Division Thio Tjoen Siang



Teknologi Sistem Informasi Information System Technology Gunawan Tjen



Riset dan Pengembangan Research and Development Hwi Jarti



18



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profil Perusahaan Company Profile



E. VISI DAN MISI PERUSAHAAN



E. VISION AND MISSION



1. Visi Perusahaan



1. Vision



Menjadi Produsen Berbahan Dasar Singkong Terintegrasi dengan menerapkan konsep “Lingkungan Hijau”.



To Be an Integrated Cassava-Based Producer Implementing Green Environment concept.



Perusahaan telah berhasil menjadi pemain utama di industri yang berbahan dasar singkong, baik di pasar domestik maupun internasional. Namun Perusahaan tidak berpuas diri sampai pada tahap pencapaian ini, karena seiring dengan isu pemanasan global yang telah menjadi fokus utama dunia internasional, maka Perusahaan mempunyai tekad untuk berpartisipasi dalam penanganan pemanasan global, meski dimulai dari skala kecil yakni Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM).



The Company has succeeded to become the main player in the industries of cassava based products, either within domestic or international markets. Nevertheless, the Company is not satisfied up to the stage of this achievement. In line with the global warming issue that has become world’s main focus, the Company has strong will to participate in overcoming such global warming, even though has just started in small scales such as Clean Development Mechanism (CDM).



Adapun konsep yang diterapkan oleh Perusahaan dalam memproduksi tepung tapioka yakni Mekanisme Pembangunan Bersih atau dikenal dengan istilah Clean Development Mechanism sesuai dengan Kyoto Protokol – 1997, dan Konvensi Kerangka Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang Perubahan Iklim Global (United Nations Framework Convention in Climate Change/UNFCCC) dimana Perusahaan memanfaatkan limbah cair dari pabrik tepung tapioka untuk dikonversi menjadi listrik untuk mengurangi pemakaian batubara dan minyak bumi sehingga dapat membantu menstabilkan emisi gas rumah kaca ke atmosfir bumi.



The implemented concept by the Company in producing tapioca starch is Clean Development Mechanism pursuant to the Kyoto Protocol – 1997, and United Nations Framework Convention in Climate Change/UNFCCC in which the Company uses its liquid waste resulted by the cassava flour factory to be converted into electricity to reduce the usage of coal as well as fuel which then, be able to support in stabilizing glass house’s gas emission to the earth atmosphere.



2. Misi Perusahaan



2. Mission



- Menjaga Lingkungan Hijau sekaligus meningkatkan daya saing Perusahaan dengan melakukan efisiensi biaya produksi dengan mengkonversi limbah cair Perusahaan menjadi listrik untuk menggantikan bahan bakar solar dan listrik PLN, serta mengolah limbah padat menjadi pupuk organik.



- To maintain a Green Environment and at the same time improve the Company’s competitiveness through production cost efficiency by converting the factory’s liquid waste into electricity to replace for diesel fuel and electricity sourced from PLN (Indonesian State Electricity Company), as well as to produce the solid waste to become organic fertilizer.



- Riset dan pengembangan untuk produk-produk yang berbahan baku singkong serta bibit unggul singkong.



- To perfom research and development for cassava’s based products, as well as its superior seeds.



- Pertumbuhan yang berkesinambungan baik melalui pembangunan pabrik baru maupun dengan akuisisi perusahaan-perusahaan sejenis.



- Continuous growth either by way of building for new factories or acquisition for similar companies.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



19



F. PROFIL DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI



F. PROFILE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND THE DIRECTORS



Pengurusan dan pengawasan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan Akta No. 12 tanggal 5 Juni 2015 dan Akta No. 12 tanggal 12 Juni 2013 dari Antoni Halim, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:



Management and Supervision The members of the Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2015 and 2014 based on Notarial Deed No. 12 dated June 5, 2015 and Notarial Deed No. 12 dated June 12, 2013, respectively, of Antoni Halim, S.H., a public notary in Jakarta, are as follows:



Presiden Komisaris



Komisaris



Komisaris Independen



Presiden Direktur



Wakil Presiden Direktur Direktur



:



:



2015



Widarto Oey Alfred



:



Daniel Kandinata



:



Sudarmo Tasmin



:



:



Santoso Winata Djunaidi Nur Sugandhi Oey Albert Mawarti Wongso



Direktur Independen



:



Tan Anthony Sudirdjo



*) Meninggal dunia pada tanggal 27 Februari 2015/ Passed away on February 27, 2015



Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai para anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan :



2014 Widarto



Oey Alfred



President Commissioner



Commissioner



Daniel Kandinata



Independent Commissioner



Sudarmo Tasmin



Deputy President Director



Santoso Winata



Winoto Prajitno *) Djunaidi Nur



President Director



Directors



Sugandhi



Oey Albert



Tan Anthony Sudirdjo Independent Director The following are brief descriptions of members of the Board of Commissioners and the Directors :



Widarto,



Presiden Komisaris | President Commissioner Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tahun 1947. Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1966 dan sejak tahun 1985 diangkat menjadi Chairman dari kelompok usaha Sungai Budi. Menjabat sebagai Presiden Komisaris Perusahaan sejak tahun 1987 sampai sekarang. Disamping itu, beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBL) sejak tahun 1986 sampai sekarang.



20



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Indonesian Citizen, born in 1947. Joined Sungai Budi Group since 1966 and since 1985 has been appointed as Chairman of Sungai Budi Group. Taking hold as President Commissioner of the Company as of 1987 until now. He also acts as President Director of PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBL) since 1986 to date.



Profil Perusahaan Company Profile



Oey Alfred



Daniel Kandinata



Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tahun 1976. Memperoleh gelar Bachelor of Science in Business Administration Major Finance dari Ohio State University, Columbus, Ohio, Amerika Serikat pada tahun 2000. Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 2000 dan menjabat sebagai Direktur TBL sejak tahun 2002 sampai sekarang. Sejak tahun 2007 menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sampai sekarang.



Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tahun 1962. Memperoleh gelar Master of Business Administration pada tahun 1988 dari Seattle Pacific University, Seattle, Washington dan Bachelor of Science Civil Engineering dari University of Washington, Seattle, Washington pada tahun 1986. Memulai banking karir di tahun 1988, sebagai Senior Manager di tahun 1993 kemudian dipromosikan menjadi Direktur Marketing di PT Bank Sanwa Indonesia pada tahun 2001. Pada tahun 2001 menjabat sebagai Direktur Marketing di Bank UFJ Indonesia sampai tahun 2003. Sebagai Direktur Compliance and Legal di PT Bank UFJ Indonesia pada tahun 2003 sampai dengan 2006, merangkap sebagai Direktur Personal & Human Resource PT Bank UFJ Indonesia pada tahun 2003 sampai tahun 2004. Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 2007 sebagai Komisaris Independen Perusahaan.



Komisaris | Commissioner



Indonesian Citizen, born in 1976. Hold a Bachelor of Science in Business Administration degree majoring in Finance from Ohio State University, Columbus, Ohio, United States in 2000. Joined with Sungai Budi Group since 2000 and presided as Director of TBL in 2002 up to now. Since 2007 taking hold a position as the Company’s Commissioner.



Komisaris Independen | Independent Commissioner



Indonesian Citizen, born in 1962. Hold his Master of Business Administration in 1988 from Seattle Pacific University, Seattle, Washington and Bachelor of Science Engineering from University of Washington, Seattle, Washington in 1986. Starting his banking carrier in 1988, as Senior Manager in 1993 and then being promoted as Marketing Director at PT Bank Sanwa Indonesia in 2001. Then in 2001 resided as Marketing Director at PT Bank UFJ Indonesia up to 2003. Presided as Compliance & Legal Director since 2003-2006. Also hold the position as Personnel and Human Resource Director at PT Bank UFJ Indonesia in 2003-2004. He joined Sungai Budi Group in 2007 as the Company’s Independent Commissioner.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



21



Santoso Winata



Sudarmo Tasmin



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta pada tahun 1962. Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1982. Menjabat sebagai Deputy Chairman kelompok usaha Sungai Budi dan Presiden Direktur Perusahaan sejak tahun 1987 sampai sekarang. Menjabat sebagai Presiden Komisaris TBL sejak tahun 1990.



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Makassar pada tahun 1958. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1981. Memulai karir sebagai External Auditor di Kantor Akuntan Publik Santoso Reksoatmojo & Co. (1981-1982), Internal Auditor di Inti Salim Corpora (1982-1984), bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1984 dan diangkat sebagai Direktur kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1986. Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perusahaan sejak tahun 1994 sampai sekarang dan sebagai Wakil Presiden Direktur TBL sejak tahun 1999 sampai sekarang.



Presiden Direktur | President Director



Indonesian Citizen, born in Jakarta in 1962. Has been with Sungai Budi Group since 1982. Acting as Deputy Chairman of Sungai Budi Group and President Director of the Company since 1987 until now. Taking hold a position as President Commissioner of TBL since 1990.



Wakil Presiden Direktur | Deputy President Director



Indonesian Citizen, born in Makassar in 1958. Obtained an Economics Degree in Accounting from Trisakti University in 1981. Started his carrier as an External Auditor at Public Accountant Firm of Santoso Reksoatmojo & Co. (1981- 1982) and became an Internal Auditor at Inti Salim Corpora (1982-1984). He joined Sungai Budi Group in 1984 and appointed as Director of Sungai Budi Group in 1986. Taking hold a position as Deputy President Director since 1994 up to now and as Deputy President Director of TBL since 1999 to date.



22



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profil Perusahaan Company Profile



Djunaidi Nur Direktur | Director



Sugandhi Direktur | Director



Oey Albert Direktur | Director



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta pada tahun 1952. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen dari Universitas Trisakti pada tahun 1978. Pernah menjabat sebagai Manajer di Lembaga Administrasi Perusahaan Universitas Trisakti dan staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (1979-1982). Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1982 dan menjabat sebagai General Manager di beberapa perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Sungai Budi sampai tahun 1990, Direktur kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1991, Komisaris Perusahaan sejak tahun 1994 sampai tahun 2011. Menjabat sebagai Direktur TBL sejak tahun 1997 sampai sekarang dan sebagai Direktur Perusahaan sejak tahun 2011 sampai sekarang.



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta pada tahun 1953. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1981, dan gelar Sarjana Hukum dari Universitas Jayabaya pada tahun 2005 serta gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Padjajaran pada tahun 2012. Mulai bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi pada tahun 1982 sebagai Kepala Divisi Audit. Tahun 1986 sampai tahun 1990 menjabat sebagai Direktur di Abadi Mukti Group. Tahun 1992 sampai tahun 1998 menjabat sebagai General Manager di kelompok usaha Sungai Budi, kemudian tahun 1996 diangkat sebagai Direktur Perusahaan.



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Teluk Betung pada tahun 1974. Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 1998. Pada tahun 2002 diangkat sebagai Direktur Perusahaan. Menjabat juga sebagai Komisaris TBL sejak tahun 1999.



Indonesian Citizen, born in Jakarta in 1952. Obtained his Economical Degree of Management Faculty from Trisakti University in 1978. He holds a position as Manager at the Company Administration Institute of Trisakti University and lecturer at the Economic Faculty of Trisakti University (1979-1982). Joined Sungai Budi Group in 1982 and presided as General Manager in some companies of Sungai Budi Group until 1990, Director of Sungai Budi Group since 1991, Commissioner of the Company since 1994 until 2011. And taking hold a position as the TBL’s Director since 1997 and the Company’s Director since 2011 until now.



Indonesian Citizen, born in Lampung in 1974. Has been joining with Sungai Budi Group since 1998. In 2002 was appointed as Director of the Company. He also resides as a Commissioner of TBL since 1999.



Indonesian Citizen, born in Jakarta in 1953. Obtained Economics Degree majoring in Accounting from Trisakti University in 1981, obtained his Law Degree from the University Jayabaya in 2005 and obtained his Jurisprudence Doctor of Law from Padjadjaran University in 2012. Started to join with Sungai Budi Group in 1982 as Chief of Audit Department. In 1986 until 1990 positioned as Director at Abadi Mukti Group. In 1992 until 1998 took hold as General Manager in Sungai Budi Group, and then in 1998 appointed as Director of the Company.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



23



Tan Anthony Sudirdjo



Mawarti Wongso Direktur | Director



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta pada tahun 1956. Mulai bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi pada tahun 1975 sebagai Assistant Export Manager, kemudian pada tahun 1978 diangkat sebagai Export Import Manager, kemudian tahun 1986 diangkat sebagai General Manager Export-Import Department, dan mulai Mei tahun 1999 sampai sekarang menjabat sebagai Direktur Perusahaan.



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Medan pada tahun 1970. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Trisakti di Jakarta pada tahun 1992. Memulai karir sebagai External Auditor di Kantor Akuntan Publik Johan Malonda & Rekan (1990 – 1994), bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi pada tahun 1994 sebagai Financial Controller. Menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan (1995 – 30 April 2015) dan sebagai General Manager Finance PT Tunas Baru Lampung Tbk sejak tahun 2000. Pada bulan Juni 2015 diangkat sebagai Direktur Perusahaan serta Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk.



Direktur Independen | Independent Director



Indonesian Citizen, born in Jakarta in 1956. Started to join with Sungai Budi Group in 1975 as Assistant of Export Manager and in 1978 was appointed as Export Import Manager. In 1986, he was assigned as General Manager Export-Import Department, and since May 1999 up to now has been taking holds a position as Director of the Company.



24



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Indonesian Citizen, she was born in Medan, Indonesia in 1970. She attained her Bachelor Degree of Economics in Accounting from Trisakti University, Jakarta in 1992. She started her career as an External Auditor in Johan Malonda & Partners Public Accounting Firm from 1990 to 1994 before joining Sungai Budi Group as Financial Controller. She previously served as the Company’s Corporate Secretary from 1995 until 30th April 2015 and she has been the General Manager of Finance of PT Tunas Baru Lampung Tbk since 2000. In June 2015 was appointed as Director of the Company also resides as Director PT Tunas Baru Lampung Tbk.



Profil Perusahaan Company Profile



Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan Perusahaan. Human resources shall be the significant factor to support the success of each and every effort of the Company.



G. SUMBER DAYA MANUSIA



G. HUMAN RESOURCES



Manajemen menyadari bahwa sumber daya manusia adalah tulang punggung di balik keberhasilan Perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Perusahaan menerapkan strategi pengembangan dan kompetensi sebagai berikut:



The management realizes that human resources serve as backbone beyond the success of the Company. In order to improve the quality of human resources, the Company has applied the development strategy and competence as follows:



Melaksanakan pelatihan dan pengembangan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Menghadiri seminar-seminar yang relevan yang diselenggarakan oleh pihak di luar Perusahaan. Melakukan studi banding ke luar negeri untuk industri sejenis. Meningkatkan efektivitas sosialisasi kebijakan/ peraturan kepegawaian ke seluruh karyawan. Menerapkan manajemen kinerja dan renumerasi yang pada akhirnya akan mendorong kinerja para karyawan. Kebijakan promosi yang mengutamakan dari kalangan karyawan berprestasi yang sudah ada, sehingga hal ini memupuk loyalitas karyawan.



To conduct training and development in accordance with the required competence. To attend relevant seminars conducted by a party outside the Company. To conduct comparative study abroad in the similar industry. To improve the effectiveness of employee-related policies/regulations to all employee. To apply the performance and remuneration based management that will eventually improve the performance of employees. Promotional policy prioritized for the existing outstanding employees that will improve the loyalty of employees.



Perusahaan dan Entitas Anak memperkerjakan 2.457 karyawan. Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan setiap usaha suatu Perusahaan, oleh karena itu Perusahaan dan Entitas Anak senantiasa memberikan perhatian yang besar dan menyeluruh terhadap pembinaan, pendidikan dan kesejahteraan karyawannya. Adapun komposisi karyawan Perusahaan dan Entitas Anak dapat digolongkan sebagai berikut :



The Company and its Subsidiaries employ 2,457 of employees. The Company fully realizes that human resources shall be the significant factor to support the success of each and every effort of a company. And in the ground of that, the Company and its Subsidiaries always give for great attention toward construction, education and prosperities of their employees. Compositions of the Company and its Subsidiaries employees may be classified as follows :



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



25



Tahun | Year 2015



Tahun | Year 2014



Komposisi Karyawan Tetap Perusahaan dan Entitas Anak menurut Jenjang Jabatan Breakdown of Permanent Employees of the Company and its Subsidiaries Based on Positional Level Jumlah Karyawan Number of Employees



Jabatan Positions Komisaris Commissioner Direksi Director Manajer Manager Staf Staff Jumlah Total



8 9 39 2.401 2.457



Jumlah Karyawan Number of Employees 8 9 40 2.421 2.478



Komposisi Karyawan Tetap Perusahaan dan Entitas Anak menurut Jenjang Pendidikan Breakdown of Permanent Employees of the Company and its Subsidiaries Based on Educational Level Jumlah Karyawan Number of Employees 151 98 1.383 624 201 2.457



Jenjang Pendidikan Educational Level Sarjana (S1) Undergraduate (S-1) Diploma 3 (D3) Diploma (D-3) SLTA Sederajat Senior High School & Equivalent SLTP Sederajat Junior High School & Equivalent SD Sederajat Elementary School Jumlah Total



Jumlah Karyawan Number of Employees 147 93 1.388 639 211 2.478



Komposisi Karyawan Tetap Perusahaan dan Entitas Anak menurut Kelompok Usia Breakdown of Permanent Employees of the Company and its Subsidiaries Based on Age Jumlah Karyawan Numbers of Employees 100 439 728 447 651 92 2.457



26



Kelompok Usia Age 19 – 24 Tahun/ Years 25 – 29 Tahun/ Years 30 – 34 Tahun/ Years 35 – 39 Tahun/ Years 40 – 44 Tahun/ Years Diatas 45 Tahun Above 45 Years Jumlah Total



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Jumlah Karyawan Numbers of Employees 96 431 723 457 667 104 2.478



Profil Perusahaan Company Profile



Guna meningkatkan kesejahteraan karyawannya, Perusahaan dan Entitas Anak menyediakan dan memberikan sarana dan tunjangan kepada karyawannya yang antara lain meliputi :



In order to improve their employees’ prosperity, the Company and its Subsidiaries provide and extend for benefits to their employees which cover :



Tunjangan kesehatan karyawan



1



Allowance for health



Tunjangan transportasi dan makan



2



Allowance for transportation and meal



Tunjangan Hari Raya



3



Allowance for New Year



Rumah dinas dan mess



4



Official houses and mess



Kendaraan dinas



5



Official vehicles



Asuransi tenaga kerja (Jamsostek)



6



Worker social insurance (Jamsostek)



Fasilitas ibadah



7



Praying facilities



Keanggotaan koperasi kelompok usaha Sungai Budi



8



Cooperation Membership of Sungai Budi Group



Kantin



9



Canteen



Fasilitas olah raga



10



Sport facilities



Serikat Pekerja



11



Worker union



Liburan bersama



12



Holiday gathering



H. INFORMASI MENGENAI PEMEGANG SAHAM



H. SHAREHOLDERS’ Information



Susunan Pemegang Saham Perusahaan



Shareholders’ Structure



Rincian pemegang saham Perusahaan dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 125, berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Sinartama Gunita,Biro Administrasi Efek per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :



Pemegang Saham Stockholders



Details of shareholders of the Company with nominal value of Rp 125 per share, according to the record established by PT Sinartama Gunita, the Share Administration Bureau as per December 31, 2015 is as follows : Ditempatkan dan Disetor Penuh Subscribed and Fully Paid



Jumlah Saham (Lembar) Number of Shares (Sheet)



Persentase Kepemilikan (%) Percentage of Ownership (%)



Jumlah (Jutaan Rupiah) Total (Million Rupiah)



PT Sungai Budi



1.126.296.998



25,04



140.787



PT Budi Delta Swakarya



1.126.271.833



25,03



140.784



Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Public (each less than 5%)



2.111.948.531



46,94



263.994



4.364.517.362



97,01



545.565



134.480.000



2,99



16.810



4.498.997.362



100,00



562.375



Saham Treasuri/Treasury Stock Jumlah/Total



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



27



Informasi Mengenai Pemegang Saham Utama Dan Pengendali Perusahaan :



w



sw



50%



50%



BAM 94%



w



sw



3%



3%



KPU



w



sw



11,36% 11,36%



w 77,28%



81,4%



9,3%



sw



90%



9,3%



SBP



BSJ



BIG



23,65%



9,94%



7,2%



SB Note: W



SW



SBP



BAM



BSJ



SB



BIG



KPU



BAK



BDS



BSSW Tbk



BSSW Singapore



ABB



ABB Ind, Pte. Ltd.



BLCT



28



: Widarto



: Santoso Winata



: Sungai Budi Perkasa



: Budi Agro Makmur



: Budi Sulfat Jaya



: Sungai Budi



: Budi Intisari Gas



: Karya Perdana Unggul



: Budi Alam Kencana



: Budi Delta Swakarya



: Budi Starch & Sweetener Tbk



: Budi Starch & Sweetener Singapore



: Associated British Budi



: ABB Indonesia, Pte. Ltd.



: Budi Lumbung Cipta Tani



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



w



sw



w



sw



5%



5%



50%



50%



w



sw



BAK



5,4%



5,4%



48,41%



w



sw



50%



50%



BDS



25,04%



PUBLIK



25,03%



49,93%



BSSW, Tbk



w



ABB Ind. Pte Ltd.



49,9%



50,1%



ABB



100%



sw



99,98% 0,01% 0,01%



BSSW Singapore



BLCT



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



29



I. NAMA DAN ALAMAT ENTITAS ANAK NAME AND ADDRESS OF SUBSIDIARIES



50,1% PT Associated British Budi Glukosa Glucose Fruktosa Fructose Maltodextrin Maltodextrin



99,98%



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Tepung Tapioka Glukosa Sorbitol Karung Plastik Asam Sulfat



PT Budi Lumbung Ciptatani Tepung Tapioka Tapioca Starch Glukosa Glucose Maltodextrin Maltodextrin



Tapioca Starch Glucose Sorbitol PP Woven Bag Sulphuric Acid



100% Budi Starch & Sweetener Singapore Pte. Ltd. Perdagangan Trading



30



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profil Perusahaan Company Profile



Name and Address of Subsidiaries



Nama dan Alamat Entitas Anak Nama Name



Alamat Address



PT Associated British Budi



Wisma Budi 9th floor, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta



PT Budi Lumbung Ciptatani



Wisma Budi 9th floor, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta



Budi Starch & Sweetener Singapore Pte. Ltd.



35 Selegie Road #09-30, Singapore



J. KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM PERUSAHAAN



J. CHRONOLOGY OF SHARE LISTING



Berikut ini adalah transaksi permodalan Perusahaan sejak penawaran umum perdana hingga saat ini :



The following are the capital stock transactions of the Company since its initial public offering until to date :



Tahun Year



Jumlah Saham yang Beredar Setelah Transaksi Total Outstanding Shares After the Transaction



Keterangan Description



1995



Penawaran umum perdana sebanyak 30.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham. Initial public offering totalling 30,000,000 shares with nominal value of Rp 500 per share.



100.000.000



1996



Kapitalisasi tambahan modal disetor-agio saham sebesar Rp 50 miliar menjadi modal saham melalui penerbitan satu (1) saham baru untuk setiap satu (1) saham yang beredar. Capitalization of additional paid-in capital amounting to Rp 50 billion to capital stock by issuing one (1) new share for every one (1) outstanding.



200.000.000



1997



1998 1999 2004



2007



2008 2009 2010 2011 2012 2015



Kapitalisasi tambahan modal disetor-agio saham sebesar Rp 25 miliar menjadi modal saham melalui penerbitan satu (1) saham baru untuk setiap empat (4) saham yang beredar. Capitalization of additional paid-in capital amounting to Rp 25 billion to capital stock by issuing one (1) new share for every four (4) outstanding. Penerbitan saham baru tanpa penawaran hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham sebanyak 12.500.000 saham. Issuance of 12,500,000 new shares without offering pre-emptive rights to the stockholders. Perubahan nilai nominal saham dari Rp 500 menjadi Rp 125. Change in par value per share from Rp 500 to Rp 125. Penerbitan saham baru tanpa penawaran hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham sebanyak 181.500.000 saham. Issuance of 181,500,000 new shares without offering pre-emptive rights to the stockholders. Penerbitan saham baru dengan penawaran hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham sebanyak 2.463.000.000 saham dimana melekat waran seri I (Penawaran Umum Terbatas I). Issuance of 2,463,000,000 new shares with warrant series I by offering pre-emptive rights to the stockholders (Limited Public Offering I). Pelaksanaan waran seri I sebanyak 60.444.833 saham. Exercise of 60,444,833 shares warrant series I. Pelaksanaan waran seri I sebanyak 1.826.500 saham. Exercise of 1,826,500 shares warrant series I. Pelaksanaan waran seri I sebanyak 14.294.666 saham. Exercise of 14,294,666 shares warrant series I. Pelaksanaan waran seri I sebanyak 12.301.330 saham. Exercise of 12,301,330 shares warrant series I. Pelaksanaan waran seri I sebanyak 315.630.033 saham. Exercise of 315,630,033 shares warrant series I. Penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham sebanyak 400.000.000 saham. Issuance of 400,000,000 new shares without pre-emptive rights to the stockholders.



250.000.000



262.500.000 1.050.000.000 1.231.500.000



3.694.500.000



3.754.944.833 3.756.771.333 3.771.065.999 3.783.367.329 4.098.997.362 4.498.997.362



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



31



Pada tanggal 31 Maret 1995, memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sejumlah 30.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 500 per saham melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan harga penawaran sebesar Rp 3.000 per saham. Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di BEJ pada tanggal 8 Mei 1995.



Perusahaan On March 31, 1995, the Company obtained the effective statement from the Capital Market Supervisory Agency (BAPEPAM) to offer its 30,000,000 shares of stock with par value of Rp 500 per share to the public through the Jakarta Stock Exchange (BEJ) at the offering price of Rp 3,000 per share. As of May 8, 1995, the Company listed all of its issued shares in BEJ.



Pada tanggal 26 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dan LK atas Penawaran Umum Terbatas I kepada Pemegang Saham dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk menerbitkan saham baru sebanyak 2.463.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 125 per saham melalui BEJ dengan harga penawaran sebesar Rp 150 per saham dimana melekat Waran Seri I sebanyak 410.500.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 125 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 per saham yang dapat dilakukan selama masa laku pelaksanaan yaitu mulai tanggal 11 Januari 2008 sampai dengan 10 Juli 2012 dimana setiap 1 (satu) Waran Seri I berhak membeli 1 (satu) saham baru pada harga pelaksanaannya.



On June 26, 2007, the Company obtained the effective statement from BAPEPAM and LK for Limited Public Offering I with pre-emptive rights to the Stockholders of 2,463,000,000 shares with a nominal value of Rp 125 per share through BEJ at the offering price of Rp 150 per share with inherent Warrant Series I of 410,500,000 shares with a nominal value of Rp 125 per share at the offering price of Rp 125 per share which can be exercised starting from January 11, 2008 until July 10, 2012 in which one (1) Warrant Series I has the rights to buy one (1) new share at the exercise price.



Pada tanggal 19 Juni 2008, para pemegang saham On June 19, 2008, the Company’s stockholders menyetujui transaksi Pembelian Kembali Saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia (Peraturan BAPEPAM dan LK No. XI.B.2) sebanyakbanyaknya 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah saham yang telah dibeli kembali sebanyak 30.315.000 saham dengan nilai pembelian kembali sebesar Rp 9,343 miliar dan dicatat sebagai “Saham Treasuri ” dan disajikan sebagai unsur Ekuitas.



On June 19, 2008, the Company’s stockholders approved to repurchase the shares which have been issued by the Company (Buy-Back) and which have been registered in the Indonesian Stock Exchange (BAPEPAM and LK Regulation No. XI.B.2) at the maximum of 5% of the total subscribed and fully-paid capital. On December 31, 2008, the total buy-back shares amounted to 30,315,000 shares with the buy-back price of Rp 9.343 billion and it is recorded as “Treasury Stock” and presented as part of the Stockholders’ Equity.



Berdasarkan Peraturan BAPEPAM dan LK No. XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berpotensi Krisis, maka manajemen Perusahaan memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya 19% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dan akan dilakukan secara bertahap sejak tanggal 20 Oktober 2008 sampai dengan 19 Januari 2009. Sampai dengan tanggal berakhirnya periode Pembelian Kembali, yaitu 19 Januari 2009, jumlah saham yang telah dibeli kembali sebanyak 28.751.000 saham dengan nilai perolehan kembali sebesar Rp 4,204 miliar dan dicatat sebagai “Saham Treasuri ” dan disajikan sebagai unsur Ekuitas.



Based on BAPEPAM and LK Regulation No. XI.B.3 regarding Repurchases of Shares of Public Companies in the Potentially Market Crisis Condition, the Company’s management decided to repurchase the shares issued by the Company at the maximum of 19 % from the total shares conducted from October 20, 2008 until January 19, 2009. Until January 19, 2009, the total buy-back shares amounted to 28,751,000 shares with the buy-back price of Rp 4.204 billion and it is recorded as “Treasury Stock” and presented as part of the Stockholders’ Equity.



Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emitten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan, maka manajemen Perusahaan memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham sebanyakbanyaknya 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dan akan dilakukan secara bertahap sejak tanggal 5 September 2013 sampai dengan 3 Desember 2013. Sampai dengan tanggal berakhirnya periode Pembelian Kembali, yaitu 3 Desember 2013 jumlah saham yang telah dibeli kembali sebanyak



Based on Financial Services Authority (OJK) No. 2/POJK.04/2013 regarding Repurchases of Shares of Public Companies in the Fluctuatif Market Significant Condition, the Company’s management decided to repurchase the shares issued by the Company at the maximum of 5% from the total shares from September 5, 2013 until December 3, 2013. Until December 3, 2013, the total buy-back shares amounted to 75,414,000 shares with the buy-back price of Rp 8.809 billion and it is recorded as “Treasury Stock” and presented as part of the Stockholders’ Equity.



32



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profil Perusahaan Company Profile



75.414.000 saham dengan nilai perolehan kembali sebesar Rp 8,809 miliar dan dicatat sebagai “Modal Saham Treasuri” dan disajikan sebagai unsur Ekuitas. Perolehan kembali saham yang telah dikeluarkan dicatat menggunakan metode biaya (cost method) yaitu sebesar biaya perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang atas jumlah modal.



The Treasury Stock is recorded using the Cost method, that is the repurchase cost, and is presented as deduction to the total capital.



Pada tanggal 31 Desember 2015, jumlah saham yang beredar berjumlah 4.498.997.362 saham dengan harga pasar sebesar Rp 63 per saham.



As of December 31, 2015, the Company’s outstanding shares amounted to 4.498.997.362 shares with a market price of Rp 63 per share.



K. NAMA DAN ALAMAT PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL



K. NAME AND ADDRESS OF CAPITAL MARKET SUPPORT INSTITUTE



Biro Administrasi Efek Share Administration Bureau PT Sinartama Gunita



Kantor Akuntan Publik Public Accounting Firm Mulyamin Sensi



Suryanto & Lianny



Konsultan Hukum Legal Counsel



Notaris Notary



Makes Law



Notaris Antoni Halim, SH.



BII Plaza Tower III, Lantai 12 BII Plaza Tower III, 12th floor



Intiland Tower, Lantai 7 Intiland Tower, 7th floor



Menara Batavia, Lantai 7 Batavia Tower, 7th floor



Jl. M. H. Thamrin No. 51



Jl. Jend. Sudirman Kav. 32



Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126



Jl. Tanjung Duren Raya Kav. 688



Jakarta 10350



Jakarta 10220



Jakarta 10220



Jakarta 11470



Phone : +62-21-392 2332 Fax : +62-21-392 3003



Phone : +62-21-570 8111 Phone : +62-21-5747 181 Fax : +62-21-572 2737



Fax : +62-21-5747 180



Phone : +62-21-560 0029 Fax : +62-21-569 44366



Laporan keuangan Perusahaan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Mulyamin Sensi Suryanto dan Lianny untuk tahun buku 2015 dan 2014. Dan Ibu Yelly Warsono melakukan penugasan tahun ketiga sebagai akuntan yang mengaudit laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak untuk tahun buku 2015.



The Company’s financial statements have been audited by Public Accounting Firm Mulyamin Sensi Suryanto and Lianny for 2015 and 2014. And Mrs. Yelly Warsono, Ak performed his third year of task to audit the Company’s and it’s subsidiaries consolidated financial statements for year ended 2015.



Besaran fee yang diberikan kepada profesi penunjang pasar modal sebesar Rp 649 juta.



The Amount of fee to capital market support institute are Rp 649 milion.



L. SERTIFIKASI / CERTIFICATIONS - ISO 9001:2008 Produk Perusahaan yakni asam sitrat dan sodium sitrat telah mendapatkan pengakuan internasional dan memenuhi standard ISO 9001:2008 dari Bureau Veritas sejak tahun 1994. - ISO 9001 : 2008 The Company’s products - citric acid and sodium citrate - have received for international acknowledgement and complied with standard of ISO 9001:2008 from the Bureau Veritas since 1994.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



33



- Certificate Emission Reduction (CER) Perusahaan merupakan pionir dalam industri tepung tapioka di dunia yang telah resmi terdaftar di United Nations Framework Convention in Climate Change (UNFCCC) dalam menerapkan konsep Mekanisme Pembangunan Bersih di pabrik tepung tapioka yang berlokasi di Way Abung - Lampung. Hal ini sebagai bagian dari komitmen dan visi Perusahaan dalam menjaga Lingkungan Hijau. Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG) pertama terdaftar di UNFCCC pada tanggal 2 Nopember 2007. Sampai dengan tahun 2014 sebanyak 11 (sebelas) proyek PLTBG telah terdaftar juga di UNFCCC. - Certificate Emission Reduction (CER) The Company is the pioneer in the tapioca starch industry in the world officially registered at United Nations Framework Convention in Climate Change (UNFCCC) in implementing the Clean Development Mechanism concept within its tapioca starch plant located at Way Abung - Lampung. This is in line with Company’s commitment and vision to keep for Green Environment. The first Biogas Power Plant (BGPP) was registered in UNFCCC on November 2, 2007. Until the end of 2014, a total of 11 (eleven) BGPP have been successfully registered with the UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change) - HACCP dan GMP Produk Entitas Anak berupa glukosa dan fruktosa telah mendapatkan pengakuan internasional dan memenuhi standard Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan Good Manufacturing Practises (GMP) dari BVQI sejak tahun 2006. - HACCP AND GMP The Company’s subsidiary products - glucose and fructose - have received for international acknowledgement and complied with Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) standard which also included under Good Manufacturing Practices (GMP) from BVQI since 2006. - Sertifikat Halal – MUI Perusahaan dan Anak Perusahaan memperoleh Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk produk asam sitrat, tepung tapioka, dextrose, sodium sitrat, glukosa, fruktosa dan karamel sejak tahun 2001. - Halal Certificate – MUI The Company and its Subsidiaies have received for Halal Certificate issued by the Indonesian Council of Religious Scholars (MUI) for their products of citric acid, tapioca starch, sodium citrate, glucose, fructose and caramel since 2001. - Sertifikat Kosher Perusahaan telah memperoleh sertifikat Kosher yang diterbitkan oleh London Beth Din Kashrut Division (KLBD) sejak tahun 1993 untuk produk asam sitrat, tepung tapioka dan sodium sitrat. - Kosher Certificate The Company also has received for Kosher Certificate issued by London Beth Din Kashrut Division (KLBD) on since 1993 for its citric acid, tapioca starch and sodium citrate products. - Sertifikat GMO Free Produk Perusahaan dan Entitas Anak berupa tepung tapioka, glukosa, fruktosa dan maltodextrin telah mendapatkan pengakuan GMO Free Certificate dari Badan POM. - GMO Free Certificate The Company and its Subsidiaries have received GMO Free Certificate issued by Badan POM (Food and Medicine Supervisory Board) for its tapioca starch, glucose and fructose and maltodextrin products.



