Laporan Toya Gama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGOLAHAN AIR MINUM TOYA GAMA Latar belakang Sekitar tahun 2011, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) mengusulkan pengadaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan tujuan agar UGM tidak lagi bergantung pada pihak lain. Melalui proyek hibah yang diajukan kepada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pengadaan SPAM ini akhirnya disetujui. Pada awal produksi tahun 2015, debit yang dihasilkan hanya 5 liter/detik dan wilayah yang dilayani hanya kampus UGM bagian timur, Asrama Kinanthi, serta 12 unit water fountation yang tersebar di beberapa fakultas di UGM. Universitas Gadjah Mada dalam upayanya, menyediakan air minum mandiri bagi civitas akademika di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), baik dari aspek air baku, perencanaan maupun pengelolaannya, ingin menjadi inisiator dalam menekan laju ekspansi produk asing dalam penyediaan air minum berkualitas secara mandiri, melalui pusat pengolahan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) “Toya Gama”, Universitas Gadjah Mada memproduksi air siap minum bagi civitas akademika. Pada awal tahun 2016 penyerapan Toya Gama hanya untuk water dispenser dan water fountation (tidak untuk AMDK) dan pada tahun 2019 baru akan ditambah jumlah water dispenser dan water fountationnya. Sistem Penyediaan Air Minum Toya Gama ini dipimpin oleh Thaufa Nugraha, A.Md sebagai supervisor dan bekerja dibawah naungan UGM Residence (Ilmawan, 2017). Tujuan 1. Mengetahui apa itu Toya Gama 2. Mengetahui sistem pengelolaan air Toya Gama Manfaat 1. Dapat mengetahui peran Toya Gama sebagai penyedia air minum mandiri bagi civitas akademika di kampus UGM, baik dari aspek air baku, perencanaan, maupun pengelolaannya. 2. Dapat mengetahui informasi seputar Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Toya Gama meliputi sumber air, proses pengelolaan air, operasional dan



perawatan, monitoring kualitas air, produk yang dihasilkan, serta hambatan dan kendala yang terdapat pada SPAM Toya Gama. 3. Mengetahui manfaat Toya Gama sebagai inisiator dalam menekan laju ekspansi produk asing dalam penyediaan air minum berkualitas secara mandiri sekaligus mengurangi konsumsi mahasiswa serta civitas akademika UGM akan air minum produk asing. Pembahasan Sumber air Toya Gama berasal dari sumur dangkal di belakang Gedung Toyagama, utara Food Park UGM, dan berdampingan dengan Sumur Umbul Pace milik UGM. Sumur tersebut terdiri dari 2 buah pompa dengan pengambilan air sebanyak 12,5 liter/detik dan debit keluar sebesar 10 liter/detik. Debit tersebut dibagi menjadi 2 tangki sehingga masing-masing tangki memiliki debit sebesar 5 liter/detik. Pemrosesan air baku pada pengolahan air minum melalui beberapa tahap filtrasi yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan kekeruhan. Proses pengolahan air ini dimulai dengan diberi koagulan pada air sumur, sumur yang digunakan merupakan sumur dalam dengan diameter 3 meter dan kedalaman 6 meter. Kemudian dipompa menggunakan pompa air baku atau intake pump untuk melewati sand filter dan carbon filter. Sumur tersebut memiliki 2 buah pompa, serta 2 buah sand filter dan carbon filter namun yang digunakan untuk pemrosesan air minum hanya 1 pompa saja agar pengambilan air tidak terlalu banyak. Pompa tersebut memiliki kapasitas sebesar 5 liter/detik. Sand filter berfungsi untuk menyaring flok dan carbon filter berfungsi sebagai pengurai air tanah dari sumur serta untuk membedakan mineral mana yang baik untuk diminum dan tidak. Carbon filter juga dapat mengurai zat-zat yang tidak diperlukan hingga 100 – 170 pds/kekeruhannya. Fungsi pokok dari carbon filter yaitu menyaring bau, warna dan rasa. Sand filter dan carbon filter memiliki frekuensi pergantian tiap satu tahun sekali. Air baku yang telah disaring kemudian ditampung dalam feed tank dan disebut sebagai feed water yang akan diolah menjadi air minum. Feed tank dijaga dengan ketinggian 2,9 meter. Apabila kelebihan atau kekurangan maka mesin akan mati sendiri. Ada 3 pompa yaitu feed pump (ACFA, ACFB) yaitu membran ultrafiltrasi A dan B. Air baku yang ditarik dari tanah ± 78 juta liter dan yang terdistribusi ± 48 juta liter. Feed water kemudian dipompa oleh UF (Ultra-filtration)



