Laporan TSS Dan TDS Andi Adnan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pemeriksaan TSS dan TDS (Total Dissolved Solid dan Total Suspended Solid)



OLEH Nama



: Ratnawaty



NIM



: 70200108072



Kelompok



: II (Dua)



Asisten



: Anna Handayani, S.Si



LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2011



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan praktikum kesehatan lingkungan, dengan judul “Pemeriksaan TDS dan TSS pada Air” disusun oleh : Nama



: Ratnawaty



NIM



: 70200108072



Kelompok



: II (dua)



Tanggal Praktikum



: 20 Oktober 2011



telah diperiksa secara teliti oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan dapat diterima. Samata, 26 Oktober 2011 Koordinator Asisten



Asisten



ANDI NURRAHMAH., S.Si



ANNA HANDAYANI, S.Si



Dosen Penanggungjawab



ANDI SUSILAWATY, S. Si., M.Kes



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Arif Sumantri, 2010) B. Rumusan Masalah 1. Berapa kandungan Total Dissolved Solid (TDS) pada air sumur,? 2. Berapa kandungan Total Suspended Solid (TSS) pada air sumur ? 3. Apakah air sumur tersebut layak untuk dikomsumsi? C. Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui Total Dissolved Solid (TDS) pada air sumur gali 2. Untuk mengetahui Total Suspended Solid (TSS) pada air sumur gali 3. Untuk mengetahui air sumur tersebut layak komsumsi



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Pengertian Air Tanah Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air dalam tanah menyebabkan partikel tanah mengembang dan mengkerut teikat satu sama lain membentuk struktur tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan,sedangkan kdar air tanah adalah jumlah air yang terkandung didalam tanah per satuan tertentu. Air tanah juga berperan dalam reaksi-reaksi kimia tanah yang dapat melepaskan dan mengikat unsur hara dalam tanah dan melarutkan unsurunsur hara dalam tanah sehingga menyebabkan kemasaman dan kebasaan dalam air tanah.( Soepardi, 1987) B. Polusi air Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniaannya. Air yang tersebar dialam tidak pernah dapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah sudah berpolusi. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponenkomponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air yang tidak berpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu. Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi.



Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang



menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal. Penyebab terjadinya polusi (polutan)air adalah sebagaiberikut: a.Fosfat Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen. b.Nitrat dan Nitrit Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang Berlebihan dan proses pembusukan materi organic. c.Poliklorin Bifenil(PCB) Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan -bahan pelumas, plastik danalat listrik. d. Residu Pestisida Organiklorin Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk Membunuh serangga. e. Minyak dan Hidrokarbon Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak. f._Radio_NuklidaRadio nuklida atau unsure radioaktif berasal dari kebocorantangki penyimpanan limbah radioaktif. g.Logam-logam BeratLogam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin. h. Limbah Pertanian Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan ternak.i.Kotoran manusiaKotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia. C. Klasifikasi Kualitas Air



TDS ( Total Dissolved Solid) adalah variable jumlah zat padat tidak larut (mayoritas merupakan mineral jenis an-organik) didalam air. TDS digunakan sebagai acuan mengukur kadar "kemurnian air dalam satuan ppm (part per million) atau mg/ltr (desikator) Secara umum air dibedakan menjadi 4 golongan berdasarkan faktor TDS nya : Air Organik = 0 - 1 ppm Air Murni = 11 - 10 ppm Air Mineral = 11 - 250 ppm Air Tanah = 251 - 1000 ppm Semakin rendah faktor TDS nya maka kecenderungan dari kualitas kemurnian air akan semakin baik / tinggi. Dalam kaitan penting tersebut, HDO Balance- Water memiliki faktor TDS < 2 ppm, sehingga sangat terbukti kualitas kemurnian dari air HDO. Di Indonesia sendiri rata-rata kadar TDS di dalam air minum berkisar antara 50 - 100 ppm. Beberapa mungkin juga menambahkan kadar oksigen dalam air.( Anonim 2009 ) D. Pengertian TDS dan TSS TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, mis : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×106



meter). Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas



cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obatobatan, makanan, dll) (Insan, 2007).