34



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion A. TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN Operasi



A. Operational Review for Operating Segments



1.1 Bahan Baku Umbi singkong merupakan bahan baku utama bagi produk-produk Perusahaan. Saripati dari umbi singkong diolah menjadi tepung tapioka, sedangkan ampas dari proses pembuatan tepung tapioka yang berupa onggok dapat digunakan dalam pembuatan pupuk organik.



1.1 Raw Material Cassava is the main raw material for the Company’s products. The Starch of the Cassava is processed into tapioca starch, while the waste in the form of fiber can be used in producing organic fertilizer.



1.2



1.2



1. Produksi



Proses Produksi



1. Production



Production Process



1.2.1 Tepung Tapioka Untuk memproduksi tepung tapioka, umbi singkong yang baru dipanen dikupas dan dibersihkan sebelum diparut. Air ditambahkan untuk membentuk aci (slurry) yang kemudian disaring untuk memperoleh larutan tepung, dan sisanya merupakan onggok. Larutan tepung disaring beberapa kali untuk menghasilkan tepung basah, yang kemudian dikeringkan dengan udara panas, sehingga menghasilkan tepung. Tepung tersebut kemudian didinginkan dan digiling menjadi tepung tapioka halus. Setelah melalui pemeriksaan mutu, tepung tapioka dikemas dan siap untuk dikirim.



1.2.1 Tapioca Starch To produce tapioca starch, the freshly harvested cassava is peeled and cleared before being rasped. Water is added to create slurry and is then filtered to separate the flour solution from the fiber. The flour solution is then filtered a few more times to produce wet starch that is then dried using hot air to create starch. The starch is then cooled down and milled to become soft tapioca starch. After going through a quality check, the tapioca starch is packaged and ready to be sent.



1.2.2 Sweeteners (Glukosa, Fruktosa, Maltodextrin dan Sorbitol) Pada prinsipnya glukosa diproduksi dengan merubah karbohidrat menjadi gula dengan menggunakan bantuan kerja enzimatik, oleh karena itu maka bahan utama yang digunakan untuk memproduksi glukosa, fruktosa, maltodextrin dan sorbitol adalah tepung tapioka, yaitu tepung dari ubi kayu (cassava), sebagai sumber karbohidrat.



1.2.2 Sweeteners (Glucose, Fructose, Maltodextrin, and Sorbitol) In principle, glucose is produced by converting carbohydrate into sugar using the help of enzymes. The carbohydrate is sourced from tapioca starch and is the main raw material to produce glucose, fructose, maltodextrin and sorbitol.



Proses produksi dimulai dari pembuatan bubur tepung tapioka (slurry), dilanjutkan dengan proses liquefaction, saccharification, decolorization, penyaringan dengan menggunakan filter, isomerase, evaporasi, F/G separator dan blending. Dalam proses pengubahan karbohidrat menjadi gula ini digunakan beberapa enzim seperti a-amilase, glucoamilase dan lain-lain, yang disebut dengan proses enzimatik.



The production process is started when the tapioca starch slurry undergoes, liquefaction, saccharification, decolorization, and filtering process using filter, isomerase, evaporation, Fructose Glucose Separator and blending. In the process to convert the carbohydrate into sugar, enzymes such as a-amilase and glucoamilase are used in a process called the enzymatic process



Dalam proses enzimatik tersebut pada awalnya karbohidrat diubah menjadi dextrosa setelah itu diubah menjadi glukosa. Glukosa ini pada prinsipnya sudah dapat dikeluarkan dari proses produksi menjadi maltodextrosa, dextrosa monohidrat dan lain-lain. Sebelum menjadi fruktosa, glukosa tersebut masih harus mengalami proses enzimatik terlebih dahulu. Fruktosa yang dihasilkan selanjutnya mengalami proses pemurnian dan pencampuran (blending) sehingga menjadi fruktosa 55% yang stabil.



In the enzymatic process, the carbohydrate is converted into dextrose and then converted again to glucose. Glucose in principal can already be taken out of the production process to be sold or can be further processed into maltodextrine, dextrine monohydrate and others. Before being processed into fructose, the glucose must undergo the enzymatic process first. The fructose produced must undergo a further refining and blending process the become a stable 55% fructose.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



35



Produksi produk maltodextrin dimulai penentuan DE yang sesuai pada tahap saccharification. Sirup Glukosa yang pada proses-proses sebelumnya masih dalam kekentalan rendah pada proses ini dilakukan penguapan sehingga akan dihasilkan Syrup yang memiliki kekentalan lebih tinggi dengan nilai kekentalan (brix) berkisar 55-65% DS. Selanjutnya merubah fasa cair dari sirup maltodextrin menjadi maltodextrin dalam bentuk powder dengan mesin spray drying. Proses yang terjadi adalah menyemprotkan sirup maltodextrin ke dalam suatu wadah dengan temperatur tinggi dan kering sehingga terbentuk butiran-butiran maltodextrin.



Maltodextrin production is started by determining an appropriate glucose grade to undergo the saccharification process. The glucose syrup which has a low viscosity from the previous process, is vaporized to increase the viscosity to a viscosity value of 55-65% DS. The liquid form of the maltodextrin is converted to powdered form using spray drying machines. The process involves spraying maltodextrin syrup into a container in high temperature with dry conditions to shape the maltodextrin grains.



Sorbitol secara komersial dibuat dari glukosa yang dihidrogenasi tekanan tinggi atau reduksi elektrolit melalui reaksi kimia. Konversi glukosa ke dalam bentuk sorbitol merupakan reaksi antara dua unsur hidrogen terhadap aldosa (glukosa).



Sorbitol is commercially made from dehydrogenated glucose in high pressure or electrolyte reduction through chemical reaction. Glucose conversion to sorbitol is as reaction between two hydrogen elements with aldose (glucose).



1.2.3 Asam Sulfat Untuk memproduksi asam sulfat dari belerang. Perusahaan menggunakan proses kontak (contact process). Pada tahap pertama, belerang diubah menjadi belerang dioxide yang kemudian melalui proses oksidasi selanjutnya dengan bantuan katalist vanadium pentoxide diubah menjadi belerang trioxide dalam suhu tinggi. Setelah didinginkan sampai suhu tertentu, belerang trioxide diolah dalam diabsorber tower untuk direaksikan dengan air yang akan menghasilkan asam sulfat berkonsentrasi tinggi.



1.2.3 Sulfuric Acid To produce sulfuric acid from sulfur, the Company uses a process called the contact process. In the first stage, sulfur is changed into sulfur dioxide through oxidation process and then with the help of the catalyst vanadium pentoxide, converted again to sulfur trioxide in high temperature. After being cooled to a certain temperature, the sulfur trioxide is processed inside a diabsorber tower to be reacted with water to produce high concentration sulfuric acid.



Perusahaan juga mempunyai pabrik untuk memproduksi karung plastik yang kemudian dapat digunakan oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk mengemas hasil produksi tepung tapioka. Dengan demikian, Perusahaan dan Entitas Anak tidak tergantung pada pihak lain untuk memenuhi karung plastiknya.



The Company also has factories to produce pp woven bags that are then used internally to package the tapioca starch. As a result, the Company and its Subsidiaries are self-reliant on packaging needs.



1.3



1.3 Installed Production Capacity as of December 31, 2015 : Kapasitas Produksi Jumlah Pabrik (Ton/Tahun) Lokasi Perusahaan Number of Production Capacity Location Company Factories (Ton/Year)



Kapasitas Produksi Terpasang per 31 Desember 2015 sebagai berikut : Jenis Produksi Type of Production



Tepung Tapioka Tapioca Starch Tepung Tapioka Tapioca Starch Tepung Tapioka Tapioca Starch Tepung Tapioka Tapioca Starch Glukosa Glucose Glukosa, Fruktosa dan Maltodextrin Glucose, Fructose and Maltodextrin Glukosa dan Sorbitol Glucose and Sorbitol Glukosa dan Maltodextrin Glucose and Maltodextrin Karung Plastik PP Woven Bag Karung Plastik PP Woven Bag Asam Sulfat Sulphuric Acid



36



11



645,000



1



30,000



1



30,000



1



45,000



1



64,800



Lampung



BSSW



Jawa Timur BSSW East Java Sulawesi Selatan BSSW South Sulawesi Jawa Tengah PT Budi Lumbung Central Java Ciptatani Lampung



BSSW



Jawa Barat West Java Jawa Timur East Java Jawa Tengah Central Java



PT Associated British Budi PT Budi Lumbung Ciptatani 



1



93,600



1



18,000



1



36,000



2



5,000



Lampung



BSSW 



1



4,500



Jawa Barat West Java



BSSW



1



60,000



Lampung



BSSW



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



BSSW



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



1.4 Perkembangan Produksi Perusahaan dan Entitas Anak bergerak di bidang industri pembuatan dan perdagangan tepung tapioka, asam sulfat, karung plastik, glukosa, fruktosa, maltodextrin dan sorbitol. Perusahaan tergabung dalam Sungai Budi Group, salah satu kelompok usaha terbesar dalam bidang agribisnis. Manajemen Perusahaan telah berpengalaman lebih dari 40 tahun dalam industri ini. Usaha pembuatan tepung tapioka telah dirintis sejak tahun 1965, sedangkan pembuatan asam sulfat sejak tahun1991, karung plastik sejak tahun 1994, glukosa dan fruktosa sejak tahun 2000, maltodextrin sejak tahun 2008 dan sorbitol pada tahun 2009.



1.4 Production Development The Company and its Subsidiaries operate in the manufacturing and trading of tapioca starch, sulfuric acid, pp woven bag, glucose, fructose, maltodextrin, and sorbitol. The Company is part of the Sungai Budi Group, one of the largest agribusiness groups in Indonesia. Management has more than 40 years experience in this industry. The tapioca starch business was started in 1965, sulfuric acid in 1991, pp woven bag in 1994, glucose and fructose in 2000, maltodextrin in 2008, and sorbitol in 2009.



Seiring berjalannya waktu, Perusahaan melakukan ekspansi secara berkesinambungan di bidang tepung tapioka dan sweeteners yang meliputi glukosa, fruktosa, maltodextrin dan sorbitol. Ekspansi di bidang sweeteners dilakukan baik langsung di bawah Perusahaan maupun melalui Entitas Anak.



The Company has expanded in both the tapioca starch and the sweeteners (glucose, fructose, maltodextrin, and sorbitol) industry. The sweeteners expansion is conducted through the Company as well as its Subsidiaries.



2.



2. Revenue



Pendapatan Usaha



Komposisi Pendapatan Usaha Tahun 2015 :



Tepung Tapioka Tapioca Starch



2015 Revenue Composition :



65%



31%



3%



1%



Kantung Plastik PP Woven Bag



Pemanis Sweeteners



Asam Sulfat dan Produk Kimia lainnya Sulfuric Acid and Other Chemical Products



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



37



Pada tahun 2015, sebesar 65% dan 31% dari nilai pendapatan usaha Perusahaan dan Entitas Anak berasal dari penjualan tepung tapioka dan sweeteners.



In 2015, 65% and 31% of revenue is drived from sales of tapioca starch and sweeteners respectively.



Pada tahun 2015, sekitar 2% produk Perusahaan dan Entitas Anak diekspor. Untuk pasar ekspor, Perusahaan menjual langsung tepung tapioka, sweeteners dan karung plastik kepada pelanggan yang berasal dari negara Malaysia dan Amerika Serikat.



In 2015, around 2% of the Company’s products are exported. The Company directly exports tapioca starch, sweeteners and pp woven bag to Malaysia and United States customers.



Sebagian besar produksi tepung tapioka dan karung plastik Perusahaan dan Entitas Anak dijual melalui distributor tunggal PT Sungai Budi (SB), yang kemudian akan memasarkannya ke pasar domestik. Untuk penjualan di pasar domestik, Perusahaan dan Entitas Anak membayar SB biaya distribusi yang tetap, sesuai dengan tarif pasar, dan berdasarkan volume penjualan tepung tapioka dan karung plastik yang ditangani. Sebagai distributor tunggal, SB menanggung risiko kredit dari pembeli.



A large proportion of tapioca starch and pp woven bag production is sold through our sole distributor, PT Sungai Budi (SB), who is in charge of domestic distribution. The Company pays SB a fixed distribution price based on market prices and sales volume. As the sole distributor, SB shoulders the credit risk from buyers.



Sekitar 26% produk karung plastik Perusahaan dipakai oleh Perusahaan dan Entitas Anak untuk bahan pengemasan tepung tapioka.



Around 26% of the pp woven bag produced is used by the Company and its Subsidiaries to package tapioca starch.



Untuk produk asam sulfat, Perusahaan mendistribusikan sendiri produk asam sulfatnya. Pada umumnya asam sulfat dijual ke pabrik-pabrik yang berlokasi di Lampung.



For sulfuric acid, the Company directly sells the product to factories located in Lampung.



Perusahaan dan Entitas Anak menjual langsung sebagian besar produk glukosa, fruktosa, maltodextrin dan sorbitol ke langganan dengan menggunakan transportasi berupa tangki stainless steel sehingga kualitas dan mutu tetap terjamin.



The Company and its Subsidiaries directly sells a large proportion of glucose, fructose, maltodextrine, and sorbitol to its customers using stainless steel tanks to maintain the quality of the product.



3.



3.



Profitabilitas



Marjin laba kotor mengalami penurunan dari 12,1% pada tahun 2014 menjadi 9,3% pada tahun 2015. Kondisi cuaca yang masih tidak menentu sepanjang tahun 2015 sangat mempengaruhi hasil panen singkong yang rendah karena tanaman singkong sangat tergantung kepada cuaca sebagai faktor utama. Hal ini membawa dampak kepada penurunan volume penjualan tepung tapioka dan sweeteners Perusahaan yaitu sebesar 9,9%, namun disisi lain harga jual tepung tapioka dan sweeteners mengalami peningkatan masing-masing sebesar 20,5% dan 10,5%. Penurunan volume penjualan juga mengakibatkan laba kotor menurun yaitu sebesar Rp 56,6 miliar atau dari Rp 277,2 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 220,6 miliar pada tahun 2015. Laba usaha juga menurun yaitu sebesar Rp 10,1 miliar atau dari Rp 132,4 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 122,3 miliar pada tahun 2015. Demikian pula dengan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun yaitu sebesar 8,3 miliar atau Rp 27,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 19,6 miliar pada tahun 2015.



38



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Profitability



Gross profit margin decreased from 12.1% in 2014 to 9.3% in 2015. The uncertain weather conditions during 2015 greatly affected the harvest of cassava resulting in a poor harvest as stable weather is the main factor of growing cassava. This can be seen in the decrease in tapioca flour and sweetener sales volume of 9.9%, but was mitigated by the increase of both products by 20.5% and 10.5%. Respectively the decrease in sales volume also caused gross profit to decrease Rp 56.6 billion or from Rp 277.2 billion in 2014 to Rp 220.6 billion in 2015. Operating profit also decreased Rp 10.1 billion or from Rp 132.4 billion in 2014 to Rp 122.3 billion in 2015. Net income attributable to owner’s entity also decreased Rp 8.3 billion or from Rp 27.9 billion in 2014 to Rp 19.6 billion in 2015.



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



Adapun profitabilitas dari masing-masing produk selama tahun 2015, terutama untuk produk tepung tapioka, sweeteners dan karung plastik adalah 11%, 6% dan 3%.



Profitability margins for tapioca starch, sweeteners and PP woven bags for 2015 are 11%, 6% and 3% respectively.



B. Analisis Kinerja Keuangan



B. Financial Analysis



1. Aset Lancar Saldo Aset Lancar meningkat dari Rp 988,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1.492,4 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 51%. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya saldo piutang usaha dari Rp 523,3 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 919,1 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 75,6%. Hal ini sejalan dengan tingginya penjualan di kuartal keempat tahun 2015.



1. Current Assets Current assets increased from Rp 988.5 billion in 2014 to Rp 1,492.4 billion in 2015 or a 51% increase. The increase is mainly caused by an increase in accounts receivable from Rp 523.3 billion in 2014 to Rp 919.1 billion in 2015 or an increase of 75.6%. This is in line with the high sales experienced in the fourth quarter of 2015.



2. Aset Tidak Lancar Saldo Aset Tidak Lancar meningkat dari Rp 1.488,5 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1.773,6 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 19,2%. Pada tahun 2015, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan revaluasi atas mesin. Revaluasi mesin menghasilkan surplus revaluasi (setelah memperhitungkan pajak final atas surplus revaluasi) sebesar Rp 125 miliar.



2. Non-Current Assets Non-Current Assets increased from Rp 1,488.5 billion in 2014 to Rp 1,773.6 billion in 2015 or an increase of 19.2%. During 2015, the Company and its subsidiaries conducted an assets revaluation on machineries and equipment. That resulted in a revaluation surplus (after deducting the tax on the surplus revaluation) of Rp 125 billion.



Peningkatan Aset Tetap juga dikontribusi oleh adanya pengeluaran untuk ekspansi pabrik glukosa di Lampung dan Surabaya dan pengeluaran modal rutin lainnya.



The increase in fixed assets is also caused by expenditures to expand the Company’s sweetener factories in Lampung and Surabaya as well as other routine capital expenditures.



3. Total Aset Total Aset meningkat dari Rp 2.476,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 3.265,9 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 31,9%. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan Aset Lancar serta Aset Tidak Lancar.



3. Total Assets Total Assets increased from Rp 2,476.9 billion in 2014 to Rp 3,265.9 billion in 2015 or an increase of 31.9%. This is mainly caused by the increase of Current and Non-Current Assets.



4. Liabilitas Jangka Pendek Saldo Liabilitas Jangka Pendek meningkat dari Rp 945,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1.491,1 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 57,8%. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan utang usaha sehubungan dengan pembelian barang import serta peningkatan jumlah kewajiban dimana pada tahun 2015, Perusahaan juga mendapatkan tambahan fasilitas Kredit Investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 160 miliar. Disamping itu, bagian dari kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun juga meningkat.



4. Short-Term Liabilities Short-Term Liabilities increased from RP 945.1 billion in 2014 to Rp 1,491.1 billion in 2015 or an increase of 57.8%. This is caused by the increase in accounts payable because of the importation of products as well as an increase in total liabilities where in 2015, the company also received additional credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with an amount of Rp 160 billion. Liabilities due in less than a year also increased from previous years.



5. Liabilitas Jangka Panjang Saldo Liabilitas Jangka Panjang meningkat dari Rp 622,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 669,6 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 7,5%.



5. Long-Term Liabilities Long-Term Liabilities also increased from Rp 622.9 billion in 2014 to Rp 669.6 billion in 2015 or an increase of 7.5%.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



39



Adanya tambahan fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan seperti yang diuraikan pada butir 4 memberikan kontribusi bagi peningkatan tersebut.



The additional credit facilities as stated in point 4 contributed to the increase in Long-Term Liabilities.



6. Total Liabilitas Total Liabilitas meningkat dari Rp 1.568,1 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 2.160,7 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 37,8%. Adanya peningkatan utang usaha sehubungan dengan pembelian barang import serta tambahan fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan seperti yang diuraikan pada butir 4 dan 5 diatas memberikan kontribusi pada peningkatan saldo liabilitas.



6. Total Liabilities Total Liabilities increased from Rp 1,568.1 billion in 2014 to Rp 2,160.7 billion in 2015 or an increase of 37.8%. The increase in liabilities is mainly caused by the purchase of imported products as well as additional credit facilities obtained by the company as stated in points 4 and 5 above.



7. Ekuitas Saldo Ekuitas meningkat dari Rp 908,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 1.105,3 miliar pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 21,6%. Pada bulan Juni 2015, Perseroan telah melaksanakan penambahan modal tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar Rp 50 miliar dengan cara mengeluarkan saham masing-masing bernilai nominal Rp 125 (dalam Rupiah penuh) per saham sebanyak 400.000.000 saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 per saham. Tujuan pelaksanaan penambahan modal tanpa melalui HMETD adalah dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan Perusahaan. Disamping itu, seperti dijelaskan pada butir 2, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan revaluasi atas mesin. Revaluasi mesin menghasilkan surplus revaluasi (setelah memperhitungkan pajak final atas surplus revaluasi) sebesar Rp 125 miliar. Adanya peningkatan saldo laba sebesar Rp 19,8 miliar memberikan kontribusi pada peningkatan ekuitas.



7. Equity Equity increased from Rp 908.9 billion in 2014 to Rp 1,105.3 billion in 2015 or an increase of 21.6%. On June 2015, the Company conducted a rights issue without preemptive rights for an amount of Rp 50 billion by issuing shares with a nominal value of Rp 125 (in full rupiah) per share with total shares issued of 400,000,000 shares with an exercise price of Rp 125 per share. The purpose of the rights issue without preemptive rights is to increase company’s performance and provide added value to all the company’s stakeholders. Apart from that, the company’s and its subsidiaries, as stated in point 2, conducted a revaluation of machineries and equipment. The machine and equipment revaluation resulted in a revaluation surplus (after taking account of the final tax on the revaluation surplus) of Rp 125 billion. The increase in retained earnings of Rp 19.8 billion also contributed to an increase in equity.



8. Pendapatan Usaha Pendapatan Usaha pada tahun 2015 sebesar Rp 2.378,8 miliar atau meningkat sebesar 4,1% dibandingkan pencapaian pada tahun 2014 sebesar Rp 2.284,2 miliar. Singkong merupakan bahan baku utama untuk memproduksi tepung tapioka dan produk turunannya sweeteners. Panen singkong sangat dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca yang masih tidak menentu sepanjang tahun 2015 mengakibatkan hasil panen singkong cukup rendah, hal ini mempengaruhi volume produksi dan juga penjualan. Volume penjualan tepung tapioka dan sweeteners turun sebesar 9,9%. Namun disisi lain harga jual tepung tapioka dan sweeteners mengalami peningkatan masing-masing sebesar 20,5% dan 10,5%. Dengan demikian penjualan konsolidasi meningkat sebesar 4,1%.



8. Revenue Revenue in 2015 was Rp 2,378.8 billion or an increase of 4.1% compared to revenue in 2014 of Rp 2,284.2 billion. Cassava is the main ingredient for tapioca starch and its downstream products such as sweeteners. The cassava harvest is very dependent on weather and the uncertain weather of 2015 caused a poor cassava harvest that affected production and sales volume, sales volume of tapioca starch and sweeteners decreased 9.9%. But an increase in the selling price of tapioca starch and sweetener of 20.5% and 10.5%. Respectively caused consolidated revenue to increase 4.1%.



9. Beban Usaha Beban Usaha menurun dari Rp 144,8 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 98,2 miliar pada tahun 2015 atau menurun sebesar 32,2%. Program



9. Operating expense Operating expense decreased Rp 144.8 billion in 2014 to Rp 98.2 billion in 2015 or a decrease of 32.2%. The efficiency program conducted by the



40



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



efisiensi biaya yang dijalankan oleh Perusahaan memberikan kontribusi bagi penurunan beban usaha. Penurunan beban penjualan terutama dikontribusi dari penurunan beban pengangkutan dan beban pemasaran, sedangkan penurunan beban umum dan administrasi dikontribusi dari penurunan gaji dan tunjangan serta biaya lainnya.



company helped decrease operating expense. The decrease in selling expense was mainly caused by the decrease in delivery and marketing expenses while the decrease in general and administrative expenses was caused by the decrease in wages and benefits as well as other expenses.



10. Laba Usaha Laba Usaha menurun dari Rp 132,4 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 122,3 miliar pada tahun 2015 atau menurun sebesar 7,6%. Penurunan ini dikontribusi dari penurunan laba kotor sebesar 20,4%, namun disisi lain beban usaha juga menurun sebesar 32,2% sehingga laba usaha hanya menurun sebesar 7,6%.



10. Operating Profit Operating profit decreased from Rp 132.4 billion in 2014 to Rp 122.3 billion in 2015 or a decrease of 7.6%. The decrease was caused by the decrease in gross profit by 20.4%, but this was mitigated by a decrease in operating expenses of 32.2% to cause operating profit to decrease only by 7.6%.



11. Laba Tahun Berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan yaitu dari Rp 27,9 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 19,6 miliar pada tahun 2015. Hal ini terutama Perusahaan mederita rugi selisih kurs yang belum direalisasi pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2014 Perusahaan mengalami laba selisih kurs yang sudah direalisasi.



11. Net Income attributable to owner’s equity Net income attributable to owner’s equity decreased from Rp 27.9 billion in 2014 to Rp 19.6 billion in 2015. This is mainly caused by the company to suffer an unrealized currency loss in 2015, where in 2014 the company was able to book a realized to currency gain.



12. Penghasilan Komprehensif Lain Penghasilan Komprehensif Lain atas pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi merupakan selisih revaluasi aset tetap – bersih sebesar Rp 125 miliar seperti yang telah diuraikan pada butir 2 dan pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti sebesar Rp 224 juta terkait dengan penyesuaian atas PSAK No. 24, “Imbalan Kerja”, dimana Perusahaan dan Entitas Anak telah mengubah kebijakan akuntansi untuk mengakui semua keuntungan dan kerugian akturial dalam penghasilan komprehensif lain dan semua biaya jasa lalu dalam laba rugi periode terjadinya. Sedangkan atas pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi merupakan selisih kurs penjabaran laporan keuangan Entitas Anak. dimana penghasilan komprensif lain berisikan laba selisih kurs sebesar Rp 165 juta pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2014 merupakan rugi selisih kurs sebesar Rp 269 juta.



12. Other Comprehensive Income Other comprehensive income on posts that cannot be reclassified to profit or loss is the difference in fixed asset revaluation of Rp 125 billion as stated In point 2 and recalculation of benefit obligation of Rp 244 million related to the adaptation of PSAK NO.24, “Work Benefits”, where the Company and its subsidiaries have changed the accounting policy to recognize all actuarial profit and loss in other comprehensive income and all past service charges during the profit or loss period it happens. The post that will be reclassified to profit or loss is the currency difference of the Subsidiaries financial statement. Where the other comprehensive income is the gain from currency difference of Rp 165 million in 2015, while in 2014 there was a loss from currency difference of Rp 269 million.



13. Total Penghasilan Komprehensif Total Penghasilan Komprehensif mengalami peningkatan dari Rp 25,7 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 146,5 miliar pada tahun 2015. Selisih revaluasi aset tetap - bersih memberikan kontribusi bagi peningkatan total penghasilan komprehensif.



13. Total Comprehensive Income Total comprehensive income increased from Rp 25.7 billion in 2014 to Rp 146.5 billion in 2015. The difference in a fixed asset revaluation is the main reason of the increase in total comprehensive income.



14. Arus Kas Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi mengalami peningkatan dari Rp 68,2 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 96,9 miliar pada tahun 2015. Kontribusi peningkatan tersebut berasal dari penurunan pembayaran kepada kontraktor,



14. Cash flow Cash Flow from operating activities increased from Rp 68.2 billion in 2014 to Rp 96.9 billion in 2015. This is mainly caused by the decrease in payments to contractors, suppliers, employees, and others during 2015. PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



41



pemasok, karyawan dan lainnya selama tahun 2015. Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi mengalami penurunan sebesar Rp 82,0 miliar yaitu dari Rp 315,2 miliar pada tahun 2014 menjadi Rp 233,2 miliar pada tahun 2015. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan terkait dengan pengeluaran untuk aset tetap.



Cash Flow from investing activities decreased Rp 82.0 billion from Rp 315.2 billion in 2014 to Rp 233.2 billion in 2015. This is caused by the decrease in capital expenditures for fixed assets.



Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan mengalami penurunan sebesar Rp 97,0 miliar yaitu dari kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 228,4 miliar pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp 131,4 miliar pada tahun 2015. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan utang bank jangka pendek sebesar Rp 23,4 miliar, penurunan perolehan utang jangka panjang sebesar Rp 101,4 miliar dan peningkatan pembayaran utang bank jangka panjang sebesar Rp 29,7 miliar serta adanya hasil penambahan modal tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu – bersih sebesar Rp 49,9 miliar.



Cash flow from Financing Actities decreased Rp 97.0 billion from Rp 228.4 billion in 2014 to Rp 131.4 billion in 2015. payments to contractors, suppliers, employees, and others during 2015. This is caused by the decrease in short-term bank debt of Rp 23.4 billion, decrease in acquisition of long term bank debt of Rp 101.4 billion and the increase in payment of long term debt of Rp 29.7 billion as well as the additional cash flow from the rights issue without preemptive right of Rp 49.9 billion.



Saldo Kas pada akhir tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp 4,1 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan saldo Kas pada awal tahun 2015, peningkatan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi, penurunan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi serta penurunan Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan.



Ending cash in 2015 decreased Rp 4.1 billion. This is caused by the decrease in the beginning cash balance of 2015, the increase in Cash Flow from Operating Activities, decrease in Cash Flow for Investing Activities, and decrease in Cash Flow from Financing Activities.



C. SOLVABILITAS DAN KOLEKTIBILITAS



C. SOLVABILITY AND COLLECTABILITY



1. Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan kemampuan Perusahaan untuk membayar kewajiban jangka panjang dan jangka pendek yang diukur dengan perbandingan jumlah aset terhadap jumlah kewajiban.Rasio solvabilitas Perusahaan per 31 Desember 2015 sebesar 151,2%. Hal ini menunjukan kemampuan Perusahaan membayar seluruh kewajibannya sangat baik.



1. Solvability Solvability ratio is the ability of the company to service long-term and short-term liabilities that is measured by comparing assets to liabilities, the solvability ration of the Company per December 31, 2015 is 151.2%. This shows the ability of the Company to service its liabilities well.



2. Kolektibilitas Rasio kolektibilitas merupakan kemampuan Perusahaan untuk menagih semua tagihan yang timbul sehubungan dengan penjualan selama periode tertentu.



2. Collectability The collectability ratio is the Company’s ability to collect all receivables related to sales during a certain period.



Rasio kolektibilitas Perusahaan per 31 Desember 2015 sebesar 139 hari. Tingginya penjualan di kuartal keempat tahun 2015 memberikan kontribusi bagi peningkatan piutang usaha per 31 Desember 2015. Namun demikian, jangka waktu kredit yang diberikan kepada pelanggan masih di bawah jangka waktu kredit yang disetujui oleh Perusahaan.



The Company’s collectability ratio per December 31, 2015 is 139 days. The high sales figure in the fourth quarter of 2015 contributed greatly to the Company’s receivables per December 31, 2015. The credit terms given to customers is still below the credit terms approved by the Company.



42



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



D. MANAJEMEN PERMODALAN



D. CAPITAL MANAGEMENT



Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan dan Entitas Anak mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham.



The primary objective of the Company and its Subsidiaries capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value. The Company and Subsidiaries is not required to meet any capital requirements.



Perusahaan dan Entitas Anak tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu. Perusahaan dan Entitas Anak mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Perusahaan dan Entitas Anak memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang bersih terhadap jumlah modal.



The Company and its Subsidiaries manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions. The Company and its Subsidiaries monitors its capital using gearing ratios, by dividing net debt with the total capital.



Struktur modal Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari ekuitas dan pinjaman diterima dikurangi dengan kas dan setara kas dan deposito berjangka yang dijaminkan.



The Company and Subsidiaries capital structure consists of equity and loans received reduce by cash and cash equivalents and restricted time deposits.



Rasio utang bersih terhadap modal pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut :



Ratio of net debt to equity as of December 31, 2015 and 2014 are as follows: (dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)



2015



2014



Jumlah utang berbunga



1.421.240



Dikurangi kas dan deposito berjangka



69.699



utang bersih



1.351.541



Total Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk



1.028.073



Rasio utang bersih terhadap modal



131,46%



1.311.736 Total interest bearing borrowing 39.466 Less cash and time deposits 1.272.270 Net Debt 833.265



Total Equity attributable to owner of the Company



152,68% Net Debt-to-Equity Ratio



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



43



E. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING



E. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND BINDING



Pengurangan Emisi yang Disertifikasi



Certified Emission Reduction



Berdasarkan Perjanjian Pembelian CER dengan Cargill International SA, Switzerland (Cargill) pada tanggal 14 Juli 2011, Perusahaan setuju untuk menjual seluruh CER yang akan dihasilkan dari proyek PLTBG yang berlokasi di Way Jepara, Unit VI–Lampung dan Terbanggi kepada Cargill dengan harga tertentu dan kondisi tertentu.



Based on Certified Carbon Emission Reduction (CER) Agreement with Cargill International SA, Switzerland (Cargill) dated July 14, 2011, the Company agreed to sale all CER from PLTBG project in Way Jepara, Unit VI-Lampung and Terbanggi to Cargill with price and condition term.



Pada tanggal 6 Agustus 2015, Perusahaan dan Cargill International SA telah menandatangani termination agreement atas Perjanjian Pembelian CER atas CER yang akan dihasilkan dari proyek PLTBG yang berlokasi Way Jepara, Unit VI–Lampung dan Terbanggi. Perusahaan menerima dana penyelesaian sebesar EUR 3,5 juta dan disajikan sebagai bagian dari akun Penghasilan (beban) lain-lain – Pendapatan emisi yang disertifikasi CER - bersih.



On August 6, 2015 the Company and Cargill International SA, has signed a terminination agreement over the Certified Carbon Emission Reduction for the CER from PLTBG projects in Way Jepara, Unit VILampung and Terbanggi. The Company has obtained settlement amount of EUR 3,5 million and presented as part of “Other income (expense) Certified emission reduction – CER income-net”.



Ikatan Yang Material Untuk Investasi Barang Modal



Material Commitments For Capital Investment



Selama tahun 2015, Perusahaan tidak melakukan ikatan yang material untuk investasi barang modal.



During 2015, the Company did not make any material commitments for capital investment.



F. INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN



F. MATERIAL INFORMATION AND FACT POST AUDITED REPORTING DATE



Selama tahun 2015, tidak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.



During 2015, there was no material information or particular facts that occurred after the audited reporting date.



G. PROSPEK USAHA



G. BUSINESS PROSPECTS



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah proyeksi penduduk Indonesia di tahun 2015 berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 diproyeksikan sebanyak 255.461,7 ribu jiwa1). Kami optimis dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus bertumbuh, maka permintaan terhadap produkproduk yang dihasilkan oleh industri makanan dan minuman, kertas, tekstil, dan produk-produk konsumen lainnya seperti pasta gigi, deterjen, akan meningkat juga. Perusahaan dan Entitas Anak sebagai pemasok bahan-bahan baku pada industri-industri tersebut di atas secara tidak langsung akan mengalami kenaikan permintaan atas produk-produknya, yang pada akhirnya juga meningkatkan penjualan Perusahaan dan Entitas Anak. Perkembangan industri tepung tapioka, serta sweeteners dalam beberapa tahun terakhir ini cukup baik dan memiliki prospek yang cerah, hal ini terbukti dari peningkatan penjualan dari waktu ke waktu.



Based on the data from Statistics Indonesia, the indonesian people in the year 2015 based on the results of population census in 2010 are projected some 255,461.7 thousand people1).We are optimistic In line with the world populations growth in general and particularly in Indonesia, then the needs for products manufactured by industries of foods and beverages, paper, textile, and other consumer goods such as tooth paste and detergent will also increase. The Company and its Subsidiaries as raw materials suppliers for such referred industries indirectly will also experience for increments over their products, which will finally increase sales of the Company and its Subsidiaries. The growth of tapioca starch, glucose and fructose industries within the last few years are good and have clear prospects.



1). Sumber : Badan Pusat Statistik – Proyeksi penduduk berdasarkan hasil sensus



1). Source : Statistics Indonesia – Population projection by 2010 census



penduduk 2010.