feed pump menggunakan penyinaran sinar UV menuju ACF (Automatic Cleaning Filter) dan dilanjutkan ke dalam sistem ultrafiltrasi. Terdapat sistem pengoperasian yang berfungsi sebagai treatment awal sebelum masuk product tank. Setiap sistem pengoperasian terdapat backwash yang berfungsi untuk mencuci membran. Treatment mengoperasikan mesin UV filter setiap hari selama 3 jam. Air yang telah melewati sistem selanjutnya akan ditampung di dalam product tank yang disebut dengan product water. Product tank memiliki kapasitas 150 m3 dan dipompa ke tiap unit. Air dalam product tank ini adalah hasil akhir dari proses pengolahan air minum SPAM UGM yang siap untuk di distribusikan kepada pengguna menggunakan distribution pump setelah melewati ultraviolet lamp (Ilmawan, 2017). Setiap hari, dilakukan pengujian di Mini Laboratorium Toya Gama dengan beberapa parameter fisik, yaitu bau, warna, total zat padat terlarut, kekentalan, rasa, suhu, sisa chlor, pH dan konduktivitas. Setiap pagi dilakukan pengecekan air baku yang meliputi pH, PDS (kekeruhan), dan suhu. pH air mineral Toya Gama berkisar antara 6,5 – 8,5 dan apabila sudah di RO turun menjadi 5,5 – 7. Suhu lokasi berkisar antara 34 atau 33oC. PDS maksimum 500 mg/liter, dan RO berkisar antara 10 sampai 20. Kemudian tiap dua bulan, dilakukan pengujian di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM dengan menguji 5-6 sampel (tiga sampel dari water fountain, satu sampel dari air baku hasil proses pre-treatment, dan satu sampel dari produk air minum dalam kemasan (AMDK). Terdapat beberapa operasional dan perawatan pada SPAM Toya Gama antara lain perawatan 8-12 water fountain setiap hari, operasional pompa tiap 2 jam per hari, operasional instalasi pengolahan air tiap 8 jam per hari, perawatan pipa jaringan tiap 2 bulan sekali, perawatan instalasi pengolahan air tiap 3 bulan sekali, dan dilakukan backwash secara otomatis setiap 30 menit sekali dan pada 3 sampai 7 hari dilakukan secara manual. Produk yang dihasilkan dari SPAM Toya Gama berupa 50 water fountain, 12 dispenser dan 25 sambungan rumah. Serta air minum dalam kemasan (AMDK) yang berupa galon dan kemasan. Pada produk botol, sistemnya masih manual dan akan dikembangkan ke sistem semi otomatis. Untuk pemasaran, Toya Gama tidak untuk diperjualbelikan, karena sistem kerjasama dengan PU UGM dan hanya untuk kalangan UGM saja.



Hambatan dan kendala yang terdapat pada SPAM Toya Gama antara lain belum memiliki ijin SNI, belum memiliki BPOM sebelum SNI serta mengalami kendala pada saat pengajuan BPOM dan SNI. Sedangkan hambatan teknis yang ada meliputi mesin PVC yang tidak layak untuk air siap minum atau tidak foodgrade dan masih dianalisa untuk diganti. Pada proses penyediaan air minum ini, terdapat beban operasional dari unit produksi untuk menghasilkan produk air minum dalam memenuhi pelayanan dan kualitas atas fasilitas air minum tersebut. Beban operasional terbesar pada sistem PDAM maupun SPAM pada umumnya terdapat pada sistem pemompaan. Penggunaan energi listrik ini secara spesifik digunakan untuk mengerakkan motor listrik untuk mengangkut air baku maupun distribusi air minum. Salah satu penyebab kurang sehatnya PDAM atau SPAM adalah pemakaian energi untuk menggerakan motor pompa yang kurang atau tidak efisien. Kondisi ini mengakibatkan biaya produksi dan distribusi air menjadi tinggi dan tarif air menjadi tinggi atau menurunkan kinerja keuangan PDAM (Ilmawan, 2017). Solusi atas penanganan masalah pada pengolahan air minum Toya Gama ini yaitu dilakukan pergantian-pergantian sistem untuk meningkatkan kualitas dan produksinya selama tiga tahun terakhir. Food grade yang menggunakan pipa hitam kedepannya akan diganti menggunakan alat stainless. Serta perlu adanya kegiatan konservasi energi untuk dapat mengoptimalkan penggunaan energi listrik seproduktif mungkin, khususnya di SPAM UGM. SPAM UGM ingin meningkatkan pelayanan penyediaan air minum kepada seluruh civitas akademika secara menyeluruh. Rencana SPAM UGM dalam meningkatkan pelayanan distribusi, tidak terlepas dari upaya SPAM UGM untuk memaksimalkan pendistribusian air minum yang dikhususkan untuk dinas atau instansi terkait yang belum atau tidak dapat terjangkau oleh distribusi jaringan pipa, seperti Rumah Sakit UGM, Pusat Inovasi Agroteknologi UGM, ataupun Asrama Mahasiswa UGM. Sistem pendistribusian non-pipa ini nantinya akan didistribusi secara kemasan baik itu galon atau sejenisnya. Dalam hal energi terbarukan, SPAM UGM berencana untuk menerapkan pemanfaatan sumber energi surya, sebagai sumber energi dalam pengolahan air minum atau digunakan untuk kebutuhan operasional. Perlu dilakukan analisis pembebanan konsumsi energi dalam operasional SPAM secara aktual, baik itu penggunaan energi untuk pengolahan air baku (operasional pompa) maupun dari segi penggunaan energi untuk perkantoran