Ada dua macam metode yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu larutan, yaitu : 1. Metode gravimetri Merupakan metode pengukuran TDS yang paling akurat dan melibatkan penguapan cairan pelarut untuk meninggalkan residu yang kemudian dapat ditimbang dengan menggunakan presisi analitas saldo (biasanya mampu mengukur dengan keakuratan 0,0001 gram). Metode ini umumnya adalah metode yang terbaik, walaupun memerlukan banyak waktu dan mengakibatkan ketidaktepatan jika proporsi TDS tinggi yang terdiri atas titik didih bahan kimia organik yang rendah, yang akan menguap bersama dengan air. Dalam keadaan paling umum garam anorganik terdiri dari sebagian besar TDS, dan metode gravimetric sesuai untuk digunakan sebagai pemeriksaannya. 2. Electrical konduktiviti Konduktivitas listrik air secara langsung berhubungan dengan konsentrasi padatan terlarut yang terionisasi dalam air. Ion dari konsentrasi padatan terlarut dalam air menciptakan kemampuan pada air untuk menghasilkan arus listrik, yang dapat diukur dengan menggunakan konvensional konduktivitas meter atau TDS meter. Ketika laboratorium berkorelasi dengan pengukuran TDS, konduktivitas memberikan nilai perkiraan untuk TDS konsentrasi, biasanya digunakan untuk pengukuran sepuluh persen akurasi. Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Tarigan et al, 2003). TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran



0,45 mikron (Sugiharto, 1987). Penentuan zat padat tersuspensi (TSS) berguna untuk mengetahui ke kuatan pencemaran air limbah domestik, dan juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air (BAPPEDA, 1997). E. Pengaruh adanya TDS dan TSS pada air Total padatan tersuspensi adalah



bahan-bahan



tersuspensi



(diameter >1 μm) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis fitoplankton, sehingga produktivitas primer perairan menurun, yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan. Padatan tersuspensi yang tinggi akan mempengaruhi biota di perairan melalui dua cara. Pertama, menghalangi dan mengurangi penentrasi cahaya ke dalam badan air, sehingga mengahambat proses fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Kondisi ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut dalam badan air. Kedua, secara langsung TDS yang tinggi dapat mengganggu biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh insang. Menurut Fardiaz (1992), padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosisntesis dan kekeruhan air juga semakin meningkat. Ditambahkan oleh Nybakken (1992), peningkatan kandungan padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan kedalaman eufotik, sehingga kedalaman perairan produktif menjadi turun. Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan tercemar dan buangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan air, buangan domestik, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan. Padatan tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan kecerahan



air. Oleh karena itu pengendapan dan pembusukan bahan-bahan organik dapat mengurangi nilai guna perairan. Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 μm. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri pencucian. F. Peralatan Laboratorium 1. Konduktivitimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan selain itu konduktivitimeter memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Fungsi konduktivitimeter pada percobaan ini adalah untuk mengukur TDS pada air limbah 2. Eksikator sifatnya vakum,tujuannya adalah agar uap air yang berada di luar eksikator tidak dapat masuk dalam eksikator. Dibagian bawah di dalam eksikator terdapat zat yang dapat mengabsorpsi uap air (biasanya asam sulfat pekat atau silika gell. Zat di dalam eksikator dapat tetap kering karena uap air di dalam zat diabsorpsi oleh silica gell. 3. Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu



alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti.Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.



BAB III METODE PERCOBAAN



A. Alat dan Bahan TDS (Total Dissolved Solid) 1. Alat : a) Cepet b) Cawan Petri c) Corong penyaring d) Eksikator e) Konduktivitimeter f) Oven g) Tabung erlenmeyer h) Gelas kimia i) Timbangan Analitik j) Gelas kimia 2. Bahan : a) 50 mL air sumur gali b) Kertas saring whatman no.42 c) Aquadest secukupnya TSS (Total Suspended Solid) 1. Alat : 2. Cepet 3. Cawan Petri 4. Corong penyaring 5. Eksikator 6. Konduktivitimeter 7. Oven 8. Tabung erlenmeyer 9. Gelas kimia 10. Timbangan Analitik 11. Gelas kimia 12. Bahan :



a) 50 mL air sumur gali b) Kertas saring whatman no.42 c) Aquadest secukupnya B. Prosedur Kerja 1. TDS (Total Disolved Solid) Pengambilan Sampel a) Sipakan alat pengambil sampel yang sesuai b) Bilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali c) Ambil contoh sessuai peruntukkan analisis dan campurkan dalam penampung sementara lalu homogenkan d) Jika sampel tidak segera dianalisis simpan sampel pada suhu 4o Prosedur Analisis a) Masukkan sampel sebanyak 100mL ke dalam gelas kimia 100mL b) Siapakan alat kondativitimeter . c) Aduk larutan sampel dengan menggunakan prob kondaktivitimeter selama 10 detik kemudian diamkan. d) Baca nilai yang tertera pada display konduktivitimeter 2. TSS (Total Suspensed Solid) Preparasi sampel a) Pisahkan partikel besar yang mengapung b) Residu yang berlebihan dalam saringan dapat mengering dan membentuk kerak dan menjebak air di batasi contoh uji agar tidak menghasilkan residu lebih dari 200mg. c) Untuk contoh uji yang mengandung padatan terlarut tinggi bilas residu yang berada pada kertas saring untuk memastikan zat yang telah terlarut telah benar-benar dihilangkan. d) Hindari melakukan penyaringan terlalu lama . Preparasi tempat saring