44



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



H. PERBANDINGAN ANTARA TAHUN 2015 DENGAN HASIL YANG DICAPAI



H. Comparison between 2015 with results achieved



Faktor cuaca yang tidak menentu masih merupakan kendala yang dihadapi Perusahaan selama tahun 2015. Kondisi cuaca yang tidak menentu mempengaruhi hasil panen singkong yag rendah karena tanaman singkong sangat tergantung kepada cuaca sebagai faktor utama. Hal ini membawa dampak kepada penurunan volume produksi dan volume penjualan tepung tapioka dan sweeteners sebesar 9,9%, namun disisi lain harga jual tepung tapioka dan sweeteners mengalami peningkatan masing-masing sebesar 20,5% dan 10,5%. Dengan demikian penjualan konsolidasi meningkat sebesar 4,1% yaitu dari Rp 2,284 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 2,379 triliun pada tahun 2015. Realisasi penjualan tahun 2015 ini mencapai target penjualan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 2,3 triliun. Namun demikian, akibat dari penurunan volume produksi mengakibatkan realisasi marjin laba kotor menjadi sebesar 9,3%, laba usaha sebesar 5,1% dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 0,8% masih dibawah target yang telah ditetapkan yaitu masingmasing sebesar 12%, 6% dan 1%.



The uncertain weather was the main challenge of the Company in 2015. The uncertain weather pattern affected the cassava harvest resulting in a poor harvest as cassava plants is very reliant on weather as it’s main growing factor. This caused a decrease in the production and sales volume of tapioca starch and sweeteners by 9.9%, but this was mitigated by the increase in the selling price of tapioca starch and sweeteners by 20.5% and 10.5%. Respectively with this, consolidated revenue increased 4.1% from Rp 2,284 trillion in 2014 to Rp 2.379 trillion in 2015. Realization of 2015 sales reached the set sales target of Rp 2.3 trillion. But because of the decrease in production volume, gross profit margin decreased to 9.3%, operating profit margin of 5.1% and net income attributable to owner’s equity margin of 0.8% which are still below the target set of 12%, 6% and 1% respectivelly.



Perusahaan juga telah memenuhi target terkait dengan struktur permodalan. Pada bulan Juni 2015, Perseroan telah melaksanakan penambahan modal tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar Rp 50 miliar dengan cara mengeluarkan saham masing-masing bernilai nominal Rp 125 (dalam Rupiah penuh) per saham sebanyak 400.000.000 saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 per saham. Disamping itu, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan revaluasi atas mesin. Revaluasi mesin menghasilkan surplus revaluasi (setelah memperhitungkan pajak final atas surplus revaluasi) sebesar Rp 125 miliar. Dengan demikian gearing ratio Perusahaan menurun dari 152% menjadi 131%.



The Company also fulfilled it’s capital structure target. On june, 2015, the Company conducted a rights issue without preemptive rights of Rp 50 billion by issuing shares with a nominal value of Rp 125 (in full Rupiah) per shares with a total of 400,000,000 shares with an execution price of Rp 125 per share. Apart from that the Company and it’s Subsidiaries conducted revaluation of machinery and equipment. The revaluation of machinery and equipment (net of final tax on the revaluation surplus) resulted in Rp 125 billion. Which resulted in the decrease of the company’s gearing ratio from 152% to 131%.



I. TARGET/PROYEKSI YANG DICAPAI PERUSAHAAN



I. Target/Projection Company



INGIN



of



The



Perusahaan tetap opimistis dengan pertumbuhan ekonomi ke depan walaupun terdapat tantangan ekonomi global.



The Company is optimistic with future economic growth even with the challenging global economy.



Dengan memperhatikan laju pertumbuhan ekonomi yang menurun yang tidak lepas dari pengaruh kondisi perlambatan ekonomi global yang tak kunjung pulih serta dengan mempertimbangkan hasil panen singkong yang belum membaik selama kuartal I 2016, maka Perusahaan memperkirakan target/proyeksi penjualan yang ingin dicapai Perusahaan minimal sama dengan tahun 2015 yaitu sebesar Rp 2,4 triliun. Dengan asumsi kondisi yang terjadi selama tahun 2016 sama dengan tahun 2015, maka marjin laba kotor yang ingin dicapai sebesar 9%, laba usaha yang ingin dicapai di kisaran 5% dan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kisaran 1%.



By looking at this slowing Indonesian economic grow that is related to the global economic weakness that shows no signs of recovery and consideration of the cassava harvest that has not improved in the first quarter of 2016, the company projects a target revenue the same as 2015 of Rp 2.4 trillion. Assuming the same condition of 2016 similar to that of 2015, the Company set a gross margin target of 9%, operating profit margin target of 5%, and net income attributable to owner’s equity target margin of 1%.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



45



J. ASPEK PEMASARAN



J. MARKETING STRATEGY



Industri utama pemakai produk Perusahaan yakni industri makanan dan minuman serta industri kertas sangat erat hubungannya dengan jumlah populasi penduduk suatu negara. Indonesia, dengan populasi sebesar 255 juta jiwa merupakan target utama pemasaran dari produk Perusahaan. Perusahaan membukukan penjualan domestik masing-masing sebesar 98% dan 97% dari total penjualan konsolidasi untuk tahun 2015 dan 2014.



Main industrial users for the Company’s products such as food and beverages as well as paper industries are having close relationship with numbers of population within a country. Indonesia with a total population of 255 million, is the main market target for the Company’s products. The Company booked domestic sales accounted for 98% and 97% of the total consolidated sales in 2015 and 2014, respectively.



Meskipun pasar domestik menawarkan potensi penjualan yang lebih besar, namun Perusahaan tetap memiliki fleksibilitas untuk mengubah strategi pemasaran ke pasar yang lebih menguntungkan yaitu pasar ekspor. Apabila pasokan tepung jagung (sebagai salah satu produk substitusi dari tepung tapioka) di pasar internasional kurang memadai, atau terjadi pergerakan kurs mata uang USD/Rp yang cukup signifikan, maka Perusahaan dapat mengalokasikan lebih banyak penjualan produk tepung tapioka ke pasar ekspor. Perusahaan memasang iklan untuk membangun "Brand Image".



Even though the domestic market offers for higher selling potential, the Company still maintain its flexibility to change its marketing strategies into a more profitable market, ie. the export market. If the supply of corn starch (as one of the substitute product of tapioca starch) in international market is not sufficient, or a significant movement of USD to Rp exchange rate takes place, then the Company may allocate more to the sales of such tapioca starch product to the export market. The Company carries out public advertising to build its "Brand Image".



Produk-produk yang dipasarkan oleh Perusahaan dapat dikategorikan sebagai bahan baku yang dipakai dibeberapa sektor industri penting, antara lain makanan, minuman, kertas dan produk konsumsi lainnya seperti pasta gigi, tekstil dan deterjen.



The Company’s products may be categorized as raw material used in some important sectors, such as food, beverages, paper and other consumer goods like tooth paste, textile and detergent.



K. KEBIJAKAN DIVIDEN



K. DIVIDEND POLICY



Pembagian dividen akan diatur sedemikian rupa sehingga tercapai keseimbangan yang baik antara kepentingan pemegang saham, kesehatan keuangan dan pertumbuhan Perusahaan berdasarkan tahun buku dengan perincian sebagai berikut :



Distribution for dividend will be arranged in such ways that achieve a balance between the interests of shareholders, financial condition and growth of the Company within relevant financial year under the following details :



46



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk setelah Pajak Net Income attributable to owners of the Company after Tax Sampai dengan Rp 40 miliar Up to Rp 40 billion Lebih dari Rp 40 miliar More than Rp 40 billion



Tahun Year



2013 2014



Tunai Cash Tunai Cash



30% 40% Distribution of Dividend for the last 2 Years :



Pembagian Dividen 2 Tahun Terakhir :



Jenis Dividen Types of Dividend



Dividen Kas terhadap Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk setelah Pajak Cash dividend to Net Income attributable to owners of the Company after Tax



Jumlah Saham yang Dividen per Saham Beredar (Juta) Dividend per Share Number of (Rupiah) Outstanding Shares (Million)



Jumlah dividen yang di bayar (Jutaan Rupiah) Number of Payable Dividend (Million Rupiah)



Tanggal Pembayaran Payment Date



-



-



-



-



-



-



-



-



L. INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL L. YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI



L MATERIAL TRANSACTION L INFORMATION THAT CONTAINS A CONFLICT OF INTEREST AND TRANSACTIONS WITH AFFILIATED PARTIES



Selama tahun 2015, tidak terdapat transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.



During 2015, there is no material transactions that contained a conflict of interest and transactions with affiliated parties.



M. PERUBAHAN PERUBAHAN PERATURAN M. PERUNDANG-UNDANGAN



M. CHANGES M. CHANGES IN THE LEGISLATION



Tidak terdapat perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak.



There is no changes in the legislation which have significant influanted to the Company and its Subsidiaries



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



47



N. PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI



N. CHANGES IN ACCOUNTING POLICY



Standar Akuntansi Keuangan Baru



New Financial Accounting Standards



Pada tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK baru, revisi dan penyesuaian dan ISAK yang wajib diterapkan pada tanggal tersebut.



On January 1, 2015, the Group applied new, revised and amended PSAKs and ISAK that are mandatory for application from that date.



a. PSAK No. 24, “Imbalan Kerja”, mengubah persyaratan untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian program manfaat karyawan.



a. PSAK No. 24, “Employee Benefits”, amends the recognition, measurement and presentation requirements for defined benefit schemes.











Sebagai dampak penerapan standar penyesuaian tersebut, Grup telah mengubah kebijakan akuntansi untuk mengakui semua keuntungan dan kerugian aktuarial dalam penghasilan komprehensif lain dan semua biaya jasa lalu dalam laba rugi pada periode terjadinya.



As a result of the adoption of the amendments of this standard, the Group has changed its accounting policy to recognize all actuarial gains and losses in other comprehensive income and all past service costs in profit or loss in the period which they occur.



b. PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”, menetapkan prinsip-prinsip penyajian dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian dalam hal suatu entitas memiliki pengendalian pada satu atau lebih entitas lain.



b. PSAK No. 65, “Consolidated Financial Statements”, establishes the principles for the presentation and preparation of consolidated financial statements when an entity controls one or more other entities.







Standar ini menyatakan model pengendalian baru yang diterapkan pada seluruh hal berikut, yakni apakah Grup memiliki: kekuasaan atas investee; eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil yang diterima.







This standard introduces a new control model that focuses on whether the Group has power over an investee, exposure or rights to variable return from its involvement with the investee and ability to use its power to affect those returns.







Grup telah mengevaluasi seluruh investasi untuk menentukan apakah terdapat pengendalian berkelanjutan atas entitas anak yang sebelumnya telah dikonsolidasi dan apakah terdapat investasi yang seharusnya diperlakukan sebagai entitas anak dengan penerapan persyaratan baru tersebut.







The Group has evaluated all its investments to establish whether control continues to exist for previously consolidated subsidiaries and whether any investments would fall to be a subsidiary applying the new requirements.







Grup tidak mengidentifikasi adanya perubahan pada laporan keuangan konsolidasian anak perusahaan.







The Group did not identify any change in the previously consolidated subsidiaries.



c. PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, menyatakan definisi nilai wajar dan menyediakan pedoman pengukuran nilai wajar, dalam hal nilai wajar disyaratkan atau diizinkan, serta memperluas pengungkapan mengenai nilai wajar.



c. PSAK No. 68, “Fair Value Measurements”, clarifies the definition of fair value and provides guidance on how to measure fair value, when fair value is required or permitted, and aims to enhance fair value disclosures.











Sebagai dampak penerapan standar baru ini, Grup menambahkan pengungkapan mengenai nilai wajar.



48



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



As a result of adoption of this new standard, the Group has included additional fair value disclosures.



Analisis dan Pembahasan Manajemen Analysis and Management Discussion



Standar Akuntasi Keuangan Berlaku Efektif 1 Januari 2016 dan 2017



Financial Accounting Standards Effective January 1, 2016 and 2017



Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan amandemen Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru yang akan berlaku efektif pada periode yang dimulai 1 Januari 2016, kecuali Amandemen PSAK No. 1 dan ISAK No. 31 yang berlaku efektif 1 Januari 2017:



The Indonesian Institute of Accountants has issued the following amended Statements of Financial Accounting Standards (PSAKs) and new Interpretations of Financial Accounting Standards (ISAKs) which will be effective for annual period beginning January 1, 2016, except for Amendment to PSAK No. 1 and ISAK No. 31 which will be effective on January 1, 2017:



PSAK



PSAK



a. PSAK No. 1, Penyajian Laporan Keuangan: Prakarsa Pengungkapan b. PSAK No. 4, Laporan Keuangan Tersendiri: Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri c. PSAK No. 15, Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi d. PSAK No. 16, Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi e. PSAK No. 19, Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi f. PSAK No. 24, Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja g. PSAK No. 65, Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi h. PSAK No. 66, Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama i. PSAK No. 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi



a. PSAK No. 1, Presentation of Financial Statements: Disclosure Initiative b. PSAK No. 4, Separate Financial Statements: Equity Method in Separate Financial Statements c. PSAK No. 15, Investments in Associates and Joint Ventures regarding Investment Entities: Applying the Consolidation Exception d. PSAK No. 16, Fixed Assets regarding Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization e. PSAK No. 19, Intangible Assets regarding Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization f. PSAK No. 24, Employee Benefits regarding Defined-Benefit Plans: Employee Contributions g. PSAK No. 65, Consolidated Financial Statements regarding Investment Entities: Applying the Consolidation Exception h. PSAK No. 66, Joint Arrangements regarding Accounting for Acquisitions of Interests in Joint Operations i. PSAK No. 67, Disclosure of Interests in Other Entities regarding Investment Entities: Applying the Consolidation Exception



ISAK



ISAK



a. ISAK No. 30, Pungutan b. ISAK No. 31, Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi



a. ISAK No. 30, Levies b. ISAK No. 31, Interpretation of Framework of PSAK 13: Investment Properties



Grup masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.



The Group is still evaluating the effects of these PSAKs and ISAKs and has not yet determined the related effects on the consolidated financial statements.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



49



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



PT Budi Starch & Sweetener Tbk, sebagai perusahaan publik, mempunyai komitmen dalam penerapan kebijakan dan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan menyadari pentingnya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik sebagai alat pemacu kinerja Perusahaan dan meningkatkan akuntabilitas kepada publik dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya dan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik mengacu pada transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran.



As a publicly listed the Company, PT Budi Starch & Sweetener Tbk, is committed to the implementation of policies and practices of good corporate governance. The Company realizes the importance of the principles of good corporate governance in increasing corporate performance accountability to the public with the ultimate goal of realizing long-term value for both shareholders and other stakeholders within legal and ethical boundaries. The principles of good corporate governance refers to transparency, accountability, responsibility, independence, equality, and fairness.



A. DEWAN KOMISARIS



A. THE BOARD OF COMMISSIONERS



Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris antara lain :



Duties and responsibilities of the Board of Commissioners, among others :



1. Memberikan pengarahan dan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan tugasnya.



1. To provide any guidance and advice to the Directors in performing their task.



2. Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perusahaan.



2. To conduct an oversight of Directors’ policies in managing the Company.



3. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perusahaan dan keputusan-keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).



3. To comply with the applicable laws and regulations, the Articles of Association and the Resolution of the General Meeting of Shareholders (GMS).



4. Mengevaluasi rencana kerja dan anggaran Perusahaan serta mengikuti perkembangan Perusahaan dan apabila terdapat gejala yang menunjukkan perusahaan sedang dalam masalah, Dewan Komisaris akan segera meminta Direksi untuk mengumumkannya kepada para pemegang saham dan memberikan rekomendasi untuk langkahlangkah perbaikan yang diperlukan.



4. To evaluate the work plans and budgets of the Company as well as to keep abreast of the Company and whenever any symptom indicating of any trouble in respect of the company may be found, the Board of Commissioners will soon be asking the Board of Directors to announce the same to the shareholders and provide recommendations for corrective measures deemed necessary.



5. Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenai tujuan strategis Perusahaan, rencana pengembangan usaha, anggaran tahunan, laporan keuangan tahunan, penunjukkan kantor akuntan publik sebagai auditor eksternal dan hal-hal penting lainnya.



5. To provide any advice and opinion to the GMS in respect to the Company’s strategic objectives, business development plans, annual budgets, annual fi nancial statements, appointment of a public accounting fi rm as an external auditor and other related important matters.



Rapat Dewan Komisaris dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi, atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.



A Meeting of the Board of Commissioners may be convened at any time when it is deemed necessary by one or more members of the Board of Commissioners, or at the request in writing by one or more members of the Directors, or upon the request in writing by one or more shareholders jointly representing 1/10 (one tenth) of the number of shares with the lawful voting rights.



50



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.



The Board of Commissioners may also adopt lawful resolutions without convening a Meeting of the Board of Commissioners, on the condition that all members of the Board of Commissioners have been informed in writing, have given their approval on the motion submitted in writing, and have signed the relevant letters of approval. The resolutions thus adopted shall have the same force as the resolutions lawfully adopted in a Meeting of Board of Commissioners.



Prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris.



Determination procedures and the amount of remuneration for members of the Board of Commissioners



Ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS dan berdasarkan pencapaian hasil serta fungsi masing-masing individu. Besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 7 miliar.



Provisions regarding the amount of salary or honorarium and other allowances for members of the Board of Commissioners is set by the GMS and based on achievement of results and function of each individual. The amount of salary or honorarium and other allowances paid to the Board of Commissioners in 2015 was Rp 7 billion.



Selama tahun 2015, Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 6 kali dengan tingkat kehadiran 100%.



During 2015, the Board of Commissioners has conducted meeting for 6 times with attendance level of 100%.



Dewan Komisaris terdiri atas :



The Board of Commissioners consists of :



Komisaris



Commissioner



Presiden Komisaris



: Widarto



Komisaris Independen



: Daniel Kandinata



: Oey Alfred



President Commissioner



: Widarto



: Oey Alfred



Independent Commissioner : Daniel Kandinata



B. DIREKSI



B. THE DIRECTORS



Ruang lingkup dan tanggung jawab Direksi antara lain :



The scope and responsibilities of the Directors, among others :



1. Menentukan kebijakan Perusahaan sesuai dengan visi, misi dan tujuan Perseroan.



1. To determine the policies of the Company in compliance with the vision, mission and objectives of the Company.



2. Menetapkan strategi Perusahaan secara menyeluruh dan mengukur kinerja dengan mengacu pada tujuan dan strategi Perusahaan.



2. To define the overall Company’s strategies and measuring performance with reference to the Company’s objectives and strategies.



3. Bertindak dan mewakili untuk dan atas nama Perusahaan baik dengan pihak internal maupun pihak eksternal.



3. To act and represent for and on behalf of the Company both with internal and external parties.



4. Menjalankan pengurusan Perusahaan dan kegiatan lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan atau petunjuk Dewan Komisaris maupun RUPS.



4. To run the management of the Company and other activities subject to the Articles of Association or the instructions of the Board of Commissioners and the GMS.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



51



Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi, atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.



A Meeting of the Directors may be convened at any time when it is deemed necessary by one or more members of the Directors, or at the request in writing of one or more members of the Board of Commissioners, or at the request in writing of one or more shareholders jointly representing 1/10 (one tenth) of the total number of shares with the lawful voting rights.



Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.



The Directors may also make lawful resolutions without convening a Meeting of the Directors, on condition that all members of the Directors have been informed in writing, have given their approval to the motion submitted in writing, and have signed the relevant letters of approval. The resolutions adopted in such manner shall have the same force as those lawfully adopted at a Meeting of Directors



Prosedur penetapan dan besarnya remunerasi anggota Direksi



Determination procedures and the amount of remuneration for the Board of Directors



Ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan berdasarkan pencapaian hasil serta fungsi masing-masing individu dan dengan memperhatikan masukanmasukan dari anggota Dewan Komisaris lainnya, Presiden Komisaris melaksanakan penetapan tersebut. Besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya yang dibayarkan kepada Direksi pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 22,2 miliar.



Provisions regarding the amount of salary or honorarium and other allowances for members of the Board of Directors determined by the GMS and on the basis of result achievement and function of each individual and by taking into account any input coming from any other member of Boards of commissioners, where President Commissioner shall implement such determination. The amount of salary or honorarium and other allowances paid to Directors in 2015 was Rp 22.2 billion.



Selama tahun 2015, Direksi telah melakukan rapat sebanyak 12 kali dengan tingkat kehadiran 100%, dan rapat bersama Dewan Komisaris sebanyak 3 kali dengan tingkat kehadiran 100%



During 2015, the Directors have conducted meeting for 12 times with attendance level of 100%, and conducted meeting with the Board of Commissioners for 3 times with attendance level of 100%



Direksi terdiri atas :



The Directors consists of :



Presiden Direktur



: Santoso Winata



Direktur



: Djunaidi Nur



Wakil Presiden Direktur



: Sudarmo Tasmin Sugandhi



President Director



: Santoso Winata



Directors



: Djunaidi Nur



Deputy President Director : Sudarmo Tasmin



Oey Albert Direktur Independen



Mawarti Wongso



: Tan Anthony Sudirdjo



Dalam rangka meningkatkan kompetensinya, anggota Direksi telah mengikuti beberapa seminar di bidang keuangan, pemasaran dan produksi serta melakukan tinjauan kerja ke industri-industri sejenis yang berlokasi di luar negeri.



52



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Sugandhi



Oey Albert Independent Director



Mawarti Wongso



: Tan Anthony Sudirdjo



In order to improve their competence, the members of the Directors have attended several seminars in the areas of fi nance, marketing and production as well as conducted employment reviews of similar industries located outside the country.



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



HASIL KEPUTUSAN RUPS TAHUNAN DAN RUPS LUAR BIASA TAHUN BUKU 2014 DAN REALISASINYA



The following are Resolutions of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS) for the Fiscal Year 2014 and the Realization there of



Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan adalah sebagai berikut:



The Result of the Annual General Meeting of the Shareholders were as follows :



● Agenda Rapat Pertama Jumlah Pemegang Saham yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.476.424.136 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



● First Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 0 share. Resolution of the Voting - Affirmative Votes : 3.476.424.136 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present



Keputusan Rapat Menerima baik, menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Pengawasan Dewan Komisaris dan mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2014 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et decharge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas semua tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilakukan masing-masing selama Tahun Buku 2014.



Resolutions of the Meeting Welcome, approve and certify the Annual Report of the Company including the supervision report of the Board of Commissioners and to certify the Company’s Financial Report for the book year 2014 as well as indemnify and relieve full responsibility (acquit et decharge) to all members of Board of Directors and Board of Commissioners of the company for all the acts of management and supervision by them during the book year 2014.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



● Agenda Rapat Kedua huruf a Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.476.424.136 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



● Second Agenda of the Meeting Letter a Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.476.424.136 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present



Keputusan Rapat Menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2014 sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) ditetapkan sebagai dana cadangan. Sisa dari laba bersih Perseroan setelah dikurangi dana cadangan akandimanfaatkan untuk kegiatan operasional Perseroan yang dimasukkan dalam pos “Saldo Laba”. Lebih lanjut, memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan



Resolution of The Meeting Approve and set the use of the company net profit for the book year 2014 of Rp. 500.000.000,- (five hundred million rupiah) set as a reserve fund. The rest of the company net profit after deducting the reserve fund will be utilized for the operational activities of the Company which will be included in the post of “Retained Earnings”. Further, giving the power and authority to the Board of Directors of the Company to do all any necessary act related to the implementation of decisions above mentioned



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



53



including but not limited to make or ask to be made all deeds, letters and documents required, and attend to the authorized institution, one thing and another without any exclusion.



terkait dengan pelaksanaan keputusan-keputusan tersebut di atas termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala aktaakta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, serta hadir di hadapan pihak/pejabat yang berwenang, satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan. Keterangan : Terealisasi



Description : Realized











huruf b Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.476.424.136 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



Keputusan Rapat



Letter b Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.476.424.136 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present Resolution of The Meeting



Menyetujui serta memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan, jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, untuk menetapkan dan membagikan dividen interim Tahun Buku 2015 serta memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melaksanakan hal-hal lain yang terkait dengan pembagian dividen interim tersebut.



Approve and give power and authority to the Board of Directors of the Company, if the Company’s financial position allows it to determine and to distribute the interim dividend of the book year 2015 and give power to the Board of Directors of the Company with the right of the substitution to do other things which are related to the disbursement of such interim dividend.



Keterangan : Selama tahun 2015, perusahaan tidak membagikan dividen interim untuk tahun buku 2015 dikarenakan untuk periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2015, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,2 Miliar



Desciption : For 2015, the Company did not distribute an interim dividend for the fiscal year 2015 because for the first 9 month ended 30 September 2015, profit atributable to parent Company of Rp 15.2 Billion



● Agenda Rapat Ketiga Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.476.424.136 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



● Third Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.476.424.136 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present



Keputusan Rapat Memberikan kuasa dan wewenang kepada Presiden Komisaris Perseroan dalam menetapkan besarnya jumlah honorarium, gaji dan tunjangan lainnya bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk Tahun Buku 2015.



Resolution of The Meeting Giving power and authority to the President Commissioner to determine the amount of the honorarium, salary and other benefits for the members of the Board of Commissioners and The Board of Directors for the book year 2015.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



54



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



● Agenda Rapat Keempat Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.476.424.136 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir. Keputusan Rapat :



● Fourth Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.476.424.136 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present Resolution of The Meeting



Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Independen yang akan melakukan audit atas buku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan menetapkan jumlah honorarium Akuntan Publik Independen tersebut serta persyaratan lain penunjukkannya.



Giving power and authority to the Board of Directors of the Company to appoint the Independent Public Accountant Firm that will audit the Company’s books for the book year that will end on December 31st 2015 and to determine the amount of the honorarium of the Independent Public Accountant as well as other terms of the appointment.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



Hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa adalah sebagai berikut:



The Result of the Extraordinary General Meeting of the Shareholders were as follows :



● Agenda Rapat Pertama Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.601.503.702 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



● First Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of the Voting - Affirmative Votes : 3.601.503.702 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present



Keputusan Rapat :



Resolutions of the Meeting



Menyetujui pengangkatan Saudari Mawarti Wongso sebagai Direktur Perseroan terhitung sejak Rapat ini ditutup sampai dengan berakhirnya masa jabatan pengurus Perseroan yaitu tanggal 12 Juni 2018, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu, sehingga dengan demikian susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris : Widarto Komisaris : Oey Alfred Komisaris Independen : Daniel Kandinata Presiden Direktur : Santoso Winata Wakil Presiden Direktur : Sudarmo Tasmin Direktur : Djunaidi Nur Direktur : Sugandhi Direktur : Oey Albert Direktur : Mawarti Wongso Direktur Independen : Tan Anthony Sudirjo



Aprove the appointment of Mrs. Mawarti Wongso as the Director of the Company starting from the Meeting is adjourned until the end of the term of service of the Company’s management which will be on June 12nd, 2018, without any prejudice to the right of the General Meeting of Shareholder to dismiss his/her (them)at any time, therefore the composition of the Company’s management is as follows : President Commissioner : Widarto Commissioner : Oey Alfred Independent Commissioner : Daniel Kandinata President Diretor : Santoso Winata Deputy President Director : Sudarmo Tasmin Director : Djunaidi Nur Director : Sugandhi Director : Oey Albert Director : Mawarti Wongso Independent Director : Tan Anthony Sudirjo



serta memberikan wewenang penuh dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan perubahan susunan pengurus Perseroan



As well as give full authority and power with the right of substitution to the Board of Director to do any necessary acts in order to change the Company’s management including but not limited to restate in a



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



55



termasuk tetapi tidak terbatas untuk menyatakan dalam suatu akta notaris serta memberitahukan dan mendaftarkan perubahan susunan pengurus Perseroan tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.



notary deed as well as to report and register a notice of the change of the Company’s management to the authorized institution as required in the laws and regulations.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



● Agenda Rapat Kedua Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 100 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.601.503.702 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



● Second Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 100 shares Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.601.503.702 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present



Keputusan Rapat



Resolution of The Meeting



1. Menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dasar sebesar Rp. 225.000.000.000,- (dua ratus dua puluh lima milyar Rupiah), yaitu dari Rp. 525.000.000.000,(lima ratus dua puluh lima milyar Rupiah) menjadi Rp. 750.000.000.000,- (tujuh ratus lima puluh milyar Rupiah), peningkatan modal disetor dan modal ditempatkan menjadi Rp. 562.374.670.250,- (lima ratus enam puluh dua milyar tiga ratus tujuh puluh empat juta enam ratus tujuh puluh ribu dua ratus lima puluh Rupiah) sehubungan dengan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan cara mengeluarkan saham baru, masing-masing bernilai nominal Rp. 125,00 (seratus dua puluh lima Rupiah) sebanyak 400.000.000 (empat ratus juta) saham (”Saham Baru Perseroan”) dengan mengacu pada POJK No. 38/2014 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 125,00 (seratus dua puluh lima Rupiah) per saham. 2. Menyetujui perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan. 3. Menyetujui pencatatan seluruh Saham Baru Perseroan di Bursa Efek Indonesia(BEI) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Memberikan wewenang penuh dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan hal-hal yang diputuskan dalam agenda Rapat ini, termasuk tetapi tidak terbatas untuk menyatakan kembali sebagian atau seluruh keputusan dalam agenda Rapat ini dalam suatu akta notaris, membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, hadir di hadapan instansi yang berwenang, mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang dan memberitahukan Perubahan



56



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



1. Approve the plan of the Company to increase the Company’s authorized capital by Rp. 225.000.000.000,- (two hundred and twenty five billion rupiah) namely from Rp. 525.000.000.000,(five hundred and twenty five billion rupiah) to Rp. 750.000.000.000,- (seventy hundred and fifty billion rupiah),increase of Company’s issued capital and paid up capital into Rp. 562.374.670.250 (five hundred sixty two billion three hundred seventy four million six hundred seventy thousand two hundred and fifty Rupiah) in connection with increase of the capital without Pre-emptive Right (“HMETD”) by issuing new shares, each worth nominal value of Rp. 125,00 (one hundred and twenty five rupiah) as much as 400.000.000 (four hundred million) shares (“the Company’s New Share) based on POJK No. 38/2014 with the implementation of the price of Rp. 125,00 (one hundred and twenty five rupiah) per share. 2. Approve the change of Artcle 4 of Company’s Article of Association. 3. Approve the recording of all the Company’s New Share to Indonesia Stock Exchange (BEI) according to the laws and regulations. 4. Give full authority and power with the right of the substitution to the Board of Director to do any necessary acts in order to implement the matters decided in the agenda of this Meeting, including but not limited to restate part or all of the decision in this agenda of the Meeting in a notary deed, make or ask to be made all deeds, letters or documents that is necessary and attend to the authorized institution, file a petition to the authorized institution and to submit a notice regarding changes of the Company’s Article of Association to the Ministry of Law and Human Rights of Republic of Indonesia and/or to report it to the authorized institution as well



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang serta melakukan pendaftaran maupun pengumuman sebagaimana disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan.



as register and announce the notice as required by law and regulation one thing and another without any exclusion.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



● Agenda Rapat Ketiga Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.577.896.002 saham atau 99,345% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 23.607.700 saham atau 0,655% dari yang hadir.



● Third Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.577.896.002 shares or 99,345% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 23.607.700 shares or 0,655% of that were present



Keputusan Rapat



Resolution of The Meeting



1. Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan mengenai Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha. 2. Memberikan wewenang penuh dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan hal-hal yang diputuskan dalam agenda Rapat ini, termasuk tetapi tidak terbatas untuk melakukan penyesuaian yang diwajibkan oleh instansi yang berwenang berkaitan dengan perubahan Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha Perseroan, menyatakan kembali sebagian atau seluruh keputusan dalam agenda Rapat ini dalam suatu akta notaris, membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, hadir di hadapan instansi yang berwenang, mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang dan memberitahukan Perubahan Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan/atau melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang serta melakukan pendaftaran maupun pengumuman sebagaimana disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan.



1. Approve the change of Article 3 of the Company’s Article of Association on Purpose and Objective as well as business activities. 2. Give full authority and power with the right of the substitution to the Board of Director either singly or together to do any necessary acts in order to implement the matters decided in this agenda of the Meeting, including but not limited to comply with the authorized institution’s obliged in connection with change of the Company’s purpose and objective as well as supporting business activities, restate part or all of the decision in this agenda of the Meeting in a notary deed, make or ask to be made all deeds, letters or documents that is necessary and attend to the authorized institution, filed a petition to the authorized institution and to submit a notice regarding changes of the Company’s Article of Association to the Ministry of Law and Human Rights of Republic of Indonesia and/or to report it to the authorized institution as well as register and announce the notice as required in the laws and regulations one thing and another without any exclusion.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



● Agenda Rapat Keempat Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 3.601.503.702 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.



● Fourth Agenda of the Meeting Number of shareholder who ask the question : 0 share Resolution of The Voting - Affirmative Votes : 3.601.503.702 shares or 100% of that were present - Abstain Votes : 0 share or 0% of that were present - Disapproving Votes : 0 share or 0% of that were present PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



57



Keputusan Rapat Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan khususnya guna menyesuaikan dengan ketentuan POJK No. 32/2014, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik, dan POJK No. 38/2014. Serta memberikan wewenang penuh dan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan termasuk tetapi tidak terbatas untuk melakukan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan, melakukan penyesuaian yang diwajibkan oleh instansi yang berwenang berkaitan dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan, untuk menyatakan dalam suatu akta notaris serta memberitahukan dan/atau mengajukan permohonan persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.



Resolution of The Meeting Approve a change of the Company’s Article of Association especially in order to comply with the provisions of POJK No. 32/2014, Financial Services Authority Regulation No. 33 POJK.04/2014 dated December 08th, 2014 on Issuers’ Board of Directors and Board of Commissioners or a Public Company, and POJK No. 38/2014. As well as give full authority and power with the right of the substitution to the Board of Director to do any action in order to change the Company’s Article of Association implementation, including but not limited to make adjustments necessary against the concept of change the Company’s Articles of Association, to make adjustments required by the authorized institution relating to the change of the Company’s Article of Association, to restate in a notary deed and notify and/or submit application for approval on the change of the Company’s Articles of Association to the authorized institution according to the laws and regulations.



Keterangan : Terealisasi



Description : Realized



C. KOMITE AUDIT



C. AUDIT COMMITTEE



Berdasarkan ketentuan PT Bursa Efek Indonesia dalam Peraturan Pencatatan No. I.A Huruf G.7, Perusahaan pada tanggal 29 Desember 2004 telah membentuk Komite Audit.



Under the provisions of the Indonesia Stock Exchange (PT Bursa Efek Indonesia) in the Accounting Rules No. 1.A Point G.7, the Company on December 29, 2004 has established an Audit Committee.



Adapun tugas dari Komite Audit adalah untuk membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan serta bertanggung jawab untuk memberikan pendapat professional kepada Dewan Komisaris, antara lain sebagai berikut:



The tasks of the Audit Committee is to assist and facilitate the Board of Commissioners in performing their oversight function and is responsible for providing professional opinion to the Board of Commissioners, among others, as follows:



1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan Perusahaan seperti Laporan Keuangan dan informasi keuangan lainnya. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan Perusahaan terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. 3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh unit audit internal dan auditor eksternal. 4. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian interen serta pelaksanaannya. 5. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk pengambilan keputusan yang bersifat material.



1. To review any financial information issued by the Company as Financial Statements and other financial information.



58



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



2. To review the Company to be in compliance with any legislation in the field of Capital Market and other legislations relating to the activities of the Company. 3. To review the implementation of audit by the internal audit unit and the external auditor.



4. To provide any recommendation on improvement of internal control systems and their implementation. 5. To provide any input to the Board of Commissioners and the Directors for materially decision making.