(penerangan, pengkondisian udara, dan lain-lain), sebagai acuan besaran beban tinjauan dalam perhitungan kebutuhan operasional. SPAM Toya Gama juga melakukan pengembangan berupa penyediaan air minum dalam kemasan (AMDK) 330 ml dan galon 19 liter (masih prototipe dan menunggu respon pasar) serta memberikan tambahan 65 sambungan rumah, namun belum disetujui PUPR (Marlina et al., 2012). Hal yang dapat diterapkan pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Toya Gama dalam budidaya perikanan yaitu cara pengelolaan kualitas air yang dilakukan oleh pihak Toya Gama. Kualitas air merupakan parameter utama dalam keberhasilan budidaya ikan. Saat ditemukan abnormalitas pH pada air budidaya dapat dilakukan sebuah treatment secara alami atau kimiawi. Secara alami atau non kimia dapat dilakukan dengan pengapuran. Pengapuran merupakan cara sederhana dalam mengatasi masalah budidaya terutama menetralisir keasaman dan meningkatkan kesadahan, sehingga produktivitas kolam ikan meningkat. Kandungan kalsium dan magnesium dalam kapur dapat diabsorbsi oleh biota akuatik, diabsorbsi oleh tanah atau terlarut dalam air kolam (Hasibuan et al., 2012). Kemudian dalam pengaturan dan mengontrol suhu air pada wadah budidaya dapat dilakukan dengan pemasangan heater yang bisa secara otomatis mengatur suhu air. Suhu air dapat diatur dengan memutar kontrol suhu yang diinginkan pada heater yang terpasang dalam wadah budidaya, suhu air akan relatif lebih stabil (Adnan et al., 2002).



Kesimpulan 1. Toya Gama merupakan upaya penyediaan air minum mandiri bagi civitas akademika di kampus UGM, baik dari aspek air baku, perencanaan, maupun pengelolaannya. 2. Sistem pengelolaan air Toya Gama dimulai dari pemberian koagulan pada air sumur lalu dipompa melewati sand filter dan carbon filter, kemudian ditampung pada feed water untuk diolah menjadi air minum. Setelah itu dipompa menuju ultrafiltrasi dengan penyinaran sinar UV dan terakhir ditampung pada product tank yang siap didistribusikan.



Daftar Pustaka Adnan, H. M., Wartawijaya, E. I. Dan Setiawan, B. S. 2002. Pembenihan Gurami di Dalam Akuarium. AgroMedia. Jakarta Hasibuan, S., Syafriadiman dan Tardilus. 2012. Penggunaan kapur CaCO3 pada tanah dasar kolam ikan berbeda umur di Desa Kolo Mesjid Kabupaten Kampar. Jurnal Perikanan dan Kelautan 2(2): 31-36 Marlina, Eldina Fatimah dan Said Musnadi. 2012. Analisis Kinerja Pelayanan Air Bersih Badan Layanan Umum Daerah Sistem Penyediaan Air Minum Tirta Mon Mata Kota Calang Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Teknik Sipil. Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Volume 1, No. 1. Ilmawan, M, H. 2017. Toya Gama Penyedia Air Minum UGM. http://www.clapeyronmedia.com/toyagama-penyedia-air-minum-ugm/.Diakses pada 20 November 2018



Lampiran