a) Pasang kertas saring pada corong dan letakkan corong pada erlemeyer,siram kertas saring dengan aquadest sebanyak 20mL berlebih. b) Pindahkan kertas saring dari corong ke cawang petri c) Keringkan pada oven dengan suhun 105oC selama 60 menit lalu,keringkan ke dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. d) Ulangi langkah ketiga sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 4 % terhadap penimbangan sebelumnya. Prosedur analisa a) Siapakan alat penyaringan,dengan sedikit aquadest. b) Aduk sampel sampai homogen kemudian pindahkan sebanyak 100mL ke dalam gelas ukur. c) Masukkan sampel ke dalam peralatan penyaringan dan tunngu sampai semua larutan melewati saringan. d) Pindahkan peralatan penyaring ke dalam cawan petri secara hatihati. e) Keringakan ke dalam oven selama 1 jam dalam suhu 105 oC dan dinginkan ke dalam disikator lalu timbang. f) Ulangi langkah (e) ketika tidak mendapatkan berat konstan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan



1. TDS (Total Dissolved Solid ) N o 1



Hasil Pengukuran 242 mg/L



2



242 mg/L



2. TSS (Total Suspended Solid) Berat cawan + kertas



Berat cawan+ kertas



saring sebelum



saring setelah



saringan



saringan



1



47,0205



47,0228



50mL



46mg/L



2



36,3603



36,3604



50mL



2 mg/L



N 0



Volume



Hasil



B. Perhitungan TSS (Total Suspended Solid) Mg/L zat (padat) tersuspensi = (a – b) x 1000 c Keterangan : a = bobot setalah saringan b = bobot sebelum saringan c = mL sampel 1. Cawan A = (47,0228 – 47,0205) x 1000 = 46 mg/L 0,05 liter 2. Cawan B = (36,3604 – 36,3603) x 1000 = 2 mg/L 0,05 liter C. Pembahasan Sampel yang digunakan pada pengujian ini adalah air sumur gali dari Desa Salodong dimana sumur yang di ambil sampelnya sebanyak tigas sumur.



Total Suspended Solid adalah partikel atau padatan yang tertinggal pada kertas filter pada saat dilakukan penyaringan, biasanya besar padatan lebih dari 1 mikron. Untuk pengujian Total Susspended Solid (TSS) mulamula dipisahkan partikel besar yang mengapung karena apabila terdapat partikel besar dalm sampel itu akan menjebak air di atas saringan,dan apa bila benar-benar terdapat partikel atau residu maka penyaring harus dibilas sampai partikelnya benar-benar hilang. Setelah itu kertas saring dipasang ke dalam corong setelah sebelumnya di lipat menyerupai corong atau mengerucut hal ini untuk menghindari penyaringan terlalu lama,kemudian corong



yang



berisi



kertas



penyaring



di



pindahkan



ke



dalam



Erlenmeyer,kemudian kertas saring di siram dengan aquades untuk membuka pori-pori kertas saring setelah itu dikeringkan ke dalam oven dengan suhu 105oC selama satu jam dan di masukkan ke dalam desikator untuk proses pengeringan agar semua partik2-partikel atau kontaminan yang melakat pada kertas saring berkurang atau menghilang. Setelah kering aduk sampel sampai homogen kemudian masukkan sampel sebanyak 50mL kedalam gelas ukur 100mL dan masukkan sampel ke dalam peralatan saringan ( kertas saringan pada corong ) dan tunggu sampai semua larutan melewati saringan,setelah itu kertas saring di pindahkan ke dalam cawan petri secara hati-hati,kemudian dikeringkan kembali kedalam oven selama satu jam dengan suhu 105 oC dan didinginkan ke dalam desikator lalu di timbang pada timbangan analitik,adapun hasil penimbangan berat cawan+kertas saring sebelum saringan = 47,0205 dan 36,3603 dan setelah penimbangan cawan+kertas saring sesudah saringan = 47,0228 dan 36,3604 dan di peroleh hasil masing-masing pada cawan A= 46mg/L dan B=2mg/L Sedangkan untuk pengujian Total Disolved Solid (TDS) dapat dilakukan dnegan dua cara yaitu dengan cara gravimetri dan dengan cara konduktometri.