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



Susunan Komite Audit tersebut adalah sebagai berikut :



Structure of the Audit Committee is as follows :



Ketua : Daniel Kandinata Anggota : Liesye Lestari Yetty Semiawaty



Chairman : Daniel Kandinata Members : Liesye Lestari Yetty Semiawaty



Riwayat Hidup Singkat :



Brief Resume:



1. Liesye Lestari Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Jakarta pada tahun 1980. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Bina Nusantara pada tahun 2002. Memulai karir sebagai System & Procedure Officer PT Star Cosmos dan Fixed Asset Accountant di PT Sarimelati Kencana (Pizza Hut). Pada tahun 2007 menjabat sebagai Komite Audit Perusahaan sampai sekarang.



1. Liesye Lestari Indonesian Citizen, born in Jakarta at 1980. She obtained Bachelor of Economics degree majoring in Accounting from University of Bina Nusantara in 2002. She began her career as System and Procedure officer of PT Star Cosmos and then as a Fixed Asset Accountant at PT Sarimelati Kencana (Pizza Hut). She has been a member of the Audit Committee of the Company since 2007.



2. Yetty Semiawaty Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Kisaran pada tahun 1963. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Darma Agung Medan pada tahun 1988. Memulai karir sebagai Account Receivable dan Internal Control Officer PT Capella Medan lalu menjabat sebagai Finance & Accounting di PT Sinsan Jaya Lestari dan CV Citra Eka Jaya. Pada tahun 2013 menjabat sebagai Komite Audit Perusahaan sampai sekarang.



2. Yetty Semiawaty An Indonesian citizen, born in 1963. She earned his degree in Economy from the Darma Agung Medan University in 1988. She started her career as Account Receivable and Internal Control Officer at PT Capella Medan then as Finance & Accounting at PT Sinsan Jaya Lestari and CV Citra Eka Jaya. She has been a member of the Audit Committee of the Company since 2013.



Komite audit bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.



The Audit Committes acting independently in carrying out their tasks and responsibilities.



Selama tahun 2015, Komite Audit telah melakukan rapat sebanyak 4 kali dengan tingkat kehadiran 100%. Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit :



During 2015, the Audit Committee has conducted for meeting for 4 times with attendance level of 100%. Brief Report on the Audit Committee Activities :



1.



Melakukan penelaahan dan mengadakan pertemuan dengan auditor independen untuk membahas Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit, agar Laporan Keuangan Konsolidasian tersebut telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan peraturan Bapepam dan LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan). 2. Melakukan evaluasi tingkat kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan. 3. Melakukan penelaahan proses penunjukkan Kantor Akuntan Publik yang melaksanakan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 oleh Direksi, sesuai dengan wewenang yang diberikan pemegang saham kepada Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 5 Juni 2015.



1. To review and hold any meeting with the independent auditor to discuss the Consolidated Financial Statements for the year ended on December 31, 2015 as audited, with the intention of the Consolidated Financial Statements have been prepared and presented in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and regulations of Bapepam and LK (currently Financial Service Authority). 2. To evaluate the level of compliance with any legislation in the Capital Market and other legislations relating to the activities of the Company. 3. To review the appointment process of a public accounting firm in order to conduct an audit of Consolidated Financial Statements ended December 31, 2015 by the Directors, in accordance with the authority given to the Directors by the shareholders in the General Meeting of Shareholders on June 5, 2015.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



59



4. Sehubungan dengan pengendalian internal Perusahaan, melakukan pertemuan triwulanan dengan Unit Audit Internal untuk menelaah, mendiskusikan dan memberikan rekomendasi, apabila diperlukan, atas hasil pemeriksaan Unit Audit Internal terhadap aktivitas operasional Perusahaan.



4.



In connection with the Company’s internal control, to conduct quarterly meetings with the Internal Audit Unit to review, discuss and provide recommendations, where appropriate, on assessment of the Internal Audit Unit of the operational activities of the Company.



D. SEKRETARIS PERUSAHAAN



D. CORPORATE SECRETARY



Dalam rangka menunjang keterbukaan dan memenuhi keputusan Bapepam dan LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan). Berdasarkan peraturan Bapepam dan LK No.IX.1.4 lampiran No. KEP-63/PM/1996, Presiden Direktur telah mengangkat Saudari Alice Yuliana sebagai Sekretaris Perusahaan.



Under the framework to support the openness and in order to comply with decision of Bapepam and LK (currently Financial Service Authority). Based on regulation of Bapepam and LK No.IX.1.4 attachment No. KEP-63/PM/1996, the President Director has appointed Mrs. Alice Yuliana as Corporate Secretary.



Riwayat Hidup Singkat :



Brief Resume :



Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tahun 1971. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Universitas Tarumanegara di Jakarta pada tahun 1993. Memulai karir sebagai External Auditor di Kantor Akuntan Publik Johan Malonda & Rekan (1993-2008). Mulai bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi pada tahun 2008 sebagai General Manager. Pada bulan April 2015 diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan.



Indonesian Citizen, born in 1971. Hold her Economic Degree with Accounting major from Tarumanegara University in Jakarta in 1993. Started her carrier as an External Auditor at a Public Accountant Firm of Johan Malonda & Partners in 1993 until 2008. Starting to join with Sungai Budi Group in 2008 as General Manager Accounting since 2008. In April 2015 was appointed as Corporate Secretary.



Uraian Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan :



Description of Corporate Secretary Duties :



1. Mengikuti perkembangan di bidang Pasar Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal;



1. Follow development of the Capital Market especially rules and regulations that are in the effect in the Stock Market;



3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola Perseroan yang meliputi :



3. Help Directors and Board of Commissioners in conducting Company business in:



b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu;



b. Delivery of reports to the Indonesia Financial Services Authority on time;



d. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris; dan



d. Conduct and documentation of Director’s Meeting and/or Commissioner; and



2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik untuk memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal;



2. Provide input to Directors and Board of Commissioners of Issues or Public Company to fulfill the provisions of laws and regulations of the Capital Market;



a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat termasuk ketersediaan informasi pada situs web Perseroan;



a. Disclosure of information to the community including the availability of information on the Company’s website;



c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham;



c. Conduct and documentation of General Meeting of Shareholders;



e. Pelaksanaan program orientasi terhadap Perseroan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris. 4. Sebagai penghubung antara Perseroan dengan pemegang saham Perseroan, Otoritas Jasa Keuangan dan pemangku kepentingan lainnya.



60



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



of board Board of



e. Implementation of orientation program towards the Company for Directors and/or Board of Commissioners. 4. As the link between The Company and shareholders, Financial Services Authority, and other stakeholders.



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



5. Menyiapkan Daftar Khusus yang berkaitan dengan Direksi, Komisaris dan keluarganya baik dalam Perusahaan Tercatat maupun afiliasinya;



5. Prepare special list related to the Directors, Commissioners, and family in the listed Company and subsidiaries;



7. Menghadiri rapat direksi dan membuat minuta hasil rapat;



7. Attend Director’s meeting and create minutes of the meeting;



6. Membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan 5 % (lima persen) atau lebih;



8. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham.



6. Prepare shareholder list including ownership of 5% or more;



8. Responsible in conducting in the General Meeting of Shareholders.



E. SISTEM PENGENDALIAN INTEREN



E. INTERNAL CONTROL SYSTEM



Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK No.KEP-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Audit Internal dan dalam rangka meningkatkan efektifitas manajemen risiko dan tata kelola Perusahaan serta menguatkan sistem pengendalian dan pengawasan internal, Perusahaan telah membentuk Unit Audit Internal. Atas persetujuan Dewan Komisaris, Presiden Direktur telah mengangkat Saudara Johan Nainggolan sebagai Kepala Unit Audit Internal.



Pursuant to Decision of the Chairman of Bapepam-LK No.KEP-496/BL/2008 dated 28 November 2008 regarding the Establishment and Guidelines for Internal Audit Charter, and in order to improve the effectiveness of risk management and good corporate governance and strengthen internal control and supervisory systems, the Company has established an Internal Audit Unit. On approval from the Board of Commissioners, the President Director has appointed Mr. Johan Nainggolan as Head of Internal Audit Unit.



Riwayat hidup singkat :



Brief resume :



Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Sumatera Utara pada tahun 1975. Bergabung dengan kelompok usaha Sungai Budi sejak tahun 2000 di Unit Audit Internal. Pada tahun 2012 diangkat menjadi Kepala divisi unit Audit Internal dilingkungan PT Budi Starch & Sweetener Tbk.



Indonesian Citizen, born in North Sumatera 1970. Starting to join with Sungai Budi Group in 2000 in Internal Audit Unit. In 2012, taking hold a position as Head of Internal Audit Unit of PT Budi Starch & Sweetener Tbk.



Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, unit audit internal berpedoman pada Piagam Audit Internal, sebagai berikut :



In performing its duties and responsibilities, the internal audit unit is guided by the Internal Audit Charter, as follows :



1. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT AUDIT INTERNAL



1. DUTIES AND RESPONSIBILITY OF INTERNAL AUDIT UNIT



a. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan. b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perusahaan. c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya. d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen. e. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris. f. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.



a. To develop and implement an annual internal audit plan. b. To examine and evaluate the implementation of internal control and risk management system in accordance with the Company policy. c. To conduct inspections and assessment of the efficiency and effectiveness in finance, accounting, operations, human resources, marketing, information technology and other activities. d. To provide recommendations for improvements and objective information about the activities under review at all managerial levels. e. To make a report of audit results and submit reports to the President Director and Board of Commissioners. f. To monitor, analyze and report on the implementation of corrective measures shall have been suggested.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



61



g. Bekerja sama dengan Komite Audit. h. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya. i. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.



g. To work with the Audit Committee. h. To develop a program with the purpose of evaluating the quality of internal audit activities conducted. i. To conduct special inspections whenever deemed necessary.



2. WEWENANG UNIT AUDIT INTERNAL



2. AUTHORITY OF INTERNAL AUDIT UNIT



a. Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang Perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya. b. Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/ atau Komite Audit.



a. To access to all relevant information concerning the Company relating to its duties and functions. b. To communicate directly with the Board of Directors, Board of Commissioners, and/or the Audit Committee and members of the Board of Directors, Board of Commissioners, and/or the Audit Committee.



c. Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit. d. Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.



c. To hold regular and incidental meetings with the Board of Directors, Board of Commissioners, and/ or the Audit Committee.



d. To coordinate of its activities with the external auditor activities.



F. MANAJEMEN RISIKO



F. RISK MANAGEMENT



Risiko-risiko yang mungkin menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja operasional serta kiat-kiat Perusahaan untuk meminimalisasi risiko tersebut adalah sebagai berikut :



The risks which may inflict for negative impacts toward the operational performance as well as the Company’s strategies to minimize such risks are as follows :



1. Risiko Pasokan Bahan Baku Umbi singkong merupakan bahan baku utama dalam pembuatan tepung tapioka dan ampasnya yang berupa onggok merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan asam sitrat. Singkong ditanam dan dipanen sepanjang tahun, namun musim kemarau yang berkepanjangan dapat mempengaruhi panen. Selain itu, petani singkong dapat memilih untuk menanam tanaman hasil bumi lain selain pohon singkong tergantung pada tingkat harga dari masing-masing hasil bumi/perkebunan dari waktu ke waktu. Hal tersebut dapat mempengaruhi pasokan bahan baku yang secara tidak langsung dapat mengakibatkan penurunan hasil usaha Perusahaan.



1. Supply for Raw Material Risk Cassava roots is the main ingredient in producing tapioca starch and the cassava fiber namely “onggok” is one of the main material for making of citric acid. Cassava may be planted and harvested all year long, but long drought indeed may impact in its harvesting. Besides that, the cassava farmers may choose to plant other crops other than cassava which shall depend on level of price from each crop from time to time. Such matter for sure may indirectly influence the supply of cassava which further will cause decreasing in the Company’s production.



Upaya Penanggulangan Perusahaan melakukan riset dan pengembangan untuk memperoleh bibit unggul singkong yang dapat meningkatkan produktivitas hasil panen petani singkong, membina kemitraan dengan kelompok tani dan menyesuaikan harga pembelian terendah (floor price) singkong dari waktu ke waktu.



Risk Mitigation Strategies The Company has conducted for research and development in order to discover for excellent seeds of cassava which may increase the crops productivity of the farmers, building a cooperation of farmer group and adjusting the cassava’s floor prices from time to time.



2. Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku Harga umbi singkong berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung pada hasil panen dan permintaan pasar. Fluktuasi harga bahan baku ini mempengaruhi



2. Fluctuation in Raw Material’s Price Risk Price of cassava root is fluctuating from time to time, which will depend on the crops and the market demand. Such fluctuation over the raw material



62



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik



Good Corporate Governance



harga pokok produksi Perusahaan yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat keuntungan Perusahaan.



price will influence the Company’s production cost which in turn, will influence the Company’s profitability.



Upaya Penanggulangan Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan menjalankan program efisiensi biaya antara lain biaya bahan bakar dan sedapat mungkin menyesuaikan harga penjualan produk Perusahaan mengikuti pergerakan harga pembelian singkong sehingga penurunan marjin laba akibat kenaikan harga bahan baku bisa diminimalisasi.



Risk Mitigation Strategies In order to deal with this risk, the Company runs cost efficiency program such as energy cost and, if possible, passes on the movement of cassava’s purchasing price to the customers. Therefore, a decrease in profit margin caused by such increasing of raw materials price can be minimized.



3. Risiko Persaingan Usaha Persaingan yang disebabkan oleh semakin banyaknya produk-produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan lain dapat mengakibatkan turunnya jumlah penjualan dan pangsa pasar Perusahaan.



3. Competition Risk Competition which is caused by the availability of similar products produced by other companies may cause a decline in total sales as well as market share of the Company.



Upaya Penanggulangan Kiat Perusahaan untuk mengurangi risiko ini yakni :



Risk Mitigation Strategies Strategies of the Company to reduce this risk are as follows :



1. Memperkuat jaringan pasokan singkong ke pabrik-pabrik Perusahaan antara lain dengan cara memberi bantuan bibit unggul singkong dan pupuk kepada para petani. 2. Menjaga mutu produknya agar memperoleh kepercayaan konsumen sehingga tidak beralih ke produk pesaing.



1. To strengthen the network of cassava supply to the factories of the Company, among others, by giving aid in the form of cassava seeds and fertilizers to farmers. 2. To maintain the quality of its products in order to gain consumers’ trust, so as to avoid them to change their preference to its competitors’ products. 3. To expand its production capacity. 4. To generate new products made from cassava.



3. Melakukan ekspansi kapasitas produksi. 4. Menghasilkan produk baru yang berbahan dasar singkong. 4. Suku Bunga Selain pendanaan sendiri (self financing), Perusahaan memiliki pinjaman dalam mendanai usahanya. Perubahan suku bunga pasar akan mengakibatkan peningkatan beban pembayaran bunga.



4. Interest Rates Risk In addition to self financing, the Company receives loans to fund its business. Changes in market interest rates will lead to increased interest expense.



Upaya Penanggulangan Perusahaan akan mengelola beban bunga melalui kombinasi hutang dalam mata uang Rupiah dan USD, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar. Manajemen juga melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perikatan hutang. 5. Risiko Mata Uang Asing Mengingat sebagian pinjaman Perusahaan adalah dalam mata uang asing, maka penurunan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing akan mengakibatkan peningkatan beban pembayaran bunga dan hutang pokok kepada kreditur.



Risk Mitigation Strategies The Company will manage interest expense through a combination of debt denominated in Rp and USD, by evaluating the market interest rate trends. The management will also review various interest rates offered by lenders to obtain favorable interest rates prior to making any decision to enter into a debt covenant. 5. Foreign Exchange Risk Considering that some loans of the Company are held in foreign currency, then a weakening of Rupiah against foreign currency will cause for an increase in payment burden both on interest and principal to creditors.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



63



Upaya Penanggulangan Perusahaan mengelola risiko nilai tukar dengan menyesuaikan antara penerimaan dan pembayaran dalam mata uang yang sama dan melakukan pengawasan.



Risk Mitigation Strategies The Company manages the foreign curreny exchange risk by matching receipts and payments in the same currency and through monitoring.



6. Risiko Kredit Perusahaan akan mengalami risiko kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya.



6. Credit Risk The Company will be exposed to the risk of losses incurred by its customers or its counter party due to its failure to meet contractual obligations.



Upaya Penanggulangan Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tidak tertagih.



Risk Mitigation Strategies The Company will control credit risk by conducting businesses with other credible parties, establishing credit verification and authorization policies, and monitoring the collectibility of receivables on a regular basis to reduce the amount of uncollectible accounts receivable.



7. Risiko Likuiditas Perusahaan akan mengalami risiko likuiditas apabila tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya.



7. Liquidity Risk The Company will be exposed to the liquidity risk if it has insufficient cash flow to meet its obligations.



Upaya Penanggulangan Manajemen Perusahaan akan memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Perusahaan dalam mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga mengadakan evaluasi secara berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang, dan secara terus menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.



Risk Mitigation Strategies The Company’s management will monitor and maintain the amount of cash and cash equivalents considered sufficient for business operations in overcoming the effect of fluctuations in cash flow. The management will also conduct regular evaluations of cash flow projections vis-a-vis actual cash flow, including debt maturity schedules, and continuously conduct reviews of financial markets to obtain the optimal funding sources.



G. Sistem Pelaporan Pelanggaran



G. whistleblowing system



Penerapan sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) merupakan salah satu wujud nyata Perusahaan dalam menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governence). Penerapan whistleblowing system merupakan upaya pencegahan atas terjadinya pelanggaran ataupun penyimpangan terhadap penerapan Good Corporate Governence.



The application of whistleblowing system represents one of the concrete manifestations of the Company’s effort to implement Good Corporate Governance. Its application constitutes an effort to prevent the occurrence of violation or deviation from the implementation of Good Corporate Governance.



1 Cara Penyampaian Pelanggaran



1. How to Report a Violation



a. Layanan pesan singkat (SMS) langsung ke nomor Komisaris/Direksi. b. Surat yang ditujukan ke Komisaris/Direksi.











2 Perlindungan bagi Pelapor



2. Protection for the informant







a. Protection informer.



a. Perlindungan dari ancaman pelaku.



64



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



a. Direct short messaging service (SMS) to the mobile phone number of any member of the Board of Commissioners and/or the Board of Directors. b. Letter addressed to any member of the Board of Commissioners and/or the Board of Directors



against



any



threat



from



the



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance







b. Menjaga kerahasiaan identitas pelapor.







b. Maintain the confidentiality of identity of the informant.



3 Penanganan Pengaduan



3. Complaint Handling



Komisaris/Direksi akan menindaklanjuti laporan yang diterima dan meneruskannya pada unit yang terkait untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan.







4 Pihak yang Mengelola Pengaduan



4. Complaint Handler











Pihak yang mengelola pengaduan adalah unit audit internal.



The Board of Commissioners and/or the Board of Directors shall follow on the report received and refer it to the relevant unit for review and investigation.



The party in charge of handling complaints shall be the internal audit party.



5 Hasil dari Penanganan Pengaduan



5. Complaint Handling Results



Hasil dari penanganan pengaduan oleh unit yang terkait akan langsung disampaikan kepada Komisaris/Direksi untuk dapat diambil tindakan apabila diperlukan.







H. PELAKSANAAN KOMITMEN TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN



H. IMPLEMENTATION OF COMMITMENT TO CONSUMER PROTECTION



Upaya-upaya yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai wujud kepedulian Perusahaan terhadap perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :



The efforts made by the Company as a form of concern to the Company's consumer protection are as follows:



1. Melakukan berbagai sertifikasi atas produk Perusahaan antara lain : ISO 9001:2008, HACCP dan GMP, Sertifikat Halal – MUI, Kosher, GMO Free. 2. Menanggapi masukan ataupun keluhan dari konsumen dengan cara memberikan respon balik kepada konsumen. 3. Produk-produk yang dihasilkan Perusahaan melalui proses produksi dengan menerapkan sistem manajemen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran serta penyempurnaan yang berkesinambungan. Produk tersebut juga telah melalui evaluasi oleh tim quality control sehingga mutu dan kualitas tetap terjamin. 4. Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan ketrampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk yang berkualitas.



1. Perform a variety of certification towards the Company's products which includes: ISO 9001:2008, HACCP and GMP, MUI-Legal Certificate , Kosher and GMO Free. 2. Responding to feedback or complaints from consumers by providing an immediate feedback response to the consumer. 3. The products produced by the Company through the production process by applying management system that ensures quality, pollution prevention and continuous improvement. These products have also been through an evaluation by the quality control team so that the grade and quality can be assured. 4. All employees are responsible and take part in efforts to improve skills, self-discipline to develop a quality product.



The results of complaint handling by the relevant unit shall be submitted to the Board of Commissioners and/or Board of Directors for action to be made, where necessary.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



65



I. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN



I. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY



Perusahaan menyadari bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada keseimbangan yang dibuat antara organisasi perusahaan dengan warga dan lingkungan di sekitar organisasi perusahaan. Tanggung jawab sosial Perusahaan meliputi lingkungan hidup, praktik ketenagakerjaan, pengembangan sosial dan kemasyarakatan dan tanggung jawab produk. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan usahanya Perusahaan menerapkan konsep “Planet, People & Profit”.



The Company realizes that the success of an organization is reliant on the balance between the organization and the people and the environment around it. The social responsibility of the company encompass the environment, employment practices, social development, and product responsibility. These show that in conducting business, the company applies the concept “Planet, People, & Profit”



Lingkungan Hidup



Environment



Kegiatan konkret Perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya adalah dengan menjalankan Clean Development Mechanism (CDM) dengan membangun Proyek Listrik Tenaga Biogas (PLTBG) yang mengubah air limbah Perusahaan menjadi energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik Perusahaan. Hal ini sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan untuk menjadi produsen berbahan dasar singkong terintegrasi dengan menerapkan konsep Lingkungan Hijau.



Concrete activities of The Company that fulfill it’s social responsibility is through Clean Development Mechanism (CDM) by building Bio Gas Power Plant (PLTBG) that converts the Company’s liquid waste into electricity to fulfill the factory’s power needs. This is in line with the vision and mission of the Company in becoming an integrated cassava based producer implementing green environment concept.



PLTBG Perusahaan telah terdaftar di UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change), di bawah naungan Protokol Kyoto, juga akan menghasilkan kredit karbon yang dapat diperdagangkan di bursa iklim global.



The Company’s PLTBGs has been registered in the UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change), and also generates carbon credits that can be traded in the international emissions market.



Dengan perkembangan pembangkit listrik tenaga bio gas, Perusahaan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:



With the development of the PLTBGs, the Company derive these benefits:



- - -



Daya yang berkelanjutan. Pasokan listrik yang stabil. Efisiensi Biaya untuk menghasilkan listrik dari pembangkit listrik tenaga bio gas jauh lebih murah daripada menggunakan generator berbahan bakar diesel dan / atau listrik yang disediakan oleh PLN. Selama tahun 2015 listrik yang dihasilkan dari PLTBG sudah dapat memenuhi kurang lebih 62% dari total listrik yang dibutuhkan untuk memproduksi tapioka. - Pengelolaan Lingkungan Bersih - Pemanfaatan limbah cair dari pabrik Perusahaan sesuai dengan program CDM. - Pendapatan tambahan Proyek PLTBG akan menghasilkan Certified Emission Reduction (CER) yang dibutuhkan oleh negara-negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. CER ini dapat dijual ke negara berkembang sebagai tambahan penghasilan lainnya kepada Perusahaan.



- - -



Disamping itu, Perusahaan juga secara rutin melaporkan UKL/UPL, melakukan uji limbah cair, uji



Apart from that, the Company also routinely reports UKL/UPL, conduct tests on liquid waste, toxic waste,



66



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



Continuous Power Stable electricity supply Efficiency The cost to produce electricity from the PLTBGs is cheaper than using diesel fueled generators and/or electricity provided by PLN. Throughout 2015, the electricity provided by the PLTBGs have supplied roughly around 62% the total electricity needed to provide tapioca starch.



- Clean environmental management - The use of liquid waste from the Company’s factories in line with the CDM program. - Additional income The PLTBG project produce Certified Emission Reduction (CER) needed by developed countries to reduce greenhouse gas emissions. These CERs can be sold to developed countries as additional income for the Company.



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



limbah B3, uji emisi cerobong, uji udara ambien, dan lainnya yang menunjang lingkungan hidup.



chimney emission, ambient air, and others that support the environment.



Biaya yang dikeluarkan selama tahun 2015 dari aspek lingkungan hidup sebesar Rp 890 juta.



Costs that were spent in 2015 for environmental aspect amount to Rp 890 million.



Praktik Ketenagakerjaan



Employment practices



Manajemen menyadari sumber daya manusia adalah tulang punggung di balik keberhasilan Perusahaan dan menyadari sepenuhnya bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menunjang dalam menunjang keberhasilan setiap usaha Perusahaan.



Management realizes that human resources is the backbone behind a successful Company and an important factor in any efforts that will advance the Company



Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, maupun studi banding ke luar negeri serta menghadiri seminarseminar yang relevan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengaktualisasikan keahlian, bakat dan kompentasi karyawan yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi bagi kemajuan Perusahaan.



By following training, from overseas comparative study, to attending relevant seminars the Companies gives employees a chance to actualize the skill, talent, and competency of individual employees that can contribute to the advancement of the Company.



Perusahaan memperkerjakan karyawan dengan memperhatikan standar upah minimun yang berlaku dan kesejahteraan karyawan. Untuk lebih memberikan motivasi bagi karyawan, Perusahaan memberikan sarana dan tunjangan yang antara lain berupa penyediaan rumah dinas dan mess, kendaraan dinas, fasilitas ibadah, tunjangan transportasi dan makan, kantin, rekreasi bersama, tunjangan hari raya serta pemberian insentif bagi karyawan yang telah menunjukkan prestasi dan kontribusi bagi Perusahaan.



The Company hires employees by taking into account the prevailing minimum wage standard and employees’s welfare. To further motivate the employees, the Company provides facilities and allowance such as official residence and mess, official car, religious facilities, transport and meal allowance, canteen, group recreation, allowance for holidays as well as giving insentives to employees who show achievement and contribute to the Company.



Keselamatan kerja juga menjadi perhatian Perusahaan, kelengkapan dan kelayakan sarana pengamanan seperti safety helmet, safety shoes, ear plug, full body hardness, sarung tangan, masker, penutup rambut, kaca mata pelindung, dan lainnya disediakan oleh Perusahaan untuk memberikan perlindungan kerja bagi karyawan.



Workplace safety is also a priority for the Company with complete and suitable safety equipment such as safety helmet, safety shoes, ear plug, full body hardness, gloves, mask, hair cover, protective eye google, and others provided to ensure employee’s work safety.



Perusahaan juga menyadari kesehatan merupakan faktor penting bagi karyawan. Untuk menfasilitasi hal tersebut, selain dalam bentuk tunjangan kesehatan, Perusahaan juga memiliki klinik kesehatan yang berlokasi di Lampung dan buka selama 1 x 24 jam, dimana seluruh biaya pemeriksaan dan obat-obatan menjadi tanggungan Perusahaan.



The Company also realize that health is an important factor for employees. To facilitate that fact other than providing a medical allowance, the Company also has a health clinic located in Lampung open 24 hours a day where all cost including examination and medicine, are paid by he Company.



Biaya yang dikeluarkan selama tahun 2015 dari aspek ketenagakerjaan sebesar Rp 18,6 miliar.



Cost that were spent in 2015 for employment aspects amount to Rp 18.6 billion.



Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan



Social Development



Keharmonisan antara Perusahaan dan masyarakat disekitarnya terus dijaga dengan baik. Berbagai aktivitas konkrit yang telah dijalankan Perusahaan selama tahun 2015 untuk mendukung kesejahteraan masyarakat antara lain : - Bantuan paket lebaran, paket kebutuhan pokok (sembako) dan pemberian sapi kepada masyarakat. - Penyaluran qurban dan zakat fitrah, pembangunan



The harmony between the Company and the people around it is well maintained. Several activities the Company engaged in throughout 2015 to promote social welfare and development are as follows : - Eid package help, basic needs package (sembako) and cow giving to the community. - Distribution of qurban and zakat fitrah, mosque



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



67



Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance



mesjid, bantuan acara halal bihalal, - Bantuan sumbangan untuk HUT-RI ke desa-desa dan kecamatan-kecamatan. - Bantuan sumbangan untuk karang taruna. - Bantuan listrik untuk pompa desa. - Sumbangan kepada masyarakat dalam memperbaiki jalan untuk menghindari kerusakan jalan yang lebih parah, membangun badan jalan, penimbunan rawa-rawa pemasangan goronggorong serta pembuatan jembatan.



building, help for halal bihalal events, - Donation to Indonesia Independence day celebration to villages and districts, - Donation to youth organization, - Electricity for village pumps - Donation to the community in fixing roads to prevent further road damage, building roads, compact swamps, installation of drainage, and bridge building.



Biaya yang dikeluarkan selama tahun 2015 dari aspek pengembagan sosial dan kemasyarakatan sebesar Rp 4,415 miliar.



Costs that were spent in 2015 for social development amounts to Rp 4.415 billion



Tanggung Jawab Produk



Product Responsibility



Kualitas produk merupakan salah satu kunci kesuksesan Perusahaan. Untuk itu, manajemen Perusahaan menerapkan manajemen mutu agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Untuk itu, Perusahaan memiliki tim quality control yang membantu manajemen dalam hal mutu produk. Disamping itu, secara berkala Perusahaan juga melakukan sertifikasi atas produk Perusahaan, melakukan uji produk di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melakukan sertifikasi halal, uji analisa sampling produk, melakukan tera ulang timbangan, dan lainnya terkait dengan tanggung jawab produk.



Product quality is one of the keys to success of the Company. For that, management has implemented quality control procedures as well as a quality control team to ensure that the Company produces quality products constantly. the Company also certifies all of it’s products through product testing in food and Drugs Administraion (BPOM), halal certification, product sampling, rescales calibration, and other actions related to product responsibility.



Biaya yang dikeluarkan selama tahun 2015 dari aspek tanggung jawab produk sebesar Rp 203 juta.



Costs that were spent in 2015 for product responsibility amounts to Rp 203 million.



J. AKSES INFORMASI



J. INFORMATION ACCESS



Menjunjung tinggi prinsip transparansi maka Perusahaan selalu berusaha menyediakan berbagai informasi melalui media publik, khususnya melalui situs resmi Perusahaan :



Under the framework to put high on transparency principle, the Company will always try to provide for information by using public media, particularly through the Company’s official website :



http://www.budistarchsweetener.com.



http://www.budistarchsweetener.com.



Website ini dikelola oleh tim internal yang selalu berkoordinasi dengan berbagai unit usaha untuk dapat memberikan informasi terkini kepada publik.



The website is managed by internal team who are always in coordination with some business units in order to be able to provide the latest updated information for public.



Untuk informasi mengenai Perusahaan, menghubungi Sekretaris Perusahaan.



For further information related to the Company please contact Corporate Secretary.



dapat



PT Budi Starch & Swetener Tbk Sekretaris Perusahaan Wisma Budi Lantai 9 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6 Jakarta 12940 Telp.: +62-21-521 3383 Fax : +62-21-521 3392 Email : [email protected]



68



PT Budi Starch & Sweetener Tbk Laporan Tahunan | Annual Report 2015



PT Budi Starch & Swetener Tbk Corporate Secretary Wisma Budi 9 Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6 Jakarta 12940 Phone: +62-21-521 3383, Facsimile: +62-21-521 3392 Email : [email protected]



Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank



Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank



Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 1.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Umum



1.



a. Pendirian dan Informasi Umum



General a. Establishment and General Information



PT Budi Starch & Sweetener Tbk (Perusahaan), didirikan berdasarkan Akta No. 15 tanggal 15 Januari 1979 dari Henk Limanow, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No YA5/279/11 tanggal 12 September 1979 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 8 Februari 1980, Tambahan No. 67. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 12 tanggal 5 Juni 2015 dari Antoni Halim, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan susunan pengurus, peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU 0936691.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 8 Juni 2015.



PT Budi Starch & Sweetener Tbk (the Company), was established based on Notarial Deed No. 15 dated January 15, 1979 of Henk Limanow, S.H., public notary in Jakarta. The Deed of Establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No. YA5/279/11 dated September 12, 1979 and published in Supplement No. 67 of the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 12 dated February 8, 1980. The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by Notarial Deed No. 12 dated June 5, 2015 of Antoni Halim, S.H., public notary in Jakarta, concerning the change in the Company’s management, increase of the Company’s authorized capital stock, issued and paid-up capital. The amendment of the Deed was approved by the Ministry of Law and Human Rights of the Republic Indonesia in Decision Letter No. AHU- 0936691.AH.01.02. Year 2015 dated June 8, 2015.



Perusahaan dan entitas anak (selanjutnya disebut Grup) didirikan dan menjalankan usahanya di Indonesia. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Sungai Budi.



The Company and its subsidiaries (herein after refered to as “the Group”) are incorporated and conduct their operations in Indonesia. The Company operates under the Sungai Budi group of businesses.



Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan produk makanan, termasuk produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu, ubi jalar, kelapa sawit, kopra dan produk pertanian lainnya dan industri lainnya khususnya industri plastik. Saat ini, Perusahaan bergerak dalam pembuatan dan penjualan tepung tapioka, sweeteners (glukosa, fruktosa, sorbitol dan maltodextrin), karung plastik, asam sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya.



In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is mainly to engage in manufacturing of chemicals and food products, including derivative products produced from cassava, sweet potatoes, coconut palm, copra and other agricultural products and other industries particularly plastic industry. At present, the Company engages in the manufacture and sale of tapioca starch, sweeteners (glucose, fructose, sorbitol and maltodextrine), plastic packaging, sulfuric acid and other chemicals.



Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR. Rasuna Said Kav C-6, Jakarta. Lokasi Pabrik Perusahaan di Subang, Lampung, Madiun, Surabaya dan Makasar. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1981.



The Company’s main office is located in th Wisma Budi 8-9 floor, HR. Rasuna Said Street Kav C-6, Jakarta. Its factories are located in Subang, Lampung, Madiun, Surabaya and Makasar. The Company commenced its commercial operations in January 1981.



-6-



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



b. Penawaran Umum Efek



b. Public Offering of Shares



Pada tanggal 31 Maret 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam dan LK (sekarang Otoritas Jasa Keuangan/OJK) untuk menawarkan 30.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat melalui Jakarta Efek Indonesia (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia/BEI) dengan harga penawaran sebesar Rp 3.000 (dalam Rupiah penuh) per saham. Pada tanggal 8 Mei 1995, Perusahaan mencatatkan seluruh sahamnya di BEJ (sekarang BEI).



On March 31, 1995, the Company obtained the effective statement from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency (Bapepam-LK) (currently Financial Service Authority/OJK) to offer its 30,000,000 shares of stock with par value of Rp 500 (in full Rupiah) per share to the public through the Jakarta Stock Exchange (BEJ) (currently Indonesia Stock Exchange/BEI) at the offering price of Rp 3,000 (in full Rupiah) per share. As of May 8, 1995, the Company listed all of its issued shares in BEJ (currently BEI).



Pada tanggal 26 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK (sekarang OJK) untuk Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada Pemegang Saham sebanyak 2.463.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 125 (dalam Rupiah penuh) per saham melalui BEJ (sekarang BEI) pada harga penawaran Rp 150 (dalam Rupiah penuh) per saham dimana melekat sebanyak 410.500.000 Waran Seri I dimana satu (1) Waran Seri I memiliki hak untuk membeli satu (1) saham baru pada harga penawaran sebesar Rp 125 (dalam Rupiah penuh) per saham mulai tanggal 11 Januari 2008 sampai 10 Juli 2012.



On June 26, 2007, the Company obtained the effective statement from the Chairman of Bapepam and LK (currently OJK) for Limited Public Offering I with pre-emptive rights to the Stockholders of 2,463,000,000 shares with a nominal value of Rp 125 (in full Rupiah) per share through BEJ (currently BEI) at the offering price of Rp 150 (in full Rupiah) per share with an attached 410,500,000 Series I Warrant in which one (1) Series I Warrant has the right to buy one (1) new share at an exercise price of Rp 125 (in full Rupiah) per share starting from January 11, 2008 until July 10, 2012.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh saham Perusahaan masing-masing sebanyak 4.498.997.362 dan 4.098.997.362 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.



At December 31, 2015 and 2014, all of the 4,498,997,362 and 4,098,997,362, respectively, shares of the Company are listed in the Indonesia Stock Exchange.



c. Entitas Anak yang Dikonsolidasikan



Entitas Anak/Name of Subsidiaries



Domisili/ Domicile



PT Budi Lumbung Cipta Tani (BLCT)



Jakarta



PT Associated British Budi (ABB)



Jakarta



Budi Acid Jaya Singapore Pte., Ltd. (BAJS)



Singapura/ Singapore



c. Consolidated Subsidiaries



Aktivitas Utama/ Principal Activities Industri Tapioka/ Tapioca Manufacturing Industri Glukosa dan Fruktosa/ Glucose and Fructose Manufacturing Perdagangan/Trading



-7-



Operasi/ Start of Commercial Operations



Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership 2015 dan/and 2014 %



Jumlah Aset(Sebelum Eliminasi)/ Total Assets (Before Elimination) 2015 2014



1996



99,98



183.348



189.674



2005



50,10



382.902



334.181



2007



100,00



169



109



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Informasi keuangan entitas anak yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali dalam jumlah material pada tanggal dan untuk tahun – tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:



Nama/Name



2015 Kepentingan Nonpengendali yang material/ Material Non-controlling Interest Bagian Kepentingan Kepemilikan/ Saldo Akumulasi/ Bagian Laba Laba (Rugi) - Bersih/ Equity Interest Held Accumulated Balances Share in Net Profit (Loss) %



PT Associated British Budi (ABB)



Nama/Name



PT Associated British Budi (ABB)



Financial information of subsidiaries that have material non-controlling interests as of and for the years ended December 31, 2015 and 2014 follows:



40,90



77.169



1.531



2014 Kepentingan Nonpengendali yang material/ Material Non-controlling Interest Bagian Kepentingan Kepemilikan/ Saldo Akumulasi/ Bagian Laba Laba (Rugi) - Bersih/ Equity Interest Held Accumulated Balances Share in Net Profit (Loss) % 40,90



75.638



491



Berikut adalah ringkasan informasi keuangan dari entitas anak. Jumlah-jumlah tersebut sebelum dieliminasi dengan transaksi antar entitas dalam Grup.



The summarized financial information of these subsidiary is provided below. This information is based on amounts before inter-company eliminations.



Ringkasan laporan posisi keuangan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:



Summarized statement of financial position as of December 31, 2015 and 2014:



2015



2014



Aset lancar Aset tidak lancar



200.932 183.328



151.334 182.847



Current assets Noncurrent assets



Jumlah aset



384.260



334.181



Total Assets



Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang



186.884 57.031



129.118 67.668



Current liabilities Noncurrent liabilities



Jumlah liabilitas



243.915



196.786



Total Liabilities



Jumlah ekuitas



140.345



137.395



Total Equity



Ringkasan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain pada tahun 2015 dan 2014:



Summarized statement of profit or loss and other comprehensive income for 2015 and 2014:



2015 Pendapatan Laba sebelum pajak Penghasilan komprehensif lain Jumlah penghasilan komprehensif



2014



36.605.731.417



328.528



2.643.153.750



1.592



253.818.252 2.059.483.097



-8-



-



Revenue Profit before tax Other comprehensive income



1.175



Total Comprehensive Income



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Ringkasan informasi arus kas pada tahun 2015 dan 2014:



Summarized cash flow information for 2015 and 2014:



2015 Operasi Investasi Pendanaan



17.409 (7.323) (5.099)



Kenaikan bersih kas



d.



2014 25.236 (14.258) (10.484)



4.987



Karyawan, Dewan Komisaris dan Direksi



494



d.



Operating Investing Financing Net increase in cash



Employees, Board of Commissioners and Directors The members of the Board of Commissioners and Directors as of December 31, 2015 and 2014 based on Notarial Deed No. 12 dated June 5, 2015 and Notarial Deed No. 12 dated June 12, 2013, respectively, of Antoni Halim, S.H., a public notary in Jakarta, are as follows:



Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan Akta No. 12 tanggal 5 Juni 2015 dan Akta No. 12 tanggal 12 Juni 2013 dari Antoni Halim, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: 2015



2014



Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen



: : :



Widarto Oey Alfred Daniel Kandinata



Widarto Oey Alfred Daniel Kandinata



Direksi Presiden Direktur Wakil Presiden Direktur Direktur



: : :



Direktur tidak terafiliasi



:



Santoso Winata Sudarmo Tasmin Djunaidi Nur Sugandhi Oey Albert Mawarti Wongso Tan Anthony



Santoso Winata Sudarmo Tasmin Winoto Prajitno *) Djunaidi Nur Sugandhi Oey Albert Tan Anthony



Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Directors President Director Deputy President Director Directors



Unaffiliated Director



*) Meninggal dunia pada tanggal 27 Februari 2015/ Passed away on February 27, 2015



Susunan Komite Audit Perusahaan pada tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:



Ketua Anggota



: :



The Company’s Audit Committee in 2015 and 2014 comprises of the following:



Daniel Kandinata Liesye Lestari Yetty Semiawaty



: :



Chairman Members



Personel manajemen kunci Grup terdiri dari Dewan Komisaris dan Direksi.



Key management personnel of the Group consists of the Commissioners and Directors.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki jumlah karyawan tetap (tidak diaudit) masing-masing sebanyak 2.457 dan 2.478 karyawan.



As of December 31, 2015 and 2014, the Group has 2,457 and 2,478 permanent employees (unaudited), respectively.



-9-



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Laporan keuangan konsolidasian PT Budi Starch & Sweetener Tbk dan entitas anak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 21 Maret 2016. Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian tersebut. 2.



The consolidated financial statements of PT Budi Starch & Sweetener Tbk and its subsidiaries for the year ended December 31, 2015 were completed and authorized for issuance on March 21, 2016 by the Company’s Directors who are responsible for the preparation and presentation of the consolidated financial statements.



Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.



2.



Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian



Summary of Significant Accounting Financial Reporting Policies a.



and



Basis of Consolidated Financial Statements Preparation and Measurement



Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Dewan Standar Akuntansi Syariah IAI, dan Peraturan OJK No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”.



The consolidated financial statements have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards “SAK”, which comprise the statements and interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Institute of Indonesia Chartered Accountants (IAI) and the Board of Shariah Accounting Standards of IAI and OJK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Presentation and Disclosures of Public Companies’ Financial Statements”. Such consolidated financial statements are an English translation of the Group’s statutory report in Indonesia.



Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.



The measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies. The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting.



Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.



The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing, and financing activities.



Mata uang yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rupiah) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan.



The currency used in the preparation and presentation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rupiah) which is also the functional currency of the Company.



Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat.



All figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.



- 10 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) b.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Prinsip Konsolidasian



b.



Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitasentitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan entitas anak (Grup). Pengendalian diperoleh apabila Grup memiliki seluruh hal berikut ini: • • •



Principles of Consolidation The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company and its subsidiaries (the Group). Control is achieved when the Group has all the following:



kekuasaan atas investee; eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil Grup.



• • •



power over the investee; is exposed, or has rights, to variable returns from its involvement with the investee; and the ability to use its power to affect its returns.



Pengkonsolidasian entitas anak dimulai pada saat Grup memperoleh pengendalian atas entitas anak dan berakhir pada saat Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak. Secara khusus, penghasilan dan beban entitas anak yang diakuisisi atau dilepaskan selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sejak tanggal Grup memperoleh pengendalian sampai dengan tanggal Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak.



Consolidation of a subsidiary begins when the Group obtains control over the subsidiary and ceases when the Group loses control of the subsidiary. Specifically, income and expenses of a subsidiary acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income from the date the Group gains control until the date when the Group ceases to control the subsidiary.



Seluruh aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam Grup dieliminasi secara penuh dalam laporan keuangan konsolidasian.



All intragroup assets and liabilities, equity, income, expenses and cash flows relating to transactions between members of the Group are eliminated in full on consolidation.



Laba rugi dan setiap komponen penghasilan komprehensif lain diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dan kepentingan nonpengendali (KNP) meskipun hal tersebut mengakibatkan KNP memiliki saldo defisit.



Profit or loss and each component of other comprehensive income are attributed to the owners of the Company and to the noncontroling interest (NCI) even if this results in the NCI having a deficit balance.



KNP disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan.



NCI are presented in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income and under the equity section of the consolidated statement of financial position, respectively, separately from the corresponding portion attributable to owners of the Company.



Transaksi dengan KNP yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dialihkan dengan bagian relatif atas nilai tercatat aset bersih entitas anak yang diakuisisi dicatat di ekuitas. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan kepada KNP juga dicatat di ekuitas.



Transactions with NCI that do not result in loss of control are accounted for as equity transactions. The difference between the fair value of any consideration paid and the relevant share acquired of the carrying value of net assets of the subsidiary is recorded in equity. Gains or losses on disposals to NCI are also recorded in equity. - 11 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) c.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Penjabaran Mata Uang Asing



c.



Foreign Currency Translation



Mata Uang Fungsional dan Pelaporan



Functional and Reporting Currencies



Akun-akun yang tercakup dalam laporan keuangan setiap entitas dalam Grup diukur menggunakan mata uang dari lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi (mata uang fungsional).



Items included in the financial statements of each of the Group’s companies are measured using the currency of the primary economic environment in which the entity operates (the functional currency).



Transaksi dan Saldo



Transactions and Balances



Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang fungsional menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dan dari penjabaran pada kurs akhir tahun atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.



Foreign currency transactions are translated into the functional currency using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions. Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of such transactions and from the translation at year end exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in profit or loss.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kurs konversi yakni kurs tengah Bank Indonesia, yang digunakan oleh Grup adalah sebagai berikut:



As of December 31, 2015 and 2014, the conversion rates used by the Group were the middle rates of Bank Indonesia as follows:



Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro



2015



2014



13.795 9.751 15.070



12.440 9.422 15.133



Kelompok usaha Grup Hasil usaha dan posisi keuangan kelompok usaha Grup yang memiliki uang fungsional yang berbeda dengan uang pelaporan, dijabarkan pada mata pelaporan sebagai berikut:



U.S. Dollar Singapore Dollar Euro Group Companies



dari mata mata uang



The results and financial position of all the Group companies that have a functional currency different from the reporting currency are translated into the reporting currency as follows:



1.



aset dan liabilitas dari setiap laporan posisi keuangan yang disajikan, dijabarkan pada kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan;



1.



assets and liabilities for each statement of financial position presented are translated at the closing rate at the date of that statement of financial position;



2.



penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dijabarkan menggunakan kurs rata-rata; dan



2.



income and expenses for each statement of income are translated at average exchange rates; and



3.



seluruh selisih kurs yang timbul diakui dalam penghasilan komprehensif lain.



3.



all resulting exchange differences are recognized as a separate component of equity.



- 12 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) d.



e.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Transaksi Pihak Berelasi



d.



Orang atau entitas dikategorikan sebagai pihak berelasi Grup apabila memenuhi definisi pihak berelasi berdasarkan PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.



A person or entity is considered a related party of the Group if it meets the definition of a related party in PSAK No. 7 “Related Party Disclosures”.



Semua transaksi signifikan dengan pihak berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.



All significant transactions with related parties are disclosed in the consolidated financial statements.



Kas



e.



Kas terdiri dari kas dan bank, yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. f.



Transactions with Related Parties



Cash Cash consists of cash on hand and in banks, which are not used as collateral and are not restricted.



Instrumen Keuangan



f.



Financial Instruments



Pembelian atau penjualan yang reguler atas instrumen keuangan diakui pada tanggal transaksi.



All regular way purchases and sales of financial instruments are recognized on the transaction date.



Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.



Financial instruments are recognized initially at fair value, which is the fair value of the consideration given (in case of an asset) or received (in case of a liability). The fair value is determined by reference to the transaction price or other market prices. If such market prices are not reliably determinable, the fair value is estimated as the sum of all future cash payments or receipts, discounted using the prevailing market rates of interest for similar instruments with similar maturities. The initial measurement of financial instruments, except for financial instruments at fair value through profit and loss (FVPL), includes transaction costs.



Biaya transaksi diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.



Transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest rate method.



Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif.



The classification of the financial instruments depends on the purpose for which the instruments were acquired and whether they are quoted in an active market.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup memiliki instrumen keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang dan liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi terkait dengan instrumen keuangan dalam kategori aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak diungkapkan.



As of December 31, 2015 and 2014, the Group has financial instruments under loans and receivables and other financial liabilities categories. Thus, accounting policies related to financial assets at fair value through profit and loss (FVPL), held to maturity (HTM) investments, available for sale (AFS) financial assets, and financial liabilities at FVPL were not disclosed.



- 13 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Aset Keuangan



Financial Assets



Pinjaman yang Diberikan dan Piutang



Loans and Receivables



Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.



Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method, less any allowance for any impairment.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Grup mengklasifikasikan kas, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain, dan aset lain-lain berupa setoran jaminan dalam kategori ini.



As of December 31, 2015 and 2014, the Group has classified its cash, time deposits, trade accounts receivable, other accounts receivable, and other assets-margin deposits under this category.



Liabilitas Keuangan



Financial Liabilities



Liabilitas Keuangan Lain-lain



Other Financial Liabilities



Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.



This category pertains to financial liabilities that are not held for trading or not designated at FVPL upon the inception of the liability.



Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika substansi perjanjian kontraktual mengharuskan Grup untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.



Issued financial instruments or their components, which are not classified as financial liabilities at FVPL are classified as other financial liabilities, where the substance of the contractual arrangement results in the Group having an obligation either to deliver cash or another financial asset to the holder, or to satisfy the obligation other than by the exchange of a fixed amount of cash or another financial asset for a fixed number of own equity shares.



Liabilitas keuangan lain-lain selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi berdasarkan suku bunga efektif.



Other financial liabilities are subsequently carried at amortized cost using the effective interest rate method.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kategori ini meliputi utang bank jangka pendek, utang usaha, beban akrual, utang lain-lain, dan utang bank jangka panjang yang dimiliki oleh Grup.



As of December 31, 2015 and 2014, the Group’s short-term bank loans, trade accounts payable, accrued expenses, other accounts payable, and long-term bank loans are included in this category.



- 14 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Saling Hapus Instrumen Keuangan



Offsetting of Financial Instruments



Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.



Financial assets and liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable right to offset the recognized amounts and there is intention to settle on a net basis, or to realize the asset and settle the liability simultaneously.



Penurunan Nilai Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi



Impairment of Amortized Cost



Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.



The management first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant. If the management determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and that group of financial assets is collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss, is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.



Jika terdapat bukti obyektif bahwa rugi penurunan nilai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi.



If there is an objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset shall be reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of loss is charged to profit or loss.



Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas cadangan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.



If, in a subsequent year, the amount of the impairment loss decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is reversed. Any subsequent reversal of an impairment loss is recognized in profit or loss, to the extent that the carrying value of the asset does not exceed its amortized cost at the reversal date.



- 15 -



Financial



Assets



at



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan 1.



2.



Aset



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated) dan



Derecognition of Financial Assets and Liabilities



Aset Keuangan



1.



Aset keuangan (atau bagian dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:



Financial asset (or, where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when:



a.



Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;



a.



the rights to receive cash flows from the asset have expired;



b.



Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau



b.



the Group retains the right to receive cash flows from the asset, but has assumed a contractual obligation to pay them in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement; or



c.



Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.



c.



the Group has transferred its rights to receive cash flows from the asset and either (i) has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (ii) has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.



Liabilitas Keuangan



2.



Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, dibatalkan, atau telah kadaluarsa. g.



Financial Assets



Financial Liabilities A financial liability is derecognized when the obligation under the contract is discharged, cancelled or has expired.



Pengukuran Nilai Wajar



g.



Pengukuran nilai wajar didasarkan pada asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi:



Fair Value Measurement The fair value measurement is based on the presumption that the transaction to sell the asset or transfer the liability takes place either:







di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut atau;







in the principal market for the asset or liability or;







jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.







in the absence of a principal market, in the most advantageous market for the asset or liability.



- 16 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Grup harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan pada tanggal pengukuran.



The Group must have access to the principal or the most advantageous market at the measurement date.



Nilai wajar aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.



The fair value of an asset or a liability is measured using the assumptions that market participants would use when pricing the asset or liability, assuming that market participants act in their economic best interest.



Pengukuran nilai wajar aset non-keuangan memperhitungkan kemampuan pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya, atau dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.



A fair value measurement of a non-financial asset takes into account a market participant’s ability to generate economic benefits by using the asset in its highest and best use or by selling it to another market participant that would use the asset in its highest and best use.



Ketika Grup menggunakan teknik penilaian, maka Grup memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.



When the Group uses valuation techniques, it maximizes the use of relevant observable inputs and minimizing the use of unobservable inputs.



Seluruh aset dan liabilitas yang mana nilai wajar aset atau liabilitas tersebut diukur atau diungkapkan, dikategorikan dalam hirarki nilai wajar sebagai berikut:



All assets and liabilities for which fair value is measured or disclosed in the financial statements are categorized within the fair value hierarchy as follows:



• •







Level 1 – harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik; Level 2 – teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar dapat diobservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung; Level 3 – teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar tidak dapat diobservasi.



• •







Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang dalam laporan keuangan konsolidasian, maka Grup menentukan apakah telah terjadi transfer di antara level hirarki dengan menilai kembali pengkategorian level nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan. h.



Level 1 - Quoted (unadjusted) market prices in active markets for identical assets or liabilities; Level 2 - Valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is directly or indirectly observable; Level 3 - Valuation techniques for which the lowest level input that is significant to the fair value measurement is unobservable.



For assets and liabilities that are recognized in the consolidated financial statements on a recurring basis, the Group determines whether there are transfers between levels in the hierarchy by re-assessing categorization at the end of each reporting period.



Persediaan



h.



Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.



Inventories Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the weighted average method.



- 17 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) i.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Biaya Dibayar Dimuka



i.



Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. j.



Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.



Aset Tetap



j.



Property, Plant and Equipment



Pemilikan Langsung



Direct acquisitions



Aset tetap, kecuali tanah dan mesin, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.



Property and equipment, except land and machineries, are carried at cost, excluding day to day servicing, less accumulated depreciation and any impairment in value.



Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.



Land is not depreciated and is stated at cost less any impairment in value.



Pada tahun 2015, Grup telah mengubah kebijakan akuntansi untuk mesin dari metode biaya menjadi metode revaluasi.



In 2015, the Group changed it accounting policy for its machineries from cost method to revaluation method.



Mesin dinyatakan pada nilai wajar dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi, jika ada. Peningkatan nilai dari hasil revaluasi diakui sebagai "Selisih revaluasi aset tetap" di bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan dan laporan perubahan ekuitas. Penurunan nilai yang menghapuskan kenaikan sebelumnya atas aset yang sama dicatat sebagai bagian dari penghasilan komprehensif lain dan penurunan lainnya dibebankan ke laba rugi.



Machineries are stated at fair value less subsequent depreciation and any impairment in value. The increment in value resulting from the revaluation is recognized as “Revaluation increment in value of property, plant and equipment” under equity section in the consolidated statement of financial position and consolidated statement of changes in equity. Decreases that offset previous increases of the same asset are recorded as part of other comprehensive income and all other decreases are charged to profit or loss.



Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.



The initial cost of property and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.



Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah, dan biaya ini tidak disusutkan. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah.



Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognized as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not depreciated. Costs related to renewal of land rights are recognized as intangible assets and amortized during the period of the land rights.



- 18 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.



Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.



Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut:



Depreciation is computed on a straight-line basis over the property, plant and equipment’s useful lives as follows:



Tahun/Years Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat berat Perabot dan peralatan kantor



5 - 20 10 - 20 5 5



Buildings and infrastructure Machineries and equipment Transportation and heavy equipment Furnitures, fixtures and equipment



Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.



The carrying values of property and equipment are reviewed for impairment when events or changes in circumstances indicate that the carrying values may not be recoverable.



Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.



When each major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the item of property and equipment as a replacement if the recognition criteria are satisfied. Such major inspection is capitalized and amortized over the next major inspection activity.



Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap diakui dalam laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.



An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gains or loss arising from de-recognition of property and equipment is included in profit or loss in the year the item is derecognized.



Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.



The asset’s residual values, if any, useful lives and depreciation and amortization method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.



- 19 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



k.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Aset Tetap Dalam Pembangunan



Construction in Progress



Aset tetap dalam pembangunan merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya.



Construction in progress represents property, plant and equipment under construction which is stated at cost and is not depreciated. The accumulated costs are reclassified to the respective property, plant and equipment account and depreciated when the construction is substantially complete and the asset is ready for its intended use.



Transaksi Sewa



k.



Lease Transactions



Penentuan apakah suatu kontrak merupakan atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.



The determination of whether an arrangement is or contains a lease is based on the substance of the arrangement at inception date of whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset or assets and the arrangement conveys a right to use the asset.



Perlakuan Akuntansi sebagai Lessee



Accounting Treatment as a Lessee



Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Grup, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi tahun berjalan.



Leases which transfer to the Group substantially all the risks and benefits incidental to ownership of the leased item, are capitalized at the inception of the lease at the fair value of the leased property or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. Lease payments are apportioned between the finance charges and reduction of the lease liability so as to achieve a constant rate of interest in the remaining balance of the liability. Finance charges are recognized in profit or loss.



Aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaatnya. Apabila tidak terdapat keyakinan memadai bahwa Grup akan memperoleh hak kepemilikan atas aset tersebut pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan sepanjang estimasi umur manfaat aset atau masa sewa, mana yang lebih pendek. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laba rugi dengan dasar garis lurus (straightline basis) selama masa sewa.



Capitalized leased assets are depreciated over the estimated useful life of the assets except if there is no reasonable certainty that the Group will obtain ownership by the end of the lease term, in which case the lease assets are depreciated over the shorter of the estimated useful life of the assets and the lease term. Operating lease payments are recognized as an expense in profit or loss on a straight-line basis over the lease term.



- 20 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) l.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Saham Treasuri



l.



Pada saat Perusahaan membeli kembali saham Perusahaan (saham treasuri), maka imbalan yang dibayarkan, termasuk biayabiaya transaksi inkremental yang teratribusikan langsung (bersih setelah pajak penghasilan), dikurangkan dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham Perusahaan sampai dengan saham tersebut dibatalkan atau diterbitkan kembali. Jika saham tersebut kemudian diterbitkan kembali, maka setiap imbalan yang diterima, setelah dikurangkan dengan biaya-biaya transaksi inkremental yang teratribusikan langsung dan dampak pajak penghasilan, dibukukan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham Perusahaan. m.



Where the Company purchases the Company’s equity share capital (treasury shares), the consideration paid, including any directly attributable incremental transaction costs (net of income taxes) is deducted from equity attributable to the Company’s equity holders until the shares are cancelled or reissued. Where such ordinary share are subsequently reissued, any consideration received, net of any directly attributable incremental transaction costs and the related income tax effects, is included in equity attributable to the owners of the Company’s.



Biaya Emisi Efek Ekuitas



m.



Biaya emisi efek ekuitas dikurangkan dari akun “Tambahan Modal Disetor” bagian yang berhubungan dengan proses penerbitan saham dan tidak diamortisasi. n.



Treasury Stocks



Stock Issuance Costs Stock issuance costs are deducted from the “Additional paid-in capital” portion of the related proceeds from issuance of shares and are not amortized.



Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan



n.



Impairment of Non-Financial Assets



Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Grup menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.



The Group assesses at each annual reporting period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Group makes an estimate of the asset’s recoverable amount.



Penelaahan dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan untuk mengetahui apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai aset yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka Grup mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam periode sebelumnya akan dipulihkan apabila nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Setelah pemulihan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.



An assessment is made at each annual reporting period as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses recognized for an asset may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an asset is reversed in profit or loss to the extent that the carrying amount of the assets does not exceed its recoverable amount nor exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior years. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.



- 21 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) o.



p.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Pengakuan Pendapatan dan Beban



o.



Revenue and Expense Recognition



Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke Grup dan pendapatan ini dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan pendapatan harus dipenuhi sehingga pendapatan dapat diakui.



Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be reliably measured. The specific recognition criteria must also be met before revenue is recognized.



Penjualan lokal diakui pada saat pengiriman barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai persyaratan penjualan.



Revenues from local sales are recognized when the goods are delivered to the customers, while revenues from export sales are recognized in accordance with the terms of the sale.



Uang muka diterima akan diakui sebagai pendapatan pada saat pengiriman barang kepada pelanggan telah dilakukan.



Advances received will be recognized as revenue when the goods had been delivered to the customer.



Pendapatan Certified Emission Reduction (CER) akan diakui sebagai pendapatan pada saat Sertifikasi CER diperoleh dan diserahkan kepada pembeli.



Income from Certified Emission Reduction (CER) will be recognized as revenue when the buyer obtained the CER certification and delivered to buyer.



Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laba rugi secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif.



Interest income and interest expense for all financial instruments are recognized in profit or loss on accrual basis using the effective interest rate method.



Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dari penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal Grup.



Revenue is measured as the fair value of the consideration received or receivable for the sale of goods and services in the ordinary course of the Group’s activities.



Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (basis akrual).



Expenses are recognized when incurred (accrual basis).



Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.



Transaction costs that are directly attributable to the acquisition or issuance of financial instruments not measured at FVPL are amortized over the life of financial instruments using the effective interest rate method and recorded as part of interest income for transaction costs directly attributable to financial assets, and as part of interest expense for transaction costs directly attributable to financial liabilities.



Biaya Pinjaman



p.



Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadinya.



Borrowing Costs Borrowing costs which are directly attributable to the acquisition, construction, or production of qualifying assets are capitalized as part of the acquisition cost of the qualifying assets. Other borrowing costs are recognized as expense in the period in which they are incurred.



- 22 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



q.



r.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Jika Grup meminjam dana secara khusus untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah biaya pinjaman yang layak dikapitalisasikan sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi selama tahun berjalan dikurangi penghasilan investasi atas investasi sementara dari pinjaman tersebut.



To the extent that the Group borrows funds specifically for the purpose of obtaining a qualifying asset, the entity determines the amount of borrowing costs eligible for capitalization as the actual borrowing costs incurred on that borrowing during the year less any investment income on the temporary investment of those borrowings.



Jika pengembangan aktif atas aset kualifikasian dihentikan, Grup menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman selama periode yang diperpanjang tersebut.



The Group suspends capitalization of borrowing costs during extended periods in which it suspends active development of a qualifying asset.



Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan saat selesainya secara subtansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.



The Group ceases capitalizing borrowing costs when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying asset for its intended use or sale are complete.



Imbalan Kerja



q.



Employee Benefits



Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek



Short-term Employee Benefits Liability



Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai liabilitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban dalam laba rugi.



Short-term employee benefits are recognized at its undiscounted amount as a liability after deducting any amount already paid in the consolidated statement of financial position and as an expense in profit or loss.



Liabilitas imbalan kerja jangka panjang



Long-term employee benefits liability



Liabilitas imbalan kerja jangka panjang merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun yang dihitung menggunakan metode Projected Unit Credit. Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti langsung diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan penghasilan komprehensif lain pada periode terjadinya dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, namun menjadi bagian dari saldo laba. Biaya liabilitas imbalan pasti lainnya terkait dengan program imbalan pasti diakui dalam laba rugi.



Long-term employee benefits liability represents post-employment benefits, unfunded defined-benefit plans which amounts are determined based on years of service and salaries of the employees at the time of pension and calculated using the Projected Unit Credit. Remeasurements are reflected immediately in the consolidated statement of financial position with a charge or credit recognized in other comprehensive income in the period in which they occur and not to be reclassified to profit or loss but reflected immediately in retained earnings. All other costs related to the defined-benefit plan are recognized in profit or loss.



Pajak Penghasilan



r.



Income Tax



Pajak Kini



Current Tax



Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.



Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.



- 23 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



s.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Pajak Tangguhan



Deferred Tax



Pajak tangguhan diakui sebagai liabilitas jika terdapat perbedaan temporer kena pajak yang timbul dari perbedaan antara dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya pada tanggal pelaporan.



Deferred tax is provided using the liability method on temporary differences between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes at the reporting date.



Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Aset pajak tangguhan diakui dan direviu pada setiap tanggal pelaporan atau diturunkan jumlah tercatatnya, sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak tersedia untuk pemanfaatan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat dikompensasikan.



Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences. Deferred tax assets are recognized and reviewed at each reporting date and reduced to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences can be utilized.



Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (atau peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan.



Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply in the year when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates (or tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the reporting date.



Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus jika dan hanya jika, terdapat hak yang dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan pajak tangguhan tersebut terkait dengan entitas kena pajak yang sama dan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama.



Deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset if and only if, a legally enforceable right exists to set off current tax assets against current tax liabilities and the deferred taxes relate to the same taxable entity and the same taxation authority.



Laba Per Saham



s.



Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. t.



Earnings per Share Basic earnings per share are computed by dividing profit attributable to owners of the Company by the weighted average number of shares outstanding during the year.



Informasi Segmen



t.



Segment Information



Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian.



Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements.



Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup.



Operating segments are identified on the basis of internal reports about components of the Group that are regularly reviewed by the chief operating decision maker in order to allocate resources to the segments and to assess their performances.



- 24 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 3.



Penggunaan Estimasi, Asumsi Manajemen



Pertimbangan



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated) dan



3.



Management Use of Estimates, Judgments and Assumptions



Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan.



In the application of the Group’s accounting policies, which are described in Note 2 to the consolidated financial statements, management is required to make estimates, judgments, and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant.



Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berpengaruh terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.



Management believes that the following represent a summary of the significant estimates, judgments, and assumptions made that affected certain reported amounts and disclosures in the consolidated financial statements:



Pertimbangan



Judgments



Pertimbangan-pertimbangan berikut dibuat oleh manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup yang memiliki dampak yang paling signifikan terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:



The following judgments are made by management in the process of applying the Group’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the consolidated financial statements:



a.



a.



b.



Mata Uang Fungsional



Functional Currency



Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat pertimbangan untuk menentukan mata uang fungsional entitas anak luar negeri.



In the process of applying the Group’s accounting policies, management has made judgment on the determination of functional currency of the foreign subsidiary.



Mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak adalah mata uang lingkungan ekonomi utama dimana masing-masing entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa, dan mata uang dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas, dan merupakan mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan.



The functional currency of the Company and its subsidiaries is the currency of the primary economic environment in which each of them operates. It is the currency, among others, that mainly influences sales prices for goods and services, and of the country whose competitive forces and regulations mainly determine the sales prices of its goods and services, and the currency in which funds from financing activities are generated.



Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan



b.



Grup menentukan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan menilai apakah aset dan liabilitas tersebut memenuhi definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55. Aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2.



Classification of Financial Financial Liabilities



Assets



and



The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55. Accordingly, the financial assets and liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2. - 25 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) c.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan



c.



Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Grup secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih).



The Group assesses specifically at each consolidated statement of financial position date whether there is an objective evidence that a financial asset is impaired (uncollectible).



Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah mengalami penurunan nilai. Suatu evaluasi atas piutang, yang bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan estimasi yang digunakan.



If there is an objective evidence of impairment, timing and collectible amounts are estimated based on historical loss data. Allowance is provided on accounts specifically identified as impaired. Evaluation of receivables to determine the total allowance to be provided is performed periodically during the year. Therefore, the timing and amount of allowance recorded at each period might differ based on the judgments and estimates that have been used.



Nilai tercatat aset keuangan Grup dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sebagai berikut:



The carrying values of the Group’s financial assets categorized as loans and receivables as of December 31, 2015 and 2014 follows: 2015



d.



Impairment of Financial Assets



2014



Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas Deposito berjangka Piutang usaha Piutang lain-lain Aset lain-lain - setoran jaminan



30.782 38.917 919.096 3.766 232



34.885 4.581 523.316 3.248 222



Loans and receivables Cash Time deposits Trade accounts receivable Other accounts receivable Other assets - margin deposits



Jumlah



992.793



566.252



Total



Komitmen Sewa



d.



Grup telah menandatangani sejumlah perjanjian sewa kendaraan. Grup menentukan bahwa sewa tersebut adalah sewa pembiayaan, karena sewa tersebut memberikan opsi beli pada akhir masa sewa dan Grup menanggung secara signifikan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset-aset tersebut.



Lease Commitments The Group has entered into commercial vehicles leases. The Group has determined that these are finance leases since it has been granted options to purchase at the end of the lease term and it bears substantially all the significant risks and benefits incidental to the ownership of these properties.



- 26 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) e.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Pajak Penghasilan



e.



Pertimbangan yang signifikan dibutuhkan untuk menentukan jumlah pajak penghasilan. Terdapat sejumlah transaksi dan perhitungan yang menimbulkan ketidakpastian penentuan jumlah pajak penghasilan karena interpretasi atas peraturan pajak yang berbeda. Jika hasil pemeriksaan pajak berbeda dengan jumlah yang sebelumnya telah dibukukan, maka selisih tersebut akan berdampak terhadap aset dan liabilitas pajak kini dan tangguhan dalam periode dimana hasil pemeriksaan tersebut terjadi.



Income Taxes Significant judgment is required in determining the provision for income taxes. There are many transactions and calculations for which the ultimate tax determination is uncertain due to different interpretation of tax regulations. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, such differences will have an impact on the current and deferred income tax assets and liabilities in the period in which such determination is made.



Estimasi dan Asumsi



Estimates and Assumptions



Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lain dalam mengestimasi ketidakpastian pada tanggal pelaporan yang mempunyai risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Kondisi yang ada dan asumsi mengenai perkembangan masa depan dapat berubah karena perubahan situasi pasar yang berada di luar kendali Grup. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi ketika keadaan tersebut terjadi:



The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial period are disclosed below. The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes on circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur:



a.



a.



b.



Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan



Fair Value of Financial Assets and Financial Liabilities



Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti-bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.



Indonesian Financial Accounting Standards require measurement of certain financial assets and liabilities at fair values, and the disclosure requires the use of estimates. Significant component of fair value measurement is determined based on verifiable objective evidence (i.e. foreign exchange rate, interest rate), while timing and amount of changes in fair value might differ due to different valuation method used.



Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan diungkapkan pada Catatan 17.



The fair values of financial assets and financial liabilities are set out in Note 17.



Revaluasi Aset Tetap



b.



Grup mengukur mesin pada nilai revaluasi, dan perubahan nilai wajar aset tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Grup memakai jasa penilai independen untuk menentukan nilai wajar aset tersebut pada tanggal 31 Desember 2015.



Revaluation of Property, Plant and Equipment The Group measures machinery at revalued amounts with changes in fair value being recognized in other comprehensive income. The Group engaged independent valuation specialists to determine fair value as of December 31, 2015.



- 27 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) c.



d.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Estimasi Masa Manfaat Aset Tetap



c.