Pengujian TDS dengan metode gravimetri dimulai dengan memasukkan cawan penguap kedalam tanur selama 1 jam dengan suhu 550oC selama 1 jam hal ini bertujuan agar cawan penguap yang nantinya akan dipakai sebagai wadah sampel tidak terkontaminasi dengan partikelpartikel lain yang mungkin mengkontaminasi sehingga nantinya dapat mempengaruhi hasil pengujian, setelah itu cawan penguap dimasukkan kedalam oven selama 30 menit dengan suhu 105oC untuk pemanasan dan pengeringan setelah itu dimasukkan kedalam eksikator selama 15 menit untuk pendinginan, adapun cara kerja eksikator untu mendinginkan yaitu dengan menyerap uap air yang dikeluarkan oleh cawan menggunakan silika gel yang berada pada bagian bawah eksikator yang akan berubah warna menjadi ungu apabila sudah banyak mengikat air, Setelah itu cawan ditimbang untuk memperoleh bobot kosong. Kemudian air sampel disaring dengan menggunakan kertas saring dan cairan yang lolos dari kertas filter inilah yang akan dijadikan sampel, air sampel ini kemudian dimasukkan kedalam cawan penguap kemudian dimasukkan dalam oven, eksikator dan kemudian ditimbang untuk mengetahui hasil pemanasan pertama, pemanasan sampel ini dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan berat konstan yaitu kurang dari 0,0005 mg yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan. Pengujian TDS dengan metode konduktometri jauh lebih simpel dibandingkan



dengan



metode



gravimetri,



yaitu



dimulai



dengan



menyiapkan alat yaitu konduktivitimeter, kemudian sampel dihangatkan terlebih dahulu di dalam oven kemudian setelah hangat air sampel dalam botol dokocok agar air sampel di dalamnya homogen kemudian dimasukkan 100 ml kedalam masing-masing gelas ukur, kemudian ujung alat pendeteksi konduktivitimeter dicelupkan kedalam masing-masing sampel sampai hasilnya terbaca di layar, perlu diperhatikan bahwa pada saat mencelupkan alat dari satu sampel ke sampel yang lainnya ujung alat terlebih dahulu dibersihkan dengan aquades dan di lap sampai kering hal



ini dimaksudkan agar alat tersebut dalam keadaan bersih dan mencegah bercampurnya limbah yang akan mempemgaruhi hasil pengujian. Adapun hasil dari pengujian TDS dengan metode konduktometri pada air sumur adalah 242mg/l Pada pengukuran TDS kali ini di gunakan metode konduktiviti meter dengan alasan pengukurannya jauh lebih simple dan aman di bandingkan dengan metode gravimetric yang jauh lebih berisiko di karenakan alat-alat yang digunakan lebih berbahaya,tapi untuk keakuratan pengukuran sebaiknya digunakan metode gravimetri Nilai Ambang Batas (NAB) baku mutu air minum berdasarkan World Health Organization (WHO), kadar padatan terlarut sebesar 1000 ppm (Anonymous3, 1992). Sedangkan NAB kadar padatan tersuspensi sebesar 50mg/L menurut baku mutu air kelas 1. Tetapi dalam hal ini karena yang diuji adalah air limbah laboratorium maka standar nilai TSS dan TDS lebih rendah daripada untuk air minum, dan berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan maka nilainya



tidak ada yang



membahayakan. Adapun dampak apabila kandumgan TSS dan TDS berlebih dalam air, selain kadar estetika yang tidak enak dilihat karena meyebabkan air berwarna dan berbau juga dapat menyebabkan sinar matahari tidak dapat masuk kedalam air sehingga proses fotosintesis terhambat akibatnya ekosistem biota laut dapat terganggu.



BAB V PENUTUP



A. Kesimpulan Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil dari penghitungan TSS pada air sumur pada cawan A sebelum dan sesudah pemanasan = 46mg/l dan pada cawan B sebelum dan sesudah pemanasan = 2mg/l 2. Hasil dari pengujian TDS dengan metode konduktometri pada air sumur sebesar 243mg/l sebelum maupun sesudah pengadukan. 3. Air yang di teliti layak komsumsi. B. Saran Sebaiknya sampel yang digunakan dapat lebih bervariasi sumbernya sehingga dapat dilakukan perbandingan hasil.



DAFTAR PUSTAKA



Hapsari, Nur. 2000. Uji Selektivitas Membran Ultrafiltrasi pada Proses Pemisahan TDS



(Total



Dissolved



Solid)



dalam



Bittern.



Diakses



di



http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26949/4/chapter%20II.pdf. 22 Oktober 2011.



Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta : Kencana Susilawaty, Andi,dkk. 2011. Panduan Praktikum Kesehatan Lingkungan. Makassar: Fakultas Ilmu Kesehatan.