Estimated Useful Life of Property, Plant and Equipment



Masa manfaat dari masing-masing aset tetap Grup diestimasi berdasarkan jangka waktu aset tersebut diharapkan tersedia untuk digunakan. Estimasi tersebut didasarkan pada penilaian kolektif berdasarkan bidang usaha yang sama, evaluasi teknis internal dan pengalaman dengan aset sejenis. Estimasi masa manfaat setiap aset ditelaah secara berkala dan diperbarui jika estimasi berbeda dari perkiraan sebelumnya yang disebabkan karena pemakaian, usang secara teknis atau komersial serta keterbatasan hak atau pembatasan lainnya terhadap penggunaan aset. Dengan demikian, hasil operasi di masa mendatang mungkin dapat terpengaruh secara signifikan oleh perubahan dalam jumlah dan waktu terjadinya biaya karena perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan di atas. Penurunan estimasi masa manfaat ekonomis setiap aset tetap akan menyebabkan kenaikan beban penyusutan dan penurunan nilai tercatat aset tetap.



The useful life of each of the item of the Group’s property, plant and equipment are estimated based on the period over which the asset is expected to be available for use. Such estimation is based on a collective assessment of similar business, internal technical evaluation and experience with similar assets. The estimated useful life of each asset is reviewed periodically and updated if expectations differ from previous estimates due to physical wear and tear, technical or commercial obsolescence, and legal or other limits on the use of the asset. It is possible, however, that future results of operations could be materially affected by changes in the amounts and timing of recorded expenses brought about by changes in the factors mentioned above. A reduction in the estimated useful life of any item of investment properties and property, plant and equipment would increase the recorded depreciation and decrease the carrying values of these assets.



Tidak terdapat perubahan dalam estimasi masa manfaat aset tetap selama tahun berjalan. Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 1.712.330 dan Rp 1.480.942 (Catatan 10).



There is no change in the estimated useful lives of property, plant and equipment during the year. The carrying value of property and equipment as of December 31, 2015 and 2014 amounted to Rp 1,712,330 and Rp 1,480,942, respectively (Note 10).



Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan



d.



Impairment of Non-Financial Assets



Penelaahan atas penurunan nilai dilakukan apabila terjadi indikasi penurunan nilai aset tertentu. Penentuan nilai wajar aset membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut. Perubahan signifikan dalam asumsiasumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dapat berdampak signifikan pada jumlah nilai terpulihkan dan jumlah kerugian penurunan nilai yang terjadi mungkin berdampak material pada hasil operasi Grup.



Impairment review is performed when certain impairment indicators are present. Determining the fair value of assets requires the estimation of cash flows expected to be generated from the continued use and ultimate disposition of such assets. Any significant changes in the assumptions used in determining the fair value may materially affect the assessment of recoverable values and any resulting impairment loss could have a material impact on results of operations.



Nilai tercatat aset non-keuangan tersebut pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 1.712.330 dan Rp 1.480.942 (Catatan 10).



The carrying value of these assets as of December 31, 2015 and 2014 amounted to Rp 1,712,330 and Rp 1,480,942, respectively (Note 10).



- 28 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) e.



4.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Imbalan Kerja Jangka Panjang



e.



Long-term Employee Benefits



Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dipengaruhi oleh asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah tersebut. Asumsi-asumsi tersebut dijelaskan dalam Catatan 27 dan mencakup, antara lain, tingkat kenaikan gaji, dan tingkat diskonto yang ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bunga obligasi korporasi berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang pembayaran imbalan dan memiliki jangka waktu yang mendekati estimasi jangka waktu liabilitas imbalan kerja jangka panjang tersebut. Hasil aktual yang berbeda dengan asumsi Grup dibukukan pada penghasilan komprehensif lain dan dengan demikian, berdampak pada jumlah penghasilan komprehensif lain yang diakui dan liabilitas yang tercatat pada periode-periode mendatang. Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi-asumsi yang digunakan adalah tepat dan wajar, namun demikian, perbedaan signifikan pada hasil aktual, atau perubahan signifikan dalam asumsi-asumsi tersebut dapat berdampak signifikan pada jumlah liabilitas imbalan kerja jangka panjang.



The determination of the long-term employee benefits is dependent on the selection of certain assumptions used by actuary in calculating such amounts. Those assumptions are described in Note 27 and include, among others, rate of salary increase, and discount rate which is determined after giving consideration to interest rates of high-quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits are to be paid and have terms of maturity approximating the terms of the related employee benefits liability. Actual results that differ from the Group’s assumptions are charged to comprehensive income and therefore, generally affect the recognized comprehensive income and recorded obligation in such future periods. While it is believed that the Group’s assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual experience or significant changes in assumptions may materially affect the amount of long-term employee benefits liability.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, liabilitas imbalan kerja jangka panjang masing-masing adalah sebesar Rp 30.780 dan Rp 27.602 (Catatan 27).



As of December 31, 2015 and 2014, long-term employee benefits liability amounted to Rp 30,780 and Rp 27,602, respectively (Note 27).



Kas



4. 2015



Kas Rupiah Mata Uang Asing (Catatan 34) Jumlah - Kas Bank - pihak ketiga Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Lain-lain Jumlah Mata Uang Asing (Catatan 34) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk United Overseas Bank Ltd., Singapura PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Internasional Indonesia Tbk Lain-lain Jumlah Jumlah - Bank Jumlah Suku bunga per tahun Rupiah Mata uang asing



Cash 2014 10.899 155 11.054



Cash on hand Rupiah Foreign currencies (Note 34) Total - Cash on hand



6.055 5.196 2.150 731 14.132



13.849 3.658 718 1.812 20.037



Cash in banks - third parties Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Others Subtotal



5.894 2.730 56



326 9.006 23.138



2.048 365 6 54 149 1.172 3.794 23.831



Foreign currencies (Note 34) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk United Overseas Bank Ltd., Singapore PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Internasional Indonesia Tbk Others Subtotal Total - Cash in banks



30.782



34.885



Total



7.502 142 7.644



-



0,25% - 3,50% 0,00% - 1,00%



- 29 -



0,50% - 6,25% 0,00% - 1,00%



Interest rates per annum Rupiah Foreign currencies



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 5.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Deposito Berjangka



5. 2015



Dolar Amerika Serikat (Catatan 34)



PT Bank Permata Tbk



PT Bank CIMB Niaga Tbk



PT Bank Mandiri (Persero) Tbk



Jumlah



2014



26.806 11.704 407



2.703 58 1.820



38.917



4.581



Deposito berjangka diatas digunakan sebagai jaminan atas Letters of Credit (L/C) yang dibuka pada bank yang bersangkutan (Catatan 12 dan 32). 6.



Time Deposits



U.S. Dollar (Note 34)



PT Bank Permata Tbk



PT Bank CIMB Niaga Tbk



PT Bank Mandiri (Persero) Tbk



Subtotal



These time deposits are used as collateral for Letters of Credit (L/C) which are issued by the aforementioned banks (Notes 12 and 32).



Piutang Usaha



6.



Trade Accounts Receivable



Rincian piutang usaha adalah sebagai berikut:



The details of trade accounts receivable are as follows:



a.



a.



Berdasarkan pelanggan 2015 Pihak berelasi (Catatan 30) PT Sungai Budi



b.



2014



800.728



432.471



Related party (Note 30) PT Sungai Budi



Pihak ketiga PT Sorini Towa PT Kievit Indonesia PT Heinz ABC Indonesia PT Tirta Investama PT Frisian Flag Indonesia PT Ultra Prima Abadi PT Mayora Indah Tbk PT Torabika Eka Semesta Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 5.000) Jumlah



20.189 15.393 13.569 13.092 11.709 4.910 2.720 -



30.188 5.124 8.567 8.567 5.057 7.453 3.684



Third parties PT Sorini Towa PT Kievit Indonesia PT Heinz ABC Indonesia PT Tirta Investama PT Frisian Flag Indonesia PT Ultra Prima Abadi PT Mayora Indah Tbk PT Torabika Eka Semesta



36.786 118.368



22.205 90.845



Others (each below Rp 5,000) Total



Jumlah



919.096



523.316



Berdasarkan Umur



b.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, seluruh piutang usaha belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai. c.



By Debtor



Total



By Age As of December 31, 2015 and 2014, all trade accounts receivable are not yet past due and unimpaired.



Berdasarkan Mata Uang



c. 2015



By Currency



2014



Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 34)



907.252 11.844



490.662 32.654



Rupiah U.S. Dollar (Note 34)



Jumlah



919.096



523.316



Total



- 30 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



7.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha dapat ditagih sehingga tidak dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai.



Management believes that all the above receivables are collectible, thus no allowance for impairment was provided.



Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga.



Management believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables.



Piutang usaha Grup digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka pendek dan utang bank jangka panjang (Catatan 12).



The Group’s trade accounts receivable are used as collateral for short-term bank loans and longterm bank loans (Note 12).



Persediaan



7.



Rincian persediaan adalah sebagai berikut:



The details of inventories follows: 2015



8.



Inventories



2014



Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan tidak langsung Barang dalam perjalanan



169.254 20.059 66.083 97.898 16.990



79.274 26.960 52.997 106.897 3.853



Finished goods Work-in-process Raw materials Indirect materials Goods-in-transit



Jumlah



370.284



269.981



Total



Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya.



Management believes that the carrying values of inventories as of December 31, 2015 and 2014 had reflected the net realizable values of the inventories.



Persediaan Grup telah diasuransikan kepada pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 4 juta dan Rp 225.150 pada tanggal 31 Desember 2015, dan sebesar US$ 3,5 juta dan Rp 240.150 pada tanggal 31 Desember 2014. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian aset yang dipertanggungkan.



The Group’s inventories are insured with third party, against losses from fire, theft and other possible risks for US$ 4 million and Rp 225,150 as of December 31, 2015, and US$ 3.50 million and Rp 240,150 as of December 31, 2014. Management believes that the insurance coverages are adequate to cover possible losses on the assets insured.



Pajak Dibayar Dimuka



8.



Merupakan Pajak Pertambahan Nilai yang dimiliki oleh entitas anak.



Prepaid Taxes These represent subsidiaries.



- 31 -



Value



Added



Tax of



the



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 9.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka



9.



Rincian uang muka dan biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut:



Advances and Prepaid Expenses The details of advances and prepaid expenses follows:



2015



2014



Uang muka Pembelian aset tetap Pembelian bahan baku dan bahan tidak langsung Lain-lain Jumlah



95.486



110.167



1.548 11.406 108.440



5.502 18.307 133.976



11.676 2.057 5.135 18.868



11.146 2.807 1.224 15.177



127.308



149.153



Biaya dibayar dimuka Sewa Asuransi Lain-lain Jumlah Jumlah



10.



Aset Tetap



10.



Advances Purchases of property, plant and equipment Purchases of raw materials and indirect materials Others Subtotal Prepaid expenses Rent Insurance Others Subtotal Total



Property, Plant and Equipment



Perubahan selama tahun 2015/ Changes during 2015



Pemilikan langsung Nilai revaluasian Mesin dan peralatan pabrik Harga perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Mesin pembangkit listrik Kendaraan dan alat berat Perabot dan peralatan kantor Kendaraan sewa pembiayaan Aset tetap dalam pembangunan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Jumlah Akumulasi penyusutan Nilai revaluasian Mesin dan peralatan Harga perolehan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pengolahan limbah Kendaraan dan alat berat Perabot dan peralatan kantor Kendaraan sewa pembiayaan



1 Januari 2015/ January 1, 2015



Penambahan/ Additions



Pengurangan/ Deductions



Reklasifikasi/ Reclassifications



1.703.141



55.562



-



(361.960)



60.032 359.271 144.781 17.342 71.216



667 2.426 4.577 2.575 303



-



115.613 168.141 2.639.537



33.101 140.572 239.783



-



(3.732) 14.828 333.640 (9.152) (393) (41.650) (124.909) (193.328)



Eliminasi Akumulasi Penyusutan/ Accumulated Revaluasi/ Depreciation Revaluation Elimination Increment



(707.644)



129.898



-



-



-



-



(707.644)



129.898



31 Desember 2015/ December 31, 2015



818.997 56.967 376.525 333.640 140.206 19.524 71.519 107.064 183.804 2.108.246



Direct acquisitions Revaluation value Machineries and equipment At cost Land Buildings and infrastructure Power plant Transportation and heavy equipment Furnitures, fixtures and equipment Leased vehicle Construction in progress Buildings and infrastructures Machineries and equipment Total



869.933



51.839



-



(214.128)



143.227



11.417



-



(22.331)



-



-



132.313



89.316 9.787 46.332



24.607 3.179 978 13.363



-



85.033 (8.621) (371) -



-



-



109.640 83.874 10.394 59.695



Accumulated depreciation Revaluation value Machineries and equipment At cost Buildings and infrastructure Machineries and equipment sewage treatment Transportation and heavy equipment Furnitures, fixtures and equipment Leased vehicle



Jumlah



1.158.595



105.383



-



(160.418)



-



395.916



Total



Nilai Tercatat



1.480.942



(707.644)



(707.644)



-



-



1.712.330



- 32 -



Net Book Value



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



1 Januari 2014/ January 1, 2014 Harga Perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat berat Perabot dan peralatan kantor Kendaraan sewa pembiayaan Aset tetap dalam pembangunan Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Jumlah



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Perubahan selama tahun 2014/ Changes during 2014 Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Additions Deductions Reclassifications



7.666 12.161 26.240



60.032 359.271 1.703.141 144.781 17.342 71.216



(2.404) (43.663)



115.613 168.141 2.639.537



At cost Direct acquisitions Land Buildings and infrastructure Machineries and equipment Transportation and heavy equipment Furnitures, fixtures and equipment Leased vehicle Construction in progress Buildings and infrastructures Machineries and equipment Total



-



143.227 869.933 89.316 9.787 46.332



Accumulated depreciation Direct acquisitions Buildings and infrastructure Machineries and equipment Transportation and heavy equipment Furnitures, fixtures and equipment Leased vehicle



-



1.158.595



Total



1.480.942



Net Book Value



52.617 338.638 1.581.144 132.250 15.216 56.450



28 10.978 100.297 13.783 2.248 14.766



(279) (2.506) (4.540) (1.252) (122) -



44.062 96.251 2.316.628



73.955 115.553 331.608



(8.699)



-



131.078 788.383 88.623 8.818 27.920



14.330 85.556 1.945 1.091 18.412



(2.181) (4.006) (1.252) (122) -



Jumlah



1.044.822



121.334



(7.561)



Nilai Tercatat



1.271.806



Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Kendaraan dan alat berat Perabot dan peralatan kantor Kendaraan sewa pembiayaan



Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:



Beban pokok penjualan



Jumlah



-



Depreciation is allocated as follows:



2015



Beban penjualan (Catatan 25) Beban umum dan administrasi (Catatan 25)



31 Desember 2014/ December 31, 2014



2014



97.939 6.022 1.422



111.042 5.766 4.526



Selling expenses (Note 25) General and administrative expenses (Note 25)



Cost of sales



105.383



121.334



Total



Reklasifikasi selama tahun 2015 termasuk reklasifikasi aset tidak digunakan dalam operasi ke aset lain-lain dengan nilai buku sebesar Rp 32.911 (Catatan 11).



Reclassification during 2015 include certain property and equipment not being used in operations and with net book value of Rp 32,911 (Note 11).



Grup melakukan revaluasi atas mesin berdasarkan laporan penilai dari KJPP Karmanto & Rekan dan KJPP Agus, Ali, Firdaus dan Rekan, penilai independen tanggal 25 Februari 2016 dan 7 Maret 2016, yang ditunjuk oleh Grup untuk melakukan penilaian kembali atas mesin. Revaluasi mesin dengan nilai tercatat sebelum penilaian kembali sebesar Rp 689.099 menghasilkan surplus revaluasi sebesar Rp 129.898. Surplus revaluasi setelah memperhitungkan pajak final atas surplus revaluasi sebesar Rp 4.893 dikreditkan pada akun “Komponen ekuitas lainnya” dalam laporan perubahan ekuitas.



The Group performed revaluation of machinery based on the appraisal report of KJPP Karmanto & Rekan and KJPP Agus, Ali, Firdaus dan Rekan, independent valuers dated February 25, 2016 and March 7, 2016, which the Group has engaged to perform the revaluation of machinery. Revaluation of machineries with a carrying value before revaluation surplus amounting to Rp 689,099 revaluation gain amounting to Rp 129,898. Revaluation surplus after taking into account the final tax on revaluation surplus Rp 4,893 credited to the account “Other equity components” in the statement of changes in equity.



Bunga yang dikapitalisasi pada aset tetap dalam pembangunan masing-masing sebesar Rp 25.940 pada tahun 2015 dan Rp 8.404 pada tahun 2014.



Interest capitalized to construction in progress amounted to Rp 25,940 in 2015 and Rp 8,404 in 2014.



- 33 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Selama tahun 2014, aset tetap dengan nilai tercatat sebesar Rp 1.138 dijual dengan harga Rp 3.000. Laba atas penjualan aset tetap masingmasing sebesar Rp 1.862 diakui dalam laba rugi.



In 2014, property, plant and equipment with a net book value amounting to Rp 1,138, was sold amounting to Rp 3,000, respectively. Gain on sale of property, plant and equipment amounting to Rp 1,862 was recognized in the profit or loss.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset tetap dengan nilai tercatat sebesar Rp 1.174.738 dan Rp 919.583, digunakan sebagai jaminan atas utang bank jangka panjang (Catatan 12).



As of December 31, 2015 and 2014, certain property, plant and equipment with a total net book value of Rp 1,174,738 and Rp 919,583, respectively, are used as collaterals for long-term bank loans (Note 12).



Grup memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jambi, Lampung, Solo dan Karawang dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang akan jatuh tempo antara tahun 2022 dan 2032.



The Group own several parcels of land located in Jambi, Lampung, Solo and Karawang with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) which will expire in 2022 to 2032.



Aset tetap Grup, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Dayin Mitra, pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masingmasing sebesar EUR 1,21 juta, US$ 66,80 juta dan Rp 1.113 pada tanggal 31 Desember 2015, dan EUR 2,42 juta, US$ 75,08 juta dan Rp 949.440 pada tanggal 31 Desember 2014.



The Group’s, property, plant and equipment, except for land, are insured with PT Asuransi Dayin Mitra, third party, against losses from fire and other risks, with insurance coverage of EUR 1.21 million, US$ 66.80 million and Rp 1,113 as of December 31, 2015 and EUR 2.42 million, US$ 75.08 million and Rp 949.440 as of December 31, 2014.



Rincian aset tetap dalam pembangunan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:



The details of construction in progress as of December 31, 2015 and 2014 follows:



Lokasi/ Location Pabrik glukosa/ glucose factories Mesin dan bangunan pabrik lainnya/ machineries and other factory buildings



Persentase Penyelesaian/ Percentage of Completion %



2015



Akumulasi Biaya/ Accumulated Costs



Lampung dan/and Surabaya



67 - 73



93.734



Lampung



20 - 97



197.134



Jumlah/Total



Pembangkit listrik/ Power plants



Agustus 2017/ August 2017 Maret 2016/March 2016



290.868



Persentase Penyelesaian/ Percentage of Completion %



Lokasi/ Location Pabrik glukosa/ glucose factories



Estimasi tanggal Penyelesaian/ Estimated Completion Date



Lampung dan/and Surabaya



50 - 55



Lampung



96



Mesin dan bangunan pabrik lainnya/ machineries and other factory buildings



20 - 95



Jumlah/Total



2014



Akumulasi Biaya/ Accumulated Costs



152.682



September 2016/ September 2016



79.856



Juni 2015/June 2015



51.216



Maret 2015/March 2015



283.754



- 34 -



Estimasi tanggal Penyelesaian/ Estimated Completion Date



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



11.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Revaluasi mesin masih dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak.



Revaluation of machineries is still in process to obtain the approval from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia Directorate General of Taxes.



Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.



As of December 31, 2015 and 2014, management believes that there is no impairment in values of the aforementioned property, plant and equipment.



Aset Lain-lain



11. 2015



Tagihan pajak penghasilan (Catatan 28): Perusahaan Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013



Lain-lain Aset tidak digunakan dalam operasi - bersih (Catatan 10) Setoran jaminan Jumlah Jumlah



2014



18.081 2.342 20.423



2.342 1.159 3.501



3.901 3.791 7.692



3.791 3.791



28.115



7.292



Entitas anak Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah



Other Assets



Estimated claims for tax refund (Note 28): The Company Year 2015 Year 2014 Year 2013 Subsidiaries Year 2015 Year 2014 Subtotal



222



Others Assets not used in operations - net (Note 10) Guarantee deposits



33.143



222



Subtotal



61.258



7.514



32.911 232



-



Total



Pada tahun 2015, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar untuk pajak penghasilan Pasal 29 tahun 2013 sebesar Rp 955. Restitusi pajak ini diterima Perusahaan pada bulan Mei 2015.



In 2015, the Company received tax assessment letters on overpayment of income tax – article 29 year 2013 amounting to Rp 955. This tax refund was received by the Company in May 2015.



Pada tahun 2014, Perusahaan dan entitas anak menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar untuk pajak penghasilan Pasal 29 tahun 2012 masing-masing sebesar Rp 14.333 dan Rp 778. Restitusi pajak ini diterima Perusahaan dan entitas anak pada bulan April dan Juni 2014.



In 2014, the Company and its subsidiaries received tax assessment letters on overpayment of income tax – article 29 year 2012 amounting to Rp 14,333 and Rp 778, respectively. This tax refund was received by the Company and its subsidiaries in April and June 2014.



- 35 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 12.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Utang Bank



12. 2015



Utang Bank Jangka Pendek Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk



2014



737.997



Dolar Amerika Serikat (Catatan 34) PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah



5.632 5.465 7.738 18.835



Jumlah



756.832



Utang Bank Jangka Panjang Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dolar Amerika Serikat (Catatan 34) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun Suku bunga rata-rata per tahun Rupiah Dolar Amerika Serikat



Bank Loans



685.878 -



6.057 2.232 8.289



694.167



449.256



337.751



206.925 656.181



261.240 598.991



(160.479)



(123.134)



495.702



475.857



9,00%-10,75% 3,55%-5,70%



10,50%-10,75% 3,75%-5,75%



Short-term Bank Loans Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk U.S. Dollar (Note 34) PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Subtotal Total Long-term Bank Loans Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk U.S. Dollar (Note 34) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Total Less current portion Long-term portion Average interest rates per annum Rupiah U.S. Dollar



PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)



PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)



1.



1.



Fasilitas kredit yang diterima Perusahaan dari Mandiri adalah sebagai berikut: a.



Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) pada tahun 2010 dengan jumlah maksimum Rp 345.575. Fasilitas kredit telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir sampai 31 Maret 2016.



The loan facilities obtained by the Company from Mandiri consist of the following: a.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 342.420 dan Rp 292.662. b.



Working Capital Loan Facility in 2010 with maximum amount of Rp 345,575. The term of this loan has been extended several times, the latest until March 31, 2016. As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 342,420 and Rp 292,662, respectively.



Fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap pada tahun 2012 sebesar Rp 175.000. Fasilitas ini mempunyai jangka waktu satu (1) tahun dan telah diperpanjang beberapa kali. Pada tahun 2015, fasilitas ini menjadi Kredit Modal Kerja Non Revolving dengan jumlah maksimum menjadi Rp 289.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2016.



b.



- 36 -



Working Capital Loan Facility - Fixed Loan in 2012 with maximum amount of Rp 175,000. This facility has term of one (1) year and has been extended several times. In 2015, the loan facility becomes Non Revolving Working Capital with a maximum amount of Rp 289,000 and will be due on March 31, 2016.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing sebesar Rp 289.000. c.



As of December 31, 2015 and 2014, the outstanding loans amounted to Rp 289,000.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2012, dengan jumlah maksimum sebesar Rp 23.400 yang jatuh tempo tanggal 23 September 2018. Fasilitas tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG) di daerah Buyut Ilir dan Menggala.



c.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 9.009 dan Rp 10.503. d.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 9,009 and Rp 10,503, respectively.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2011 dengan jumlah maksimum sebesar US$ 32 juta yang jatuh tempo tanggal 23 Juni 2018. Fasilitas tersebut digunakan untuk pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas (PLTBG) di daerah Tulang Bawang, Gunung Agung, Pakuan Agung, Terbanggi, Way Jepara, Unit IV, Ketapang dan Way Abung.



d.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar US$ 15 juta dan US$ 21 juta. e.



Investment loan facility in 2011 for maximum amount of US$ 32 million and with a term until June 23, 2018. The purpose of the loan is to finance Bio Gas Power Plant (PLTBG) in Tulang Bawang, Gunung Agung, Pakuan Agung, Terbanggi, Way Jepara, Unit IV, Ketapang and Way Abung. As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to US$ 15 million and US$ 21 million, respectively.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2010 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 86.000 yang jatuh tempo tanggal 31 Desember 2016. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan pabrik glukosa yang berlokasi di Lampung.



e.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 17.000 dan Rp 33.000. f.



Investment loan Facility in 2012 for maximum amount of Rp 23,400 and with a term until September 23, 2018. The purpose of the loan is to finance the construction of Bio Gas Power Plant (PLTBG) in Buyut Ilir and Menggala.



Investment loan facility in 2010 with a maximum amount of Rp 86,000, and with a term until December 31, 2016. The purpose of the loan is to finance the building of a glucose factory, which is located in Lampung. As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 17,000 and Rp 33,000, respectively.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2014 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 35.700 yang jatuh tempo pada tanggal 23 Desember 2018. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan pabrik tepung tapioka yang berlokasi di Madiun.



f.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp 25.700 dan Rp 32.700.



Investment loan facility in 2014 with a maximum amount of Rp 35,700, and with a term until December 23, 2018. The purpose of the loan is to finance the building of a tapioca starch factory, which is located in Madiun. As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 25,700 and Rp 32,700.



- 37 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) g.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2014 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 227.000 yang jatuh tempo pada tanggal 20 Mei 2021. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan pabrik sweetener yang berlokasi di Lampung dan Surabaya.



g.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp 165.700. h.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 165,700.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2015 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 160.000 yang jatuh tempo pada bulan Nopember 2020. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan PLTU yang berlokasi di Lampung dan pembiayaan pabrik tapioka di Makassar.



h.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 160.000. i.



Investment loan facility in 2014 with a maximum amount of Rp 227,000, and with a term until May 20, 2021. The purpose of the loan is to finance the building of sweetener factories, which is located in Lampung and Surabaya.



Investment loan facility in 2015 with a maximum amount of Ro 160,000, and with a term until November, 2020. The purpose of the loan is to finance the power plant which is located in Lampung and to finance the plant of tapioca which is located in Makassar. As of December 31, 2015, outstanding loans amounted to Rp 160,000.



Fasilitas Non Cash Loan (NCL) dalam bentuk Import General Facility (IGF) dalam bentuk L/C atau SKBDN, Trust Receipt, Acceptance Inward Documentary Collection, Bank Garansi serta Supply Chain Financing dengan jumlah maksimum US$ 10 juta. Fasilitas ini telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir sampai dengan tanggal 31 Maret 2016. Fasilitas ini digunakan dalam rangka pembelian bahan baku dan barang modal kerja lainnya baik impor dan lokal. Fasilitas tersebut dapat digunakan juga di entitas anak. Perusahaan diwajibkan untuk menempatkan marjin tunai sebesar 5% dari nilai L/C yang diterbitkan.



i.



Non Cash Loan Facility in form of Import General Facility (IGF) in the form of L/C or SKBDN, Trus Receipt, Acceptance Inward Documentary Collection, Bank Guarantee and Suppy Chain Financing (SCF) with total maximum of US$ 10 million. This facility has been extended several times, latest extention will mature on March 31, 2016. This facility is used to finance the purchases of raw materials and others working capital in import or local. This facility can be used in the subsidiaries. The Company is required to place a 5% cash margin from the value of L/C which is issued.



Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan (Catatan 6 dan 7) dan marjin tunai sebesar 5% -10% dari nilai setiap L/C yang dibuka.



The loan is secured by trade accounts receivables, inventories (Notes 6 and 7) and a 5% -10% cash margin of each L/C issued.



Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai L/C yang dibuka adalah sebesar US$ 6,11 juta, sedangkan saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar US$ 0,18 juta untuk fasilitas tunai, sedangkan untuk fasilitas non tunai adalah dalam bentuk L/C yang dibuka sebesar US$ 2,93 juta dan dengan marjin tunai sebesar US$ 0,15 juta (Catatan 5).



As of December 31, 2015, L/C issued amounted to to US$ 6.11 million, while, as of December 31, 2014, outstanding loan amounted to US$ 0.18 million for cash loan, while, for non cash loan in form of L/C issued amounted to to US$ 2.93 million with cash margin amounted to US$ 0.15 million (Note 5).



- 38 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Fasilitas fasilitas kredit yang diterima Perusahaan dari Mandiri dijamin dengan aset Perusahaan berupa piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan, mesin dan peralatan tertentu (Catatan 6, 7 dan 10). 2.



All loan facilities obtained by the Company from Mandiri are secured with the Company’s trade accounts receivable, inventories, land, building, certain machineries and equipment (Notes 6, 7 and 10).



ABB, entitas anak, memperoleh fasilitas kredit Mandiri sebagai berikut: a.



2.



Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) sebesar maksimum Rp 87.000. Fasilitas ini telah diperpanjang beberapa kali dimana pada perpanjangan terakhir tanggal 19 Maret 2013, fasilitas ini diturunkan menjadi Rp 47.000 dengan jatuh tempo sampai tanggal 31 Maret 2016.



ABB, a subsidiary, obtained loan facilities from Mandiri as follow: a.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 42.636 dan Rp 42.651. b.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 42,636 and Rp 42,651, respectively.



Fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap pada tahun 2013 sebesar Rp 40.000. Fasilitas ini mempunyai jangka waktu satu (1) tahun dan telah diperpanjang beberapa kali. Pada tahun 2014, fasilitas ini menjadi Kredit Modal Kerja Non Revolving dan akan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2016.



b.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp 40.000. c.



Working Capital Loan Facility - Fixed Loan in 2013 with maximum amount of Rp 40,000. This facility has term of one (1) year and has been extended several times. In 2014, the loan facility becomes Non Revolving Working Capital and will mature on March 31, 2016. As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 40,000.



Fasilitas Non Cash Loan (NCL) dalam bentuk Import General Facility (IGF) dalam bentuk L/C atau SKBDN, Trust Receipt, Acceptance Inward Documentary Collection, Bank Garansi Supply Chain Financing serta merupakan fasilitas bersama dengan Perusahaan.



c.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 7.738 juta dalam bentuk fasilitas TR. d.



Working capital facility from Mandiri for a maximum limit of Rp 87,000. The facility has been extended several times, the latest was on March 19, 2013 where this facility is reduced to Rp 47,000 and the maturity date is until March 31, 2016.



Non Cash Loan Facility in form of Import General Facility (IGF) in the form of L/C or SKBDN, Trus Receipt, Acceptance Inward Documentary Collection, Bank Guarantee and Suppy Chain Financing (SCF) is share facility with the Company. As of December 31, 2015, outstanding loan amounted to Rp 7,738 million in the form TR facility.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2014 dengan jumlah maksimum Rp 60.000 yang jatuh tempo 23 Desember 2019. Fasilitas ini digunakan untuk pembiayaan aset ABB berupa pabrik yang berlokasi di Karawang.



d.



- 39 -



Investment loan facility in 2014 with a maximum amount of Rp 60,000, and with a term until December 23, 2019. The purpose of the loan is to finance ABB’s assets in form of the existing factory building which is located in Karawang.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



3.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 48.000 dan Rp 60.000.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 48,000 and Rp 60,000, respectively.



Seluruh fasilitas kredit yang diterima ABB dari Mandiri dijamin dengan piutang, persediaan, aset tetap berupa tanah, bangunan pabrik, peralatan dan kendaraan milik ABB (Catatan 6, 7 dan 10).



All loan facilities obtained by ABB from Mandiri is secured by receivables, inventories, property, plant and equipment in form of land, factory building, equipment and vehicles owned by ABB (Notes 6, 7 and 10).



Fasilitas kredit yang diterima BLCT, entitas anak, dari Mandiri adalah sebagai berikut: a.



3.



Fasilitas kredit modal kerja pada tahun 2013 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 10.100. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 24 September 2016.



The loan facilities received by BLCT, a subsidiary, from Mandiri consist of the following: a.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 9.941 dan Rp 7.565. b.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 9,941 and Rp 7,565.



Fasilitas Kredit Modal Kerja Non Revolving (KMK NR) pada tahun 2014 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 14.000. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 24 September 2016.



b.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp 14.000. c.



Working capital credit facility in 2013 with maximum limit of Rp 10,100. The loan matures on September 24, 2016.



Non Revolving Working Capital facility in 2014 with maximum limit of Rp 14,000. The loan matures on September 24, 2016. As of December 31, 2015, outstanding loans amounted to Rp 14,000.



Fasilitas Kredit Investasi (KI) pada tahun 2010 dengan jumlah maksimum sebesar Rp 56.105 dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2017. Fasilitas ini digunakan untuk pembangunan pabrik glukosa di Solo.



c.



Investment Loan Facility with maximum limit of Rp 56,105 and will mature on June 30, 2017. This facility is used to finance the construction of glucose factory in Solo.



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp 23.847 dan Rp 35.848.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to Rp 23,847 and Rp 35,848, respectively.



Semua fasilitas kredit dari Mandiri yang diperoleh BLCT dijamin dengan piutang, persediaan, tanah, bangunan, mesin dan peralatan milik BLCT (Catatan 6, 7 dan 10).



All loan facilities obtained by BLCT from Mandiri are secured by receivables, inventories, land, building, machineries and equipment owned by BLCT (Notes 6, 7 and 10).



- 40 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



PT Bank Permata Tbk



PT Bank Permata Tbk



Perusahaan memperoleh fasilitas L/C dan SKBDN dengan limit maksimum sebesar US$ 20 juta. Fasilitas tersebut dapat digunakan juga dalam bentuk Post Import Financing (PIF) maksimum sebesar US$ 10 juta. Fasilitas ini telah diperpanjang beberapa kali, terakhir sampai dengan 2 Juli 2016. Fasilitas ini digunakan untuk pembelian barang jadi, bahan bakar, mesin serta suku cadang. Perusahaan diwajibkan untuk menempatkan marjin tunai sebesar 10% dari nilai L/C yang diterbitkan.



The Company obtained an L/C Import facility and SKBDN amounted to US$ 20 million. This facility can be used also in the form of Post Import Financing Facility (PIF) amounted to Rp US$ 10 million. This facility has been extended several times, latest extention is until July 2, 2016. This facility is used to finance the purchases of finished good, fuel, machine and spareparts. The Company is required to place a 10% cash margin from the value of L/C which is issued.



Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan (Catatan 6 dan 7) dan marjin tunai sebesar 10% dari nilai setiap L/C yang dibuka (Catatan 5).



The loan is secured by trade accounts receivable, inventories (Notes 6 and 7) and a 10% cash margin of each L/C issued (Note 5).



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar US$ 0,39 juta dan US$ 0,49 juta untuk fasilitas PIF. Sedangkan saldo pinjaman non tunai dalam bentuk L/C yang dibuka masing-masing sebesar US$ 19,43 juta dengan marjin tunai sebesar US$ 1,94 juta pada tanggal 31 Desember 2015, serta sebesar US$ 2,18 juta dengan marjin tunai sebesar US$ 0,22 juta pada tanggal 31 Desember 2014.



As of December 31, 2015 and 2014, outstanding loans amounted to US$ 0.39 million and US$ 0.49 million for PIF loan. While, for non cash loan in form of L/C issued amounted to to US$ 19.43 million with cash margin amounted to US$ 1.94 million as of December 31, 2014, and amounted to US$ 2.18 million with cash margin amounted to US$ 0.22 million as of December 31, 2014.



PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB)



PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB)



Perusahaan memperoleh fasilitas Letters of Credit (L/C) dengan jumlah maksimum sebesar US$ 20 juta (sublimit Trust Receipt atau TR sebesar US$ 10 juta) dari CIMB. Fasilitas ini telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir sampai dengan 9 Juni 2016. Fasilitas pinjaman ini digunakan untuk pembelian bahan baku, bahan bakar dan mesin yang dapat digunakan dalam mata uang US$ dan Rupiah. Fasilitas tersebut dapat digunakan juga di entitas anak.



The Company obtained Letters of Credit (L/C) Facility from CIMB, with a maximum amount of US$ 20 million (sublimit Trust Receipt or TR amounted US$10 million). The facility has been extended several time, latest extention on June 9, 2016. This facility is used for the purpose of purchasing raw materials, fuel and engines which can be utilized in US$ and Rupiah currencies. This facility can be used in the subsidiaries.



Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan (Catatan 6 dan 7) serta marjin tunai sebesar 10% dari nilai L/C yang dibuka (Catatan 5).



The loan is secured by rade accounts receivable, inventories (Notes 6 and 7) and a 10% cash margin of each L/C issued (Note 5).



Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar US$ 0,41 juta untuk fasilitas TR. Sedangkan saldo pinjaman non tunai dalam bentuk L/C yang dibuka masing-masing sebesar US$ 16,94 juta dan dengan marjin tunai sebesar US$ 0,85 juta pada tanggal 31 Desember 2015, serta US$ 0,09 juta dan dengan marjin tunai sebesar US$ 0,01 juta pada tanggal 31 Desember 2014 (Catatan 5).



As of December 31, 2015, outstanding loans amounted to US$ 0.41 million for TR facility. While, for non cash loan in form of L/C issued amounting to US$ 16.94 million with cash margin amounting to US$ 0.85 million as of December 31, 2015, and US$ 0.09 million with cash margin amounted to US$ 0.01 million as of December 31, 2014 (Note 5).



- 41 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 13.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Utang Usaha



13.



Rincian utang usaha adalah sebagai berikut: a.



Berdasarkan pelanggan



The details of trade accounts payable are as follows: a.



2015



Pihak berelasi (Catatan 30) PT Tunas Baru Lampung Tbk Lain-lain Jumlah



b.



Related parties (Note 30) PT Tunas Baru Lampung Tbk Others (below Rp 1,000 million each) Subtotal



3.034 3.034



131 3.443 3.574



Pihak ketiga



534.189



94.041



Third parties



Jumlah



537.223



97.615



Total



Berdasarkan Mata Uang



b.



By Currency



2014



Rupiah Mata Uang Asing (Catatan 34)



31.735 505.488



40.410 57.205



Rupiah Foreign currencies (Note 34)



Jumlah



537.223



97.615



Total



Utang Pajak



14. 2015



Taxes Payable 2014



Pajak penghasilan badan (Catatan 28) Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) Pasal 15 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pajak Pertambahan Nilai - bersih



6



5



835 599 86 23 10.289



1.177 6 3.078 56 5 145



Corporate income tax (Note 28) Income tax: Article 4 (2) Article 15 Article 21 Article 23 Article 25 Value Added Tax - net



Jumlah



11.838



4.472



Total



Besarnya pajak yang terutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 mengenai Perubahan Ketiga atas Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak dalam jangka waktu 5 tahun setelah terutangnya pajak, dengan beberapa pengecualian, sebagaimana diatur dalam Undang-undang tersebut. 15.



By Debtor



2014



2015



14.



Trade Accounts Payable



The filed tax returns are based on the Group’s own calculation of tax liabilities (self-assessment). Based on the Law No. 28 Year 2007, regarding the third amendment of the General Taxation Provisions and Procedures’ the time limit for the tax authorities to assess or amend taxes was reduced to five (5) years, subject to certain exceptions, in accordance with provisions of the Law.



Beban Akrual



15. 2015



Gaji, upah dan tunjangan lainnya Listrik, air dan telepon Bunga Asuransi Lain-lain Jumlah



Accrued Expenses 2014



6.861 2.187 2.404 4.415 1.382



6.472 4.476 2.480 80 1.603



17.249



15.111



- 42 -



Salaries, wages and other benefits Electricity, water and telephone Interest Insurance Others Total



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 16.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Liabilitas Sewa Pembiayaan



16.



Lease Liabilities



Berikut adalah pembayaran sewa pembiayaan minimum masa yang akan datang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa antara Grup dengan PT Dipo Star Finance, PT Mandiri Tunas Finance, Mitsui Finance, PT BII Finance Center, PT Toyota Astra Finance dan PT Itochu Finance:



The following are the future minimum lease payment based on the lease agreement between the Group and PT Dipo Star Finance, PT Mandiri Tunas Finance, Mitsui Finance, PT BII Finance Center, PT Toyota Astra Finance dan PT Itochu Finance:



2015 Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2015 2016 2017 2018



-



Jumlah pembayaran sewa pembiayaan minimum Bunga Nilai sekarang pembayaran sewa pembiayaan minimum Bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun



2014 12.221 8.602 929



Payments due in: 2015 2016 2017 2018



9.918 (1.691)



21.752 (3.174)



Total minimum lease payments Interest



8.227 (7.371)



18.578 (10.501)



8.887 1.018 13



Bagian utang jangka panjang



17.



-



856



Present value of minimum lease payments Less current portion



8.077



Long-term portion



Grup memperoleh kendaraan dan alat berat melalui sewa pembiayaan. Liabilitas sewa pembiayaan berjangka waktu tiga (3) tahun, dengan suku bunga 3,50% - 6,50% per tahun dan 3,60% - 6,26% per tahun pada tahun 2015 dan 2014.



The Group acquired vehicles and heavy equipment through finance lease. These liabilities have a term of three (3) years with interest rate per annum of 3.50% - 6.50% and 3.60% - 6.26% in 2015 and 2014, respectively.



Liabilitas sewa pembiayaan tersebut dijamin dengan aset sewaan yang disewa (Catatan 10).



The finance lease liabilities are secured with the related leased assets (Note 10).



Pengukuran Nilai Wajar



17.



Fair Value Measurement



Tabel berikut menyajikan pengukuran nilai wajar aset dan liabilitas tertentu Grup:



The following table provides the fair value measurement of the Group’s certain assets and liabilities:



Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan liabilitas keuangan Grup pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:



The following table sets forth the carrying values and estimated fair values of the Group’s financial assets and financial liabilities as of December 31, 2015 and 2014:



Nilai Tercatat/ Carrying Values Aset yang diukur pada nilai wajar: Aset tetap dengan model revaluasi Mesin (Catatan 10) Liabilitas yang nilai wajarnya disajikan Utang Bank jangka panjang (bagian jangka pendek dan bagian jangka panjang) Liabilitas sewa pembiayaan (bagian jangka pendek dan bagian jangka panjang



31 Desember 2015/December 31, 2015 Pengukuran nilai wajar menggunakan Fair value measurement using: Input signifikan yang tidak Input signifikan dapat Harga kuotasian yang dapat diobservasi dalam pasar aktif/ di observasi (Level 3)/ (Level 1)/ (Level 2)/ Significant Quoted prices Significant unobservable in active markets observable inputs inputs (Level 1) (Level 2) (Level 3)



818.997



-



-



656.181



-



656.181



-



8.227



-



8.227



-



- 43 -



818.997



Assets measured at fair value: Revalued property, plant and equipment Machinery (Note 10) Liabilities for which fair values are disclosed: Bank loans (including current and noncurrent portion) Lease liabilities (including current and noncurrent portion)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Nilai Tercatat/ Carrying Amounts Liabilitas yang Nilai Wajarnya Disajikan: Pinjaman jangka panjang (termasuk jangka pendek dan jangka panjang) Liabilitas sewa pembiayaan (termasuk jangka pendek dan jangka panjang)



18.



2014



Estimasi Nilai Wajar/Estimated Fair Values Liabilities for which Fair Values are Disclosed:



598.991



598.991



Long-term loans (including current and non-current)



18.578



18.578



Lease liabilities (including current and non-current)



Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian ini memaksimalkan penggunaan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia dan sesedikit mungkin mengandalkan estimasi spesifik yang dibuat oleh entitas. Jika seluruh input signifikan yang dibutuhkan untuk menentukan nilai wajar dapat diobservasi, maka instrumen tersebut termasuk dalam hirarki Lebel 2. Instrumen yang termasuk dalam hirarki Level 2. Nilai wajar liabilitas Grup dalam hirarki level 2 diestimasi berdasarkan analisa arus kas diskonto menggunakan suku bunga pasar.



The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined by using valuation techniques. These valuation techniques maximize the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on entity’s specific estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in Level 2. Instruments included in Level 2. The fair value of the Group’s obligations in the hierarcy Level 2 is estimated based on discounted cash flow analysis using market interest rates.



Jika satu atau lebih input signifikan tidak diambil dari data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut termasuk dalam hirarki Level 3. Nilai wajar aset tetap diestimasi menggunakan metode pasar pembanding dengan faktor penyesuaian yang relevan.



If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in Level 3. The fair value of fixed assets is estimated using the market method of comparison with the relevant adjustment factors.



Kepentingan Nonpengendali



18.



Rincian kepentingan nonpengendali atas aset bersih dan rugi (laba) entitas anak adalah sebagai berikut:



Aset Bersih/ Net Assets



Non-Controlling Interests The details of noncontrolling interests in net assets and net loss (income) of subsidiaries are as follows:



2015 Rugi (Laba) Bersih/ Comprehensive Income



2014 (Disajikan kembali - Catatan 36)/ (As restated - Note 36) Aset Bersih/ Rugi (Laba) Bersih/ Net Assets Comprehensive Income



PT Associated British Budi PT Budi Lumbung Ciptatani



77.169 9



1.531 1



75.638 8



491 1



Jumlah/Total



77.178



1.532



75.646



492



- 44 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 19.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Modal Saham



19.



Susunan kepemilikan saham Perusahaan adalah sebagai berikut:



Nama Pemegang Saham/Name of Stockholders



Capital Stock The share ownership in the Company is as follows:



Jumlah Saham/ Number of Shares



PT Sungai Budi PT Budi Delta Swakarya Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)/ Public (each less than 5%)



2015 Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %



Jumlah Modal Disetor/ Total Paid-up Capital Stock



1.126.296.998 1.126.271.833



25,04 25,03



140.787 140.784



2.111.948.531



46,94



263.994



Saham treasuri/Treasury Stock



4.364.517.362 134.480.000



97,01 2,99



545.565 16.810



Jumlah/Total



4.498.997.362



100,00



562.375



2014 Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership %



Jumlah Modal Disetor/ Total Paid-up Capital Stock



1.076.296.998 1.083.143.833



26,26 26,42



134.537 135.393



1.805.076.531



44,04



225.635



Saham treasuri/Treasury Stock



3.964.517.362 134.480.000



96,72 3,28



495.565 16.810



Jumlah/Total



4.098.997.362



100,00



512.375



Nama Pemegang Saham/Name of Stockholders



Jumlah Saham/ Number of Shares



PT Sungai Budi PT Budi Delta Swakarya Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)/ Public (each less than 5%)



Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 5 Juni 2015 yang didokumentasikan dalam Akta No.12 tanggal 5 Juni 2015 dari Antoni Halim, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan penambahan modal tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan cara mengeluarkan saham masingmasing bernilai nominal Rp 125 (dalam Rupiah penuh) per saham sebanyak 400.000.000 saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 (dalam Rupiah penuh) atau Rp 50.000. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-0936691.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 8 Juni 2015.



Based on the Extraordinary Stockholders’ Meeting held on June 5, 2015 which has been documented in Deed No.12 dated June 5, 2015 of Antoni Halim, S.H., a public notary in Jakarta, the stockholders approve the Company’s plan to increase the capital without Right Issue (pre-emptive rights) by issuing shares with nominal amount of Rp 125 (in full Rupiah amount) per share totaling to 400,000,000 shares with exercise price of Rp 125 (in full Rupiah amount) per share or totaling to Rp 50,000. The changes of the Company’s Articles of Association has been approved by Minister of Justice of the Republic Indonesia in his Letter No. AHU- 0936691.AH.01.02.Year 2015 dated June 8, 2015.



- 45 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) Perusahaan telah menerima setoran tersebut pada tanggal 23 Juni 2015.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



modal



The Company has received the paid-up capital on June 23, 2015



Manajemen Permodalan



Capital Management



Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.



The primary objective of the Group’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value. The Group is not required to meet any capital requirements.



Grup mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Grup memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang bersih terhadap jumlah modal. Struktur modal Grup terdiri dari ekuitas dan pinjaman diterima dikurangi dengan kas dan deposito berjangka yang dijaminkan.



The Group manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions. The Group monitors its capital using gearing ratios, by dividing net debt by total capital. The Group’s capital structure consists of equity and loans received reduced by cash and restricted time deposits.



Rasio utang bersih terhadap modal pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:



Ratio of net debt to equity December 31, 2015 and 2014 follows:



2015



20.



of



2014



Jumlah utang berbunga Dikurangi kas dan deposito berjangka Utang bersih



1.421.240 69.699 1.351.541



1.311.736 39.466 1.272.270



Total interest bearing borrowings Less cash and time deposits Net debt



Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk



1.028.073



833.285



Total equity attributable to owner of the Company



152,68%



Net Debt-to-Equity Ratio



Rasio utang bersih terhadap modal



as



131,46%



Saham Treasuri



20.



Treasury Stock



Pada tanggal 19 Juni 2008, para pemegang saham menyetujui transaksi Pembelian Kembali Saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan dan tercatat pada Bursa Efek Indonesia (Peraturan Bapepam dan LK (sekarang OJK) No. XI.B.2) sebanyak-banyaknya 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.



On June 19, 2008, the Company’s stockholders approved to repurchase the shares which have been issued by the Company (Buy-Back) and have been registered in the Indonesian Stock Exchange (Bapepam and LK (currently OJK) Regulation No. XI.B.2) at the maximum of 5% of the total subscribed and fully-paid capital.



Berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK (sekarang OJK) No. XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Emiten atau Perusahaan Publik dalam Kondisi Pasar yang Berpotensi Krisis, maka manajemen Perusahaan memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya 19% dari jumlah saham dan akan dilakukan secara bertahap sejak tanggal 20 Oktober 2008 sampai dengan 19 Januari 2009.



Based on Bapepam and LK (currently OJK) Regulation No. XI.B.3 regarding Repurchase of Shares of Public Companies in the Potentially Market Crisis Condition, the Company’s management decided to repurchase the shares issued by the Company at the maximum of 19% from the total shares from October 20, 2008 until January 19, 2009.



- 46 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



21.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 2/POJK.04/2013 tentang Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Emitten atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar yang Berfluktuasi Secara Signifikan, maka manajemen Perusahaan memutuskan untuk melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya 5% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dan akan dilakukan secara bertahap sejak tanggal 5 September 2013 sampai dengan 3 Desember 2013.



Based on Financial Services Authority (OJK) No. 2/POJK.04/2013 regarding Repurchases of Shares of Public Companies in the Fluctuatif Market Significant Condition, the Company’s management decided to repurchase the shares issued by the Company at the maximum of 5% from the total shares from September 5, 2013 until December 3, 2013.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah saham treasury adalah sebanyak 134.480.000 saham dengan rasio saham treasuri terhadap jumlah saham beredar adalah sebesar 2,99% dan 3,28% pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.



As of December 31, 2015 and 2014, total treasury stock amounted to 134,480,000 shares with ratio of number of treasury stock to number of shares issued and paid up of 2.99% and 3.28% as of December 31, 2015 and 2014, respectively.



Tambahan Modal Disetor



21. 2015



Penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tahun 1998 Penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tahun 2004 Penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tahun 2007 Biaya emisi saham tahun 2007 Selisih nilai transaksi dengan Entitas Sepengendali Penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tahun 2015 Jumlah



22.



Saldo Laba Penggunaannya



2014



28.750



28.750



13.613



13.613



61.575 (7.452) 7.393



61.575 (7.452) 7.393



(146) 103.733



yang



Telah



Additional Paid-in Capital



Ditentukan



-



The issuance new share without pre-emptive rights in 1998 The issuance new share without pre-emptive rights in 2004 The issuance new share without pre-emptive rights in 2007 Shares emission costs year 2007 Difference in value arising from transactions with Entities Under Common Control Issuance of new share without pre-emptive rights in 2015



103.879 Total



22.



Appropriation for General Reserve



Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 8 tanggal 5 Juni 2015 dari Antoni Halim, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar Rp 500 yang diambil dari saldo laba.



In the Annual Stockholders’ Meeting as documented in Notarial Deed No. 8 dated June 5, 2015 of Antoni Halim, S.H., public notary in Jakarta, the stockholders approved to the appropriation of Rp 500 from its unappropriated retained earnings as general reserve.



Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang didokumentasikan dalam Akta No. 33 tanggal 20 Juni 2014 dari Antoni Halim, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya sebesar Rp 500 yang diambil dari saldo laba.



In the Annual Stockholders’ Meeting as documented in Notarial Deed No. 33 dated June 20, 2014 of Antoni Halim, S.H., public notary in Jakarta, the stockholders approved the appropriation of Rp 500 from its unappropriated retained earnings as general reserve.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya masing-masing sebesar Rp 8.000 dan Rp 7.500.



As of December 31, 2015 and 2014, the total appropriation for general reserve amounted to Rp 8,000 and Rp 7,500, respectively. - 47 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 23.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Pendapatan Usaha



23. 2015



Penjualan Lokal Pihak berelasi (Catatan 30) Tepung tapioka



Sweeteners



Karung plastik Asam sitrat dan produk kimia lainnya Jumlah Pihak ketiga Tepung tapioka



Sweeteners



Karung plastik Asam sitrat dan produk kimia lainnya Jumlah Jumlah penjualan lokal Penjualan Ekspor Pihak ketiga Tepung tapioka Sweeteners Karung plastik Jumlah penjualan ekspor Jumlah



Net Sales 2014



1.444.470 117.628 77.458 1.639.556



1.226.767 93.475 77.238 2.148 1.399.628



97.016 587.112



144.006 634.467



17.334 701.462 2.341.018



26.994 816.088 2.215.716



-



-



10.621



365 34.693 2.729 37.787



43.141 22.429 2.925 68.495



2.378.805



2.284.211



PT Sungai Budi merupakan satu-satunya konsumen dengan penjualan bersih melebihi 10% dari total penjualan bersih. 24.



Beban Pokok Penjualan



Third Parties Tapioca starch Sweeteners Plastic packaging Citrid acid and other chemical products Total Total local sales Export Sales Third Parties Tapioca starch Sweeteners Plastic packaging Total export sales Total



PT Sungai Budi is the only customer with net sales exceeding 10% of the total net sales.



24. 2015



Local Sales Related Party (Note 30) Tapioca starch Sweeteners Plastic packaging Citrid acid and other chemical products Total



Cost of Sales



2014



Pemakaian bahan Tenaga kerja langsung Beban overhead Jumlah biaya produksi



1.865.162 55.815 320.326 2.241.303



1.524.778 60.483 423.502 2.008.763



Materials used Direct labors Factory overhead Total manufacturing costs



Barang dalam proses Awal Akhir Harga pokok produksi



26.960 (20.059) 2.248.204



22.382 (26.960) 2.004.185



Work-in-process Beginning Ending Total cost of goods manufactured



79.274 (169.254)



82.089 (79.274)



Barang jadi Awal Akhir Beban pokok penjualan



2.158.224



Tidak terdapat pembelian dari pemasok yang melebihi 10% dari jumlah penjualan pada tahun 2015 dan 2014.



- 48 -



2.007.000



Finished goods Beginning Ending Total cost of sales



There were no purchases from a supplier that exceeded 10% of the total sales in 2015 and 2014.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 25.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Beban Usaha



25.



Beban Penjualan



Selling Expenses 2015



Pengangkutan Pemasaran Penyusutan (Catatan 10) Gaji, upah dan tunjangan lainnya Sewa Iklan Lain-lain Jumlah



2014



7.055 6.042 6.022 4.736 5.551 5.932 544



30.619 10.954 5.766 4.838 4.439 4.542 1.495



Freight-out Marketing Depreciation (Note 10) Salaries, wages and other benefits Rent Advertising Others



35.882



62.653



Total



Beban Umum dan Administrasi



General and Administrative Expenses 2014 Disajikan Kembali/ As Restated (Catatan/Note 36 )



2015



26.



Gaji, upah dan tunjangan lainnya Sewa Imbalan kerja jangka panjang (Catatan 27) Penyusutan (Catatan 10) Listrik dan air Telepon dan telex Pajak dan lisensi Asuransi Lain-lain



45.832 5.673 3.476 1.422 1.310 980 769 447 2.453



52.740 4.439 2.987 4.526 1.288 1.006 3.712 2.699 8.766



Salaries, wages and other benefits Rent Long-term employee benefits (Note 27) Depreciation (Note 10) Electricity and water Telephone and telex Taxes and licenses Insurance Others



Jumlah



62.362



82.163



Total



Beban Bunga dan Keuangan Lainnya



26. 2015



27.



Operating Expenses



Interest and Other Financial Charges



2014



Beban bunga dari: Utang bank Liabilitas sewa pembiayaan



107.006 1.729



106.606 2.243



Interest expense on: Bank loans Finance lease liabilities



Jumlah



108.735



108.849



Total



Imbalan Pasca-Kerja



27.



Post-Employment Benefits



Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.



The amount of post-employment benefits is determined based on Law No. 13 Year 2003, dated March 25, 2003.



Pada tahun 2015 dan 2014, jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut masingmasing adalah 2.142 karyawan dan 2.221 karyawan.



In 2015 and 2014, there are 2,142 and 2,221 employees, respectively, who are entitled to the benefits.



- 49 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Untuk pendanaan imbalan kerja jangka panjang tersebut, Grup menyelenggarakan program dana pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Imbalan tersebut akan dibayarkan pada saat karyawan pensiun, cacat tetap atau diberhentikan.



For funding purposes, the Group carries out a defined-benefit pension plan for their eligible permanent employees. The benefits will be paid upon retirement, permanent disability or termination.



Perhitungan aktuaria terakhir atas dana pensiun dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, tertanggal 7 Maret 2016.



The latest actuarial valuation upon the pension fund and the long-term employee benefits liability was from PT Dian Artha Tama, an independent actuary, dated March 7, 2016.



Jumlah-jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sehubungan dengan imbalan pasti adalah sebagai berikut:



Amounts recognized in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income in respect of this benefit plans are as follows: Disajikan kembali/ As Restated (Catatan/Note 36) 2014



2015 Biaya jasa: Biaya jasa kini Biaya bunga neto Efek kurtailmen Komponen biaya imbalan pasti yang diakui di laba rugi Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti: Kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi aktuarial yang diakui di penghasilan komprehensif lain Jumlah



2.108 2.208 (840)



1.865 1.681 (559)



3.476



2.987



Service cost: Current service costs Net interest cost Effect of curtailment Components of defined benefit costs recognized in profit or loss



3.224



Remeasurement of the defined benefit liability: Actuarial losses (gains) arising from changes in actuarial assumptions recognized in other comprehensive income



6.211



Total



(299) 3.177



Biaya jasa kini dan biaya bunga neto untuk tahun berjalan disajikan sebagai bagian dari “Beban umum dan administrasi” pada laba rugi (Catatan 25).



The current service cost and the net interest expense for the year are included in the “General and administrative expenses” (Note 25) in the profit or loss.



Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasti adalah sebagai berikut:



Movements of present value of defined benefit liability are as follows:



Disajikan kembali/As restated (Catatan/Note36 ) 2015 2014 Saldo awal tahun Biaya jasa kini Biaya bunga neto Efek kurtailmen Keuntungan (kerugian) pengukuran kembali Keuntungan (kerugian) aktuarial yang timbul dari: Perubahan asumsi aktuarial



27.602 2.108 2.208 (839)



Saldo akhir tahun



30.780



(299)



- 50 -



21.391 1.865 1.681 (559)



3.224 27.602



Balance at the beginning of the year Current service costs Net interest expense Effect of curtailment Remeasurement gains (losses) Actuarial gains (losses) arising from: Changes in actuarial assumptions Balance at the end of the year



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Asumsi utama yang digunakan untuk menghitung imbalan pasti adalah sebagai berikut: Tingkat bunga diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat pengunduran diri



The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:



: 9% per tahun untuk 2015 dan 8% per tahun untuk 2014/ 9% per annum in 2015 and 8% per annum in 2014 : 5% per tahun untuk 2015 dan 2014/ 5% per annum in 2015 and 2014 : Sesuai dengan Tabel Mortalita Indonesia (TMI-III) - 2011/ Based on Indonesian Mortality Table (TMI-III) - 2011 : 5% pada usia 18 tahun dan menurun secara linear sampai dengan usia 45 tahun/5% at age 18 and decreasing linearly up to age 45



Analisa sensitivitas dari perubahan asumsi-asumsi utama terhadap liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:



: Discount rate : Salary increase rate : Mortality rate : Withdrawal/Resignation rate



The sensitivities of the overall long-term employee benefit liabilities to changes in the weighted principal assumptions as of December 31, 2015 are as follows:



Dampak terhadap kenaikan (penurunan) liabilitas imbalan pasti/ Impact on Defined Benefit Liability increase (decrease) Perubahan asumsi/ Kenaikan asumsi/ Penurunan asumsi/ Change in Assumptions Increase in Assumptions Decrease in Assumptions Tingkat diskonto



28.



1%



(831)



Pajak Penghasilan



28.



8.277



Discount rate



Income Tax



Disajikan kembali/ As restated Catatan/Note 36 2014



2015 Pajak kini Pajak tangguhan



270 30.783



979 14.016



Current tax Deferred tax



Jumlah



31.053



14.995



Total



Pajak Kini



Current Tax



Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:



A reconciliation between profit before tax per consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income and taxable income follows:



2015 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak - bersih Laba sebelum pajak Perusahaan



52.125 (7.482) 44.643



- 51 -



Disajikan kembali/ As restated Catatan/Note 36 2014



43.519 (6.797) 36.722



Profit before tax per consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income Profit before tax of subsidiaries - net Profit before tax of the Company



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



2015



Disajikan kembali/ As restated Catatan/Note 36 2014



Perbedaan temporer:



Temporary differences:



Imbalan kerja jangka panjang - bersih Pemulihan nilai piutang Amortisasi biaya dibayar dimuka Sewa pembiayaan Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Jumlah - bersih



2.910 (2.453) (29) 5.376



2.505 (6.854) (29) (16.204)



(37.764) (31.960)



(35.681) (56.263)



Perbedaan tetap: Jamuan dan representasi Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Lain-lain Jumlah - bersih



2.325



415



(353) 318 2.290



(682) (26) (293)



14.973 (114.459)



(19.834) (121.439)



Koreksi rugi fiskal hasil pemeriksaan pajak



94.625



26.814



Akumulasi rugi fiskal



(4.861)



(114.459)



Laba (rugi fiskal) kena pajak Rugi fiskal tahun sebelumnya



Rincian beban dan utang pajak kini Grup adalah sebagai berikut:



Beban pajak kini Perusahaan Entitas anak ABB BLCT Jumlah Dikurangi pembayaran pajak dimuka Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 22 Entitas anak BLCT ABB Jumlah Jumlah



2014



-



270 270



700 279 979



(18.081)



(2.342)



(264) (3.901) (22.246)



(274) (4.491) (7.107)



(21.976)



(6.128)



- 52 -



Permanent differences: Representation and entertainment Interest income already subjected to final tax Others Net Taxable income (fiscal loss) Fiscal loss caried forward from previous year Fiscal loss correction from the result of tax audit Accumulated fiscal losses



Current tax expense and payable of the Group are as follows:



2015



-



Defined-benefit post-employment expense - net Reversal of impairment losses Amortization of prepaid expenses Capital lease Difference between commercial and fiscal depreciation Net



Current tax expense Company Subsidiaries ABB BLCT Subtotal Less prepaid taxes Company Income taxes Article 22 Subsidiary BLCT ABB Subtotal Total



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated) 2015



Estimasi tagihan pajak (Catatan 11) Perusahaan Entitas anak ABB Jumlah



2014



(18.081)



(2.342)



(3.901)



(3.791)



(21.982)



(6.133)



Utang pajak kini (Catatan 14) Entitas Anak BLCT



6



5



Estimated claim for tax (Note 11) The Company Subsidiary ABB Subtotal Current tax payable (Note 14) Subsidiaries BLCT



Pajak Tangguhan



Deferred Tax



Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan Grup adalah sebagai berikut:



The details of the Group’s deferred tax assets (liabilities) are as follows:



1 Januari 2015/ January 1, 2015 Liabilitas pajak tangguhan: Rugi fiskal Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Cadangan kerugian penurunan nilai piutang Sewa pembiayaan Akumulasi penyusutan aset tetap Biaya dibayar dimuka



(133.076) 11



Liabilitas pajak tangguhan bersih



(111.398)



22.892



Liabilitas pajak tangguhan bersih



(21.709)



31 Desember 2015/ December 31, 2015



-



1.183 6.362



5.713



723



(74)



(6.938)



122 859



-



122 (6.079)



(10.767) (11)



-



(143.843) -



(30.783)



(74)



(142.255)



Dikreditkan (dibebankan) ke/ Credited (charged) to Penghasilan komprehensif lain/ Laba rugi/ Other Comprehensive Profit or loss Income



31 Desember 2014/ December 31, 2014



1 Januari 2014/ January 1, 2014 Liabilitas pajak tangguhan: Rugi fiskal Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Cadangan kerugian penurunan nilai piutang Sewa pembiayaan Akumulasi penyusutan aset tetap Biaya dibayar dimuka



Dikreditkan (dibebankan) ke/ Credited (charged) to Penghasilan komprehensif lain/ Laba rugi/ Other Comprehensive Profit or loss Income



24.288 4.438



(1.396)



-



621



654



22.892 5.713



(344) (3.585)



344 (3.353)



-



(6.938)



(122.850) 17



(10.226) (6)



-



(133.076) 11



(98.036)



(14.016)



654



(111.398)



- 53 -



Deferred tax liabilities: Fiscal loss Long-term employee benefit Allowance for impairment loss Capital lease Accumulated depreciation of property, plant and equipment Prepaid expenses Deferred tax liabilities - net



Deferred tax liabilities: Fiscal loss Long-term employee benefit Allowance for impairment loss Capital lease Accumulated depreciation of property, plant and equipment Prepaid expenses Deferred tax liabilities - net



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) Berikut ini adalah perincian tangguhan per entitas:



liabilitas



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated) pajak 2015



Liabilitas pajak tangguhan: Perusahaan Entitas anak ABB BLCT Jumlah



2014



119.051



90.732



17.878 5.326



16.814 3.852



142.255



111.398



Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2015 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Laba sebelum pajak entitas anak - bersih Laba sebelum pajak Perusahaan Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Jamuan dan representasi Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final Lain-lain Jumlah - bersih



The details of deferred tax liabilities of each entity are as follows:



Deferred tax liabilities: Company Subsidiaries ABB BLCT Total



A reconciliation between the total tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to profit before tax per consolidated statements of comprehensive income is as follows: 2014



52.125



43.519



(7.482)



(6.797)



Profit before tax per consolidated statements comprehensive income Profit before tax of the subsidiaries - net



44.643



36.722



Profit before tax of the Company



8.929



7.343



Tax expense at effective tax rates



465



83



(71) 64 458



(136) (6) (59)



Tax effect of permanent differences Representation and entertainment Interest income already subjected to final tax Others Net



Koreksi pajak tangguhan



18.932



5.363



Deferred tax correction



Beban pajak Perusahaan Beban pajak entitas anak



28.319 2.734



12.647 2.348



Tax expense of the Company Tax expense of the subsidiaries



Jumlah beban (penghasilan) pajak



31.053



14.995



Total tax expense (income)



Pada tahun 2015, Perusahaan memperoleh hasil pemeriksaan pajak untuk tahun pajak 2013, sesuai surat ketetapan No. 00047/406/13/054/15, tanggal 21 April 2015, yang menetapkan bahwa jumlah pajak penghasilan yang lebih bayar tahun 2013 adalah sebesar Rp 955 sehingga saldo rugi fiskal yang dikoreksi adalah sebesar Rp 94.625.



In 2015, the Company obtained the tax audit for the fiscal year 2013, based on decree No. 00047/406/13/054/15, dated April 21, 2015, which stipulates that the amount of income tax overpayments in 2013 was Rp 955, so the fiscal losses correction amounts to Rp 94,625.



Pada tahun 2014, Perusahaan memperoleh hasil pemeriksaan pajak untuk tahun pajak 2012, sesuai surat ketetapan No. 0079/406/12/054/14, tanggal 25 April 2014, yang menetapkan bahwa rugi fiskal diakui sebesar Rp 26.166 yang sebelumnya dibukukan sebesar Rp 52.980, saldo rugi fiskal yang dikoreksi adalah sebesar Rp 26.814.



In 2014, the Company obtained the tax audit for the fiscal year 2012, based on decree No. 0079/406/12/054/14, dated April 25, 2014, which stipulates that the fiscal loss recognized amounted to Rp 26,166 previously recorded as Rp 52,980, the fiscal losses correction amounts to Rp 26,814.



- 54 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 29.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Laba Per Saham



29.



Earnings Per Share



Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham:



The following are the data used for the computation of earnings per share:



2015 Laba yang diatribusikan kepada pemegang saham Perusahaan untuk perhitungan laba per saham dasar Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar



19.602



27.932



4.308.312.430



4.098.997.362



4,55



6,81



Laba bersih per saham dasar (dalam Rupiah Penuh)



30.



2014



Sifat dan Transaksi Hubungan Berelasi



30.



Profit attributable to owners of the Company for computation of basic earnings per share Weighted average number of shares outstanding for computation of basic earnings per share Basic earnings per share (in full Rupiah)



Nature of Relationship and Transactions with Related Parties



Sifat Hubungan Berelasi



Nature of Relationship



a.



a.



b. c.



PT Sungai Budi dan PT Budi Delta Swakarya merupakan pemegang saham Perusahaan. Santoso Winata merupakan presiden direktur Perusahaan. Perusahaan yang sebagian pemegang sahamnya sama dengan Grup adalah sebagai berikut: -



b. c.



PT Budi Makmur Perkasa PT Tunas Baru Lampung Tbk



PT Sungai Budi and PT Budi Delta Swakarya are stockholders of the Company. Santoso Winata is the president director of the Company. Companies which have partly the same stockholders as the Group are as follows: -



PT Budi Makmur Perkasa PT Tunas Baru Lampung Tbk



Transaksi pihak berelasi



Transactions with Related Parties



Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak berelasi, yang meliputi antara lain:



In the normal course of business, the Group entered into certain transactions with related parties involving the following: Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas atau Pendapatan/Beban yang Bersangkutan/ Percentage to Total Assets/Liabilities or Total Respective Revenues/Expenses 2015 2014 % %



Jumlah/Total 2015 2014 Aset Piutang usaha PT Sungai Budi Liabilitas Utang usaha PT Tunas Baru Lampung Tbk Lain-lain Jumlah



800.728



432.471



3.034 -



131 3.443



3.034



3.574



- 55 -



24,52



-



17,46



0,14



0,01 0,22



0,14



0,23



Assets Trade accounts receivable PT Sungai Budi Liabilities Trade accounts payable PT Tunas Baru Lampung Tbk Others Total



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated) Persentase terhadap jumlah Aset/Liabilitas atau Pendapatan/Beban yang Bersangkutan/ Percentage to Total Assets/Liabilities or Total Respective Revenues/Expenses 2015 2014 % %



Jumlah/Total 2015 2014 Pendapatan usaha PT Sungai Budi



Net sales PT Sungai Budi



1.639.556



1.399.628



68,92



61,27



Beban pokok penjualan PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Budi Makmur Perkasa



13.100 30.396



11.440 34.431



0,61 1,41



0,57 1,72



Cost of sales PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Budi Makmur Perkasa



Jumlah



43.496



45.871



2,02



2,29



Total



Beban usaha PT Budi Delta Swakarya PT Budi Makmur Perkasa



11.224 90



8.878 90



11,42 0,09



6,13 0,06



Operating expenses PT Budi Delta Swakarya PT Budi Makmur Perkasa



Jumlah



11.314



8.968



11,51



6,19



Total



Grup memberikan kompensasi kepada karyawan kunci. Imbalan yang diberikan kepada karyawan kunci (Komisaris dan Direksi) adalah sebagai berikut:



% Gaji dan imbalan kerja jangka pendek



100



% Gaji dan imbalan kerja jangka pendek



Direksi/ Directors



22.233



Direksi/ Directors



100%



22.128



The Group provides compensation to the key management personnel. The renumeration of the key management (Commissioners and Directors) follows:



2015 Dewan Komisaris/ Board of Commissioners % 100



7.038



2014 Dewan Komisaris/ Board of Commissioners % 100%



- 56 -



7.013



Jumlah/Total



29.271



Salaries and other short-term employee benefits



Jumlah/Total



29.141



Salaries and other short-term employee benefits



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Perjanjian-perjanjian antara Grup dengan pihakpihak berelasi:



Significant agreements between the Group and related parties are as follows:



a.



a.



Distribusi dan Perjanjian Penjualan 1.



2.



Pada tanggal 1 Februari 1994, Perusahaan melakukan perjanjian keagenan dengan PT Sungai Budi (SB), pemegang saham, yang berlaku selama lima (5) tahun dan dapat diperpanjang dengan persetujuan kedua belah pihak. Berdasarkan perjanjian ini SB ditunjuk sebagai agen tunggal di seluruh wilayah di Indonesia atas produk asam sitrat, tapioka dan karung plastik yang diproduksi Perusahaan. Perusahaan tidak diperkenankan memasarkan produkproduk ini di seluruh wilayah Indonesia melalui distributor lain tanpa persetujuan dari SB. Harga jual ke SB ditentukan berdasarkan harga jual rata-rata SB kepada para pelanggan dikurangi dengan sejumlah Rupiah tertentu per kilogram produk untuk asam sitrat, tapioka dan karung plastik. Jangka waktu kredit adalah empat bulan dari tanggal pengiriman, setelah itu denda akan dikenakan kepada SB dengan suku bunga yang akan ditentukan oleh kedua belah pihak. Tidak ada denda yang dikenakan selama tahun 2015 dan 2014.



Distributorship and Sales Agreements 1.



On February 1, 1994, the Company entered into a distributorship agreement with PT Sungai Budi (SB), a stockholder, for a period of five (5) years and can be extended upon approval of both parties. Based on this agreement SB was appointed as the sole distributor in Indonesia for citric acid, tapioca starch and plastic packaging products manufactured by the Company. The Company can not sell these products in Indonesia through other distributors without the consent of SB. The selling price charged to SB is determined based on the average selling price of SB to its third party customers after deducting certain Rupiah per kilogram products for citric acid, tapioca starch and plastic packaging. The credit term is four (4) months from delivery date, after which a penalty will be charged to SB at a rate to be determined by both parties. No penalty was charged in 2015 and 2014.



Berdasarkan addendum perjanjian terakhir tanggal 3 Januari 2011, Perusahaan dan SB setuju bahwa harga produk-produk khusus dari tepung tapioka, asam sitrat dan karung plastik adalah harga jual rata-rata agen (exworks) kepada pelanggan selama sebulan setelah dikurangi masing-masing sebesar Rp 350 (dalam Rupiah penuh) per kilogram, Rp 400 (dalam Rupiah penuh) per kilogram dan Rp 200 (dalam Rupiah penuh) per kilogram. Angkutan laut atau biaya pengiriman (jika ada) akan dibebankan kepada Perusahaan.



Based on the latest addendum agreement dated January 3, 2011, the Company and SB agreed that the prices of special products of tapioca starch, citric acid and plastic packaging are the average selling price of agents (ex-works) to customers during the month after deduction of Rp 350 (in full Rupiah) per kilogram, Rp 400 (in full Rupiah) per kilogram and Rp 200 (in full Rupiah) per kilogram, respectively. The sea freight or shipping cost (if any) will be charged to the Company.



Perjanjian ini 31 Desember 2018.



This agreement is December 31, 2018.



berlaku



sampai



Pada tanggal 2 Januari 1996, BLCT juga mengadakan perjanjian keagenen tepung tapioka dengan SB sesuai dengan syarat dan kondisi yang sama dengan perjanjian distribusi di antara Perusahaan dan SB.



- 57 -



2.



valid



until



On January 2, 1996, BLCT also entered into a tapioca starch distributorship agreement with SB under the same terms and conditions as the distributorship agreement between the Company and SB.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



b.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Berdasarkan addendum terakhir pada tanggal 3 Januari 2011, BLCT dan SB juga setuju untuk meningkatkan nilai penambah dari dasar harga jual tepung tapioka menjadi Rp 350 (dalam Rupiah penuh) per kilogram.



Based on the latest addendum on January 3, 2011, BLCT and SB also agreed for a further reduction in the selling price of tapioca starch to Rp 350 (in full Rupiah) per kilogram.



Perjanjian ini 31 Desember 2016.



This agreement is December 31, 2016.



berlaku



sampai



Perjanjian Sewa



b.



until



Lease Agreement



1.



Perusahaan menyewa ruang kantor mereka di Jakarta secara tahunan dari PT Budi Delta Swakarya. Berdasarkan perjanjian sewa menyewa, beban sewa ditetapkan sebesar Rp 4.622 per tahun, terakhir diperpanjang untuk periode 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016.



1.



The Company lease its office spaces in Jakarta on an annual basis from PT Budi Delta Swakarya. Based on the rental agreement, the annual rental fee amounted to Rp 4,622 per annum for the next period from January 1, 2016 until December 31, 2016.



2.



Pada tahun 1995, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa tanah dengan Santoso Winata untuk jangka waktu 30 tahun untuk pabrik karung plastik berlokasi di Lampung.



2.



In 1995, the Company entered into land rental agreement with Santoso Winata for a period of 30 years for its plastic packaging factory located in Lampung.



Berdasarkan addendum terakhir perjanjian sewa menyewa tanah pada tanggal 2 November 2015, harga sewa tanah per tahun adalah sebesar Rp 600 yang berlaku sampai 30 Oktober 2020. 3.



31.



valid



Based on the latest amendment of the rental agreement dated November 2, 2015, the rental fee per annum is Rp 600 and valid until October 30, 2020.



Pada tahun 2002, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa tanah dengan PT Budi Makmur Perkasa untuk jangka waktu dua (2) tahun untuk pabrik karung plastik yang berlokasi di Subang. Perjanjian sewa tersebut telah diperpanjang beberapa kali dengan perpanjangan terakhir untuk periode 1 November 2014 – 31 Oktober 2016 dengan beban sewa sebesar Rp 90 per tahun.



Tujuan dan Keuangan



Kebijakan



Manajemen



Risiko



Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Grup adalah risiko pasar (yakni risiko suku bunga dan risiko mata uang asing) risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Grup dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Grup.



- 58 -



3.



31.



In 2002, the Company entered into a land rental agreement with PT Budi Makmur Perkasa for a period of two (2) years for its plastic packaging factories located in Subang. The rental agreement has been extended several times with latest extention for period November 1, 2014 until October 31, 2016 and the rental fee amounted to Rp 90 per annum.



Financial Risk Management Objectives and Policies The main risks arising from the Group’ financial instruments is market risk (including interest rate risk and foreign exchange risk), credit risk and liquidity risk. The operational activities of the Group is managed in a prudential manner by managing those risks to minimize potential losses.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Manajemen risiko merupakan tanggung jawab Direksi. Direksi bertugas menentukan prinsip dasar kebijakan manajemen risiko Grup secara keseluruhan serta kebijakan pada area tertentu seperti risiko suku bunga, risiko mata uang asing, risiko kredit dan risiko likuiditas.



Risk management is the responsibility of the Board of Directors (BOD). The BOD has the responsibility to determine the basic principles of the Group’s risk management as well as principles covering specific areas, such as foreign exchange risk, interest rate risk, credit risk and liquidity risk.



Risiko Pasar



Market Risk



Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar, terutama risiko suku bunga dan risiko mata uang asing.



Market risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market prices. The Group is exposed to market risks, in particular, interest rate risks and foreign currency exchange risk.



Risiko Suku Bunga



Interest Rate Risk



Risiko suku bunga Grup timbul dari utang bank jangka pendek dan jangka panjang. Pinjaman yang diterima dengan suku bunga mengambang mengakibatkan timbulnya risiko suku bunga arus kas terhadap Grup.



The Group’s interest rate risk arises from shortterm and long-term bank loans. Borrowings issued at floating rates expose the Group to cash flow interest rate risk.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, saldo pinjaman dengan suku bunga mengambang adalah masing-masing sebesar Rp 1.413.013 dan Rp 1.293.158 yang terdiri atas utang bank jangka pendek dan jangka panjang.



As of December 31, 2015 and 2014, the Group’s floating rate borrowings amounted to Rp 1,413,013 and Rp 1,293,158, respectively, consisting of short term bank loans and longterm bank loans.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jika suku bunga atas pinjaman yang didenominasikan dalam Rupiah lebih tinggi/rendah 1% dan variabel lain dianggap tetap, laba setelah pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 11.873 dan Rp 10.236 terutama sebagai akibat beban bunga yang lebih tinggi/rendah dari pinjaman dengan suku bunga mengambang.



As of December 31, 2015 and 2014, if interest rates on Rupiah-denominated borrowings had been 1% higher/lower with all other variables held constant, profit before tax for the years ended December 31, 2015 and 2014 would have been Rp 11,873 and Rp 10,236, respectively, lower/ higher, mainly as a result of higher/lower interest expense on floating rate borrowings.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, apabila suku bunga atas pinjaman berdenominasi Dolar Amerika Serikat meningkat/menurun sebesar 0,1% dan variabel lain tetap, laba setelah pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 226 dan Rp 270, terutama sebagai akibat beban bunga yang lebih tinggi/rendah dari pinjaman dengan suku bunga mengambang.



As of December 31, 2015 and 2014, if interest rates on U.S. Dollar-denominated borrowings at that date had been 0.1% higher/lower with all other variables held constant, profit before tax for the years ended December 31, 2015 and 2014 would have been Rp 226 and Rp 270, respectively, lower/ higher, mainly as a result of higher/lower interest expense on floating rate borrowings.



Risiko Mata Uang Asing



Foreign Exchange Risk



Grup terpengaruh risiko nilai tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang, terutama terhadap Dolar Amerika Serikat (Catatan 34). Risiko nilai tukar mata uang asing timbul dari transaksi komersial di masa depan serta aset dan liabilitas yang diakui.



The Group is exposed to foreign exchange risk arising from various currency exposures, primarily with respect to the U.S. Dollar (Note 34). foreign exchange risk arises from future commercial transactions and recognized assets and liabilities.



- 59 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Manajemen telah menetapkan kebijakan yang mengharuskan entitas-entitas dalam Grup mengelola risiko nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang fungsionalnya. Risiko nilai tukar mata uang asing timbul ketika transaksi komersial masa depan atas aset dan liabilitas yang diakui didenominasikan dalam mata uang yang bukan mata uang fungsional. Risiko diukur dengan menggunakan proyeksi arus kas.



Management has set up a policy to require Group companies to manage their foreign exchange risk against their functional currency. Foreign exchange risk arises when future commercial transactions or recognized assets or liabilities are denominated in a currency that is not the entity’s functional currency. The risk is measured using cash flow forecasts.



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jika mata uang melemah/menguat sebesar 5% terhadap Dolar Amerika Serikat dengan variabel lain konstan, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan lebih tinggi/rendah masing-masing sebesar Rp 33.592 dan Rp 14.291, terutama diakibatkan kerugian/keuntungan dari penjabaran aset keuangan serta penjabaran utang dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.



As of December 31, 2015 and 2014, if the currency had weakened/strengthened by 5%, against the U.S. Dollar with all other variables held constant, profit before tax for the years then ended would have been Rp 33,592 and Rp 14,291, respectively, higher/lower, mainly as a result of foreign exchange gains (losses) translation of U.S. Dollar denominated financial assets and liabilities.



Risiko Kredit



Credit Risk



Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.



Credit risk is the risk that the Group will incur a loss arising from the customers or counterparties which fail to fulfill their contractual obligations. Management believes that there are no significant concentrations of credit risk. The Group manages and controls the credit risk by dealing only with recognized and credit worthy parties, setting internal policies on verifications and authorizations of credit, and regularly monitoring the collectibility of receivables to reduce the exposure to bad debts.



Perusahaan mengantisipasi risiko kredit dengan penuh kehati-hatian dengan menerapkan kebijakan manajemen risiko kredit. Selain penilaian kredit dengan penuh kehati-hatian, Perusahaan juga telah memiliki pengendalian intern yang kuat, manajemen penagihan yang baik dan secara berkala melakukan pemantauan dan analisa terhadap kondisi usaha debitur dan obyek pembiayaan sepanjang kontrak berjalan.



The Company anticipates full credit risk by adopting prudent credit risk management. Besides the credit rating with great prudence, strong internal control, good collection management and regular monitoring and analysis of customers business and financial and financed asset.



Kualitas kredit dari aset keuangan baik yang belum jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan nilai dapat dinilai dengan mengacu pada informasi historis mengenai tingkat gagal bayar debitur.



The credit quality of financial assets that are neither past due nor impaired are assessed by reference to historical information about counterparty default rates.



- 60 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Berikut adalah eksposur maksimum laporan posisi keuangan konsolidasian yang terkait risiko kredit pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:



The table below shows consolidated statements of financial position exposures related to credit risk as of December 31, 2015 and 2014:



2015



2014



Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas Deposito berjangka Piutang usaha Piutang lain-lain



23.138 38.917 919.096 3.766



23.831 4.581 523.316 3.248



Loans and receivables Cash Time deposits Trade accounts receivable Other accounts receivable



Jumlah



984.917



554.976



Total



Risiko Likuiditas



Liquidity Risk



Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya.



Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due.



Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.



In the management of liquidity risk, management monitors and maintains a level of cash deemed adequate to finance The Group’ operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. Management also regularly evaluate the projected and actual cash flows, including loan maturity profiles, and continuously assess conditions in the financial markets for opportunities to obtain optimal funding sources.



Berikut adalah jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan konsolidasian berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:



The table below summarizes the maturity profile of consolidated financial assets and liabilities based on contractual undiscounted payments as of December 31, 2015 and 2014:



5 years



Nilai Tercatat/ As Reported 756.832 537.223 17.249 117 8.227 656.182 1.975.830



756.832 537.223 17.249 117 7.371 160.479



844 162.718



12 249.285



83.700



1.479.271



163.562



249.297



83.700



5 years



Nilai Tercatat/ As Reported



776 243.808



92.700



694.167 97.615 15.111 117 18.578 598.991



244.584



92.700



1.424.579



-



- 61 -



Liabilities Short-term bank loans Trade accounts payable Accrued expenses Other accounts payable Lease liabilities Long-term bank loans Total



Liabilities Short-term bank loans Trade accounts payable Accrued expenses Other accounts payable Lease liabilities Long-term bank loans Total



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 32.



33.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Ikatan dan Perjanjian Penting



32.



Agreements and Commitments



Pengurangan Emisi yang Disertifikasi



Certified Emission Reduction



Berdasarkan Perjanjian Pembelian CER dengan Cargill International SA, Switzerland (Cargill) pada tanggal 14 Juli 2011, Perusahaan setuju untuk menjual seluruh CER yang akan dihasilkan dari proyek PLTBG yang berlokasi di Way Jepara, Unit VI–Lampung dan Terbanggi kepada Cargill dengan harga tertentu dan kondisi tertentu. Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan telah memperoleh CER yang telah disertifikasi untuk periode tertentu untuk ketiga proyek PLTBG tersebut dan telah diserahkan ke Cargill dan disajikan dalam akun “Penghasilan (beban) lain-lain – Pendapatan emisi yang disertifikasi CER-bersih” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.



Based on Certified Carbon Emission Reduction (CER) Agreement with Cargill International SA, Switzerland (Cargill) dated July 14, 2011, the Company agreed to sale all CER from PLTBG project in Way Jepara, Unit VI-Lampung and Terbanggi to Cargill with price and condition term. As of December 31, 2013, the Company has successfully obtained CER Certificate for all PLTBG projects and has been handed to Cargill and presented in account “Other income (expense) Certified emission reduction – CER income-net” in consolidated statements of comprehensive income.



Pada tanggal 6 Agustus 2015, Perusahaan dan Cargill International SA telah menandatangani termination agreement atas Perjanjian Pembelian CER atas CER yang akan dihasilkan dari proyek PLTBG yang berlokasi Way Jepara, Unit VI–Lampung dan Terbanggi. Perusahaan menerima dana penyelesaian sebesar EUR 3,5 juta dan disajikan sebagai bagian dari akun Penghasilan (beban) lain-lain – Pendapatan emisi yang disertifikasi CER - bersih.



On August 6, 2015 the Company and Cargill International SA, has signed a terminination agreement over the Certified Carbon Emission Reduction for the CER from PLTBG projects in Way Jepara, Unit VI-Lampung and Terbanggi. The Company has obtained settlement amount of EUR 3,5 million and presented as part of “Other income (expense) Certified emission reduction – CER income-net”.



Informasi Segmen Usaha



33.



Segment Information



Segmen Primer



Primary Segment



Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan pelaporan internal kepada pembuat keputusan operasional, yang bertanggung jawab atas alokasi sumber daya ke masing-masing segmen yang dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut. Informasi segmen Grup disajikan berdasarkan jenis produk, yakni tepung tapioka, glukosa dan fruktosa, asam sitrat dan produk kimia lainnya, karung plastik, tepung tapioka modifikasi dan lain-lain. Produk-produk tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Grup, sebagai berikut:



Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance. he Group’ segment information is presented based on their products, namely tapioca starch, glucose and fructose, citric acid and other chemical products, plastic packaging, modified tapioca starch and others. These products are the basis on which the Group reports its primary segment information, as follows:



- 62 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



Tepung Tapioka/ Tapioca Starch



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Asam Sitrat dan Produk Kimia Lainnya/ Citric Acid and Other Sweeteners/ Chemical Sweeteners Product



2015



Karung Plastik/ Plastic Packaging



Tepung Tapioka Modifikasi/ Modified Tapioca Starch



Eliminasi/ Elimination



Konsolidasi/ Consolidated



Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan usaha



Statement of Comprehensive Income 1.664.756



822.386



17.334



80.187



-



144.600



68.410



1.984



5.587



-



-



220.581



Beban penjualan Beban umum dan administrasi Beban bunga dan keuangan lainnya Beban lain-lain - bersih



(23.522)



(11.128)



(323)



(909)



-



-



(35.882)



(40.672)



(19.242)



(558)



(1.572)



-



-



(62.044)



(69.793) 24.799



(34.478) 11.732



(727) 340



(3.362) 958



-



-



(108.360) 37.829



Laba (rugi) sebelum pajak Jumlah beban pajak



35.412 (21.624)



15.294 (10.022)



716 (291)



702 (649)



-



-



52.124 (32.586)



13.788



5.272



425



53



Hasil segmen Laba kotor



Laba (rugi) bersih



(205.858)



-



-



2.378.805



19.538



Revenues Segment results Segment gross profits Selling Expense General and administrative expenses Interest and other financial charges Other expenses - net Income (loss) before tax Total tax expense Net income (loss) Statement of Financial Position



Laporan Posisi Keuangan Aset Segmen



1.853.706



1.093.891



200.432



115.712



-



-



3.263.741



Segment Assets



Liabilitas Segmen



1.202.244



650.965



120.777



32.623



-



-



2.006.609



Segment Liabilities



INFORMASI LAINNYA Pengeluaran modal



102.024



135.094



1.648



1.017



-



-



239.783



OTHER INFORMATION Capital expenditures



Penyusutan aset tetap



82.532



19.656



62



3.133



-



-



105.383



Depreciation of property, plant and equipment



*)



Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka, sedangkan liabilitas segmen tidak termasuk utang pajak dan liabilitas pajak tangguhan/ Segment assets exclude prepaid taxes and deferred tax assets while segment liabilities exclude taxes payable and deferred tax liabilities



Tepung Tapioka/ Tapioca Starch



Disajikan kembali/As restated (Catatan/Note 36 ) 2014 Asam Sitrat dan Produk Tepung Kimia Lainnya/ Tapioka Citric Acid Karung Modifikasi/ and Other Plastik/ Modified Sweeteners/ Chemical Plastic Tapioca Sweeteners Product Packaging Starch



Eliminasi/ Elimination



Konsolidasi/ Consolidated Statement of Comprehensive Income



Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan usaha



1.606.182



817.930



29.142



90.784



-



175.498



85.671



5.699



10.343



-



-



277.211



(39.664)



(19.363)



(1.288)



(2.338)



-



-



(62.653)



(52.004)



(25.402)



(1.690)



(3.067)



-



-



(82.163)



(68.982) 12.903



(34.769) 5.955



(1.239) 396



(3.859) 719



-



-



(108.849) 19.973



Laba sebelum pajak Jumlah beban pajak



27.720 (9.499)



12.092 (4.629)



1.878 (308)



1.798 (559)



-



-



43.519 (14.995)



Profit before tax Total tax expense



Laba (rugi) bersih



18.221



7.463



1.570



1.239



-



-



28.524



Profit for the year



Hasil segmen Laba kotor Beban penjualan Beban umum dan administrasi Beban bunga dan keuangan lainnya Beban lain-lain - bersih



(259.827)



2.284.211



Segment results Segment gross profits Selling Expense General and administrative expenses Interest and other financial charges Other expenses - net



Statement of Financial Position



Laporan Posisi Keuangan Aset Segmen



Revenues



1.477.745



630.593



234.052



131.230



-



-



2.473.620



Segment Assets



Liabilitas Segmen



982.008



265.228



124.718



80.227



-



-



1.452.181



Segment Liabilities



INFORMASI LAINNYA Pengeluaran modal



296.390



34.024



1.194



-



-



331.608



OTHER INFORMATION Capital expenditures



Penyusutan aset tetap



93.731



24.527



2.865



-



-



121.334



Depreciation of property, plant and equipment



*)



-



210



Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka, sedangkan liabilitas segmen tidak termasuk utang pajak dan liabilitas pajak tangguhan/



- 63 -



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Penjualan antar segmen ditetapkan dengan harga sesuai kesepakatan kedua belah pihak.



Inter-segment sales are agreement of both parties.



Segmen Sekunder



Secondary Segment



Bentuk segmen sekunder pelaporan segmen Perusahaan dan entitas anak adalah segmen geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi fasilitas produksi. Informasi berdasarkan geografis adalah sebagai berikut:



The secondary segment reporting for the Company and its subsidiaries on geographical segment is based on the production facility location. The geographical segments are as follows:



2015



34.



based



1.714.110 332.856 163.358 110.334 20.360 2.341.018 37.787



1.639.751 317.165 134.247 96.000 28.553 2.215.716 68.495



Sales from external parties Domestic Lampung Karawang Solo Surabaya Subang Subtotal Export



Jumlah Pendapatan Usaha



2.378.805



2.284.211



Total Net Sales



Aset Segmen Lokal Lampung Karawang Surabaya Solo Subang



2.480.619 382.903 183.857 183.348 33.014



1.773.493 334.181 144.483 189.674 31.789



Segment assets Domestic Lampung Karawang Surabaya Solo Subang



Aset Konsolidasian



3.263.741



2.473.620



Consolidated Assets



Pengeluaran Modal Lokal Lampung Surabaya Subang Karawang Solo



187.474 30.390 8.008 7.954 5.957



284.360 30 1.900 34.042 11.276



Capital Expenditures Domestic Lampung Surabaya Subang Karawang Solo



Jumlah



239.783



331.608



Total



Aset dan Liabilitas Moneter Bersih dalam Mata Uang Asing



34.



Tabel berikut mengungkapkan jumlah aset dan liabilitas moneter konsolidasian:



Aset Kas Deposito berjangka Piutang usaha Jumlah aset



US$ SGD EUR US$ US$



627.301 5.763 29.067 2.821.086 858.573



the



2014



Pendapatan usaha dari pihak eksternal Lokal Lampung Karawang Solo Surabaya Subang Jumlah Ekspor



Mata uang asal/ Original Currency



on



Net Monetary Assets and Liabilities Denominated in Foreign Currencies The following table shows monetary assets and liabilities:



2015 Ekuivalen/ Equivalent in Rupiah 8.654 56 438 38.917 11.844 59.909



- 64 -



Mata uang asal/ Original Currency 293.825 685 18.988 368.276 2.624.894



consolidated



2014 Ekuivalen/ Equivalent in Rupiah 3.655 7 287 4.581 32.654 41.184



Assets Cash Time deposits Trade accounts receivable Total assets



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)



Mata uang asal/ Original Currency Liabiltas Utang bank jangka pendek Utang usaha Beban akrual Utang bank jangka panjang Jumlah Liabilitas



US$ US$ EUR US$ US$



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



2015 Ekuivalen/ Equivalent in Rupiah



1.365.326 36.642.815 15.000.000



18.835 505.488 206.925 731.248



Jumlah Liabilitas - Bersih



(671.339)



Pengungkapan Tambahan Laporan Arus Kas Konsolidasian



Kapitalisasi beban bunga ke aset dalam pembangunan Penambahan aset tetap melalui sewa pembiayaan Realisasi uang muka pembelian untuk perolehan aset tetap



36.



8.289 56.860 345 327 261.240 327.061 (285.877)



Liabilities Short-term bank loans Trade accounts payable Accrued expenses Long-term bank loans Total Liabilities Net Liabilities



As of December 31, 2015 and 2014, the conversion rates used by the Group were disclosed in Note 2d to consolidated financial statements. 35.



Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas: 2015



Ekuivalen/ Equivalent in Rupiah



666.352 4.570.769 22.800 26.250 21.000.000



Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, kurs konversi yang digunakan Grup diungkapkan pada Catatan 2d atas laporan keuangan konsolidasian.



35.



2014



Mata uang asal/ Original Currency



Supplement Disclousures For Consolidated Statement of Cash Flows The following are the noncash investing and financing activities of the Group:



2014



25.940



8.404



303



14.766



77.431



17.904



Standar Akuntansi Keuangan Baru dan Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasian Sebagai Dampak Perubahan Kebijakan Akuntansi



36.



Interest capitalized to construction in progress Acquisition of property and equipment through capital lease Acquisition of property and equipment through application of advances



New Financial Accounting Standards and Restatement of Consolidated Financial Statements for the Impact of Changes in Accounting Policies



Standar Akuntansi Keuangan Baru



New Financial Accounting Standards



Pada tanggal 1 Januari 2015, Grup menerapkan PSAK baru, revisi dan penyesuaian dan ISAK yang wajib diterapkan pada tanggal tersebut.



On January 1, 2015, the Group applied new, revised and amended PSAKs and ISAK that are mandatory for application from that date.



a.



a.



PSAK No. 24, “Imbalan Kerja”, mengubah persyaratan untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian program manfaat karyawan. Sebagai dampak penerapan standar penyesuaian tersebut, Grup telah mengubah kebijakan akuntansi untuk mengakui semua keuntungan dan kerugian aktuarial dalam penghasilan komprehensif lain dan semua biaya jasa lalu dalam laba rugi pada periode terjadinya.



- 65 -



PSAK No. 24, “Employee Benefits”, amends the recognition, measurement and presentation requirements for defined benefit schemes. As a result of the adoption of the amendments of this standard, the Group has changed its accounting policy to recognize all actuarial gains and losses in other comprehensive income and all past service costs in profit or loss in the period which they occur.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) b.



c.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



PSAK No. 65, “Laporan Keuangan Konsolidasian”, menetapkan prinsip-prinsip penyajian dan penyusunan laporan keuangan konsolidasian dalam hal suatu entitas memiliki pengendalian pada satu atau lebih entitas lain.



b.



PSAK No. 65, “Consolidated Financial Statements”, establishes the principles for the presentation and preparation of consolidated financial statements when an entity controls one or more other entities.



Standar ini menyatakan model pengendalian baru yang diterapkan pada seluruh hal berikut, yakni apakah Grup memiliki: kekuasaan atas investee; eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee; dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil yang diterima.



This standard introduces a new control model that focuses on whether the Group has power over an investee, exposure or rights to variable return from its involvement with the investee and ability to use its power to affect those returns.



Grup telah mengevaluasi seluruh investasi untuk menentukan apakah terdapat pengendalian berkelanjutan atas entitas anak yang sebelumnya telah dikonsolidasi dan apakah terdapat investasi yang seharusnya diperlakukan sebagai entitas anak dengan penerapan persyaratan baru tersebut.



The Group has evaluated all its investments to establish whether control continues to exist for previously consolidated subsidiaries and whether any investments would fall to be a subsidiary applying the new requirements.



Grup tidak mengidentifikasi adanya perubahan pada laporan keuangan konsolidasian anak perusahaan.



The Group did not identify any change in the previously consolidated subsidiaries.



PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, menyatakan definisi nilai wajar dan menyediakan pedoman pengukuran nilai wajar, dalam hal nilai wajar disyaratkan atau diizinkan, serta memperluas pengungkapan mengenai nilai wajar.



c.



PSAK No. 68, “Fair Value Measurements”, clarifies the definition of fair value and provides guidance on how to measure fair value, when fair value is required or permitted, and aims to enhance fair value disclosures.



Sebagai dampak penerapan standar baru ini, Grup menambahkan pengungkapan mengenai nilai wajar (Catatan 17).



As a result of adoption of this new standard, the Group has included additional fair value disclosures (Note 17).



Berikut ini adalah PSAK amandemen dan penyesuaian yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015, yang relevan namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian:



The following are the amended and improved PSAKs applied effective January 1, 2015 which are relevant but do not have material impact to the consolidated financial statements:



a.



PSAK No. 1, Penyajian Laporan Keuangan: Prakarsa Pengungkapan



a.



PSAK No. 1, Presentation of Financial Statements: Disclosure Initiative



b.



PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Tersendiri”.



b.



PSAK No.4, Statements”.



c.



PSAK No. 46, “Pajak Penghasilan”.



c.



PSAK No. 46, “Income Taxes”.



d.



PSAK No. Penyajian”.



“Instrumen



Keuangan:



d.



PSAK No. 50, “Financial Instruments: Presentation”.



e.



PSAK No. 55, “Instrumen Pengakuan dan Pengukuran”.



Keuangan:



e.



PSAK No. 55, “Financial Instruments: Recognition and Measurement”.



50,



- 66 -



“Separate



Financial



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) “Instrumen



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



f.



PSAK No. 60, Pengungkapan”.



Keuangan:



f.



PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.



g.



PSAK No. 67 “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain”.



g.



PSAK No. 67, “Disclosure of Interest in Other Entities”.



Penyajian Kembali Laporan Konsolidasian sebagai Dampak Kebijakan Akuntansi



Keuangan Perubahan



Restatement of Consolidated Financial Statements for the Impact of Changes in Accounting Policies



Tabel berikut menyajikan dampak perubahan kebijakan akuntansi sebagaimana diungkapkan di atas, terhadap posisi keuangan, dan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian Grup.



The following tables summarize the impact of the above changes in accounting policies on certains accounts in the Group’s consolidated statements of financial position and consolidated statements of profit or loss and other comprehensive income.



Laporan posisi keuangan konsolidasian



Consolidated statements of financial position 31 Desember/December 31, 2014 Dampak penerapan PSAK No. 24/ Impact of adoption of PSAK No. 24



Disajikan sebelumnya/ As previously reported



Disajikan kembali/ As restated



Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja jangka panjang



112.523 22.057



(1.125) 5.545



111.398 27.602



Deferred tax liabilities Long-term employee benefits liability



Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya Kepentingan nonpengendali



241.223 75.875



(4.191) (229)



237.032 75.646



Retained earnings Unappropriated Non-controlling interests



Disajikan sebelumnya/ As previously reported



1 Januari 2014/31 Desember 2013 January 1, 2014/December 31, 2013 Dampak penerapan PSAK No. 24/ Impact of adoption of PSAK No. 24



Disajikan kembali/ As restated



Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan kerja jangka panjang



98.513 19.039



(477) 2.352



98.036 21.391



Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya Kepentingan nonpengendali



213.811 75.288



(1.741) (134)



212.070 75.154



Laporan laba rugi dan komprehensif lain konsolidasian



penghasilan



Disajikan sebelumnya/ As previously reported



Deferred tax liabilities Long-term employee benefits liability Retained earnings Unappropriated Non-controlling interests



Consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income



31 Desember/December 31, 2014 Dampak aplikasi PSAK No. 24/ Impact of adoption of PSAK No. 24



Disajikan kembali/ As restated



Beban umum dan administrasi



82.194



(31)



82.163



General and administrative expenses



Beban pajak tangguhan



14.010



6



14.016



Deferred tax expense Remeasurement of defined benefit liability



Pengukuran kembali liabilitas imbalan pasti



-



(3.224)



(3.224)



Pajak sehubungan dengan pos yang tidak akan direklasifikasi



-



654



654



- 67 -



Tax relating to items that will not to be



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 (Angka-angka Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) 37.



PT BUDI STARCH & SWEETENER Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2015 and 2014 (Figures are Presented in Millions of Rupiah, unless Otherwise Stated)



Standar Akuntasi Keuangan Berlaku Efektif 1 Januari 2016 dan 2017



37.



Financial Accounting Standards January 1, 2016 and 2017



Effective



Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan amandemen Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru yang akan berlaku efektif pada periode yang dimulai 1 Januari 2016, kecuali Amandemen PSAK No. 1 dan ISAK No. 31 yang berlaku efektif 1 Januari 2017:



The Indonesian Institute of Accountants has issued the following amended Statements of Financial Accounting Standards (PSAKs) and new Interpretations of Financial Accounting Standards (ISAKs) which will be effective for annual period beginning January 1, 2016, except for Amendment to PSAK No. 1 and ISAK No. 31 which will be effective on January 1, 2017:



PSAK



PSAK



a.



PSAK No. 1, Penyajian Laporan Keuangan: Prakarsa Pengungkapan PSAK No. 4, Laporan Keuangan Tersendiri: Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri PSAK No. 15, Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi PSAK No. 16, Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi PSAK No. 19, Aset Takberwujud tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi



a.



f.



PSAK No. 24, Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja



f.



g.



PSAK No. 65, Laporan Keuangan Konsolidasian tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi PSAK No. 66, Pengaturan Bersama tentang Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama PSAK No. 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi



g.



b. c.



d. e.



h. i.



b. c.



d. e.



h. i.



PSAK No. 1, Presentation of Financial Statements: Disclosure Initiative PSAK No. 4, Separate Financial Statements: Equity Method in Separate Financial Statements PSAK No. 15, Investments in Associates and Joint Ventures regarding Investment Entities: Applying the Consolidation Exception PSAK No. 16, Fixed Assets regarding Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization PSAK No. 19, Intangible Assets regarding Clarification of Acceptable Methods of Depreciation and Amortization PSAK No. 24, Employee Benefits regarding Defined-Benefit Plans: Employee Contributions PSAK No. 65, Consolidated Financial Statements regarding Investment Entities: Applying the Consolidation Exception PSAK No. 66, Joint Arrangements regarding Accounting for Acquisitions of Interests in Joint Operations PSAK No. 67, Disclosure of Interests in Other Entities regarding Investment Entities: Applying the Consolidation Exception



ISAK



ISAK



a. b.



a. b.



ISAK No. 30, Pungutan ISAK No. 31, Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi



Grup masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK di atas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasian dari penerapan PSAK dan ISAK tersebut belum dapat ditentukan.



ISAK No. 30, Levies ISAK No. 31, Interpretation of Framework of PSAK 13: Investment Properties



The Group is still evaluating the effects of these PSAKs and ISAKs and has not yet determined the related effects on the consolidated financial statements.



******** - 68 -



Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank



Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank